DISUSUN OLEH :
BUNGA ISYADESTIA, S.K.G
2106129012083
Oleh:
Bunga Isyadestia, S.K.G
2106129012083
Menyetujui
Direktur RSUD Kepala Bagian Poli Gigi
RSUD Kabupaten Klungkung RSUD Kabupaten Klungkung
(dr. I Nengah Winata, Sp.B-KBD) (drg. Made Deby Artika, M.M, Sp.Perio, Subsp. RPID (K)
Pembimbing PKL
FKG UNMAS Denpasar
Penulis
DAFTAR ISI
SAMPUL....................................................................................................................................i
LEMBAR PENGESAHAN LAPORAN INDIVIDU............................................................ii
KATA PENGANTAR............................................................................................................iii
DAFTAR ISI............................................................................................................................iv
BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................................1
1.1 Latar Belakang.........................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah....................................................................................................2
1.3 Tujuan Penilitian......................................................................................................2
1.4 Manfaat Penelitian....................................................................................................2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA..............................................................................................3
2.1 Pulpa........................................................................................................................3
2.2 Etiologi Penyakit Pulpa............................................................................................3
2.3 Klasifikasi Penyakit Pulpa........................................................................................3
2.4 Nekrosis Pulpa.........................................................................................................4
2.4.1 Etiologi Nekrosis Pulpa....................................................................................4
2.4.2 Patogenesis Nekrosis Pulpa..............................................................................5
2.4.3 Penalataksanaan Nekrosis Pulpa.......................................................................5
BAB III LAPORAN KASUS...................................................................................................7
3.1 Identitas Pasien..............................................................................................................7
3.2 Anamnesa.......................................................................................................................7
3.3 Pemeriksaan Objektif.....................................................................................................8
3.4 Diagnosis......................................................................................................................10
3.5 Penalataksanaan...........................................................................................................10
BAB IV PEMBAHASAN.......................................................................................................13
BAB V PENUTUP..................................................................................................................14
5.1 Simpulan......................................................................................................................14
5.2 Saran............................................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................15
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kesehatan gigi dan mulut merupakan bagian penting dari kesehatan tubuh
secara menyeluruh karena kesehatan mulut akan mempengaruhi kondisi
kesehatan tubuh. Pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut merupakan salah satu
upaya dalam meningkatkan kesehatan mulut. Permasalahan kesehatan gigi dan
mulut dapat mempengaruhi kesehatan umum seperti gigi yang banyak hilang dan
tidak diganti dapat menyebabkan seseorang mengalami gangguan makan (YAP,
2017).
Gigi adalah jaringan tubuh yang paling keras disbanding yang lainnya.
Strukturnya berlapis – lapis mulai dari email yang amat keras, dentin (tulang gigi)
di dalamnya, pulpa yang berisi pembuluh darah, pembuluh syaraf, dan bagian-
bagian lain yang ikut memperkokoh gigi. namun, demikian, gigi merupakan
jaringan tubuh yang mudah sekali mengalami kerusakan ini terjadi Ketika gigi
tidak memperoleh perawatan yang semestinya (Hamid, 2019).
Pulpa adalah jaringan ikat yang mengandung komponen jaringan seperti
substansi interseluler, cairan jaringan, sel-sel tertentu, limfatik, pembuluh darah,
saraf, odontoblast, fibroblast, dan komponen seluler lainnya. Secara embriologis,
jaringan pulpa terbentuk dari central cells-nya dental papilla yang membuat
jaringan pulpa menyerupai jaringan dentin (Kartinawanti, 2021).
Penyakit pulpa disebabkan oleh bakteri, trauma, panas, dan kimia. Bakteri
merupakan penyebab paling umum dari penyakit pulpa. Bakteri dapat masuk
dengan mudah melalui celah pada dentin, yang dikarenakan karies sekitar
restorasi, terbukanya pulpa karena kecelakaan, dan dari perluasan infeksi dari gusi
atau melalui perdarahan (Bidjuni, 2019).
Nekrosis pulpa adalah keadaan dimana pulpa sudah mati, aliran pembuluh
darah sudah tidak ada, dan syaraf pulpa sudah tidak berfungsi Kembali. Pulpa
yang sudah sepenuhnya nekrosis, maka gigi tersebut asimtomatik hingga gejala –
gejala timbul sebagai hasil dari perkembangan proses penyakit ke dalam jaringan
periradikuler (Kartinawanti, 2021). Sebagian besar nekrosis pulpa terjadi karena
komplikasi dari pulpitis akut dan kronik yang tidak mendapat perawatan yang
baik dan adekuat (Tahir, 2022).
