Anda di halaman 1dari 47

RANCANG BANGUN ALAT PENYORTIR DAN PENGHITUNG BIBIT

IKAN KOI MENGGUNAKAN ARDUINO

Oleh:

MUHAMMAD FATONI SYAHFRIE

NIM 170511623043

UNIVERSITAS NEGERI MALANG

FAKULTAS TEKNIK

JURUSAN TEKNIK MESIN

PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN TEKNIK MESIN

2020
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Ikan koi merupakan salah satu dari jenis ikan hias yang ada di dunia.
Menurut survey dari majalah ikan hias Indonesia pada tahun 2009, ikan koi
menempati posisi paling atas untuk kategori ikan hias yang paling banyak
diminati, dengan responden sebanyak 15%.Warna dari ikan koi memiliki
daya tarik sehingga membuatnya terlihat sangat elegan, serta bisa dipelihara
baik di kolam maupun akuarium (Tang dan Hamdan, 2017). Hal ini
menjadikan ikan koi sebagai peluang bisnis yang menjanjikan bagi pengusaha
ikan hias.

Probolinggo menjadi salah satu komoditas besar pembudidaya ikan


koi di indonesia selain Blitar, Tulung Agung, Bandung, Bogor dan
Sukabumi.Namun dalam praktiknya banyak kendala yang dialami ketika
membeli bibit ikan, yang paling sering dikeluhkan yaitu tentang ukuran bibit
yang tidak sama.Hal itu disebabkan karena para pembibit masih melakukan
cara penyortiran dengan metode tradisional dan menghitung secara manual,
tentunya metode tersebut memerlukan ketelitian yang tinggi dan waktu yang
tidak sedikit. Menurut Susanto (2000) untuk patokan yang digunakan dalam
memilih bibit ada 3 ukuran yaitu 5-8 cm, 8-12 cm, dan 12-15 cm.

Proses sortir pada bibit dilakukan paling tidak 2 kali dan diawali
dengan ukuran yang paling kecil yaitu 5-8 cm. Alat untuk sortir
menggunakan bak sortir yang telah dilubangi dengan ukuran diameter yang
sesuai umtuk masing-masing ukuran bibit ikan koi. Setelah melakukan proses
sortir ada proses hitung biasanya terdapat kendala dalam proses ini, itu
dikarenakan para pembibit ikan koi masih melakukan pengitung dengan cara
tradisoanal ketikan melakukan penghitungan, yaitu menggunakan sebuah alat
yang menyerupai saringan teh dimana akan diambil paling banyak lima bibit
dalam satu proses hitung. Bibit ikan koi ukuran kecil yang sudah disortir
dilanjutkan dengan ukuran yang sedang dimasukan pada wadah tampung
yang telah disiapkan untuk melakukan proses penyortiran lagi ke dalam
wadah tampung bibit koi yang memiliki ukuran 8-12, dan 12-15 cm. Pada
saat penyortiran mengahabiskan waktu sekitar 1 jam untuk 10.000 bibit ikan
koi. Setalah dilakukan penghitungan, bibit diletakan kurang lebih selama 1
hari.

Akan terjadi masalah jika bibit yang akan dihitung mencapai ribuan,
pembibit akan menemui kesulitan karena harus menghitung bibit dengan
jumlah ribuan yang tentunya memerlukan ketelitian dan konsentrasi yang
sangat tinggi agar tidak terjadi kesalahan ataupun lupa hitungan, karena pada
saat terjadi kesalahan dalam menghitung akan digenapkan keatas dan
pembibit tidak selalu melakukan penghitungan ulang saat terjadi kesalahan
hitung karena memerlukan waktu yang tidak sedikit. Karenanya akan sangat
merugikan konsumen dengan jumlah yang tidak stabil.

Dari berbagai masalah yang ada pada proses penyortiran dan


penghitungan bibit ikan koi seacara tradisonal, maka dirancanglah alat
penyortir dan penghitung bibit ikan koi secara otomatis dengan menggunakan
arduino atmega 2560 untuk menghasilkan produktivitas dan keakuratan yang
jauh lebih tinggi dan efisien.Komponen yang dimiliki pada alat penyortir dan
penghitung bibit ikan koi menggunkan arduino yaitu, arduino uno, LCD,
RTC, sensor inframerah, saluran penyortir dan kerangka besi.

Pada penelitian sebelumnya yang dibuat oleh Yutanto, J. (2016) yaitu


“Perancangan Sistem Penghitung Ikan Berbasis Arduino”, yang ditujukan
untuk menghitung ikan gobi bukan bibit menggunakan sensor inframerah
dengan hasil perhitungan didapat sebesar 96%. Sedangkan untuk alat
penyortir dan penghitung bibit ikan koi berbasis arduino ini dibuat dengan
kapasitas penyortir yang lebih besar dan penghitungan yang lebih akurat
dengan menggunakan sensor inframerah dan fototransistor.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat diketahui rumusan


masalahnya sebagai berikut :
1. Bagaimana konsep (draf desaign) alat penyortir dan penghitung bibit ikan
koi menggunakan arduino?
2. Bagaimana dasar perencanaan dan perhitungan pada pembuatan alat
penyortir dan penghitung bibit ikan koi menggunakan arduino?
3. Berapakah biaya yang digunakan untuk pembuatan alat penyortir dan
penghitung bibit ikan koi menggunakan arduino?
4. Bagaimana perawatan alat penyortir dan penghitung bibit ikan koi
menggunakan arduino?

C. Tujuan Perancangan
Berdasarkan rumusan masalah di atas, dapat diketahui tujuan
perancangan mesin ini adalah sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui cara pembuatan alat penyortir dan penghitung bibit ikan
koi menggunakan arduino
2. Untuk mengetahui perencanaan dan perhitungan pada pembuatan alat
penyortir dan penghitung bibit ikan koi menggunakan arduino
3. Untuk mengtahui biaya yang digunakan dalam pembuatan alat penyortir
dan penghitung bibit ikan koi menggunakan arduino
4. Untuk mengetahui cara perawatan alat penyortir dan penghitung bibit ikan
koi menggunakan arduino

D. Gambar Rancangan Awal atau Draft Design

Gambar 1.1 Alat Penyortir dan Penghitung Bibit


Tabel 1.1 Keterangan Bagian Mesin
No Nama Bagian Mesin Bahan Jumlah
1 Hooper Aluminium alloy 1
2 Saluran Penyortir Polyvinyl Chloride 3
3 Kerangka Penyambung Besi 1
4 Kerangka Penyangga Besi 1
5 Sensor Inframerah - 3
6 Komponen Arduino - 1
7 Baterai Aki - 1

E. Rancangan Perencanaan kebutuhan Material

Tabel 1.2 Material Requirement Planning (MRP)


