Anda di halaman 1dari 22

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN


A. Gambaran umum obyek yang diteliti
Sesuai dengan tujuan dan fungsinya bahwa pesawat oil water
separator adalah suatu pesawat yang berguna untuk memisahkan antara
minyak dan air dengan menggunakan metode grafity dan filterisasi. Pesawat
ini sangat perlu sekali dipasang di atas kapal guna untuk memenuhi
persyaratan peraturan internasional oleh MARPOL 1973 / 1978 tentang
pencegahan pencemaran minyak oleh kapal pada saat berada di laut. Dan hasil
pembuangan harus berupa air yang bersih tidak mengandung minyak lebih
dari 15 ppm, proses pembuangan ini dengan menggunakan pompa air got
(bilge pump) yang akan menghisap air got dari bilge tank / bilge wall menuju
ke tangki pemisahan pada oil water separator, pemisahan ini dengan
menggunakan sistem gravitasi dan filterisasi.
Didalam oil water separator terdapat 2 bagian filter, yaitu filter kasar
(demister) dan filter halus (coalesscer). Setelah terjadi penyaringan akan
menghasilkan perbedaan berat jenis antara air dan minyak, yang mana minyak
terdapat pada bagian atas dan air pada bagian bawah. Air yang terdapat di
bagian bawah selanjutnya akan menuju ke ODM (oil discharge monitoring).
Pada ODM akan dimonitor kadar minyak pada air yang telah melalui
penyaringan pada oil water separator. Apabila air bersih dari kadar minyak
kurang dari 15 ppm maka akan dibuang ke over board tetapi bila terdapat air
dengan kadar 0minyak melebihi 15 ppm maka ODM akan merespon dan
menggerakkan solenoid valve untuk menutup outlet yang menuju ke over
board dan menggantinya dengan membuka outlet yang menuju kembali oil
water separator dan akan berjalan seperti itu secara terus menerus hingga
kadar minyak pada air buangan tidak melebihi 15 ppm. Sehingga pencemaran
air laut oleh minyak dapat dicegah. Pentingnya pesawat ini ada pada setiap
kapal guna memenuhi persyaratan atau peraturan internasional mengenai
pencegahan pencemaran air laut atau polusi yang akan membahayakan
lingkungan laut. Pada dasarnya didalam suatu pesawat oil water separator
akan terdapat berbagai macam permasalahan yang akan terjadi yang
disebabkan karena kesalahan para masinis dalam pengoperasiannya dan
kurangnya perawatan pada pesawat oil water separator. Hal ini akan
mengakibatkan menurunnya kemampuan kinerja dari pesawat oil water
separator sehingga akan mempengaruhi hasil air buangan yang kurang
maksimal. Oleh sebab itu agar pesawat dapat bekerja dengan normal maka
para masinis diharuskan dapat mengerti cara-cara pengoperasiannya dan
1

melakukan perawatan-perawatan yang telah dijadwalkan sesuai dengan buku


manual sehingga pesawat dapat bekerja dengan normal.
Hal ini dilakukan agar pembuangan limbah got memiliki kadar
minyak tidak melebih dari 15 ppm. Oleh sebab itu setiap kapal yang berlayar
di perairan internasional harus memasang pesawat oil water separator karena
pembuangan kotoran maupun minyak secara langsung dibuang ke laut akan
mendapat sanksi dan harus membayar denda sesuai dengan ketentuan dari
masing-masing Negara. Karena telah diketahui telah membuang minyak atau
kotoran secara langsung ke laut, hal inilah yang akan menjadi alasan mengapa
pesawat oil water separator wajib digunakan disetiap kapal yang melakukan
pelayaran internasional selain itu perusahaan pelayaran yang maju harus
melaksanakan survey setiap tahunnya dan survey ini bertujuan untuk
mengecek kondisi dari pesawat oil water separator agar selalu tetap lancar
dalam pengoperasiannya.
Di kapal penulis yaitu kapal MV. Ostina dengan bendera Indonesia
juga menggunakan pesawat oil water separator untuk mengurangi
pencemaran laut dari limbah air got kamar mesin.
1. Adapun spesifikasi dari pesawat oil water separator di kapal
MV. Ostina adalah sebagai berikut :
Type
:
USH-20
Capacity
:
2m3/h
Working pressure
:
Max. 0.3 Mpa
Guaranteed viscosity for use :
Max. 1000mm2/s
Hydraulic test pressure
:
0.15 Mpa
Power source (150VA)
:
AC100Vx60Hzx1
Weight empty
:
350 kg
Weight full
:
900 kg
Safety valve
:
0.2 Mpa