Tindakan umum yang sering dilakukan dalam menalataksanaan nekrosis
pulpa adalah pencabutan gigi. Ekstraksi gigi adalah suatu prosedur dental
mengeluarkan gigi dari soketnya. Pencabutan gigi dikatakan ideal jika dalam
pelaksanaannya tidak disertai rasa sakit, trauma yang terjadi pada jaringan sekitar
gigi seminimal mungkin, luka pencabutan dapat sembuh secara normal dan tidak
menimbulkan permasalahan pasca pencabutan. Ekstraksi merupakan pilihan
terakhir yang akan dipilih dokter gigi apabila gigi sudah tidak dapat
dipertahankan lagi (Pramita, 2019).
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang permasalahan diatas, dapat dirumuskan masalah yaitu
bagaimanakah penanganan kasus Nekrosis Pulpa pada kunjungan pasien di Poli
Gigi RSUD Kabupaten Klungkung?
1.3 Tujuan Penilitian
Adapun tujuan penulisan laporan kasus ini adalah:
1. Untuk mengetahui keadaan umum dari kasus Nekrosis Pulpa.
2. Untuk mengetahui bagaimana penanganan kasus Nekrosi Pulpa pada
kunjungan pasien di Poli Gigi RSUD Kabupaten Klungkung.
1.4 Manfaat Penelitian
Adapun manfaat penulisan laporan ini adalah sebagai berikut:
1. Dapat menambah wawasan atau pengetahuan terhadap Nekrosis Pulpa.
2. Bagi peneliti selanjutnya, laporan ini diharapkan bisa jadi referensi yang baik
dan diperbaiki lebih sempurna.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pulpa
Pulpa adalah jaringan ikat yang mengandung komponen jaringan
seperti substansi interseluler, cairan jaringan, sel-sel tertentu, limfatik,
pembuluh darah, saraf, odontoblast, fibroblast, dan komponen seluler
lainnya. Secara embriologis, jaringan pulpa terbentuk dari central cells-nya
dental papilla yang membuat jaringan pulpa menyerupai jaringan dentin
(Kartinawanti, 2021).
Pulpa juga berfungsi dalam pemberian nutrisi untuk dirinya sendiri
dan dentin, karena tidak adanya pembuluh darah di dentin. Terakhir, pulpa
memiliki fungsi sebagai pelindung dikarenakan pulpa terlibat dalam proses
pembentukan dentin sekunder dan dentin tresier yang menyebabkan semakin
tebalnya penutup pulpa (Kartinawanti, 2021)
2.2 Etiologi Penyakit Pulpa
Penyakit pulpa disebabkan oleh bakteri, trauma, panas, dan kimia.
Bakteri merupakan penyebab paling umum dari penyakit pulpa. Bakteri
dapat masuk dengan mudah melalui celah pada dentin, yang dikarenakan
karies, sekitar restorasi, terbukanya pulpa karena kecelakaan, dan perluasan
infeksi dari gusi atau melalui pendarahan. (Bidjuni, 2019).
2.3 Klasifikasi Penyakit Pulpa
Ada beberapa klasifikasi dari penyakit pulpa diantaranya adalah
Pulpitis reversible, Pulpitis irreversible, Pulpitis hiperplastik, dan Nekrosis
Pulpa.
a. Pulpitis Reversible
Pulpitis reversible adalah inflamasi pulpa yang ringan hingga
sedang disebabkan oleh rangsang noksius, namun apabila
penyebab radang dihilangkan maka pulpa akan Kembali normal
(Kartinawanti, 2021).
b. Pulpitis Irreversible
Pulpitis irreversible adalah radang pada pulpa yang disebabkan
invasi bakteri yang sudah menyebar sehingga sistem pertahanan
jaringan pulpa tidak dapat memperbaiki dan pulpa tidak dapat
pulih Kembali. Pulpitis irreversible ini merupakan kelanjutan dari
pulpitis reversible yang tak kunjung dilakukan perawatan
(Kartinawanti,2021).
c. Pulpitis Hiperplastik
Pulpitis hiperplastik adalah bentuk dari pulpitis irreversible dan
sering dikenal dengan pulpa polip. Hal ini terjadi karena hasil dari
proliferasi jaringan pulpa muda yang telah terinflamasi akut
(Kartinawanti,2021).
d. Nekrosis Pulpa
Nekrosis pulpa adalah keadaan dimana pulpa sudah mati, aliran
pembuluh darah sudah tidak ada, dan syaraf pulpa sudah tidak
berfungsi Kembali. Pulpa yang sudah sepenuhnya nekrosis, maka
gigi tersebut asimtomatik hingga gejala-gejala timbul sebagai hasil
dari perkembangan proses penyakit ke dalam jaringan
periradikuler (Kartinawanti, 2021).
