Anda di halaman 1dari 10

38

BAB III
PEMBAHASAN

3.1. Deskripsi Data


Dengan melakukan observasi ini peneliti melakukannya dengan
mengambil data-data yang mendukung dalam pelaksanaan tugas. Antara lain
data tentang kapal yang dijadikan obyek observasi. Data-data tersebut adalah
sebagai berikut :

Gambar 3.1 Kapal MV FUTAGAMI


39

Tabel 3.1 Ship’s Particular


NAME OF VESSEL MV FUTAGAMI
FLAG PANAMA
PORT OF REGISTRY PANAMA
CALL SIGN 3FCH7
IMO NUMBER AIMO9105293
GROSS TONNAGE 2581 T
NETT TONNAGE 896 T
BREADTH MOULDED 14,5 m
MOULDED DEPTH 8,6 m
MAXIMUM DRAFT 4,96 m
MAIN ENGINE Kawasaki Man B&W S26MC
YEAR OF BUILD 26 Februari 1994
SHIP'S OWNER HONGKONG LHF PELAGIC CO.,
LIMITED
SHIP'S OWNER ADDRESS ROOM 2706, HUANAN BUILDING-A,
222, FAZHAN DADAO, JIANGHAN
QU, WUHAN HUBEI 430000 CHINA

3.1.1. Tempat Observasi


Adapun tempat observasi yang digunakan selama praktek laut tentang
permasalahan tekanan sulit tercapai pada boiler kapal dilaksanakan sebagai
berikut:
Tabel 3.2 Data Kapal
NAMA PERUSAHAAN HONGKONG LHF PELAGIC CO.,
LIMITED
NAMA KAPAL MV FUTAGAMI
CALL SIGN 3FCH7
JENIS KAPAL REEFER CARGO
REG. PELABUHAN PANAMA
GROSS TONNAGE 2581 T
NETT TONNAGE 896 T
BENDERA PANAMA
MESIN INDUK Kawasaki Man B&W S26MC

3.1.2. Objek Observasi


Berikut ini adalah beberapa gambaran dari observasi atau data yang
pernah dialami oleh penulis pada waktu melaksanakan observasi di MV.
40

FUTAGAMI. Selama penulis melaksanakan observasi tersebut, penulis


menemukan permasalahan yang terjadi pada boiler yang mempunyai
spesifikasi sebagai berikut:
Tabel 3.3 Data Boiler
BOILER TYPE HADA IRON WORK CO.,LTD.
TEKANAN KERJA 8.0 kg/ m2
TES TEKANAN HIDROLIK 12 kg/ m2
LUAS PEMANASAN OLI 37,04 m2
LUAS PEMANASAN GAS 122,04 m2
NO. PABRIK M 1688
TAHUN PEMBUATAN 1991
MODEL MKSC -18-1400/600

Gambar 3.2 Plat pada Boiler MV FUTAGAMI


Adapun peralatan yang diobservasi sebagai pendukung optimalnya
kinerja boiler pada kapal ialah :
1. Kualitas bahan bakar
2. Pipa
3. Air Tawar
3.1.3. Pokok Permasalahan
41

Gambar 3.3 Tekanan susah tercapai pada boiler kapal


Pada saat penulis melaksanakan observasi diatas kapal, penulis
melihat bahwa kapal di MV FUTAGAMI kondisi boiler sering terjadi
gangguan untuk mencapai tekanan yang diinginkan pada saat pelayaran.
Pada saat itu penulis sedang melakukan tugas jaga dengan masisnis kontrol,
ketika itu terjadi gangguan pada lubang pipa yang harus segera ditangani,
pada saat itu pipa terlalu banyak kerak yang disebabkan oleh proses
pembakaran yang tidak sempurna sehingga menyisakan kepadatan yang
terakumulasi di ruang baan bakar dan pipa pipa boiler. Dalam permasalahan
ini penulis akan menjelaskan cara untuk mengatasi penyebab tekanan yang
susah tercapai pada boiler MV FUTAGAMI.
Permasalahan tersebut adalah sebagai berikut :
1. Lubang pipa drum atas dan bawah tersumbat
2. Tidak normalnya alat pembakaran
3. Valve bocor atau packing ngobos
3.2. Pembasan Masalah
Kerusakan pada boiler tentu tidak di inginkan namun kerusakan pada
boiler pasti akan terjadi pada setiap waktu pengoprasian dan keadaan pada
boiler yang dapat berakibat fatal apabila tidak segera di tangani. Sebagai
masinis di kapal orang tersebut di tuntut untuk peka terhadap semua kinerja
dari permesinan yang sedang beroperasi. Berikut ini merupakan
42

