Anda di halaman 1dari 29

BAB IV

ANALISIS DAN PEMBAHASAN MASALAH

4.1. Gambaran umum objek yang diteliti

4.1.1. Main Air Compressor

objek penelitian merupakan suatu topik permasalahan yang dikaji

dalam sebuah penelitian, dalah hal ini penulis melakukan penelitian

terhadap pesawat main air compressor diatas kapal MV.KT 06 pada

saat penulis melaksanakan praktek laut selama 13 bulan. Main air

compressor merupakan pesawat penghasil udara bertekanan utama

diatas kapal MV.KT 06 yang digunakan untuk berbagai macam

kebutuhan baik dalam engine department maupun dalam deck

department. Beberapa contoh penggunaan udara bertekanan diatas

kapal diantaranya adalah sebagai udara penjalan mesin induk guna

proses olah gerak, sebagai angin suling kapal, sebagai udara kontrol

permesinan-permesinan yang ada diatas kapal dan lain sebagainya,

karena pentingnya peranan main air compressor diatas kapal

sehingga perawatan dan perbaikan terhadap main air compressor

harus diperhatikan. Kapal MV.KT 06 mempunyai sebuah main air

compressor dan sebuah auxilary compressor, dengan data-data

kompresor sebagai berikut:

4.1.1.1. Air compressor


Manufacturer : Tanabe
Model : H-64

40
41

Type : Vertical 2-stage water cooled


4.1.1.2. Compressor specifications
Delivery air pressure : 2.45 (MPA)
Delivery air quantity : (F.A) 125m3/h
Revolution : 1800rpm.
Power Required : 27 kW
Dia. Of HP Cylinder : 115 mm
Dia. Of LP Cylinder : 140 mm
Length of stroke : 100 mm
Serial no. : 940063
4.1.1.3. Prime mover specification
Manufacturer : Nishiba
Model : NTIKK
Output : 30 KW
Volts : 440V
Current : 49A
Cylce : 60 Hz
Poles :4
Revolution : 1760 rpm
Serial No. : 353711M11-1
4.1.1.4. Observed data
Volume of test tank : 520 l
Volume of water through
compressor : 100 l/min

Gambar 4.1 main air compressor MV.KT 06


Sumber: Data pribadi
42

4.1.2. Prinsip kerja kompresor udara

Pada langkah isap, udara pada ruang rugi akan mengembang

sehingga tekanan jatuh sampai sedikit dibawah tekanan isap dan

menyebabkan terbukanya katup isap. Pemasukan udara terjadi pada

tekanan kostan kemudian diteruskan ke proses selanjutnya.

Pada langkah kompresi, saat tekanan naik sedikit diatas tekanan

tekan, katup membuka dan udara keluar dengan tekanan konstan.

Pada akhir langkah kompresi tekanan di ruang rugi dan kompresor

sama dengan tekanan tekan sehingga karena gaya pegas dan katup,

maka katup tekan akan menutup dan mengurung sisa udara yang

bertekanan didalam ruang rugi, antara piston dan silinder head.

Selama pemampatan, banyak energi diubah menjadi panas

mengakibatkan kenaikan suhu udara serta menurunkan rendemen

volumetrik dan siklis kerja untuk memperkecil kenaikan suhu, panas

harus dipindahkan dari udara. Pemindahan panas sebenarnya sudah

ada pada dinding silinder kompresor, tetapi mengingat luas

permukaan relatif kecil maka sedikit pula perpindahan panas yang

terjadi. Dengan menempatkan cooler khusus untuk mendinginkan

udara kerja tercapailah tujuan untuk memperkecil kenaikan suhu

yang berarti pula memperkecil penurunan rendemen volumetrik.

Kebanyakan kompresor-kompresor udara berukuran kecil (7-8

bar) menggunakan udara sebagai bahan pendingin silinder dan

intercooler, dengan membuat dinding luar silinder berbentuk sirip-


43

sirip dan demikian pula pipa-pipa intercooler menggunakan pipa

sirip-sirip (finned-tube) yang aliran udaranya didapatkan dari kipas

yang dipasang pada sambungan poros engkol. Sedangkan kompresor

udara ukuran menengah dan besar (25-35 bar), sebagian bahan

pendingin yang dipergunakan adalah air tawar dan pada kapal bahan

pendingin yang digunakan adalah air laut, demikian dengan bahan

pendingin untuk intercooler karena jika pendinginan pada

kompresor tidak sempurna maka akan mempercepat rusaknya

komponen-komponen kompresor udara.