Jenis Material
No Nama Jumlah KB KS Keterangan
komponen
1 Hooper 1  Aluminium alloy
2 Saluran 3  Polyvinyl
Penyortir Chloride
3 Kerangka  Besi
Penyambung
4 Kerangka  Besi
Penyangga
5 Sensor 3  -
Inframerah
Keterangan : KB = Komponen Buatan
KS = Komponen Standar
F. Ruang lingkup Perancangan
Dalam perancangan mesin ini, ruang lingkup perancangan hanya
sebatas pada pembuatan alat penyortir dan penghitung bibit ikan koi
menggunakan arduino, dan perhitungan komponen-komponen yang ada pada
mesin.Setelah tugas mata kuliah perancangan ini selesai, diharapkan mesin ini
dapat diaplikasikan dalam kehidupan masyarakat sehingga manfaatnya dapat
dirasakan oleh masyarakat khususnya di desa Kademangan, kabupaten
Probolinggo.
G. Kegunaan Produk Perancangan mesin produksi
Kegunaan dari perancangan alat penyortir dan penghitung bibit ikan
koi menggunakan arduino ini adalah :
Bagi Penulis :
1. Untuk memperoleh wawasan dan pengalaman dalam merancang sebuah
mesin, sehingga dapat meningkatkan keterampilan dan kreativitas
mahasiswa
2. Untuk menerapkan ilmu yang diperoleh selama masa perkuliahan
utamanya pada mata kuliah elemen mesin, material teknik, dan mekanika
teknik
Bagi Industri Kecil :
1. Mengatasi masalah yang sering ditemui oleh industri kecil
2. Meningkatkan hasil produksi dan efisiensi waktu
Bagi Pembaca :
1. Untuk menambah wawasan dan pengetahuan tentang teknologi tepat guna
2. Untuk menambah referensi tentang teknologi tepat guna

H. Metode Penulisan
Metode penulisan yang diperlukan dalam perancangan ini ada tiga,
yaitu melalui riset kepustakaan yaitu dengan pengkajian teori dan rumus dari
buku-buku maupun jurnal-jurnal referensi yang berhubungan dengan
perancangan mesin ini, konsultasi dengan dosen pembimbing perancangan
dan juga dosen lain mengenai hal-hal yang berkaitan dengan perancangan
mesin, dan proses perancangan mesin.

BAB II

LANDASAN TEORI
A. Tinjauan Umum Tentang Ikan Koi

Koi merupakan ikan yang berasal dari negara jepang. Pada negara
asalnya koi digunakan sebagai lambang persatuan atau simbol cinta. Ikan koi
mempunyai warna yang indah dan elegan serta dapat dipelihara baik di kolam
ataupun di akuarium.Ikan koi dikategorikan sebagai ikan yang dapat berumur
panjang, yaitu sekitar 20-30 tahun dan termasuk Cyprinus Carpio atau ikan
mas yang dikawin silangkan antar varietas lalu terjadi mutasi dan
menghasilkan bermacam-macam strain serta varian hingga menjadi ikan koi
seperti sekarang (Kuncoro, 2011).

Koi termasuk dalam hewan yang hidup dengan daerah beriklim


sedang pada air tawar. Menurut Susanto (2000) rentang suhu agar koi dapat
hidup yaitu sekitar 8° - 30° C, jika suhu lebih rendah ataupun melebih dari
rentang nya akan menyebabkan koi menjadi stres. Walaupun ikan koi
termasuk dalam ikan air tawar akan tetapi koi juga bisa hidup di air yang
mempunyai kadar asin sedang.

Pertumbuhan badan dari ikan koi dipengaruhi oleh suhu air, jenis
kelamin dan jenis pakan. Koi merupakan hewan dengan pertumbuhan cepat
bahkan dalam waktu setengah tahun. Tumbuhnya badan ikan koi, panjang
dan beratnya seiring dengan umurnya.

Tabel 2.1 Berat dan Panjang Ikan Koi Berdasarkan Umur


Umur (Tahun) Panjang (Cm) Berat (Gram)
1 10-20 7,5-75
2 24-30 188-375
3 27-40 563-938
5 45-50 1.125-2.250
10 55-70 2.620-4.875
Sumber : Susanto (2000)

Jantan ikan koi pada umumnya memliki badan yang ramping


dibandingkan dengan betina yang memliki bentuk badan relatif lebih bulat,
hingga umur 2 tahun jantan tumbuh lebih cepat. Setelah umur koi lebih dari 2
tahun pertumbuhan ikan koi betina tumbuh lebih cepat dari jantan.
Ikan koi mengenali makannya didalam air bahkan mampu mencari di
antara kotorannya, karena ikan koi memiliki indera penciuman yang tajam.
Dua pasang kumis yang berada pada mulutnya merupakan organ
penciumannya. Mulut ikan koi bisa disembulkan dan lumayan besar sehingga
menjadi keunikan tersendiri dari ikan ini. Dalam tubuh ikan koi ada
gelembung renang yang memiliki fungsi sebagai pengatur keseimbangan
tubuh koi di dalam air.

Gambar 2.1 Organ Tubuh Ikan Koi

Sumber : wikipedia.com

1. Ciri-ciri Ikan Koi


a. Tubuh dari ikan koi berbentuk menyerupai turpedo dilengkapi dengan
alat gerak sirip. Sirip yang melengkapi morfologi koi diantaranya sirip
punggung, dua sirip dada, sirip anus, sepasang sirip perut, dan sirip
ekor.
b. Sirip koi terbentuk atas jari-jari lunak, jari-jari keras serta selaput
sirip. Sirip ini memiliki fungsi sebagai penggerak. Sirip punggung
ikan koi mempunyai 3 jari-jari keras dan 20 jari-jari lunak. Sirip perut
memiliki jari-jari lunak 9 buah, sirip anus memiliki 3 jari-jari lunak
dan 5 jari-jari keras.
c. Bagian samping ikan koi sampai batang ekor memiliki gurat sisi yang
bermanfaat untuk menerima getaran suara. Garis ini terbentuk dari
urat yang ada pada dalam sisik hingga keluar.
d. Pada awalnya ikan koi mempunyai warna tunggal
 Hitam untuk jenis karasugoi dan sumigoi
 Merah untuk jenis benigoi, higoi dan akagoi
 Putih unutk jenis shiromuji
 Keemasan untuk jenis kingoi
 Putih keperakan untuk jenis gingoi.
e. Ikan koi memliki kemampuan mendengar dan akan merespon suara.
f. Ukuran ikan koi umumnya sekitar 50% dari panjang tubuh ikan koi
dewasa dalam 2 tahun.

