Oleh :
UNIVERSITAS AIRLANGGA
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
PROGRAM SARJANA
PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT
SURABAYA
2023
PROPOSAL SKRIPSI
EVALUASI CONGTINGENCY PLAN SEBAGAI DASAR MANAJEMEN
BENCANA PADA INDUSTRI DI PT. KAWASAN INDUSTRI GRESIK
KABUPATEN GRESIK TAHUN 2023
Oleh :
UNIVERSITAS AIRLANGGA
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
PROGRAM SARJANA
PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT
SURABAYA
2023
PROPOSAL SKRIPSI
Oleh :
Menyetujui,
Pembimbing
Dr. Muji Sulistyowati, S.KM., M.Kes Dr. Ratna Dwi Wulandari, S.KM., M.Kes
NIP. 197311151999032002 NIP. 197510181999032002
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT telah melimpahkan
rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis menyelesaikan proposal skripsi dengan
judul “EVALUASI CONGTINGENCY PLAN SEBAGAI DASAR
MANAJEMEN BENCANA PADA INDUSTRI DI PT. KAWASAN
INDUSTRI GRESIK KABUPATEN GRESIK TAHUN 2023” secara baik dan
optimal.
1. Dr. Santi Martini, dr., M.Kes., selaku Dekan Fakultas Kesehatan Masyarakat
Universitas Airlangga.
2. Ibu Muji Sulistyowati, S.KM., M.Kes selaku Kepala Program Studi S1
Kesehatan Masyarakat.
3. Ibu Ratna Dwi Wulandari, S.KM., M.Kes selaku kepala Departemen
Administrasi dan Kebijakan Kesehatan FKM UNAIR.
4. Bapak Dr. Setya Haksama, drg., M.Kes., selaku dosen pembimbing skripsi
senantiasa memberikan arahan, koreksi dan saran sehingga dapat tersusun
proposal skripsi.
5. Bapak dan Ibu dosen departemen Administrasi dan Kebijakan Kesehatan
dalam memberikan ilmu selama perkuliahan.
6. Ayah dan mama penulis senantiasa memberikan dukungan dan doa dalam
kelancaran penulisan proposal skripsi.
7. Amanda Dewi Maulidia Safira selaku adik kandung memberikan dukungan
dan tempat berbagi cerita suka cita
8. Rekan-rekan kelas AKK 2022 yang tidak dapat disebutkan satu persatu.
Semoga Allah SWT senantiasa memberikan balasan pahala atas segala amal
yang telah diberikan dan semoga skripsi ini berguna baik bagi diri kami sendiri
maupun pihak lain yang memanfaatkan.
Surabaya, Juni 2023
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
Indonesia menjadi salah satu negara rawan bencana yang ditinjau dari segala
sisi meliputi kondisi geografis, demografis dan klimatologis. Bencana yang sering
gempa bumi dan tsunami serta kebakaran lahan) dan bencana non alam (kejadian
luar biasa, kecelakaan transportasi, aksis teror dan konflik serta kecelakaan
industri). Menurut laporan BNPB pada tahun 2020, tercatat jumlah kejadian
banjir (1.070 kejadian), puting beliung (879 kejadian) dan tanah longsor (575
kejadian). Dampak bencana tersebut lebih dari 6,4 juta jiwa penduduk yang
mengungsi dan 370 jiwa meninggal dunia. Infrastruktur yang terdampak bencana
diantaranya lebih dari 42 ribu rumah dan 2 ribu fasilitas (pendidikan, kesehatan,
kantor, jalan, dan jembatan). BNPB meverifikasi dan validasi data bencana tahun
2021 dari seluruh provinsi dan kabupaten/kota yang dihimpun tahun 2021 terjadi
5.402 kejadian, sedangkan pada tahun 2022 sebanyak 3.522 bencana alam di
Indonesia.