Berikut merupakan sketsa sederhana kompresor udara dua

tingkat tekanan dengan dua buah cooler:

Gambar 4.2 sketsa kompresor udara 2 tingkat tekanan

dengat 2 buah cooler

Torak terbuat dari aluminium, sedang ring toraknya (ring

kompresi atau ring minyak) terbuat dari besi tuang (cast iron).
44

Dinding carter (crankcase) yang digunakan sebagai penahan poros

engkol melalui metal duduknya, dibuat dari baja tuang yang kokoh.

Katup isap dan katup tekan yang terbuat dari jenis ”ring plate valve”

ditempatkan pada saluran cylinder head masing–masing, air filter

ditempatkan pada permukaan udara masuk.

4.1.3. Pelumasan

Merupakan proses mengurangi gaya gesek secara langsung

antara 2 benda yang saling bergesekan dengan cara memberikan

lapisan minyak lumas/ oil film sehingga akan mengurai keausan

komponen-komponen mesin.

Sistem pelumasan sangatlah penting pada permesinan, terutama

pada pesawat main air compressor, jika sistem pelumasan pada main

air compressor tidak bekerja dengan baik maka akan mengakibatkan

kerusakan yang sangat fatal. Sehingga dapat merugikan banyak

pihak, baik crew kapal maupun perusahaan.

Adapun spesifikasi minyak pelumas main air compressor yang

digunakan di kapal MV. KT 06 adalah sebagai berikut:

Merek minyak lumas : Shell


Tipe minyak lumas : SAE p100

Kode SAE (Society of Automotive Engineer) pada tipe minyak

lumas menunjukkan standarisasi yang digunakan oleh minyak lumas,

sedangkan kode p100 pada tipe minyak lumas menunjukkan tingkat

viskositas atau kekentalan yang dimiliki oleh minyak pelumas.

Semakin tinggi nilai yang ditunjukkan pada kode minyak lumas


45

maka tingkat viskositas/ kekentalan minyak pelumas semakin

rendah, sebaliknya semakin rendah nilai yang ditunjukkan pada

kode minyak lumas maka semakin tinggi tingkat viskositas/

kekentalan pada minyak pelumas. Minyak pelumas mempunyai

beberapa fungsi utama, yaitu:

4.1.3.1. Membentuk lapisan pelindung atau oil film antar dua

komponen yang saling bergesekan untuk memperkecil gaya

gesek sehingga mengurangi keausan pada komponen

4.1.3.2. Menghantarkan panas dari komponen-komponen mesin

yang saling bergesekan

4.1.3.3. Meredam kejutan antar komponen-komponen mesin yang

bergerak

4.1.3.4. Mencegah timbulnya karat dan korosi pada komponen-

komponen mesin

4.1.3.5. Membersihkan komponen-komponen permesinan yang

dilalui oleh minyak lumas yang sesuai dengan sifat minyak

lumas yaitu detergency dan dispersant

4.1.4. Fakta dan Kondisi

Pada hari Senin tanggal 13 Agustus 2018 saat kapal

melaksanakan proses olah gerak tiba di pelabuhan Suralaya, Jawa

Barat penulis mengalami fenomena ketidaknormalan pada main air

compressor, yaitu tekanan minyak pelumas pada main air

compressor terlalu rendah, hal ini ditandai dengan:


46

4.1.3.1. Turunnya tekanan udara kerja pada main air compressor

4.1.3.2. Turunnya rpm mesin pada main air compressor

4.1.3.3. Terkadang kompresor mati dengan sendirinya

Setelah masinis jaga melakukan pengamatan dan menemukan

bahwa tekanan minyak lumas pada main air compressor terlalu

rendah maka masinis jaga langsung mematikan main air compressor,

sehingga produksi udara bertekanan guna melakukan proses olah

gerak hanya menggunakan auxilary compressor. Masinis

melaporkan hal tersebut kepada KKM (kepala kamar mesin) untuk

melakukan tindakan selanjutnya.

