PENDAHULUAN
Pada prinsipnya biomassa gulma berpotensi sebagai bahan untuk pembuatan bioener-
gi, seperti biogas dan bioetanol. Biodegradasi untuk menghasilkan biogas melalui be-
berapa tahap proses yakni proses hidrolisis, proses asidogenesis, proses asetogenesis
dan proses metanogenesis. Teknologi biogas bukanlah merupakan teknologi baru di In-
donesia, sekitar tahun 1980- an sudah mulai diperkenalkan. Namun sampai saat ini be-
lum mengalami perkembangan yang menggembirakan. Beberapa kendala antara lain
yaitu kekurangan technical expertise, reaktor biogas tidak berfungsi akibat
bocor/kesalahan konstruksi, desain tidak yang benar dan membutuhkan penanganan
yang bagus. Untuk itu kami mencoba untuk membuat biogas dari enceng gondok
dengan desain yang lebih bagus serta cara kerja alat yang cepat dalam meracang.
1
1.2 Perumusan Masalah
Dari latar belakang di atas dapat diketahui beberapa permasalahan yang dapat
kita kemukakan.
2. Disini kita tidak membahas reaksi kimia yang terjadi pada saat fer-
mentasi enceng gondok.
2
1.4 Tujuan Perancangan
Tujuan penelitian ini mencapai hasil yang positif, maka akan diperoleh manfaat
antara lain :
1.5 Manfaat
1. Bagi Mahasiswa
a) Sebagai suatu penerapan teori dan kerja praktek yang diperoleh
saat dibangku perkuliahan.
b) Meningkatkan kreatifitas, inovasi dan keahlian mahasiswa.
c) Menambah pengetahuan tentang cara merancang dan mencip-
takan karya teknologi yang bermanfaat.
3
3. Bagi Dunia Industri
a) Merupakan inovasi awal untuk dapat dikembangkan pada sistem
peralatan dan teknologi, sehingga membantu pengembangan in-
dustri kecil.
BABI : PENDAHULUAN
Membahas tentang latar belakang, perumusan ma
salah, pembatasan masalah, tujuan penelitian, manfaat, dan
sistematika penulisan laporan.
4
BAB IV : PERANCANGAN DAN PEMBAHASAN
Membahas tentang perhitungan kekuatan yang diijinkan un-
tuk menentukan bahan yang digunakan dan dimensi kompo-
nen berdasarkan gaya-gaya yang diterima oleh setiap kom-
ponen. Membahas pengujian mesin pencacah enceng
gondok yang digunakan.
5
BAB II
LANDASAN TEORI
Calsium Ca
Magnesium Mg
Kalium K
Natrium Na
Chlorida Cl
Cupper Cu
Mangan Mn
Ferum Fe
6
majemuk, berbentuk bulir, kelopaknya berbentuk tabung. Bijinya berbentuk bulat
dan berwarna hitam. Buahnya kotak beruang tiga dan berwarna hijau. Akarnya
merupakan akar serabut.
Enceng gondok tumbuh di kolam-kolam dangkal, tanah basah dan rawa, aliran airyang
lambat, danau, tempat penampungan air dan sungai. Tumbuhan ini dapat beradaptasi
dengan perubahan yang ekstrem dari ketinggian air, arus air, dan perubahan ketersediaan
nutrien, pH, temperatur dan racun-racun dalam air. Pertumbuhan enceng gondok yang ce-
pat terutama disebabkan oleh air yang mengandung nutrien yang tinggi, terutama yang
kaya aka nitrogen, fosfat dan pontasium. Kandungan garam dapat menghambat pertum-
buhan enceng gondok seperti yang terjadi pada danau-danau didaerah pantai AfrikaBarat,
dimana enceng gondok akan bertambah sepanjang musim hujan dan berkurang saat kan-
dungan garam naik pada musim kemarau.
Enceng gondok yang memiliki nama lain ‘Eichornia crassipes’ adalah sejenis tum
buhan air yang hidup terapung dipermukaan air. Akan berkembang biak manakala di-
penuhi limbah pertanian atau pabrik sehingga menjadi indikator dimana tempat tersebut
sudah terkena pencemaran limbah. [6]
7
Miligram, dan zat besi 4 miligram. Selain itu di dalam eceng Gondok juga mengandung
vitamin A sebanyak 1000 IU, vitamin B1 0,08 miligram dan vitamin C 50 miligram.
Hasil tersebut didapat dari: [7]
2.1.2 Dampak positif atau manfaat yang terdapat pada eceng gondok.
Meskipun tumbuhan yang lebih sering dianggap sebagai tumbuhan peng-
ganggu kawasan perairan ini memiliki banyak dampak negatif, ternyata eceng
gondok memiliki berbagai manfaat, diantaranya:
8
juga menyerap Cd 1,23 mg/g, Hg 1,88 mg/g dan Ni 0,35 mg/g berat kering apabila
logam-logam itu berada dalam keadaan tercampur dengan logam lain. Lubis dan
Sofyan (1986) menyimpulkan logam chrom (Cr) dapat diserap oleh eceng gondok
secara maksimal pada pH 7. Dalam penelitiannya, logam Cr semula berkadar 15
ppm turun hingga 51,85 persen.[6]
2.1.3 Pemanfaatan eceng gondok menjadi barang yang memiliki nilai guna
dan komersial
A. Eceng gondok dapat dimanfaatkan menjadi bahan kerajinan yang
menguntungkan. Keuntungan bahan kerajinan tangan dari eceng
gondok adalah sebagai berikut:
9
Kemampuan perkembangbiakannya yang tinggi dan penyesuaian
dirinya yang baik pada berbagai iklim membuat tanaman ini telah tersebar
luas di dunia terutama di negara-negara tropis dan subtropis. Penanggu-
langan tanaman ini sangat sukar sehingga terus menerus menimbulkan
problema-problema yang berhubungan dengan navigasi, control banjir,
agrikultur, irigasi dan drainase, nilai dari tanah, konservasi satwa liar,
perikanan, suplai sumber air, kesehatan lingkungan dan lainnya sehingga
pantaslah apabila tanaman ini digelari sebagai “Gulma (tanaman peng-
ganggu) terburuk di dunia” dan “Gulma dengan biaya pengelolaan jutaan
dollar”. Kondisi merugikan yang timbul sebagai dampak pertumbuhan
eceng gondok yang tidak terkendali di antaranya adalah :
10
2.2. Pengertian Biogas
Biogas adalah gas mudah terbakar (flammable) yang dihasilkan dari proses
fermentasi bahan-bahan organik oleh bakteri-bakteri anaerob (bakteri yang hidup
dalam kondisi kedap udara). Gas methan terbentuk karena proses fermentasi secara
anaerobik (tanpa udara) oleh bakteri methan atau disebut juga bakteri anaerobik
dan bakteri biogas yang mengurangi sampah-sampah yang banyak mengandung
bahan organik (biomassa) sehingga terbentuk gas methan (CH4) yang apabila
dibakar dapat menghasilkan energi panas. Pada umumnya semua jenis bahan or-
ganik bisa diproses untuk menghasilkan biogas, namun demikian hanya bahan or-
ganik (padat dan cair) homogen seperti kotoran dan urine (air kencing) hewan ter-
nak yang cocok untuk sistem biogas sederhana. Disamping itu juga sangat mung-
kin menyatukan saluran pembuangan dikamar mandi atau WC kedalam sistem bio-
gas. Di daerah yang banyak industri memproses makanan antara lain tahu, tempe,
ikan pindang atau brem bisa menyatukan saluran limbahnya ke dalam sistem bio-
gas, sehingga limbah industri tersebut tidak mencemari lingkungan disekitarnya.