2. Prinsip kerja oil water separator


Prinsip kerja dari pesawat oil water separator di MV. Ostina yaitu
dengan menggunakan prinsip gravity dan filterisasi,, berikut adalah cara
mengoperasikan pesawat oil water separator. Langkah pertama yaitu
dengan membuka valve air laut yang digunakan untuk mengisi tanki
pesawat oil water separator dengan air laut hingga penuh, lalu buka juga
valve dari oil water separator yang menuju ke over board. Untuk
mengetahui air laut telah masuk ke dalam tanki atau belum, dan untuk
mengetahui apakah tanki oil water separator sudah penuh atau belum

adalah dengan membuka valve cerat yang ada pada tanki oil water
separator yang jumlahnya 2 valve. Setelah tanki sudah penuh dengan air
laut siapkan valve dari hisapan bilge pump sampai oil water separator,
sebelum menghidupkan bilge pump cek terlebih dahulu pelumasan pada
bilge pump dengan cara melihat pada gelas duga yang ada pada sump tank
dari bilge pump karena apabila pelumasan kurang akan membuat pompa
cepat mengalami keausan dan kerusakan pada setiap komponen yang
berputar sedangkan apabila pelumasan terlalu banyak akan membuat kerja
dari pompa menjadi berat dan kurang maksimal. Jadi untuk pemberian
pelumasan pada bilge pump harus sesuai dengan instruction manual book.
3. Komponen oil water separator
a. Tanki oil water separator
Fungsi dari tanki oil water separator adalah sebagai alat
penampung antara minyak dan air yang nantinya akan dilakukan
penyaringan dengan filter yang ada didalamnya sebelum dibuang ke
laut oleh pompa got dengan metode filterisasi dan gravitasi.
b. Saringan ( filter coalesscer )
Fungsi dari saringan (filter coalesscar) adalah untuk menyaring
antara minyak dan air dengan metode filterisasi.
c. Oil discharge monitoring
Fungsi dari oil discharge monitoring adalah sebagai tolak ukur
dalam memonitor kandungan minyak dalam air got sebelum dibuang
kelaut.
d. Pompa got ( bilge pump )
Fungsi dari pompa got adalah suatu alat yang digunakan untuk
memindahkan cairan dari satu tempat ke tempat yang lain secara terus
menerus ( continue ).
e. Pemanas minyak ( oil heating )
Fungsi dari pemanas minyak adalah suatu alat yang digunakan
untuk memanaskan minyak untuk mempermudah pemisahan antara
minyak dengan air.
f. Katub cerat

Fungsi dari katub cerat adalah untuk membuang kotoran yang lolos
dari filter agar tidak terjadi perbedaan tekanan yg berlebihan didalam
ruang oil water separator.

g. Safety valve
Fungsi dari safety valve adalah sebagai katub keselamatan apabila
terjadi tekanan berlebih atau over pressure.
h. Solenoid valve
Fungsi dari solenoid valve sebagai sistem pengontrol katup 3-way
valve.
i. 3-Way valve
3-Way valve adalah katub 3 arah yang mempunyai 2 outlet yang
digerakkan oleh solenoid valve
j. Bilge tank
Fungsi dari bilge tank adalah untuk menampung semua air got
yang ada di dalam kamar mesin.
B. Analisis hasil penelitian
1. Identifikasi model kegagalan
1. Awal dari melakukan analisis penelitian dimulai dengan mengidentifikasi
model kegagalan yang terjadi pada setiap komponen suatu sistem oil
water separator. Identifikasi dilakukan dengan melihat jumlah kegagalan
komponen setiap tahun untuk memudahkan peneliti dalam melakukan
identifikasi model kegagalan, peneliti membuat tabel jumlah kegagalan
pada komponen sistem oil water separator.Identifikasi dilakukan dengan
melihat jumlah kegalan komponen setiap tahun. Untuk memudahkan
peneliti dalam melakukan identifikasi model kegagalan, peneliti membuat
tabel jumlah kegagalan pada komponen sistem oil water separator. Resiko
yang ditimbulkan dari kurangnya perawatan oil water separator di MV.
Ostina.
Analisa merupakan langkah awal untuk mencari penyelesaian suatu
masalah. Di dalamnya berisikan penyebab timbulnya masalah sekaligus