permasalahan yang sering terjadi pada boiler. Pada kapal tempat taruna
prala yang dapat di lakukan untuk melakukan perawatan dari hasil
penyelidikan menunjukan bahwa ada tiga hal yang sering terjadi pada boiler
yaitu:
a. Pipa drum atas dan bawah tersumbat penyebabnya adalah adanya
kerak dan soda yang sudah mengeras di dalam pipa tersebut.
b. Kerusakan atau tidak normalnya alat pembakaran boiler yang
menyebabkan tidak optimalnya kerja boiler .
c. Kebocoran valve penyebab kebocoran pada valve karena tekanan air
yang terlalu tinggi sehingga mengakibatkan packing yang ngobos bisa
menimbulkan kerak pada valve, dan kebocoran pada header di
akibatkan tekanan air yang terlalu besar mengakibatkan
packing/perpack mengalami kebocoran.
Pelaksanaan perawatan dan perbaikan pada setiap komponen boiler
harus di laksanakan sesuai dengan jam kerja dari setiap komponen. Jika
sebelum jam kerjanya habis dan sudah terjadi kerusakan maka sudah
menjadi kewajiban bagi seorang masinis untuk melakukan perbaikan dan
perawatan rutin yang harus di lakukan antara lain:
3.2.1. Perawatan Pipa Drum Atas dan Bawah
Pada saat pelayaran proses produksi uap terus berjalan guna
memenuhi kualitas steam untuk proses pemanasan bahan bakar, dan
saat proses itu terjadi air yang di bakar lama kelamaan akan berubah
menjadi kerak yang mengakibatkan diameter pipa dalam drum atas
dan bawah akan semakin mengecil hingga mengakibatkan terjadinya
penyumbatan pipa drum atas dan bawah. Masinis jaga atau engginer
pada kapal akan melakukan perawatan pipa drum atas bawah jika
waktu pemanasan telah di hentikan atau kapal bersandar atau sedang
tidak melakukan pelayaran. Perawatan yang harus dilakukan dengan
cara buka drum atas dan bawah lakukan perawatan dengan
menyemprotkan air bertekanan ke semua lubang yang ada dalam
drum, dan salah satu masinis melihat jika terdapat air yang tidak bisa
43

menembus pipa itu maka terjadi penyumbatan dan harus di semprot


terus menerus, jika di check kembali tetapi keadaan lubang masih
tersumbat maka harus di tusuk secara manual dengan menggunakan
bantuan tongkat rotan agar tidak merusak pipa.

Gambar 3.4 Penyemprotan drum pada boiler

3.2.2. Tidak Normalnya Alat Pembakaran Boiler


Pada saat penulis melaksanakan praktek laut di kapal MV
FUTAGAMI, penulis kerap kali menjumpai masalah pada boiler,
salah satu masalah yang terjadi adalah masalah yang terjadi pada
proses pembakaran atau pembentukan api pembakaran boiler,
masalah yang kerap kali muncul adalah gagalnya pembakaran boiler
pada saat boiler akan mulai membakar. Dan berikut ini adalah faktor
yang mempengaruhi tidak normalnya alat pembakarn boiler:
1. Tersumbatnya Atomizer
Berdasarkan pengalaman penulis pada saat melaksanakan
praktek laut, penulis menemukan atomizer yang tersumbat
disebabkan oleh karbon yang mengendap pada atomizer dari
hasil pembakaran bahan bakar. Untuk itu atomizer tidak boleh
kotor, karena apabila kotor bahan bakar tidak dapat dikabutkan
secara maksimal.
Tindakan terhadap tersumbatnya atomizer harus dilakukan,
dalam hal ini tindakan yang dilakukan apabila atomizer kotor
44