Hal ini memungkinkan karena limbah industri tersebut di atas berasal dari bahan
organik yang homogen. Jenis bahan organik yang diproses sangat mempengaruhi
produktifitas sistem biogas disamping parameter-parameter lain seperti temperature
digester, pH, tekanan. [8]
11
ternak yang dapat langsung dipergunakan sebagai pupuk organik pada
tanaman/budidaya pertanian. Potensi pengembangan biogas di Indonesia
masih cukup besar.
Tabel 2.2 Kesetaraan bigoas dengan sumber energi yang lain [5]
1. Cina
Sejak tahun 1975 “biogas for every household”. Pada tahun
1992, 5 juta rumah tangga di China menggunakan biogas. Reaktor
12
biogas yang banyak digunakan adalah model sumur tembok dengan
bahan baku kotoran ternak & manusia serta limbah pertanian.
2. India
Dikembangkan sejak tahun 1981 melalui “The National Project
on Biogas Development” oleh Departemen Sumber Energi non-
Konvensional. Tahun 1999, 3 juta rumah tangga menggunakan bio-
gas. Reaktor biogas yang digunakan model sumur tembok dan
dengan drum serta dengan bahan baku kotoran ternak dan limbah
pertanian.
3. Indonesia
Mulai diperkenalkan pada tahun 1970-an, pada tahun 1981
melalui proyek pengembangan biogas dengan dukungan dana dari
FAO dibangun contoh instalasi biogas di beberapa provinsi.
Penggunaan biogas belum cukup berkembang luas antara lain
disebabkan oleh karena masih relatif murahnya harga BBM yang
disubsidi, sementara teknologi yang diperkenalkan selama ini
masih memerlukan biaya yang cukup tinggi karena berupa kon-
struksi beton dengan ukuran yang cukup besar. Mulai tahun 2000-
an telah dikembangkan reaktor biogas skala kecil (rumah tangga)
dengan konstruksi sederhana, terbuat dari plastik secara siap
pasang (knockdown) dan dengan harga yang relatif murah.
2.3.1. Transmisi
Transmisi adalah suatu alat untuk meneruskan tenaga dari poros satu
ke poros yang lain dan dibantu dengan alat yang sesuai kebutuhan, misal
alat itu rantai, sabuk, gear dll. Transmisi terdiri dari dua jenis, yaitu :
13
2.3.2. Transmisi Sabuk-Puli (Belt And Pulley)
Sabuk adalah suatu elemen mesin fleksibel yang dapat digunakan dengan mu-
dah untuk mentransmisikan torsi dan gerakan berputar dari suatu komponen satu
kebeberapa komponen lain. Belt digunakan untuk memindahkan daya antara dua
poros yang sejajar. Poros-poros harus terpisah pada suatu jarak minimum tertentu
yang tergantung pada jenis pemakain belt / sabuk agar bekerja secara efesien.
14
d. Sabuk datar khususnya sangat berguna untuk instalasi penggerak dalam
kelompok karena aksi klos.
Sabuk-V terbuat dari kain dan benang, biasanya katun rayon atau
nilon dan diresapi karet dan mempunyai penampang trapesium. Tenunan
tetoron atau semacamnya dipergunakan sebagai inti sabuk untuk mem-
bawa tarikan yang besar. Sabuk-V dibelitkan di keliling alur puli yang
berbentuk V pula. Bagian sabuk yang sedang membelit pada puli ini
mengalami lengkungan sehingga lebar bagian dalamnya akan bertambah
besar. Gaya gesekan juga akan bertambah karena pengaruh bentuk baji,
yang akan menghasilkan transmisi daya yang besar pada tegangan yang
relatif rendah.
15
A. Jenis –jenis V-Belt ada tiga jenis yaitu a.
Tipe standar ditandai huruf A, B, C, D, & E
16
1. Selip antara sabuk dan puli dapat diabaikan.
2. Memberikan umur mesin lebih lama.
3. Sabuk V mudah dipasang dan dibongkar.
4. Operasi sabuk dengan puli tidak menimbulkan getaran.
5. Sabuk V juga dapat dioperasikan pada arah yang berlawanan.
6. Sabuk V yang dibuat tanpa sambungan sehingga memperlancar
putaran.
7. Sabuk V mempunyai kemampuan untuk menahan goncangan saat
mesin dinyalakan.
Pahat bermata ganda (multiple cutting tool) pada dasarnya merupakan suatu seri
dari pahat bermata tunggal yang dipasang pada suatu pemegang khusus atau
merupakan suatu tool tersendiri dengan sejumlah mata potong (cutting edge). Pa-
hat bermata ganda dipakai pada :
17
Gambar 2. 5 Nomenklatur Pisau Fres
Tiap – tiap mata (blade) dari pisau mempunyai sebuah rake angel dan
clearance. Rake angel adalah sudut antara cutting edge dan radial
line(garis dari pusat cutter ke puncak cutting edge). Umunya rake
angel berkisar antara 100- 150. Sudut clearance (clearance angle)
penting untuk memungkinkan gigi – gigi cutter untuk membersihkan
benda kerja dan tidak menyebabkan gesekan, yang tak berguna
sesudah cutting edge selesai melaksanakan tugasnya.