untuk mencari bagaimana penannggulangan dari masalah tersebut dan


dapat kita jadikan pelajaran agar tidak terjadi hal yang serupa yang
mengganggu pengoperasian kelancaran kapal. Dimana pesawat oil water
separator membutuhkan perhatian khusus karena pesawat ini berperan
penting dalam menanggulangi pencemaran minyak di laut.
Pesawat oil water separator memegang peran penting dalam
pencegahan pecemaran minyak di laut, oleh karena itu perawatan untuk
pesawat ini harus diperhatiakan demi menjaga kelestarian lingkungan
khususnya laut. Tetapi terkadang perawatan akan pesawat ini sering
diabaikan sehingga kinerja dari pesawat oil water separator menjadi
kurang optimal dan menyebabkan pencemaran laut.
Pengalaman yang penulis alami di kapal MV. Ostina yaitu,
berhentinya proses pemompaan dari sistem oil water separator sedangkan
menurut prosedur apabila terdapat alarm bilge tank alarm high level untuk
segera dilakukan pengoperasian pesawat oil water separator dengan
tujuan untuk mengurangi air limbah got kamar mesin dengan dipompakan
keluar atau ke laut dengan memperhatikan area yang diperbolehkan untuk
membuang limbah air got kamar mesin yaitu lebih dari 50 mil laut dari
daratan melalui pesawat oil water separator dan hasil dari penyaringan di
oil water separator air buangan memiliki kandungan minyak tidak
melebihi 15 ppm.
Pada kejadian ini penulis alami pada saat berlayar normal, pada saat
mengoperasikan bilge pump untuk menghisap air got menuju ke oil water
separator cadet menemui adanya masalah pada pompa bilge pump yaitu
pompa mati dengan sendirinya setelah pompa beroperasi selang beberapa
waktu. Mengetahui masalah ini cadet segera memberitahu masinis jaga
terlebih dahulu, setelah mendapat laporan dari cadet penulis dan masinis
jaga yang saat itu adalah masinis 4 segera mengecek keadaan dari pompa
bilge pump tersebut. Pengecekan yang pertama kali dilakukan adalah
dengan memegang bagian motornya dengan tujuan apakah terjadi masalah
pada motor listriknya dengan ditandai dengan panasnya motor, selanjutnya
pengecekan dilakukan dengan memutar motor dan pompa melalui
koplingnya, pada saat diputar motor sulit untuk diputar. Dari analisa
masalah ini bisa disimpulkan telah terjadi kesalahan pada pompa bilge
pump yaitu terjadi kerusakan pada bagian bearing dari motor listrik pompa
bilge pump. Pada dasarnya pompa adalah suatu alat yang berfungsi sebagai
pemindah suatu zat dari suatu tempat ketempat lain dalam hal ini adalah
air limbah dari got kamar mesin. Keberadaan dari pompa bilge pump
sangatlah penting untuk membantu memompakan air limbah got kamar

mesin keluar ke laut dengan melalui pesawat oil water separator karena
apabila pompa bilge pump mengalami kerusakan akan mengakibatkan air
limbah got kamar mesin tidak bisa keluar ke laut dan akan semakin
bertambah dan dapat bertambah parah dengan ditambah dengan
banyaknya kebocoran dari permesinan lain dan kebocoran-kebocoran
minyak lainnya. Dengan mengetahui masalah ini perlu diadakan
pemeriksaan pada motor listrik dari pompa bilge pump tersebut.
Table 4.1 Jumlah kegagalan komponen
No

Komponen

Jumlah kegagalan

Tanki oil water separator

Saringan ( Filter Coalesscer )

12

Bilge pump strainer

12

Pompa got ( Bilge Pump )

12

Pemanas minyak ( Oil Heating )

Katup cerat

Safety valve

Solenoid valve

3-Way valve

10

Bilge tank

11

Transfer pump

12

12

Sludge tank

Tabel diatas menjelaskan tentang kegagalan sistem dalam satu tahun yang
peneliti alami saat melaksanakan praktek. Jumlah kegagalan paling sering
gagal adalah filter coalesscer, bilge pump strainer, bilge pump, transfer
pump dan jumlah kegagalan yang jarang terjadi adalah tanki oil water
separator, oil heating, katup cerat, safety valve, solenoid valve, 3-way
valve, dan sludge tank.

Pada tabel tersebut akan dinilai komponen untuk dilakukn pengurangan


resiko yang terjadi. Komponen yang sering gagal akan dilakukan analisa
sesuai model kegagalan komponen tersebut pada periode tertentu.
Komponen yang menyebabkan resiko terbesar dengan kegagalan jarang
juga akan dianalisa sesuai model kegagalan komponen sistem.
Langkah awal untuk mencari penyelesaian suatu masalah. Di dalamnya
berisikan

penyebab

timbulnya

masalah

sekaligus

untuk

mencari

bagaimana penanggulangan dari masalah tersebut dan dapat kita jadikan


pelajaran agar tidak terjadi hal yang serupa yang mengganggu
pengoperasian kelancaran kapal. Dimana pesawat oil water separator
membutuhkan perhatian khusus karena pesawat ini berperan penting
dalam menanggulangi pencemaran minyak di laut dalam hal ini pada kapal
MV. Ostina menggunakan pesawat oil water separator tipe USH-20.
Pesawat oil water separator memegang peran penting dalam pencegahan
pecemaran minyak di laut, oleh karena itu perawatan untuk pesawat ini
harus diperhatikan demi menjaga kelestarian lingkungan khususnya laut.
Tetapi terkadang perawatan akan pesawat ini sering diabaikan sehingga
kinerja dari pesawat oil water separator menjadi kurang optimal dan
menyebabkan pencemaran laut.
Pengalaman yang penulis alami di kapal MV. Ostina yaitu, berhentinya
proses pemompaan dari sistem oil water separator sedangkan menurut
prosedur apabila terdapat alarm bilge tank alarm high level untuk segera
dilakukan pengoperasian pesawat oil water separator dengan tujuan untuk

