Oleh :
Dengan memanjatkan puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas
segala rahmat-Nya, sehingga KKW yang berjudul “Proses Condensat Handling
Unit (CHU) di PT PERTAMINA EP Asset 4 CPP Gundih” pada tanggal 2
Oktober 2015 sampai 14 November 2015 dapat penulis selesaikan dengan baik.
Kertas kerja wajib ini diajukan sebagai salah satu syarat kelulusan program
diploma I STEM Akamigas Cepu. Kertas Kerja Wajib ini dapat juga diselesaikan
berkat dorongan dan saran, serta bantuan pemikiran dari berbagai pihak. Oleh
karena itu pada kesempatan ini perkenankanlah penyusun mengucapkan
terimakasih yang setulus-tulusnya kepada:
1. Bapak Prof. Dr. R.Y. Perry Burhan, M.Sc. selaku Ketua STEM Akamigas
2. Bapak Zami Furqon, S.T., M.T. selaku ketua Konsentrasi Gas Processing
3. Ibu Dr. Dra. Puspa Ratu M.T. selaku dosen pembimbing KKW
4. Bapak Cahyo Basuki selaku penanggung jawab selama OJT di PT Pertamina
EP Asset 4 CPP Gundih
5. Bapak dan Ibu Dosen STEM Akamigas Cepu
6. Bapak Suwanto dan Bapak Izzudin Mahmud selaku pembimbing sekaligus
orang tua pengganti dari Pertamina Corporate University selama
melaksanakan pendidikan
7. Karyawan PT Titis Sampurna selaku O & M di PT Pertamina EP Asset 4 CPP
Gundih yang telah membantu dan memberikan fasilitas sehingga program
OJT serta penyusunan KKW dapat terselesaikan
8. Kedua Orang Tua yang selama ini memberikan dorongan dan bantuan kepada
penulis
9. Seluruh teman-teman yang telah memberikan dukungan dan semangat
Penulisan Kertas Kerja Wajib ini masih memiliki banyak kekurangan, oleh
karena itu kritik dan saran yang sifatnya membangun sangat penyusun harapkan
demi penulisan Kertas Kerja Wajib yang lebih baik kedepannya. Semoga
penulisan Kertas Kerja Wajib ini dapat bermanfaat bagi penyusun dan pembaca
pada umumnya.
Kus Junianto
NIM. 14124052
INTISARI
Condensate Handling Unit (CHU) adalah salah satu unit yang terdapat di
PT Pertamina EP Asset 4 CPP Gundih, fungsi dari Condensate Handling Unit
(CHU) adalah untuk memproses kondensat agar memenuhi persyaratan produk
yang sudah diharapkan. Proses condensate handling unit (CHU) menggunakan 4
peralatan utama yaitu : Condensate Stabillizer, Re-boiled Condensate Drum,
Condensate Stripping Column, dimana fungsi dari masing-masing unit adalah
sebagai berikut : Condensate Stabillizer yang berfungsi untuk menstabilkan
kondensat dari fraksi-fraksi ringan yang terikut dalam kondensat, Re-boiled
Condensate Drum sebagai tempat pemanasan kondensat agar fraksi-fraksi ringan
tersebut dapat menguap, dan Condensate Stripping Column untuk melakukan
penyempuranaan dengan melucuti fraksi ringan yang terikut menggunakan media
fuel gas yang telah dipanaskan pada Re-boiled Condensate Drum, sehingga
produk yang dikehendaki berkualitas dengan baik, peralatan utama ini bekerja
pada tekanan diatas atmosfir, sehingga proses destilasi yang terjadi di kolom
tersebut adalah proses destilasi bertekanan. Dalam proses menstabilkan
kondensat tersebut Condensate Handling Unit (CHU) dilengkapi oleh beberapa
peralatan pendukung lainnya yaitu Condensate Stabillizer Reboiler yang berupa
heater elektrik berfungsi untuk menyuplai panas, Condensate Cooler adalah
pendingin berjenis fin-fan yang berfungsi untuk mendinginkan kondensat dengan
memanfaatkan udara sekitar, Condensate Storage Tank sebagai tempat
menampung produk kondensat yang telah melalui proses, Condensate Loading
Pumps untuk memindahkan kondensat ke loading truck area, dan Wash Oil
Make-Up Pump untuk memindahkan kondensat menuju Caustic Treatment Unit.
Proses Condensate Handling Unit (CHU) dimulai dari kondensat yang masuk ke
Condensate Stabillizer sebanyak 350,3 BPD untuk distabilkan dengan suhu 110
o
F dan tekanan operasi 30 Psig, kemudian dipanasksan pada Re-boiled
Condensate Drum menggunakan Condensate Stabbillizer Reboiler dengan suhu
100 oF dan tekanan operasi 30 Psig, kemudian melewati Condensate Stripping
Column untuk melucuti fraksi ringan yang masih terikut dengan media fuel gas
dan Condensate Cooler untuk diturunkan suhunya dari 100 oF menjadi 80 oF agar
menjaga nilai RVP (Raid Vapor Pressure) max 12 Psia dan total shulpur terlarut
(H2S, COS, dan RSH) max 10 ppmw sebelum disimpan pada Condensate
Storage Tank sebanyak 323,3 BPD.