Pada umumnya primary clearance angel yang di pakai 50 dan un-
tuk secondary clearance angel ditambah 300. Helix angel praktis di-
miliki oleh milling cutter yang modern, yang mengatur gigi-gigi cut-
ter dalam sudut miring (helical angel). Untuk pemotongan ringan dan
kecepatan yang rendah helical 150. Tetapi untuk pekerjaan produksi
helical angel antara 450s/d 520.
18
2.4. Poros
Poros adalah salah satu bagian terpenting dari mesin. Hampir semua mesin
meneruskan tenaga bersama-sama dengan putaran. Peranan dalam transmisi seperti
itu dipegang oleh poros. [1]
Poros adalah bagian suatu bagian stasioner yang berputar, biasanya berperan berpen-
damping bulat dimana terpasang elemen-elemen seperti roda gigi (gear). Poros bisa
menerima beban lenturan, beban tarikan, beban tekan atau puntiran yang bekerja
sendiri-sendiri atau berupa gabungan satu dengan lainya.[2]
Poros adalah elemen mesin yang berbentuk batang, pada umumnya berpenam-
pang lingkaran yang berfungsi memindahkan putaran atau mendukung sesuatu beban
dengan atau tanpa meneruskan daya. Poros merupakan komponen mesin yang vital.
Sebuah poros adalah bagian mesin yang berputar yang digunakan untuk memin-
dahkan daya dari satu tempat ke tempat lain. Tenaga yang dipindahkan pada poros
oleh sebuah gaya oleh sebuah gaya tangensial dan menghasilkan momen putar yang
dipasang dalam tenaga yang diijinkan untuk dipindahkan pada beberapa mesin yang
terhubung pada poros. Untuk memindahkan tenaga dari poros ke lainya, berbagai
komponen seperti puli, roda gigi, dan lain-lain dipasang pada poros. Komponen yang
dipasang di poros. Selain tenaga putar, ada beban lain yang harus diterima di poros
yaitu beban dukung. Contohnya sebuah poros dukung yang berputar, yaitu poros
roda kereta api, As gardan, dan lain-lain.
19
yang tetap atau dipasang tetap pada poros dukung yang berputar.
Contohnya sebuah poros dukung yang berputar, yaitu poros roda
keran pemutar gerobak. [1]
2. Gandar
Gandar merupakan poros yang tidak mendapatkan beban puntir,
fungsinya hanya sebagai penahanan beban, biasanya tidak berputar. Po-
ros gandar merupakan poros yang dipasang diantara roda-roda kereta
barang. Poros gandar tidak menerima beban puntir dan hanya mendapat
beban lentur.
3. Poros Spindle
Poros spindle merupakan poros transmisi yang relatif pendek, misalnya
pada poros utama mesin perkakas dimana beban utamanya berupa beban
puntiran. Selain beban puntiran, poros spindle juga menerima beban len-
tur (axial load). Poros spindle dapat digunakan secara efektif apabila de-
formasi yang terjadi pada poros tersebut kecil.
4. Poros Engkol
Poros engkol merupakan bagian dari mesin yang dipakai untuk
merubah gerakan naik turun dari torak menjadi gerakan putar.
Poros engkol yang kecil sampai yang sedang biasanya dibuat dari
bahan yang ditempa kemudian dibubut, sedangkan yang besar-
besar dibuat dari beberapa bagian yang disambung-sambung
20
dengan cara pengingsutan. Dalam praktek dikenal 2 macam Po-
ros engkol yaitu :
1. Kekuatan Poros
Poros transmisi akan menerima beban puntir (twisting moment),
beban lentur (bending moment) ataupun gabungan antara beban
puntir dan lentur. Dalam perancangan poros perlu memperhatikan
beberapa faktor misalnya: kelelahan, tumbukan dan pengaruh kon-
sentrasi tegangan bila menggunakan poros bertangga ataupun
penggunaan alur pasak pada poros tersebut. Poros yang dirancang
tersebut harus cukup aman untuk menahan beban-beban tersebut.
21
2. Kekakuan Poros
Meskipun sebuah poros mempunyai kekuatan yang cukup
aman dalam menahan pembebanan tetapi adanya lenturan atau
defleksi yang terlalu besar akan mengakibatkan ketidaktelitian
(pada mesin perkakas), getaran mesin (vibration) dan suara
(noise). Oleh karena itu disamping memperhatikan kekuatan poros,
kekakuan poros juga harus diperhatikan dan disesuaikan dengan
jenis mesin yang akan ditransmisikan dayanya dengan poros terse-
but.
3. Putaran Kritis
Bila putaran mesin dinaikan maka akan menimbulkan getaran (vibra-
tion) pada mesin tersebut. Batas antara putaran mesin yang mempunyai
jumlah putaran normal dengan putaran mesin yang menimbulkan getaran
yang tinggi disebut putaran kritis. Hal ini dapat terjadi pada turbin, motor
bakar, motor listrik, dll. Selain itu, timbulnya getaran yang tinggi dapat
mengakibatkan kerusakan pada poros dan bagian-bagian lainnya. Jadi da-
lam perancangan poros perlu mempertimbangkan putaran kerja dari poros
tersebut agar lebih rendah dari putaran kritisnya.
4. Material Poros
Poros yang biasa digunakan untuk putaran tinggi dan beban
yang berat pada umumnya dibuat dari baja paduan (alloy steel)
dengan proses pengerasan kulit (case hardening) sehingga tahan
terhadap keausan. Beberapa diantaranya adalah baja khrom nikel.
Baja sering digunakan karena modulus elasitasnya tinggi, sehingga
ketahananya terhadap defleksi tinggi. Besi cor dan besi nodular
digunakan ketika gear atau komponen lain teritegrasi pada poros.