mengurangi air limbah got kamar mesin dengan dipompakan keluar atau
ke laut dengan memperhatikan area yang diperbolehkan untuk membuang
limbah air got kamar mesin yaitu lebih dari 50 mil laut dari daratan
melalui pesawat oil water separator dan hasil dari penyaringan di oil
water separator air buangan memiliki kandungan minyak tidak melebihi
15 ppm.
Pada kejadian ini penulis alami pada saat berlayar normal, pada saat
mengoperasikan bilge pump untuk menghisap air got menuju ke oil water
separator cadet menemui adanya masalah pada pompa bilge pump yaitu
pompa mati dengan sendirinya setelah pompa beroperasi selang beberapa
waktu. Mengetahui masalah ini cadet segera memberitahu masinis jaga
terlebih dahulu, setelah mendapat laporan dari cadet dan masinis jaga
yang saat itu adalah masinis 3 segera mengecek keadaan dari pompa bilge
pump tersebut. Dari analisa masalah ini bisa disimpulkan telah terjadi
kesalahan pada pompa bilge pump yaitu terjadi kerusakan pada bagian
bearing dari motor listrik pompa bilge pump. Pada dasarnya pompa adalah
suatu alat yang berfungsi sebagai pemindah suatu zat dari suatu tempat
ketempat lain dalam hal ini adalah air limbah dari got kamar mesin.
Langkah selanjutnya peneliti membuat tabel model kegagalan dari setiap
komponen. Tabel model kegagalan adalah tabel yang membahas suatu
jenis kegagalan komponen dalam sistem.
Tabel 4.2 Model kegagalan
No

Komponen

Model kegagalan

Tanki oil water separator

Kebocoran pada tanki oil water separator

Saringan (filter coalesscer)

Tidak mampu menyaring minyak dengan


maksimal

Bilge pump strainer

Tidak mampu memompa dan mengalirkan


limbah air got kamar mesin sesuai dengan

Pompa got (bilge pump)

kapasitasnya
Tidak mampu memindahkan limbah air got
dari bilge tank ke oil water separator tank

Pemanas

minyak

(oilSteam yang memanasi bilge kurang maksimal

heating)
Katup cerat

Katup tidak dapat menutup rapat

Safety valve

safety valve tidak bekerja

Solenoid valve

Tidak adanya arus yang masuk pada solenoid


valve

9
10

3-way valve

Kurangnya arus yang masuk pada solenoid

Bilge tank

valve
Tidak mampu menampung limbah air got
lebih dari 7,25 m3

11

Transfer pump

Gagal

memompa

air

got

yang

telah

tersaring di oil water separator ke ODM.


12

Sludge tank

Tidak mampu menampung minyak hasil


penyaringan lebih dari 6,62 m3

Dari data tabel model kegagalan akan diperoleh jenis kegagalan yang
serimg terjadi pada setiap komponen. Model kegagalan yang paling sering

10

atau berpengaruh terhadap sistem akan dilakukan anilisa pengolahan data


berdasarkan metode hazop dengan menggunakan standard ABS.
2. Penilaian resiko
Dalam melakukan penilaian resiko, langkah awal yang diambil adalah
mendefinisikan

kriteria

probability

of

failure

(likelihood)

dan

consequence. Nilai resiko diperoleh sebagai kombinasi dari likelihood dan


consequences. Untuk melakukan penilaian resiko peneliti membuat suatu
tabel komponen. Tabel komponen tersebut dimasukkan ke dalam tabel risk
profile matrik. Tabel risk profile matrik adalah kombinasi probability of
failure (likelihood) dan consequence. Probability of failure adalah laju
kegagalan dari masing-masing jumlah mode kegagalan di record,
sedangkan consequence adalah penggolongan rangking dari jenis
kegagalan yang terjadi pada komponen yang di identifikasi yang
menggambarkan seberapa besar dampak yang dapat di timbulkan terhadap
sistem. Pembacaan matrik dilakukan dari sudut kiri bawah ke sudut kanan
atas (dimulai dari warna hijau pada kiri bawah dan berakhir pada warna
merah kanan atas) yang menunjukkan bahwa kekritisan komponen
semakin besar. Berikut ini hasil dari table risk profile matrix sesuai dengan
standart ABS.

Tabel 4.3 ID komponen


No.ID

Komponen

11

Tanki oil water separator

Saringan (filter coalesscer)

Bilge pump strainer

Pompa Got (bilge pump)

Pemanas minyak (oil heating)

Katup cerat

Safety valve

Solenoid valve

3-way valve

10

Bilge tank

11

Transfer pump

12

Sludge tank

Tabel 4.4 Risk matrik


Sevirety
Level

LikelihoodOf Failury
Improbable

Remote

Occasional

Probable

Frequent

4
3
2
1

3,4,11
3,4,11
12

12

5,7

10

5,7

10

11

8,9

66

Dari tabel 4.4 diperoleh dengan pendekatan Hazop, dimana tingkat


resiko dan kegagalan tiap komponen dapat diidentifikasi lewat tabel 4.4

12

dan komponnen yang mempunyai tingkat resiko tertinggi yaitu filter


coalesscer. semakin besar frekuensi dan konsekuensinya maka letak
komponen tersebut semakin kekanan semakin tinggi resikonya. Sedangkan
nilai kegagalan komponen dipengaruhi oleh time of failure (waktu
kegagalan) komponen tersebut, semakin sering komponen tersebut
mengalami kegagalan maka semakin besar nilai kegagalannya.