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR....................................................................................... i
INTISARI..........................................................................................................ii
DAFTAR ISI................................................................................................ .....iii
DAFTAR TABEL……......................................................................................v
DAFTAR GAMBAR........................................................................................vi
DAFTAR LAMPIRAN...................................................................................vii
I. PENDAHULUAN
I.1 Latar belakang............................................................................................1
I.2 Tujuan.........................................................................................................2
I.3 Batasan masalah..........................................................................................2
I.4 Sistematika penulisan.................................................................................2
Halaman
Tabel 4.1 Spesifikasi Condensate Stabillizer (V-0701)..................................30
Tabel 4.2 Spesifikasi Re-boiled Condensate Drum (D-0701).........................31
Tabel 4.3 Spesifikasi Condensate Stripping Column (V-0702)......................33
Tabel 4.4 Desain Temperature Condensate Stabillizer (V-0701)...................37
Tabel 4.5 Desain Temperature Re-boiled Condensate Drum (D-0701)..........37
Tabel 4.6 Desain Temperature Condensate Stripping Column (V-0702).......37
Tabel 4.7 Desain Pressure Condensate Stabillizer (V-0701).........................39
Tabel 4.8 Desain Pressure Re-boiled Condensate Drum (D-0701)................39
Tabel 4.9 Desain Pressure Condensate Stripping Column (V-0702).............39
Tabel 4.10 Spesifikasi Umpan.........................................................................42
Tabel 4.11 Spesifikasi Produk.........................................................................43
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1 Struktur Organisasi PT. Pertamina EP Asset 4 CPP Gundih.........6
Gambar 3.1 Reservoir Gas Alam.....................................................................13
Gambar 3.2 Tahapan Pemrosesan Gas Alam..................................................16
Gambar 3.3 Skema Destilasi Atmosferik sederhana.......................................21
Gambar 3.4 Skema Destilasi Hampa sederhana..............................................22
Gambar 3.5 Skema Destilasi Bertekanan sederhana.......................................23
Gambar 4.1 Condensate Stabillizer (V-0701).................................................29
Gambar 4.2 Re-boiled Condensate Drum (D-0701)........................................31
Gambar 4.3 Condensate Stripping Column (V-0702).....................................32
Gambar 4.4 Uraian proses Condensate Handling Unit (CHU).......................35
DAFTAR LAMPIRAN
atau sumur minyak bercampur gas. Pada kondisi temperatur kamar dan tekanan
atmosfir, kondensat ini bentuknya mirip dengan bensin dan mudah terbakar.
Kondensat sendiri dipisahkan dari gas melalui alat yang bernama separator atau
scrubber.
Unit (CHU).
ringan yang terdapat dalam kondensat tersebut, dan produk akhir dapat
memenuhi syarat RVP (Raid Vapor Pressure) dan total sulfur yang terlarut dijaga
s/d C7+ yang merupakan komponen bensin yang masih dapat dicampurkan
dengan produk bensin, sebagai bahan bakar minyak tanpa pengolahan. Sehingga
nilai ekonominya sangat tinggi. Melihat kegunaan kondensat yang sangat besar,
maka penulis tertarik untuk membuat kertas kerja wajib tentang proses
I.2 Tujuan
Bab I: Pendahuluan
CPP Gundih, tugas dan fungsi terkait, struktur organisasi serta sarana dan
fasilitas.
Meliputi teori dasar mengenai Gas alam, Destilasi dan peralatan pada
Destilasi.
Handling Unit (CHU), variabel proses, kondisi operasi, proses start up,
Bab V: Penutup
bekerja sama dengan konsorsium PT Inti Karya Persada Teknik (IKPT) dan PT
kurang lebih 1700 orang tenaga kerja (65% tenaga lokal), 111 vendors (16 negara
kerja lokal yang terserap sebanyak 131 orang berasal dari sejumlah kecamatan di
Kabupaten Blora. Tenaga kerja yang direkrut tersebut berasal dari kalangan
pemilik lahan (16%), non pemilik lahan (37%), dan kalangan umum dari
bahwa tenaga kerja operator terampil ini merupakan tenaga kerja yang 100%
dimanfaatkan oleh PLN sebagai bahan bakar pembangkit listrik (PLTG), yang berada
di wilayah Tambak Lorok, Semarang, Jawa Tengah, dengan masa kontrak selama 12
tahun. Pembangkit listrik tersebut merupakan salah satu proyek negara untuk
CPP Gundih memiliki delapan sumur produksi dengan satu sumur injeksi.
Sumur produksinya yaitu satu sumur KDL (Kedunglusi) yaitu KDL-01, sumur RBT
(Randublatung) yaitu RBT-01 dan RBT-02, serta sumur KTB (Kedungtuban) yaitu
KTB-01; KTB-02; KTB-03; KTB-04; dan KTB-06. Sedangkan satu sumur yaitu
RBT-03 merupakan sumur injeksi air dari Produced Water yang dihasilkan di CPP
gundih sendiri.