Perunggu dan stailess steel digunakan di laut atau pada kondisi
korosif lainya. Through atau case hardened stell sering digunakan
juga sebagai jurnal pada sleeve bearing. Kebayakan poros terbuat
dari baja karbon rendah dan medium yang dirol panas maupun
dingin. [10]
22
2.5. Bantalan
Menurut Sularso dan Kiyokatsu Suga dalam buku Elemen Mesin,
Bantalan adalah elemen mesin yang menumpu poros berbeban, sehingga
putaran atau gerakan bolak-baliknya dapat berlangsung secara halus, aman
dan panjang umurnya. Bantalan harus cukup kokoh untuk memungkinkan
poros serta elemen mesin lainnya bekerja dengan baik. Jika bantalan tidak
berfungsi dengan baik maka prestasi seluruh sistem akan menurun atau
tidak dapat bekerja secara semestinya. Jadi, bantalan dalam permesinan
dapat disamakan peranannya dengan pondasi pada gedung. [9]
23
B. Bantalan gelinding (rolling bearings)
Bantalan gelinding ini terjadi gesekan antara bagian yang berputar
dengan yang diam melalui elemen gelinding seperti bola (peluru), rol atau
rol jarum, dan rol bulat. Bantalan gelinding pada umumnya lebih cocok
untuk beban kecil dari pada bantalan luncur, tergantung pada bentuk ele-
men gelindingnya. Putaran pada bantalan ini dibatasi oleh gaya sentrifugal
yang timbul pada elemen gelinding tersebut. Keunggulan bantalan ini ada-
lah pada gesekannya yang sangat rendah. Pelumasannya pun sangat seder-
hana, cukup dengan gemuk, bahkan pada yang memakai sil sendiri tidak
perlu pelumasan lagi. Meskipun ketelitianya sangat tinggi, namun karena
adanya gerakan elemen gelinding dan sangkar, pada putaran tinggi banta-
lan ini agak gaduh dibandingkan dengan bantalan luncur.
24
d) Pelumasan terus menerus yang sederhana dan hamper bebas
pemeliharaan pada jumlah bahan pelumas yang jauh lebih sedikit.
e) Kemampuan dukung yang lebih besar setiap lebar bantalan.
f) Normalisasi dari pengukuran luar, ketelitian (presisi), pembebanan
yang diijinkan dan perhitungan dari umur kerja, berhubungan
dengan. Pembuatan yang bermutu tinggi dalam pabrik khusus dan
dari sini memberikan keuntungan untuk penggunaan suku cadang.
25
Bantalan radial arah beban yang ditumpu bantalan ini ada-
lah tegak lurus sumbu poros.
Bantalan aksial arah beban bantalan ini sejajar dengan sum-
bu poros.
Bantalan gelinding khusus bantalan ini dapat menumpu
beban.
A. Las
Pengelasan adalah suatu proses penyambungan logam menjadi
satu akibat panas dengan atau tanpa tekan, Pada pengelasan tekan,
bagian yang hendak disambung diisi sedemikian rupa dengan suatu
bahan cair, sehingga pada waktu yang sama tepi bagian yang ber-
batasan tersambung. Secara simbolik macam pengelasan sebagai
berikut :
26
B . Baut – Mur dan Sekrup
Mur – Baut dan Sekrup untuk menyambung bagian elemen me-
sin satu dengan yang lainnya dalam satu konstruksi. Sambungan
ini dapat dilepas jika salah satu elemennya mengalami rusak atau
aus. Menurut pemakaiannya baut dapat dibedakan menjadi :
27
2. Sekrup Mesin
Sekrup mesin ini mempunyai diameter sampai 8 mm dan untuk pemakaian
khusus tidak ada beban besar. Kepalanya mempunyai alur lurus atau lurus atau si-
lang untuk dapat dikuatkan dengan obeng. Macam-macam sekrup mesin :
a. Mur bulat.
b. Mur flens.
c. Mur tetap.
28
d. Mur mahkota.
e. Mur kuping.
b. Perhitungan poros
1. Daya rencana (Pd)=fc.P [19] …………………………………..(2.2)
Dimana : fc = Faktor koreksi P = Daya normal (KN)
Momen puntir (T) = 9,74.105
Dimana : Pd = Daya rencana (watt), n1 = Putaran poros (rpm)
Tegangan geser yang diijinkan (τg) =
29
Dimana : Kt = Faktor koreksi
τg= Tegangan geser (kg/mm2)
cb = Faktor karena beban lentur
T = Momen puntir (kg.mm)
30
Dimana : Pd = Daya rencana (watt) , P0 = Daya (0,746 kw)
e. Perhitungan bantalan
1. Perhitungan tekanan bantalan (p) [19]……………………….(2.5)
31
gondok dicacah maka enceng gondok akan keluar melalaui lubang
keluaran yang ada pada alat pencacah.
Ada tiga macam perancangan yaitu : (1) asli yaitu merupakan desain
penemuan yang benar-benar didasarkan pada penemuan belum pernah ada
sebelumnya, (2) pengembangan/modifikasi yaitu merupakan pengem-
bangan produk yang sudah ada dalam rangka peningkatan efisiensi, efek-
tivitas, atau daya saing untuk memenuhi tuntutan pasar atau tuntutan za-
man, (3) adopsi yaitu merupakan perancangan yang mengadopsi mengam-
bil sebagian sistem atau seluruhnya dari produk yang sudah ada untuk
penggunaan lain dengan kata lain untuk mewujudkan alat mesin yang
memiliki fungsi lain.
32
karena itu disebut sebagai proses perancangan. Kegiatan dalam proses
perancangan disebut fase. Fase-fase dalam proses perancangan berbeda satu
dengan yang lainya sebagai berikut: [19]
4. Perancangan Produk
33
Fase perancangan produk merupakan pengembangan alternative da-
lam bentuk skema atau skets menjadi produk atau benda teknik yangben-
tuk, material dan dimensi elemen-elemennya ditentukan. Fase
perancangan produk diakhiri dengan perancangan detail elemen-elemen
produk, yang kemudian dituangkan dalam gambar-gambar detail untuk
proses pembuatan.
1. Biaya
Biaya dalam termologi keuangan didefinisikan sebagai pengorbanan
sumber-sumber daya yang diadakan untuk mendapatkan keuntungan atau
untuk mencapai tujuan dimasa yang akan datang. Pada sebuah usaha
manufaktur terdapat 3 elemen pokok biaya, ketiga elemen pokok itu ada-
lah [23] :
34
a. Material Cost (biaya bahan baku)
Biaya bahan baku terbagi menjadi dua elemen yaitu :
1) Direct material cost
Merupakan biaya semua bahan secara fisik yang dapat diidentifi-
kasi sebagai bagian dari prosuk jadi dan biasanya merupakan bagi-
an terbesar dari material pembentuk harga pokok produksi.