2. Varietas Ikan Koi


Menurut Kuncoro (2011) ada beberapa varietas ikan koi yaitu:
A. Asagi

Gambar 2.2 Koi Asagi

Sumber : wikipedia.com

Ikan koi asagi mempunyai pola yang mirip dengan jaring


berwarna biru bada bagian belakang punggung. Sirip pada bagian perut
ikan koi memiliki paduan warna jingga dan merah, paduan dari warna
ini akan mengalami perkembangan dari bawah tubuh ikan koi sesuai
bertambahnya umur. Ikan koi asagi yang memiliki kualitas tinggi pada
umumnya memiliki ciri-ciri yang signifikan yaitu pola merah pada
bagian bawah perut hingga rusuk.
B. Bekko
Ikan koi bekko adalah jenis koi yang memiliki pola berwarna
hitam. Pola yang dimiliki oleh ikan koi bekko ini biasa disebut sumi
berada pada bagian pumggung ikan koi. Ikan koi bekko juga banyak
dikenal dengan sebutan “tempurunng kura-kura” hal itu disebabkan pola
yang dimiliki dari bekko ini mirip dengan tempurung kura-kura.

Gambar 2.3 Koi Bekko


Sumber : wikipedia.com

Varian warna ikan koi bekko dibagi menjadi tiga dan tergantung
dengan warna dasarnya antara lain aka bekko untuk ikan koi yang
memiliki warna dasar merah, ki bekko untuk ikan koi yang memiliki
warna dasar kuning dan shiro bekko untuk ikan koi yang memiliki warna
dasar putih

C. Kohaku
Gambar 2.4 Koi Kohaku
Sumber : wikipedia.com

Ikan koi kohaku mempunyai warna dasar putih dan corak merah
yang besar dibagian tubuh atas dan termasuk varietas ikan koi pertama
yang ada di Jepang. Jenis dari ikan kohaku diklasifikasikan menurut
bentuk dari corak , diantaranya:
 Maruten yang mempunyai warna dasar putih dan corak bulat pada
kepala dan punggung.
 Nidan yang memliki dua corak di punggung
 Inazuma yang hanya mempunyai satu corak di punggunya dengan
bercak yang berbentuk menyerupai petir.
D. Sanke

Gambar 2.5 Koi Sanke


Sumber : wikipedia.com

Ikan koi jenis sanke secara keseluruhan memiliki kemiripan


dengan jenis ikan koi kohaku namun yang menjadi pembeda diantara
keduanya adalah pola merah pada bagian punggung koi sanke pada
umumnya dipadukan dengan warna gelap meskipun kebanyakan
kombinasi dua warna sanke seharusnya berada diatas warna dasar yaitu
putih,

B. Komponen Utama Alat Penyortir dan Penghitung Bibit


1. Arduino
Menurut Kadir (2013) Arduino merupakan alat yang dapat dijadikan
sebagai pengontrol atau pengendali pada sistem dalam bentuk mikro dan
bersifat universal. Arduino juga sebagai sistem untuk pengembangan
kombinasi sistem softwere maupun hardwere (Sulaiman, 2012). Pada
arduino juga memliki integrated yang merupakan satu softwere yang
berperan dalam penulisan program, kode biner juga diinput kedalam
penyimpanan dan sebagai pengendali LED untuk sistem kontrol
robot.Selain itu arduino memiliki modul yang memliki fungsi pendukung
sensor, serta penggerak dan lainya yang dibuat agar dapat terhubung pada
arduino. Pada perancangan alat penyortir dan penghitung bibit otomatis ini
menggunakan jenis Arduino mega 2560.

a. Arduino Mega 2560


Arduino mega 2560 adalah sebuah papan/board pengembangan
mikrokontroller yang berbasis pada arduino dan menggunakan chip
Atmega 2560 (Pramudyo dan Wardoyo, 2015). Board ini mempunyai pin
I/O yang banyak, 54 buah digital I/O pin diantaranya 15 pin adalah PWM,
analog input 16 pin, UART/Serial port hardwere 4 pin.Alat ini juga
dilengkapi dengan 16 Mhz oscillator, port USB, power jack, tombol reset
dan ICSP header. Board ini merupakan sistem yang cukup lengkap dengan
memiliki berbagai komponen mikrokontroller dan cara penggunaannya
dengan menghubungkan power USB pada PC atau lewat adaptor AC/DC
ke jack DC.
Gambar 2.6 Arduino
Sumber : Iprice.co.id

b. Spesifikasi Arduino Mega 2560


Arduino Mega 2560 merupakan mikrokontroller yang memiliki
prosessor AT-Mega 2560 (Majid, 2016). Spesifikasinya antara lain :
1) Sumber tegangan sebesar 5 V 2.
2) Dibutuhkan tegangan input sebesar 6 – 20 V dan harus ideal untuk
ATMega 2560 sebesar 7 – 12 V.
3) Mempunyai pin Input/Output 54 pin
4) Pada pin Input/Output besar arus dari DC yaitu 40 mA sedangkan
untuk Arus dari DC untuk pin 3.3V yaitu50 mA. 5.
5) Flash memory sebesar 156 Kb yang di 8 digunakan oleh bootloader.
6) Spesifikasi pada SRAM 8 Kilobyte.
7) Spesifikasi pada EEPROM 4 Kilobyte. 8. mempunyai 2 Port UARTs
berfungsi sebagai komunikasi serial.
c. Konfigurasi Pin Arduino Mega 2560
Konfigurasi pin pada arduino Mega 2560 mempunyai fungsi
tersendiri dalam proses kerjanya. Pada Gambar 2.6 merupakan konfigurasi
pin Arduino Mega 2560 :
Gambar 2.7 Konfigurasi Pin Arduino
Sumber : Iprice.co.id

Menurut Artanto (2012) Beberapa fungsi tentang konfigurasi pin


Arduino Mega 2560 berdasarkan Gambar 2.7 adalah sebagai berikut :
 VIN – pin berfungsi input tegangan untuk board Arduino ketika
menggunakan sumber tegangan sebesar 5 V dari luar jangkauan USB.
 5V – pin dengan tegangan sebesar 5 Volt yang telah diatur lewat
regulator pada (built-in) dan board Arduino.
 3,3V – pin dengan tegangan 3,3 Volt dari regulator dan arus yang bisa
dihasilkan dari pin 3,3 Volt maksimal sebesar 50 mA.
 GND – Pin Ground sebagai pin referensi tegangan yang beroperasi
pada mikrokontroller.
 A0-A15 – berfungsi sebagai pin input/output dari analog.
 D0-D54 – berfungsi sebagai pin input/output digital yang terdapat pada
15 pin dan berfungsi output PWM.
 LED – sebagai indikator ketika pin yang bernilai HIGH, dengan itu
LED dapat menyala (ON), dan ketika pin bernilai LOW, maka LED
akan padam.
 TWI – pin yang terdapat pada pin 20/SDA juga pin 21/SCL.
 AREF – merupakan referensi dari tegangan sebagai input analog yang
digunakan untuk analog Reference.
 RESET merupakan perintah yang digunakan untuk mereset
(menghidupkan ulang) mikrokontroler.
d. Power Supply Pada Arduino

Gambar 2.8 Power Supplay Arduino


Sumber : Iprice.co.id

1) USB
Arduino mempunyai sekring reset berfungsi untuk melindungi
ports USB dari hubungan arus bolak balik (Sokop dan Dringhuzen,
2016). Port USB pada arduino memiliki dua fungsi yaitu sebagai port
komunikasi serial dan sebagai catu daya untuk menyalakan board
arduino. Ketika arduino terhubung dengan komputer ke port USB,
dengan otomatis arduino mendapat supply 5V dari komputer. Hal ini
mempermudah saat melakukan program dan uji proyek hal ini karena
tidak diperlukannya power supply ekternal.

