AHMAD YANI
NIT: 21.42.O45
TEKNlKA
i
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Lingkungan Maritim mencangkup muara – muara, perairan pantai
dan lautan terbuka. Di daerah–daerah ini, manusia menimba sumber–
sumber hayati maupun non hayati. Lingkungan maritim merupakan suatu
lingkungan yang dinamis dan perubahannya secara tetap tercermin pada
aneka ragamnya proses fisik, kimia dan biologis yang terjadi di laut.
Pemanfaatan dari lingkungan Maritim telah menjadi bagian–bagian
esensial dari program pembangunan sejumlah negara. Bagi sebuah
negara pantai lingkungan Maritim merupakan suatu sistem penunjang
kehidupan yang penting bagi negara dan rakyatnya. Penggunaan
lingkungan Maritim sebagaimana disebutkan tadi, menghidupkan
pertumbuhan ekonomi maupun masalah lingkungan.
Lautan merupakan salah satu jalur transportasi yang dewasa ini
semakin ramai dan berkembang seiring dengan perkembangan teknologi.
Hal ini terbukti dengan semakin banyaknya kapal-kapal yang berukuran
kecil maupun besar yang beroperasi di lautan, ke semuanya itu dapat
mempengaruhi lingkungan di laut jika terjadi pencemaran.
Kotoran minyak lumas, bahan bakar, dan sampah merupakan salah
satu zat penyebab pencemaran laut dan mempunyai pengaruh yang
cukup besar serta membawa akibat yang buruk terhadap lingkungan
khususnya lingkungan laut. Hal ini terjadi akibat pembuangan sampah
dan minyak bekas yang tidak sesuai dengan prosedur penanganan dan
ketentuan-ketentuan yang telah ditetapkan.
1
mencegahan pencemaran oleh sampah dari kapal-kapal. Untuk
mencegah terjadinya hal-hal yang demikian, maka diperlukan
pengetahuan dan kemampuan serta tanggung jawab penanganan
masalah tersebut. Kemajuan-kemajuan penting lahir terus dalam bidang
rancangan pemisah air dan minyak yang diperuntukan bagi got-got kapal
terutama di kamar mesin dan lebih sempurna lagi maka diciptakan suatu
alat yang telah dipergunakan pada kapal-kapal modern dewasa ini yaitu
adalah Incinerator, yaitu suatu alat yang dipergunakan untuk membakar
kotoran minyak lumas, sampah dan kotoran lainnya yang dapat dibakar
khususnya di kamar mesin. Sebelum dibakar kotoran minyak lumas
maupun kotoran bahan bakar yang berada di got-got kamar mesin di isap
masuk ke dalam Oil Water Separator, dimana di dalam Oil Water
Separator kotoran lumpur dan air dipisahkan.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas maka rumusan masalah yang
penulis ambil adalah faktor-faktor apakah yang menjadi latar belakang
terjadinya kegagalan pembakaran pada pesawat bantu Incinerator.
2
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan
a. Sebagai gambaran dan penjelasan agar mengerti dan memahami
akan fungsi dan pentingnya Incinerator di atas kapal.
b. Meningkatkan perawatan dan mengetahui cara kerja dan
pengoperasian pada pesawat bantu Incinerator.
2. Kegunaan
a. Agar menambah wawasan sebagai masinis nantinya tentang
penanganan sampah di atas kapal dalam upaya pecegahan
polusi.
b. Agar kerusakan yang terjadi dapat dihindari sehingga tercapai
kelancaran pada saat akan dioperasikan.
D. Hipotesis
Terjadinya kegagalan pembakaran pada pesawat bantu Incinerator
diperkirakan karena kurangnya perawatan dan pemahaman terhadap
sistem instalasi pesawat bantu Incinerator tersebut.
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
4
0
110 C tetapi temperatur pemanasnya juga sangat ditentukan oleh
karakteristik minyak tersebut.
F. Pemanas (Heater)
Pemanas adalah suatu alat yang digunakan untuk menaikkan suhu
suatu cairan atau udara ke suhu lebih tinggi dengan bantuan uap atau
listrik.
Menurut Matradji Hadiseputro Ketel Uap 2 (91) :
5
1. Bahan bakar supaya menjadi cair sehingga dengan mudah akan
dipisahkan atau dibersihkan dari kotoran-kotoran atau air.
2. Dengan suhu yang setinggi mungkin minyak dengan mudah dapat di
pompakan sampai di pembakar dan oleh karena viscositas yang
sudah rendah maka pengabutan minyak akan berjalan dengan mudah
dan segara bisa dibakar.
G. Saringan (Filter)
Saringan (filter) juga merupakan bagian penting dalam sistem
instalasi ini karena saringan berguna untuk menghindari kotoran minyak,
lumpur dan benda lain yang masuk dalam pembakaran atau ke katup-
katup sehingga macetnya instalasi tersebut.
Menurut P.Van Maanen, motor Diesel kapal Hal.11.2 : Dengan
bantuan saringan dapat dipisahkan kotoran pada dari bahan bakar cair
dan bahan pelumas, dalam hal ini digunakan perbedaan dalam kondisi
agregasi. Sebagai akibat dari perbedaan dalam tegangan permukaan
antara minyak dan air, maka pada lapisan peyaringan akan dipisahkan
juga bagian air yang kecil.