Kondisi sumur yang baru dapat dialirkan sebanyak lima sumur yaitu dari sumur
KTB-01, KTB-02, KTB-04, RBT-01 dan RBT-02. Selain produksi gas saat kapasitas
maksimal, juga ada produk sampingan berupa kondesat dan air terikut. Kondensatnya
Memproduksi gas yang dimanfaatkan oleh PLN sebagai bahan bakar pembangkit
listrik (PLTG) yang berada di wilayah Tambak Lorok, Semarang, provinsi Jawa
Tengah.
2.3 Struktur Organisasi PT. Pertamina EP Asset 4 CPP Gundih
dipimpin oleh seorang plant manager (PEP) dan dibantu oleh 3 orang Ast.
PLANT
MANAGER (PEP)
Ast. Manager
Ast. Manager
Operasi Ast. Manager LO
Technica Supportl
PEP
KONTRAK
O&M
Koordinator CPP
Keuangan &
Superintendent Maintanance Process Administrasi
HSE Leader
Leader Enginering Leader
Logistik/Umum &
SDM
Ast. Manager Operasi, Ast. Manager Technical Support dan Ast. Manager LO.
dan Well Cheker grup 1 dan 2. Membuat skala prioritas untuk ditindak lanjuti.
5. CPP Field Leader berfungsi melakukan evaluasi operasi utillities dan proses.
rencana operasi. melakukan koordinasi dengan Control Room Leader dalam hal
resetting kontrol valve instrument switch alarm pada operator CPP setelah
operasi.
teknisi. Mengawasi setiap kegiatan pemeliharaan rutin dan tidak rutin, terjadwal
laboratorium.
Gundih maka tempat ini dilengkapi dengan sarana dan fasilitas seperti:
1. GSU (Gas Separation Unit) adalah unit yang berfungsi untuk memisahkan feed
2. AGRU (Acid Gas Removal Unit) adalah unit yang berfungsi untuk mengurangi
3. CTU (Caustic Tretater Unit) adalah unit yang berfungsi untuk mengurangi
kandungan uap air yang terikut dalam gas sehingga memenuhi syarat sebagai gas
jual.
5. BSRU (Biological Sulphur Recovery Unit) adalah unit yang berfungsi untuk
memproses acid gas yang dihasilkan oleh AGRU menjadi produk sulfur untuk
diproses lebih lanjut agar kandungan acid gas yang dibuang tidak mencemari
lingkungan sekitar.
6. MSPP (Melter Sulphur Pastillation Package) adalah unit yang berfungsi untuk
7. WAO (Wet Air Oxidation) adalah unit yang berfungsi untuk mengurangi
8. CHU (Condensate Handling Unit) adalah unit yang berfungsi untuk menstabilkan
kondensat dari fraksi-fraksi ringan yang terikut agar memenuhi syarat sebagai
produk kondensat.
9. PWIU (Produced Water Injection Unit) unit yang berfungsi untuk mengolah air
dimana tanpa adanya area utilitas ini maka area proses tidak dapat beroperasi,
Utilities 1: penyedia pembangkit tenaga listrik (power) dan fuel gas system
Utilities 2: penyedia hot oil system, close drain, open drain, dan flaring
system.
Utilities 3: penyedia raw water, demin water, plant air, nitrogen plant,
tugas pokok dari HSE adalah mencegah terjadinya kecelakaan kerja, bahaya
kebakaran dan bahaya pencemaran. Di area kerja CPP Gundih beberapa potensi
bahaya yang dapat timbul antara lain : uap panas, bocoran gas, bahan kimia dan
kesehatan kerja seperti : safety helmet, ear plug, ear muff, kaca mata, sarung
tangan, sepatu safety, fire hose, fire hidrant, APAR, masker dan lain sebagainya.
seperti open shower, sump tank dan lain sebagainya. Perlengkapan yang memadai
2.4.6 Laboratorium
sampai produk gas. Kegiatan yang ada pada laboratorium adalah sebagai berikut:
harga PH, Conductivity, TSS dan penelitian hasil dari proses water treatment.