2) Indirect material cost
Segala biaya yang merupakan biaya-biaya yang dikeluarkan dalam
rangka sebagai biaya bahan penolong dalam pembentukan produk.
2. Penerimaan (renenue)
Penerimaan dalam hal ini adalah penerimaan yang didapatkan ole-
hprodusen penghasil produk dari hasil penjualan produknya kepasaran.
35
Ada beberapa konsep penerimaan yang sangat penting digunakan untuk
meganalisa perilaku produsen yaitu :
a. Total Rvenue
Total Rvenue adalah penerimaan total yang diperoleh produsen
penghasil produk. Penerimaan total ini didapat dari perkalian dari ban-
yaknya produk yang dijual dikalikan dengan harga jual produk perunit.
b. Average Renenue
Average Renenue adalah penerimaan perunit produsen penghasi
lproduk atas penjualan produk yang berhasil terjual dipasaran. Aver-
age Renenue didapat dari hasil bagi penerimaan total dibagi dengan
unit yang terjual.
c. Marginal Revenue
Marginal Revenue merupakan kenaikan dari penerimaan total yang
disebabkan karena terjadinya pertambahan penjualan satu unit hasil
produksi. Marginal Revenue diperoleh dari pembagian keseluruhan to-
tal produk dibagi dengan keseluruhan produk yang terjual.
3. Titik Impas
Titik impas atau sering disebut dengan Break event Point (BEP)
merupakan sebuah sarana untuk menentukan kapasitas produksi yang ha-
rus dicapai oleh suatu operator produksi untuk mendapatkan keuntungan.
Penganalisisan titik impas dalam permasalahan produksi biasanya
digunakan untuk menetukan tingkat akan sebuah produk yang bisa
mengakibatkan produsen produk berada dalam kondisiimpas. Untuk
mendapatkan titik impas dari sebuah produk harus dicari fungsi biaya
maupun pendapatan, dimana total biaya sama dengan total pendapatan.
36
Dalam kondisi titik impas ketiga komponen tersebut diatas akan berlaku
sebagai berikut :TC = FC + VC = FC + Cx
Jika TR = pX
Maka TR = TC atau pX = FC +Cx
X = FC / p – c
Dimana :
TC = ongkos total untuk pembelian X produk
FC = ongkos tetap
VC = ongkos variabel untuk pembelian X produk
C = ongkos variabel untuk pembelian 1 produk
TR = total pendapatan dari penjualan X buah produk
p = harga jual persatuan produk
37
BAB III
METODE PERANCANGAN
Mulai
Kebutuhan Alat
Kinerja
Mesin Perancangan produk
Tidak Tidak
Sesuai Sesuai
Evaluasi produk hasil
rancangan gambar
Dokumen untuk
pembuatan
Selesai
38
3.2 Alat dan Bahan
Pembuatan tugas rancang ini mencakupi alat dan bahan yang akan digunakan. Adapun alat
dan bahan yang akan di gunakan adalah :
A. Alat
Perencanaan Mesin Pencacah eceng gondok ini dibuat dengan-
menggunakan peralatan-peralatan utama, antara lain mesin konvensional,
alat-alat perkakas dan alat ukur. Adapun mesin yang digunakan dalam
pengerjaannya adalah:
1. Mesin Bubut
2. Mesin Milling
3. Mesin Bor
4. Mesin Gerindra
5. Mesin Las
6. Mesin Pemotong Plat
7. Mesin Bending Plat
Selain itu, adapun peralatan perkakas yang digunakan dalam pembuatan tugas
rancang ini adalah:
1. Gergaji Potong
2. Penggores
3. Peniti
4. Palu
5. Ragum
6. Kikir
7. Pahat Bubut
8. Cutter Milling
39
1. Jangka Sorong 3. Meteran
2. Mistar Baja
B. Bahan
Berdasarkan perencanaan bahan-bahan yang akan digunakan dalampembuatan
alat adalah:
1. Elektroda RB 26
2. Mata pisau
3. Kedudukan Mata Pisau
4. Baja Profil L UNP 50mm x 38mm
5. Plat
6. Rubber V-Belt
7. ST 37
8. Pulley
9. Baut
40
8. Jangka
9. Kunci pas dan kunci shoch.
10. Palu
1. Proses pemotongan
Proses pemotongan dilakukan untuk menentukan ukuran mata pisau yang
akan dibuat, kemudian diukur panjang dan lebarnya agar mendapatkan
hasil yang diinginkan. Tanpa membuang bahan dan mempermudah da-
lam proses pembuatan mata pisau.
2. Proses perataan
Proses perataan dilakukan agar mata pisau yang sudah terlebih dahulu
dipotong dan ditentukan panjang dan lebarnya menjadi tajam karena ket-
ajaman mata pisau menentukan hasil pencacahan.
3.Proses perlubangan
Proses perlubangan atau proses drilling dilakukan untuk membuat lubang
pada mata pisau yang sudah dibentuk sesuai dengan ukuran pasak pada
poros yang sudah di buat sebelumnya agar tidak terjadi slip ketika mata
pisau berputar dan untuk mempermudah pelepasan pada mata pisau se-
hingga mudah diganti.
4. Proses penghubung
Poros penghubung digunakan sebagai kedudukan mata pisau dan sebagai
penghubung antara puli kesilinder mata pisau, jumlah poros pengubung
tersebut dibuat sebanyak satu buah.
41
3.4 Proses Pembuatan Alat
Pemilihan suatu alat atau perkakas sangat diutamakan agar pekakas yang digunakan
tepatdalam penggunaannya. Pemilihan bahan juga sangat menentukan suatu mesin karena
penentuan suatu bahan sangat mempengaruhi umur dan hasil benda yang dibuat. Produk
harus dirancang agar harga bahan, ongkos dan yang paling utama adalah menghemat waktu
pengerjaan atau waktu produksinya. Karena dalam sekali produksi membutuhkan waktu
yang sangat lama.Untuk itu dalam proses permesinan pencacah eceng gondok memerlukan.
