Anda di halaman 1dari 18

LAPORAN INDIVIDU

KASUS NEKROSIS PULPA PADA KUNJUNGAN PASIEN DI POLI GIGI


RSUD KABUPATEN KLUNGKUNG
SAMPUL

DISUSUN OLEH :
BUNGA ISYADESTIA, S.K.G
2106129012083

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI


UNIVERSITAS MAHASARASWATI DENPASAR
2023
LEMBAR PENGESAHAN LAPORAN INDIVIDU
KASUS NEKROSIS PULPA PADA KUNJUNGAN PASIEN DI POLI GIGI
RSUD KABUPATEN KLUNGKUNG

PRAKTIK KERJA LAPANGAN II


DI RSUD KABUPATEN KLUNGKUNG PERIODE 4-16 SEPTEMBER 2023

Oleh:
Bunga Isyadestia, S.K.G
2106129012083
Menyetujui
Direktur RSUD Kepala Bagian Poli Gigi
RSUD Kabupaten Klungkung RSUD Kabupaten Klungkung

(dr. I Nengah Winata, Sp.B-KBD) (drg. Made Deby Artika, M.M, Sp.Perio, Subsp. RPID (K)

NIP. 19700415 200909 1 001 NIP. 19880324 201902 1 003

Pembimbing PKL
FKG UNMAS Denpasar

(drg. I Wayan Agus Wirya Pratama, MMRS)


NIP. 828 923 892

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI


UNIVERSITAS MAHASARASWATI DENPASAR
DENPASAR
2023
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadapan Tuhan Yang Maha Esa, atas rahmat dan karuniaNya
penulis dapat melaksanakan Praktik Kerja Lapangan II di RSUD Kabupaten
Klungkung dengan sebaik-baiknya serta dapat menyelesaikan laporan individu ini
yang merupakan tugas wajib bagi mahasiswa Praktik Kerja Lapangan II dari tanggal
4-16 September 2023.
Keberhasilan penulis menyelesaikan laporan individu ini sebagai salah satu
wujud tahapan akhir program ini. Penyusunan laporan individu ini tidak terlepas dari
bantuan yang begitu besar dari banyak pihak. Untuk itu penulis menyampaikan rasa
terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:
1. Dr. drg. Dewa Made Wedagama, Sp. KG, FICD selaku Dekan Fakultas
Kedokteran Gigi Universitas Mahasaraswati Denpasar.
2. dr. I Nengah Winata, Sp.B-KBD, selaku Direktur RSUD Kabupaten
Klungkung.
3. drg. Made Deby Artika, M.M, Sp.Perio, Subsp. RPID (K), selaku kepala
bagian poli gigi di RSUD Kabupaten Klungkung.
4. drg. I Wayan Agus Wirya Pratama, MMRS selaku pembimbing PKL II
beserta semua staf dan pegawai di RSUD Kabupaten Klungkung yang telah
membimbing penulis selama kegiatan PKL berlangsung.
5. Orang tua, keluarga, serta teman-teman kelompok PKL yang telah
memberikan doa, dukungan, dan semangat.
Penulis berharap laporan Individu PKL ini memberikan manfaat bagi semua
pihak yang memerlukan, khususnya mahasiswa, tenaga medis maupun masyarakat
pada umumnya. Penulis menyadari masih banyak terdapat kekurangan dalam laporan
ini, maka dari itu kritik dan saran sangat diharapkan untuk menyempurnakan laporan
ini.
Klungkung, 05 September 2023