Pada tabel diatas dijelaskan bahwa mode kegagalan yang tingkat


resiko tinggi ditujukan warna merah terdapat pada komponen filter
coalesscer dengan no ID 2, bilge pump strainer, bilge pump dan transfer
pump dengan kriteria yang sama dengan severity level 2. Bilge tank
merupakan kategori Probable dengan severity level 2, dimana Probable
adalah kegagalan yang terjadi setiap tahun, severity level 2 adalah fungsi
berkurang atau rusak mesin atau penundaan operasional signifikan.
Filter Coialesser termasuk kategori Frequent dimana frequent adalah
kegagalan yang sering terjadi/sebulan sekali. Pada komponen dengan no
ID 12 dan 1 menunjukkan warna hijau. Warna hijau menunjukkan nilai
yang paling tidak kritis. Komponen ID 12 dan 1 memiliki kategori
likelihood yang berbeda. Komponen no ID 12 memiliki kategori likelihood
adalah remote dengan severity level 2, dimana remote adalah kegagalan
yang terjadi setiap 100 tahun. Komponen ID 1 memiliki kategori
likelihood occasional dengan severity level 1 , pada level 1 tergolong
kerusakaan yang mengganggu operasional tetapi tidak mengganggu
sistem. Komponen no ID 7 menunjukkan kriteria likelihood adalah

13

occasional dengan severity/consequence level 1, severity level 1 adalah


kerusakan yang mengganggu operasional dan tidak mengganggu sistem,
sedangkan occasional adalah kejadian yang terjadi setiap 10 tahun. Warna
putih menunjukkan nilai yang sedang atau nilai yang berpengaruh pada
sistem, apabila dibiarkan akan menyebabkan semakin tingginya resiko
yang dihadapi. Komponen ID 5 dan 7 pada tabel di warna putih termasuk
kategori menunjukkan kriteria likelihood adalah occasional dengan
severity level 2. Komponen ID 8 dan 9 pada tabel di warna putih termasuk
katagori nenunjukkan kriteria likelihood adalah probable dengan severity
level 1. Komponen ID 6 pada tabel di warna putih termasuk katagori
menunjukkan kriteria likelihood adalah frequent dengan severity level 1.
Penelitian selanjutnya dilakukan dengan menilai resiko pada tabel risk
profile matrik.
Komponen yang akan dianalisa adalah komponen dengan warna
merah, karena untuk mengatasi terjadinya kegagalan yang lebih parah
dalam perawatan sistem pada periode yang akan datang.
C. Pembahasan masalah
1. Resiko yang ditimbulkan dari kurangnya perawatan oil water
separator di MV. Ostina.
Resiko yang ditimbulkan dari kurangnya perawatan oil water separator
adalah:
Prinsip kerja dari pesawat oil water separator adalah dengan
menggunakan prinsip gravity dan filterisasi. Apabila dari salah satu
prinsip tersebut tidak bekerja dengan baik maka hasil yang kita
inginkan yaitu oil water separator dapat menghasilkan air buangan
limbah air got dari kamar mesin dengan kadar minyak dibawah 15