faktor alam, faktor non alam dan faktor sosial. Bencana menimbulkan kerugian
harta benda, kematian korban jiwa, kerusakan ekosistem dan lingkungan serta
berdampak pada permasalahan kesehatan masyarakat diantaranya rusaknya
berapi, tsunami, gempa bumi, tanah longsor, banjir, kekeringan, kebakaran, cuaca
ekstrim, gelombang tinggi dan abrasi. (2) bencana non alam seperti kegagalan
sosial gerakan massal bersifat merusak tatanan dan tata tertib sosial disebabkan
konflik sosial antar kelompok danserta teror tentang kecemburuan sosial, budaya
ekonomi yang disajikan sebagai pertentangan antar suku, agama dan ras (SARA).
Industri sebagai salah satu usaha kegiatan pengolahan bahan mentah sehingga
memiliki nilai tambah dalam pendapatan keuntungan hasil produksi, selain itu
diartikan sebagai perusahaan yang merubah bahan dasar dengan nilai kurang
bahan baku serta pemanfaatan sumber daya industri dan menghasilkan barang
yang mempunyai nilai tambah atau manfaat lebih tinggi, termasuk jasa industri.
Kegiatan industri sebagai salah satu faktor yang diharapkan mendukung dan
secara langsung dan tidak langsung kehadiran sektor industri sehingga terjadi
sebagai tempat pusat kegiatan industri dilengkapi sarana dan prasarana penunjang
kemudahan dan daya tarik bagi investasi dengan pendekatan konsep efisiensi, tata
Industrial Estate disebut Industrial Park sebagai kawasan Industri diatas tanah
prasarana seperti fisilitas sosial dan umum (mencakup perumahan, sekolah, tempat
manusia, buatan dan teknologi) optimal, efisien dan efektif proses pengembangan
suatu kawasan industri suatu wilayah terdapat campur tangan pemerintah dalam
diwadahi dalam Rencana Tata Ruang Wilayah maupun kawasan. Badan Pusat
Statistik (BPS) Jawa Timur tahun 2015 mencatat bahwa sebanyak 811.273 unit
usaha industri di Jawa Timur terdiri dari 790.991 unit usaha industri kecil dan
kerajinan rumah tangga, 19.146 unit usaha industri menengah dan 1.136 unit
usaha industri besar. Luas keseluruhan kawasan industri secara nasional mencapai
47.215 hektar dengan provinsi Jawa Timur sebesar 6.334 hektar. Namun sampai
(PIER), Sidoarja Industrial Estate Berbek (SIEB), Ngoro Industrial Park (NIP),
Maspion Industrial Estate (MIE), Kawasan Industri Gresik (KIG), Java Integrated
Industrial Port Estate (JIIPE), Kawasan Industri Turban (KIT), Safe n Lock
Industrial Park, Sidoarjo Rangkah Industrial Estate (SiRIE) dan Industrial Estate
Wira Jatim.
di ibukota Jawa Timur setelah Surabaya terkenal sebagai kawasan industri karena
pengolahan,
logistik dan distribusi, riset; ekonomi digital dan pembangunan teknologi
pengembangan energi.
Hal tersebut menyebabkan korban jiwa, sarana prasarana industri dan merugikan
salah satunya PT. Kawasan Industri Gresik (PT. KIG) dibangun oleh kerjasama
antar dua perusahaan PT. Semen Indonesia dan PT. Petrokimia Gresik, dengan
kepemilikan saham PT. PT. KIG sebagai salah satu perusahaan developer
menyediakan lahan industri kepada investor lokal, nasional dan internasional. PT.
diakibatkan (BNPB, 2011). Kondisi situasi tidak terjadi bencana salah satu
yang ditemukan kondisi darurat, kritis dan dapat terjadi saka dalam rentan waktu
tidak terukur melalui skenario dan tujuan disepakati, penetapan tindakan teknis
perencanaan kedepan dengan keadaan tidak dapat diukur dapat diuji coba
mencegah atau menanggulangi dalam keadaan atau situasi darurat yang dihadapi.