2.4 Nekrosis Pulpa
Nekrosis adalah matinya pulpa dapat Sebagian atau seluruhnya,
tergantung apakah Sebagian atau seluruh pulpanya terlibat. Nekrosis terjadi
akibat suatu inflamasi, terjadi setelah injuri traumatic yang pulpanya rusak
sebelum terjadi reaksi inflamasi. Nekrosis pulpa dapat disebabkan oleh injuri
yang membahayakan pulpa seperti bakteri, trauma, dan iritasi kimiawi. Gigi
dengan nekrosis pulpa tidak merasakan sakit, penampilan mahkotanya opak,
terkadang gigi mengalami perubahan warna keabu-abuan atau kecoklat-
cokltan dan gigi dengan nekrosis pulpa Sebagian dapat bereaksi terhadap
perubahan enamel, karena adanya serabut saraf vital yang melalui jaringan
inflamasi didekatnya (Khaerunnisa, 2019).
2.4.1 Etiologi Nekrosis Pulpa
Kondisi ini disebabkan oleh bakteri, trauma, panas, dan kimia. Bakteri
merupakan penyebab paling umum dari penyakit pulpa. Bakteri dapat
masuk dengan mudah melalui celah pada dentin yang dikarenakan karies,
sekitar restorasi, terbukanya pulpa karena kecelakaan, dan dari perluasan
infeksi dari gusi atau melalui pendarahan (Bidjuni, 2019).
2.4.2 Patogenesis Nekrosis Pulpa
Mekanisme terjadinya penyakit pulpa bermula dari bakteri yang
menembus dentin dan berkembang dalam tubuli dentinalis yang
permeable menyebabkan permeabilitas dentin menurun dengan
terbentuknya dentin peritubular dan dentin reparative yang tidak teratur.
Apabila tidak dilakukan perawatan, maka toksin bakteri akan masuk dan
mencapai pulpa, kemudian menyebabkan inflamasi pada pulpa vital
sehingga dapat menyebabkan nekrosis pulpa apabila tetap dibiarkan
(Pramita, 2018).
2.4.3 Penalataksanaan Nekrosis Pulpa
Berdasarkan klasifikasi penyakit pulpa yang telah dijelaskan diatas,
terdapat beberapa perawatan yang dapat dipilih oleh dokter gigi dengan
mempertimbangkan pemeriksaan yang dilakukan sebelum perawatan
berlangsung, beberapa perawatan tersebut adalah sebagai berikut :
a. Kaping Pulpa
Kaping pulpa merupakan sebuah perawatan dalam endodontik untuk
melindungi pulpa sehat yang hampir tereksponasi atau sudah
tereksponasi kecil dengan obat-obatan antiseptic atau sedative.
Perawatan kaping pulpa dilakukan pada gigi yang mengalami
inflamasi dan didiagnosis pulpitis reversible (Kartinawanti, 2021).
b. Perawatan Saluran Akar
Perawatan saluran akar adalah suatu perawatan penyakit pulpa
dengan cara pengambilan pulpa vital atau nekrotik dari saluran akar
dan menggantinya dengan bahan pengisi untuk mencegah terjadinya
infeksi berulang. Perawatan saluran akar dilakukan pada kasus
pulpitis irreversible, neksorisi pulpa, atau pulpa terbuka
(Kartinawanti, 2021).
c. Ekstraksi/Pencabutan
Ekstraksi gigi adalah suatu prosedur dental mengeluarkan gigi dari
soketnya, pencabutan gigi dikatakan ideal jika dalam pelaksanaannya
tidak disertai rasa sakit, trauma yang terjadi pada jaringan sekitar gigi
seminimal mungkin, luka pencabutan dapat sembuh secara normal
dan tidak menimbulkan permasalahan pasca pencabutan. Ekstraksi
merupakan pilihan terakhir yang akan dipilih dokter gigi apabila gigi
sudah tidak dapat dipertahankan lagi (Pramita, 2019).
BAB III
LAPORAN KASUS
3.1 Identitas Pasien
Nama :
Umur : 29 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Status Perkawinan : Belum Menikah
Suku/Bangsa : Bali/Indonesia
Agama : Hindu
Pendidikan : Sarjana
Pekerjaan : Pegawai Swasta
Alamat : Klungkung
3.2 Anamnesa
1. Keluhan utama :
Pasien Perempuan usia 29 tahun datang dengan keluhan gigi belakang bawah kanan
ingin dicabut, pasien merasa tidak nyaman dikarenakan makanan serinh tersangkut,
kurang lebih 5 tahun yang lalu gigi tersebut berlubang dan sudah diberi tumpatan, dan
saat ini gigi tersebut tidak sakit.