Penulis
DAFTAR ISI

SAMPUL....................................................................................................................................i
LEMBAR PENGESAHAN LAPORAN INDIVIDU............................................................ii
KATA PENGANTAR............................................................................................................iii
DAFTAR ISI............................................................................................................................iv
BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................................1
1.1 Latar Belakang.........................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah....................................................................................................2
1.3 Tujuan Penilitian......................................................................................................2
1.4 Manfaat Penelitian....................................................................................................2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA..............................................................................................3
2.1 Pulpa........................................................................................................................3
2.2 Etiologi Penyakit Pulpa............................................................................................3
2.3 Klasifikasi Penyakit Pulpa........................................................................................3
2.4 Nekrosis Pulpa.........................................................................................................4
2.4.1 Etiologi Nekrosis Pulpa....................................................................................4
2.4.2 Patogenesis Nekrosis Pulpa..............................................................................5
2.4.3 Penalataksanaan Nekrosis Pulpa.......................................................................5
BAB III LAPORAN KASUS...................................................................................................7
3.1 Identitas Pasien..............................................................................................................7
3.2 Anamnesa.......................................................................................................................7
3.3 Pemeriksaan Objektif.....................................................................................................8
3.4 Diagnosis......................................................................................................................10
3.5 Penalataksanaan...........................................................................................................10
BAB IV PEMBAHASAN.......................................................................................................13
BAB V PENUTUP..................................................................................................................14
5.1 Simpulan......................................................................................................................14
5.2 Saran............................................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................15
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kesehatan gigi dan mulut merupakan bagian penting dari kesehatan tubuh
secara menyeluruh karena kesehatan mulut akan mempengaruhi kondisi
kesehatan tubuh. Pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut merupakan salah satu
upaya dalam meningkatkan kesehatan mulut. Permasalahan kesehatan gigi dan
mulut dapat mempengaruhi kesehatan umum seperti gigi yang banyak hilang dan
tidak diganti dapat menyebabkan seseorang mengalami gangguan makan (YAP,
2017).
Gigi adalah jaringan tubuh yang paling keras disbanding yang lainnya.
Strukturnya berlapis – lapis mulai dari email yang amat keras, dentin (tulang gigi)
di dalamnya, pulpa yang berisi pembuluh darah, pembuluh syaraf, dan bagian-
bagian lain yang ikut memperkokoh gigi. namun, demikian, gigi merupakan
jaringan tubuh yang mudah sekali mengalami kerusakan ini terjadi Ketika gigi
tidak memperoleh perawatan yang semestinya (Hamid, 2019).
Pulpa adalah jaringan ikat yang mengandung komponen jaringan seperti
substansi interseluler, cairan jaringan, sel-sel tertentu, limfatik, pembuluh darah,
saraf, odontoblast, fibroblast, dan komponen seluler lainnya. Secara embriologis,