(BNBP, 2008)
bencana non alam. Hasil penelitian Basyid (2010) menjelaskan bahwa kontingensi
membantu dalam pengembangan peta risiko bencana suatu wilayah. Hal tersebut
tanggap darurat karena menggerakan tindakan dan sumber daya efektif dalam
faktor meliputi faktor alam, faktor non alam dan faktor manusia yang
alam (natural hazards) dan bahaya karena ulah manusia (man-made hazards)
yang menurut United Nations International Strategy for Disaster Reduction (UN-
asap, kegagalan teknologi seperti kebocoran gas-gas berbahaya, ledakan atau bisa
saja berbagai bahaya yang timbul dari penggunaan bahan kimia berbahaya atau
berbagai bencana alam, industri, sosial dan politik dapat terjadi secara berkala di
analisis dampak potensi krisis yang bertujuan mengatur langkah lebih awal dalam
menghadapi secara tepat waktu, efektif dan sesuai dibutuhkan oleh masyarakat
ruang lingkup dan cara pendekatan terhadap contingency plan dalam konteks
penanggulangan bencana.
Tahun 2023.
Problem statement
Fenomena kejadian
kegagalan
teknologi industri
Gambar 1.1 Identifikasi Masalah Contingency plan di PT.KIG dengan Metode CIPP
Berdasarkan gambar 1.1 dapat dijabarkan bahwa contingency plan sebagai
apabila dihadapkan dengan risiko tersebut tidak hanya penting bagi kondisi
1. Context
c. Dukungan Pemerintah
2. Input
d. Kebijakan
contingency plan.
serta kemampuan fisik dari tenaga kerja untuk mengurangi risiko cidera
diri (all for health), serta (3) melibatkan kerjasama lintas sektoral.
3. Process
a. Koordinasi Komunikasi
bencana.
dan perkembangan
kejadian bencana; dan (3) memberikan informasi secara lengkap bersifat
4. Product
process, product).
1.4 Tujuan Penelitian
yang telah disusun dan dilaksanakan pada industri di PT. Kawasan Industri
1. Bagi Peneliti
dan pengalaman dalam penerapan ilmu yang telah didapatkan selama mengikuti
bencana.
3. Bagi Perusahaan
PT.KIG dan industri di PT. Kawasan Industri Gresik sebagai evaluasi untuk
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Bencana
2.1.1 Definisi Bencana
Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2007 bencana diartikan rangkaian peristiwa
faktor non alam dan faktor manusia sehingga menyebabkan timbulnya korban
diantaranya faktor alam (natural disaster), faktor non alam bukan alam dan bukan
akibat dari (non-natural disaster) dan faktor sosial atau manusia (man-made
disaster). Bencana terjadi karena adanya interaksi antara ancaman (hazard) dan
kerentanan (vulnerability).
Pemicu
Bahaya
Risiko Bencana
Bencana
Kerentanan
1. Bahaya (Hazard)
2. Risiko bencana
suatu wilayah dalam kurun waktu tertentu berupa kematian, luka, sakit,
oleh suatu hazard. Disaster risk merupakan irisan dari hazard, exposure
dan vulnerability.
Gambar 2.2 Risk = Irisan (Hazard, Exposure, Vulnerability)
Sumber : https://signature.bmkg.go.id/site/risiko-bencana-disaster-risk/
bencana.
salah satu faktor berpengaruh terhadap kejadian bencana yang akan berpotensi
diakibatkan oleh peristiwa atau serangkaian peristiwa yang disebabkan oleh alam
antara lain berupa gempa bumi, tsunami, gunung meletus, banjir, kekeringan,
angin topan, dan tanah longsor. (2) Bencana nonalam adalah bencana yang
diakibatkan oleh peristiwa atau rangkaian peristiwa nonalam antara lain berupa
gagal teknologi, gagal modernisasi, epidemi, dan wabah penyakit. (3) Bencana
sebagai POAC.