2) Jack 2,1 mm
Jack 2.1mm pada arduino sebagai penginput power supply
eksternal. Arduino dapat menerima tegangan dari power supply sebesar
7-20 VDC, dan tegangan normal sebesar 12 VDC.

3) Pin Vin
Pin vin terkoneksi pada jack 2.1mm, sesudah melewati rangkaian
pengaman polaritas. Bila diukur maka akan terdapat selisih sebesar 1 V
tegangan antara jack 2.1mm dan pin vin. Ketika menghubungkan power
supply ke pin vin tidak boleh terbalik karena pin vin berada setelah
rangkaian polaritas. Fungsi lain pin vin yaitu sebagai power supply untuk
sheild arduino. Pemasangan sheild bertumpuk pada board arduino.
2. Sensor Infrared/Infra merah
Sensor infrared adalah komponen elektronik yang mampu
mendeteksi barang ketika cahaya infrared terhalang oleh barang/benda.
Sistem sensor infrared menggunakan infrared untuk media komunikasi
antara receiver ke transmitter (Susilo, 2009). Sensor infrared mempunyai
LED infrared yang berfungsi sebgai pemancar dan gambar transistor
dalam menerima cahaya infrared. Fototransistor berfungsi sebgai penerima
cahaya infrared untuk dijadikan arus listrik. Frekuensi kerja yang
digunakan dalam gelombang infrared bermacam-macam tergantung dari
media yang dilewati, mulai dari kerapatan yang rendah pada fasa gas, cair
sampai padat (Ginta dan Raden, 2015).

Gambar 2.9 Sensor Infrared


Sumber : teknikelektronika.com

a. Fototransistor
Fototransistor adalah sebuah sistem yang dapat menerima cahaya
dari infrared kombinasi fotodioda dan penguatan transistor (Malcolm
Plant, Jan Stuart, 1995).Fototransistor memiliki sensitifitas yang lebih
dibanding dengan fotodioda.
Karakteristik dan keunggulan dari fototransistor yaitu :
1) Tegangan Output adalah tegangan yang mempunyai logika 1 atau
logika 0
2) Pre Amp tidak dibutuhkan sebagai penguat sinyal
3) Tegangan yang dibutuhkan yaitu 5 volt DC
4) Aplikasi dalam pembuatan proyek lebih mudah
5) Mendukung logika TTL dan CMOS
6) Mendeteksi jarak dekat
7) Respon cukup cepat
8) Dapat digunakan dengan jarak yang cukup lebar
(Ungener, 2010).

Gambar 2.10 Konfigurasi Pin Fototransistor


Sumber : teknikelektronika.com

b. LED Infrared/Infra merah


LED infrared adalah bahan semi konduktor yang dapat
memancarkan cahaya hitam putih yang tidak koheren pada saat
diberikan tegangan maju (Yusniati, 2018). Cahaya infrared berupa
gelombang cahaya yang terletak di spectrum cahaya dan tak kasat mata.
LED infrared mampu memancarkan gelombang cahaya ketika diode
LED infrared diberi tegangan maju pada katoda dan dibuat dengan bahan
yang khusus untuk memantulkan cahaya. Bahan LED infrared yaitu
galium arsenida (GaAs). LED infrared memilliki gelombang sebesar
7800 A dan radius frekuensi 3.104-4.104 Hz (Aksin, 2013). Infrared
sangat fleksibel dalam penggunaanya. LED secara otomatis akan
menyerap arus yang paing besar, arus yang menaglir semakin besar maka
daya yang dipancarkan akan memiliki jarak jangkau yang jauh
Gamabar 2.11 LED Infrared
Sumber : teknikelektronika.com
Cahaya infra merah tidak mudah terkontaminasi atau terpengaruh
dengan cahaya lain, sehingga dapat digunakan baik siang maupun
malam. Pada penerapannya LED infra merah dapat digunakan untuk
transmitter remote control ataupun sebagai line detector untuk pintu
gerbang maupun pada sensor robot. Aplikasi cahaya infra merah sendiri
dapat digunakan sebagai link pada jaringan telekomunikasi atau dapat
juga dipancarkan pada fiberoptic (Wardoyo, 2015).
3. RTC
Menurut Zulfikri, Marlinda, dan Fitri (2017) RTC/Real Time
Clock adalah jam bertenaga baterai yang termasuk dalam microchip di
motherboard computer dan memiliki fungsi menyimpan waktu ketika
sistem dialiri arus listrik. Microchip terpisah dari mikroprosesor juga
chip lainnya dan sering disebut CMOS (semi konduktor oksida logam
komplementer). Memori pada microchip ini menyimpan deskripsi sistem
atau nilai pengaturan yang termasuk nilai waktu saat ini yang disimpan
oleh jam waktu-nyata.

Gambar 2.12 Real Time Clock


Sumber : proyekarduino.com
Nilai waktu untuk tahun, bulan, tanggal, jam, menit, dan
detik.Ketika komputer dihidupkan, Sistem operasi input-output dasar
(BIOS) yang disimpan dalam microchip memory Read Only Memory
komputer membaca waktu memori dalam chip dengan.

1) Fungsi RTC
Berdasarkan pengertian RTC (Real Time Clock) di atas, RTC
berfungsi untuk menjaga waktu, bahkan ketika perangkat dimatikan
karena, sering digunakan sebagai pemicu untuk menghidupkan
perangkat atau memicu peristiwa seperti jam alarm. IC RTC berjalan
pada sumber daya alternatif, yang memungkinkannya untuk terus
beroperasi di bawah daya rendah atau bahkan ketika komputer
dimatikan (Uswim, 2017).
IC pada sistem yang lebih lama menggunakan baterai lithium,
sedangkan sistem yang lebih baru menggunakan baterai tambahan atau
superkapasitor. IC RTC yang menggunakan superkapasitor bisa diisi
ulang juga dapat disolder. Tetapi sebagian besar motherboard tingkat
konsumen, RTC ditenagai oleh satu baterai yang ketika dilepas mereset
RTC ke titik awalnya.
IC RTC mengatur waktu menggunakan osilator kristal, Selain
berfungsi sebagai pengatur waktu sistem dan jamnya, IC RTC
mengkonfirmasi semua proses dalam sistem disinkronkan dengan
benar. Walaupun beberapa orang berpendapat bahwa pekerjaan untuk
jam sistem sebenarnya tergantung dari RTC, membuat RTC secara
tidak langsung bertanggung jawab untuk sinkronisasi.
2) Manfaat RTC
Baterai RTC mampu bertahan kurang lebih tiga hingga lima tahun.
Manfaat dari RTC (Real Time Clock) adalah:
 IC RTC lebih tepat daripada metode lain seperti memprogram timer
dari pengontrol.
 RTC (Real Time Clock) membebaskan sistem utama dari tugas-tugas
penting waktu.
 RTC menghabiskan konsumsi daya yang rlatif rendah juga stabilitas
frekuensi yang ditingkatkan.