jaringan pulpa terbentuk dari central cells-nya dental papilla yang membuat
jaringan pulpa menyerupai jaringan dentin (Kartinawanti, 2021).
Penyakit pulpa disebabkan oleh bakteri, trauma, panas, dan kimia. Bakteri
merupakan penyebab paling umum dari penyakit pulpa. Bakteri dapat masuk
dengan mudah melalui celah pada dentin, yang dikarenakan karies sekitar
restorasi, terbukanya pulpa karena kecelakaan, dan dari perluasan infeksi dari gusi
atau melalui perdarahan (Bidjuni, 2019).
Nekrosis pulpa adalah keadaan dimana pulpa sudah mati, aliran pembuluh
darah sudah tidak ada, dan syaraf pulpa sudah tidak berfungsi Kembali. Pulpa
yang sudah sepenuhnya nekrosis, maka gigi tersebut asimtomatik hingga gejala –
gejala timbul sebagai hasil dari perkembangan proses penyakit ke dalam jaringan
periradikuler (Kartinawanti, 2021). Sebagian besar nekrosis pulpa terjadi karena
komplikasi dari pulpitis akut dan kronik yang tidak mendapat perawatan yang
baik dan adekuat (Tahir, 2022).
Tindakan umum yang sering dilakukan dalam menalataksanaan nekrosis
pulpa adalah pencabutan gigi. Ekstraksi gigi adalah suatu prosedur dental
mengeluarkan gigi dari soketnya. Pencabutan gigi dikatakan ideal jika dalam
pelaksanaannya tidak disertai rasa sakit, trauma yang terjadi pada jaringan sekitar
gigi seminimal mungkin, luka pencabutan dapat sembuh secara normal dan tidak
menimbulkan permasalahan pasca pencabutan. Ekstraksi merupakan pilihan
terakhir yang akan dipilih dokter gigi apabila gigi sudah tidak dapat
dipertahankan lagi (Pramita, 2019).
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang permasalahan diatas, dapat dirumuskan masalah yaitu
bagaimanakah penanganan kasus Nekrosis Pulpa pada kunjungan pasien di Poli
Gigi RSUD Kabupaten Klungkung?
1.3 Tujuan Penilitian
Adapun tujuan penulisan laporan kasus ini adalah:
1. Untuk mengetahui keadaan umum dari kasus Nekrosis Pulpa.
2. Untuk mengetahui bagaimana penanganan kasus Nekrosi Pulpa pada
kunjungan pasien di Poli Gigi RSUD Kabupaten Klungkung.
1.4 Manfaat Penelitian
Adapun manfaat penulisan laporan ini adalah sebagai berikut:
1. Dapat menambah wawasan atau pengetahuan terhadap Nekrosis Pulpa.
2. Bagi peneliti selanjutnya, laporan ini diharapkan bisa jadi referensi yang baik
dan diperbaiki lebih sempurna.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pulpa
Pulpa adalah jaringan ikat yang mengandung komponen jaringan
seperti substansi interseluler, cairan jaringan, sel-sel tertentu, limfatik,
pembuluh darah, saraf, odontoblast, fibroblast, dan komponen seluler
lainnya. Secara embriologis, jaringan pulpa terbentuk dari central cells-nya
dental papilla yang membuat jaringan pulpa menyerupai jaringan dentin
(Kartinawanti, 2021).
Pulpa juga berfungsi dalam pemberian nutrisi untuk dirinya sendiri
dan dentin, karena tidak adanya pembuluh darah di dentin. Terakhir, pulpa
memiliki fungsi sebagai pelindung dikarenakan pulpa terlibat dalam proses
pembentukan dentin sekunder dan dentin tresier yang menyebabkan semakin
tebalnya penutup pulpa (Kartinawanti, 2021)
2.2 Etiologi Penyakit Pulpa
Penyakit pulpa disebabkan oleh bakteri, trauma, panas, dan kimia.
Bakteri merupakan penyebab paling umum dari penyakit pulpa. Bakteri
dapat masuk dengan mudah melalui celah pada dentin, yang dikarenakan
karies, sekitar restorasi, terbukanya pulpa karena kecelakaan, dan perluasan
infeksi dari gusi atau melalui pendarahan. (Bidjuni, 2019).
2.3 Klasifikasi Penyakit Pulpa
Ada beberapa klasifikasi dari penyakit pulpa diantaranya adalah
Pulpitis reversible, Pulpitis irreversible, Pulpitis hiperplastik, dan Nekrosis
Pulpa.
a. Pulpitis Reversible
Pulpitis reversible adalah inflamasi pulpa yang ringan hingga
sedang disebabkan oleh rangsang noksius, namun apabila
penyebab radang dihilangkan maka pulpa akan Kembali normal
(Kartinawanti, 2021).
b. Pulpitis Irreversible
Pulpitis irreversible adalah radang pada pulpa yang disebabkan
invasi bakteri yang sudah menyebar sehingga sistem pertahanan
jaringan pulpa tidak dapat memperbaiki dan pulpa tidak dapat
pulih Kembali. Pulpitis irreversible ini merupakan kelanjutan dari
pulpitis reversible yang tak kunjung dilakukan perawatan
(Kartinawanti,2021).
c. Pulpitis Hiperplastik
Pulpitis hiperplastik adalah bentuk dari pulpitis irreversible dan
sering dikenal dengan pulpa polip. Hal ini terjadi karena hasil dari
proliferasi jaringan pulpa muda yang telah terinflamasi akut
(Kartinawanti,2021).
d. Nekrosis Pulpa
Nekrosis pulpa adalah keadaan dimana pulpa sudah mati, aliran