adalah dengan membersihkan atau mengggantinya dengan yang


baru jika diperlukan.
Berikut adalah cara melakukan pembersihan terhadap
atomizer yang kotor :
a. Lepas coupler penghubung plat belakang
b. Lepas burner dari dudukannya
c. Lepas atomizer
d. Rendam atomizer dengan kerosin
e. Kemudian atomizer disemprot dengan angin dengan tujuan
untuk memastikan bahwa atomizer tidak tersumbat kotoran.

Gambar 3.5 Atomizer

2. Jarak elektroda tidak sesuai


Untuk mengatasi hal tersebut maka perlu dilakukan
tindakan dengan cara melepas burner dari boiler. Kemudian
lakukan penyetelan kembali pada elektroda dengan ukuran yang
sudah ditentukan pada instruction manual book.
Berikut adalah langkah untuk melakukan pengukuran
terhadap elektroda yang benar :
1. Tutup semua kran bahan bakar yang menuju ke burner.
2. Pastikan semua panel dalam keadaan mati.
3. Buka dan cabut burner dari main hole burner.
4. Lepas elektroda dan lakukan pengukuran elektroda sesuai
dengan jarak pada instruction manual book.
45

Tabel 3.4 Jarak elektroda pilot burner normal


Jarak elektroda Jarak elektroda yang
Keterangan
pada manual book terjadi
8 mm 5 mm Abnormal

Gambar 3.6 Jarak elektroda tidak sesuai

3.2.3. Perawatan pada Valve


Dalam sekali proses pelayaran selama 4 bulan valve berperan
penting dalam mengetahui ataupun kelangsungan pemanasan bahan
bakar di kapal MV Futagami karena valve berguna untuk penyalur
maupun penghubung steam dari boiler ke ruang pemanasan bahan
bakar. Dengan demikian kerusakan pada valve tidak bisa dipungkiri,
seperti klep ngobos/aus atau mengecil.
Ketika pelayaran telah selesai, bongkar valve dengan melakukan
penyekuran sampai halus menggunakan grinding pasta dan ganti
perpack setelah selesai semua, cat ulang valve agar terlihat seperti baru.
Tahapan awal perbaikan pada valve adalah sebagai berikut :

1. Pemeriksaan awal berupa pengukuran


2. Penentuan indikasi awal terjadinya kerusakan
3. Mempelajari manual book dari valve
4. Pembongkaran bagian dari valve
5. Pemeriksaan visual secara rinci
46

6. Jika ada indikasi kerusakan pada internal part valve, dilakukan


pemeriksaan kembali untuk memastikan langkah yang diambil
untuk perbaikan
7. Pengukuran dan pengecekan terhadap internal yang rusak sebagai
data untuk proses perbaikan
Proses perbaikan sebagai berikut:
1. Proses ini dilakukan pada piringan/wedge dan set ring dan
dilakukan setelah dibersihkan dan pemeriksaan. Kerusakan yang
biasa terjadi adalah goresan, galling atau scooring kerusakan
seperti itu akan mempengaruhi kemampuan untuk packing dalam
menyekat aliran.
2. Kerusakan yang ringan seperti goresan dapat diperbaiki dengan
pemolesan menggunakan bahan abrasive yang halus (lapping)
3. Apabila kerusakan tidak dapat diperbaiki dengan proses lapping
maka dapat dilakukan built up atau dengan penambahan material
yang sama pada piringan dan seat melalui pengelasan
4. Sedangkat untuk mengatasi kerusakan pada gasket, packing,
bushing stem pada valve dilakukan penggantian material yang baru.

Gambar 3.7 Valve bocor pada boiler kapal MV. FUTAGAMI


47

Gambar 3.8 Perawatan valve pada boiler MV. FUTAGAMI

Anda mungkin juga menyukai