Setelahnya KKM melaporkan kepada nahkoda tentrang hal yang

terjadi, kemudian menginstruksikan kepada nahkoda agar

mengefektifkan start dan stop mesin induk guna menghemat

penggunaan udara bertekanan, dan KKM juga menginstruksikan

kepada masinis 3 agar segera melakukan perawatan dan perbaikan

pada main air compressor setelah kapal sandar di pelabuhan. Setelah

kapal bersandar di pelabuhan Suralaya, Jawa Barat, masinis 3

bersama satu orang cadet segera melakukan perawatan dan perbaikan

pada main air compressor.

4.2. Analisis hasil penelitian

Analisa merupakan langkah awal untuk mencari penyelesaian suatu

masalah. Didalamnya berisikan penyebab timbulnya masalah sekaligus


47

untuk mencari bagaimana penanggulangan dari masalah tersebut dapat kita

jadikan pelajaran sehingga dapat mengurangi resiko penurunan tekanan

minyak lumas pada main air compressor. Terjadinya penurunan tekanan

minyak lumas pada main air compressor mendapatkan perhatian khusus

karena hal tersebut berperan penting dalam sistem produksi udara

bertekanan di MV. KT 06. Dalam hal ini penulis melakukan analisa

permasalahan menggunakan metode fishbone analysis untuk mendapatkan

penjabaran faktor-faktor yang mengakibatkan menurunnya tekanan minyak

pelumas pada main air compressor di MV.KT 06.

4.2.1. Fishbone analysis

Metode fishbone analysis menunjukkan hubungan antara sebab dan

akibat. Berkaitan dengan pengendalian proses statistikal, diagram

sebab-akibat dipergunakan untuk menunjukkan faktor-faktor

penyebab (sebab) dan karakteristik kualitas (akibat) yang

disebabkan oleh faktor-faktor penyebab itu. Selama penulis

melaksanakan praktek laut terjadi beberapa permasalahan pada

main air compressor di kapal MV.KT 06. Permasalahan-

permasalahan tersebut penulis masukkan kedalam diagram

fishbone untuk dipetakan mencari faktor-faktor penyebab

menurunnya tekanan minyak lumas pada main air compressor di

MV.KT 06. Pendekatan metode fishbone analisys yang digunakan

untuk menjabarkan kendala-kendala yang terjadi di MV.KT 06

diantaranya adalah:
48

4.2.1.1. Man (manusia)

4.2.1.2. Method (metode)

4.2.1.3. Machine (mesin)

4.2.1.4. Material

Faktor yang diamati Masalah yang terjadi

 Kurangnya pemahaman tentang perawatan dan

Man (manusia) pengoperasian main air compressor

 Kelalaian dalam bekerja

 Ketidaksesuaian PMS (Plan Maintenance


Method (metode)
System) pada mesin

 Tersumbatnya filter minyak lumas oleh kotoran

 Adanya kebocoran pada sistem pelumasan

Machine (mesin)  Bercampurnya minyak pelumas dengan

pendingin air tawar

 Pompa minyak lumas yang sudah lemah

 Jeleknya kualitas minyak pelumas

 Ketidaksesuaian spesifikasi minyak lumas yang


Material
digunakan

 Tidak tersedianya sparepart yang memadai


49

Berdasarkan hasil analisis pada tabel di atas, penulis akan

menjabarkan hasil analisis menurunnya tekanan minyak pelumas

pada main air compressor menggunakan diagram fishbone.

Man Method

Kelalaian dalam
bekerja
Ketidaksesuaian
PMS (Plan
Maintenance
System) pada
Kurangnya mesin
pemahaman tentang
perawatan dan
pengoperasian

Turunnya tekanan
minyak lumas main
air compressor
Ketidaksesuaian Kotornya filter
spesifikasi minyak minyak lumas
lumas yang digunakan

Tidak tersedianya Bercampurnya


sparepart yang minyak lumas
memadai dengan air

Jeleknya kualitas Lemahnya pompa


minyak pelumas minyak lumas

Material Machine

Gambar 4.3 Diagram fishbone


50

Dari hasil analisis menggunakan metode fishbone, penulis mendapatkan

beberapa faktor yang dapat menyebabkan turunnya tekanan minyak pelumas

pada main air compressor di MV.KT 06, yang kemudian faktor-faktor

tersebut dapat kita analisis kembali menggunakan metode SHEL guna

memperkuat hasil penelitian.