2. Persiapan bahan
Merupakan tahapan untuk menentukan kekuatan dan kualitas dari proses
permesinan mesin pencacah eceng gondok dan persiapan bahan bertujuan
untuk mempermudah dan memperpendek waktu non produktif proses
dari pembuatan mesin pencacah eceng gondok .
3. Persiapan alat
42
5. Proses pemotongan
Setelah proses pengukuran dilakukan maka bahan untuk peracagan me-
sinpencacah eceng gondok di potong sesuai pentuk danukuran yang sudah
dirancang.
6. Proses pengecekan
Pada proses pengecekan dilakukan untuk mengurangi terjadinya kesala-
hanpada proses perancangan mesin pencacah eceng gondok. Bahan yang su-
dahdiukur dan di potong dicek apakah terjadi kelebian atau kekurangan da-
lampemotongan maka akan diperbaikan kembali, tetapi jika benar maka
prosesakan dilanjutkan kembali.
7. Proses perancangan
Proses perancangan komponen merupakan langkah yang paling utama ka-
rena pada proses ini akan dibuat sebuah produk yang sesuai dengan
rancangan. Dengan menggunakan mesin tertentu dan peralatan dimana ba-
han yang digunakan telah disiapkan terlebih dahulu.
9. Pengecekan kembali
43
10. Perakitan Mesin
Perakitan mesin dilakukan untuk membuat mesin pencacah eceng gondok
agar dapat di oprasikan untuk uji coba mesin eceng gondok.
44
BAB IV
PERANCANGAN DAN PEMBAHASAN
Dalam proses perencanaan ini, maka alternatif mesin yang dipilih adalah al-
ternatif 1, karena dalam perancangan mesin tersebut lebih efektif dengan
menggunakan daya motor listrik 3 hp dan dimana alat ini juga mudah diatur, dalam
penyetelan pisau dan mesin ini memiliki corong pengeluaran sebagai tempat
keluarnya hasil pencacahan dan tempat masuknya tumbuhan eceng gondok dengan
adanya penutup agar hasilnya tidak berserakan dimana-mana, sehingga memung-
kinkan pemilik Mudah dalam pengoperasian dan perawatannya.
45
Mesin ini memiliki dimensi panjang 800 mm, lebar 450 mm, dan Tinggi
1100 mm.
Untuk memperoleh daya pada mesin pencacah eceng gondok dilakukan pen-
gukuran gaya pada puli dan porosdengan menggunakan alat pengukur gaya saat
pada poros pemotong dan rumah mesin pencacah ini terpenuhi oleh tumbuhan
eceng gondok tersebut.
Fs = Ks.As
Ks = 0.86 Su = 17.7 Mpa
Su = 17.7 𝑁⁄𝑚2
Ks = 0.86 x (17.7 𝑁⁄𝑚𝑚2 )
46
= 15.22 N/mm2
(T1) = Fs.R
T2 = Iporos x
1
= x 7 kg x (0.0535 m )2
2
47
= 0.01 kg.m2
𝜑 2𝑥𝑥𝑛
a= =
𝑡 60
= 48.8 𝑟𝑎𝑑⁄𝑠
48.8 𝑟𝑎𝑑/𝑠
a=
5𝑠
= 9.76 𝑟𝑎𝑑/𝑆 2
= 0.0976 N.m
T3 = Ifly whell x
= 2.41kg.m x 9.76𝑟𝑎𝑑⁄𝑠2
= 23.52 N.m
Torsi total
Ttot = T1 + T2 + T3
48
= 38.4376 N.m
Daya
P = Ttot x
= 1875.75488 Watt
1875.75488 𝑊𝑎𝑡𝑡
=
746
= 2.5 Hp (3hp)
Selain gaya-gaya diatas pada komponen juga terjadi momen inersia massa, diman
besarnya adalah sebagai berikut :
1
I= 𝑥𝑚𝑥𝑅2
2
= 0,5 x 2,79 x 0,0572
= 4,38.10 -3 kg.m2
Torsi pada puli kecil
T = I
= 4,38.10-30 x 9,76 rad / S2 = 0,042 Nm
P=Tx
= 0,042 x 48,8
= 2,08 Watt
1
I= 𝑥 𝑚𝑟2
2
49
= 0,5 x 3,2 x 0,182
= 0,05 kg.m2
P= Tx
= 0,48 x 48,8 rad / s2
= 23,4 Watt
Motor listrik merupakan komponen standar yang dipilih sebagai tenaga pengerak pada
sistem transmisi. Perubahan ini dikerjakan dengan mengubah tenaga listrik menjadi magnet
dan disebut elektro magnet. Seperti yang diketahui bahwa kutup-kutup dan magnet senama
akan tolak-menolak dan kutup-kutup tidak senama akan tarik-menarik. Gerakan akan terjadi
jika menempatkan sebuah magnet pada sebuah poros yang berputar dan mangnet lainya pada
suatu kedudukan yang tetap. Pemilihan motor listrik disesuaikan dengan kebutuhan
penggunaan sesuai dengan data perencanaan.
Hasil perhitungan yang menjadi acuan pemilihan motor listrik adalah daya yang dibutuh-
kan mesin pencacah eceng gondok. Dari perhitungan yang diperoleh daya untuk memutar
poros, dengan perhitungan torsi dan gaya inersia massa komponen, masing-masing sebesar,
torsi 38.4376 N.m, torsi pada puli kecil 0,042 N,m torsi pada puli besar, 0,48 N.m dan daya
mesin pencacahnya sebesar 1875,75 Watt, 23,4 Watt mengigat faktor gesekan antara pisau
dengan tumbuhan eceng gondok tersebut mungkin terjadi maka daya-daya yang diperoleh
50
tersebut dikalikan dengan koefisien gesekan sebesar 0,7 sehingga daya aplikasi adalah se-
bagai berikut :
Daya fly wheel, poros dan pisau untuk mesin pencacah eceng gondok,
dengan perhitungan torsi adalah 1875,75 Watt.
Daya akibat puli kecil adalah 2,08 Watt.
Daya akibat puli besar adalah 23,4 Watt.
Daya total = 1875,75 + 2,08 + 23.4 Watt = 1901,23 Watt
= 2,54 hp (3hp)
Jadi, dari perhitungan diatas motor listrik yang digunakan untuk me-
sin pecacah enceng gondok sebesar 3 hp.