14

ppm tidak tercapai sehingga apabila terjadi kegagalan fungsional pada


komponen ini akan memberikan dampak yang sangat besar yaitu dapat
menyebabkan proses sirkulasi dari pesawat oil water separator tidak
dapat bekerja dengan baik dan air limbah got kamar mesin tidak dapat
keluar ke laut karena apabila pada filter coalesscer kotor maka
penyaringan antara air dan minyak tidak sempurna sehingga minyak
yang harusnya menempel pada filter tidak dapat tersaring karena
terlalu banyak kotoran pada filter dan pada oil discharge monitoring
akan memberikan sinyal berupa alarm yaitu high ppm alarm.
Pada dasarnya prinsip kerja dari oil discharge monitoring adalah
untuk memonitor air limbah buangan tidak melebihi 15 ppm, tetapi
apabila air limbah buangan masih memiliki kadar minyak melebihi 15
ppm maka oil discharge monitoring akan memberikan perintah pada
selenoid valve untuk menutup katup 3-way valve outlet yang menuju
ke overboard dan menggantinya dengan membuka 3-way outlet yang
menuju ke bilge tank lagi untuk disirkulasikan kembali. Apabila hal ini
terus terjadi maka air limbah got kamar mesin tidak dapat terbuang dan
dapat semakin penuh apabila ditambah dengan banyaknya permesinan
lain yang mengalami kebocoran baik itu air ataupun minyak. Alas an
inilah yang menjadi alasan mengapa filter coalesscer menjadi
komponen yang memiliki tingkat resiko tertinggi.
Oleh karena itu maka perawatan pada filter coalesscer harus
dilakukan secara sungguh-sungguh dan teliti guna kelancaran kerja
dari oil water separator. Berikut adalah penjelasan tentang perawatan
dari komponen filter coalesscer, Dalam melakukan pembersihan
terhadap saringan filter coalesscer diharuskan dengan hati-hati dan
teliti pada saat membuka saringan sebaiknya jangan dipaksakan atau
dipukul dengan menggunakan palu besi yang dapat mengakibatkan
tutup atau rumah saringan itu menjadi retak atau pecah, pada bagian
dalam saringan yang terdapat lubang saringan yang sangat kecil dan
halus cukup disikat dengan menggunakan sikat kawat kemudian
disemprot dengan air tawar apabila saringan masih buntu maka harus
diganti dengan yang baru setelah itu melakukan pemasangan zinc
anoda
untuk mencegah terjadinya karat / korosi yang dapat
menyebabkan rusaknya saringan coalesscer.
Pada pengaturan pembuangan air got didalam kamar mesin juga
sudah diatur dan dilengkapi dengan saringan pada saluran pembuangan
air got yang dipasang pertama pada saluran hisap dari bilge tank, yang
kedua dipasang pada saluran sebelum bilge pump dan yang ketiga

15

dipasang pada saluran sebelum masuk ketangki pesawat oil water


separator. Akan tetapi pada saat pengoperasian pesawat tersebut
ternyata kotoran masih ada yang lolos dari saringan, padahal menurut
aturan air got yang dibuang kelaut selain kandungan minyaknya tidak
boleh melebihi 15 ppm dan diharapkan kotoran juga tidak ikut
terbuang kelaut. Sebelum masuk kedalam pesawat oil water separator
air got disaring dua kali oleh saringan sebelum pompa. Kotoran dan air
got yang dihisap oleh bilge pump disaring melalui saringan-saringan
sebelum pompa dan kemudian masuk kedalam oil water separator,
didalam oil water separator minyak akan menuju keatas permukaan
karena perbedaan berat jenis antara air dengan minyak dimana minyak
selalu berada diatas air sesuai yang terjadi didalam pesawat oil water
separator.
Tetapi kotoran yang ikut terbawa oleh air yang tercampur oleh
minyak akan menempel pada filter coalesscer, pada filter coalesscer
terdapat lubang saringan yang sangat kecil dan halus sangat berbeda
dengan saringan yang terdapat pada saringan yang digunakan untuk
menyaring air got sebelum masuk kedalam oil water separator, dan
semakin lama menyebabkan menumpuknya kotoran didalam saringan
coalesscer sehingga mengakibatkan tekanan air didalam tangki
coalesscer tinggi karena semakin banyak kotoran yang menyumbat
disaringan coalesscer. Oleh sebab itu diharuskan melakukan perawatan
secara rutin dan melakukan pembilasan setiap selesai mengoperasikan
pesawat oil water separator, hendaknya pada saat sebelum dan
sesudah pengoperasian oil water separator diharuskan semua
saringan-saringan yang terdapat pada pesawat oil water separator
harus dalam keadaan bersih agar proses pembuangan air got tidak
mengalami hambatan. Mengingat pentingnya filter coalesscer karena
air got yang akan dipisahkan harus melalui filter coalesscer agar hasil
air buangannya maksimal dalam hal ini maka filter coalesscer harus
mendapatkan perawatan khusus agar tidak cepat mengalami kerusakan
yang fatal.
2. Pemakaian metode hazop dalam menangani resiko perawatan oil
water separator di MV. Ostina
Metode untuk mengidentifikasi atau mencegah terjadinya
kerusakan dan bahaya yang mungkin akan terjadi agar tidak
mengganggu sistem operasional sistem alarm kebakaran dan untuk

16

menjaga keselamatan pada pesawat tersebut yang digunakan penulis


adalah dengan pendekatan metode Hazop (hazard operability). Sesuai
standard ABS maka pembahasan masalah ini bertujuan untuk meninjau
suatu proses penyimpangan dapat mendorong ke arah penyimpangan
atau kecelakaan yang tidak diinginkan. Berikut masalah yang terjadi
pada komponen oil water separator akibat kurangnya perawatan
pesawat oil water separator, sebab, dan cara penanganan dalam
menghadapi kerusakan pada sistem operasional sistem alarm
kebakaran di kapal MV. Ostina selama penulis diatas kapal.

a.