4.2.2. Metode analisis SHEL

Metode analisis SHEL menggunakan 4 pendekatan yang

digunakan untuk mengetahui faktor-faktor penyebab turunnya

tekanan minyak lumas di MV.KT 06. Berdasarkan hasil analisis

menggunakan metode fishbone maka dapat kita analisis kembali

dengan metode SHEL, yaitu sebagai berikut:

4.2.2.1. Software

Software merupakan bagian non-fisik sistem termasuk

prosedur, manual book, dan aturan-aturan dalam melakukan

penanganan suatu pekerjaan. Berikut merupakan faktor

penyebab turunnya tekanan minyak lumas pada main air

compressor di MV.KT 06 yang termasuk kedalam

pendekatan software:

4.2.2.1.1. Ketidaksesuaian PMS (Plan Maintenance

System) pada mesin. PMS (Plan Maintenance

System) merupakan rencana perawatan dan

perbaikan mesin secara berkala di atas kapal

yang berbentuk data.


51

4.2.2.2. Hardware

Hardware mengacu pada setiap komponen fisik dan

non-manusia dari faktor kerusakan mesin. Beberapa faktor

dari komponen yang semula tekanan minyak lumas pada

main air compressor normal menjadi tidak normal atau

tekanannya terlalu rendah adalah:

4.2.2.2.1. Tersumbatnya filter minyak lumas

4.2.2.2.2. Lemahnya pompa minyak lumas

4.2.2.2.3. Bercampurnya minyak pelumas dengan

pendingin air tawar

4.2.2.3. Environment

Environment pada penelitian ini berdasarkan masalah-

masalah yang ditimbulkan dari kondisi lingkungan yang

berpengaruh terhadap faktor menurunnya tekanan minyak

lumas pada main air compressor. Faktor yang dapat

mempengaruhi menurunnya tekanan minyak pelumas pada

main air compressor adalah:

4.2.2.3.1. Adanya kebocoran pada sistem pelumasan yang

diakibatkan oleh korosi dan karat

4.2.2.3.2. Kualitas minyak lumas yang tidak baik, hal ini

disebabkan oleh kotoran seperti debu yang

tercampur kedalam minyak lumas, sehingga

menyebabkan kualitas minyak lumas tidak baik.


52

4.2.2.4. Liveware

Liveware mengacu pada setiap manusia dari sistem

dalam aspek rasional, manajemen, pengawasan, interaksi

dalam proses menurunnya tekanan minyak pelumas pada

main air compressor di MV.KT 06. Faktor manusia sebagai

salah satu penyebab suatu permasalahan dan perlu

penganalisaan lebih dalam, karena prasarana yang di miliki

di atas kapal jika tidak ditunjang dengan sumber daya

manusia yang handal akan sia-sia. Faktor-faktor tersebut

adalah sebagai berikut:

4.2.2.4.1. Kurangnya pemahaman tentang perawatan dan

pengoperasian main air compressor

4.2.2.4.2. Kelalaian dalam bekerja

4.2.2.4.3. Tidak tersedianya sparepart yang memadai

4.2.2.4.4. Ketidaksesuaian spesifikasi minyak lumas yang

digunakan dalam sistem pelumasan pada main

air compressor

4.3. Pembahasan

Sesuai dengan judul skripsi “ analisis menurunnya tekanan minyak

pelumas pada main air compressor di MV.KT 06” serta sesuai data-data

pada hasil analisis menggunakan metode fishbone dan SHEL dapat dilihat

pada identifikasi setiap komponen dibawah ini dan sekaligus dapat

menyelesaikan rumusan masalah yang telah diuraikan pada bab sebelumnya.


53

4.3.1. Faktor-faktor yang menyebabkan turunnya tekanan minyak pelumas

pada main air compressor di MV.KT 06

Menurut pendekatan 4M pada metode fishbone dan 4 faktor pada

metode SHEL terdapat beberapa faktor penyebab turunnya tekanan

minyak pelumas pada main air compressor di MV.KT 06, yaitu:

4.3.1.1. Faktor material

Faktor material merupakan salah satu faktor yang dapat

mempengaruhi turunnya tekanan minyak pelumas pada

main air compressor. Faktor tersebut adalah kualitas

minyak pelumas yang tidak baik. Sebab jika kualitas

minyak lumas tidak baik dan tidak sesuai dengan

spesifikasi pada manual book maka sistem pelumasan tidak

akan bekerja secara optimal dan juga jika kualitas minyak

pelumas tidak baik maka minyak pelumas akan cepat panas

dan mengakibatkan minyak pelumas menjadi encer,

sehingga tekanan minyak pelumas akan turun. Dalam hal

ini penulis telah melakukan pengamatan terhadap minyak

pelumas yang digunakan pada main air compressor di

MV.KT 06 dan juga penulis telah melakukan studi pustaka

mengenai minyak lumas main air compressor.