pembuluh darah sudah tidak ada, dan syaraf pulpa sudah tidak
berfungsi Kembali. Pulpa yang sudah sepenuhnya nekrosis, maka
gigi tersebut asimtomatik hingga gejala-gejala timbul sebagai hasil
dari perkembangan proses penyakit ke dalam jaringan
periradikuler (Kartinawanti, 2021).
2.4 Nekrosis Pulpa
Nekrosis adalah matinya pulpa dapat Sebagian atau seluruhnya,
tergantung apakah Sebagian atau seluruh pulpanya terlibat. Nekrosis terjadi
akibat suatu inflamasi, terjadi setelah injuri traumatic yang pulpanya rusak
sebelum terjadi reaksi inflamasi. Nekrosis pulpa dapat disebabkan oleh injuri
yang membahayakan pulpa seperti bakteri, trauma, dan iritasi kimiawi. Gigi
dengan nekrosis pulpa tidak merasakan sakit, penampilan mahkotanya opak,
terkadang gigi mengalami perubahan warna keabu-abuan atau kecoklat-
cokltan dan gigi dengan nekrosis pulpa Sebagian dapat bereaksi terhadap
perubahan enamel, karena adanya serabut saraf vital yang melalui jaringan
inflamasi didekatnya (Khaerunnisa, 2019).
2.4.1 Etiologi Nekrosis Pulpa
Kondisi ini disebabkan oleh bakteri, trauma, panas, dan kimia. Bakteri
merupakan penyebab paling umum dari penyakit pulpa. Bakteri dapat
masuk dengan mudah melalui celah pada dentin yang dikarenakan karies,
sekitar restorasi, terbukanya pulpa karena kecelakaan, dan dari perluasan
infeksi dari gusi atau melalui pendarahan (Bidjuni, 2019).
2.4.2 Patogenesis Nekrosis Pulpa
Mekanisme terjadinya penyakit pulpa bermula dari bakteri yang
menembus dentin dan berkembang dalam tubuli dentinalis yang
permeable menyebabkan permeabilitas dentin menurun dengan
terbentuknya dentin peritubular dan dentin reparative yang tidak teratur.
Apabila tidak dilakukan perawatan, maka toksin bakteri akan masuk dan
mencapai pulpa, kemudian menyebabkan inflamasi pada pulpa vital
sehingga dapat menyebabkan nekrosis pulpa apabila tetap dibiarkan
(Pramita, 2018).
2.4.3 Penalataksanaan Nekrosis Pulpa
Berdasarkan klasifikasi penyakit pulpa yang telah dijelaskan diatas,
terdapat beberapa perawatan yang dapat dipilih oleh dokter gigi dengan
mempertimbangkan pemeriksaan yang dilakukan sebelum perawatan
berlangsung, beberapa perawatan tersebut adalah sebagai berikut :
a. Kaping Pulpa
Kaping pulpa merupakan sebuah perawatan dalam endodontik untuk
melindungi pulpa sehat yang hampir tereksponasi atau sudah
tereksponasi kecil dengan obat-obatan antiseptic atau sedative.
Perawatan kaping pulpa dilakukan pada gigi yang mengalami
inflamasi dan didiagnosis pulpitis reversible (Kartinawanti, 2021).
b. Perawatan Saluran Akar
Perawatan saluran akar adalah suatu perawatan penyakit pulpa
dengan cara pengambilan pulpa vital atau nekrotik dari saluran akar
dan menggantinya dengan bahan pengisi untuk mencegah terjadinya
infeksi berulang. Perawatan saluran akar dilakukan pada kasus
pulpitis irreversible, neksorisi pulpa, atau pulpa terbuka
(Kartinawanti, 2021).
c. Ekstraksi/Pencabutan
Ekstraksi gigi adalah suatu prosedur dental mengeluarkan gigi dari
soketnya, pencabutan gigi dikatakan ideal jika dalam pelaksanaannya
tidak disertai rasa sakit, trauma yang terjadi pada jaringan sekitar gigi
seminimal mungkin, luka pencabutan dapat sembuh secara normal
dan tidak menimbulkan permasalahan pasca pencabutan. Ekstraksi
merupakan pilihan terakhir yang akan dipilih dokter gigi apabila gigi
sudah tidak dapat dipertahankan lagi (Pramita, 2019).
BAB III
LAPORAN KASUS
3.1 Identitas Pasien
Nama :
Umur : 29 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Status Perkawinan : Belum Menikah
Suku/Bangsa : Bali/Indonesia
Agama : Hindu
Pendidikan : Sarjana
Pekerjaan : Pegawai Swasta
Alamat : Klungkung
3.2 Anamnesa
1. Keluhan utama :
Pasien Perempuan usia 29 tahun datang dengan keluhan gigi belakang bawah kanan
ingin dicabut, pasien merasa tidak nyaman dikarenakan makanan serinh tersangkut,
kurang lebih 5 tahun yang lalu gigi tersebut berlubang dan sudah diberi tumpatan, dan
saat ini gigi tersebut tidak sakit.
2. Riwayat Penyakit Sekarang
Saat ini pasien tidak sakit, dan ingin dilakukan perawatan
3. Riwayat Pengobatan : Disangkal oleh pasien
4. Riwayat Alergi : Disangkal oleh pasien
5. Riwayat Penyakit : Disangkal oleh pasien
6. Riwayat Operasi : Disangkal oleh pasien
7. Riwayat Transfusi : Disangkal oleh pasien
8. Riwayat Penyakit Keluarga : Disangkal oleh pasien
3.3 Pemeriksaan Objektif
Status Present
a. Keadaan Umum : Baik
b. Keadaan Gizi : Kesan Baik
c. Tekanan Darah : 120/80 mmHg
d. Respirasi : 20/menit
e. Nadi : 80x/menit
f. Suhu : 36℃
g. BB : 72kg
h. TB : 167cm
Intra oral