4. LCD (Liquid Crystal Display )


LCD atau Liquid Crystal Display merupakan suatu jenis media
tampilan dengan kristal cair (liquid crystal) yang berguna untuk
menghasilkan gambar (Kadir, 2012). Teknologi liquid crystal display
(LCD) atau penampil kristal cair sudah banyak digunakan pada produk
seperti layar laptop, ponsel, kalkulator, jam digital, multimeter, monitor
komputer, televisi dan produk elektronik lainnya .

Gambar 2.13 Liquid Crystal Display


Sumber : proyekarduino.com

Teknologi Display LCD ini memungkinkan produk-produk


elektronik dibuat menjadi lebih tipis dibanding dengan teknologi
Tabung Sinar Katoda /Cathode Ray Tube atau CRT (Sinaulan, Yaulie,
dan Brave. 2015).Jika dibandingkan dengan teknologi CRT, LCD juga
jauh lebih hemat dalam mengkonsumsi daya karena LCD bekerja
berdasarkan prinsip pemblokiran cahaya sedangkan CRT berdasarkan
prinsip pemancaran cahaya. Tetapi LCD membutuhkan lampu backlight
untuk cahaya pendukung dikarenakan LCD tidak dapat memancarkan
cahaya. Beberapa jenis dari backlight yang biasa digunakan untuk LCD
adalah backlight CCFL (Cold cathode fluorescent lamps) dan backlight
LED (Light emitting diodes).

a. Struktur Dasar LCD


Struktur dasar LCD terdiri dari bahan organik yang diletakan
diantara katode dan anode yang terbuat dari indium tim oxide (ITO)
tembus pandan (Setyawan, 2017). LCD tidak dapat memancarkan
pencahayaan, LCD hanya dapat merefleksikan juga mentransmisikan
cahaya yang dilewatinya. LCD membutuhkan backlight sebagai sumber
cahayanya. Cahaya dari backlight tersebut pada umumnya berwarna
putih. Sedangkan kristal cair (liquid crystal) adalah cairan organik yang
terdapat diantara dua lembar kaca yang memiliki permukaan transparan
yang konduktif.
Bagian-bagian LCD diantaranya:
 Lapisan Terpolarisasi 1 (Polarizing Film 1)
 Elektroda Positif (Positive Electrode)
 Lapisan Kristal Cair (Liquid Cristal Layer)
 Elektroda Negatif (Negative Electrode)
 Lapisan Terpolarisasi 2 (Polarizing film 2)
 Backlight atau Cermin (Backlight or Mirror)
(Dickson, 2017)

Gambar 2.14 Struktur Dasar LCD


Sumber : proyekarduino.com
b. Prinsip Perja LCD
Backlight berwarna putih pada LCD akan memberikan
pencahayaan pada kristal cair atau liquid crystal. Kristal cair tersebut
dengan otomatis akan menyaring backlight yang diterima kemudian
merefleksikannya sesuai dari sudut yang diinginkan, sehingga LCD
menghasilkan warna yang dibutuhkan. Sudut dari kristal cair akan
berubah bila diberikan tegangan dengan nilai tertentu. Dengan
perubahan sudut dan penyaringan cahaya backlight pada kristal cair
tersebut, cahaya backlight yang sebelumnya adalah berwarna putih
dapat berubah menjadi berbagai warna.
Jika ingin menghasilkan warna putih, maka kristal cair akan
dibuka selebar-lebarnya sehingga cahaya backlight yang berwarna putih
dapat ditampilkan sepenuhnya. Sebaliknya, apabila ingin menampilkan
warna hitam, maka kristal cair harus ditutup serapat-rapatnya sehingga
tidak adalah cahaya backlight yang dapat menembus. Dan apabila
menginginkan warna lainnya, maka diperlukan pengaturan sudut
refleksi kristal cair yang bersangkutan.
5. Kerangka Besi Siku

Gambar 2.15 Rangka Besi Siku


Sumber : kontruksibesibaja.com
Besi siku merupakan suatu material dari bangunan untuk pekerjaan
struktur maupun arsitektur. Besi siku berfungsi untuk grill saluran,
sudutan, rangkai pintu dan tutup saluran dan lain-lain. Bentuk dari rangka
balok bersegi panjang dimana setiap komponen yang terpasang diperkuat
dengan dasaran plat. Penyambungan rangka menggunakan sambungan las.
6. Pipa PVC (Polyvinyl Chloride)

PVC atau Polyvinyl Chloride, merupakan  polimer termo


plastik yang berada pada urutan ketiga dalam jumlah pemakaian didunia,
setelah polietilena dan polipropilena (Rega dan Edi. 2017). Sebagai bahan
dari pembuatan bangunan, PVC relatif lebihmurah, tahan lama, dan juga
mudah dirangkai.

Material pipa PVC memiliki karakter yang ringan, kuat, fleksibel,


tahan api, kebocoran dan korosi serta mudah dari segi perakitan sehingga
ideal dalam menjalankan fungsinya (Pramono, 2017). PVC bisa dibuat
lebih elastis dan fleksibel dengan menambahkan plasticizer.PVC yang
fleksibel umumnya dipakai sebagai bahan pakaian, perpipaan, atap, dan
insulasi kabel listrik.

Gambar 2.16 Pipa PVC


Sumber : omahpipa.com
Sifat dari PVC membuatnya cocok digunakan untuk berbagai
macam penggunaan. Pada perancangan alat penyortir dan penghitung bibit
ikan berbasis arduino ini menggunakan pipa PVC diameter berukuran
16mm.

7. Baterai Aki
Baterai merupakan sebuah benda yang dapat merubah energi kimia
menjadi energi listrik. Energi listrik yang dihasilkan oleh baterai tersebut
sama seperti accumulator, yakni listrik searah dikatankan DC. Jumlah
listrik yang dihasilkan tersebut terngatung dari seberapa besar baterai
tersebut.
Gambar 2.17 Baterai
Sumber : teknikeletronika.com

Pada saat pengisian baterai elektroda dan elektrolit akan


mengalami perubahan kimia sesaat setelah baterai dipakai, elektroda dan
elektrolit dapat dimuati kembali seperti kondisi awal setelah kekuatanya
melemah yaitu dengan melawan arus pada saat baterai digunakan. Jadi
pada perancangan alat ini batrai memliki fungsi penggerak sistem dari
arduino.