6
Saringan sesuai dengan cara kerja, dapat dibagi dalam :
1. Saringan dengan cara kerja permukaan.
2. Saringan dengan cara kerja kedalaman.
sebagai bahan saringan permukaan digunakan kasa metal, lamel metal,
kertas dan tenunan textil. Di atas kapal banyak digunakan kasa metal dan
lamel metal.
7
pengambilan didalam proses pembakaran, ukuran hembusan di
butuhkan pada tiap bahan bakar 0,0002 inci sampai 0,010 inci
dibutuhkan untuk kecepatan penguapan dan nyala api pada
Nozzle,hembusan yang luas menambah lamanya pembakaran dan
membantu pengisian dapur pembakaran.
2. Matering yaitu pengukuran suhu Nozzle dirancang dalam sesuaikan
dengan normalnya bahan bakar yang diuraikan dalam atom / partikel
kedalam dapur pembakaran dengan batas kurang lebih 5% yang
diizinkan. Dengan difungsikan pengontrol laju aliran masuk untuk
memenuhi produksi yang dibutuhkan (dibawah 5 GPH) 5 galon per
hour atau sekitar 22,7 liter yang digunakan dalam satu jam, sebagai
contoh diatas 20 laju aliran berbeda dan 6 sudut percikan yang
berbeda adalah standar yang baik.
3. Pattering yaitu Nozzle menekan partikel–partikel bahan bakar ke
dalam dapur pembakaran, pada pola hembusan pembakaran yang
bersamaan dan setelan hembusan bahan bakar yang bagus, menjadi
syarat khusus hembusan yang lebih teliti pada susunan dan sudut
pembakaran.
8
bakar dikabutkan secara halus agar mendapatkan bidang sentuhan
dengan udara pembakaran yang seluas mungkin.
3. Temperatur bahan bakar harus dijaga untuk menunjang nilai
pembakaran berlanjut.
9
bagian minyak bisa berlangsung dengan cepat di dalam dapur.
Kekentalan atau sifat air dari minyak dapat dicapai sehingga
pemompaan dan pengabutan melalui pembakaran dapat mudah dan
menghasilkan bagian-bagian minyak yang cukup sehingga syarat
pada point (a) dapat dipenuhi.
3. Minyak meninggalkan mulut pembakar mempunyai kecepatan yang
cukup dan dalam keadaan melayang bisa terbakar dan tidak akan
mengenai bagian-bagian dinding dapur.
4. Udara yang masuk juga mempunyai kecepatan yang cukup dan
mempunyai cara pencampuran dengan bahan bakar yang baik,
hingga tiap bagian minyak bertemu sejumlah udara yang bisa
menjamin terjadinya pembakaran yang merata.
Untuk menunjang proses ini maka pesawat-pesawat bantu lainnya
seperti pompa minyak bahan bakar, pemanas minyak semuanya bekerja
secara terpisah, sehingga pengawasannya dapat diatur sendiri.
J. Jenis Valve
1. Swing valve adalah suatu alat yang dipakai untuk membuka dan
menutup aliran bahan bakar. Katup ini dibuka dan ditutup dengan
tangan jadi sistem kerjanya secara manual.
2. Solenoid valve adalah alat bantu untuk membuka dan menutup bahan
bakar dengan sistem automatik dimana prinsip kerjanya sama persis
dengan gaya medan magnet karena adanya aliran listrik yang
menimbulkan induksi magnet.
10
K. Kerangka Pikir
Incenarator
kegagalan pembakaran
pada
Perawatan Terencana pesawat Perawatan
bantu Tak
(Planned Maintenance)
Incinerator. Terencana (Unplanned
Maintenance)
Manegemen
Perawatan
Pengambilan Data
Tindakan
11
BAB III
METODE PENELITIAN
12
b. Wawancara, mengadakan tanya jawab secara langsung dengan
para Perwira yang ada di atas kapal, khususnya para Engineer
serta melakukan konsultasi dengan para dosen di lingkungan
Politeknik Ilmu Pelayaran Makassar.
2. Tinjauan kepustakaan (Library Research), selain penelitian yang
dilakukan di atas kapal, penulis juga melakukan penelitian dengan
cara membaca dan mempelajari literatur, buku-buku dan tulisan-
tulisan yang berhubungan dengan masalah yang akan dibahas, untuk
memperoleh landasan teori yang akan digunakan dalam membahas
masalah yang diteliti.
13
masalah yang ada dan menetapkan yang menjadi tujuan dengan
masalah yang kita temui sehingga metode penelitian yang sesuai dapat
kita tentukan.
Sesuai dengan langkah-langkah yang kita peroleh diatas maka kita
dapat memperoleh data yang berkaitan dengan penelitian yang dilakukan
kemudian data diolah sesuai dengan teori dan metode yang telah
ditetapkan sejak awal. Data yang sudah diolah kemudian kita analisa
hasil yang diperoleh dengan membandingkan dari disiplin teori yang kita
pakai kemudian kita membuat pembahasan mengenai hal tersebut dari
hasil perhitungan yang kita analisa.
14
DAFTAR PUSTAKA
15