Gambar 3.1 Kasus Nekrosis Pulpa pada gigi 48 di Poli Gigi RSUD Kabupaten
Klungkung sebelum dilakukan Perawatan

Gambar 3.2 Kasus Nekrosis Pulpa pada gigi 48 di Poli Gigi RSUD Kabupaten
Klungkung sesudah dilakukan perawatan
3.4 Diagnosis
Nekrosis Pulpa gigi 48
3.5 Penalataksanaan
Persiapan :
1. Set alat diagnostic
2. Povidone iodine
3. Tampon steril
4. Spuit 3 cc
5. Lidocaine Injeksi
6. Tang cabut
7. Bein
Prosedur :
1. Anamnesa pasien
2. Pemeriksaan vital sign
3. Konsultasi ke poli penyakit dalam / poli lain yang terkait bila ditemukan
kelainan sistemik
4. Lakukan foto dental
5. Asepsis daerah kerja dengan povidone iodine
6. Lakukan blok anestesi dengan lidocaine adrenaline
7. Gerakan gigi dengan bein
8. Ambil gigi dengan tang
9. Lakukan debridement
10. Pasang tampon, minta psien untuk menggigit minimal 1 jam
11. Anjurkan pasien tidak berkumur
12. Beri analgesik dan atau antibiotik bila diperlukan
13. Sarankan untuk kontrol Kembali 3 hari berikutnya
RSUD KABUPATEN SPO EKSTRAKSI GIGI ANTERIOR DAN POSTERIOR DENGAN
KLUNGKUNG PENYULIT

No Dokumen Nomor Revisi Hal aman


87/02/BPK/16 1/1

Pengertian Pencabutan gigi permanen depan (anterior), premolar dan molar dengan
kelainan atau penyulit
Tujuan Menghilangkan gigi penyebab infeksi lokal

Kebijakan Pelayanan medis di poli gigi dan mulut dilakukan oleh dokter gigi dan dibantu
dengan perawat gigi