Warduino x t
Perhitungan Jumlah Baterai : V (Manai, 2005: 94)
baterai x I
baterai
BAB III
PERANCANGAN PRODUK TEKNOLOGI TEPAT GUNA

A. Perancangan Awal (Draft Design)


1. Konsep Rancangan/Sket Awal (Draft Design)

Gambar 3.1 Alat Penyortir dan Penghitung Bibit


Tabel 3.1 Keterangan Bagian Mesin
No Nama Bagian Mesin Bahan Ukuran Jumlah
1 Hooper Besi  Lebar sisi sejajar = 1
800mm x 500mm
 tinggi = 200mm
 Jarak sisi sejajar =
500mm
2 Saluran Penyortir Polyvinyl  Diameter = 25mm 3
Chloride  Panjang = 1600mm
3 Kerangka Besi  Panjang seluruh = 1
Penyambung 2000mm
 Panjang badan =
1450mm
 Lebar sisi depan =
600mm
 Lebar sisi depan
(dalam) = 500mm
 Tinggi sisi depan =
500mm
4 Kerangka Besi  Lebar = 500mm 1
Penyangga  Panjang =1409,54mm
 Tinggi sisi depan =
486,97mm
 Tinggi sisi belakang =
1000mm
 Panjang sisi miring =
1500mm

5 Sensor Inframerah - Diameter = 50mm 3


6 Komponen Arduino -  Lebar =100 1
 Panjang =100
 Tinggi =80
7 Baterai Aki -  Lebar =100 1
 Panjang =150
 Tinggi =120
2. Prinsip Kerja Produk yang dihasilkan

Alat ini dibuat dengan tujuan sebagai penyortir dan penghitung bibit
ikan koi dengan sistem arduino uno atmega 2560. Sistem kerja dari alat ini
memliki 3 menu sebagai pengontrol kerja yaitu hitung, paket dan juga
kalibrasi. Menu hitung berfungsi untuk menghitung bibit yang setalah
melalui alur sortir kemudian mendapat sinyal dari sensor infrared dan
melakukan proses perhitungan lalu tampil pada LCD. Menu paket
berfungsi untuk memberikan batas penghitungan bibit yang akan diproses
yang langsung secara otomatis bazzer akan mengirim sinyal pada LCD
tentang batas perhitungan bibit. Menu kalibrasi berfungsi agar orang yang
menggunakan bisa mengkalibrasi ulang dengan sensor yang mereka
inginkan.
Prinsip kerja alat penyortir dan penghitung bibit ikan koi ini memiliki
beberapa tahap yaitu:
a. Bibit dari ikan koi dimasukan melalaui hoo per
b. Bibit akan langsung masuk kedalam celah sempit yang akan langsung
mengarah masuk kedalam pipa
c. Setiap ujung dari pipa yang telah dipotong setengah pada bagian atas
dipasang Counter/Sensor
d. Sensor infrared memancarkan sinar ke pipa yang telah diberikan lubang
pada bagian atas sehingga ketika bibit ikan koi yang melintasi sensor
akan menghitung dan langsung tampil pada layar LCD.

B. Perancangan Teknik (Engineering Design)


1. Hooper
Hooper berbentuk trapesium pada alat ini dibuat dengan panjang sisi
sejajar 800mm dan 500mm, serta jarak kedua sisi sejajar 500mm dengan
tinggi 200mm. Hooper tersebut memiliki ketebalan tiap dinding 20mm.
untuk mengetahui kapasitas dari hooper yang telah dibuat maka perlu
diketahui volume hooper tersebut .
Diketahui panjang sisi sejajar 800mm dan 500mm, jarak kedua sisi
sejajar 500mm dengan tinggi 200mm. Volume hooper dapat dihitung
dengan :
Vhp = L.alas x t
Jumla h sisi sejajar
= x jarak sisi sejajar x t
2
800+500
= x 500 x 200
2
=65.000 .000 mm3

2. Baterai Aki

Perhitungan Baterai :

A. Aki yang digunakan


1 buah aki memiliki voltage sebesar12 volt dan arus sebesar 100
Ampere hour
B. Analisis kebutuhan aki
Warduino x t
Jumlah baterai = V (Manai, 2005: 94)
baterai x I baterai

5x4
=
12 x 100
= 0,16 (1 Aki yang dibutuhkan)

3. Program Coding Sensor Inframerah

// -------- Alat Penyortir dan Penghitung Bibit Ikan Koi Otomatis --------- //
// ------ Berbasis Arduino dan Sensor Infra Merah ----- //
// ------------- Dibuat oleh : Muhammad Fatoni Syahfrie-------------- //

// memanggil library lcd


#include <LiquidCrystal.h>
// inialisasi pin lcd
LiquidCrystal lcd(2, 3, 4, 5, 6, 7);

// inialisasi masing2 pin


const int pinSensor = 8;
const int pinReset = 9;

// inialisasi masing2 variabel


int hitung = 0;
int kondisi1 = 0;
int status1;

//******* --------- program default/setting awal ---------- *******//


void setup()
{
// inialisasi status pin reset
pinMode(pinReset, INPUT);
// mengaktifkan pull up resisitor pin reset sebagai INPUT
digitalWrite(pinReset, HIGH);

pinMode(pinSensor, INPUT);

// inialisasi jumlah baris-kolom lcd


lcd.begin(16, 2);

// tulisan awal pada lcd


lcd.clear();
lcd.setCursor(0, 0);
lcd.print("Alathitung");
lcd.setCursor(0, 1);
lcd.print("Jumlahng ...");
delay(1000);
lcd.clear();
lcd.setCursor(0, 0);
lcd.print("Ready");
delay(1000);
}

//****** ----------------- PROGRAM UTAMA -------------------- ******//


void loop()
{
// -------------- program penghitung bibit ikan koi --------------- //

// setting maksimal pembacaan jumlah bibit


// ganti jumlah sesuai kebutuhan
hitung = constrain(hitung, 0, 10); // ==> jumlah maks barang

// status1 adalah hasil pembacaan pin sensor


status1 = digitalRead(pinSensor);

// jika pin sensor bernilai logic HIGH


if (status1 == HIGH)
{
// hasil hitung tetap
hitung = hitung;
kondisi1 = 0;
}
{
// jika pin sensor bernilai LOW dan kondisi1 bernilai = 0
else if (status1 == LOW && kondisi1 == 0)
}
{
// jumlah barang bertambah 1
hitung += 1;
// kondisi1 menjadi bernilai = 1
kondisi1 = 1;
}