2. Riwayat Penyakit Sekarang
Saat ini pasien tidak sakit, dan ingin dilakukan perawatan
3. Riwayat Pengobatan : Disangkal oleh pasien
4. Riwayat Alergi : Disangkal oleh pasien
5. Riwayat Penyakit : Disangkal oleh pasien
6. Riwayat Operasi : Disangkal oleh pasien
7. Riwayat Transfusi : Disangkal oleh pasien
8. Riwayat Penyakit Keluarga : Disangkal oleh pasien
3.3 Pemeriksaan Objektif
Status Present
a. Keadaan Umum : Baik
b. Keadaan Gizi : Kesan Baik
c. Tekanan Darah : 120/80 mmHg
d. Respirasi : 20/menit
e. Nadi : 80x/menit
f. Suhu : 36℃
g. BB : 72kg
h. TB : 167cm
Intra oral
Gambar 3.1 Kasus Nekrosis Pulpa pada gigi 48 di Poli Gigi RSUD Kabupaten
Klungkung sebelum dilakukan Perawatan
Gambar 3.2 Kasus Nekrosis Pulpa pada gigi 48 di Poli Gigi RSUD Kabupaten
Klungkung sesudah dilakukan perawatan
3.4 Diagnosis
Nekrosis Pulpa gigi 48
3.5 Penalataksanaan
Persiapan :
1. Set alat diagnostic
2. Povidone iodine
3. Tampon steril
4. Spuit 3 cc
5. Lidocaine Injeksi
6. Tang cabut
7. Bein
Prosedur :
1. Anamnesa pasien
2. Pemeriksaan vital sign
3. Konsultasi ke poli penyakit dalam / poli lain yang terkait bila ditemukan
kelainan sistemik
4. Lakukan foto dental
5. Asepsis daerah kerja dengan povidone iodine
6. Lakukan blok anestesi dengan lidocaine adrenaline
7. Gerakan gigi dengan bein
8. Ambil gigi dengan tang
9. Lakukan debridement
10. Pasang tampon, minta psien untuk menggigit minimal 1 jam
11. Anjurkan pasien tidak berkumur
12. Beri analgesik dan atau antibiotik bila diperlukan
13. Sarankan untuk kontrol Kembali 3 hari berikutnya
RSUD KABUPATEN SPO EKSTRAKSI GIGI ANTERIOR DAN POSTERIOR DENGAN
KLUNGKUNG PENYULIT
Pengertian Pencabutan gigi permanen depan (anterior), premolar dan molar dengan
kelainan atau penyulit
Tujuan Menghilangkan gigi penyebab infeksi lokal
Kebijakan Pelayanan medis di poli gigi dan mulut dilakukan oleh dokter gigi dan dibantu
dengan perawat gigi
Bidjuni, M., & Harapan, I. K. (2019). PENYAKIT PULPA PADA PASIEN PENGUNJUNG
POLIKLINIK GIGI DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KOTA
KOTAMOBAGU TAHUN 2016-2018. JIGIM (Jurnal Ilmiah Gigi dan
Mulut), 2(2), 83-88.
Kartinawanti, A. T., & Asy'ari, A. K. (2021). Penyakit pulpa dan perawatan saluran akar satu
kali kunjungan. JIKG (Jurnal Ilmu Kedokteran Gigi), 4(2), 64-72.
Khaerunnisa, R., & Nindya, T. (2019). Manajemen Kedaruratan Dental pada Abses
Submandibula Dextra et Causa Nekrosis Pulpa Gigi 44. Medika Kartika: Jurnal
Kedokteran dan Kesehatan, 3(1), 62-70.
Pramita, M. D., Rahaswanti, L. A., & Ariastuti, N. L. P. (2019). Prevalensi bottle feeding
caries dan faktor risiko pada anak usia 3 sampai 5 tahun di wilayah kerja
Puskesmas Mengwi III Badung. Bali Dental Journal, 3(1), 34-40.
Tahir, N., & Rovani, C. A. (2022). One-visit root canal treatment of the mandibular right
second molar teeth. Makassar Dental Journal, 11(3), 376-380.
Yap, A. U. (2017). Oral health equals total health: A brief review. Journal of Dentistry
Indonesia, 24(2), 59-62.
Hamid, E. M., & Yauri, L. (2019). Analisis hubungan status gizi dan karies gigi pada anak
usia 10-11 tahun di SDN 39 Tamalalang Kabupaten Pangkep. Media Kesehatan
Gigi: Politeknik Kesehatan Makassar, 18(2).