No. Dok
No. Rev
Tgl.
:
:
Halaman
1 dari 6
Th. 2015
Penyusun
AE Pengelola Sistem
Menyetujui
Mengetahui
Aries I Elisa
Ombun Sihombing
Plt. Manajer
SLBA
I.
RESUME
Permasalahan
Penyebab
Waktu
II.
DAMPAK
No. Dok
No. Rev
Tgl.
:
:
Halaman
2 dari 6
Dampak yang terjadi yaitu Unit stop untuk pemeriksaan kebocoran dan flushing
III.
SLBA
RCFA REPORT
Kebocoran Condensor Unit 1
No. Dok
No. Rev
Tgl.
:
:
Halaman
3 dari 6
SLBA
No. Dok
No. Rev
Tgl.
:
:
:
Halaman
4 dari 6
SLBA
No. Dok
No. Rev
Tgl.
:
:
Halaman
5 dari 6
Gambar 4. Pada tube condenser unit 1 sisi bawah banyak ditemukan teritif
3.2 Korosi
Korosi pada tube titanium sebenarnya sangat jarang terjadi karena material titanium sangat
tahan terhadap korosi, akan tetapi ada beberapa mikroorganisme laut yang menyebabkan
biofouling sehingga terjadi korosi karena mikroorganisme, ini dapat dicegah dengan menginjeksikan
chlorint atau bahan kimia lain yang sejenis.
Korosi juga dapat terjadi pada system air condensate yang banyak mengandung dissolved
oksigen. Tingginya dissolved oksigen merupakan salah satu indikasi adanya kebocoran pada system
kondensat. Kebocoran biasanya sangat kecil dan biasanya ditemukan pada sambungan, dapat
dilakukan pengecekan menggunakan metode gasa helium pada saat OH.
Kebocoran pada area sambungan juga dapat disebabkan oleh korosi pada sambungan casing dan
pipa titanium, yang disebabkan oleh korosi karena tidak optimum nya system catodic protection.
SLBA
No. Dok
No. Rev
Tgl.
:
:
Halaman
6 dari 6
2. Abrasi/Gerusan
Pada Gambar 4 dapat dilihat banyak teritif yang menempel pada permukaan pipa sehingga transfer
panas exhaust turbin kepada air pendingin cooling water terhambat, sehingga dampak nya akan
meningkatkan temperature pada condenser sisi uap sehingga kerja vacuum menjadi berat. Dampak
lanjutan dari banyak nya teritif yaitu salah satu penyebab penurunan effisiensi unit 1 sehingga tara
kalor sangat tinggi hingga 4000 KCal/KWh yang artinya biaya untuk memproduksi 1 KWh menjadi lebih
besar (Standart Commisioning Tara kalor 2900 Kcal/KWh).
Pembersihan diharapkan tidak dilakukan pembersihan secara mekanik dengan benda keras,
sehingga tidak merusak permukaan tube ataupun menyebabkan tergoresnya tube. Kondisi
menempelnya teritif disebabkan tidak dilaksanakan nya injeksi chlorin pada system air pendingin,
sehingga perlu perbaikan system chlorint plant segera dan sebelum pulihnya kondisi chlorint plant
dapat diinjeksi bahan kimia pengganti.
Pembersihan tube dapat dilakukan secara kimia dianjurkan, system mekanis dapat menggunakan
water jet cleaning dengan tekanan tertentu.
Abrasi tube condenser juga bisa terjadi karena abrasi pasir ataupun pecahan kerang laut, akan
tetapi biasanya perlu waktu yang lama unit beroperasi. Jadi kemungkinan ini kecil akan tetapi bisa
diminimalkan dengan memperbaiki system TBS
Abrasi oleh steam disebabkan pada ekhaust turbin masih berupa fasa Superheated seharusnya
pada condenser sudah fasa saturated. Hal ini bisa disebabkan oleh pengoperasian dengan pressure
rendah (Standart 9 MPa, kondisi actual 6 Mpa). Pada saat pressure mainsteam diturunkan menjadi 6
MPa pada diagram moiler dapat dilihat, kondisi masuk steam bergeser ke kanan seperti terlihat pada
Gambar 5 (garis merah)
SLBA
No. Dok
No. Rev
Tgl.
:
:
Halaman
Panas yang
dibuang bila P
= 9 Mpa
7 dari 6
Tambahan
Panas yang
dibuang bila P
= 6 Mpa
SLBA
RCFA REPORT
Kebocoran Condensor Unit 1
No. Dok
No. Rev
Tgl.
:
:
Halaman
8 dari 6
Gambar 6. Hubungan antara temperature air pendingin, flow air pendingin dan jumlah
exhaust steam terhadap pressure
Tabel 1. Manual operation Turbin System
condition of
conditions of HP
conditions of
conditions of conditions of
valve opening
heater stopped
label
75% THA 50% THA
completely
completely
118446
115299
115299
86438
57500
unit
condition of
THA
KW
115000
Kg/h
409437
422311
412999
382823
305830
206747
MPa
9.32
9.32
9.32
9.32
9.32
9.32
537
537
537
537
537
537
KPa
KJ/Kg
2274.6
2273.2
2274.6
2275.9
2293.2
2330.8
220.5
222.1
220.7
160.2
205.7
186.3
30
30
30
30
30
30
name
steam
temperature
back pressure
exhaust enthalpy
feed water
temperature
temperature of cool
water
SLBA
3.3
No. Dok
No. Rev
Tgl.
:
:
Halaman
9 dari 6
IV.
TINDAKAN PERBAIKAN
No.
TINDAKAN PERBAIKAN
1.
Har Turbin
2.
Enj
3.
Har Turbin
4.
I.
PIC
Har Turbin
PIC
1.
Har Turbin
2.
Analisa Kimia
3.
Har Turbin
4.
Har Turbin
5.
Har Turbin
6.
Har Turbin
7.
Operasi
8.
Har Turbin
SLBA
II.
RCFA REPORT
Kebocoran Condensor Unit 1
No. Dok
No. Rev
Tgl.
:
:
Halaman
9.
Har Turbin
10.
Har Turbin
11.
Enj
10 dari 6