Persiapan 1. Spuit 3cc 6. Benang dan jarum hecting


2. Obat anstesi 7. Bein
adrenalin 8. Povidone iodine
4. Cryer 9. Scalpel
5. Tang penvabut 10. Blade
11. Kassa tampon
Prosedur 1. Anamnesa pasien
2. Pemeriksaan vital sign
3. Konsultasi ke poli penyakit dalam/poli lain yang terkait bila ditemukan
kelainan sistemika
4. Lakukan foto dental
5. Asepsis daerah kerja dengan povidone iodine
6. Lakukan blok anastesi dengan lidokain adrenalin
7. Lakukan pembedahan/insisi
8. Buka flap
9. Pecah bifurkasi bila perlu
10. Ambil seperlunya tulang disekitar gigi
11. Gerakkan gigi dengan bein
12. Ambil gigi denga tang
13. Lakukan kuretase
14. Jahit luka insisi
15. Pasang tampon, minta psien menggigit minimal 1 jam
16. Anjurkan pasien tidak berkumur
17. Beri analgesic dan atau antibiotic bila diperlukan
18. Sarankan control Kembali 3 hari berikutnya
Hasil Jaringan patologis hilang
Unit Terkait - Perawat gigi
- Laboratorium
- Radiologi
- Poli dalam/lainnya
BAB IV
PEMBAHASAN
Pulpa adalah jaringan ikat yang mengandung komponen jaringan seperti
substansi interseluler, cairan jaringan, sel-sel tertentu, limfatik, pembuluh darah,
saraf, odontoblast, fibrolast, dan komponen seluler lainnya. Secara embriologis,
jaringan pulpa terbentuk dari central cells-nya dental papilla yang membuat
jaringan pulpa menyerupai jaringan dentin. Nekrosis pulpa adalah keadaan
dimana pulpa sudah mati, aliran pembuluh darah sudah tidak ada, dan syaraf
pulpa sudah tidak berfungsi Kembali. Pulpa yang sepenuhnya nekrosis, maka
gigi tersebut timbul sebagai hasil dari perkembangan proses penyakit ke dalam
jaringan periradikuler (Kartinawanti, 2021).
Nekrosis pulpa disebabkan oleh bakteri, trauma, panas, dan kimia. Bakteri
merupakan penyebab paling umum dari nekrosis pulpa. Bakteri dapat masuk
dengan mudah melalui celah pada dentin yang dikarenakan karies, sekitar
restorasi, terbukanya pulpa karena kecelakaan, dan dari perluasan infeksi dari
gusi atau melalui pendarahan. Sebagain besar nekrosis pulpa terjadi karena
komplikasi dari pulpitis akut dan kronik yang tidak mendapat perawatan yang
baik dan adekuat (Khaerunnisa, 2019).
Tindakan terapi ekstraksti atau pencabutan gigi dikatakan ideal jika dalam
pelakasanaannya tidak disertai rasa sakit, trama yang terjadi pada jaringan sekitar
gigi seminimal mungkin. Ekstraksi merupakan pilihan terakhir yang akan dipilih
dokter gigi apabila gigi sudah tidak dapat dipertahankan lagi (Pramita, 2019).
BAB V
PENUTUP
5.1 Simpulan
1. nekrosis pulpa adalah keadaan dimana pulpa sudah mati, aliran pembuluh darah
sudah tidak ada dan syaraf pulpa sudah tidak berfungsi Kembali. Pulpa yang
sepenuhnya nekrosis, maka gigi tersebut timbul sebagai dari perkembangan proses
penyakit ke dalam jaringan periradikuler.
2. Perawatan ekstraksi merupakan pilihan terakhir yang akan dipilih apabila gigi
sudah tidak dapat dipertahankan lagi
5.2 Saran
Diharapkan mahasiswa fakultas kedokteran gigi dan pembaca lebih meningkatkan
pengetahuan mengenai Nekrosis Pulpa dan penyakit pulpa lainnya dan lebih
termotivasi untuk pengerjaan tatalaksanaan kedepannya agar dapat selalu
dipertahankan dan lebih optimal.
DAFTAR PUSTAKA

Bidjuni, M., & Harapan, I. K. (2019). PENYAKIT PULPA PADA PASIEN PENGUNJUNG
POLIKLINIK GIGI DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KOTA
KOTAMOBAGU TAHUN 2016-2018. JIGIM (Jurnal Ilmiah Gigi dan
Mulut), 2(2), 83-88.

Kartinawanti, A. T., & Asy'ari, A. K. (2021). Penyakit pulpa dan perawatan saluran akar satu
kali kunjungan. JIKG (Jurnal Ilmu Kedokteran Gigi), 4(2), 64-72.

Khaerunnisa, R., & Nindya, T. (2019). Manajemen Kedaruratan Dental pada Abses
Submandibula Dextra et Causa Nekrosis Pulpa Gigi 44. Medika Kartika: Jurnal
Kedokteran dan Kesehatan, 3(1), 62-70.

Pramita, M. D., Rahaswanti, L. A., & Ariastuti, N. L. P. (2019). Prevalensi bottle feeding
caries dan faktor risiko pada anak usia 3 sampai 5 tahun di wilayah kerja
Puskesmas Mengwi III Badung. Bali Dental Journal, 3(1), 34-40.

Tahir, N., & Rovani, C. A. (2022). One-visit root canal treatment of the mandibular right
second molar teeth. Makassar Dental Journal, 11(3), 376-380.

Yap, A. U. (2017). Oral health equals total health: A brief review. Journal of Dentistry
Indonesia, 24(2), 59-62.

Hamid, E. M., & Yauri, L. (2019). Analisis hubungan status gizi dan karies gigi pada anak
usia 10-11 tahun di SDN 39 Tamalalang Kabupaten Pangkep. Media Kesehatan
Gigi: Politeknik Kesehatan Makassar, 18(2).

Anda mungkin juga menyukai