Berikut merupakan jenis-jenis minyak pelumas yang

disarankan untuk dipakai pada main air compressor

menurut manual book:


54

Tabel 4.1 Jenis-jenis minyak lumas main air compressor

Manufacturer Mineral oil Synthetic fluid


ESSO (Exxon
EXXCOLUBE 100 RARUS 827
Mobil)
CASTROL (Exxon AIRCOL
AIRCOL PD100
Mobil) SN100
BARELF
ELF (JOMO) DACNIS P100
CH100
SHELL (Showa CORENA OIL
CORN OIL P100
Shell Sekiyu K.K.) AP100
TEXACO (Chevron
REGAL OIL R&O N100 Cetus DE 100
Texaco)
CALTEX (Chevron RPM COMPRESSOR
Cetus DE 100
Texaco) OIL100
Sumber: manual book

Menurut hasil pengamatan dan studi pustaka yang telah

dilakukan oleh penulis menunjukkan bahwa minyak

pelumas pada main air compressor di MV.KT 06

menggunakan minyak pelumas dari produk Shell dengan

tipe minyak lumas Corena Oil p100.

Shell merupakan perusahaan ternama yang salah satu

bidangnya bergerak dalam industri minyak pelumas,

sehingga tidak perlu diragukan kualitas dari produk minyak

lumasnya. Tipe minyak lumas yang digunakan juga telah

sesuai dengan spesifikasi yang ada pada manual book,

sehingga faktor material bukan merupakan hal yang

menyebabkan turunnya tekanan minyak pelumas pada main

air compressor di MV.KT 06.


55

4.3.1.2. Faktor manusia atau dalam metode SHEL disebut Liveware

Faktor manusia merupakan faktor yang memegang

peranan penting diantara faktor-faktor lainnya, dikarenakan

manusia menjadi pihak utama yang bertanggung jawab atas

pengoperasian dan perawatan main air compressor di

MV.KT 06. Faktor manusia yang dapat menyebabkan

turunnya tekanan minyak pelumas pada main air

compressor di MV.KT 06 adalah kurangnya pemahaman

tentang pengoperasian dan perawatan main air compressor.

Hal ini dapat mengakibatkan permasalahan turunnya

tekanan minyak lumas pada main air compressor sebab jika

pengetahuan tentang perawatan kurang maka perawatan

akan dilakukan secara asal-asalan dan tidak sesuai

prosedur, akibatnya mesin tidak dapat bekerja secara

optimal, bahkan dapat merusak mesin. Menurut hasil

observasi yang telah penulis lakukan, SDM (sumber daya

manusia) yang berada di perusahaan PT. Karya Sumber

Energi tempat penulis melaksanakan praktek berlayar akan

melakukan serangkaian proses seleksi yang ketat sebelum

SDM bekerja di atas kapal, sehingga SDM yang telah

berada di kapal benar-benar menguasai pemahaman tentang

permesinan yang berada di atas kapal, sehingga hal ini

bukan merupakan penyebab permasalahan menurunnya


56

tekanan minyak lumas pada main air compressor di

MV.KT 06.

4.3.1.3. Faktor metode atau software di dalam metode SHEL

Faktor metode berkaitan erat dengan prosedur

perawatan, dimana prosedur perawatan merupakan hal yang

berkaitan dengan manual book dan PMS (Plan

Maintenance System) yang ada di MV. KT.06. PMS

dilakukan sesuai dengan jam kerja yang ditentukan oleh

manual book atau ketika pemesinan mengalami gangguan.

Jika prosedur perawatan kurang dipahami maka akan

berakibat pada kerusakan komponen mesin.