2.2.2 Manajemen Bencana
BPBD sebagai institusi yang memiliki fungsi dalam perumusan kebijakan
dan rekontruksi, logistik dan peralatan lingkup provinsi kabupaten atau kota,
dan pemulihan berkaitan dengan bencana yang dilakukan pada tahapan sebelum,
saat dan setelah bencana. Manajemen penanggulangan bencana sebagai salah satu
MANAJEMEN BENCANA
Kesiapsiagaan
Saat Bencana Pasca Bencana
Pra Bencana
yang tidak diinginkan, menekan kerugian korban jiwa dan harta benda yang
dalam tiga tahapan diantaranya sebelum bencana terjadi, pada waktu bencana
a. Kesiapsiagaan
bidang kesehatan
5. Dokumentasi
b. Mitigasi bencana
Fase saat bencana dilakukan saat bencana sedang dan masih terjadi. Langkah-
langkah dilakukan pada fase terjadinya bencana meliputi peringatan dini, tanggap
Peringatan didasari berbagai informasi teknis dan ilmiah yang dimiliki, diolah
maupun tanda-tanda alam lainnya. Peringatan dini pada masyarakat atas bencana
sebagainya
satunya pusat pelayanan tidak disiapkan untuk jumlah korban besar serta
1. Efektif dalam menerapkan sistem tanggap bencana harus tepat guna dan
sesuai kebutuhan.
3. Tepat sasaran merupakan sistem tanggap bencana sesuai tujuan dan hasil
akhir yang disusun dan diharapkan dengan artian sistem tanggap bencana
bersih.
3. Sesudah bencana
a. Pemulihan (Recovery)
kembali sarana dan prasarana di keadaan semula. Upaya yang dilakukan dapat
sanitasi dan air bersih, pasar, fasilitas pelayanan kesehatan dan lainnya).
b. Rehabilitasi (Rehabilitation)
pascabencana
c. Rekontruksi (Recontruction)
dan budaya, tegaknya hukum dan ketertiban, dan bangkitnya peran serta
keadaan tidak menentu, skenario dan tujuan disetujui, tindakan manajerial dan
teknis ditentukan serta sistem yang menanggapi kejadian disusun agar dapat
mencegah atau mengatasi secara lebih baik keadaan atau situasi darurat yang
dihadapi.
terdiri dari :
sesuai peristiwa atau kejadian dengan tingkat besar keparahan dampak yang
dihasilkan suatu bencana, sedangkan pada kejadian dengan kondisi yang tidak
terlalu parah menggunakan kebijakan-kebijakan yang ada, bahkan jika tidak parah
setiap sektor.
Tabel 2.2 Partisipatif Lintas Sektor
Waktu Pelaksanaan
Kegiatan
No Pelaku/ODP Koordinator Jumlah
pelaku Mulai Berakhir
hari
1. Melakukan BPBD, Dinas 1 x 24 saat 1 x 24 1 Hari
kajian cepat Sosnaker, Dinas terjadi
bersama sektor PU, Dinas bencana
lain Kesehatan,
2. Melaksanakan PDAM, Dinas
aktifitas Posko Pendidikan,
Tanggap TNI, Polri,
Darurat Dishubkominfo,
Kesbangpol,
Satpol PP
3. Melaksanakan
mekanisme
koordinasi
terhadap setiap
elemen
penanggulanan
bencana sesuai
kebutuhan,
mencakup
logistik, SAR,
1x24
kesehatan, BPBD, Dinas BPBD
setelah
sarana Sosnaker, Dinas
organisasi
prasarana PU, Dinas 14 hari 14 hari
tanggap
4. Menjamin Kesehatan,
darurat
keamanan dan PDAM, Dinas
diaktifkan
keselamatan Pendidikan,
proses TNI, Polri,
penanganan Dishubkominfo,
darurat bencana Kesbangpol,
dan Satpol PP dan
perlindungan SAR
terhadap
kelompok renta
5. Melakukan
rapat
koordinasi dan
evaluasi harian
tentang
perkembangan
tanggap
darurat.