selalu dapat dikontrol dan dijaga standar mutunya sesuai dengan spesifikasi yang
Gas alam (Natural Gas) adalah suatu fluida homogen yang mempunyai
densitas dan viskositas rendah. Gas alam juga dinyatakan sebagai suatu campuran
komplek dari gas hidrokarbon yang mudah terbakar dan non-hidrokarbon yang
sering disebut sebagai impurities. Gas alam juga merupakan suatu campuran gas
Gas alam adalah salah satu sumber energi yang komponen utamanya
Pasir dan air keduanya adalah impurities yang tidak disukai dan harus dipisahkan
plant. Di dalam central plant inilah impurities akan dihilangkan sebelum gas
didistribusikan. (2:1)
Dari dalam perut bumi gas alam diperoleh dengan berbagai macam
kandungan zat. Disamping hidrokarbon ringan yang dalam keadaan jenuh, gas-
gas lain yang terkandung misalnya karbon dioksida, nitrogen, hidrogen sulfida,
hidrogen, helium dan argon. Dalam prakteknya hanya gas yang banyak
mengandung gas alam yang dikatakan sebagai gas alam. Gas tersebut
terperangkap di dalam sebuah reservoir (cadangan) yang terbentuk secara alami
biasanya terisi air, di samping itu minyak juga dapat bersama-sama dengan gas
alam. Gas yang berasosiasi seperti ini merupakan gas yang terlarut di dalam
lapisan minyak. Gas alam terbentuk di dalam perut bumi melalui proses
banyak dibanding dengan gas yang dihasilkan pada kedalaman yang lebih
dalam lagi. Gas panas yang dibentuk melalui pendegradasian zat-zat organik
dalam sedimen pasir halus, khususnya clay. Degradasi tersebut terjadi karena
minyak yang terbentuk dalam tahapan sebelumnya. Pada saat tertentu jumlah
kedalaman.
Setelah gas terbentuk, maka saat itu juga kemungkinan pindah ke tempat
tempat terjebaknya gas itulah gas alam ditemukan oleh manusia dalam
gas yang dihasilkan dari perut bumi dan terdiri dari senyawa hydrocarbon dan
lainnya adalah ethane (C2H6), propane (C3H8), butane (C4H10) dan pentane
(sering diistilahkan sebagai impurities) adalah senyawa yang tidak disukai adanya
di dalam gas alam karena sifatnya yang mengganggu dan menurunkan kualitas
gas alam.
sebagainya. Propane dan fraksi yang lebih berat dipisahkan kemudian diproses
lebih lanjut untuk digunakan sebagai LPG, gasoline_blending stock dan bahan
Methane dan ethane adalah komponen utama yang didapatkan dari gas
alam dan digunakan sebagai bahan bakar dan bahan baku pabrik petrokimia.
Jenis hydrocarbon yang terdapat di dalam gas alam pada umumnya adalah
senyawa alifatik, yaitu senyawa hydrocarbon yang ikatan antar atom karbonnya
jenuh dan lurus atau bercabang (bukan melingkar). Senyawa hydrocarbon yang
atom C. (2:4)
Secara umum gas alam dapat dibedakan dalam empat macam, yaitu: wet
gas, dry
1. Wet gas adalah gas yang di dalam reservoir banyak mengandung molekul
molekul hidrokarbon berat dan imp air. Jika gas tersebut mencapai di
permukaan, maka beberapa hidrokarbon dan uap air akan berbentuk cairan.
2. Dry gas adalah gas yang tidak banyak mengandung hidrokarbon berat dan
permukaan.
3. Sweet gas adalah gas yang relatif tidak banyak mengandung senyawa-
sulfur. Senyawa sulfur ini mempunyai sifat bau tajam dan merusak peralatan
Tahapan pemrosesan gas alam secara garis besar ditunjukkan dalam bentuk
diagram sederhana seperti yang terlihat dalam gambar (3.2). Secara skematis
gas alam, meskipun tidak seluruh unsur kegiatan untuk suatu tahap proses tampak
pemrosesan gas alam secara luas, diagram tersebut cukup memadai. (2:12)
keselamatan, kesehatan, dan lain sebagainya. Gas yang baru keluar dari sumur
separasi dan processing plant yang sering digunakan untuk keperluan ini
diantaranya adalah:
Separator
Sweetening plant
condensate atau crude oil dan natural gasoline yang terbawa oleh gas alam.
mengekstrak natural gasoline dan LPG (yaitu propane dan butane). Sedangkan
seperti hydrogen sulfide, carbon dioxide, hidrat dan lain sebagainya. (2:13)
Untuk transportasi dan distribusi gas alam ke plant atau ke konsumen pada
kalah pentingnya adalah metering system, yaitu suatu sistem yang digunakan
dan korosi yang diakibatkan oleh sejumlah kontaminan yang berupa gas asam
Dalam bentuk LNG (Liquefied Natural Gas), harus didinginkan pada suhu
mendekati titik didihnya pada tekanan atomsfir, yaitu sekitar -160 °C,
fisika yang didasarkan atas perbedaan titik didih (volatility) dari komponen-
komponen dalam campuran. Proses ini dilakukan dalam sebuah kolom yang
didalamnya dilengkapi dengan alat kontak yang disebut Tray yang disusun
dengan jarak tertentu antara Tray yang satu dengan yang lain.(1:2)
menguap dan yang lebih sulit menguap dalam suatu campuran. Dengan
perbedaan sifat penguapan tersebut komponen akan lebih mudah terpisah. Untuk
pemisahan yang sangat kompleks sering kali digunakan lebih dari satu kolom,
dan untuk mendapatkan kemurnian yang tinggi pada hasil puncak dapat
dilakukan dengan cara mengembalikan sebagian kondensat melalui puncak
kolom tersebut sebagai reflux. karena dari kolom ini diperoleh produk dalam
berbagai fraksi maka proses ini dikenal sebagai destilasi fraksional atau
fraksinasi. (1:2)
proses pengembunan.