Dilihat prinsip kerja main air compressor yang

bergerak dari menghisap udara dan merubahnya menjadi

udara bertekanan yang kemudian ditampung kedalam main

air reservoir yang selanjutnya digunakan untuk start main

engine dan auxilary engine, control air, dan angin suling

kapal, . Komponen-komponen main air compressor sangat

rawan terjadi kerusakan jika perawatan yang dikerjakan

tidak sesuai dengan jam kerja main air compressor yang

berdasar pada manual book dan PMS, sehingga umur

pemakaian main air compressor akan berkurang. Berikut

merupakan perawatan yang harus dilakukan pada pesawat

main air compressor sesuai dengan manual book di kapal

MV.KT 06:
57

Tabel 4.1 Jadwal perawatan main air compressor

Item Maintenance
Check outer piston surface, each ring,
5000 hours
piston pin bushing
Clean main air compressor filter high
3000 hours
pressure and low pressure
Overhaul main air compressor after
Every 3 years or 5000 hours
running hours over
Check level LO in crankcase, oil strainer,
1000-8000 hours
oil filter, oil filter pump
Check cooling water pump, thermostat,
3000 hours
cooler
Check gasket, o-ring Every time they are opened
Sumber: manual book

Setelah penulis melakukan pengamatan selama praktek

ditemukan bahwa hal-hal yang seharusnya dilakukan, tidak

dilakukan oleh masinis yang bertanggung jawab atas main

air compressor tersebut.

Tabel 4.2 hasil observasi perawatan main air compressor


Item Maintenance Remarks
Check outer piston surface, each
5000 hours Scheduled
ring, piston pin bushing
Clean main air compressor filter
high pressure an 3000 hours Scheduled
d low pressure
Overhaul main air compressor after Every 3 years
Scheduled
running hours over or 5000 hours
Check level LO in crankcase, oil 1000-8000
Scheduled
strainer, oil filter, oil filter pump hours
Check cooling water pump,
3000 hours Not sure
thermostat, cooler
Every time
Check gasket, o-ring they are Not sure
opened
Daily after 50
Check for leaks (water, oil, air) Not sure
hours
Sumber: PMS (Plan Maintenance System) MV.KT 06
58

Dilihat dari tabel perawatan main air compressor diatas,

pemuatan pada kompresor uadara yang bertuliskan

scheduled maka perawatan dilakukan secara terjadwal serta

not sure dimaksudkan untuk tidak pastinya dilakukan mulai

dengan waktu perawatan. Maka dapat disimpulkan

perawatan pada main air compressor sangat kurang

dilakukan dikarnakan suku cadang yang tersedia diatas

kapal untuk main air compressor sangat kurang dan

banyaknya kegiatan diatas kapal. Sehingga main air

compressor sangat beresiko mengalami kerusakan.

4.3.1.4. Faktor mesin atau Hardware dalam metode SHEL

Faktor mesin atau hardware ini dipengaruhi oleh kondisi

mesin itu sendiri. Berikut merupakan beberapa faktor mesin

yang dapat mempengaruhi turunnya tekanan minyak

pelumas pada main air compressor di MV.KT 06:

4.3.1.4.1. Kotornya filter minyak lumas oleh kotoran

Filter merupakan suatu komponen yang

berfungsi untuk menyaring kotoran pada suatu

sistem, dalam hal ini filter minyak lumas

berfungsi untuk menyaring kotoran pada minyak

lumas agar kotoran tidak bersirkulasi kedalam

sistem pelumasan. Sebab jika kotoran ikut

bersirkulasi kedalam sistem maka akan


59

menyebabkan kinerja main air compressor tidak

optimal, bahkan dapat merusak komponen lain

main air compressor. Oleh karena itu perawatan

dan pengecekan perlu diperhatikan. Filter

minyak lumas pada main air compressor di

MV.KT 06 berjenis filter element dimana tidak

bisa dilakukan perawatan terhadap filter.

Sehingga untuk melakukan perawatan terhadap

filter minyak lumas hanya perlu dilakukan

penggantian filter saja. Dari hasil pengamatan,

wawancara yang telah dilakukan penulis dengan

masinis 3 di kapal MV.KT 06, masinis 3

menduga bahwa filter minyak lumas kotor,

sehingga dilakukanlah penggantian terhadap

filter minyak lumas seperti pada gambar

Gambar 4.4 Penggantian filter minyak lumas


Sumber: Dokumentasi pribadi
60

Hasilnya setelah dilakukan penggantian

filter minyak lumas oleh masinis 3, dan

melakukan tes nyala pada main air compressor,

tekanan minyak lumas pada main air

compressor masih terlalu rendah, sehingga hal

ini bukan merupakan penyebab menurunnya

tekanan minyak pelumas pada main air

compressor di MV.KT 06.