2.5.4 Mekanisme Penyusunan Perencanaan Kontingensi memiliki tahapan
meliputi :
(1) Tahapan Persiapan
diperlukan penentuan jenis bencana yang akan disusun sesuai skala prioritas
sebelumnya.
usaha.
c. Asumsi dampak
konsep operasi
i. Penyusunan rencana tindak lanjut berupa diseminasi, uji draft, aktivasi, dan
Rapat lanjutan oleh tim penyusun dilakukan setelah tahap pelaksanaan dengan
sebelumnya.
penanganan darurat bencana yang dilakukan dengan diskusi dan forum untuk
b. Tingkat kerentanan
Persiapan
Idenntifikasi & Pengorganisasian Perilaku
Pelaksanaan
Pengorganisasian
Penyempurnaan draft
Tindak Lanjut
Aktivasi
Pemutakhiran
konsep dan asas yang menjadi garis besar dan dasar rencana pelaksanaan suatu
dsb); pernyataan cita-cita, tujuan, prinsip dan garis pedoman untuk manajemen
atau kegiatan dilakukan atau tidak dilakukan oleh seseorang, suatu kelompok atau
masalah kembali.
2. Evaluasi Program
Sumber daya manusia (SDM) sebagai satu faktor yang penting bahkan tidak
dilepaskan dari sebuah organisasi dan institusi perusahaan. SDM juga merupakan
Daniel L, stufflebeam tahun 2967 dengan empat unsur Context Evaluation, Input
1. Context Evaluation
terhadap kebutuhan, populasi dan sampel serta lingkungan sebagai tujuan yang
akan dicapai.
2. Input Evaluation
3. Process Evaluation
bencana.
BAB III
KERANGKA KONSEPTUAL
Context Input Process
Administrasi dan Keuangan Product
Latar belakang
contingency plan Kepemimpinan dan Sistem Manajemen Insiden 1. Koordinasi Evaluasi rencana
Sumber Daya
Hambatan dan kendala dalam penyusunan contingency Manusia
plan Komunikas kontingensi sebagai mitigasi
Dukungan Pemerintah Kebijakan i bencana di PT. KIG
Sarana dan Prasarana 2. Komunikasi
Risiko dan
Keterlibatan
Masyarakat
3. Pencegahan dan
1. Jumlah industri yang belum memiliki SOP kebencanaan
Mitigasi
Bencana Psikososial
Kesehatan Kerja, Kesehatan MentaL dan Dukungan
4. Sistem Primer
Keberlangsungan Dukungan Pelayanan Kesehatan
Manajemen = Diteliti
Informasi
Kebencanaan
= Tidak diteliti
Gambar 3.1 Kerangka Konseptual Penelitian Evaluasi Contingency Plan PT.KIG dengan Metode CIPP
Berdasarkan kerangka konsep pada gambar 3.1 dijelaskan bahwa penelitian
Pada bagian Context identifikasi tujuan dari evaluasi kontingensi di PT. KIG
dokumen congtingency plan yang telah disusun untuk dilaksanakan PT. Kawasan
narasi berdasarkan uji analisis yang dilakukan sesuai tahapan evaluasi CIPP dan
dibentuk rekomendasi ditujukan kepada PT. Kawasan Industri Gresik sesuai hasil
analisis tersebut.
BAB IV
METODE PENELITIAN
contingency plan pada Industri di PT. Kawasan Industri Gresik yang terdaftar.
Sampel
Namun jumlah sampel belum dapat ditentukan dan dibutuhkan survei untuk
keterbatasan literatur.
4.4 Lokasi dan Waktu Penelitian
4.4.1 Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian dilakukan di PT. Kawasan Industri Gresik Kabupaten
kawasan industri didukung peran PT. Kawasan Industri Gresik dalam mitigasi
teknologi Industri.
sampai dengan pelaksanaan penelitian Juli 2023 hingga sidang hasil akhir.
