yang memadai, mesin mesin ini di jalankan dengan bahan bakar. Sebagian dari
bahan bakar ini ada yang tidak dapat diproses, sehingga terakumulasi menjadi
lingkungan laut, serta biota didalamnya. Kita harus dapat memproses / mengolah
lingkungan.
dari kapal. maka diperlukan pengetahuan dan kemampuan serta tanggung jawab
penanganan masalah tersebut. Perlu adanya alat pembakar sampah dan minyak
kotor yang ada di kamar mesin yaitu incinerator. Incinerator adalah suatu alat
yang dipergunakan membakar lumpur minyak, minyak lumas kotor, sampah dan
kotoran lainnya yang ada di kamar mesin dengan suhu panas tertentu yang bekerja
secara sisternatis.
Sebelum dibakar kotoran minyak lumas dipanasi terlebih duhulu di waste
oil tank untuk menurunkan viskositas minyak kotor dengan harapan minyak bisa
yang memadai, mesin mesin ini dijalankan dengan bahan bakar. Sebagian dari
bahan bakar ini ada yang tidak dapat diproses, sehingga terakumulasi menjadi
lingkungan laut, serta biota di dalamnya. Kita harus dapat memproses limbah
tersebut menjadi abu dengan cara dibakar dalam suhu tertentu dan bekerja secara
Masalah seperti ini juga terjadi di kapal MV. Clipper Brilliace pada saat
penulis melaksanakan praktek laut. Agar limbah yang ada di MV. Clipper Brilliace
menggunakan minyak bekas dan bisa juga menggunakan minyak yang masih
bagus sebagai pertarna start mulai pembakaran karena pada saat kita mulai
mudah terbakar yaitu menggunakan diesel oil dan bila sudah mencapai suhu
tertentu mesin akan secara otomatis memindahkan bahan bakar pada minyak
kotor. Dan objek yang dibakar akan dengan mudah terbakar karena pembakaran
bahan bakar diesel oil. Sehingga limbah minyak musnah dan sampah-sampah akan
menjadi abu, dengan menggunaan incinerator merupakan salah satu upaya
a. Max capicty
1). Kw : 417 Kw
2). Kcal/h : 358 x 1000
b. Waste oil
1). Amount of heat : 349
2). Max capicty : 37.5
c. Solid wate
1). Amount of heat
a). Kw : 68.0
b). Kcal/h : 58.405
2). Max capacity
a). Kg/h : 20.0
b). Kg/one charge : 20.0
:
d. Control system : Automatic combustion controller
e. Waste oil burner : Air automizing burner
f. Aux burner
1). Type : Pressurized atomizing burner
2). Fuel consumtion (kg/h) : 4.3 (Diesel oil)
3). Ignition : High voltage electric spark
g. Power : 440V, 60 Hz
h. Electric consump power supply :11.0 Kw
i. Dimension
1). Widht : 2,075 mm
2). Depth : 1,275 mm
3). High : 2,165 mm
j. Weight : 3,200 mm
k. Connection
1). Waste Oil Inlet :25 A
2). Atomizing air inlet :15 A
3). Diesel oil inlet :15 A
4). Chemney diameter :40
B. Analisis Hasil Penelitian
1. Faktor apa yang menyebabkan tidak optimalnya pembakaran waste oil
pada incinerator?
sebagai alat untuk meletikkan api pada saat pertama kali penyalaan api, apabila
electroda tidak meletikkan api maka pembakaran tidak akan terjadi dan
pada saat pembakaran waste oil pada incinerator yaitu electroda tidak
meletikkan api sehingga tidak terjadi pembakaran pada incinerator, Dari hasil
pembakaran waste oil pada incinerator electroda kotor sehingga tidak dapat
meletikkan api pada saat pertama kali pembakaran. Fungsi dari electroda
tersebut adalah meletikkan api pada saat pembakaran pertama kali terjadi,
letikkan api tersebut berasal dari perpindahan arus pada ujung-ujung electroda,
oleh sebab itu pengecekan harus sering dilakukan oleh masinis yang
mengikuti running hours, apabila electrode masih dalam keadaan baik maka
bisa digunakan kembali dan apabila sudah dalam kondisi yang tidak baik maka
dari skripsi ini. Dari dokumentasi yang diapat diatas kapal penulis menemukan
adanya kejadian yang sama pada incinerator pada tanggal 15 maret 2017 yang
tercatat pada log book kamar mesin. Isi dari log book tersebut bahwa pada
tanggal tersebut electroda pada incinerator tidak berfungsi dengan baik yaitu
tidak dapat meletikkan api, tidak hanya itu terjadi juga tertutupnya flame Eye
2. Dampak yang terjadi apabila pembakaran waste oil pada incinerator tidak
dan kesamaan antar kategori, serta menemukan hubungan antara satu kategori
yang terjadi setelah terjadi kegagalan pembakaran waste oil pada incinerator
penulis melihat dampak langsung yang terjadi di atas kapal MV. Clipper
komponen pendukung pembakaran waste oil agar tidak tidak terjadi penumpukan
secara maksimal?