Bilge tank

Jenis kegagalan yang terjadi pada bilge tank yaitu tidak mampu
menampung limbah air got kamar mesin sesuai dengan kapasitas
karena suction dari bilge tank tersumbat oleh banyaknya kotorankotoran yang menumpuk pada bilge tank. Hal ini sangat sering
terjadi (frequent) dua belas kali dalam satu tahun, sehingga
konsekuensi yang ditimbulkan kerusakan fungsi tidak
terpengaruh,fungsi berkurang yang mengakibatkan penundaan
operasional atau major. Fungsi dari bilge tank adalah untuk
menampung semua air got yang ada di dalam kamar mesin. Pada
kejadian ini peneliti menemukan kerusakan pada bilge tank yang
tidak dapat menampung lebih limbah air maka peneliti
membersihkan bilge tank dan membuang semua kotoran pada bilge
tank. Bilge tank yang mempunyai banyak kotoran menyebabkan
saluran tersumbat, setelah dilakukan pembersihan maka bilge tank
menjadi lancar dalam menampung limbah air got.
b. Bilge pump
Jenis kegagalan yang terjadi pada bilge pump yaitu pompa tidak
mampu memompakan limbah air got kamar mesin ke oil water

17

separator yang membuat proses penyaringan oil water separator


tidak berjalan dan air got kamar mesin terus bertambah. Hal ini
sering terjadi (frequent) dua belas kali dalam satu tahun. Sehingga
konsekuensi yang ditimbulkan oil water separator kehilangan
fungsi utamanya. Kerusakan yang ditimbulkan fungsi berkurang,
atau rusak mesin, penundaan operasional yang signifikan atau
critical. Pompa air got/ bilge pump sangatlah penting dalam sistem
oil water separator karena pompa ini berfungsi sebagai alat untuk
memindahkan zat cair (dalam hal ini air yang bercampur dengan
minyak dari limbah got kamar mesin) dari suatu tempat ketempat
yang lainnya. Apabila pada bilge pump mengalami kerusakan maka
akan menghambat proses pembuangan limbah air got yang ada di
dalam kamar mesin, dan keadaan ini akan sangat berbahaya karena
bisa mengakibatkan air got kamar mesin semakin bertambah
banyak dan banjir. Apalagi banyak terdapat permesinan yang
mengalami kebocoran akan membuat semakin cepat got kamar
mesin menjadi penuh.
Pada peristiwa kerusakan pada pompa bilge pump yang terdapat
pada bagian bearingnya yang diketahui dari identifikasi masalah
yang telah dijabarkan pada bagian analisa hasil penelitian di atas
maka penulis akan menerangkan cara perbaikan dan perawatan
untuk menangani masalah tersebut.

18

Dari analisa di atas yang disimpulkan bahwa telah terjadi


kerusakan pada bearing dari motor listriknya maka selanjutnya
kami melakukan pengecekan spare part bearing yang sesuai
dengan bearing yang rusak dengan melihat kode bearing pada
instruction

manual

book,

setelah

ditemukan

kami

segera

melakukan persiapan alat-alat untuk melakukan pembongkaran


pada motor. Pertama kali kita lakukan adalah melakukan interlock
pada bilge pump agar pompa tidak bisa dioprasikan dari engine
control room dan hanya bisa dari engine side saja, selanjutnya
lakukan pelepasan pada v-belt yang menghubungkan antara motor
listrik dengan pompa, berikutnya kendorkan baut pengikat antara
motor dengan dudukan motor dan angkat motor. Lepaskan cover
belakang dari motor dengan mengendorkan baut pengikatnya,
berikutnya ambil tracker bearing (special tools untuk bearing) dan
lepaskan bearing dari shaft motor. Apabila telah dilepaskan ganti
bearing sesuai dengan ukuran yang sebelumnya. Dalam proses
pemasangan bearing tidak dianjurkan untuk menggunakan bahan
yang keras untuk membantu memasukkan bearing ke dalam shaft
sebagai contoh besi karena dapat merusak bearing, oleh karena itu
apabila ditemukan kesulitan dalam memasang kembali bearing
dianjurkan untuk merendam bearing dalam oli agar menjadi lebih
mudah.

19

Setelah terpasang lakukan pengecekan pada bearing dengan


memutar shaftnya apabila lancar berarti bearing telah bekerja
dengan benar, apabila tersendat berarti ada kesalahan dalam
pemasangan bearing. Lakukan pemasangan kembali motor ke
tempat dudukan motor dan selanjutnya pasang v-belt kembali. Jika
sudah terpasang semua, lakukan pengetesan dengan menjalankan
bilge pump apabila putaran sudah normal berarti motor sudah
bekerja dengan baik. Kejadian ini disebabkan karena kelalaian
dalam memperhatikan jam kerja atau running hour dari bearing
motor oleh karena itu sebaiknya lakukan semua perawatan sesuai
dengan instruction manual book yang telah ditetapkan agar semua
permesinan dapat bekerja dengan normal.
c. Transfer pump
Jenis kegagalan yang terjadi pada pompa transfer pump yaitu tidak
mampu memompakan limbah air got kamar mesin yang telah
disaring di Oil Water Separator untuk selanjutnya di alirkan ke
ODM dan dibuang dilaut bila kadar minyaknya dibawah 15 ppm
dan kembali lagi ke bilge tank bila kadar minyaknya diatas 15 ppm.
Hal ini sering terjadi (frequent) dua belas kali dalam satu tahun,
Untuk konsekuensinya Oil Water Separator juga kehilangan fungsi
utamanya karena sirkulasi terhenti. Kerusakan yang ditimbulkan
fungsi berkurang, atau rusak mesin, penundaan operasional yang
signifikan atau critical. Pertama kali kita lakukan adalah