Penelitian ini menggunakan metode evaluasi CIPP (Context, Input, Process dan Product) dalam evaluasi contingency plan PT.KIG
kedalam empat aspek Context, Input, Process dan Product. Berikut merupakan variabel, definisi operasional, cara pengukuran dan
Tabel 4.2 Variabel, Definisi Operasional, Cara Pengukuran dan Skala Data
NO Variabel Definisi Operasional Cara Pengukuran Skala Data
Data dikumpulkan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder.
Teknik dan instrumen digunakan dalam pengumpulan data primer dan data
sekunder:
b. Data sekunder dalam penelitian yaitu data yang diperoleh dari PT.KIG
Kabupaten Gresik, buku, jurnal maupun berita yang tersedia secara online untuk
Identifikasi data sekunder oleh Indeks Resiko Bencana Indonesia (IRBI), studi literasi
dan fenomena bencana yang terjadi di Indonesia melalui pengumpula berita pada
tahun 2020-2022
Melakukan evaluasi implementasi contingency plan di PT.KIG berdasarkan 4 aspek metode evaluasi CIPP de
.
Rekomendasi kepada PT.KIG terkait pelaksanaan contingency plan sebagai upaya mitigasi bencana
penarikan kesimpulan. Data yang didapatkan dalam penelitian masih berupa data
serta analisis (Notoatmodjo, 2010). Tahapan pengolahan data yang peneliti lakukan
meliputi :
1. Editing
kelengkapan data.
2. Coding
plan dan melakukan contingency plan sebagai wujud upaya industri dalam
Processing adalah tahapan input data dalam tabel dengan program pada
4. Cleaning
sehingga tahapan ini dilakukan pengecekan kembali terhadap data yang telah
5. Analisis Data
perhitungan skor dari kuesioner diisi oleh sampel dan hasil observasi,
pedoman.
DAFTAR PUSTAKA
Amalia, Y. N., & Sari, M. M. K. (2018). Strategi Badan Penanggulangan Bencana
Daerah (BPBD) Dalam Membangun Partisipasi Masyarakat Untuk Tanggap
Bencana Banjir di Kabupaten Gresik. Kajian Moral dan Kewarganegaraan, 6(2).
Allyreza, R., Jumiati, I. E., & Apip, A. (2022). Penyuluhan Mitigasi Bencana
Kegagalan Teknologi Industri Dan Bencana Tsunami Dengan Peningkatan
Kesiapsiagaan Masyarakat Kelurahan Randakari Kecamatan Ciwandan Kota
Cilegon. Komunitas: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat, 2(1).
Fahmiyah, F. (2020). Penerap An Konsep Mitigasi Bencana Pada Penanggulangan
Covid-19 Di Kabupaten Gresik Provinsi Jawa Timur Tahun 2020 (Doctoral
dissertation, UNIVERSITAS AIRLANGGA).
Harsono, P., & Suflani, S. (2018). Identifikasi Potensi Dan Manajemen Pencegahan
Bencana Industri Di Kota Cilegon Provinsi Banten. Jurnal Administrasi
Publik, 9(2).
Hijri, Y. S., Hadi, K., Roziqin, A., & Hidayah, A. M. (2023). Pendampingan
Penyusunan Rencana Kontinjensi Bencana COVID-19 di Kelurahan Bandulan,
Sukun, Kota Malang. Jurnal Pengabdian Masyarakat, 4(1), 268-279.
Hisanah, K. S., & Handayantri, D. (2022, December). Pengaruh Penerapan Standard
Operating Procedure Contingency Plan Terhadap Keselamatan Penerbangan di
Perum LPPNPI Cabang Padang. In Prosiding Seminar Nasional Vokasi
Penerbangan (Vol. 1, No. 01, pp. 52-61).