Proses penguapan
yang lebih ringan akan lebih cepat berubah fasenya menjadi uap.
Proses pengembunan
Uap yang terbentuk didinginkan kemudian berubah fasenya menjadi cair kembali
Dalam proses destilasi terjadi dua kejadian lain yaitu transfer panas dan
transfer massa. Transfer panas berlangsung pada saat campuran diberi panas dari
sumber panas tertentu. Transfer massa ditunjukkan oleh adanya perubahan fase air
menjadi uap dan demikian juga sebaliknya. Berkurangnya massa cairan sebanding
dengan bertambahnya massa uap. Fase uap kontak dengan fase cair dan sekaligus
terjadinya transfer massa dari cairan ke uap dan sebaliknya. Cairan dan uap biasanya
digunakan mengacu pada operasi suatu aliran berlawanan arah dimana campuran uap
terbawa berulang-ulang kontak dengan cairan yang memiliki komposisi hampir sama
dengan uap. Cairan pada titik didihnya, sehingga ada bagian dari cairan diuapkan dan
serangkaian kontak yang terjadi akhirnya uap menjadi jenuh dengan komponen-
komponen dengan titik didih yang rendah dan cairan menjadi jenuh dengan
atmosfir (tekanan sekitar 1 atm). Pengaturan suhu maksimum 350ºC dengan maksud
agar tidak terjadi perengkahan (cracking) pada produk yang dihasilkan. Destilasi
atmosferik pada industri migas adalah untuk mengolah minyak mentah menjadi
fraksi-fraksinya antara lain : Ref gas, Naptha, Kerosine, Gas oil, dan Residu.
Destilasi hampa adalah proses destilasi yang dilakukan pada tekanan di bawah
tekanan atmosfir dengan suhu dijaga untuk menghindari terjadi perubahan struktur
kimia yang ada (thermal decomposition) pada industri migas. Proses destilasi hampa
adalah untuk mengolah Long Residu (Recuced Crude) yang merupakan produk dasar
dari proses destilasi atmosferik menjadi produk-produk : vacuum off gas, light
atmosfir agar titik didih dari cairan yang diolah menjadi lebih rendah untuk
Peralatan utama digunakan untuk membuat tekanan hampa pada kolom : Steam
Ejector, Barometric Condenser dan Surface Condenser. Skema dapat dilihat pada
diatas tekanan atmosfir tujuan proses adalah untuk mengolah gas hasil proses
destilasi atmosferik dan gas hasil perengkahan (cracking) menjadi produk gas yang
dicairkan dengan tekanan seperti komponen LPG khususnya untuk gas propane dan
butane. Skema destilasi bertekanan sederhana dapat dilihat pada gambar 3.5. (1:20)
Gambar 3.5 : Skema Destilasi Bertekanan sederahana (1:21)
Kolom destilasi yang berbentuk bejana silinder yang terbuat dari bahan baja
kolom destilasi adalah demister, reflux, chimney, down comer, draw off tray, dan
lain-lain. (1:6)
yang diperoleh dari hasil pembakaran bahan bakar. Di dalam dapur terdapat pipa
berlangsung sebaik mungkin. Minyak yang dialirkan melaui pipa-pipa tersebut akan
menerima panas dari hasil pembakaran didalam dapur yang kemudian masuk ke
proses pemindahan panas antara fluida satu ke fluida lain yang saling mempunyai
kepentingan. Pada proses pertukaran panas ini dinilai sangat efektif karena panas
yang seharusnya terbuang dapat dimanfaatkan. Dari segi ekonominya hal ini akan
Bentuk dan konstruksi Stripper seperti kolom destilasi hanya pada umunya
biasa, yang secara umum untuk membantu penguapan diinjeksikan steam dari
di dalam tanki. Condensor berfungsi untuk merubah fase uap menjadi fase cair.
Konstruksinya bias berbentuk shell dan tube, HE atau Fin Fan (Air Cooled HE).