4.3.1.4.2. Bercampurnya minyak pelumas dengan air

pendingin

Menurut hasil observasi yang telah

dilakukan oleh penulis bersama masinis 3,

dengan cara mencerat minyak lumas. Penulis

menemukan bahwa minyak pelumas pada main

air compressor bercampur dengan pendingin air

tawar. Pendingin air tawar dalam main air

compressor sendiri berfungsi untuk

mendinginkan udara hasil kompresi. Pada main

air compressor terdapat 2 buah cooler yaitu

intercooler dan aftercooler. Bercampurnya

minyak lumas dengan air akan menyebabkan

kandungan kimia yang ada di dalam minyak

pelumas, sehingga akan mengubah viskositas


61

minyak pelumas menjadi lebih encer dan hal

tersebut akan menyebabkan penurunan tekanan

minyak pelumas pada main air compressor.

Gambar 4.5 konsidi minyak lumas pada carter


main air compressor
Sumber: Dokumentasi pribadi

Setelah mengetahui kejadian tersebut maka

masinis 3 segera menguras carter minyak

pelumas main air compressor

Gambar 4.6 pengurasan carter main air


compressor
Sumber: Dokumentasi pribadi
62

Setelah menguras carter minyak lumas pada

main air compressor, penulis bersama masinis 3

segera mencari penyebab bercampurnya minyak

pelumas dengan air pendingin. Awalnya masinis

3 menduga bahwa terdapat kebocoran pada

pipa-pipa intercooler dan aftercooler, maka

masinis 3 bersama penulis melakukan

pengecekan terhadap pipa-pipa intercooler

Gambar 4.5 pemeriksaan kebocoran intercooler


main air compressor
Sumber: Dokumentasi pribadi

Hasilnya tidak ditemukan kebocoran pada

pipa-pipa intercooler. Kemudian penulis

bersama masinis 3 melakukan pembongkaran

pada kepala silinder main air compressor dan

ditemukan bahwa paking yang membatasi antara


63

kepala silinder dengan blok silinder sudah tidak

layak. Hal ini dikarenakan kurang berjalannya

PMS di kapal MV.KT 06, sehingga pengecekan

terhadap paking-paking sering diabaikan karena

banyaknya kegiatan yang ada di kapal MV.KT

06. Karena usia paking yang sudah tua

akibatnya air pendingin merembes kedalam

paking, sehingga lama-kelamaan air akan

menetes kedalam blok silinder yang kemudian

akan jatuh kedalam carter minyak lumas. Hal

ini menyebabkan minyak lumas bercampur

dengan air pendingin. Dan menyebabkan

turunnya tekanan minyak pelumas pada main air

compressor di MV.KT 06.

Setelah mengetahui hal tersebut maka

penulis bersama masinis 3 segera melakukan

perbaikan dan perawatan pada main air

compressor. Penulis melakukan pembersihan

pada permukaan cylinder head dan cylinder

head cover dari sisa-sisa paking yang melekat.

Berikut merupakan gambar cylinder head cover

main air compressor di MV.KT 06setelah

dibersihkan
64

Gambar 4.6 Cylinder head cover main air


compressor
Sumber: data pribadi

Setelah melakukan pembersihan, penulis

bersama masinis 3 melakukan penggantian

paking cylinder head dan melakukan

pemasangan komponen-komponen main air

compressor kembali.

Gambar 4.7 Penggantian paking cylinder head

Sumber: data pribadi


65

Setelah melakukan pemasangan bagian-bagian

main air compressor, penulis bersama masinis 3

melakukan pengecekan terhadap bagian-bagian

main air compressor. Setelah dipastikan semua

bagian telah terpasang maka penulis bersama

masinis 3 melakukan running test pada main air

compressor. Hasilnya tekanan minyak pelumas

kembali normal, dan main air compressor dapat

bekerja secara optimal, maka bercampurnya

minyak pelumas dengan air pendingin merupakan

faktor utama yang menyebabkan turunnya tekanan

minyak pelumas pada main air compressor di

MV.KT 06.