Lestari, P., Paripurno, E. T., & Nugroho, A. R. B. (2019). Model Manajemen Risiko
Bencana Berbasis Komunitas Melalui Uji Publik Rencana Kontinjensi Erupsi
Gunung Sinabung Kabupaten Karo.
Mantika, N. J., Hidayati, S. R., & Fathurrohmah, S. (2020). Identifikasi Tingkat
Kerentanan Bencana Di Kabupaten Gunungkidul. MATRA, 1, 59-70.
Sari, A. A., Sabilla, A. A., & Hertati, D. (2020). Peran Badan Penanggulangan
Bencana Daerah Dalam Manajemen Bencana Banjir Di Kabupaten
Gresik. Syntax, 2(5), 21-35.
Undang-undang Nomor 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana
KUESIONER EVALUASI PENERAPAN CONTINGENCY PLAN
PT KAWASAN INDUSTRI GRESIK KABUPATEN GRESIK DENGAN
METODE CIPP TAHUN 2023
DATA RESPONDEN
Dimohon mengisi data berikut dengan baik dan benar!
*Data yang Bapak/Ibu lampirkan akan dirahasiakan dan digunakan sebagaimana
mestinya
1. Nama :
2. Nama Industri :
3. Alamat Industri :
4. Jenis Kelamin :L P
5. Usia :
<20 tahun 20-30 tahun
20-30 tahun > 40 tahun
6. No. HP :
7. Pendidikan terakhir :
SMA/SMK/Sederajat
D3/D4/S1
8. Pekerjaan :
KUESIONER CONTINGENCY PLAN PADA INDUSTRI
DI PT. KAWASAN INDUSTRI GRESIK TAHUN 2023
Petunjuk pengisian :
Bapak/Ibu diminta untuk menjawab setiap pertanyaan berikut sesuai dengan ketersedian
dan implementasi contingency plan pada Industri di Kawasan Industri Gresik
Kabupaten Gresik dengan kondisi yang sebenarnya
Keterangan
SS : Sangat Setuju = Bobot 4
S : Setuju = Bobot 3
TS : Tidak Setuju = Bobot 2
STS : Sangat Tidak Setuju = Bobot 1
Berilah tanda centang (√) pada pernyataan dibawah sesuai dengan kondisi
yang sebenarnya!
a. Variabel context disusun bertujuan untuk mengevaluasi contingency plan melalui
latar belakang penyusunan contingency plan, hambatan dan kendala dalam
pengadaan serta implementasi serta adanya dukungan pemerintah dalam upaya
mitigasi bencana di PT. Kawasan Industri Gresik
Variabel Context SS S TS STS
A Latar belakang contingency plan
1. Contingency plan merupakan suatu proses
identifikasi dan penyusunan rencana yang
didasarkan pada suatu keadaan
kontingensi
atau yang belum tentu
2. Setiap industri wajib memiliki dokumen
contingency plan yang disusun pada periode
per tahun
3. Contingency plan disusun sebelum terjadinya
bencana
4. Contingency plan disusun dengan tujuan
untuk penanggulangan bencana atau
spesifik
1 bencana yang sering terjadi
5. Adanya laporan kejadian bencana alam dan
non-alam di Kawasan Industri Gresik
6. PT. Kawasan Industri Gresik mendapatkan
informasi jumlah kejadian bencana non-alam
dari BPBD Kabupaten Gresik
Variabel Context SS S TS STS
7. PT.Kawasan Industri Gresik menjadi
daerah yang rawan bencana alam (Banjir,
longsor, gempa bumi) dan non alam
(Kegagalan
teknologi industri)
8. Perlu disusun contingency plan bagi suatu
industri karena menjadi dasar manajemen
bencana
9. Contingency plan sangat penting bagi setiap
industri hal tersebut dikarenakan industri
memiliki tingkat risiko tinggi terjadinya
bencana yang rawan salah satunya bencana
non alam
B Hambatan dan kendala dalam penyusunan contingency plan
10 Industri yang berada di kawasan KIG telah
menerapkan sistem manajemen
penanggulangan bencana sesuai dengan
pedoman dan contingency plan