(1:6)
Variabel proses merupakan kondisi fisik yang harus diatur pada proses dan
menyeluruh terhadap mutu maupun jumlah produk. Oleh karena itu kontrol terhadap
Variabel proses yang pokok dan perlu dikendalikan pada proses destilasi adalah
a. Suhu (temperature)
b. Tekanan (pressure)
Besarnya suhu operasi harus dicermati pada proses destilasi, pengaruh suhu di
dalam suatu proses destilasi merupakan faktor yang sangat menentukan karena pada
mempengaruhi komposisi dan titik didih produk yang dihasilkan. Suhu yang keluar
dari dapur dibatasi jangan sampai mencapai maksimum, karena apabila suhu terlalu
tinggi pada senyawa hidrokarbon sampai melebihi batasnya akan terjadi perengkahan
(cracking) yang merusak produk dan bahkan dapat merusak tube dan apabila suhu
terlalu rendah maka pemisahan fraksi-fraksi tidak sesuai dengan yang diharapkan dan
penguapan berkurang sehingga produk tidak memenuhi field dan spesifikasinya. (1:21)
Proses pada kolom fraksinasi, bila suhu pada puncak kolom terlalu tinggi
mempengaruhi kualitas produk yaitu final boiling point yang tinggi dan
persentase produk yang meningkat, atau pada dasar kolom akan mempengaruhi
kualitas yaitu initial boiling point tinggi dan flash point tinggi. Hal ini
penguapan dari fraksi-fraksi yang dipisahkan yaitu kuantitas dari produk puncak
kolom akan berkurang dan juga kualitasnya seperti titik didih akhir, warna,
didalam kolom fraksinasi. Jika aliran masuk kedalam kolom terlalu besar akan
dengan laju penguapan yang terjadi di dalam kolom dan akibat terhadap hasil bawah
akan menurunkan titik didih awal dan flash point serta specific gravity. (1:23)
Pengaruh perubahan aliran terjadi pada hasil samping adalah terhadap titik
didih awal, titik didih akhir dan flash point produk. (1:23)
Perubahan laju alir juga dapat mempengaruhi kestabilan suhu, hal tersebut
dapat dilihat pada jumlah aliran dari feed sewaktu melalui dapur. (1:23)
cairan pada tiap-tiap tray. Bila permukaan cairan pada down comer suatu tray terlalu
tinggi, maka hal ini akan menimbulkan peristiwa banjir (floading), cairan akan
meluap dan tumpah ke tray dibawahnya dan mengakibatkan produk pada tray
dibawahnya akan terkontaminasi oleh fraksi ringan dan mutunya rusak (off spec). (1:24)
Level cairan pada dasar kolom terlalu tinggi maka ada kemungkinan produk
pada tray diatasnya akan menjadi off spec, karena kemasukan fraksi berat. Bila
permukaan cairan pada dasar kolom terlalu rendah maka kemungkinan timbulnya
control yang bekerja secara otomatis, akan menyesuaikan dengan batasan desain
proses. (1:24)
kualitas produk yang diatur dari suatu unit adalah tentang batas maksimum dan
minimum fraksi berat dan ringan yang direncanakan untuk memenuhi spesifikasi.
(1:24)
IV. PEMBAHASAN
sebagai berikut:
kondensat, dengan cara melepaskan hidrokarbon ringan dan air yang terikut
desainnya 68 psig dan temperatur desainnya 420 oF. Gambar 4.1 adalah
sebagai tempat memanaskan kondensat, dengan suplai panas yang didapat dari
pemanas elektrik (H0701-A/B). Tujuan dari pemanasan ini adalah agar fraksi-
fraksi ringan yang terikut dapat terlepas dan tercapai RVP (Reid Vapor Pressure)
maksimal pada produk kondensat. Selain itu Re-boiled Condensate Drum (D-
0701) juga digunakan untuk pemanasan awal pada fuel gas yang akan digunakan
agar fraksi-fraksi ringannya dapat terlepas maka Re-boiled Condensate Drum (D-
0701) ini didesain dengan tekanan 68 psig dan temperatur 420 oF, gambar 4.2
masih terikut dalam kondensat yang telah melalui proses Re-boiled Condensate
Drum (D-0701),
dengan tekanan 68 psig dan temperatur 420 oF. Gambar 4.3 merupakan
Condensate Stripping Column (V-0702) dan tabel 4.3 adalah spesifikasi dari
unit yaitu:
0701) tujuan dari pemanasan ini adalah agar fraksi-fraksi ringan yang terikut
dalam kondensat dapat teruapkan dari kondensat, sehingga produk kondensat yang
dihasilkan nantinya dapat memenuhi syarat RVP max 12 psia dan total sulfur
Loading Truck Area secara intermitten. Pompa yang digunakan adalah jenis
horizontal sentrifugal dengan kapasitas 71,8 GPM, pompa ini di setting auto stop
pada saat tanki truck sudah penuh (8000 KL / 50 BBL) dengan flow di jaga 2400 –
2500 BPD.
5. Wash Oil Make-Up Pump (P0702 A/B) adalah pompa berjenis positif
displasement (diafragma) dengan kapasitas 567 GPM. Pompa ini digunakan untuk
Treater Unit (CTU) untuk memisahkan kandungan disulfide oil dari caustic hasil
Fro
V
-
T- Konden
D- 070 sat
07 V
-
P-
H-
0702
0701 Konde
F P- nsat
E
0701 To
-
Proses yang terjadi pada Condensate Handling Unit (CHU) adalah sebagai
itu, fuel gas kembali melewati Re-Boiled Condensate Drum ( D-0701) dan melalui
Condensate Stabilizer (V-0701). Sebagaimana dapat dilihat pada diagram alir gambar
4.4. Fuel gas panas tersebut digunakan untuk mengurangi kandungan sulfur di dalam
kondensat. Spesifikasi kondensat yang lain yaitu RVP maksimal di dalam kondensat.
oleh Condensate Stabillizer Reboiler (H-0701 A/B) yang merupakan pemanas elektrik.