4.3.2. Dampak yang ditimbulkan dari turunnya tekanan minyak pelumas

pada main air compressor di MV.KT 06:

4.3.2.1. Kurangnya udara bertekanan yang dihasilkan oleh main air

compressor

Menurut hasil observasi penulis terhadap pesawat main air

compressor saat tekanan minyak pelumas main air

compressor rendah, pengisian udara bertekanan pada botol

angin berlangsung sangat lama, bahkan hingga tidak terjadi

pengisian udara pada botol angin oleh kompresor. Menurut

hasil wawancara yang dilakukan penulis bersama dengan


66

masinis 3 hal ini disebabkan karena jika tekanan minyak

pelumas rendah, maka minyak pelumas tidak dapat

melumasi komponen-komponen yang bergesekan secara

maksimal, akibatnya kinerja kompresor akan menjadi berat

dan tidak dapat menghasilkan udara bertekanan secara

maksimal.

4.3.2.2. Mempercepat keausan komponen-komponen main air

compressor

Menurut hasil studi pustaka yang dilakukan penulis,

telah kita ketahui bahwa salah satu fungsi sistem pelumasan

adalah mengurangi keausan komponen dengan cara

membuat lapisan/ oil film diantara 2 buah komponen yang

saling bergesekan, guna mengurangi gaya gesek antar

komponen, sehingga jika tekanan minyak pelumas pada

main air compressor rendah, akibatnya pembentukan

lapisan/ oil film antar kedua buah komponen yang saling

bergesekan kurang maksimal atau bahkan tidak terbentuk

lapisan dan hal ini akan menyebabkan kedua komponen

akan bergesekan secara langsung dan akan menimbulkan

keausan.

4.3.2.3. Mengganggu proses olah gerak kapal

Proses olah gerak kapal merupakan suatu proses untuk

merubah kedudukan kapal dari suatu tempat ke tempat lain.


67

Proses olah gerak membutuhkan start dan stop mesin

secara cepat dan tepat, sehingga peranan udara bertekanan

untuk melakukan start mesin sangat sangat dibutuhkan.

Menurut hasil observasi yang dilakukan penulis telah kita

ketahui bahwa turunnya tekanan minyak pelumas akan

mengakibatkan kurangnya bahkan tidak adanya produksi

udara bertekanan, akibatnya proses olah gerak kapal akan

terhambat, dan jika proses olah gerak terhambat akan

mengakibatkan bahaya tubrukan.

4.3.3. Upaya yang dilakukan untuk mencegah menurunnya tekanan minyak

pelumas pada main air compressor di MV.KT 06:

Berdasarkan hasil observasi atau penelitian yang penulis lakukan,

dan wawancara dengan Masinis 3 selaku masinis yang bertanggung

jawab langsung terhadap main air compressor, yang dilakukan

selama praktek kerja laut pada tahun 2017-2018 dan juga studi

pustaka dari Engine Log Book dan manual instruction book, upaya

yang harus dilakukan untuk mencegah menurunnya tekanan minyak

pelumas pada main air compressor di MV.KT 06, yaitu :

4.3.3.1. Membersihkan saluran pelumasan minyak lumas pada main

air compressor secara berkala menurut manual book.

Saluran pelumasan itu sendiri memilki fungsi sebagai

tempat mengalirnya minyak lumas sebelum di bagikan atau

dialirkan ke seluruh cabang pelumasan di dalam main air


68

compressor. Maka dari itu kita harus menjaga atau merawat

dari kotoran-kotaran dengan cara membersihkan saluran

pelumasan pada main air compressor dan harus

dilaksanakan secara rutin 1 bulan sekali agar mengurangi

resiko yang lebih besar.

4.3.3.2. Melakukan penggantian filter LO strainer pada main air

compressor secara berkala menurut manual book.Filter

minyak lumas memiliki fungsi untuk menyaring kotoran-

kotoran yang ikut bersama minyak lumas, itu juga dapat

berpengaruh dalam proses produksi udara bertekanan

sehingga kita harus menjaga atau merawat kebersihan filter

agar minyak lumas yang berada dalam main air compressor

dalam keadaan bersih dan filter dapat bekerja secara

optimal.

4.3.3.3. Pengecekan secara berkala terhadap komponen-komponen

main air compressor yang telah disebutkan diatas agar

tidak lagi terjadi kerusakan secara mendadak, dan masalah

yang sama tidak akan terulang kembali.

Anda mungkin juga menyukai