yang dilakukan di atas kapal ketika tidak optimalnya pembakaran waste oil
ujung electroda
yaitu melakukan pembersihan dan penyetelan ulang pada ujung electroda serta
melakukan pembersihan pada flame Eye dari karbon sisa pembakaran serta
pembersihan pada filter waste oil sebab objek yang dibakar merupakan minyak
turun.
pustaka, diperoleh beberapa data dari log book bahwa ada tindakan yang
dilakukan saat tidak optimalnya pembakaran waste oil pada incinerator adalah
C. Pembahasan masalah
penyusunan diagram ini akan menghasilkan basic event. Basic event adalah
kegagalan mendasar yang tidak perlu dicari penyebabnya yang merupakan batas
incinerator ?
a. Top event
Dalam skripsi ini didapato beberapa top event dari tidak optimalnya
pembakaran waste oil tank pada incinerator berikut adalah gambar diagram
A B C D
Keterangan :
b. basic event
Dari bagan diatas dapat dijabarkan beberapa dari top event masing-
tersebut dapat diketahui top event dari masing-masing masalah yang timbul
dari masalah A: Electroda tidak meletikkan api, B: flame eye kotor, C: filter
waste oil kotor, D: aux burner tidak optimal, dari basic event tersebut akan
pada incinerator
A B C D Output
0 0 0 0 0
0 0 0 1 1
0 0 1 1 1
0 1 1 1 1
1 1 1 1 1
AND bisa dijelaskan tabel diatas bahwa jika salah satu komponen terjadi
pada incinerator.
1) Electroda tidak meletikkan api
upaya yang dilakukan kita harus selalu mengecek kebersihan sudut dan
Flame Eye adalah alat sensor api yang berfungsi untuk membaca
supply MDO. Supply MDO akan dihentikan jika flame scanner telah
terbentuk pads ujung burner harus dijaga pada jarak aman tertentu, hal ini
mengetahui flame eye bisa bekerja dengan baik yaitu dengan mencabut
flame eye dari dudukanya dan posisikan incinerator pada posisi on ambil
senter dan arahkan ke flame eye kemudian matikan senter bila alarm
bunyi berarti flame eye bisa bekerja dengan baik (Masinis 1, Wawancara).
Perlu kita ketahui bahwa object yang kita bakar adalah lumpur
minyak dan minyak lumas kotor yang pastinya terdapat banyak kotoran
yang sifatnya masih keras dan kasar dan yang terjadi di lapangan adalah
turun.
yaitu dengan menjaga panas minyak kotor di waste oil tank dengan suhu
90°C-110°C, waste oil tank dicampur dengan solar bila sludge terlalu
cepat kotor itu terjadi karena suhu minyak kotor, sludge kurang atau
terlalu rendah dan banyak lumpur yang masih kasar upaya yang dilakukan
4) Auxiliary burner
pertama kali pada saat pembakaran. Bahan bakar untuk Auxiliary burner
menggunakan Diesel Oil. Auxiliary burner bekerja pada saat pertama kali
penyalaan dan akan berhenti apabila waste oil burner menyemprotkan
bahan bakar dan api dalam dapur api sudah terdeteksi oleh flame eye
dan api dalam dapur api sudah terdeteksi oleh fame eye sehingga sinyal
D1 D2
Keterangan
ketahui waste oil adalah minyak kotor yang sudah tidak layak pakai jadi
incinerator adalah akibat temperatur pada waste oil tank terlalu rendah
serta adanya sisa minyak kotor yang menggumpal pada line minyak kotor
pembakaran.
1) Minyak bekas harus bersih dari segala macam kotoran yang sifatnya
2) Minyak harus dipanasi terlebih dahulu sampai pada suhu tertentu, hal
yang cukup dan dalam keadaan melayang dan tidak mengenai bagian
dengan mudah.
bersihkan nozzle dengan solar dan menjaga suhu waste oil tank 90-
beroperasi.
Sesuai dengan sifat dari pada minyak jika suhu pada tangki
D1 D2 Output
0 0 0
0 1 1
1 0 1
1 1 1
D = D1 + D2
waste oil pada incinerator dengan top event yaitu tidak optimalnya
D1 : Nozzle kotor
c. cut set
intermediate event sampai basic event untuk memperoleh penyebab dari top
A B C D
D D
1 2
set, Penentuan minimal cut set didasarkan pada gambar pohon kesalahan.