// jika pin sensor bernilai LOW dan kondisi bernilai = 1


else if (status1 == LOW && kondisi1 == 1)
{
// hasil hitung tetap
hitung = hitung;
// kondisi1 tetap bernilai =1
kondisi1 = 1;
}

// --------- program tombol reset kembali ke = 0 ---------- //

// jika tombol reset ditekan


// maka pin reset bernilai logic LOW
if (digitalRead(pinReset) == LOW)
{
// jumlah barang kembali menjadi = 0
hitung = 0;
// menuliskan pada lcd
lcd.clear();
lcd.setCursor(0, 0);
lcd.print("RESET ...");
delay(1000);
}

// ------ program tampilan jumlah bibit pada lcd ------ //


lcd.clear();
lcd.setCursor(0, 0);
lcd.print("Jumlah : ");
lcd.setCursor(0, 1);
lcd.print(hitung);
delay(300); // delay update tulisan pada lcd
}

C. Gambar Rancangan Manufaktur (Engineering Design)


1. Blok Sistem

Bibit yang Proses Sortir dan Bibit ikan yang


dihitung Hitung sudah dihitung

Tampilan Layar LCD

Gambar 3.2 Blok Sistem

Bibit ikan koi yang akan dihitung dimasukan pada alat penyortir dan
penghitung.Pada saat penyortiran dan penghitungan dimulai, ditampilkan
hitungan bibit yang sesuai dengan ukuranya. LCD juga menampilkan hasil
dari grading. Tujuan dari ditampilkannya yaitu agar pengguna lebih mudah
dalam memantau proses grading.Bibit yang setelah dihitung akan masuk pada
wadah dengan ukuran yang telah ditentukan. Pada proses sortir dan hitung
terdapat 2 bagian utama yaitu mekanik dan elektronik.

2. Blok Sistem Elektronik


Power Supplay

Sensor Infrared

ARDUINO MEGA
RTC 2560 LCD

Gambar 3.3 Blok Sistem Elektronik

Berdasarkan gambar elektronik, power supplay dalam perancangan ini


yaitu berupa baterai memiliki peran sebagai sumber tegangan untuk sistem
perhitungan bibit. Arduino mega 2560 memegang peran menjadi pengontrol
sistem dan merupakan sebuah komponen utama.Sensor infrared akan
memancarkan cahaya untuk lewatnya bibit yang sudah disortir pada ukuran
masing-masing, sehingga ketika bibit melewati sinar dari infra red maka
intensitas cahaya akan berubah.Dalam pencatatan data bibit modul RTC
berfungsi untuk memberi informasi waktu.Data hasil perhitungan akan
langsung tampil pada LCD.

3. Flowchart Sistem Arduino


Mulai

Menu:
Hitung
Paket
Kalibrasi

Hitung Paket Kalibrasi

Tampilan Perhitungan Input Batas Kalibrasi Sensor


Pada Layar LCD Perhitungan

SimpanData Tampilan Perhitungan Set Presentase Max


Pada Layar LCD dan Min Sensor

Data Waktu Dari RTC Notifikasi LED ke Simpan ke Arduino


Buzzer

Kembali

Selesai

Gambar 3.4 Flowchart Sistem Arduino


BAB IV

PEMBAHASAN

Alat ini memiliki fungsi yang cukup komplek selain untuk menyortir bibit
ikan, juga sebagai penghitung bibit berbasis arduino. Seluruh komponen dapat
bekerja secara otomatis karena dikendalikan oleh arduino.Terdapat 3 menu utama
pada alat ini yang dapat dipilih pada sistem yang dibuat yaitu menu hitung, paket
dan kalibrasi.
Pada menu hitung arduino menerima sinyal dari sensor Inframerah lalu
melakukan proses hitung ketika bibit ikan koi melawati sensor, dan hitungan
muncul pada layar LCD arduino. Pada menu paket berfungsi untuk menentukan
batas dari perhitungan bibit ikan, bila penghitungan bibit mencapai batas yang
telah ditentukan maka buzzer memberikan informasi bahwa hitungan mencapai
batas.Pada menu kalibrasi pengguna dapat melakukan kalibrasi ulang pada sensor
yang diinginkan.

A. Kelebihan dan Kelemahan

1. Kelebihan dari alat penyortir dan penghitungan bibit ikan koi


menggunakan arduino, yaitu:
a. Alat ini menggunakan penghitung otomatis sehingga hasil hitungan
menjadi cepat dan akurat.
b. Alat penyortir dan penghitungan bibit dibuat dengan sederhana agar
mudah dalam pengoperasianya.
c. Alat penyortir dan penghitungan bibit ini lebih modern dan efisien
d. Lebih menghemat tenaga

2. Kelemahan dari alat penyortir dan penghitungan bibit ikan koi


menggunakan arduino, yaitu:
a. Biaya pembuatan alat penyortir dan penghitungan bibit ikan koi
menggunakan arduino relatif lebih mahal.
b. Alat ini menggunakan baterai aki basah, cairan elektrolit dari aki
mudah menguap dan menyebabkan cairan aki cepat habis.
B. Perawatan Alat Penyortir dan Penghitung Bibit Ikan Koi

Komponen dari alat ini beberapa mudah mengalami korosi dan


pengaruh lainya yang menyebabkan menurunya kualitas maupun
produktivitas produksi, oleh karena itu langkah perawatan dibutuhkan
sebagai upaya untuk mencegah kerusakan atau masalah yang timbul juga
untuk menambah umur dari alat ini agar dapat dipakai untuk waktu yang
lebih lama.

Alat ini memiliki komponen yang perlu diberikan perawatan secara


rutin ataupun secara berkala guna menjaga produktivitas dari alat penyortir
dan penghitung bibit otomatis ini. Komponen dari alat ini adalah kerangka,
pipa, arduino dan sensor.