sehingga memenuhi spesifikasi kondensat yaitu RVP maksimal 12 psia dan kandungan
sulfur maksimal 10 ppmw. Kondensat yang sudah stabil dari Re-Boiled Condensate
disimpan di Condensate Storage Tank (T-0701 A/B/C). Sementara itu, gas keluaran
menggunakan Wash Oil Make Up Pump (P-0702 A/B) menuju Caustic Treater Unit 7
(CTU) untuk memisahkan kandungan disulfide oil dari caustic hasil regenerasi.
ada beberapa parameter yang harus dijaga yakni temperature, pressure, level,
4.4.1Temperature
Berikut adalah tabel 4.4 desain temperatur dari Condensate Stabillizer (V-
0701) :
Berikut adalah tabel 4.5 desain temperatur dari Re-boiled Condensate Drum
(D-0701)
(V-0702)
pada Re-boiled Condensate Drum (D-0701) yang melebihi set point akan
tersebut juga menyebabkan kondensat pada peralatan-peralatan ini juga akan ikut
nilai RVP (Reid Vapor Pressure) pada kondensat dengan kenaikan Temperatur
ini juga dapat menurunkan jumlah produk karena banyaknya kondensat yang
menguap.
Handling Unit (CHU) juga akan menyebabkan naiknya tekanan pada peralatan-
(D-0701) akan menyebabkan nilai RVP (Reid Vapor Pressure) kondensat akan
tetap tinggi, dikarenakan fraksi-fraksi ringan yang terikut tidak dapat terlepas dari
kondensat.
4.4.2Tekanan (Pressure)
mengambil peranan penting baik pada proses pemisahan maupun pada kondisi
peralatan.
Dengan desain tekanannya adalah 68 psig sebagaimana dapat dilihat pada tabel 4.7.
Dengan desain tekanannya adalah 68 psig sebagaimana dapat dilihat pada tabel
4.8.
4.9
Dalam proses Condensate Handling Unit (CHU) tekanan yang diatur dan
kenaikan tersebut juga akan mempengaruhi tekanan pada peralatan lainnya dan
kenaikan tekanan yang lebih besar dari pada desainnya dapat menyebabkan
(V-0701) maka akan membuang fraksi-fraksi ringan dari kondensat lebih banyak
dan tentunya akan menurunkan nilai RVP (Reid Vapour Pressure) pada produk
Pada proses Condensate Handling Unit (CHU), level yang diatur dan dijaga
Indicator Control (LIC 0702) dengan set point 50%, jika terjadi kenaikan level
(high-high) hingga mencapai 80% atau lebih pada Re-boiled Condensate Drum
Akibatnya kondensat dapat terikut pada aliran gas yang berada di puncaknya
(liquid carry over), hal tersebut tidak inginkan karena akan menyebabkan
20%, maka dapat membuat Condensate Stabillizer Reboiler (H-0701 A/B) yang
tidak ada lagi suplay panas untuk memanaskan kondensat dan menguapkan
fraksi-fraksi ringan yang terikut didalamnya. Sehingga nilai RVP (Reid Vapor
Flow yang diatur atau dijaga adalah flow pada fuel gas yang akan
Flow untuk fuel gas ini diatur oleh Flow Indicator Control (FIC-0701) yang
dikontrol langsung dari Distributed Control System (DCS), fuel gas yang telah
digunakan sebagai gas stripper, selanjutnya digunakan sebagai bahan bakar pada
menyebabkan kondensat pada kolom stripper terikut pada aliran gas (liquid carry
over), sedangkan apabila flow fuel gas yang digunakan terlalu rendah, maka fuel
gas tersebut dapat terikut dalam aliran liquid (Gas Blow By).
4.5.1Spesifikasi Umpan
Dapat kita lihat pada tabel 4.10, spesifikasi umpan dari kondensat masih
banyak mengandung senyawa sulfur dan fraksi ringan C1-C4. Hal tersebut tidak
pada produk kondensat, untuk itu kondensat harus melalui proses Condensate
Handling Unit (CHU) agar mengurangi kandungan senyawa sulfur dan senyawa
C1-C4 tersebut.
pada Condensate Handling Unit (CHU), dapat di lihat pada tabel 4.11 kandungan
dari senyawa sulfur dan fraksi ringan C1-C4 telah berkurang. Dengan demikian
RVP (Reid Vapor Pressure) dari produk kondensat dapat tercapai (max 12 psi)
yaitu 14 kPa (2 psi), data pengujian produk kondensat dapat dilihat pada lampiran
2.
pelaksanaan praktek kerja lapangan. Berikut data rata-rata perhari di ambil dari
maksimal 12 Psia (Data di bawah juga dapat dilihat pada lampiran No. 1):
Temperatur
Inlet : 109 ºF
Outlet : 83.846 ºF
Temperature : 90 ºF
Level : 66.52 %
4.7 Proses Start Up, Normal Operation dan Shutdown (Normal Shutdown dan
Emergency Shutdown)
4.7.1Proses Start Up
1. Semua peralatan dan line telah di line up, dibersihkan dengan nitrogen dan bebas
dari O2.