51
𝑝 1901,23
TA= = =38,95 N
48,8
Gaya Radial
FA = 1,5 x FTA = 1,5 x 683,5 = 1025,25 N / m
70 N 277.04 N 430 N
A B C D E
0,19 m 0,235 m 0,235 m 0.12 m
RbyRDy
Gambar 4.5 Diagram benda bebas komponen pada arah X – Y
∑ 𝑀B = 0
277,04 N x 0,235 m – RDy x 0,47 m + 430 N
x 0,59 m = 0
65,1049 N.m – RDy x 0,47 m + 253,7 N.m
-13,3 N.m = 0
65,1049 N.m - RDy x 240,4 N.m = 0
RDy x 0,47 m = 240,4 N.m – 65,1049 N.m
RDy x 0,47 m = 175,2951 N.m
175,2951 𝑁.𝑚
RDy = 0,47 𝑚
= 375,968 N
∑ 𝐹y = 0
RBy + RDy – 70 N – 277,04 N – 430 = 0
RBy + 372,968 N – 70 N – 277,04 N – 430 = 0
RBy + 372,968 N – 777, 04 N = 0
52
RBy = 777,04 N – 372,968
= 404,072 N
Menentukan reaksi bantalan dalam arah X – Y
FA RCZ REZ
RBS RDZ
∑ 𝑀B = 0
- - FA x 0,19 + Rcz x 0,425 + RDz x 0,66 – REz x 0,78 = 0
- 70 x 0,19 – 277,04 x 0,425 + 372,968 x 0,66 – REZ x 0,78 = 0
− 70 𝑥 0,78−277,04 𝑥 0,425 + 372,96 𝑥 0,66
REZ = = - 146,76 N
0,78
∑ 𝑀E = 0
−𝐹 A x 0,78 + RBZ x 0,59 – RCZ x 0,355 + RDZ x 0,12 = 0
53
∑ 𝑀c = 0
−𝐹 A x 0,425 + RBZ x 0,235 + RDZ x 0,235 – REZ x 0,355 = 0
∑ 𝑀D = 0
- FA = x 0,66 – RBZ x 0,47 - RRCZ x 0,235 + REZ X 0,12 = 0
Momen lentur, MZ
Momen resultan, MR
= √523,272 + √65,202
= 527,32 Nm
54
MRD = √𝑀𝐷2 𝑧 + √𝑀𝐷2 y
Diameter poros
ds1 [⟦ 5.1
3.08
⟧ √(2𝑥424,82)2 + √(2𝑥38437,6)2 ]
ds1 = 48,07 mm (55mm)
ds1 [⟦ 5.1
3.08
⟧ √(2𝑥527,32)2 + √(2𝑥38437,6)2 ]
= 45,9 mm ( 50mm)
Dari hasil perhitungan diatas, sudah dapat ditentukan dimensi dari poros
yang akan digunakan pada mesin pencacah eceng gondok, yaitu seperti pa-
da gambar di bawah ini :
55
Gambar 4.7 Dimensi poros
56
Gambar 4.8 Pillow block (bantalan)
Untuk merancang bantalan terlebih dahulu kita harus mengetahui arah
pembebanan yang diterima oleh bantalan, apakah tegak lurus dengan
sumbu poros (radial) atau sejajar dengan sumbu poros (aksial), atau
gabungan keduanya. Poros pada mesin pencacah ini beban yang akan
diterima oleh bantalan menjadi :
2 2
Fr = √𝑅𝐵𝑦 + √𝑅𝐵𝑧 …………………………….(4.3)
Bila jumlah jam kerja yang diinginkan adalah 1500 jam kerja dan 8
jam kerja / hari. Maka banyak putaran L adalah :
60𝑛𝐿ℎ
L=
1000000
60𝑥400𝑥15000
= = 360 juta putaran
1000000
d = 50 mm
D = 70 mm
B = 25 mm
57
r = 5 mm
berat = 0.5 kg
58
Daya, P = 3 hp
= 764 Watt
59
𝜋
Panjang sabuk L = 2(C) + 2 (D1 + D2)……………………..(4.4)
𝜋
= 2 (16,53) + 2 (2,28 + 7,3 )
L2 – [ 𝜋
2
( D 1 + D2 ) +
(𝐷2
𝐿𝑠
-
𝐷1 )2
𝐿𝑠
] …………………….(4.4)
Jarak Cs =
𝜋 (7.3−2.28)2
51.9 -⌈ (2,28 + 7,3) + ⌉
2 51,9
2
Cs = 18,2 in (462,28 mm)
Menghitung kecepatan sabuk
Diameter puli kecil, D1 = 2,28 in (57,91 mm)
Putaran poros penggerak, n1 = 1450 rpm
Maka :
Kecepatan sabuk, V = (D1)(n1) ………………………….(4.4)
12
(2,28)(1450)
Maka, V = = 865,5ft/min
12
Menentukan nilai daya (Ps) untuk satu sabuk
60
Diamter puli kecil, D1 = 2,28 in (57,91 mm)
Kecepatan sabuk, V = 865,5 ft/min (1000 ft/min)
Dari tabel. 5 nilai daya untuk sabuk – V tipe A didapat :
Nilai daya, Ps = 1 hp
Menentukan faktor koreksi sudut kontak puli kecil
Diameter puli kecil, D1 = 2,28 in (57,91 mm)
Diameter puli besar, D2 = 7,3 in (185,42 mm)
61
Diketahui :
R1 = 28,95 mm
R2 = 92.71 mm
C = 420 mm
𝑅2 − 𝑅1
𝐶
= arc tan
92,71 − 28,95
420
= arc tan
= 8,630
1. Poros
62
Pemilihan bahan poros yang akan digunakan pada alat ini, menggunakan
bahan baja karbon rendah karena memiliki sifat yang lunak dan mampu me-
sin (machinabulity) yang baik. Dimensi poros berdiameter dalam 18 mm, di-
ameter luar 40 mm dan panjang 780 mm.
Proses pembuatan poros menggunakan proses pengukuran, pemotongan
dan permesinan. Poros ini berfungsi untuk memotong tumbuhan eceng
gondok tersebut, menjadi sebuah potongan kecil. Salah satu bagian dari tahap
perencanaan konseptualisasi adalah konsep varian.
Varian 1
Pada varian pertama konsep poros pemotong tumbuhan eceng gondok ini telah
sesuai dengan tujuannya, dimana pisau tersebut dapat diasah kembali apabila tidak
tajam lagi.