20

melakukan interlock pada transfer pump agar pompa tidak bisa


dioprasikan dari engine control room dan hanya bisa dari engine
side saja, selanjutnya lakukan pelepasan pada v-belt yang
menghubungkan antara motor listrik dengan pompa, berikutnya
kendorkan baut pengikat antara motor dengan dudukan motor dan
angkat motor. Lepaskan cover belakang dari motor dengan
mengendorkan baut pengikatnya, berikutnya ambil tracker bearing
(special tools untuk bearing) dan lepaskan bearing dari shaft
motor. Apabila telah dilepaskan ganti bearing sesuai dengan ukuran
yang sebelumnya. Dalam proses pemasangan bearing tidak
dianjurkan untuk menggunakan bahan yang keras untuk membantu
memasukkan bearing ke dalam shaft sebagai contoh besi karena
dapat merusak bearing, oleh karena itu apabila ditemukan kesulitan
dalam memasang kembali bearing dianjurkan untuk merendam
bearing dalam oli agar menjadi lebih mudah.
Setelah terpasang lakukan pengecekan pada bearing dengan
memutar shaftnya apabila lancar berarti bearing telah bekerja
dengan benar, apabila tersendat berarti ada kesalahan dalam
pemasangan bearing. Lakukan pemasangan kembali motor ke
tempat dudukan motor dan selanjutnya pasang v-belt kembali. Jika
sudah terpasang semua, lakukan pengetesan dengan menjalankan
transfer pump apabila putaran sudah normal berarti motor sudah
bekerja dengan baik. Kejadian ini disebabkan karena kelalaian

21

dalam memperhatikan jam kerja atau running hour dari bearing


motor oleh karena itu sebaiknya lakukan semua perawatan sesuai
dengan instruction manual book yang telah ditetapkan agar semua
permesinan dapat bekerja dengan normal.

d.

Bilge pump strainer


Jenis kegagalan yang terjadi pada bilge pump strainer yaitu karena
tersumbatnya bilge pump strainer mengakibatkan limbah air got
kamar mesin tidak bisa terhisap sesuai dengan kapasitasnya dan
bahkan tidak dapat terhisap. Tidak terhisapnya limbah air akan
menyebabkan tekanan turun dan mempengaruhi kinerja sistem oil
water separator. Hal ini sangat sering terjadi (frequent) dua belas
kali dalam satu tahun. Untuk konsekuensinya sirkulasi dari oil
water separator jadi terhenti. Kerusakan yang ditimbulkan fungsi
tidak

terpengaruh,fungsi

berkurang

yang

mengakibatkan

penundaan operasional atau major. Pada kejadian ini peneliti


mengalami kegagalan pada aliran limbah di strainer. Hal ini
disebabkan banyaknya kotoran yang menumpuk pada saringan
sehingga aliran air got terhambat. Peneliti melakukan pelepasan
pada saringan dan mencuci saringan untuk dibersihkan. Setelah itu
peneliti memasang kembali saringan bilge pump tersebut.
e.

Filter coalesscer

22

Jenis kegagalan yang terjadi pada filter coalesscer

yaitu tidak

mampu menyaring minyak dengan maksimal dikarenakan banyak


kotoran yang terdapat pada filter sehingga limbah air got tidak
dapat dibuang ke laut karena kandungan minyak masih banyak. Hal
ini sering terjadi (frequent) dua belas kali dalam satu tahun. Dan
konsekuensi yang ditimbulkan mengakibatkan menurunnya kinerja
dari oil water separator. fungsi tidak terpengaruh,fungsi berkurang
yang mengakibatkan penundaan operasional atau major.
Dari hasil analisa di atas melalui tabel skala metrik dapat diketahui
komponen yang mengalami kegagalan yang fatal dan memiliki
tingkat resiko tinggi terhadap perawatan sistem oil water separator
yaitu filter coalesscer. Jenis kegagalan yang terjadi pada filter
coalesscer adalah kandungan minyak pada air limbah got kamar
mesin masih tinggi melebihi dari 15 ppm.
Setelah diketahui komponen-komponen yang mengalami kegagalan
fungsional tertinggi terhadap perawatan pada sistem oil water
separator maka penulis akan membahas cara penanggulangan dari
masalah tersebut agar kegagalan fungsional tertinggi dapat teratasi.
Untuk mengatasi kerusakan akibat perawatan yang akan terjadi di
periode yang akan datang maka perlu dilakukan perawatan rutin
sesuai instruction manual book setelah selesai melakukan
pengoperasian oil water separator.

Anda mungkin juga menyukai