11 Industri yang berada di kawasan KIG
melaporkan bahwa dalam pelaksanaan
contingency plan tidak sesuai
12 Industri yang berada di kawasan KIG
mencatat adanya hambatan dan
kendala
contingency plan sebagai
13 Industri yang berada dikawasan KIG telah
melakukan mitigasi bencana yang
diselenggarakan oleh BPBD Kabupaten
Gresik
C Dukungan Pemerintah
14 Adanya dukungan pemerintah dalam upaya
mitigasi bencana di sektor industri pada
Kawasan Industri Gresik yang meliputi
sumber daya, administrasi, keuangan, saran
dan prasarana, kesehatan dll
15 Pemerintah daerah Kabupaten Gresik
memberikan pendanaan pelatihan
kebencanaan dan penyusunan contingency
plan disektor industri pada Kawasan Industri
Gresik
Petunjuk pengisian :
Bapak/Ibu diminta untuk menjawab setiap pertanyaan berikut sesuai dengan ketersedian
dan implementasi contingency plan pada Industri di Kawasan Industri Gresik
Kabupaten Gresik dengan kondisi yang sebenarnya
Keterangan
SS : Sangat Setuju = Bobot 4
S : Setuju = Bobot 3
TS : Tidak Setuju = Bobot 2
STS : Sangat Tidak Setuju = Bobot 1
Berilah tanda centang (√) pada pernyataan dibawah sesuai dengan kondisi
yang sebenarnya!
b. Variabel input disusun bertujuan untuk mengevaluasi mengevaluasi variabel input
administrasi dan keuangan, kepemimpinan dan sistem manajemen insiden, sumber
daya manusia, kebijakan dan sarana prasarana dalam penyusunan contingency plan
serta penerapan di PT. Kawasan Industri Gresik
Variabel Input SS S TS STS
A Administrasi dan Keuangan
16 Dana kontinjensi bencana adalah dana yang
dicadangkan untuk menghadapi
kemungkinan terjadinya bencana tertentu
disediakan dalam APBN untuk kegiatan
kesiapsiagaan pada tahap prabencana.
17 Setiap industri di PT. KIG memiliki
kebijakan pada aspek administrasi,
keuangan dan kelangsungan pada saat pra,
bencana dan pasca bencana yang dibuat
oleh pimpinan atau koordinator
penanggulangan
bencana
18 Setiap industri di PT. KIG memiliki
mekanisme yang jelas terkait administrasi,
keuangan, pengadaan sarana prasarana saat
bencana dan pasca bencana serta kesesuaian
contingency plan
Variabel Input SS S TS STS
B Kepemimpinan dan Sistem Manajemen Insiden
Berilah tanda centang (√) pada pernyataan dibawah sesuai dengan kondisi
yang sebenarnya!
c. Variabel process disusun bertujuan untuk mengevaluasi variabel process meliputi
administrasi dan keuangan, kepemimpinan dan sistem manajemen insiden, sumber
daya manusia, kebijakan dan sarana prasarana dalam penyusunan contingency plan
serta penerapan di PT. Kawasan Industri Gresik
Variabel Process SS S TS STS
A Koordinasi Komunikasi
Berilah tanda centang (√) pada pernyataan dibawah sesuai dengan kondisi
yang sebenarnya!
d. Variabel product disusun bertujuan untuk mengevaluasi variabel product meliputi
Evaluasi rencana kontingensi sebagai mitigasi bencana di PT. KIG
Variabel Product SS S TS STS
A Evaluasi contingency plan sebagai mitigasi bencana di PT. KIG
1. Apa saja bencana yang sering terjadi di tempat industri bapak/ibu bekerja?
10. Apakah kawasan pada industri di PT. Kawasan Industri Gresik memiliki
tanda-tanda kebencanaan ?
Variabel Process
A Evaluasi contingency plan sebagai mitigasi bencana di PT. KIG