63
Gambar 4.12 Rangka mesin
6. Sabuk V- belt
7. Besi As
64
Assembling adalah proses pengabungan komponan-komponen mesin sesuai dengan letak dan
fungsinya, sehingga dihasilkan suatu bentuk mesin yang sesungguhnya dari mesin yang
dirancang.
Z = Vr . a. w (cm3/menit)……………………………………(4.5)
1000
Rumus penghasilan potongan tumbuhan eceng gondok diperoleh dengan cara pen-
dekatan dengan rumus penghasil geram mesin freis.
𝑓.𝑛.𝑍.𝑍.𝑎.𝑤
Z= (cm3/menit)………………………………….(4.5)
1000
Dimana :
f = gerak makan (mm/putaran)
n = putaran poros pemotong (rpm)
Z1 = jumlah pisau diam
Z2 = jumlah pisau terbang
a = kedalaman pemotongan eceng gondok di sepanjang pisau pemotong
w = lebar pemotongan eceng gondok di sepanjang pisau
65
Vf = kecepatan makan = f.n. Zph (mm/menit)
v = laju aliran material (mm/menit)
Gerak makan
v = 100 mm/menit
n = 466 rpm
100 𝑚𝑚/𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡 1
f = 466 𝑝𝑢𝑡𝑎𝑟𝑎𝑛/𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡 = 6mm/putaran = 0,214 mm/putaran
66
Dalam perancangan sebuah alat perlu ditentukan anggaran biaya produksi yang dibutuh-
kan untuk membuat mesin tersebut, penyusunan anggaran biaya perancangan ini dapat beru-
bah sewaktu-waktu sesuai kondisi pasar dan situasi ekonomi pada saat tersebut. Jumlah total
biaya produksi perencanaan mesin pencacah eceng gondok ini meliputi :
Pembelian bahan
Pembelian komponen
Biaya operasional
Biaya tak terduga
Total waktu yang dibutuhkan dalam memproduksi Perencanaan Mesin pecacah eceng
gondok ini adalah 21 hari dengan jam kerja rata-rata per hari 6 jam.
67
kerja efektif adalah 6 jam. Sedangkan waktu yang dibutuhkan dalam
penyelesaian mesin ini adalah sebanyak 21 hari dengan jumlah tenaga
kerja 2 orang, maka besarnya upah yang harus dikeluarkan adalah :
75.000 x 21 x 2 = Rp. 3.150.000,-
Dalam hal ini biaya tak terduga yang dianggarkan adalah sebesar 10
%
dari biaya produksi secara keseluruhan yaitu :
Biaya produksi
= Biaya material + Upah kerja
= Rp 4.732.500 + Rp 3.150.000
= Rp 7.882.500
BAB V
68
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan penguraian beberapa bab sebelumnya, penulis dapat menyimpulkan bebera-
pa hal diantaranya :
1. Perancangan mesin pencacah eceng gondok ini adalah solusi untuk pengolahan
limbah eceng gondok. Karena dapat memanfaatkan teknologi sederhana untuk proses
pengolahanya.
2. Besarnya kapasitas penghasilan potongan eceng gondok sebesar 50 kg/jam
3. Pulley yang digunakan pada transmisi adalah puli kecil D1 = 2,28 in (57,91mm) dan
puli besar D2 = 7,3 in (185,42 mm )
4. Daya total dari mesin adalah 1.450 rpm, dimna dalam perancangan daya adalah 3 Hp,
daya motor ini sesuai dengan perhitungan.
5. Pulley poros penghubung daya berfungsi untuk dapat memperkecil putaran motor ter-
hadap poros dan pisau.
6. Putaran Pulley poros pengiris direncanakan 466 rpm.
7. Spesifikasi mesin ini, memiliki dimensi panjang 800 mm, lebar 450 mm, dan tinggi
1100 mm.
5.2 Saran
Adapun beberapa saran yang ingin penulis sampaikan dalam laporan ini, beberapa dian-
taranya adalah :
1. Di dalam menggunakan mesin ini harus sesuai dengan fungsi, dan prinsip kerjanya.
Dan perhatikan perawatanya dan perbaikan agar mesin ini tidak cepat mengalami ke-
rusakan.
2. Sebelum menggunakan alat ini, operator diharapkan mempersiapkan pisau pemotong.
3. Lakukan perawatan secara berkala, sebelum maupun sesudah melakukan pen-
goprasian.
4. Untuk pengembangan dari alat ini, bisa dibuat besar dan lebih efisien dengan
menggunakan prinsip kerja yang sama.
DAFTAR PUSTAKA
69
1) Djokosetyohardjo, M.J., 1990, Mesin Pengangkat I, PT.Pradnya Paramita, Jakarta.
2) Esposito, A., 1994, Fluid Power with Applications, Prentice-Hall International Inc.
3) Krist, T., 1989, Hidraulika, Penerbit Erlangga, Jakarta.D
4) Niemann, G., 1992,Elemen Mesin Jilid I, Penerbit Erlangga, Jakarta.
5) Rudenko, N., 1996, Mesin Pengangkat, Penerbit Erlangga, Jakarta.
6) Sularso dan Suga, K., 1997, Dasar Perencanaan dan Pemilihan Elemen Mesin, PT.
Pradnya Paramita, Jakarta.
7) gasikashop.wordpress.com/manfaat-enceng-gondok.
8) hasansetiasantosa.blogspot.com
9) Achmad Z, 1999. Elemen Mesin I, Refika Aditama Bandung.
10) Hutahaean, R.Y, 2011. Makanika Kekuatan Material, Graha Ilmu Yogyakarta
11) Mott. R. L, 2009. Elemen-Elemen Mesin Dalam Perancangan Mekanis, ANDI Yog-
yakarta
12) Neimann, Gustav dan H Winter, 1992. Elemen Mesin, Erlangga Jakarta.
13) Anonim. (2008). Karakteristik Eceng Gondok
14) Hadi,Suwarno.1989.”Bio dari Enceng Gondok,”dalam Sinar Harapan, hari Minggu,
26 Agustus,hlm.6.Semarang
15) Hadi,Wahyono.2007. “Bio dari Enceng Gondok,”dalam Proceeding JBPTITBPP.
http://digilib.itb.ac.id/gdl.php.
70
71