2. Thermal Oxidizer (PE-0401) sebaiknya sudah siap untuk digunakan. Bila belum,
gas yang terbentuk dari system ini akan dialirkan ke system Flare.
ID terbaru, kecuali manual valve pada pipa yang menuju ke Thermal Oxidizer
yang normalnya Lock Open harus diposisikan Closed. Sedangkan manual valve
pada pipa yang menuju ke flare yang normalnya Closed harus dibuka. Khususnya
6. Semua valve relief siap untuk digunakan, dengan valve up stream dan down
7. Sistem fuel gas sebaiknya sudah siap untuk dijalankan. Bila fuel gas belum siap,
maka produk yang dihasilkan akan off-spec sampai fuel gas tersedia.
8. Sistem flare sudah berjalan dengan normal. Sementara belum dihasilkan gas,
menggunakan gas hidrokarbon misalnya fuel gas atau gas inert seperti nitrogen.
start up.
pemantauan kondisi proses dan operasi dari berbagai loop kontrol. Inspeksi visual
perpipaan dan peralatan harus dilakukan sebagai bagian dari pekerjaan rutin operator.
operator harus sudah terbiasa dengan suara normal dari masing-masing sistem yang
mereka tangani. Seringkali, perubahan pada suara mengindikasikan masalah yang akan
terjadi sebelum tampak pada instrumentasi. Pengamatan operator penting untuk deteksi
awal potensi masalah untuk membatasi pengaruh negatif dari gangguan proses,
11. Memeriksa Wash Oil Make-Up Pump (P-0702 A/B) (Bersihkan strainer jika
tekanan suction rendah. Ganti pompa yang berjalan kepompa yang standby jika
diperlukan)
4.7.3Proses Shutdown
Normal Shutdown
Langkah-langkahnya yaitu:
Emergency Shutdown
Langkah-langkahnya yaitu:
1. Mematikan system Condensate Handling Unit (CHU)
sedang terjadi
4.8.1 Permasalahan
(D-0701), karena jika temperatur operasi saat ini disetting seperti temperatur
operasi normal, maka selain fraksi-fraksi ringan yang teruapkan kondensat juga
Re-boiled Condensate Drum (D-0701), hal tersebut terjadi karena desain dari LP
Separator yang terlalu kecil dan kurangnya waktu pemisahan antara air dan
kondensat. Rate air yang terlalu besar didapat dari transfer dari close drain ke LP
separator. Hal ini dapat terjadi karena LP Separator tidak didesain untuk
menerima suplai dari Close Drain yang ratenya terlalu besar. Sehingga, setiap kali
operator melakukan transfer close drain ke LP separator, air masih terikut dalam
3. Terikutnya air ke Tanki penampungan kondensat (T-0701 A/B/C), karena rate air
terikutnya air pada produk kondensat pada saat loading ke truk pengangkut
kondensat.
4.8.2Penanganannya
1. Pada Re-boiled Condensate Drum (D-0701) masih bisa dioperasikan pada
terikut dalam kondensat sehingga nilai RVP-nya dapat diturunkan (max 12 Psia),
2. Rate air yang masih masih banyak terikut (water carry over) dalam kondensat
permasalahan lainnya. Namun untuk merubah desain dari LP separator hal itu
tidak mungkin dilakukan, karena pada saat ini proses sedang beroperasi normal,
hal yang dapat dilakukan untuk mencegah permasalahan tersebut adalah dengan
melakukan transfer secara continue dari close drain menuju LP separator, agar
rate air yang diterima oleh LP separator tidak terlalu besar. Sehingga LP
separator dapat bekerja dengan optimal. Sebab, Jika transfer close drain menuju
LP separator dilakukan dengan menunggu level dari sum drum hingga mencapai
optimal. Selain itu hal yang dapat dilakukan untuk mencegah masalah tersebut
dengan cara mengecek setiap saat dengan melakukan sampling air dan close drain
boiled Condensate Drum (D-0701) belum mampu bekerja secara optimal, untuk
mengatasinya, hanya perlu melakukan transfer air dari tanki menuju close drain .
V. PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil proses Condensate Handling Unit (CHU) maka dapat
menurunkan dan menjaga nilai RVP (Raid Vapor Pressure) kondensat (max 12
Psia) dan menstabilkan produk kondensat dari fraksi ringan (C1-C4), selain itu
Peralatan utama dalam proses Condensate Handling Unit (CHU) terdiri dari 4 unit
Variabel proses yang perlu diatur pada proses Condensate Handling Unit (CHU)
adalah :
tercapainya temperatur operasi secara normal dan masih terikutnya air dari LP
5.2 Saran
Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam proses Condensate Handling
kotoran, agar memudahkan operator pada saat melaksanakan log sheet. Sehingga
operator dapat membaca atau melihat nilai yang ditunjukkan pada alat
bergantian, agar tidak terjadi kerusakan pada alat tersebut pada saat digunakan.
5. Melakukan sampling secara rutin pada oulet LP separator line kondensat, untuk