Dan misalkan
D 1 : Nozzle kotor
X=A+B+C+D
D = D1 + D2
X = A + B + C + D (karenaD = D1 + D2)
X = A + B + C + D1 + D2
Maka minimal cut set adalah {A}, {B}, {C}, {D1 }, {D2}
yang menyebabkan top event (acara puncak) pada suatu sistem atau minimal
cut set (potongan) itu sendiri. Dari minimal cut set (potongan) dapat diketahui
berapa banyak kejadian yang dapat langsung menyebabkan top event (acara
puncak) terjadi. Jika terdapat satu basic event (acara dasar) yang dapat
langsung menyebabkan top event (acara puncak) terjadi, maka basic event
jika terdapat dua basic event (acara dasar) dalam minimal cut set (potongan),
berarti kedua basic event (acara dasar) tersebut harus terjadi baru kemudian
kerusakan.
dalam analisa hasil penelitian di atas, ada beberapa masalah yang penulis
1. Dampak apa yang terjadi apabila pembakaran waste oil pada incinerator
burner berhenti bekerja dan hanya Waste Oil Burner saja yang bekerja
dimana jika kandungan air didalam minyak masih banyak maka
dengan kaidah segitiga api dimana apabila salah satu dari ketiga unsur
tidak akan terjadi, dan kalaupun terjadi pembakaran tidak akan stabil
berat jenis minyak masih tinggi dan titik bakar minyak masih tinggi
lama.
hal ini berakibat tidak terjadi perpindahan arus listrik di antara kedua
maupun sampah.
muatan.
kontrol sistemnya.
peraturan-peraturan.
dalam hal ini Oily Water Separator dan incinerator tidak berfungsi
dengan baik akan menimbulkan suatu masalah, yaitu kapal kita akan
kelaut.
sampah dan minyak kotor serta sludge yang ada di kapal tidak bisa
yang ditimbul akibat incinerator tidak bisa bekerja dengan optimal itu
bisa mematikan biota laut yang ada disekitarnya serta daerh larangan
diperbolehkan apabila
1) Tidak dalam special area seperti laut mediteranean, Laut Baltic, Laut
5) Tidak membuang tidak lebih besar dari 1 : 30.000 dari jumlah muatan.
kontrol sistemnya.
2. Upaya apa yang harus dilakukan agar pembakaran waste oil pada
a. Electroda
nozzle chip. Cek dan bersihkan electroda burner, jangan sampai ada
Wawancara).
b. flame eye
diperhatikan adalah :
1) Cek dan bersihkan permukaan flame eye dari kotoran minyak dan
dimatikan.
jika flame eye tidak berfungsi maka perlu adanya tindakan: Cek dan
bersihkan permukaan flame eye dari kotoran dan karbon bekas hasil
pembakaran. check keadaan kabel dan bagian fisik flame eye. Lakukan
Wawancara).
kotor yaitu dengan menjaga panas minyak kotor di waste oil tank
dengan suhu 90°C - 110°C, waste oil tank dicampur dengan solar bila
Saringan cepat kotor itu terjadi karena suhu minyak kotor, sludge
kurang atau terlalu rendah dan banyak lumpur yang masih kasar upaya
(Masinis 1. Wawancara).
d. Nozzle kotor
burner tersebut.
hasil pembakaran minyak kotor (waste oil) itu sendiri karena seperti
yang kita ketahui minyak kotor yang sudah tidak layak pakai jadi
incinerator adalah akibat suhu pada waste oil tank terlalu rendah serta
adanya sisa minyak kotor yang menggumpal pada line dan saringan
tekan. Maka dari itu timbul kesulitan pada pengawasan pada proses
1) Minyak bekas harus bersih dari segala macam kotoran yang sifatnya
dapat dipenuhi.
seperti waste oil burner pump, burner, pemanas minyak dan lainnya
disirkulasi agar sludge yang masih kental bisa encer dan bisa di
bakar dengan semua atau pada sludge diberi chemical agar nilai
waste oil tank setiap 6 bulan sekali dari sluge yang sifatnya masih
waste oil bisa terbakar semua dan pencemaran minyak diatas kapal
bisa dicegah.
bulan sekali dengan cara melihat kondisi ruang bakar bila ada yang
pada saat proses pembakaran bisa tercapai dan sampah dan minyak
kotor bisa terbakar semua. Hal hal yang perlu diperhatikan pada
burner yaitu :
bisa men-spray.
e. Temperatur waste oil tank yang tidak sesuai karena kurang panas.
Sludge atau minyak kotor merupakan bahan bakar yang sudah tidak
layak dipakai lagi dan spesifik Gravity minyak kotor tersebut tidak
110°C, disamping itu kita juga harus sering mencerat tangki bahan
kandungan air dalam tangki dan mengurangi air dalam tangki bahan
minyak tersebut akan turun dan berat jenis minyak tersebut akan
turun pula.
2) Cerat air selama dan sesudah pemanasan dari Waste Oil Tank
sampai bersih dan bila perlu cerat air dari drain plug pada saringan
yang dilakukan adalah menjaga suhu waste oil tank 90-100°C dan
pembersihan waste oil tank secara rutin 6-12 bulan sekali dari
sludge.
langkah awal biar nozle tidak cepat kotor adalah: Bila nozle kotor
maka buka burner dan bersihkan nozle dengan solar dan menjaga