a. Perawatan Kerangka
a) Perawatan Preventif
Perawatan preventif pada kerangka yaitu dengan memeriksa
sambungan las yang terdapat pada kerangka agar ketika digunakan
kerangka benar-benar kuat.
b) Perawatan Korektif
Menyambung kembali bagaian dari kerangka bila terdapat keretakan
atau mengganti bagian kerangka yang terkikis karena mengalami
korosi dengan bahan ataupun ukuran yang sama.
b. Perawatan Pipa
a) Perawatan Preventif
Perawatan preventif pada pipa dengan memeriksa dan membersihkan
dari lumut maupun kotoran lainya secara berkala.
b) Perawatan Korektif
Perawatan korektif mengganti pipa bila terjadi kerusakan dan sudah
mulai rapuh akibat usia maupun faktor lain.
c. Perawatan Arduino
a) Perawatan Preventif
Perawatan preventif pada arduino memeriksa secara berkala khususnya
pada bagaian pin dari arduino yang tertutup oleh debu dengan
menggunakan kapas ataupun tisu agar beroperasi secara normal.
b) Perawatan Korektif
Perawatan korektif arduino dengan mengganti jenis yang sama bila
terjadi kerusakan yang fatal, misalnya bila arduino terkena air.
d. Perawatan Sensor
a) Perawatn Preventif
Perawatan preventif pada sensor dengan membersihkan bagian led
sensor dengan menggunakan kapas atapun tisu agar terbebas dari debu
agar berjalan sesaui dengan fungsinya.
b) Perawatan Korektif
Perawatan korektif pada sensor yaitu dengan mengganti sensor bila
terjadi kerusakan akibat dari kotoran ataupun debu yang menempel
pada sensor maupun terkana air.
e. Baterai Aki
a) Perawatan Preventif
Perawatan preventif pada baterai dengan memeriksa dan
membersihkan bagian dari terminal baterai aki yang biasa tertutup oleh
debu maupun kotoran dengan menggunkan sikat kawat, dan melepas
kabel baterai aki bila tidak sedang digunakan.
b) Perawatan Korektif
Perawatan korektif pada baterai aki melakukan pengecekan bila tidak
dapat berfungsi, baik karena kelistrikan maupun akibat usia maka
harus diganti dengan baterai aki yang baru.
BAB V

PENUTUP

A. Saran Pemanfaatan
1. Alat penyortir dan penghitung bibit ikan koi menggunakan arduino ini
dirancang sedemikan rupa agar bisa digunakan untuk menyortir dan
menghitung bibit ikan koi dengan hasil yang lebih efisien dan waktu yang
relatif lebih cepat
2. Sebelum menggunakan alat ini pengguna harus memeriksa terlebih dahulu
dan memastikan dalam kondisi yang siap pakai.
3. Lakukan perawatan secarua berkala pada alat penyortir dan penghitung
bibit ikan otomatis ini agar kondisi alat tetap dalam keadaan yang stabil
agar dapat digunakan dalam waktu yang lama.

B. Deseminasi Produk
Alat penyortir dan penghitung bibit ikan koi menggunakan arduino ini
diharapkan dapat membantu para pembudidaya ikan koi dalam meningkatkan
efisiensi waktu dan produktivitas hasil produksi dan nantinya tidak hanya
dapat dinikmati oleh pembudidaya ikan koi di Probolinggo tetapi juga dapat
dinikmati oleh seluruh pembudidaya ikan koi di seluruh Indonesia.

C. Pengembangan Lebih Lanjut


Hasil dari sortir alat ini memliki jumlah yang terbatas karena bak
penyortir tidak terlalu besar.hasil dari perencangan alat ini bisa dijadikan
dasar untuk untuk melengkapi kekurangan alat penyortir dan penghitung bibit
otomatis ini, sehingga perencana selanjutnya dapat lebih inovatif serta
pemikiran baru yang lebih efisien dan hasil yang lebih produktif.
DAFTAR PUSTAKA

Aksin, M. 2013. Merangkai Sendiri Sirine Infra Merah : Alarm Anti Maling.
Semarang: Effhar.

Artanto, Dian. 2012. Interaksi Arduino dan LabVIEW. Jakarta: Elex Media
Komputindo.

Dickson, Kho. 2017. Pengertian LED (Light Emitting Diode) dan Cara Kerjanya.
Jakarta: Erlangga.

Ginta, P.Wira, dan Raden Fenni. 2015. Robot Pendeteksi dan Penghitungan Jalan
Berlobang Menggunakan Sensor Infra Merah Berbasis Mikrokntroler
AT89S51. Jurnal Teknolgi, 7(1), 72.

Kadir, Abdul. 2013. Panduan Praktis Mempelajari Aplikasi Mikrokontroler dan


Pemogramannya Menggunakan Arduino. Yogyakarta: Andi Offset.

Kuncoro, E. Budi. 2011. Sukses Budidaya Ikan Hias Air Tawar. Yogyakarta: Lily
Publisher.

Majid, Maulana. 2016. Implementasi Arduino Mega 2560 Untuk Kontrol Miniatur
Elevator Barang Otomatis. Skripsi.Semarang: FT UNNES.

Malcolm Plant, Jan Stuart. 1995. Pengantar Ilmu Instrumensi. Jakarta: Gramedia.

Pramono, Jonathan. 2017. Eksperimen Perancangan Elemen Pembentuk dan


Pengisi Ruang Interior Berbasis Repurposing Pipa PVC. Jurnal Intra, 5(2),
237-238.

Pramudyo, A. Suyo, dan Siswo Wardoyo. 2015. Pengantar Mikrokontroler dan


Aplikasi pada Arduino. Yogyakarta: Teknosain.

Setyawan, L. Bambang. 2017.Prinsip Kerja dan Teknologi OLED. Jurnal Ilmiah


Elektronika, 16(2), 122-123.

Sinaulan, Olivia M., Yaulie D.Y.Rindengan, dan Brave A. Sugiarso. 2015.


Perancangan Alat Ukur Kecepatan Kendaraan Menggunakan ATMega 16.
Jurnal Teknik Elektro dan Komputer, 63.
Sokop, Steven J., dan Dringhuzen J. Mamahit. 2016. Trainer Periferal Antarmuka
Berbasis Arduino Uno. Jurnal Teknik Elektro, 5(3), 15.

Susanto, Heru. 2000. Koi. Jakarta: Penebar Swadaya.

Susilo, Anto. 2009. Sistem Sensor Infra Merah. Jakarta: Bumi Aksara.

Tang, M. Usman., dan Hamdan Alawi. 2017. Dasar-Dasar Budidaya Perikanan.


Malang: Jatimedia

Ungener, Asriani. 2010. Perancangan Palang Kereta Api Otomatis Berbasis


Mikrokontroler AT89S5. Skripsi. Medan: FMIPA Universitas Sumatera
Utara.

Uswim, Suryadi. 2017. Sistem Kendali dan Monitoring Listrik Rumahan


Menggunakan Ethernet Sheeld dan RTC (Real Time Clock) Arduino. Jurnal
Teknologi dan Rekayasa, 2(1), 14.

Yusniati. 2018. Penggunaan Sensor Infrared Switching Pada Motor DC Satu


Phasa. Jurnal Teknik Elektro, 3(2), 92-93.

Yutanto, J. 2016. Perancangan Sistem Penghitung Benih Ikan Berbasis Arduino


.Departemen Teknik Elektro: Universitas Sumatera Utara.

Zulfikar, Marlinda I. Sari, dan Fitri Susanti. 2017. Implementasi Sensor Arus dan
RTC (Real Time Clock) pada Sistem Pengontrol Penerangan Rumah dengan
Memanfaatkan IoT (Internet of Things). Jurnal Teknologi, 3(3), 1764.
LAMPIRAN-LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai