KESELAMATAN MIGAS
Vol. 2
2017
Daftar Isi
3. Kecelakaan Fatal pada Rig TMS#01 di Sumur 15A/BTJ#213 TAC Pertamina EP Prakarsa 28
Betung Meruo Senami, Jambi
4. Kebocoran Subsea Pipeline Palang – FSO JOB PPEJ 32
Hilir
5. Kebakaran Kapal LPG Saat Pembongkaran LPG di Terminal Tanjung Sekong 36
6. Kebakaran SPBU 44.571.24 Solo 40
7. Kecelakaan Mobil Tangki di Porong 44
8. Ledakan & Kebakaran di Generator Room Tongkang OB Easter 333 48
9. Ledakan Tangki Aspal di Kilang Cilacap 51
10. Kecelakaan Kerja pada Pembangunan Jaringan Pipa Gas Jalur Senayan City 56
Pondok Indah Mall, Jakarta Selatan
11. Ledakan Tangki PT Tawu Inti Bati di Karawang 59
12. Kebakaran Tangki di TBBM Labuan Deli Medan 63
2 3
ATLAS KESELAMATAN MIGAS Vol. 2 - 2017 DIREKTORAT JENDERAL MINYAK DAN GAS BUMI DIREKTORAT JENDERAL MINYAK DAN GAS BUMI ATLAS KESELAMATAN MIGAS Vol. 2 - 2017
Sambutan
Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi
Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT, yang atas berkat, rahmat dan karunia-Nya, Buku “Atlas
Keselamatan Migas Vol. 2 tahun 2017” dapat diterbitkan. Penerbitan Buku Atlas ini merupakan salah satu
bentuk media pembinaan Pemerintah c.q. Ditjen Migas terhadap stakeholder dalam bidang keselamatan
migas.
Sesuai Undang-Undang No. 22 Tahun 2001 Pasal 40, Badan Usaha atau Bentuk Usaha Tetap (BU/BUT) diwajibkan
untuk menjamin keselamatan migas. Sehubungan dengan hal tersebut, Pemerintah telah menerbitkan Peraturan
Menteri ESDM Nomor 38 Tahun 2017 tentang Pemeriksaan Keselamatan Instalasi dan Peralatan pada Kegiatan
Usaha Minyak dan Gas Bumi, yang intinya adalah:
1. Mengganti 7 (tujuh) aturan lama terkait pemeriksaan teknis instalasi dan peralatan;
2. Memperjelas dan memperbarui mekanisme pelaksanaan pemeriksaan teknis keselamatan migas; dan
3. Mengganti 7 (tujuh) buah produk perizinan/sertifikat/persetujuan yang berkaitan dengan keselamatan migas,
menjadi hanya 3 (tiga) buah produk persetujuan.
Berkaitan dengan itu, telah diterbitkan Keputusan Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi No. 0251.K/10/
DJM.T/2017 tentang Persyaratan Pelaksanaan Inspeksi dan Klasifikasi Peringkat Perusahaan Inspeksi pada
Kegiatan Usaha Migas guna memacu dan menaikkan kualifikasi personel yang dimiliki oleh Perusahaan Inspeksi
(PI) agar mereka dapat berkiprah dalam skala internasional.
Penerbitan peraturan baru sebagaimana termaksud di atas merupakan wujud nyata kepedulian Pemerintah c.q.
Ditjen Migas dalam melakukan pembinaan dan pengawasan dalam bidang keselamatan migas. Hal tersebut
dilandasi pemikiran bahwa keselamatan migas merupakan kunci utama dalam kegiatan usaha migas sehingga
perlu ditanamkan pada setiap orang yang terlibat pada kegiatan usaha tersebut untuk tumbuh menjadi suatu
budaya, mengingat risiko dan potensi bahaya yang sangat tinggi di dalam operasi migas.
Melalui Buku Atlas ini, kami mencoba untuk berbagi pemahaman dan pengalaman atas kejadian kecelakaan serta
keberhasilan beberapa BU/BUT dalam mengelola program keselamatan migas sehingga dapat menjadi bahan
pembelajaran kita bersama untuk menentukan kebijakan, rencana kerja, dan langkah-langkah strategis lainnya
yang lebih baik di masa depan dengan mewujudkan industri migas yang aman, andal, dan akrab lingkungan.
Kami menyampaikan penghargaan dan ucapan terimakasih yang setinggi-tingginya kepada semua pihak yang
berkontribusi dalam penyusunan dan penerbitan Buku “Atlas Keselamatan Migas Vol. 2 tahun 2017” ini.
Ego Syahrial
4 5
ATLAS KESELAMATAN MIGAS Vol. 2 - 2017 DIREKTORAT JENDERAL MINYAK DAN GAS BUMI DIREKTORAT JENDERAL MINYAK DAN GAS BUMI ATLAS KESELAMATAN MIGAS Vol. 2 - 2017
ATLAS KESELAMATAN MIGAS 2017
KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL
DIREKTORAT JENDERAL MINYAK DAN GAS BUMI
Kata
KESELAMATAN MIGAS
2017 Pengantar
Sambutan Ketua
Tim Independen Pengendalian Keselamatan Migas KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL
DIREKTORAT JENDERAL MINYAK DAN GAS BUMI
(TIPKM)
Gedung Migas
Volume Kedua
Alhamdulillah, buku Atlas Keselamatan Migas Vol. 2 Tahun 2017 telah berhasil diterbitkan Setelah diterbitkannya Buku Atlas Keselamatan Migas Volume 1 tahun 2016, maka
sebagai wujud dari peran dan partisipasi Tim Independen Pengendalian Keselamatan Migas dengan mengucapkan syukur kepada yang Maha Kuasa, buku Atlas Keselamatan
(TIPKM) dalam mendukung keselamatan migas di Indonesia. Kami menyampaikan terima Migas Volume 2 tahun 2017 telah diterbitkan kembali.
kasih kepada Ditjen Migas yang telah memberikan kepercayaan kepada TIPKM dalam
menyusun Buku Atlas ini. Pada kesempatan ini, kami juga mengucapkan terima kasih kepada Buku Atlas Keselamatan Migas Volume 2 tahun 2017 ini sedikit berbeda dengan Volume
seluruh anggota TIPKM yang telah berkontribusi dalam penyusunan buku Atlas ini. 1 yang lebih banyak memuat tentang kejadian kecelakaan, maka dalam volume 2 ini kami
juga memasukkan aspek positif keberhasilan dalam mengelola K3PL di perusahaan migas
Sejalan dengan perkembangannya, dalam masa kerja yang telah mencapai 9 tahun sejak dibentuk sehingga juga dapat diambil sebagai pelajaran positif (benchmarking) bagi semua pihak.
pada tahun 2008, TIPKM telah banyak berkiprah dalam mendukung kegiatan pembinaan bidang
keselamatan migas di tanah air. Dalam buku volume 2 ini juga dilengkapi dengan berbagai informasi yang diperlukan
berkaitan dengan keselamatan migas, seperti perundangan yang terbaru, sistem
Khusus untuk tahun 2016-2017 telah dilakukan berbagai kegiatan antara lain : pelaporan kecelakaan migas, sistem manajemen keselamatan migas, analisa kecelakaan
• Membantu penyusunan SMK Migas migas serta peran dan tanggung jawab Kepala dan Wakil Kepala Teknik.
• Menyusun Panduan Teknis Operasi dan Keselamatan SPBU
• Melakukan audit ke beberapa perusahaan migas, baik hulu maupun hilir Buku Atlas ini disusun oleh Ditjen Migas bekerjasama dengan Tim Independen
• Melakukan investigasi kecelakaan migas Pengendalian Keselamatan Migas (TIPKM). Diharapkan, buku ini dapat memberikan
• Melakukan audiensi dengan Top Management beberapa BU/BUT manfaat bagi kita semua pelaku usaha migas dalam meningkatkan aspek K3PL sehingga
• Melakukan Penyusunan Panduan Teknis Pengeboran dan Kerja Ulang kejadian yang tidak diinginkan dapat dikurangi atau dicegah. Demi kesempurnaan buku
• Memberikan dukungan tenaga ahli untuk berbagai kegiatan Ditjen Migas, antara lain ini, saran yang konstruktif dari para pembaca sangat kami harapkan.
Bimbingan Teknis, Asesmen Calon Katek/Wakatek dan lain-lain.
Dengan terbitnya buku Atlas volume 2 ini, ucapan terima kasih disampaikan kepada
Selain tugas-tugas di atas, tugas lain yang diberikan kepada TIPKM adalah menyusun buku ATLAS semua pihak yang turut berkontribusi dalam penyusunan buku ini, khususnya jajaran
Keselamatan Migas Vol. 2 tahun 2017 ini. Kami menyadari bahwa tugas ini tidak mudah sehingga Ditjen Migas, para anggota TIPKM dan BU/BUT yang telah menyumbangkan tulisan yang
memerlukan dukungan semua pihak. Harapan kami buku ini dapat dipergunakan sebagai lesson sangat bermanfaat untuk mendukung keselamatan migas di Indonesia.
learned bagi pelaku migas agar keselamatan migas dapat lebih ditingkatkan. Banyaknya kasus
yang dijadikan lesson learned dalam Buku Atlas ini tidak merepresentasikan banyaknya kasus Semoga bermanfaat.
kecelakaan yang terjadi di industri migas Indonesia, baik hulu maupun hilir. Pemilihan kasus
yang diangkat dalam buku ini didasarkan pada pertimbangan variasi jenis kecelakaan sehingga
pembelajaran yang dapat diambil akan lebih maksimal.
Jakarta Agustus 2017
Semoga buku ini bermanfaat dan jika ada kekurangan atau ketidaknyamanan dalam tulisan ini
diucapkan maaf yang sebesar-besarnya
Soehatman Ramli
6 7
ATLAS KESELAMATAN MIGAS Vol. 2 - 2017 DIREKTORAT JENDERAL MINYAK DAN GAS BUMI DIREKTORAT JENDERAL MINYAK DAN GAS BUMI ATLAS KESELAMATAN MIGAS Vol. 2 - 2017
Bagian I Bunga Rampai Keselamatan Migas
Sampai saat ini, sektor energi, khususnya minyak dan gas bumi (migas), masih menjadi salah satu
penyumbang penerimaan terbesar negara. Selain itu, sub sektor migas juga memiliki multiplier
effect ke berbagai industri terkait lainnya. Oleh sebab itu, upaya pengelolaan migas harus dilakukan
dengan optimal, efektif, dan efisien.
Pengelolaan migas secara optimal, efektif, keselamatan migas. Keselamatan migas sendiri
dan efisien diarahkan untuk peningkatan nilai mencakup keselamatan pekerja, umum, instalasi,
tambah terhadap berbagai produk turunan migas. dan lingkungan. Pengelolaan migas yang
Peningkatan nilai tambah ini memiliki beragam mengutamakan aspek keselamatan adalah hal yang
tujuan, misalnya memperluas lapangan kerja dan wajar mengingat industri migas memiliki tingkat
kesempatan berusaha; menunjang perekonomian risiko yang tinggi terhadap keselamatan.
nasional dan daerah; meningkatkan ekspor;
mempercepat pembangunan infrastruktur; Oleh karena itu sudah seharusnya pula stakeholder
mengembangkan penguasaan teknologi yang tepat di sub sektor migas berupaya maksimal untuk
guna dan sebagainya. menciptakan kondisi aman. Kondisi aman tersebut
mencakup aman dan sehat bagi pekerja (K3),
Tak hanya itu, pengelolaan migas juga wajib aman bagi masyarakat umum (KU), aman bagi
mengacu pada kaidah-kaidah keteknikan lingkungan (KL) serta aman dan andal bagi instalasi
yang baik dengan menekankan pada aspek migas (KI). Pemerintah pun menyadari bahwa
usaha pengelolaan migas merupakan kegiatan
yang memiliki risiko yang cukup besar. Krusialnya
keselamatan migas sampai diamanatkan dalam
UU No. 22 Tahun 2001 tentang Minyak dan Gas
Bumi. Undang-Undang tersebut mengamanatkan
kepada Badan Usaha dan atau Bentuk Usaha Tetap
wajib menjamin standar dan mutu, menerapkan
kaidah keteknikan yang baik, keselamatan dan
kesehatan kerja serta pengelolaan lingkungan
BAGIAN I hidup, mengutamakan pemanfaatan tenaga kerja
setempat dan produk dalam negeri.
8 9
ATLAS KESELAMATAN MIGAS Vol. 2 - 2017 DIREKTORAT JENDERAL MINYAK DAN GAS BUMI DIREKTORAT JENDERAL MINYAK DAN GAS BUMI ATLAS KESELAMATAN MIGAS Vol. 2 - 2017
Bagian I Bunga Rampai Keselamatan Migas
1. PERUNDANGAN MIGAS
Seiring perkembangan zaman dan sesuai amanat Peraturan tersebut memperjelas dan memperbarui
pada Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2001 mekanisme pelaksanaan pemeriksaan keselamatan
tentang Minyak dan Gas Bumi, Direktorat Jenderal migas serta merupakan upaya penyederhanaan Instalasi
Inspeksi
Migas pada tahun 2017 melakukan pembaruan dan penggantian terhadap beberapa peraturan (Kepala Teknik/
dalam rangka pengawasan terhadap keselamatan sebelumnya. Dengan terbitnya Peraturan Menteri Persetujuan Layak
Perusahaan
migas dengan diterbitkannya Peraturan Menteri ESDM No. 38 Tahun 2017, terdapat 7 regulasi yang Operasi
Inspeksi)
(Permen) ESDM No. 38 Tahun 2017 tentang dinyatakan tidak berlaku dan penyederhanaan 7 Penelaahan
Pemeriksaan Keselamatan Instalasi dan Peralatan izin/non izin menjadi hanya 3 persetujuan. Desain
pada Kegiatan Usaha Minyak dan Gas Bumi. (Standar, Safety &
TKDN)
ALUR PIKIR PERUBAHAN REGULASI Pemeriksaan
Keselamatan
Persetujuan Desain (Kepala Inspeksi/
REGULASI YANG AKAN DINYATAKAN REGULASI BARU KELUARAN Persetujuan
Inspektur Migas)
TIDAK BERLAKU Penggunaan
Time Risk
Peralatan Based Based
1. Permen PE 05/P/M/PERTAMB/1977 Menghapus 7 peraturan
2. Permen PE 06.P/0746/M.PE/1991 PERMEN menjadi 1 Permen
3. Keputusan Bersama Men PE & Pemeriksaan Keselamatan Menghapus 7 izin/non-izin
Mendag 0233K/096/M.PE/1988 Instalasi & Peralatan menjadi 3 persetujuan
Inspeksi Pemeriksaan Keselamatan
4. SK DJM 43.P /38/DJM/1992 Pada Kegiatan Usaha
“Suatu kegiatan yang dilakukan secara langsung meliputi “Pemeriksaan teknis dalam rangka pengawasan
5. SK DJM 84.K /38/DJM/1998 Minyak & Gas Bumi Persetujuan Layak pemeriksaan dokumen, pemeriksaan fisik dan pengujian pelaksanaan Inspeksi untuk memastikan keselamatan
6. SK DJM 21.K /38/DJM/1999 Operasi peralatan dan/atau instalasi untuk memastikan dipenuhinya Instalasi dan peralatan pada kegiatan usaha Minyak
7. SK DJM 39K /38/DJM/2002
ketentuan peraturan perundang-undangan, standar, dan dan Gas Bumi.”
kaidah keteknikan yang baik.”
1. Sertifikat Kelayakan Penggunaan Persetujuan Desain
Penelaahan Desain
Instalasi (SKPI) (Safety & TKDN)
2. Sertifikat Kelayakan Penggunaan
Peralatan (SKPP) Dengan beberapa hal baru dan upaya kegiatan usaha migas nasional dapat mencapai
Inspeksi & Pemeriksaan Persetujuan Penggunaan penyederhanaan peraturan sebelumnya yang telah tataran kelas dunia (World Class Oil Company) serta
3. Sertifikat Kelayakan Konstruksi
Keselamatan (Compliance) disebutkan di atas, diharapkan safety factor pada dapat beroperasi lebih efektif, efisien, aman dan
Platform (SKKP)
4. Izin Penggunaan Tangki Penimbun kegiatan usaha migas terus meningkat sehingga selamat.
5. Persetujuan Sistem Alat Ukur
Risk Based Residual Life
6. Izin Alat Ukur
Inspection Assesment
7. Izin Sistem Alat Ukur
10 11
ATLAS KESELAMATAN MIGAS Vol. 2 - 2017 DIREKTORAT JENDERAL MINYAK DAN GAS BUMI DIREKTORAT JENDERAL MINYAK DAN GAS BUMI ATLAS KESELAMATAN MIGAS Vol. 2 - 2017
Bagian I Bunga Rampai Keselamatan Migas
Sesuai Pasal 40 Undang-Undang No. 22 Tahun 2001 di lapangan yang bertugas untuk membantu tugas
tentang Minyak dan Gas bumi, Badan Usaha/Bentuk Katek dan Penyelidik. Untuk Wakil Kepala Teknik Sebagai wujud apresiasi Pemerintah kepada Penghargaan ini bukan sekadar seremonial, namun
Usaha Tetap (BU/BUT) mempunyai kewajiban atau Wakil Penyelidik adalah pimpinan tertinggi perusahaan migas yang telah menunjukkan prestasi diharapkan sebagai pemacu bagi perusahaan
untuk menjamin standar dan mutu yang berlaku perusahaan di lapangan (Field Manager) setidak- dan komitmennya terhadap aspek keselamatan migas untuk mencapai kinerja keselamatan yang
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang- tidaknya Manajer Produksi atau Drilling Manager migas, maka setiap tahun Pemerintah c.q. Ditjen lebih baik. Hal ini terbukti setelah beberapa
undangan, menerapkan kaidah keteknikan yang atau pejabat setingkat di bawah General Manager Migas memberikan penghargaan kepada BU/BUT tahun program ini dijalankan perusahaan
baik, menjamin keselamatan dan kesehatan kerja untuk kegiatan hilir. yang telah memenuhi persyaratan yang ditentukan. migas yang mengajukan dan memenuhi syarat
serta pengelolaan lingkungan hidup, dan menaati untuk mendapatkan perhargaan migas semakin
ketentuan peraturan perundang-undangan yang Katek, Penyelidik, Wakatek, dan Wakil Penyelidik Apresiasi Pemerintah untuk aspek Keselamatan meningkat, seperti terlihat dalam tabel untuk
berlaku dalam kegiatan usaha migas. Dalam rangka mempunyai tugas dan tanggung jawab sebagai Migas ini diberikan dalam bentuk tanda pemberian penghargaan keselamatan migas
pelaksanaan ketentuan di atas, maka diangkatlah berikut: penghargaan yang disebut Patra Nirbhaya dengan selama 2 tahun terakhir adalah sebagai berikut:
Kepala Teknik (Katek), Penyelidik, Wakil Kepala 1. Menjamin standar dan mutu sesuai dengan kategori ‘tanpa kehilangan jam kerja sebagai akibat
Teknik (Wakatek), dan Wakil Penyelidik yang ketentuan peraturan perundang-undangan yang kecelakaan’ untuk kurun waktu tertentu.
berkompeten dalam pengawasan keselamatan berlaku serta menerapkan kaidah keteknikan
minyak dan gas bumi yang mencakup keselamatan yang baik;
pekerja, peralatan dan instalasi, masyarakat umum 2. Bertanggungjawab penuh atas ditaatinya Bidang Kegiatan Usaha 2015 2016
dan lingkungan pada kegiatan usaha minyak dan ketentuan dalam peraturan perundang–
Pengolahan 10 10
gas bumi, baik di hulu maupun di hilir. undangan termasuk pihak–pihak lain yang
bekerja dalam wilayah kuasa pertambangan Pengangkutan 7 8
Katek minyak dan gas bumi adalah pimpinan dan/atau wilayah kerjanya (hulu/hilir); Penyimpanan 0 4
tertinggi atau pejabat yang ditunjuk oleh pimpinan 3. Melakukan pembinaan dan pengawasan Niaga 2 1
tertinggi dari BU/BUT yang bertindak untuk dan terhadap pekerja (termasuk pekerja sub
Eksplorasi 8 7
atas nama BU/BUT dan memiliki kewenangan kontraktor) terhadap dipenuhinya ketentuan
Eksploitasi 26 47
melaksanakan keselamatan operasi antara perundang-undangan;
lain eksploitasi, pemurnian dan pengolahan, 4. Melaporkan/memberitahukan secara tertulis Hilir 19 23
pengangkutan, penimbunan dan niaga minyak dan setiap akan mendirikan suatu instalasi atau
gas bumi sesuai dengan peraturan perundang– memulai pekerjaan tertentu dalam jangka Pada saat ini, penghargaan keselamatan migas ini Untuk itu, perusahaan harus menerapkan dan
undangan yang berlaku. waktu selambat-lambatnya 14 (empat belas) masih mengacu pada besarnya angka kecelakaan menjalankan sistem manajemen keselamatan
hari sebelumnya; yang terjadi, yang dikenal sebagai lagging indicator. migas dengan baik sehingga semua risiko dan
Penyelidik adalah pimpinan tertinggi atau pejabat 5. Mendampingi Pelaksana Inspeksi Tambang Di masa mendatang, penghargaan keselamatan potensi bahaya dapat dikelola dengan baik.
yang ditunjuk oleh pimpinan tertinggi dari BU/BUT, atau Inspektur Minyak dan Gas Bumi pada saat migas juga akan memperhitungkan faktor leading
yang bertindak untuk dan atas nama BU/BUT dan melaksanakan pemeriksaan; indicator, yaitu bagaimana proses manajemen
memiliki kewenangan melaksanakan keselamatan 6. Membuat dan menyimpan daftar kecelakaan keselamatan migas dijalankan dalam perusahaan.
eksplorasi migas sesuai peraturan perundang– dan melaporkannya secara berkala;
undangan. 7. Melaporkan setiap terjadi kecelakaan kepada
Kepala Inspeksi Tambang melalui sms/telepon
4. DATA KECELAKAAN MIGAS TAHUN 2016
Kepala Teknik atau Penyelidik adalah pimpinan dan ditindaklanjuti dengan laporan secara
tertinggi di BU/BUT, setidak-tidaknya menduduki tertulis; Secara kuantitatif, angka kecelakaan dalam operasi dan 47 kecelakaan di sektor operasi hilir. Sepintas,
jabatan General Manager atau Vice President 8. Melakuakan investigasi setiap kecelakaan migas seluruh Indonesia dalam tahun 2016 kecelakaan di sektor operasi hulu terlihat lebih
Operation; secara mendetil dan mengambil langkah- menunjukkan penurunan yang cukup signifikan. tinggi dibandingkan dengan sektor operasi hilir.
langkah pencegahannya serta dilaporkan Pada tahun 2016, tercatat 188 kecelakaan menurun Kegiatan di sektor operasi hulu seperti eksplorasi
Wakatek Minyak dan Gas Bumi atau Wakil kepada Kepala Inspeksi Tambang. 40% dibanding tahun 2015 yang tercatat 306 dan eksploitasi mengandung tingkat kerawanan
Penyelidik adalah pimpinan tertinggi perusahaan kecelakaan. yang tinggi, terutama dalam kegiatan ekplorasi
yang memiliki intensitas kerja yang tinggi. Bahkan
Dari data kecelakaan tersebut, untuk tahun 2016 kegiatan tersebut seringkali berlangsung dalam
tercatat 141 kecelakaan di sektor operasi hulu waktu 24 jam dengan berbagai kondisi cuaca.
12 13
ATLAS KESELAMATAN MIGAS Vol. 2 - 2017 DIREKTORAT JENDERAL MINYAK DAN GAS BUMI DIREKTORAT JENDERAL MINYAK DAN GAS BUMI ATLAS KESELAMATAN MIGAS Vol. 2 - 2017
Bagian I Bunga Rampai Keselamatan Migas
Jumlah Kecelakaan Dilihat dari korban yang mengalami kecelakaan, dimaklumi karena sebagian besar pekerjaan
dari 188 kecelakaan tahun 2016, sebagian besar diserahkan kepada pihak ketiga sehingga mereka
Tahun Hulu Hilir Total
yaitu 165 kecelakaan menimpa pekerja kontraktor yang paling banyak terpapar sumber bahaya.
F B S R P F B S R P (87,8%) dan sisanya adalah pekerja perusahaan Untuk itu, pengelolaan keselamatan kontraktor
2015 4 10 55 206 27 2 0 2 0 0 306 sebanyak 23 kecelakaan (12,2%). Kondisi ini dapat sangat penting dilakukan.
Jumlah Kecelakaan
Kegiatan Total %
F B S R P
HULU HILIR
Pekerja Tetap 0 0 4 10 9 23 12,23
250 30
Jumlah Kecelakaan
Jumlah Kecelakaan
27 Kontraktor 6 15 22 122 0 165 87,77
206 Total 6 15 26 132 9 188 100
25
200
20
150 140
Jumlah Kecelakaan
15 14 122
105 120
100
10
100
55
50
27 5 80
3
10 12 12 8 2 2 2
4 4 1
0 0 60
2015 2016 2015 2016
40
F = Fatal B = Berat S = Sedang R = Ringan P = Properti 22
20 15
10 9 6
4
Dari sisi keparahan, dari 188 kecelakaan tahun 26 orang, ringan sebanyak 132 orang dan kerusakan 0
2016, tercatat meninggal sebanyak 6 orang, cedara properti sebanyak 9 kejadian. Pekerja Tetap Kontraktor
berat sebanyak 15 orang, cedera sedang sebanyak
F = Fatal B = Berat S = Sedang R = Ringan P = Properti
FATAL
Kecelakaan Menurut Lokasi Kejadian
BERAT
Dilihat dari lokasi kejadian, sebagian besar (82%) dan di offshore sebanyak 23 kecelakaan
SEDANG kecelakaan terjadi dalam kegiatan ekplorasi (12,1%) dan sisanya sebanyak 11 kejadian (5,8%)
produksi di darat (onshore) yaitu 155 kejadian terjadi di kilang dan niaga.
RINGAN
14 15
ATLAS KESELAMATAN MIGAS Vol. 2 - 2017 DIREKTORAT JENDERAL MINYAK DAN GAS BUMI DIREKTORAT JENDERAL MINYAK DAN GAS BUMI ATLAS KESELAMATAN MIGAS Vol. 2 - 2017
Bagian I Bunga Rampai Keselamatan Migas
Jumlah Kecelakaan Sesuai dengan ketentuan perundangan dalam dengan jenis kegiatan yang berbeda-beda, seperti
Kegiatan Total % Pasal 40 UU Migas No 22 Tahun 2001, BU/BUT kegiatan seismik, ekplorasi, ekploitasi, pengolahan
F B S R P
wajib menjamin keselamatan dan kesehatan dan pemurnian, pengangkutan dan penimbunan,
Darat/On shore 5 13 12 117 8 155 82,01 kerja, lingkungan hidup, dan kaidah keteknikan pemasaran dan distribusi produk migas. Keselamatan
dalam menjalankan usahanya. Untuk itu, setiap migas juga menyangkut berbagai aspek, yaitu aspek
Laut/Offshore 1 0 6 15 1 23 12,17 perusahaan yang bergerak dalam kegiatan migas keselamatan pekerja (K3), keselamatan instalasi,
Kilang/Depot 0 0 8 0 3 11 5,82 wajib menempatkan aspek keselamatan migas yang keselamatan lingkungan dan keselamatan umum
meliputi Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3), yang terkait dengan kegiatan operasi perusahaan.
Total 6 13 26 132 12 189 100 Keselamatan Instalasi, Keselamatan Lingkungan dan Untuk mengelola semua aspek tersebut, perlu suatu
Keamanan (K3LK) sebagai bagian integral dalam sistem manajemen keselamatan yang merupakan
kegiatan operasinya setara dengan fungsi lainnya, bagian integral dari operasi perusahaan.
30 seperti produksi, teknik, keuangan dan sumberdaya
Jumlah Kecelakaan
manusia. Sesuai dengan PP No 50, Tahun 2012 Sistem Manajemen Keselamatan Migas (SMKM)
117
tentang Penerapan Sistem Manajemen menyebutkan, disusun dengan pertimbangan sebagai berikut :
25
bahwa setiap perusahaan wajib menerapkan SMK3
di perusahaannya.Kewajiban tersebut berlaku bagi • BU/BUT yang bergerak dan beroperasi dalam
20
perusahaan: yang mempekerjakan pekerja/buruh kegiatan Migas di Indonesia sangat heterogen
paling sedikit 100 (seratus) orang; atau mempunyai dan memiliki latar belakang berbeda.
15 tingkat potensi bahaya tinggi. Selanjutnya dalam • Kegiatan operasi migas dimulai dari hulu sampai
Pasal 4 (2) disebutkan bahwa instansi pembina hilir sangat beragam dan memiliki karakteristik
10 sektor usaha dapat mengembangkan pedoman operasi dan risiko yang berbeda.
penerapan SMK3 sesuai dengan kebutuhan • Kegiatan operasi migas banyak melibatkan jasa
5 berdasarkan ketentuan peraturan perundang- penunjang migas dalam berbagai bidang yang
13 12 15
5 8 6 8 undangan. Berdasarkan hal tersebut, Ditjen Migas memiliki kompetensi dan latar belakang beragam.
1 1 3
0 juga mewajibkan setiap perusahaan yang bergerak • Sistem Manajemen Keselamatan Migas telah
Darat/On shore Laut/Offshore Kilang/Depot
dalam sektor migas untuk menerapkan Sistem banyak dikembangkan oleh berbagai institusi
Manajemen Keselamatan Migas (SMKM). dan perusahaan migas, baik nasional maupun
F = Fatal B = Berat S = Sedang R = Ringan P = Properti global.
Tujuan SMK Migas
Proses dan Elemen Sistem Manajemen
a. Untuk menjamin terwujudnya operasi migas Keselamatan Migas
yang andal dan aman serta ramah linkungan.
b. Sebagai acuan dan pedoman bagi BU/BUT Sebagaimana sistem manajemen lainnya, SMKM
dalam mengembangkan dan melaksanakan juga nengikuti kaidah sistem manajemen yang
keselamatan migas. meliputi proses perencanaan, penerapan, penilaian
c. Memberikan arah dan kerangka penerapan dan pengukuran serta perbaikan yang berkelanjutan.
program SMKM sesuai dengan kaidah yang Elemen implementasi sebagai ciri khas system
berlaku. manajemen keselamatan Migas memuat aspek
d. Sebagai pedoman penilaian pencapaian sebagai berikut :
kinerja SMKM bagi BU/BUT yang menjalankan
operasinya. 1. Komitmen, Kebijakan, dan Kepemimpinan
Elemen ini sangat penting karena memberikan
Lingkup SMK Migas landasan bagi keberhasilan penerapan SMKM
dalam perusahaan. Untuk itu, manajemen
Menerapkan keselamatan dalam industri migas puncak dalam perusahaan harus membangun
sangat kompleks dan berbeda dengan industri dan menunjukkan komitmen yang kuat terhadap
lainnya. Kegiatan migas sangat luas mulai dari aspek keselamatan migas di lingkungannya
hulu (up stream) sampai ke hilir (down stream) masing-masing.
16 17
ATLAS KESELAMATAN MIGAS Vol. 2 - 2017 DIREKTORAT JENDERAL MINYAK DAN GAS BUMI DIREKTORAT JENDERAL MINYAK DAN GAS BUMI ATLAS KESELAMATAN MIGAS Vol. 2 - 2017
Bagian I Bunga Rampai Keselamatan Migas
Manajemen harus menetapkan kebijakan secara dengan design, rancang bangun, pengujian kondisi darurat dengan cepat dan tepat. Dalam dikembangkan berbagai perangkat pengukuran
tertulis dan ditandatangani oleh pimpinan tertinggi dan sertifikasi, mechanical integrity, preventive elemen ini juga tercakup berbagai aspek, yang bersifat “lagging indicator” maupun yang
yang memuat visi, misi, sasaran keselamatan, dan maintenance, management of change, dan seperti pengorganisasian, prosedur tanggap bersifat “leading indicator”. Pemantauan dan
melakukan sosialisasi kepada seluruh pekerja pemeliharaan instalasi migas. darurat, penyediaan sumber daya, komunikasi, pengukuran harus komprehensif yang mencakup
serta memonitor pelaksanaannnya. 6. Pelatihan, Komunikasi, dan Promosi pembinaan, dan pelatihan serta kelangsungan aspek manajemen dan teknis.
2. Pengorganisasian, Sumber Daya dan Keselamatan migas perlu didukung oleh personel bisnis. 11. Penilaian dan Tinjau Ulang (Audit)
Dokumentasi yang kompeten dan andal untuk mengoperasikan 9. Insiden dan Jaminan Kepatuhan Penilaian dan tinjau ulang oleh manajemen
Untuk menjamin keberlangsungan program fasilitas. Untuk itu , unsur manusia memegang Dalam elemen ini disyaratkan adanya suatu puncak adalah untuk memastikan apakah
Keselamatan Migas dalam perusahaan, peranan yang sangat penting. Dalam elemen system pelaporan dan analisa kecelakaan atau system berjalan baik, mengetahui kelebihan
diperlukan pengorganisasian dengan struktur ini tercakup berbagai aspek berkaitan dengan kejadian, dengan tujuan untuk lesson learned dan kelemahan serta upaya untuk peningkatan
yang jelas, dukungan sumber daya yang aspek manusia seperti pelatihan, kompetensi, agar kejadian serupa tidak terulang kembali. berkelanjutan.
memadai serta adanya sistem dokumentasi komunikasi dan pembangunan budaya Perusahaan juga wajib memastikan apakah
yang baik. Menetapkan indikator kinerja dan keselamatan. semua persyaratan, standar atau norma yang Untuk melaksanakannya perlu dikembangkan
menjadikan aspek K3 sebagai salah satu tolok 7. Manajemen Pengamanan berlaku dalam SMKM sudah dipenuhi (comply). system audit serta mekanisme penilaiannya
ukur keberhasilan fungsi maupun individu. Kegiatan Migas merupakan instalasi strategis 10. Pemantauan dan Pengukuran Kinerja apakah SMKM telah dijalankan dengan baik. Hal
3. Pengelolaan Risiko sehingga digolongkan dalam objek vital. Untuk Elemen ini berkaitan dengan system pemantauan ini sesuai dengan Kepmen ESDM no 38 tahun
Elemen ini merupakan inti dari SMK Migas yang itu, aspek keamanan yang meliputi pengaman dan pengukuran untuk mengetahui apakah 2017 yang memuat adanya kewajiban bagi
beorientasi kepada risiko (risk based approach). fisik dan non fisik, perlu dikelola dengan SMK Migas yang dijalankan telah terpenuhi BU/BUT untuk memiliki SMK yang terintegrasi
Untuk itu, setiap kegiatan migas harus dilengkapi baik dengan menerapkan sistem manajemen sesuai dengan persyaratan. Untuk itu harus dengan manajemen perusahaan.
dengan analisa risko yang komprehensif dari pengamanan.
perencanaan, rancang bangun, konstruksi, 8. Manajemen Krisis dan Tanggap Darurat
pengoperasian, pemeliharaan dan pasca operasi. Elemen ini berkaitan dengan kesiapan dan
dan kemudian digunakan sebagai dasar dalam kemampuan dalam menghadapi kondisi darurat.
mengembangkan progam keselamatan migas Kegiatan Migas mengandung potensi bahaya
untuk terjaminnya operasi migas yang aman. yang sangat tinggi terhadap kecelakaan dan
4. Pengelolaan Operasional. bencana sehingga setiap perusahaan wajib
Kegiatan Migas sangat luas dan beregam serta mempersiapkan diri sehingga mampu mengatasi
berbeda karakteristiknya, jenis bahaya, tingkat
risiko sehingga perlu dikembangkan pedoman
operasi yang aman. Untuk itu, setiap kegiatan
operasi Migas harus dilengkapi dengan pedoman
keselamatan operasi yang disusun secara
spesifik sesuai untuk masing-maaing kegiatan
seperti pengeboran, seismik, pengolahan,
pengangkutan dan lainnya.
5. Manajemen Aset dan Instalasi
Kegiatan Migas didukung oleh
sarana, teknologi dan infra struktur
yang sangat luas dan beragam,
bahkan banyak diantaranya yang
sangat komplek seperti kilang
minyak atau offshore. Untuk itu,
dalam elemen ini perusahaan
wajib memastikan bahwa semua Siklus PDCA
instalasi dan peralatan telah dirancang,
dipabrikasi, dibangun, dioperasikan atau
dipelihara dengan mengikuti kaidah keteknikan
yang baik sehingga terjamin kehandalan dan
keamanannya. Elemen ini akan berkaitan
18 19
ATLAS KESELAMATAN MIGAS Vol. 2 - 2017 DIREKTORAT JENDERAL MINYAK DAN GAS BUMI DIREKTORAT JENDERAL MINYAK DAN GAS BUMI ATLAS KESELAMATAN MIGAS Vol. 2 - 2017
Bagian II Lesson Learned Kecelakaan Migas
Berdasarkan data Direktorat Jenderal (Ditjen) Minyak dan Gas Bumi (Migas), Kementerian
Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), data statistik kecelakaan kerja pada kegiatan
hulu migas tahun 2016 yang bersifat berat menunjukkan peningkatan dibandingkan tahun
sebelumnya.
Pada tahun 2016, kecelakaan berat berjumlah tersebut masih diperdebatkan karena mulai adanya
BAGIAN II 12 kejadian, sedangkan pada 2015 mencapai
10 kejadian. Sementara itu, kecelakaan ringan
kesadaran dari KKKS untuk melaporkan kecelakaan
kerja yang terjadi di lingkungannya.
jumlahnya mengalami penurunan. Pada 2015,
jumlahnya mencapai 206 peristiwa. Setahun Sebagai bagian dari upaya meningkatkan
LESSON LEARNED berikutnya, jumlahnya mencapai 105 peristiwa. keselamatan migas, sudah saatnya untuk mengubah
paradigma dengan membuka hasil investigasi
KECELAKAAN MIGAS Sementara untuk data kecelakaan di kegiatan hilir kecelakaan. Investigasi kecelakaan bukanlah suatu
migas, kecelakaan berat yang tercatat mengalami aib dan bukan sesuatu yang merusak citra. Namun
peningkatan. Pada tahun 2016, kecelakaan berat dengan membuka hasil investigasi kecelakaan,
mencapai 3 kejadian dan ringan 27 kejadian. akan memberikan dampak yang sangat baik bagi
Angka ini melonjak cukup signifikan dibandingkan berbagai pihak agar tidak menimbulkan kecelakaan
tahun 2015. Kecelakaan di hilir migas ini sebagian seperti yang pernah terjadi sebelumnya. Inilah
besar disebabkan ulah masyarakat yang kurang prinsip lesson learned. Jadi, bukannya mencari siapa
menjaga keselamatan migas. Catatan ini menjadi yang salah, melainkan bagaimana memperbaiki
tantangan yang harus dibenahi, meski angka-angka kesalahan yang telah terjadi agar tak terulang di
masa mendatang.
20 21
ATLAS KESELAMATAN MIGAS Vol. 2 - 2017 DIREKTORAT JENDERAL MINYAK DAN GAS BUMI DIREKTORAT JENDERAL MINYAK DAN GAS BUMI ATLAS KESELAMATAN MIGAS Vol. 2 - 2017
Bagian II Lesson Learned Kecelakaan Migas
1
Tanggal,1 Januari 2017
HULU KEBAKARAN SUMUR ARIO DAMAR – 1 Disaat pekerjaan sirkulasi untuk mengontrol aliran sumur dengan
menaikkan berat CF dari 9,4 ppg menjadi 9,8 ppg. Koneksi hose salah
DI KABUPATEN MUSI RAWAS, SUMATERA SELATAN 00.00 – 00.15 WIB satu mud tank terlepas sehingga crude oil tumpah ke area sekitar mud
tank. Selanjutnya diarahkan ke arah mud pit dengan tujuan agar tumpahan
minyak tidak menggenangi area sekitar mud tank dan rig
Tiba-tiba terjadi kebakaran di area tumpahan minyak dan api langsung
menyambar peralatan yang berada disekitarnya seperti 3 unit mud tank,
00.15 – 00.20 WIB
DATA KEJADIAN 1 unit water tank, 1 unit fire pump, 3 unit shale shaker, filtration unit dan
degasser.
Jenis Kecelakaan : 01-Januari-2017
Lokasi Kejadian : Kabupaten Musi Rawas, Sumatera Selatan. Fire pump ikut terbakar, sehingga perlu bantuan dari Block Station. Proses
Jenis Kejadian : Kebakaran 00.20 WIB
pemadaman berlangsung hingga pukul 03.00 WIB.
Korban : Tidak ada korban jiwa atau cedera
Kerugian Material : Gangguan operasi
ANALISA PENYEBAB
Penyebab Langsung dari dalam sumur. Kondisi ini dipicu ketika berat
URAIAN SINGKAT KEJADIAN jenis lumpur diturunkan dari 9,6 ppg ke 9,4 ppg.
Adanya tumpahan minyak sebagai bahan yang
Pada tanggal 01 Januari 2017 pukul 00.15 terjadi kegiatan perbaikan sumur (well services). Api dapat mudah terbakar yang kemudian berakumulasi dan Penyebab Dasar
kebakaran di Sumur Ario Damar – 1 (ADM-1) yang dipadamkan sekitar 3 jam kemudian dan tidak membentuk campuran mudah menyala. Di dekat
berlokasi di Kabupaten Musi Rawas, Provinsi menimbulkan korban jiwa atau cedera. tumpahan terdapat junction box pada mud tank yang • Lack of Procedure
Sumatera Selatan pada saat sedang dilakukan tidak bersifat explosion proof sehingga menjadi Tidak adanya prosedur tertulis untuk antisipasi
sumber api yang memicu timbulnya kebakaran. penanganan kick, uji fungsi BOP & Accumulator
Unit serta prosedur lainnya.
KRONOLOGI KEJADIAN Penyebab Utama • Lack of Engineering
Tidak adanya peralatan pendeteksi gejala kick;
Tanggal 31 Desember 2016 Penyebab utama adalah adanya semburan yang tidak memadainya kapasitas mud pit untuk
tidak terkendali yang didahului oleh timbulnya kick mengantisipasi laju alir semburan dan tata letak
Masuk rangkaian bit 6” + BHA (Bottom Hole Assembly) sampai kedalaman tidak sesuai persyaratan. Beberapa parameter
11.00 – 15.00 WIB
3.858 ft penting tidak dicatat di dalam DDR (Daily
Lanjut masuk rangkaian bit 6 “ + BHA dengan sirkulasi dari kedalaman Drilling Report), antara lain : weight indicator,
15.00 – 15.30 WIB
3.858 sampai 3.920 ft. SPM : 72, SPP : 1450 psi SICP, SIDP.
Tanpa sepengetahauan Company Man, atas inisiatif Drilling Engineer dan • Lack of Supervision
Production Engineer melakukan sirkulasi dan menurunkan CF (Gas Parameter Lemahnya pengawasan dari pihak manajemen
15.30 – 18.00 WIB
Coefficient) dari 9,6 ppg ke 9,4 ppg dengan maksud meminimalisasi lapangan.
kerusakan formasi. Pompa Hi Vis 15 bbls
• Lack of Awareness
Memeriksa aliran 10 menit – static, cabut rangkaian bit 6” + BHA sampai Pengelolaan risiko belum optimal sehingga
18.00 – 22.30 WIB
339,95 ft ketika terjadi semburan pertama tidak diikuti
Mud Engineer memantau adanya semburan dari dalam sumur yang dengan upaya mitigasi yang memadai sehingga
terpantau di bell nipple dan segera melaporkannya ke Tool Pusher dan terjadi tumpahan minyak yang kemudian
Rig Superintendent. Atas inisiatif sendiri, Tool Pusher menutup BOP (Blow terbakar.
Out Preventer) pipe ram melalui BOP remote controller di rig floor dan Tool
• Lack of Communication
Pusher membuka HCV (Hydraulic Choke Valve) melalui BOP remote controller
di rig floor, semburan langsung ke flare dan dibakar. Tercatat SIDP (Shut-in Lemahnya komunikasi antara semua unsur
22.30 – 24.00 WIB dalam pekerjaan seperti company man,
Drill Pipe Pressure) 300 psi dan SICP (Shut-in Casing Pressure) 1000 psi.
Menaikkan berat CF ke 9,8 ppg. Karena api terlalu besar di flare pit dan kontraktor, mud engineer, rig superintendent dan
telah menyambar pohon karet disekitarnya dan dengan pertimbangan lainnya.
keberadaan porta camp yang berjarak 19,5 meter dari flare pit, maka aliran
dari sumur disalurkan melalui Mud Gas Separator (Poor Boy) selanjutnya
masuk ke mud tank.
22 23
ATLAS KESELAMATAN MIGAS Vol. 2 - 2017 DIREKTORAT JENDERAL MINYAK DAN GAS BUMI DIREKTORAT JENDERAL MINYAK DAN GAS BUMI ATLAS KESELAMATAN MIGAS Vol. 2 - 2017
HULU | Kebakaran Sumur Ario Damar – 1 Bagian II Lesson Learned Kecelakaan Migas
di Kabupaten Musi Rawas, Sumatera-Selatan
DATA KEJADIAN
Jenis Kecelakaan: : 11 Januari 2017 jam 15:00 WIB
Lokasi kejadian : Desa Tanjung Kaputran, Kabupaten Musi Banyu Asin,
Sumatera Selatan
Jenis kejadian : Kebakaran
Korban : 2 (dua) orang meninggal dunia, 20 (dua puluh) orang luka bakar
Kerugian material : -
Pada tanggal 11 Januari 2017 sekitar jam 15.00 meninggal dunia. Kebakaran berhasil dipadamkan
Kegiatan Well Service sudah merupakan kegiatan • Kelaikan peralatan sangat penting sehingga WIB terjadi kebakaran di salah satu sumur migas oleh Tim Damkar Kabupaten Musi Banyu Asin, namun
rutin yang dilakukan berulang-ulang sehingga sebelum memulai kegiatan harus dipastikan tanpa izin (illegal drilling) di Desa Tanjung Kaputran. sampai saat ini sumur masih aktif mengeluarkan
sering terabaikan, khususnya aspek keselamatan. dan diperiksa kelaikan serta kesesuaiannya Lokasi kejadian ini termasuk dalam Wilayah Kerja minyak dan gas. Sebagian penambang liar masih
Dari berbagai kejadian ini ada beberapa hal yang dengan standar yang berlaku. Blok Coridor milik Conoco Phillips (Grissik) Ltd. tetap bekerja pasca kebakaran.
perlu mendapat perhatian dan pembelajaran • Perlengkapan pencegahan kebakaran harus
• Prosedur operasi untuk setiap kegiatan dalam kondisi baik, dan ditempatkan di lokasi Kebakaran mengakibatkan korban luka bakar
harus dibuat dengan lengkap, dipahami dan pada jarak yang aman dan jauh dari sumber sebanyak 20 (dua puluh) orang dan 2 (dua) orang
dilaksanakan secara konsisten oleh semua bahaya, seperti Fire Pump dan fasilitas lainnya.
unsur dalam operasi. • Kompetensi dari pekerja well service sangat
• Perlu dilakukan analisa dan langkah pengamanan penting untuk menjamin keselamatan operasi,
sesuai dengan karakteristik masing-masing oleh karena itu perlu dilakukan pembinaan
sumur untuk mencegah terjadinya kick dari secara berkesinambungan kepada semua
dalam sumur. pekerja.
24 25
ATLAS KESELAMATAN MIGAS Vol. 2 - 2017 DIREKTORAT JENDERAL MINYAK DAN GAS BUMI DIREKTORAT JENDERAL MINYAK DAN GAS BUMI ATLAS KESELAMATAN MIGAS Vol. 2 - 2017
HULU | Kebakaran Pada Operasi Pemboran Ilegal Sumur Minyak Bagian II Lesson Learned Kecelakaan Migas
di Desa Tanjung Kaputran.
Kabupaten Musi Banyu Asin, Sumatera-Selatan
Kegiatan penambangan liar sudah berlangsung kedalaman rata-rata sekitar 200-300 m dengan Penyebab dasar dari kejadian ini adalah adanya Dalam operasinya mereka tidak memperhatikan
cukup lama di daerah Desa Tanjung Keputran ukuran lubang 5 inci dan tidak diberi casing. Sumur- kegiatan illegal drilling yang dilakukan oleh aspek keselamatan, baik dari segi teknis peralatan,
yang melibatkan banyak penambang liar. Menurut sumur ini dimanfaatkan oleh masyarakat untuk masyarakat. Mereka memanfaatkan sumur-sumur metoda, sumber daya maupun lingkungannya.
salah seorang penambang, jumlah sumur illegal diambil minyaknya dan kemudian diolah dan/ yang sudah tidak dioperasikan lagi. Pengelolaan Dengan demikian, potensi bahaya sangat tinggi dan
sudah lebih dari 300 sumur. Terdapat ribuan sumur atau dijual. Di sekitar area tersebut terdapat juga sumur bekas ini kurang mendapat pengawasan yang kecelakaan hanya menunggu waktu.
yang tidak berproduksi lagi karena sudah tidak tempat pengumpulan dan pengolahan yang sangat baik. Akibatnya, kegiatan illegal menjadi meluas.
ekonomis dan saat ini ditutup. Sumur memiliki sederhana.
LESSON LEARNED
Kejadian kecelakaan dan kebakaran dalam kegiatan bahaya kebakaran, pencemaran lingkungan, dan
illegal drilling atau illegal tapping sudah terjadi lainnya.
berulang kali dan menimbulkan korban yang besar. • Bagi Pemerintah pusat dan Daerah, khususnya
Dalam tahun 2016, juga terjadi kebakaran dalam Ditjen Migas perlu melakukan sosialisasi
kegiatan illegal tapping di daerah Tempino yang kepada masyarakat dan seluruh instansi terkait
mengakibatkan korban jiwa. Pada dasarnya kegiatan untuk melakukan pencegahan pemboran sumur
ini adalah melanggar hukum (illegal), namun terjadi illegal.
pembiaran dan tidak ada tindakan dari pihak terkait. • Perlu langkah terpadu antara semua pihak
untuk menanggulangi permasalahan sosial yang
Gambar 2. Gambar 3. Untuk menghindari timbulnya risiko perlu dilakukan mungkin menjadi penyebab tindakan illegal.
langkah-langkah mitigasi sebagai berikut:
Lubang Sumur Kondisi area sumur paska kebakaran • Bagi BU/BUT, program penutupan sumur harus
dilakukan dengan mempertimbangkan aspek
keselamatan untuk mencegah terjadinya
PENYEBAB LANGSUNG
Kebakaran selalu disebabkan adanya unsur segitiga dapat terjadi sewaktu-waktu jika terjadi sumber api.
api. Dalam kejadian ini, sumber bahan bakar berasal Disekitar lokasi, banyak ditemukan potensi sumber
dari minyak yang keluar dari sumur dan diolah api, antara lain dari peralatan yang tidak explosion
masyarakat. Pada saat cuaca panas, maka tingkat proof, mesin penggerak pompa, merokok, percikan
penguapan akan tinggi, yang mengakibatkan api akibat benturan logam atau lainnya.
akumulasi gas berbahaya menjadi luas. Kebakaran
PENYEBAB DASAR
Gambar 4.
26 27
ATLAS KESELAMATAN MIGAS Vol. 2 - 2017 DIREKTORAT JENDERAL MINYAK DAN GAS BUMI DIREKTORAT JENDERAL MINYAK DAN GAS BUMI ATLAS KESELAMATAN MIGAS Vol. 2 - 2017
Bagian II Lesson Learned Kecelakaan Migas
Wilayah kerja PT. Prakarsa Betung Meruo Senami Maatschappij), sekitar 50 km sebelah barat daya
Jambi (PBMSJ) terletak di Kabupaten Batanghari, kota Jambi. Hidrokarbon yang terperangkap di
Propinsi Jambi (Gambar 1). Wilayah kerja ini struktur Betung ini mencakup area seluas 5,13 km2
termasuk dalam wilayah administrasi Pertamina EP berdasarkan hasil pemetaan geologi permukaan
Sumatera Bagian Tengah, Lapangan Bajubang. dan pengeboran ke dalam lapisan batu pasir di
area Air Benakat dengan kedalaman reservoir antara
Lapangan Betung ditemukan pada tahun 1921 100-300 meter.
oleh NIAM (Nederlandsch-Indische Aardolie
Gambar 2.
Lokasi lapangan
Betung Meruo
Senami, jambi
28 29
ATLAS KESELAMATAN MIGAS Vol. 2 - 2017 DIREKTORAT JENDERAL MINYAK DAN GAS BUMI DIREKTORAT JENDERAL MINYAK DAN GAS BUMI ATLAS KESELAMATAN MIGAS Vol. 2 - 2017
HULU | Kecelakaan Fatal Pada Rig TMS#01 Bagian II Lesson Learned Kecelakaan Migas
di Sumur 15A/BTJ#213 TAC Pertamina EP Prakarsa
Betung Meruo Senami Jambi
KRONOLOGI KEJADIAN:
• Pada tanggal 4 Pebruari 2017 pukul 4.00 wib, • Kedua floor man tersebut kemudian diminta LESSON LEARNED
operasional rig sedang melakukan pemboran turun oleh korban untuk membantu perbaikan
di kedalaman 122,7 m. Derrickman melaporkan mud pump #1. Mengetahui korban bekerja
kepada Tool pusher tentang adanya kerusakan sendiri, satu orang floor man lainnya kemudian Kecelakaan akibat tertimpa hook block memang condition terhadap para pekerja.
pada rubber piston dari mud pump #1. naik ke atas rig floor, namun oleh korban diminta jarang sekali terjadi, namun begitu terjadi akibatnya - Tiap pekerja hanya dilibatkan pada
• Pukul 4.30 wib, Tool pusher setelah untuk segera turun membantu perbaikan mud sangat fatal. Untuk menghindari terulangnya pekerjaan yang sesuai dengan kompetensi
berkoordinasi dengan korban, memerintahkan pump #1. kejadian yang serupa, selain diperlukan sertifikasi dan jabatannya.
untuk melakukan perbaikan terhadap mud • Pada pukul 04.55 wib, terdengar suara benturan kompetensi kerja terhadap pekerja sebagaimana - Tidak melakukan pekerjaan sendirian di atas
pump #1, dimana kegiatan sirkulasi dilakukan yang berasal dari rig floor dimana semua pekerja diwajibkan oleh ketentuan Peraturan Menteri rig floor pada saat menangani rig sedang
menggunakan mudpump #2. Saat itu korban kemudian segera naik dan menemukan korban Energi dan Sumber Daya Mineral No. 05 Tahun 2015 beroperasi.
berada di rig floor pada posisi di drilling console sudah jatuh dalam posisi terlentang di depan tanggal 20 Januari 2015 tentang Pemberlakuan - MOC harus di terapkan dan diinformasikan
bersama 2 (dua) orang floor man. v-door dan tertimpa hook block. Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia di melalui Tool box meeting dan lain-lain
Bidang Kegiatan Usaha Minyak dan Gas Bumi Secara kepada pekerja-pekerja terkait sampai
Wajib, maka disarankan pula untuk: mereka paham.
PENYEBAB KEJADIAN • Meningkatkan manajemen pengawasan - Menyiapkan SOP dan JSA yang baik dan
terhadap para pekerja terutama untuk benar untuk pekerjaan di atas rig floor.
Saat kejadian berlangsung, tidak ada saksi mata • Bekerja sendirian menangani pekerjaan mencegah terjadinya unsafe act dan unsafe
yang menyaksikan terjadinya kecelakaan tersebut yang bersifat kritis tanpa ada rekan lain yang
karena tidak ada orang lain di atas rig floor selain mendampingi.
korban. • Pada saat rig sedang beroperasi, korban ikut
terlibat dengan pekerjaan lain (memperbaiki
Dari hasil investigasi di lapangan, didapatkan hal- mud pump) yang bukan tanggung jawabnya
hal sebagai berikut : sebagai driller.
• Sebelum kejadian, pada tanggal 31 Januari b. Terjadi Unsafe Condition (Substandard Condition).
2017 telah dilakukan inspeksi menggunakan Brake pin lock tidak difungsikan, auxiliary brake
metode safety check list bersama Inspektur dalam kondisi off, safety chain lever dalam
Migas, dan temuan hasil inspeksi telah ditindak kondisi kendor.
lanjuti serta dilaporkan ke Ditjen Migas pada
tanggal 1 Februari 2017. 2) Penyebab tidak langsung (Basic Cause):
• Urutan kejadian dari pembacaan data mud • Kurangnya koordinasi. Tidak ada koordinasi
logging unit: pekerjaan antara supervisor dan teman
- Pukul 04.25 WIB, kelly down pada kedalaman sekerja sehingga korban harus mengerjakan
121,59 m pekerjaan yang berbahaya sendirian
- Pukul 04.38 WIB, penggantian rubber piston • Faktor lupa & ketidaksengajaan. Tidak
mud pump #1 sambil working pipe dilakukan. diketahui tujuan korban meninggalkan
- Pukul 04.52 WIB, Traveling block mulai jatuh drilling console.
- Pukul 04.53 WIB, terjadi benturan antara • Kurangnya pengetahuan dan pemahaman
swivel dengan rotary table (diperkirakan terhadap risiko pekerjaan.
korban sudah dalam keadaan tertimpa hook • Kurangnya pengawasan dari supervisor
block). sehingga korban terlibat dalam pekerjaan
• Pada saat kejadian ditemukan brake pin lock perawatan mud pump yang bukan
tidak difungsikan, auxiliary brake dalam kondisi merupakan tanggung jawabnya sebagai
off dan safety chain lever dalam kondisi kendor. seorang driller.
30 31
ATLAS KESELAMATAN MIGAS Vol. 2 - 2017 DIREKTORAT JENDERAL MINYAK DAN GAS BUMI DIREKTORAT JENDERAL MINYAK DAN GAS BUMI ATLAS KESELAMATAN MIGAS Vol. 2 - 2017
Bagian II Lesson Learned Kecelakaan Migas
Tindakan penanggulangan yang dilakukan adalah gunakan software MOTUM untuk melakukan
4 HULU KEBOCORAN SUBSEA PIPELINE PALANG – FSO JOB PPEJ menurunkan laju pemompaan crude oil dari CPA
ke FSO dan menutup valve 10” old pipeline di
tracking, simulasi dan monitoring pergerakan
tumpahan minyak dengan memasukkan data
Palang Station sehingga tidak ada lagi kebocoran. cuaca, angin, arus/gelombang.
Kemudian memberi tanda pada titik kebocoran • Melakukan survey lokasi sekitar area yang
tersebut sambil mengamati dampak kebocoran di kemungkinan terkena tumpahan minyak sesuai
sekitar lokasi. dengan trajectory model.
DATA KEJADIAN • Mengidentifikasi sumber daya yang diperlukan
Jenis Kecelakaan : Kebocoran Pipeline Beberapa upaya yang telah dilakukan untuk untuk melakukan pembersihan tumpahan
Lokasi Kejadian : Subsea Pipeline Palang - FSO penanggulangan tumpahan minyak tersebut minyak.
Tanggal : 20 Agustus 2015 adalah: • Memobilisasi peralatan untuk pembersihan
Dampak : - Kerugian sebesar ± Rp. 3,2 Milyar • Mengidentifikasi dan mengumpulkan beberapa tumpahan minyak, bekerja sama dengan pihak
- Tumpahan Minyak 5,66 - 14,24 barrel data antara lain : tipe minyak, sea/wind forecast, ketiga.
estimasi tumpahan. • Melakukan pembersihan tumpahan minyak
➢ Membuat pemodelan trajectory dengan meng sesuai peralatan dan metode standar.
JOB PPEJ mempunyai fasilitas pipeline untuk Palang, Tuban. Dengan adanya laporan tersebut
mentransfer crude oil dari CPA (Central Processing survey dan pengecekan kelokasi titik kebocoran
Area) menuju ke FSO Cinta Natomas. Pada saat langsung dilakukan dengan menggunakan perahu
itu terdapat laporan dari nelayan yang melihat dan ditemukan adanya kebocoran pada subsea
Gambar 2.
adanya tumpahan minyak (oil spill) dengan jarak pipeline dengan koordinat Lat: 6°53’25.7”S, Long :
sekitar 1 kilometer dari lokasi Palang Station, Kec. 112°09’29.3”E.
Proses
pembersihan
Pantai
Gambar 1.
Flow Diagram
Shipping ke FSO
32 33
ATLAS KESELAMATAN MIGAS Vol. 2 - 2017 DIREKTORAT JENDERAL MINYAK DAN GAS BUMI DIREKTORAT JENDERAL MINYAK DAN GAS BUMI ATLAS KESELAMATAN MIGAS Vol. 2 - 2017
HULU | Kebocoran Subsea Pipeline Palang – FSO JOB PPEJ Bagian II Lesson Learned Kecelakaan Migas
PENYEBAB KEBOCORAN
Dari hasil survey dan investigasi setelah kejadian e. Titik kebocoran terletak pada posisi sekitar jam
ditemukan beberapa fakta antara lain : 12 dan berjarak sekitar 3 cm dari sambungan
a. Sekitar 80% posisi pipeline di sekitar lokasi las ke arah FSO.
Gambar 3. kebocoran berada di atas permukaan seabed,
sementara sekitar 20% terpendam oleh pasir Dari fakta di atas dapat disimpulkan bahwa
dan lumpur. kebocoran yang terjadi pada subsea pipeline di
b. Permukaan subsea pipeline sudah ditumbuhi atas kemungkinan disebabkan oleh kondisi coating
marine growth. pada sambungan pipa yang sudah rusak akibat
c. Kondisi coating pada sambungan pipa di area terkena benda keras yang kemungkinan berasal
Sebelum titik kebocoran terlihat sudah rusak (coating dari peralatan nelayan saat mencari ikan, sehingga
dan Sesudah yang tersisa sekitar 20%, dan hanya di bagian menyebabkan pipa mengalami korosi eksternal.
Pembersihan bawah pipa saja).
d. Lubang kebocoran mengerucut/conus dengan
diameter luar lebih besar daripada diameter
dalam.
LESSON LEARNED
34 35
ATLAS KESELAMATAN MIGAS Vol. 2 - 2017 DIREKTORAT JENDERAL MINYAK DAN GAS BUMI DIREKTORAT JENDERAL MINYAK DAN GAS BUMI ATLAS KESELAMATAN MIGAS Vol. 2 - 2017
Bagian II Lesson Learned Kecelakaan Migas
• Jam 10.42 WIB : Marine Loading Arm (MLA) mulai • Jam 15.05 WIB : Dilakukan upaya pemadaman
5 HILIR KEBAKARAN KAPAL LPG disambung
• Jam 11. 42 WIB : Kegiatan pembongkaran
atau pendinginan dengan menggunakan fasilitas
water monitor yang terdapat di dermaga.
SAAT PEMBONGKARAN LPG DI TERMINAL TANJUNG SEKONG dimulai • Diketahui ada 2 orang korban yang kemudian
• Jam 15.04 WIB : Tiba-tiba terjadi ledakan berupa dievakuasi ke darat dan seterusnya di rawat di
suara dentuman yang terdengar sampai ke area Rumah Sakit.
terminal. Dentuman diikuti oleh asap tebal
DATA KEJADIAN
Jenis Kejadian : Ledakan di Kapal Tanker LPG FAKTA-FAKTA YANG DITEMUKAN DI LAPANGAN
Tanggal Kejadian : 20 November 2015
Lokasi : Jetty Terminal LPG Tanjung Sekong, Banten Dari hasil investigasi dan wawancara ada beberapa • Sebelumnya ada permintaan dari pihak kapal
Korban : 2 orang luka bakar serius fakta yang dapat diidentifikasi untuk melakukan perbaikan pada ESD
Kerusakan : Kamar mesin Kapal terbakar • MLA dalam kondisi baik (ada catatan laporan
Alat yang terlibat : - • Adanya suara dentuman yang diikuti asap tebal hasil pengetesan MLA dengan hasil baik dan
• Kebakaran terjadi dibagian buritan kapal atau tidak ada kebocoran)
dalam area ruang Mesin • Pihak Control room di darat mencatat adanya
• Kebakaran berupa flash fire yang bersifat sinyal alarm pada MLA
sesaat, akibat adanya akumulasi gas.
URAIAN SINGKAT KEJADIAN
Terminal LPG Tanjung Sekong merupakan terminal (island berth) untuk membongkar dan memuat
LPG yang terbesar di Indonesia.Terminal dilengkapi LPG (Loading/Unloading). LPG didatangkan dengan ANALISIS KEJADIAN
dengan 4 tangki timbun dan fasilitas dermaga kapal tanker dari kilang atau dari floating storage.
1) Penyebab Langsung
Kebakaran disebabkan adanya gas hydrocarbon Point (FP) atau titik nyala dari suatu bahan. Untuk
yang bercampur dengan udara yang membentuk gas Propane, flash point adalah -1100C dan butane
campuran mudah meledak (explosive mixture). -600C. Untuk minyak diesel, Flash Point adalah
Gas LPG atau bahan bakar mesin mengandung 380C. Artinya jika suhu ruangan kamar mesin
senyawa HC seperti Propane, Butane dan senyawa melebihi 380C, bocoran diesel atau LPG sudah
lebih berat lainnya. Untuk membentuk uap dalam berada pada batas titik nyalanya (lihat tabel
ruangan, faktor yang menentukan adalah Flash dibawah).
Gambar 1.
BAHAN FP (°C) BAHAN FP (°C)
JET FUEL, JP-6 38 METANA -159
KEROSIN 30-70 BENSIN - 43
PROPANA - 104 ETANOL/SPIRITUS 13
Area Terminal LPG BUTANA - 60 HIDROGEN < - 60
Tanjung Sekong, SULFIDA
Banten.
MINYAK DISEL 38 ASETILIN - 18
Pada saat kejadian, Sabtu tanggal 20 November Adapun uraian kejadiannya dilaporkan sebagai Untuk dapat terbakar di udara, gas hidrokarbon Explosion Limit). Untuk propane, batas nyala/
2015 pukul 15.04 , kapal LPG/C Nusa Bintang baru berikut : harus bercampur dengan udara dalam komposisi flammable range (FR) adalah antara 2,37 - 9,5% di
merapat dan baru memulai pembongkaran LPG, • Jam 01.06 WIB : Kapal merapat di jetty tertentu yang disebut batas ledak yang dikenal udara (lihat tabel berikut ini).
ketika tiba-tiba terjadi dentuman/ledakan yang membawa muatan dari Teluk Semangka dengan LEL (Lower Explosion Limit) dan UEL (Upper
mengakibatkan 2 orang awak mengalami luka bakar.
36 37
ATLAS KESELAMATAN MIGAS Vol. 2 - 2017 DIREKTORAT JENDERAL MINYAK DAN GAS BUMI DIREKTORAT JENDERAL MINYAK DAN GAS BUMI ATLAS KESELAMATAN MIGAS Vol. 2 - 2017
HILIR | Kebakaran Kapal LPG Bagian II Lesson Learned Kecelakaan Migas
Saat Pembongkaran LPG di Terminal Tanjung Sekong
38 39
ATLAS KESELAMATAN MIGAS Vol. 2 - 2017 DIREKTORAT JENDERAL MINYAK DAN GAS BUMI DIREKTORAT JENDERAL MINYAK DAN GAS BUMI ATLAS KESELAMATAN MIGAS Vol. 2 - 2017
Bagian II Lesson Learned Kecelakaan Migas
DESKRIPSI KEJADIAN
6 HILIR KEBAKARAN SPBU 44.571.24 SOLO
• Pada tanggal 14 dan 15 Agustus 2016, pihak • Teknisi (korban) kemudian datang dengan
SPBU melakukan pembersihan/ pencucian menaiki sepeda motor dan langsung
dan sekaligus melakukan kalibrasi pada tangki memarkirnya di dekat dombak Pertalite yang
pendam Premium yang akan berganti fungsi dalam keadaan terbuka untuk memperbaiki
DATA KEJADIAN menjadi tangki pendam Pertalite. Pembersihan/ switching system yang rusak. Korban dengan
pencucian dilakukan menggunakan air (water memegang peralatan kerja selanjutnya masuk
Tipe Kejadian : Ledakan dan kebakaran pada dombak Pertalite flush), dan kalibrasi dilakukan oleh pihak ke dalam dombak Pertalite dan pada saat yang
Tanggal Kejadian : Selasa, 16 Agustus 2016 Metrologi Pemda setempat. hampir bersamaan datang sebuah mobil pick-
Lokasi Kejadian : SPBU DODO No. 44.571.24 di Jalan Wolter Monginsidi • Setelah pembersihan tersebut, pihak SPBU up bermuatan telor masuk ke dalam pulau Solar
No. 88, Solo, Jawa Tengah selanjutnya meminta mobil tangki Pertalite di bagian sisi yang berdekatan dengan lubang
Korban : 2 (dua) orang cidera luka bakar untuk melakukan pengisian pada tangki dombak untuk mengisi BBM/Solar. Salah
Kerugian : - Sejumlah kabel di dalam dombak dan manhole terbakar. pendam tersebut. Tangki pendam Pertalite seorang petugas yang sekaligus Supervisor
- Kerusakan pelat penutup (cover) pada dua buah dispenser tersebut terhubung dengan duabuah dispenser, SPBU bersiap-siap untuk melayani mobil
dan pelat penutup (cover) pada tiang kanopi bagian bawah. yaitu satu untuk melayani sepeda motor dan tersebut. Dalam hitungan detik setelah itu yaitu
lainnya melayani mobil. Pada saat dicoba sekitar jam 09.53 WIB terjadi ledakan disertai
untuk menjalankan dispenser Pertalite, semburan api atau flash fire dari dalam dombak
salah satu pompa pendam (submersible Pertalite dimana saat itu Teknisi, sedang
pump) ternyata tidak berfungsi. Pihak SPBU bekerja memperbaiki switching system (lihat
URAIAN SINGKAT KEJADIAN kemudian memanggil Teknisi langganan Gambar). Pada waktu yang hampir bersamaan
SPBU untuk memperbaiki switching system juga muncul semburan api dari dalam manhole
Pada hari Selasa, 16 Agustus 2016 sekitar jam Pertalite dimana seorang Teknisi sedang melakukan pompa pendam yang tidak berfungsi tersebut. yang terletak dibagian pulau pompa solar.
09.53 WIB telah terjadi ledakan disertai kebakaran perbaikan. Dan pada saat yang hampir bersamaan, Untuk memperbaiki switching system tersebut Sesaat setelah flash fire terjadi, Teknisi berhasil
pada SPBU yang berlokasi di Jalan Wolter semburan api juga keluar dari dalam manhole yang dibutuhkan untuk mengganti kapasitor keluar dari dalam dombak dan bahkan sempat
Monginsidi , Solo, Jawa Tengah. Peristiwa tersebut terletak di samping dispenser pulau Solar. Setelah dimana kapasitor pengganti yang baru masih mengambil APAR untuk memadamkan kobaran
terjadi pada saat pihak SPBU sedang melaksanakan itu, kobaran api sempat berhenti, tetapi kemudian harus dipesan. Selama pemesanan kapasitor/ api susulan yang hanya muncul dari dalam
perbaikan pada switching system pompa pendam muncul kembali dari dalam dombak Pertalite perbaikan switching system yang rusak tersebut, dombak Pertalite.
(submersible pump) yang terpasang di dalam tangki sampai akhirnya dapat dipadamkan oleh Teknisi dispenser Pertalite yang satunya tetap melayani • Akibat ledakan dan flash fire, Teknisi mengalami
produk Pertalite. Dua hari sebelumnya pada tangki tersebut (yang telah berhasil keluar dari dalam pelanggan. luka bakar serius sedangkan Petugas/Supervisor
tersebut telah dilakukan pencucian/pembersihan dombak) menggunakan APAR yang diambil dari • Pada tanggal 16 Agustus 2016 pagi sebelum mengalami luka bakar ringan. Disamping itu
menggunakan air (water flushing) dan sekaligus tiang kanopi di pulau pompa Solar. kejadian, mobil tangki Pertalite dan mobil tangki akibat ledakan dan kebakaran tersebut sejumlah
dilakukan kalibrasi sehubungan dengan perubahan solar melakukan pembongkaran (unloading) kabel yang berada didalam dombak dan ducting
peruntukan tangki dari Premium ke Pertalite. Akibat kejadian tersebut, dua orang petugas yaitu ke dalam tangki pendam SPBU. Saat itu situasi mengalami kerusakan, termasuk kerusakan
Perbaikan switching system dilakukan karena salah seorang Teknisi dan seorang Supervisor mengalami SPBU terlihat sangat ramai dengan pelanggan, pada pelat penutup (cover) dua buah dispenser
satu dari dua pompa pendam yang terpasang di luka bakar. Disamping itu akibat efek ledakan di termasuk pada pulau solar yang jaraknya sangat dan penutup tiang kanopi bagian bawah.
dalam tangki tersebut tidak berfungsi. dalam ducting juga telah menimbulkan kerusakan berdekatan dengan lokasi dombak Pertalite
pada sejumlah kabel yang terpasang di dalam yang saat itu sedang dalam keadaan terbuka.
Pada saat sebelum kejadian, seorang Teknisi dombak dan/atau ducting serta pada sejumlah
Pemeliharaan langganan sedang melakukan pelat penutup (cover) dua buah dispenser dan
perbaikan switching system di dalam dombak tangki tiang kanopi bagian bawah. Walaupun kejadian
Pertalite, sedangkan seorang petugas/Supervisor tersebut tidak mengakibatkan kerusakan yang
SPBU sedang bersiap-siap melayani mobil berarti pada konstruksi dan peralatan utama SPBU,
pelanggan di dispenser pulau Solar yang letaknya akan tetapi dari segi peluang bisnis, SPBU tersebut
berdekatan dengan dombak tersebut. Hanya dalam diperkirakan telah mengalami kerugian yang cukup
hitungan detik setelah itu, tiba-tiba terjadi ledakan besar karena dalam beberapa hari setelah kejadian,
dan flash fire yang berasal dari dalam dombak SPBU tersebut tidak dapat beroperasi.
40 41
ATLAS KESELAMATAN MIGAS Vol. 2 - 2017 DIREKTORAT JENDERAL MINYAK DAN GAS BUMI DIREKTORAT JENDERAL MINYAK DAN GAS BUMI ATLAS KESELAMATAN MIGAS Vol. 2 - 2017
HILIR | Kebakaran SPBU 44.571.24 Solo Bagian II Lesson Learned Kecelakaan Migas
• Lack of Skill and Competences efektif, pekerja kontraktor dapat bekerja tanpa
Pengetahuan dan pemahaman personil/ ijin dan tanpa pengawasan.
petugas SPBU tentang aspek keselamatan dan • Lack of Risk Awareness
risiko dalam pengelolaan (pengoperasian dan Pihak SPBU tidak melakukan identifikasi
pemeliharaan) SPBU masih rendah. Aspek ini bahaya/resiko terhadap kegiatan perbaikan/
juga berkaitan dengan pelatihan bagi petugas pemeliharaan peralatan/instalasi SPBU.
SPBU. • Lack of Standar
• Lack of Supervision Standar kerja aman untuk SPBU belum tersedia
Sistem pengawasan terhadap pekerja/teknisi atau tidak lengkap misalnya sistem ijin kerja,
Gambar 1.
perbaikan peralatan/instalasi SPBU belum gas test dan lainnya,
LESSON LEARNED
Foto tayangan
CCTV pada saat
terjadinya ledakan Ada beberapa pembelajaran yang dapat diperoleh
dan kebakaran dari kejadian tersebut, yaitu antara lain bahwa:
yang berasal dari
dombak Pertalite. • Pengelola SPBU pada umumnya kurang − Setiap pekerjaan harus dilindungi dengan
memahami pentingnya SMK3 dalam ijin kerja. Tidak ada kegiatan yang dijalankan
pengoperasian dan pemeliharaan SPBU yang tanpa ijin pimpinan SPBU
melibatkan bahan yang mudah menyala/terbakar − Pekerja terutama pihak ketiga yang
dan meledak, dan kaidah-kaidah keselamatan melakukan pekerjaan di SPBU harus disaring
ANALISA PENYEBAB KEJADIAN belum dilaksanakan secara konsisten. dengan ketat dengan menerapkan CSMS
• Kegiatan non rutine seperti kegiatan dan dipastikan memiliki kompetensi yang
a) Penyebab Langsung perbaikanpada peralatan/instalasi di lingkungan memadai tentang keselamatan Migas
• Tindakan tidak aman (substandard act) di proses pembongkaran (unloading) BBM dari SPBU harus dilakukan dengan persyaratan − Di setiap SPBU perlu ditunjuk seorang
perkirakan telah dilakukan oleh Teknisi ketika mobil tangki ke tangki pendam yang dilakukan keselamatan kerja yang ketat antara lain: Safetyman yang bertanggung jawab dalam
memperbaiki switching system pada salah beberapa waktu sebelumnya sehingga kadar − Wajib didahului dengan analisa bahaya dan pengawasan aspek keselamatan
satu pompa pendam (submersible pump) yang uap BBM di dalam dombak dan/atau ducting risikodengan membuat JSA yang detail
terletak di dalam dombak tangki Pertalite, yaitu diperkirakan telah mencapai kondisi flammable
yang bersangkutan tidak memiliki Ijin Kerja range. Disamping itu akumulasi uap BBM
(permit), tidak memakai APD yang memadai, diperkirakan juga terjadi di dalam ducting akibat
tidak melakukan gas test, dan peralatan kerja lubang ukur pengecekan level BBM (dipping
yang digunakan tidak didasarkan pada analisa hole) yang selalu dibiarkan dalam keadaan
bahaya/resiko. Kegiatan perbaikan tersebut tidak tertutup. Lebih jauh kondisi tidak aman
diduga telah menimbulkan percikan listrik yang diperkirakan juga terjadi karena selama proses
memicu terjadinya ledakan dan semburan api perbaikan switching system pada dombak
(kebakaran). Di samping itu, pada saat pekerjaan Pertalite berlangsung kegiatan pelayanan
perbaikan dilakukan, dispenser Pertalite yang pelanggan masih tetap dilakukan tanpa disertai
terhubung dengan pompa pendam lainnya dengan upaya melakukan isolasi yang memadai
diperkirakan tetap beroperasi untuk melayani terhadap dombak Pertalite yang sedang dalam
pelanggan. Lebih jauh, petugas SPBU secara perbaikan.
umum tidak memahami dengan baik tentang
bahaya process safety yang dapat terjadi dalam b) Penyebab Tidak Langsung (Penyebab Dasar)
pengoperasian dan pemeliharaan SPBU. • Lack of Management
• Kondisi tidak aman (substandard condition) Aspek leadership dan komitmen dari pemilik/
diperkirakan terjadi karena keberadaan dan manajemen SPBU terhadap sistem manajemen
akumulasi uap BBM di dalam dombak dan/ keselamatan migas (SMKM) belum optimal, dan
atau ducting mengalami peningkatan akibat hanya fokus pada aspek bisnis (business oriented).
42 43
ATLAS KESELAMATAN MIGAS Vol. 2 - 2017 DIREKTORAT JENDERAL MINYAK DAN GAS BUMI DIREKTORAT JENDERAL MINYAK DAN GAS BUMI ATLAS KESELAMATAN MIGAS Vol. 2 - 2017
Bagian II Lesson Learned Kecelakaan Migas
KRONOLOGI KEJADIAN
7 HILIR KECELAKAAN MOBIL TANGKI DI PORONG
• Sekitar jam 05.00 pagi, mobil tangki BBM menimbulkan percikan api sehingga
berangkat dari terminal BBM Tanjung Perak mengakibatkan truk terbakar
menuju SPBU di kota Malang. • Pada saat bersamaan, ketika mobil tangki
• Ketika melaju di jalan tol dari arah Sidoarjo, oleng ke kanan, dua mobil melintas di jalur
DATA KEJADIAN tiba-tiba Mobil tangki bergerak dari jalur kanan dan menabrak bagian belakang truk dan
tengah ke kiri menabrak pagar pengaman menghantam pagar pembatas tengah jalan tol
Tipe Kejadian : Kecelakaan Lalu Lintas jalan dan pilar penyangga jalan layang. sehingga terbakar. Pengemudi terjebak dalam
Tanggal Kejadian : 8 September 2016 Akibat gesekan tangki dengan pilar jalan kendaraan dan turut terbakar.
Lokasi kejadian : Jl Tol Surabaya Porong Km 32
Korban : 1 (satu) orang meninggal
Kerugian : 1 (satu) Mobil Tangki rusak berat Data Kendaraan
Alat yang terlibat : Mobil Tangki kapasitas 32 ton.
• Mobil tangki BBM kapasitas 32 KL buatan tahun • Dilengkapi dengan sarana penanggulangan
2007 tergolong Kelas A 5 As Sumbu Pelayanan. kebakaran yang standar.
• Mobil tangki menggunakan Bottom Loader • Kendaraan dalam kondisi baik dan laik jalan
URAIAN SINGKAT KEJADIAN dengan system pneumatic. (baru dilakukan perawatan berkala).
• Tangki dari material aluminium alloy terdiri atas 4 • Mobil tidak dilengkapi dengan GPS dan
Pada tanggal 8 September 2016 jam 07.50 WIB Mobil tangki yang sedang terbakar kemudian compartemen masing-masing 8000 L kapasitas. pembatas kecepatan (speed limit).
di KM 32.700 jalan Tol Surabaya-Porong terjadi bertabrakan dengan kendaraan lainnya yang
kecelakaan mobil tangki pengangkut BBM jenis mengakibatkan pengemudi kendaraan tersebut
Pertamax kapasitas 32 KL diikuti dengan kebakaran. ikut terbakar dan meninggal dunia.
Gambar 1.
Gambar 2.
Posisi
kecelakaan
Mobil Tangki
BBM 32 KL
44 45
ATLAS KESELAMATAN MIGAS Vol. 2 - 2017 DIREKTORAT JENDERAL MINYAK DAN GAS BUMI DIREKTORAT JENDERAL MINYAK DAN GAS BUMI ATLAS KESELAMATAN MIGAS Vol. 2 - 2017
HILIR | Kecelakaan Mobil Tangki Di Porong Bagian II Lesson Learned Kecelakaan Migas
Kecelakaan lalu lintas merupakan peringkat 3. Aspek kesehatan untuk pengemudi sangat
pertama dalam kecelakaan di Indonesia. Setiap menentukan dan perlu mendapat perhatian
tahun puluhan korban meninggal di jalan raya. termasuk pengaruh obat-obatan. Diperlukan
Menurut data dari Polri, sebagian besar kecelakaan system pengecekan kesehatan sebelum supir
disebabkan oleh perilaku pengemudi di jalan raya. berangkat dari terminal BBM
Angkutan mobil tangki sangat rawan kecelakaan. 4. Awak angkutan mobil tangki BBM disyaratkan
Mengelola pengemudi jauh lebih sulit dibanding minimal 2 (dua) awak sehingga dapat saling
mengelola pekerja di dalam pabrik atau depot. membantu atau mengontrol. .
Gambar 3. Ketika sudah berada di jalan raya, kontrol 5. Pengawasan perilaku pengemudi harus
perusahaan terhadap perlaku pengemudi akan dilakukan secara ketat baik secara perorangan,
semakin sulit kelompok dengan menggunakan berbagai
teknik termasuk secara teknis misalnya dengan
Untuk mencegah kecelakaan tidak terulang ada memasang GPS atau speed limit dan Log sheet
Pilar Jembatan beberapa pelajaran yang dapat diambil 6. Perlu dilakukan road risk assessment untuk
pada Ruas Jalan setiap rute yang dilewati guna mengantisipasi
Tol KM 32,7 1. Angkutan mobil tangki sangat rawan kecelakaan. kondisi jalan dan lingkungannya.
Waru - Porong Mengelola pengemudi jauh lebih sulit dibanding 7. Rancangan truk tangki harus mempertimbangkan
mengelola pekerja di dalam pabrik atau depot. adanya benturan dari samping dan belakang
Ketika sudah berada di jalan raya, kontrol sehingga kendaraan harus tahan terhadap
• Kontur jalan tol Waru Sidoarjo saat masuk km • Pada km 32,7 terdapat pilar jembatan layang di perusahaan terhadap perlaku pengemudi akan benturan. Hal ini dapat dilakukan dengan
28 s/d 34 menurun membentuk sudut hampir atas jalan tol (lihat gambar 3). semakin sulit meningkatkan spesifikasi material tangki atau
20 derajat dan menikung dengan belokan • Kondisi jalan beraspal dan terawat dengan baik, 2. Manajemen pengemudi sangat diperlukan dengan menambahkan penguat (reinforcement)
membentuk huruf S. rambu-rambu terawat dan tampak dengan jelas yang dilakukan secara terpadu sejak proses
pemilihan (recruitment) sampai selama bekerja
yang meliputi pembinaan dan pengawasan.
ANALISA PENYEBAB KECELAKAAN
Terlebih karena pengemudi telah bekerja
Penyebab Langsung sejak dini hari, dan kemudian mengemudikan
kendaraan seorang diri dan tidak didukung
Pengemudi mobil tangki menjalankan kendaraan sistem pengawasan seperti speed limit atau
dengan cara tidak aman, baik kecepatan maupun GPS. Perilaku pengemudi yang kurang baik yang
penguasaan jalan. Kecepatan kendaraan diduga dipengaruhi oleh aspek pembinaan, pemilihan
melampaui batas aman yang ditetapkan. pengemudi sebelum kerja (recruitment) dan
proses komunikasi.
Penyebab Dasar
• Lack of Engineering
Aspek yang mendukung terjadinya kecelakaan ini Mobil tangki pada dasarnya dirancang sudah
antara lain : aman dan memenuhi kaidah keteknikan
yang baik. Namun dalam kejadian ini, ketika
• Lack of Management menyenggol pagar, diduga tangki sobek dan
Pengawasan terhadap perilaku, kondisi fisik minyak menyembur keluar dan terkena percikan
dan kesehatan awak angkutan tidak optimal. api sehingga terjadi kebakaran.
46 47
ATLAS KESELAMATAN MIGAS Vol. 2 - 2017 DIREKTORAT JENDERAL MINYAK DAN GAS BUMI DIREKTORAT JENDERAL MINYAK DAN GAS BUMI ATLAS KESELAMATAN MIGAS Vol. 2 - 2017
Bagian II Lesson Learned Kecelakaan Migas
48 49
ATLAS KESELAMATAN MIGAS Vol. 2 - 2017 DIREKTORAT JENDERAL MINYAK DAN GAS BUMI DIREKTORAT JENDERAL MINYAK DAN GAS BUMI ATLAS KESELAMATAN MIGAS Vol. 2 - 2017
HILIR | Ledakan & Kebakaran di Generator Room Bagian II Lesson Learned Kecelakaan Migas
Tongkang OB Easter 333
DATA KEJADIAN
50 51
ATLAS KESELAMATAN MIGAS Vol. 2 - 2017 DIREKTORAT JENDERAL MINYAK DAN GAS BUMI DIREKTORAT JENDERAL MINYAK DAN GAS BUMI ATLAS KESELAMATAN MIGAS Vol. 2 - 2017
HILIR | Ledakan Tangki Aspal di Kilang Cilacap Bagian II Lesson Learned Kecelakaan Migas
DISKRIPSI KEJADIAN 3) Sumber panas ini sudah cukup untuk dapat mendidihkan
Terdapat berbagai sumber panas yang dapat flushing oil HGO (IBP 290oC), dan terbentuklah
• Tanggal 28 September 2016 sekitar jam 03.00 dilakukan penggantian pompa karena pompa menimbulkan terjadinya kebakaran, yaitu antara lain: campuran uap hidrokarbon di dalam tangki
WIB memulai persiapan pengosongan tangki sebelumnya mengalami kerusakan. Sekitar jam • Percikan listrik yang bersumber dari heater (berdasarkan safety data sheet gas oil/heavy
dengan ketinggian cairan sekitar 810 mm. 12 siang, pemompaan masih berlangsung dan yang digunakan yaitu jenis electric heater yang vacum gas oil Shell Trading Rotterdam, >250oC).
• Tanggal 30 September, Operator mengisi tangki pengawas meninggalkan lokasi untuk makan dipasang sebagai pemanas cairan. Terdapat Pada saat mendekati waktu kejadian, dengan
dengan flushing oil (HGO) untuk mengencerkan siang/istirahat. 6 unit heater dan pada saat kejadian dua unit memperhatikan laju pemompaan yang terjadi
cairan aspal agar bisa dipompa sampai • Pada jam 12.18 WIB terdengar ledakan keras electric heater pada posisi trip, sedangkan 4 (berdasarkan data log sheet), level fluida
ketinggian 1952 mm. pada tangki yang disertai kebakaran. Petugas (empat) unit lainnya masih pada posisi ON. sebenarnya sudah mendekati bagian atas dari
Dilanjutkan dengan pemompaan isi tangki pemadam kebakaran datang ke lokasi dan • Pyrite yaitu senyawa antara besi dengan sulfur electric heater sesuai log sheet dibawah ini.
sampai level 1486 mm dan kemudian dilakukan berhasil mengendalikan dan memadamkan yang dapat terbentuk pada tangki minyak
penambahan flushing oil sampai level 2028 mm. kebakaran dalam waktu kurang dari 2 jam. yang bereaksi dengan udara. Banyak kejadian
• Tanggal 5 Oktober 2016, pada saat kegiatan ledakan pada tangki aspal akibat senyawa pyrite
flushing dan pengosongan masih berjalan, katika kontak dengan pksigen dapat menyala
• Permukaan panas (hot surface) :
Sesuai dengan persyaratan, permukaan heater
ANALISA PENYEBAB KEJADIAN harus selalu terendam minimal 2 cm di bawah
permukaan cairan. Pada jam 12.15 WIB, level
Terjadinya kebakaran disebabkan oleh 3 unsur Tangki digunakan untuk menampung aspal yang fluida di dalam tangki diperkirakan sekitar
segitiga api yaitu udara, bahan bakar dan sumber tergolong minyak berat yang dalam kondisi 542 mm atau hanya sekitar 67 mm di atas
panas. Kebakaran terjadi karena adanya akumulasi normal tidak mudah menguap, namun karena level top electric heater yang temperaturnya
gas hidrokarbon di udara sehingga membentuk dipanaskan dengan heater maka ada potensi actualnya sekitar 580oC, sehingga pada kondisi
campuran yang siap meledak (explosive mixture) terjadinya uap hidrokarbon. Ketika kemudian
pada flammable range. dimasukkan HGO yang bersifat lebih ringan dan
lebih mudah menguap dan dipanaskan dengan
1) Sumber bahan bakar heater akan lebih cepat berubah menjadi uap
Campuran uap hidrokarbon berasal dari fluida yang mengisi ruang kosong di atas cairan di Tabel 1.
yang disimpan dalam tangki yaitu aspal yang dalam tangki. Uap hidrokarbon ini bercampur
dicampur dengan flushing oil (HGO). dengan udara kemudian mencapai komposisi
mudah meledak.
Uap fluida dalam tangki kemudian mencapai Simulasi
batas flammable range karena level cairan Penurunan
yang sedang dikeluarkan turun. Hal tersebut Hidrokarbon di
juga menyebabkan campuran hidrokarbon Dalam Tangki
Gambar 2. tersebut terpapar sumber panas (electric heater)
yang tidak cukup terendam sehingga terjadi
overheating dan mencapai temperatur jauh
di atas fire point uap fluida (maksimum seting
temperatur heater 760oC).
. Kondisi tangki Gambar 3.
dalam operasi 2) Sumber oksigen
normal Tangki diperuntukkan untuk produk bitumen
(aspal) yang tergolong produk kelas III D. Jenis
tangki adalah atmospheric dilengkapi dengan
breather valve sistem free venting, sehingga Kondisi ruang tangki setelah
udara (O2) bebas keluar masuk tangki. digunakan HGO dan level cairan
lebih rendah dari heater
52 53
ATLAS KESELAMATAN MIGAS Vol. 2 - 2017 DIREKTORAT JENDERAL MINYAK DAN GAS BUMI DIREKTORAT JENDERAL MINYAK DAN GAS BUMI ATLAS KESELAMATAN MIGAS Vol. 2 - 2017
HILIR | Ledakan Tangki Aspal di Kilang Cilacap Bagian II Lesson Learned Kecelakaan Migas
Gambar 5.
Perbandingan level
heater dengan
nozzle outlet
54 55
ATLAS KESELAMATAN MIGAS Vol. 2 - 2017 DIREKTORAT JENDERAL MINYAK DAN GAS BUMI DIREKTORAT JENDERAL MINYAK DAN GAS BUMI ATLAS KESELAMATAN MIGAS Vol. 2 - 2017
Bagian II Lesson Learned Kecelakaan Migas
Pada tanggal 4 Juni 2017 sekitar pukul 14.30 WIB melihat berteriak minta tolong kepada pekerja
10 HILIR KECELAKAAN KERJA PADA PEMBANGUNAN JARINGAN PIPA GAS saat kegiatan purging sedang berlangsung, seorang
pekerja masuk kedalam bak valve tanpa ijin dan
lain yang berada di dekat lokasi. Pekerja tersebut
kemudian masuk ke dalam bak valve dengan
JALUR SENAYAN CITY - PONDOK INDAH MALL, JAKARTA SELATAN tanpa menggunakan peralatan APD yang memadai. maksud menolong, tetapi yang bersangkutan juga
Beberapa saat kemudian, teman sekerjanya ikut tidak sadarkan diri. Setelah itu bantuan datang
menemukan yang bersangkutan tergeletak dalam dan kedua pekerja di evakuasi, namun keduanya
kondisi tidak sadarkan diri. Teman sekerja yang sudah dalam keadaan meninggal dunia.
DATA KEJADIAN
56 57
ATLAS KESELAMATAN MIGAS Vol. 2 - 2017 DIREKTORAT JENDERAL MINYAK DAN GAS BUMI DIREKTORAT JENDERAL MINYAK DAN GAS BUMI ATLAS KESELAMATAN MIGAS Vol. 2 - 2017
HILIR | Kecelakaan Kerja Pada Pembangunan Jaringan Pipa Gas Jalur Bagian II Lesson Learned Kecelakaan Migas
Senayan City - Pondok Indah Mall, Jakarta Selatan
PT Tawu Inti Bati adalah suatu perusahaan Dalam rangka peningkatan produksi, perusahaan
Pekerjaan di ruang tertutup sangat sering • Pemahaman tentang ijin kerja sangat perlu joint venture antara perusahaan local dengan bermaksud menambah tangki timbun untuk bahan
menimbulkan kecelakaan di lingkungan Migas. Dari diberikan kepada semua pihak, khususnya perusahaan Cina yang bergerak dalam bidang baku minyak bekas, sebanyak 2 unit tangki dengan
berbagai kasus, ada beberapa pelajaran yang dapat Kontraktor yang bekerja di lingkungan pengolahan minyak bekas dan pelumas bekas bentuk tangki kerucut / silo, yang dipesan dari
diambil, yaitu antara lain : perusahaan untuk diolah menjadi produk bahan bakar khusus. kontraktor lokal.
• Tidak ada pekerjaan yang dapat dilakukan • Pengawasan terhadap pekerjaan yang dilakukan Lokasi pabrik terletak di Jl. Raya Karawang, Desa
tanpa didukung oleh ijin kerja yang sesuai, dalam ruang tertutup harus mendapat Taman Mekar, Karawang. Pabrik dibangun pada Setelah tangki selesai dibangun di workshop
apapun pekerjaannya. Pekerjaan kecil sering perhatian dan perlakuan secara ketat, termasuk tahun 2010 di atas lahan seluas 26.789 m2. Pabrik milik kontraktror, tangki diangkut dengan truk dan
disepelekan dan dilakukan dengan cepat tanpa penyediaan sistem tanggap darurat dan ini memperoleh bahan baku minyak bekas dan dipasang dilokasi. Pekerjaan pemasangan tangki
mengurus ijin kerja yang diwajibkan dengan evakuasinya pelumas bekas yang dikumpulkan dari pemasok telah dinyatakan selesai, dan mulai dilakukan
alasan mengejar waktu. Hal ini sangat sering • Setiap pekerjaan berbahaya harus dilengkapi dengan kapasitas sekitar 38.000 ton pertahun atau pekerjaan pengujian, yang ditemukan adanya
terjadi dan dilakukan oleh pekerja di lapangan. dengan analisa resiko. lebih kurang 128 ton per hari. kebocoran/rembesan pada bagian atap (tutup
Lebih baik terlambat melakukan pekerjaan dari manhole), sehingga pihak pabrikasi diminta untuk
pada berakhir dengan kecelakaan. Proses pengolahan minyak bekas dan pelumas memperbaikinya di lokasi.
tersebut adalah dengan memanaskan campuran
kedua bahan baku tersebut di dalam heater, Untuk perbaikan, pihak kontraktor menugaskan
kemudian dimasukkan kedalam kolom destilasi 2 orang pekerja, yang salah seorang dari mereka
untuk pemisahan berdasarkan titik didihnya adalah tukang las, dan mereka melakukan
menjadi 3 komponen utama yaitu fraksi Bensin, HSD perbaikan di atas atap tangki. Pekerjaan perbaikan
(Solar) dan residu. Dengan demikian, pabrik hanya ini dilakukan tanpa dilindungi dengan sistem ijin
merupakan proses fisika dan tidak mengandung kerja dan tidak dilakukan pemeriksaan gas. Tiba-
proses kimia atau yang melibatkan reaksi kimia. tiba ketika pengelasan dimulai, tangki meledak.
Unit pengolahan dilengkapi dengan 9 tangki Atap tangki terlepas dan terlontar sekitar 10 meter
timbun yang terletak dalam satu bund-wall dengan dari lokasi dan mengakibatkan 2 pekerja yang
menggunakan dinding beton untuk menampung berada di atas terlempar dan meninggal di lokasi.
bahan baku dan hasil olahannya.
58 59
ATLAS KESELAMATAN MIGAS Vol. 2 - 2017 DIREKTORAT JENDERAL MINYAK DAN GAS BUMI DIREKTORAT JENDERAL MINYAK DAN GAS BUMI ATLAS KESELAMATAN MIGAS Vol. 2 - 2017
HILIR | Ledakan Tangki PT Tawu Inti Bati di Karawang Bagian II Lesson Learned Kecelakaan Migas
60 61
ATLAS KESELAMATAN MIGAS Vol. 2 - 2017 DIREKTORAT JENDERAL MINYAK DAN GAS BUMI DIREKTORAT JENDERAL MINYAK DAN GAS BUMI ATLAS KESELAMATAN MIGAS Vol. 2 - 2017
HILIR | Ledakan Tangki PT Tawu Inti Bati di Karawang Bagian II Lesson Learned Kecelakaan Migas
Kegiatan operasi Migas nengadung risiko tinggi 3. Kegiatan apapun dalam operasi migas harus
dan sangat rawan terhadap bahaya kecelakaan dan dilakukan oleh personel dan perusahaan yang
kebakaran. Karena itu mengelola industri migas kompeten dan memahami potensi bahaya DATA KEJADIAN
tentu tidak sama dengan jenis usaha lainnya. Migas.
Pengolahan minyak bekas misalnya, mungkin 4. Penerapan aspek keselamatan Migas, harus Jenis Kecelakaan : Kebakaran
bagi masyarakat awam dianggap pekerjaan dijalankan dan diawasi secara penuh oleh Lokasi Kejadian : TBBM Medan Group Labuan Deli-Medan
biasa saja sehingga tidak memperhatikan aspek setiap unsure terkait sejak proses perijinan, Tanggal : 12 November 2016
keselamatannya. Namun ternyata dapat berakibat pembangunan dan pengoperasiannya. Korban : 2 orang (Luka bakar masing-masing 18% dan 3% Kategori 2A)
fatal seperti terjadi di pabrik pengolah minyak 5. Setiap kegiatan Migas walaupun skala kecil, wajib Kerusakan : Dua tangki rusak (T-18 dan T-19)
bekas PT Tawu ini. menerapkan Sistem Manajemen Keselamatan Peralatan terkait : Pompa portable, Lampu sorot, kabel-kabel, PSV/vacuum breaker,
yang sesuai dan dijalankan secara konsisten 3 drum /200 liter Pertamax.
Dari kejadian ini banyak pelajaran yang dapat 6. Khusus untuk pekerjaan pengelasan dalam
dipetik antara lain : lingkungan industry Migas harus diperlakukan
1. Lube oil bekas yang digunakan sebagai feed secara khusus dengan menerapkan kaidah
proses, bisa saja mengandung campuran keselamatan yang ketat. Pekerjaan pengelasan URAIAN SINGKAT KEJADIAN
HC ringan sehingga harus dilakukan uji dalam suatu tangki atau peralatan bekas
laboratorium sebelum dilakukan pengolahan, mengandung produk minyak harus dilakukan Kebakaran terjadi saat dilakukan perbaikan tangki Sebagai rangkaian kegiatan tersebut, perlu dilakukan
dan pengendalian bahaya-bahaya yang terkait dengan persyaratan keselamatan yang ketat T-19 yang telah idle selama kurang lebih 7 (tujuh) pekerjaan pengosongan pipa outlet T-19 dengan
dengan penanganan bahan tersebut harus dengan menerapkan system ijin kerja yang bulan dimana sebelumnya digunakan untuk men-drain/mengosongkan sisa BBM melalui flange/
sesuai dengan karakteristik bahannya. sesuai dan dilakukan pemeriksaan dan analisa menampung Premium. Didasarkan atas kebutuhan flensan dan ditampung dengan terpal yang kemudian
2. Dalam melakukan kegiatan Migas, bagaimana risiko yang memadai. yang mendesak untuk meningkatkan kapasitas dipompakan kembali ke tangki T 18 dengan kondisi
pun kecilnya dan sederhananya suatu kegiatan 7. Penggunaan pekerja asing harus dilakukan timbun Pertamax guna mendukung target penjualan berisikan Pertamax sebanyak 1500 kl.
harus tetap memperhatikan dan menerapkan secara selektif dan melalui pengawasan yang BBK (Bahan Bakar Khusus) Perta-series, maka T-19
aspek keselamatan yang ketat. ketat. akan digunakan untuk mendukung penambahan Kebakaran terjadi saat dilakukan pengosongan
stok Pertamax. Untuk itu perlu dilakukan perbaikan BBM di dalam pipa melalui celah kedua flanges,
meliputi pekerjaan penggantian bottom plate, roof direnggangkan dengan menggunakan pengungkit
framing dan meninggikan level tangki dengan lama yang terbuat dari baja, sementara sebelumnya
pekerjaan sekitar 4-5 bulan dilaksanakan oleh seluruh baut pengikat flanges sudah dilepaskan.
kontraktor.
Flange yang
direnggangkan
Minyak yang
ditampung dengan
terpal.
Gambar 1. Gambar 2.
Area dan posisi tangki Tempat kejadian dan posisi para pekerja
62 63
ATLAS KESELAMATAN MIGAS Vol. 2 - 2017 DIREKTORAT JENDERAL MINYAK DAN GAS BUMI DIREKTORAT JENDERAL MINYAK DAN GAS BUMI ATLAS KESELAMATAN MIGAS Vol. 2 - 2017
HILIR | Kebakaran Tangki di TBBM Labuan Deli Medan Bagian II Lesson Learned Kecelakaan Migas
6) Tidak jelas perintah untuk menimbah minyak security ( banyak pencurian BBM melalui fasilitas
dari terpal ke drum dan penggunaan pompa drain sistem).
untuk memompakan Pertamax ke dalam tangki 8) Valve dari T-18 ke header line passing
Gambar 3. T-18 ( inisatif pekerja tanpa memperhatikan
risiko bahaya/tidak ada analisa risikonya). Dengan menggunakan Fault Tree Analysis dan CLC
7) Tidak ditemukan fasilitas drain di line sesuai model patut diduga sumber panas /api berasal dari:
standard engineering, dengan alasan masalah
64 65
ATLAS KESELAMATAN MIGAS Vol. 2 - 2017 DIREKTORAT JENDERAL MINYAK DAN GAS BUMI DIREKTORAT JENDERAL MINYAK DAN GAS BUMI ATLAS KESELAMATAN MIGAS Vol. 2 - 2017
Bagian III Benchmarking
Manfaat benchmarking adalah untuk saling beragam seperti peningkatan program keselamatan
berbagi pengalaman antar perusahaan untuk dan pencegahan kecelakaan, lingkungan hidup dan
menghindarkan agar kesalahan serupa tidak konservasi energi, peningkatan efisiensi operasi,
terulang kembali. keamanan operasi serta pembinaan budaya
keselamatan. Mudah-mudahan hasil Benchmarking
Dalam Atlas vol. 2 ini cukup banyak masukan yang ini dapat bermanfaat bagi semua pihak dalam
kami terima dari berbagai pihak baik pada operasi meningkatkan keselamatan Migas.
hulu maupun hilir. Aspek yang ditampilkan juga
BAGIAN III
BENCHMARKING
66 67
ATLAS KESELAMATAN MIGAS Vol. 2 - 2017 DIREKTORAT JENDERAL MINYAK DAN GAS BUMI DIREKTORAT JENDERAL MINYAK DAN GAS BUMI ATLAS KESELAMATAN MIGAS Vol. 2 - 2017
Bagian III Benchmarking
RINGKASAN
Gangguan operasi di fasilitas lapangan onshore Dari 21 kasus illegal tapping di 2014 dan 24 kasus
ConocoPhillips (Grissik) Ltd. (CPGL) sering terjadi di 2015 dapat ditekan menjadi 6 kasus di 2016 dan Gambar 2.
beberapa tahun belakangan ini, seperti pencurian belum ada kasus illegal tapping di 2017. Dari 162
minyak dari pipa produksi (illegal tapping), kasus encroachment yang terdaftar sudah dapat
perambahan lahan (encroachment) serta gangguan diselesaikan 88 kasus dalam satu setengah tahun ini.
keamanan.
Kasus-kasus gangguan tersebut dapat diselesaikan Lapangan
Gangguan tersebut menjadi suatu tantangan melalui beragam usaha di antaranya patroli ConocoPhillips
bagi CPGL dalam menangani dan mengendalikan keamanan yang sangat tinggi frekuensinya dilakukan (Grissik) Ltd.
gangguan tersebut. Usaha-usaha yang telah di siang dan malam hari, menggunakan teknologi drone
lakukan dalam beberapa tahun belakangan ini dapat untuk wilayah-wilayah yang dianggap rawan, dan
membuahkan hasil dengan berkurangnya kasus- memasang tanda wilayah CPGL dalam memerangi
kasus illegal tapping serta encroachment. encroachment.
LATAR BELAKANG
Semua produksi gas dari berbagai lapangan dialirkan Pipa penyalur minyak yang menghubungkan antara
ke lapangan Grissik untuk didistribusikan ke dalam Suban, Grissik, dan Rawa menuju tangki darat di
pipa sales, dan untuk minyak/kondensat ditampung Ramba sering mengalami gangguan keamanan
di tangki darat melalui pipa penyalur bawah tanah, berupa illegal tapping.
kemudian dikapalkan melalui Oil Barge untuk
disimpan di Corridor Storage Tanker (CST) sebelum Contoh gangguan illegal tapping terjadi antara lain:
dilakukan commercial lifting.
Gambar 1.
Wilayah Kerja
ConocoPhillips
(Grissik) Ltd.
68 69
ATLAS KESELAMATAN MIGAS Vol. 2 - 2017 DIREKTORAT JENDERAL MINYAK DAN GAS BUMI DIREKTORAT JENDERAL MINYAK DAN GAS BUMI ATLAS KESELAMATAN MIGAS Vol. 2 - 2017
Bagian III Benchmarking
Selain penambahan frekuensi patroli, kelengkapan Penambahan beberapa security post juga terus
patroli juga ditambah, seperti search light, portal ditingkatkan untuk menunjang sistem pengamanan.
sebagai pembatas, dan penghambat jalan.
Kasus Illegal
Tapping
70 71
ATLAS KESELAMATAN MIGAS Vol. 2 - 2017 DIREKTORAT JENDERAL MINYAK DAN GAS BUMI DIREKTORAT JENDERAL MINYAK DAN GAS BUMI ATLAS KESELAMATAN MIGAS Vol. 2 - 2017
Bagian III Benchmarking
3.4 Pengetesan Tekanan Pipa Secara Acak 3.5 Komodo (Terrain Vehicle) Surveillance
Selain pengawasan dari luar pipa, pengawasan dari Terdapat 12 unit Komodo yang berpatroli di atas
dalam pipa juga dilakukan dengan pengujian tekanan jalur pipa sehingga pengawasan dan kontrol bisa
minyak di dalam pipa secara acak yang dibagi lebih dekat dibandingkan dengan menggunakan
dalam beberapa bagian. Tujuan dari pengetesan ini kendaraan ringan.
adalah untuk mengetahui secara pasti apabila ada
penurunan tekanan akibat illegal tapping tersebut. Patroli dengan Komodo ini meliputi wilayah-wilayah
seperti dalam peta pada gambar 8.
Gambar 6.
Rute Patroli
Komodo
Gambar 7.
Patroli Komodo dilakukan di siang hari oleh 2 (dua) atas pipa sehingga pengawasan atau pemeriksaan
orang operator Komodo yang langsung berjalan di secara visual dapat dilakukan dengan baik.
Pos Security
3.3 Kerjasama dengan Kepolisian Satuan Tugas (Satgas)
CPGL bekerja sama dengan Kepolisian Republik dalam menangani keamanan di CPGL serta untuk
Indonesia (Polri) melalui satuan tugas (satgas) menurunkan angka illegal tapping. Gambar 9.
Patroli
Gambar 8. Komodo 3.6 Drone
Penggunaan teknologi drone untuk membantu dengan kamera infra merah di malam hari sehingga
melakukan surveillance telah diterapkan di lapangan segala bentuk pergerakan dapat diketahui dan dapat
CPGL. Penggunaan drone ini sangat efektif dan diambil tindakan secara tepat.
dilakukan baik di waktu siang maupun malam,
Satuan Tugas terutama di daerah yang dianggap cukup rawan Dari hasil visual drone ini dapat diketahui lokasi-
Polri terhadap illegal tapping. lokasi pencurian/illegal tapping dan pergerakan-
pergerakan yang mencurigakan.
Tipe drone yang digunakan dalam surveillance
adalah rotary wing dan fix wing yang dilengkapi
72 73
ATLAS KESELAMATAN MIGAS Vol. 2 - 2017 DIREKTORAT JENDERAL MINYAK DAN GAS BUMI DIREKTORAT JENDERAL MINYAK DAN GAS BUMI ATLAS KESELAMATAN MIGAS Vol. 2 - 2017
Bagian III Benchmarking
Gambar 10.
Gambar 13.
Efektivitas
Drone Hasil Visualisasi
Drone Tipe Fix
Wing
Gambar 11.
Visualisasi
Drone Malam
Gambar 14
Pengontrolan Vegetasi
74 75
ATLAS KESELAMATAN MIGAS Vol. 2 - 2017 DIREKTORAT JENDERAL MINYAK DAN GAS BUMI DIREKTORAT JENDERAL MINYAK DAN GAS BUMI ATLAS KESELAMATAN MIGAS Vol. 2 - 2017
Bagian III Benchmarking
Contoh Program
Perambahan “One Day Service”
Lahan
Selain secara persuasif, pemasangan tanda batas Service” mencakup menegur dan melarang langsung Peran dan fungsi terkait di internal CPGL sangat berkolaborasi dengan Operations di lapangan sangat
lahan secara besar-besaran serta memberlakukan pembangunan atau penanaman di dalam lahan membantu dalam menanggulangi illegal tapping membantu dalam melakukan langkah persuasif dan
program “One Day Service” dilakukan guna CPGL, terutama di dekat pipa karena membahayakan tersebut. Peran aktif Humas dan CSR dalam pendekatan ke masyarakat.
memerangi perambahan ini. Program “One Day keselamatan.
Gambar 18.
Gambar 16.
Humas
dan Program CSR
Pendekatan
Persuasif dan Selain pendekatan dengan masyarakat sekitarnya, dengan masyarakat. Kegiatan tersebut memberikan
Pemasangan pendekatan dan kerjasama dengan perusahaan dampak langsung terhadap penurunan jumlah illegal
Tanda tetangga sekitarnya juga ditingkatkan. Salah satu tapping karena kepedulian tidak hanya di lingkungan
usaha tersebut adalah dengan manajemen jalan CPGL saja, namun dapat berkolaborasi dengan
(traffic management), patroli bersama, dan hubungan perusahaan sekitarnya.
76 77
ATLAS KESELAMATAN MIGAS Vol. 2 - 2017 DIREKTORAT JENDERAL MINYAK DAN GAS BUMI DIREKTORAT JENDERAL MINYAK DAN GAS BUMI ATLAS KESELAMATAN MIGAS Vol. 2 - 2017
Bagian III Benchmarking
KESIMPULAN
Gambar 19. Dari pemaparan di atas dapat disimpulkan sebagai e. Melakukan surveillance udara dengan
berikut: teknologi drone
1. Kasus illegal tapping dapat diturunkan menjadi f. Pengontrolan vegetasi
Nol (Zero) di tahun berjalan 2017 ini. g. Pencegahan perambahan lahan
2. ConocoPhillips (Grissik) Ltd. telah berhasil h. Berkolaborasi dengan berbagai fungsi
Kerjasama dengan melakukan berbagai usaha dalam menanggulangi lainnya
Perusahaan illegal tapping dengan cara-cara: 3. Pemberdayaan dan peningkatan hubungan yang
Tetangga a. Patroli Security baik dengan masyarakat dan perusahaan sekitar
b. Kerjasama dengan Kepolisian Satuan Tugas dapat membantu menanggulangi kasus illegal
(Satgas) tapping.
c. Pengetesan tekanan pipa secara acak
PENGAMANAN BERBASIS MASYARAKAT d. Menggunakan Komodo sebagai Terrain
Vehicle
CPGL bekerja sama dengan masyarakat, pemuka terutama dalam hal sosialisasi dan informasi yang
masyarakat, dan aparat pemerintah setempat dalam bersifat informal.
pencegahan perambahan lahan dan illegal tapping,
Dengan segala daya dan upaya di atas, maka Usaha tersebut tetap akan dilanjutkan dan ber
CPGL selain dapat meniadakan illegal tapping di kesinambungan untuk terus menjaga konsistensi
tahun 2017 ini, CPGL juga dapat menekan jumlah dan pengamanan wilayah serta aset negara melalui
perambah lahan. operasi CPGL.
24
Gambar 20. 21
Grafik Illegal
Tapping 6
0
2014 2015 2016 2017
78 79
ATLAS KESELAMATAN MIGAS Vol. 2 - 2017 DIREKTORAT JENDERAL MINYAK DAN GAS BUMI DIREKTORAT JENDERAL MINYAK DAN GAS BUMI ATLAS KESELAMATAN MIGAS Vol. 2 - 2017
Bagian III Benchmarking
2
PENUTUPAN ILLEGAL DRILLING
PENANGANAN ILLEGAL DRILLING
Pada tanggal 19 Juli 2017 telah dilaksanakan • Masih terdapat banyak sumur ilegal di
Rapat Koordinasi Penutupan dan Pasca Penutupan daerah Kluang hasil pengeboran masyarakat
Sumur Ilegal oleh PT Pertamina EP di Provinsi Jambi, yang berada di lahan masyarakat, sehingga
PENDAHULUAN Sumatera Selatan, Jawa Tengah, dan Jawa Timur perlu bantuan Pemerintah untuk melakukan
yang dipimpin oleh Direktur Teknik dan Lingkungan penertiban.
Penanganan Illegal Drilling atau pengeboran oleh Conoco Phillips (Grissik) Ltd. (CPGL) terdapat Migas dan dihadiri oleh perwakilan dari Ditjen Migas
minyak yang dilakukan oleh masyarakat secara >300 sumur illegal, dan Di Desa Pompa Air, (DMTE), SKK Migas, Direktur Utama PT Pertamina EP, b) PT Pertamina EP Asset 4
tradisional tanpa izin di beberapa wilayah Kecamatan Bajubang, Kabupaten Batanghari, Kepala Teknik Tambang PT Pertamina EP Asset 1, PT • Kabupaten Bojonegoro dan Kabupaten Blora
Indonesia saat ini dilakukan oleh pemerintah Provinsi Jambi, terdapat 12 sumur illegal di WKP PT Pertamina EP Asset 2, dan PT Pertamina EP Asset 4, telah selesai penanganannya. Di Kabupaten
untuk dilakukan penutupan pada beberapa Pertamina EP. Penutupan Illegal Drilling ini dilakukan dengan hasil sebagai berikut: Bojonegoro salah satu usaha CSD adalah
lokasi Illegal Drilling. Kegiatan Illegal Drilling yang karena aktifitas pengeboran minyak illegal tidak melahirkan desa wisata sumur tua, sekaligus
semakin marak dan tidak terkendali dibeberapa memperhatikan aspek keselamatan, keamanan, dan a) PT Pertamina EP Asset 1: menghidupkan kegiatan ekonomi masyarakat
wilayah Indonesia seperti di wilayah Desa Tanjung kelestarian lingkungan dan menimbulkan dampak • Sebanyak 22 sumur di desa Pompa Air, yang terkait dengan desa wisata seperti: usaha
Kaputran, Kecamatan Plakat Tinggi, Kabupaten yang sangat besar terhadap kerusakan lingkungan, Kecamatan Bajubang, Kabupaten Batanghari kuliner, souvenir persewaan mobil dan motor
Musi Banyuasin dalam Wilayah Kerja (WK) Corridor korban jiwa atau luka, dan kerugian negara pada yang semuanya sudah ditutup secara resmi offroad, mrumah singgah (museum mini)
(produksi), Sumatera Selatan yang dioperasikan sektor pendapatan. dengan dihadiri Ditjen Migas, SKK Migas, sejarah kegiatan migas. Selanjutnya kegiatan
Forkominda Jambi (Unsur Aparat penegak pengelolaan sumur tua di Kabupaten Bojonegoro
Hukum, Pemkab Batanghari, Pemprov Jambi). dan Kabupaten Blora, PT Pertamina EP akan
Menindaklanjuti hasil rapat tanggal 5 Juni 2017 bekerja sama dengan BUMD dengan tetap
PT Pertamina EP telah melaksanakan program melibatkan penambang/ kelompok penambang
CSR: penutupan rembesan sumur Illegal, exsisting. Manajemen Bisnis dari lokasi ini untuk
pengambilan sisa minyak, penyediaan material selanjutnya akan diserahkan pada BUMD.
untuk perbaikan jalan, inventarisasi bantuan • Kerjasama dengan BUMD akan diproses
pendidikan Suku Anak Dalam, dan inventarisasi sesuai dengan ketentuan Permen ESDM
Gambar 1. perbaikan rumah ibadah. Nomor 1 Tahun 2008. Karena proses tersebut
• Kluang dan Mangunjaya (Kabupaten Musi memerlukan waktu yang lama, maka untuk
Banyuasin - Provinsi Sumatera Selatan) mempertahankan produksi migas PT Pertamina
terdapat 104 sumur terdiri dari 23 di Kluang EP akan memproses melalui perjanjian interim
dan 81 di Mangunjaya. Di Kluang seluruhnya dengan BUMD;
Illegal Drilling sudah ditutup, sedangkan sisa 17 sumur di • Bupati Bojonegoro telah menerbitkan Peraturan
di Desa.Tanjung Mangunjaya belum dapat ditutup karena masih Bupati Bojonegoro Nomor 30 Tahun 2017
Kaputran,MUBA ada penolakan dari masyarakat sehingga perlu tentang Pedoman Pembinaan Kelompok
bantuan pemerintah untuk penyelesaian lebih Penambang dan Penambang pada Sumur
lanjut. Minyak Tua di Kabupaten Bojonegoro yang
PENEGAKAN HUKUM ILEGAL MIGAS • Pasca penutupan PT Pertamina EP telah ditetapkan dan diundangkan pada tanggal 7
melaksanakan program CSR berdasarkan hasil Juni 2017.
sosial mapping berupa budidaya lele, budidaya
karet organik, budidaya tanaman obat (herbal) Sebagai tindak lanjut, huruf a dan b akan
dan tanaman organik. dikoordinasikan dengan Kementerian Polhukam
80 81
ATLAS KESELAMATAN MIGAS Vol. 2 - 2017 DIREKTORAT JENDERAL MINYAK DAN GAS BUMI DIREKTORAT JENDERAL MINYAK DAN GAS BUMI ATLAS KESELAMATAN MIGAS Vol. 2 - 2017
Bagian III Benchmarking
3
Hal ini tidak mungkin terwujud tanpa kepemimpinan, hanya menjadi slogan, namun dipahami serta
KISAH SUKSES TOTAL E&P INDONESIE komitmen yang kuat dari jajaran manajemen yang diimplementasikan seluruh karyawan dan mitra
“BREAKING THE PLATEAU” disertai usaha dan keterlibatan dari setiap bagian kerja.
dari Perusahaan. Safety is a core value yang tidak
PENDAHULUAN
UPAYA PENINGKATAN DAN MEMPERTAHANKAN KINERJA K3LL
Total E&P Indonesie (TEPI) telah beroperasi di operasinya, TEPI mengerahkan lebih dari 300 moda
Indonesia selama hampir lima dekade. TEPI logistik, rerata 2 rig pengeboran (2016) dan sekitar Penerapan Sistem Manajemen K3LL di awal tahun Meskipun di semester kedua 2015 masih terjadi LTI,
memenuhi lebih dari 80% dari suplai LNG untuk 3.403 karyawan. Tercatat di tahun 2016, sekitar 30 2000an membantu TEPI untuk membangun sinergi namun hal tersebut tidak mengendurkan semangat
Bontang serta sekitar 36% suplai pasar gas juta jam-kerja (rerata sekitar 7000 pekerja) dalam antar divisi di perusahaan. Setelah proses yang dalam mewujudkan tempat kerja yang aman.
domestik. Dengan tingkat produksinya saat ini operasi TEPI. cukup panjang, K3LL tidak lagi hanya menjadi milik Hingga akhirnya tahun 2016 untuk pertama kalinya
sekitar 1.300 MMSCFD, TEPI merupakan produsen karyawan divisi HSE, namun kini dipahami dan TEPI mencatatkan rekor 1 tahun penuh tanpa terjadi
gas terbesar di Indonesia. Sebagai bagian dari perusahaan minyak dan gas dihayati oleh semua bagian Perusahaan sebagai satupun LTI. Bahkan untuk angka TRIR yang dicatat
terbesar ke empat di dunia, TEPI terus melakukan sebuah kebutuhan dalam semua kegiatan yang di angka 0.36, juga merupakan kinerja TRIR terbaik
Pada tahun 1974, dimulailah produksi minyak kegiatan peningkatan guna mewujudkan dilakukan di perusahaan. Perbaikan berkelanjutan TEPI selama beroperasi di Indonesia.
pertama kali dari Bekapai. Hingga saat ini lebih komitmennya terhadap Keselamatan, Kesehatan berhasil menempatkan TEPI sebagai salah satu
dari 2.000 sumur telah dibor dan 700 di antaranya Kerja serta Lindungan Lingkungan (K3LL). cabang Total EP dengan kinerja terbaik dalam K3LL. Tentu prestasi ini tidak boleh menjadikan
merupakan sumur aktif. Untuk mendukung Perusahaan berpuas diri. Komitmen yang kuat
Dengan semakin baiknya kinerja K3LL dalam (strong commitment) dari pimpinan serta
Perusahaan, yang ditandai salah satunya dengan keterlibatan (engagement) semua bagian
KINERJA K3LL indikator lagging (LTIF dan TRIR), TEPI mengalami Perusahaan yang merupakan kunci dari pencapaian
Di tahun 2016, untuk pertama kalinya, TEPI 44 juta jam kerja aman (43.926.287). LTIF dan TRIR kondisi “plateau” di mana diperlukan usaha ini akan terus mengawal operasi yang aman di
mencapai prestasi satu tahun tanpa Lost Time hingga bulan Juni 2017 tercatat 0 dan 0.24 (3 ekstra untuk bisa terus meningkatkan kinerja. Mahakam menuju masa transisi, karena safety
Injury (LTI). Hingga tanggal 30 Juni 2017, TEPI telah kasus cedera tercatat selama 6 bulan). Di pertengahan tahun 2015, manajemen TEPI sudah bukan lagi sebuah prioritas, namun telah
mencatat rekor 556 hari tanpa LTI, dengan hampir mendeklarasikan satu target ambisius yaitu “Zero menjadi nilai inti (core value).
LTI”. Target tersebut disambut oleh semua elemen
Perusahaan, contohnya: Berikut adalah beberapa contoh program dalam
- Setiap divisi menetapkan berbagai strategi upaya mempertahankan dan meningkatkan
untuk memperbaiki kekurangan di dalam kesadaran K3LL:
sistem,
- Kampanye besar-besaran dilakukan melalui • Kampanye “Zero LTI”
berbagai media yang melibatkan ribuan pekerja, TEPI melanjutkan kampanye “Zero LTI” yang
- Perbaikan terhadap sistem yang diisyaratkan telah dimulai sejak bulan April 2015. Sosialisasi
dalam hasil audit/ inspeksi/ penyelidikan dilakukan melalui beberapa cara, diantaranya:
kecelakaan terus menerus dilakukan (perbaikan - Video dan Poster “Komitmen Zero LTI”
Job Risk Assessment, penerapan aturan PPE, - Deklarasi Komitmen para Supervisor
kompetisi laporan anomali, dll)
- Penerapan budaya keselamatan yang dimulai Berbagai macam program lainnya juga dilakukan
dari kepemimpinan dan komitmen kuat dari dan semuanya dikoordinasikan untuk mendukung
jajaran pimpinan Perusahaan kampanye “Zero LTI” ini.
82 83
ATLAS KESELAMATAN MIGAS Vol. 2 - 2017 DIREKTORAT JENDERAL MINYAK DAN GAS BUMI DIREKTORAT JENDERAL MINYAK DAN GAS BUMI ATLAS KESELAMATAN MIGAS Vol. 2 - 2017
Bagian III Benchmarking
booklet, poster, video dan diseminasi langsung Program ini dijalankan di semua Lapangan
melalui berbagai macam rapat. termasuk di barge/rig dan diberikan
penghargaan untuk yang terbaik secara
• Budaya Keselamatan (“I CARE Program”) periodik.
84 85
ATLAS KESELAMATAN MIGAS Vol. 2 - 2017 DIREKTORAT JENDERAL MINYAK DAN GAS BUMI DIREKTORAT JENDERAL MINYAK DAN GAS BUMI ATLAS KESELAMATAN MIGAS Vol. 2 - 2017
Bagian III Benchmarking
4
• Umpan Balik Keselamatan/Safety Feedback
Notice (SFN) PHE WMO : ROADMAP TO QHSSE EXCELLENCE
Safety Feedback Notice (SFN)/ Umpan Balik
Keselamatan merupakan salah satu media
yang digunakan oleh Total E&P Indonesie
(TEPI) untuk mengkomunikasikan umpan
balik dari kecelakaan yang terjadi. SFN ditulis
dalam dua versi bahasa, Bahasa Indonesia
dan Bahasa Inggris. Beberapa kecelakaan
atau hal penting yang menjadi perhatian, Blok WMO adalah lapangan minyak dan gas bumi
dituliskan dalam lembaran informasi untuk yang terletak dilepas pantai Jawa Timur yang terdiri
kemudian disampaikan kepada seluruh dari 5 bagian terpisah dengan luas area 1,666.26
karyawan dan kontraktor dalam berbagai km2. Fasilitas yang dimiliki oleh PHE WMO adalah
acara, contohnya: papan informasi, intranet, terdiri dari 1 buah Onshore Receiving facilities
pengumuman melalui surel, Weekly Sunday (ORF) di Gresik, 1 buah FSO (Floating Storage
Talk, safety moment, atau dalam diskusi lain di Offloading), 16 buah platform produksi, lebih dari
dalam Perusahaan. Hal ini dimaksudkan agar 50 sumur yang aktif berproduksi, dengan panjang
karyawan dan kontraktor dapat mengambil pipa dibawah laut untuk menyalurkan minyak 142
pelajaran dari kecelakaan yang sudah terjadi. km dan 162 km pipa gas.
86 87
ATLAS KESELAMATAN MIGAS Vol. 2 - 2017 DIREKTORAT JENDERAL MINYAK DAN GAS BUMI DIREKTORAT JENDERAL MINYAK DAN GAS BUMI ATLAS KESELAMATAN MIGAS Vol. 2 - 2017
Bagian III Benchmarking
Field Entry Permit, Security Risk Assessment, yang menunjukkan pencapaian hasil statistik QHSSE peraturan yang berlaku. Untuk mendukung PHE WMO berusaha untuk mempertahankan
Pengukuran dan Pemantauan Lingkungan, telah mencatat trend Incident Rate yang semakin keberlanjutan pengelolaan lingkungan yang sertifikasi Sistem Manajemen Keselamatan dan
penyempurnaan ERT, serta pelatihan dan sosialisasi membaik. Semua pencapaian tersebut adalah hasil efektif dan memungkinkan perbaikan terus- Kesehatan Kerja OHSAS 18001, yang diperoleh
QHSSE baik yang bersifat mandatory maupun untuk dari program QHSSE yang telah dilakukan dalam menerus, PHE WMO menerapkan Sistem sejak tahun 2011. Keberhasilan tim PHE WMO
peningkat kompetensi QHSSE pekerja. Pada tahun beberapa tahun terakhir. Implementasi CHSEMS Manajemen Lingkungan ISO 14001:2015 yang Continuous Improvement Programme (CIP) dalam
2016, PHE WMO juga mulai mengimplementasikan diperluas cakupannya kepada aktivitas dengan telah disertifikasi oleh lembaga sertifikasi meraih Platinum & Gold Medals di berbagai Forum
ISO 9001:2015 Sistem Manajemen Mutu.Upaya risiko menengah. Dari segi Quality Management, independen. Dari segi kesehatan pekerja, PHE CIP mengungkapkan bahwa budaya inovasi yang
perbaikan berkelanjutan telah menghasilkan ide inovasi dan perbaikan terus ditingkatkan WMO mengadakan program MCU rutin setiap baik berakar. Sistem Manajemen Pengamanan
peningkatan kinerja QHSSE yang terus meningkat untuk meningkatkan efektivitas proses bisnis dan tahun. Penilaian risiko kesehatan dan pemantauan juga telah diperkuat untuk memastikan bahwa
dalam 3 tahun terakhir. Capaian lagging indicator kontribusi terhadap pencapaian target Perusahaan. tindak lanjut terhadap masalah kesehatan semua risiko terkait keamanan yang mempengaruhi
karyawan dilakukan untuk meminimalkan potensi operasi perusahaan diidentifikasi dan dikurangi.
terjadinya penyakit akibat kerja.
PENCAPAIAN QHSSE 2016 Control of Work
Compliance
Actual 65.8% CHSEMS
vs target 60% QHSSE ACHIEVEMENT 2016
HSSE Compliance
High Risk
Learning Hours Actual 90.98% vs Sepanjang tahun 2016, PHE WMO telah berhasil
18.199 hours target 85%
Medium Risk memperoleh beberapa penghargaan, diantaranya:
Actual 84.62%
vs target 50%
HSSE Leading
PROPER Indicator
GOLD
CPAR Closure
Overdue
Actual 1% vs target 3%
ISRS
Audit Score MCU Status
ISRS 8 Level 6 Actual 100% vs target 100%
LAGGING INDICATOR
SAFE MAN HOURS NOA TRIR / INJURED NUMBER OF SECURITY
0
PERSON (IP) UNPLANNED
1 5.2 Millions
0.00 / 0
SHUTDOWN
Since the last LTI 14
Nov 2013
No Fatality, Fire/ property
Damage < USD 1,000,000, vs TRIR 0.7 / tolerable 4 IP 0
Oil spill < 15 barrels beyond First Aid
Prestasi ini merupakan hasil kontribusi dari investigasi kecelakaan dan pelaksanaan tindak 1. Penghargaan MURI untuk Perusahaan Oil & GasPertama
semua pekerja di seluruh level disertai dengan lanjutnya, dan pemberian pelatihan HSES untuk yang memiliki sertifikasi ISO 14064
perencanaan yang tepat, kinerja implementasi meningkatkan kepedulian terhadap keselamatan 2. Penghargaan Tata Birawa Utama dari Bupati Gresik untuk
pekerjaan di lapangan, dan pelaksanaan review dan keamanan karyawan dan tempat kerja. Pelaporan Pelaksanaan Dokumen Lingkungan
kinerja terus-menerus. Peningkatan kinerja HSE 3. Penghargaan Gubernur Jawa Timur sebagai Industri
PHE WMO bukan hanya kebetulan, melainkan Sejalan dengan komitmennya untuk mendukung Pelaksana Pelaporan Pengelolaan Lingkungan Hidup
merupakan hasil komitmen manajemen dan kelestarian lingkungan, PHE WMO telah Secara Konsisten Periode 2015-2016
semua karyawan, kesadaran akan pentingnya merencanakan dan mengevaluasi Rencana 4. Patra Nirbhaya Karya Madya dari kementrian ESDM atas
HSES dan partisipasi dalam pelaksanaan program Strategis Pengelolaan Lingkungan untuk periode prestasi 8.827.291 jam kerja selamat.
HSES, seperti STOP Card, CHSEMS, control of work, 2014-2017, yang mencakup kepatuhan terhadap
88 89
ATLAS KESELAMATAN MIGAS Vol. 2 - 2017 DIREKTORAT JENDERAL MINYAK DAN GAS BUMI DIREKTORAT JENDERAL MINYAK DAN GAS BUMI ATLAS KESELAMATAN MIGAS Vol. 2 - 2017
Bagian III Benchmarking
Untuk mendukung pencapaian tantangan WMO telah menetapkan rencana jangka panjang
target produksi dan sebagai komitmen untuk QHSSE sebagai berikut :
menciptakan operasi yang aman dan andal, PHE
90 91
ATLAS KESELAMATAN MIGAS Vol. 2 - 2017 DIREKTORAT JENDERAL MINYAK DAN GAS BUMI DIREKTORAT JENDERAL MINYAK DAN GAS BUMI ATLAS KESELAMATAN MIGAS Vol. 2 - 2017
Bagian III Benchmarking
5
dapat mengakibatkan kecelakaan dengan kerugian
MENJAGA KONSISTENSI BUDAYA SHEQ apapun (baik besar maupun kecil) terhadap pekerja.
DI PT BADAK NGL Hal ini termasuk alat kerja yang tidak standar,
posisi kerja, kondisi kerja dan material kerja yang
membahayakan. Bahaya kerja dapat mengakibatkan
kecelakaan seperti terjatuh, tergores, terpotong
PT Badak NGL merupakan perusahaan pengolah berkaitan dengan aspek keselamatan, kesehatan, hingga kematian pekerja.
gas alam menjadi LNG (Liquefied Natural Gas). LNG lingkungan dan kualitas (SHEQ). Komitmen tersebut
merupakan suatu energi bersih yang digunakan tercermin dalam target Key Performance Indicator Berkaitan dengan hal-hal di atas, PT Badak NGL
sebagai bahan bakar untuk pembangkit panas dan (KPI) setiap tahunnya. berupaya mengubah budaya Kesehatan dan
listrik. Sejak tahun 1977 hingga saat ini PT Badak Keselamatan Kerja (K3) yang sebelumnya berada
NGL telah mengapalkan lebih dari 9.000 kargo KPI PT Badak NGL setiap tahunnya terdiri dari target pada level reaktif menjadi level interdependent
LNG baik untuk konsumen internasional maupun untuk aspek SHEQ, Performa/Efisiensi Kilang dan melalui intervensi dan keterlibatan manajemen
domestik. Dalam hal keselamatan (safety), PT Biaya, dimana bobot dari masing-masing aspek dalam menerapkan sistem manajemen SHEQ yang
Badak NGL telah mencapai lebih dari 88 juta jam berada di antara 29 – 36%. Target kinerja aspek terintegrasi. Budaya reaktif adalah ketika seorang
kerja aman tanpa kecelakaan yang menimbulkan SHEQ PT Badak NGL berdasarkan KPI tersebut pekerja hanya mengutamakan keselamatan diri
hilangnya jam kerja. antara lain nihil kecelakaan kerja, maupun jenis- sendiri, tidak peduli terhadap keselamatan orang
jenis musibah yang lain seperti kecelakaan lalu lain dan bertindak melalui insting dalam hal K3.
Gambar 1.
Keberhasilan PT Badak NGL dalam memproduksi lintas, kebakaran di kilang maupun perumahan, Sedangkan budaya interdependent adalah ketika
LNG selama 4 dekade dan mempertahankan jam dan pencemaran lingkungan. Dengan demikian, PT Berkaitan dengan potensi kecelakaan, dalam seorang pekerja saling membantu, memiliki
kerja aman tersebut tidak lepas dari komitmen yang Badak NGL selalu berupaya keras untuk mencegah Panduan Badak SHEQ Management System & kepedulian terhadap keselamatan dirinya dan
tinggi dari manajemen dan para pekerja terhadap terjadinya kejadian-kejadian tersebut. Attitude Reinforcement Technique (BSMART) 03 orang lain, serta memiliki kebanggaan terhadap
pelaksanaan sistem manajemen, terutama yang Manajemen dan “Penilaian Risiko & Tujuan Perusahaan”, PT Badak perusahaan.
Pekerja PT Badak NGL telah mengidentifikasi sumber-sumber bahaya
NGL melakukan dalam setiap proses produksi, peralatan, atau Upaya mengubah budaya K3 tersebut dilakukan
SHEQ Payout Criteria Latihan mesin di tempat kerja yang dapat menimbulkan melalui tahapan yang terencana dan terukur,
Weight
No Item Min Max Pemadaman Api kecelakaan kerja bila tidak mendapat perhatian perbaikan menyeluruh terhadap kekurangan
1.1 Zero Loss Time Injuries Not achieved Achieved 14 secara khusus. penerapan yang dijumpai di lapangan, dan
penerapan program-program K3 agar para pekerja
1.2 Total Reportable Case Frequency (TRCF) 0.75 0 3
Secara umum, terdapat dua jenis aspek keselamatan tetap ingat prinsip-prinsip keselamatan kerja serta
1.3 High Potential Cases Not achieved Achieved 3
yang dikelola oleh PT Badak NGL, yaitu aspek pentingnya menjaga hal tersebut. Program-program
Tabel 1. 1.4 SHEQ Management System No certification All certified 4 keselamatan proses dan aspek keselamatan kerja. K3 yang dimaksud antara lain:
1.5 PROPER Green (1) Gold (3) 3
1.6 Loss of Primary Containment (LOPC) 2 cases of 0 case of 4 Pengelolaan Keselamatan Proses adalah 1. Menjalankan aturan-aturan praktik kerja
Tier-1/2 PSE Tier-1/2 PSE pengelolaan bahaya proses yang dapat aman melalui Sistem Izin Kerja, membuat
mengakibatkan kecelakaan dengan kerugian dan menerapkan Task Risk Assessment (TRA),
1.7 Road Traffic Accident (RTA)
Key Performance • Business Related 3 cases 0 case 1 besar (major accident) seperti banyak luka/cedera, melakukan Take Two sebagai personal risk
Indicator PT Badak • Non Business Related 12 cases 8 cases 1 kematian, kerusakan aset, dan kerusakan lingkungan assessment, dan melakukan Toolbox Meeting di
NGL tahun 2017 yang besar. Contoh bahaya proses adalah material/ setiap kelompok kerja.
1.8 Fire Incidents
• Plant Related Area 2 cases 0 case 2 bahan proses seperti hidrokarbon yang berpotensi 2. Membuat, mengembangkan, dan
• Non Plant Related Area 4 cases 2 cases 1 menyebabkan kebakaran dan ledakan. Pengelolaan mengaplikasikan program pengamatan
Keselamatan Proses dilakukan di antaranya keselamatan secara online bernama AWAS
Sub Total 36
dengan melakukan pemeriksaan fisik aset kilang (Aware for SHEQ).
serta menerapkan latihan (drill) Penanggulangan 3. Dukungan penuh dari manajemen PT Badak
Penerapan Sistem Manajemen SHEQ yang Keadaan Darurat secara rutin. Salah satu bentuk NGL yang diwujudkan dalam kegiatan STAR
Konsisten latihan Penanggulangan Keadaan Darurat adalah (SHEQ Tour and Review) yang dilaksanakan dua
diadakannya latihan tanggap darurat (Drill exercise) kali setiap bulan, Management Walkthrough
Proses produksi LNG merupakan salah satu proses yang digunakan. Ketiga hal ini menjadi menjadi serta latihan Pemadaman Api untuk seluruh pekerja. dua kali setiap bulan, Management Inspection
berisiko tinggi dikarenakan kondisi operasi yang faktor penyebab kecelakaan terbesar dalam setiap awal tahun, dan Management Review dua
ekstrem (temperatur -165°C dan tekanan operasi industri, ditambah faktor kesalahan manusia dan Pengelolaan Keselamatan Kerja adalah kali setahun.
60 bar), dan banyak sekali alat maupun bahan kimia pengaruh alam yang ekstrem. pengelolaan bahaya kerja secara umum yang
92 93
ATLAS KESELAMATAN MIGAS Vol. 2 - 2017 DIREKTORAT JENDERAL MINYAK DAN GAS BUMI DIREKTORAT JENDERAL MINYAK DAN GAS BUMI ATLAS KESELAMATAN MIGAS Vol. 2 - 2017
Bagian III Benchmarking
Gambar 2.
6
Selain itu, aplikasi program AWAS membuat para
pekerja bisa saling mengingatkan baik dalam
STRATEGI PT PERTA-SAMTAN GAS
pelanggaran atau pemenuhan aturan keselamatan. MENUJU HSE KELAS DUNIA
Terkadang karena kesibukan atau deadline, konsep
Director & COO Take Two dapat saja terlupakan. Untuk itulah perlu
PT Badak NGL,
orang lain mengingatkan, sehingga kedepannya
Yhenda Permana,
berkomunikasi akan terbentuk sebuah Interdependent Culture,
dengan pekerja/ yaitu budaya tim yang tidak hanya memperhatikan
mitra kerja dalam keselamatan diri sendiri tetapi juga memperhatikan
aktivitas STAR
keselamatan orang lain di sekitar.
94 95
ATLAS KESELAMATAN MIGAS Vol. 2 - 2017 DIREKTORAT JENDERAL MINYAK DAN GAS BUMI DIREKTORAT JENDERAL MINYAK DAN GAS BUMI ATLAS KESELAMATAN MIGAS Vol. 2 - 2017
Bagian III Benchmarking
Sebagai perusahaan multi nasional, PT Perta- perencanaan tujuan/sasaran perusahaan, baik Untuk memastikan bahwa upaya dan sistem HSE dicapai dalam masa setahun, perusahaan berhasil
Samptan Gas menempatkan aspek HSE sebagai jangka pendek maupun jangka panjang yang yang dijalankan telah berhasil atau “on the track” mencapai perubahan yang sIgnifican dari level 2
salah satu perioritas operasi yang harus dipenuhi. meliputi aspek sebagai berikut: maka manajemen meminta asesmen dari lembaga di tahun 2015 dapat meningkat mencapai level 6
Manajemen sangat menyadari bahwa aspek a. Memiliki sasaran yang jelas dan mudah internasional DNV dengan menggunakan alat ukur di tahun 2016.
keselamatan merupakan bagian integral dalam dipahami. ISRS 8 yang terdiri atas 15 elemen. Dari hasil yang
menjamin kehandalan dan kelangsungan operasi b. Memiliki tanggungjawab dan akuntabilitas
kilang. Sejak mulai operasi sampai saat ini yang jelas dalam pelaksanaannya pada setiap
perusahaan berhasil menjaga operasi yang aman jenjang dan unit kegiatan. 2016
sehingga mampu mencapai lebih 10 juta jam kerja c. Metode dan cara untuk mencapapai sasaran NO ISRS PROCESS (ELEMENT) 2015 Prognosa/
Realisasi
tanpa kecelakaan LTI dan pencemaran lingkungan. d. Sumber daya yang diperlukan meliputi, dana, Target
Atas prestasi tersebut, diperoleh Penghargaan manusia dan prasarana. 1 Proses 1. Leadership 25.2 80 77.6
Keselamatan Kerja MIGAS “Patra Nirbhaya Karya e. Agenda atau jadwal penyelesaian 2 Proses 2. Planning and Administration 17.3 70 88.1
Madya” pada tanggal 23 Agustus 2016. f. Ukuran kinerja keberhasilan
3 Proses 3. Risk Evaluation 41.3 70 75.8
g. Mekanisme evaluasi.
Dalam mencapai prestasi tersebut, perusahaan 4 Proses 4. Human Resources 26.7 70 66.9
menggunakan strategi yang dirumuskan dalam 5 Proses 5. Compliance Assurance 35.8 71 76
6 Proses 6. Project Management 48 70 53.4
7 Proses 7. Training and Competence 23.4 70 69.7
8 Proses 8. Communication and Promotion 31.1 70 81
9 Proses 9. Risk Control 45.8 70 72.6
10 Proses 10. Asset Management 72.4 80 48
Proses 11. Contractor Management &
11 Purchasing (CSMS) 40.1 70 54.4
Gambar 1.
12 Proses 12. Emergency Preparedness 40.7 70 76.3
13 Proses 13. Learning From Events 31.9 70 75.9
14 Proses 14. Risk Monitoring 38.3 70 81.5
15 Proses 15. Results and Review 70.1 85 68.3
Siklus dalam
Perencanaan
Total (Rata-Rata) 39.2 72.4 70.3
Pencapaian Tujuan / Physical Condition Tour (PCT) 80 77
Sasaran
Physical Barrier Assessment (PBA) 70 70.34
Level 2 6 6
Jika ditanya apa kiat yang digunakan untuk mencapai manajemen yang meletakkan pondasi HSE dalam
prestasi HSE yang baik ini, maka jawabnya yang perusahaan sangat menentukan. Dilingkungan
paling utama adalah Komitmen Manajemen. Inilah Perta-Samtam Gas, setiap individu manajemen
yang menjadi pegangan dan nilai yang dipegang memiliki Roles, Responsibility & Accountability
oleh perusahaan. Sebagai perusahaan Joint Venture yang jelas mengenai aspek HSE dalam menjalan
dengan latar belakang budaya berbeda, maka peran tugasnya masing-masing.
96 97
ATLAS KESELAMATAN MIGAS Vol. 2 - 2017 DIREKTORAT JENDERAL MINYAK DAN GAS BUMI DIREKTORAT JENDERAL MINYAK DAN GAS BUMI ATLAS KESELAMATAN MIGAS Vol. 2 - 2017
Bagian III Benchmarking
Gambar 2.
HSSE Campaign
di Fractionation
Plant dan Extraction
Plant
Kilang pertamina RU IV Cilacap terus berbenah. kampanye kebersihan kilang dan lainnya. Salah
Walaupun beberapa kali mengalami kejadian satu program unggulan yang dilakukan di RU IV
yang tidak diinginkan seperti kebakaran tangki Cilacap adalah penerapan atau penggunaan Listrik
tahun 2011, namun Pertamina RU IV Cilacap terus Tenaga Surya (PLTS) diseluruh perumahan sebagai
berupaya meningkatkan aspek HSSE disegala bagian dari program langit biru. Bukan itu saja,
bidang. Pekerja Cilacap bertekad untuk mencapai untuk perkantoran yang baru dibangun, Pertamina
prestasi HSSE sesuai dengan slogan “zero accident RU IV menerapkan konsep Green Building sebagai
Gambar 3.
kita bisa”. Banyak kegiatan yang telah dilakukan wujud kepedulian terhadap lingkungan hidup dan
seperti management walk through yang dilakukan mengurangi penggunaan energy.
secara intensif oleh seluruh lapisan manajemen,
98 99
ATLAS KESELAMATAN MIGAS Vol. 2 - 2017 DIREKTORAT JENDERAL MINYAK DAN GAS BUMI DIREKTORAT JENDERAL MINYAK DAN GAS BUMI ATLAS KESELAMATAN MIGAS Vol. 2 - 2017
Bagian III Benchmarking
Direktur Jenderal Pengendalian Pencemaran dan Pembangkit listrik tenaga surya adalah sehingga lokasi HO tersebut telah sesuai pemakaian kendaraan bermotor. Khusus untuk
Kerusakan Lingkungan Kementerian Lingkungan pembangkit listrik yang mengubah energi surya dengan tata guna lahan wilayah Cilacap. Gedung pejalan kaki disiapkan jalur khusus yang teduh
Hidup dan Kehutanan Karliansyah mengapresiasi menjadi energi listrik. Pembangkitan listrik dilengkapi dengan area hijau yang luas berupa untuk kenyamanan dan keamanan pejalan kaki
pemanfaatan tenaga surya untuk memenuhi bisa dilakukan dengan dua cara, yaitu secara lapangan dengan luas 11.000 m2 yang berada sehingga diharapkan semakin banyak pekerja
kebutuhan listrik nonkilang tersebut. PLTS itu juga langsung menggunakan fotovoltaik dan secara di depan gedung. Lahan hijau tersebut dapat yang memanfaatkannya untuk mengurangi
sejalan dengan komitmen Indonesia pada dunia tidak langsung dengan pemusatan energi meningkatkan luas area serapan air hujan dan pemnggunaan kendaraan bermotor..
untuk dapat mengurangi emisi gas rumah kaca surya. Fotovoltaik mengubah secara langsung mengurangi debit air limpasan hujan. Selain itu,
sebesar 29 persen pada 2030. Kalau menggunakan energi cahaya menjadi listrik menggunakan gedung juga dilengkapi dengan area parkir sepeda
BBM, banyak senyawa yang terlepas ke udara efek fotoelektrik. Pemusatan energi surya untuk mendorong pemakaian sepeda sebagai
dan sebagian kita konsumsi. Dengan PLTS, udara menggunakan sistem lensa atau cermin alat transportasi pegawai sehingga mengurangi
bersih,” ujarnya. Diharapkan program yang dirintis dikombinasikan dengan sistem pelacak untuk
RU IV ini dapat dikembangkan ditempat lainnya. memfokuskan energi matahari ke satu titik untuk
Agar pemanfaatan energi terbarukan dapat terus menggerakan mesin kalor.
didorong dan dikembangkan. Selain itu, listrik yang
dihasilkan dari PLTS juga dapat dikembangkan
untuk masyarakat luas.
Gambar 2.
Pemanfaatan Ruangan Berwawasan Lingkungan
Gambar 1.
Terobosan lain yang dilakukan Pertamina RU IV Efisiensi dan Konservasi Energi
Cilacap adalah dengan menerapkan perkantoran
berkonsep Green Building yang dibangun di Gedung ini juga dilengkapi dengan photovoltaics meminimalkan penggunaan lampu pada siang
kawasan industri Pertamina sejak 5 April 2016 atau sel surya sebagai alternative sumber energy hari dan dapat mengurangi biaya pemakaian
dan mulai digunakan tanggal 1 April 2017. Konsep terbarukan dengan kapasitas maksimum sebesar listrik. Dinding bangunan sebagian besar adalah
Pemasangan
Sel Surya green building itu sendiri dibuat berdasarkan 21.000 watt dan kapasitas efektif sebesar 18.000 kaca dan terdapat void di dalam gedung sehingga
beberapa aspek antara lain tepat guna lahan watt untuk memenuhi kebutuhan listrik di gedung. memaksimalkan penerangan cahaya matahari pada
(appropriate site development), efisiensi dan Gedung juga didesain dengan memperhatikan area dalam gedung.
konservasi energi, konservasi air, sumber dan siklus efisiensi dan konservasi energy, salah satu
material, kesehatan dan kenyamanan dalam ruang, contohnya adalah membatasi area penggunaan Selain itu gedung juga dilengkapi dengan ventilasi
dan manajemen lingkungan bangunan. AC. Hanya ruang kantor saja yang mendapatkan yang baik untuk memaksimalkan pertukaran udara
fasilitas AC, sedangkan untuk lobby dan receptionist di dalam gedung sehingga bagian dalam gedung
Gedung Head Office (HO) ini terdiri dari empat tidak mendapatkan fasilitas AC. Desain gedung yang tidak memiliki fasilitas AC seperti lobby juga
lantai dengan luas lahan sebesar 7.257 m2 juga memperhatikan pencahayaan alami untuk terasa sejuk dan nyaman.
dibangun di kawasan Pertamina RU IV Cilacap,
100 101
ATLAS KESELAMATAN MIGAS Vol. 2 - 2017 DIREKTORAT JENDERAL MINYAK DAN GAS BUMI DIREKTORAT JENDERAL MINYAK DAN GAS BUMI ATLAS KESELAMATAN MIGAS Vol. 2 - 2017
Bagian III Benchmarking
102 103
ATLAS KESELAMATAN MIGAS Vol. 2 - 2017 DIREKTORAT JENDERAL MINYAK DAN GAS BUMI DIREKTORAT JENDERAL MINYAK DAN GAS BUMI ATLAS KESELAMATAN MIGAS Vol. 2 - 2017
Bagian III Benchmarking
Sejalan dengan tuntutan kondisi yang semakin 41 orang yang masih menjalankan profesi
dinamis, RU VI Balongan terus memberikan Safetyman di lingkungan RU VI Balongan. Sebagian
pembekalan dan peningkatan kompetensi bagi dari Safetyman tersebut bahkan sudah keluar dari
seluruh safetyman agar dapat menjalankan Kabupaten Indramayu untuk mencari karir yang
tugasnya dengan lebih professional. Untuk itu RU VI lebih baik sebagai Safetyman professional.
Balongan kembali memberikan pembinaan lanjutan
bagi para Safetyman tersebut diantaranya : Untuk pengembangan di masa depan yang lebih
1. Basic Fire Fighting Fire Ground RU VI Balongan baik dan terarah, Safetyman RU VI Balongan melalui
2. Sertifikat Gas Tester FOKSI telah menetapkan target 5 tahun kedepan
3. Sertifikat Keahlian Safetyman sebagai berikut :
• 2016 Pembentukan Paguyuban Safetyman
Untuk pengembangan selanjutnya, RU VI melakukan (FOKSI)
program pembinaan Sertifikasi Safetyman dari • 2017 Penguatan Kelembagaan FOKSI
Ditjen Migas dengan sistem subsidi (50%). Hal • 2018 Pengembangan FOKSI melalui usaha
ini bertujuan agar seluruh Safetyman dapat lebih mandiri
Gambar 1.
mandiri dan lebih profesional dalam menjalankan • 2019 Perluasan Jaringan kerja FOKSI
profesinya sebagai Safetyman. Hingga saat ini • 2020 FOKSI mampu mengembangkan diri
program ini telah melahirkan 16 Safetyman yang secara mandiri
bersertifikat Migas.
Kegiatan Pelatihan Seiring dengan berjalannya waktu, program
Safetyman Untuk pengembangan selanjutnya, RU VI Balongan Safetyman menjadi salah satu program andalan
melalui bantuan tim CDO (Community Development perusahaan dalam pengembangan masyarakat
Officer) mengarahkan pembentukan kelembagaan sekitar (Community Development). Program ini
Safetyman dalam satu lembaga/organisasi yang berhasil mengembangkan pemuda Ring I menjadi
berbadan hukum untuk menguatkan kelembagaan pribadi yang professional dan mandiri. Program
Profesi Safetyman di Kabupaten Indramayu. Pada yang secara perumpamaan memberikan kail bagi
tahun 2016, lahirlah FOKSI (Forum Komunikasi masyarakat sekitar untuk berusaha secara mandiri
Safetyman Indramayu) sebagai wadah bagi dan bukan hanya memberikan sejumlah ikan dalam
seluruh Safetyman untuk mengembangkan kegiatan tertentu (Charity Program). DIharapkan
Profesi Safetyman di Kabupaten Indramayu dan agar perusahaan dapat kembali mengembangkan
memperluas jaringan di seluruh Indonesia maupun program sejenis untuk meningkatkan taraf hidup
di tingkat internasional. Untuk penguatan tahap masyarakat melalui pengembangan masyarakat
awal, forum tersebut melakukan pertemuan sekitar melalui kerjasama yang baik dengan instansi
bulanan untuk membahas program-program yang berada disekitar lingkungan Industri.
pengembangan Safetyman. (Informasi terkait FOKSI
dapat diakses di http://foksi.or.id/ ) Program Safetyman ini telah memberikan multiple
efect yangsangat baik. Disatu sisi telah membantu
Seluruh pemuda Ring I yang telah melalui 6 satu lokasi pekerjaan. Jika proyek dilaksanakan Semenjak digulirkan pada tahun 2011, hingga saat RU VI dalam meningkatkan keselamatan opersai
tahapan di atas selanjutnya diberikan sertifikat pada lokasi yang berbeda maka wajib diawasi oleh ini RU VI telah membina 4 angkatan safetyman sehingga mampu mencapai jam kerja aman lebih
Safetyman yang ditandatangani oleh 2 instansi Safetyman untuk masing-masing lokasi pekerjaan). diantaranya : dari 96 juta jam kerja dan dilain pihak dapat
yang melaksanakan pembinaan tersebut yaitu RU Untuk menegendalikan potensi resiko yang ada Angkatan I : Tahun 2011 sejumlah 20 orang memberikan kehidupan dan karir yang lebih baik
VI Balongan dan Disnaker Kabupaten Indramayu. di RU VI Balongan, maka setiap Safetyman yang Angkatan II : Tahun 2014 sejumlah 28 orang bagi masyarakat sekitar. Selain itu perusahaan
Dengan berbekal sertifikat sebagai Safetyman, para mengawal pekerjaan tersebut harus memahami Angkatan III : Tahun 2016 sejumlah 16 orang lain dapat memanfaatkan tenaga Safetyman hasil
pemuda Ring I tersebut menjalani profesi sebagai seluruh potensi resiko yang ada. Keberadaan Angkatan IV : Tahun 2017 sejumlah 9 orang didikan RU VI Balongan.
Safetyman untuk RU VI Balongan dan seluruh Safetyman yang telah terlatih tersebut akan
rekanan yang mengerjakan proyek di RU VI Balongan meningkatkan kepercayaan tim management RU Hingga hari ini dari 73 orang jumlah Safetyman
(regulasi RU VI Balongan mempersyaratkan bahwa VI Balongan bahwa semua resiko yang ada dalam yang dibina oleh RU VI Balongan, hanya menyisakan
setiap proyek harus diawasi oleh 1 orang Safetyman setiap kegiatan sudah dianalisa dan dimitigasi
untuk jumlah pekerja maksimum 50 orang pada dengan baik.
104 105
ATLAS KESELAMATAN MIGAS Vol. 2 - 2017 DIREKTORAT JENDERAL MINYAK DAN GAS BUMI DIREKTORAT JENDERAL MINYAK DAN GAS BUMI ATLAS KESELAMATAN MIGAS Vol. 2 - 2017
Bagian III Benchmarking
Gambar 2.
Tangki-tangki BBM
di TBBM Lomanis
Cilacap.
Gambar 3.
Skema Jalur pipa BBM yang dikelola oleh TBBM
Lomanis sebagai sarana pendukung pola suplai dan
distribusi BBM di pulau jawa bagian selatan dapat
dilihat pada Gambar 2, yang terdiri dari beberapa Block Diagram
segmen jalur pipa yang menghubungkan TBBM Proses Bisnis Pipa
Lomanis dengan beberapa TBBM di Pulau jawa CY (Lomanis –
bagian selatan yang yang masing-masing berbeda Rewulu)
dalam hal tahun pembangunan,ukuran diameter
pipa,dan panjang jalur.
106 107
ATLAS KESELAMATAN MIGAS Vol. 2 - 2017 DIREKTORAT JENDERAL MINYAK DAN GAS BUMI DIREKTORAT JENDERAL MINYAK DAN GAS BUMI ATLAS KESELAMATAN MIGAS Vol. 2 - 2017
Bagian III Benchmarking
Untuk itu, pengelolaan jalur pipa merupakan Minyak dan Gas Bumi, bahwa setiap kegiatan
hal yang krusial dan kritikal, dalam menjamin usaha Minyak dan Gas Bumi, berasaskam ekonomi
terjaganya pasokan BBM, keamanan dan kerakyatan, keterpaduan, manfaat, keadilan,
keselamatan masyarakat di area sekitar pipa, dan keseimbangan, pemerataan, kemakmuran bersama,
juga lingkungan. dan kesejahteraan rakyat banyak, keamanan,
keselamatan, dan kepastian hukum serta
Hal ini sesuai dengan terminologi keselamatan berwawasan lingkungan.
Migas, dalam UU No 22 Tahun 2001 tentang
108 109
ATLAS KESELAMATAN MIGAS Vol. 2 - 2017 DIREKTORAT JENDERAL MINYAK DAN GAS BUMI DIREKTORAT JENDERAL MINYAK DAN GAS BUMI ATLAS KESELAMATAN MIGAS Vol. 2 - 2017
Bagian III Benchmarking
Sistem monitoring patroli menggunakan GPS Adapun area rawan di sepanjang jalur pipa adala 6. Inspeksi & Pemeliharaan aksesoris pipa &
tracking yang digunakan oleh masing-masing sebagai berikut: safety device
petugas jalur pipa sehingga petugas tersebut bisa • Spandbridge Serayu KP 18.000 Inspeksi ini bertujuan untuk memastikan
dipantau secara real time. • Spandbridge Luk Ulo aksesoris pipa dan safety device masih sesuai
• Undercrossing Sungai Butuh dengan fungsinya, diantaranya: Block valve, ESDV
Gambar 7. • Spandbridge Bogowonto (Emergency Shut down Valve), pressure gauge,
• Sistem GPS • Spandbridge Progo gravito mater. Beberapa bentuk dari aksesories
• Program Vehicle Tracking
• Wilayah Jalur Pipa Area Klaten YSS 426 s.d 555 jalur pipa dan aktivitas peme;iharaan dapat dilihat
& Radio Tracking
dikarenakan berada di wilayah terpencil. pada gambar 10.
Foto Kegiatan
Patroli Pipa
Hasil patroli akan dievaluasi secara berkala dan
Harian
dilaporkan melalui laporan bulanan.
110 111
ATLAS KESELAMATAN MIGAS Vol. 2 - 2017 DIREKTORAT JENDERAL MINYAK DAN GAS BUMI DIREKTORAT JENDERAL MINYAK DAN GAS BUMI ATLAS KESELAMATAN MIGAS Vol. 2 - 2017
Bagian III Benchmarking
10
Gamba 12 menunjukkan bebrapa kegiatan dalam
penertiban ROW jalur pipa dan pemasangan PT GAGAS ENERGI MENUJU ZERO ACCIDENT
kembali patok-patok batas tanah (ROW) jalur pipa.
PT Gagas Energi Indonesia (GAGAS) adalah anak 1. Sharing / Safety contact yang selalu dilakukan
perusahaan PT Perusahaan Gas Negara yang secara rutin di kantor pusat maupun di wilayah
didirikan dengan tujuan untuk melakukan kegiatan operasi sebagai sarana pembelajaran untuk
usaha antara lain pengelolaan Compressed Natural meningkatkan budaya keselamatan.
Gas (CNG) melalui infrastruktur Stasiun Pengisian 2. Memberikan pelatihan basic safety kepada
Bahan Bakar GAS (SPBG) dan Mobile refuelling unit seluruh pekerja yang ada di wilayah operasional
(MRU). GAGAS untuk meningkatkan pengetahuan
dan kompetensi pekerja, serta menumbuhkan
Dalam menjalankan usahanya, GAGAS berkomitmen budaya keselamatan.
untuk menjadikan K3 sebagai prioritas perusahaan 3. Mewajibkan pekerja melakukan pelaporan Risk
Koordinasi dengan pemerintah Sosialisasi dengan masyarakat antara lain menempatkan fungsi K3 langsung di Containment Audit (RCA) minimal 1 temuan
bawah Direktur Utama. Hal ini dimaksudkan untuk setiap bulan untuk memastikan setiap pekerja
Gambar 12. memastikan setiap manajemen lini, pekerja dan secara tidak langsung ikut serta dalam menjaga
Mitra Kerja dalam pengendalian GAGAS wajib area operasional dan keselamatan.
bertanggung jawab untuk melaksanakan dan 4. Memberikan pelatihan Pertolongan Pertama
mentaati Kebijakan Keselamatan, Kesehatan Kerja Pada Kecelakaan (P3K) dan Pemadaman
Beberapa kegiatan dan Pengelolaan Lingkungan yang berlaku. Kebakaran Kelas D kepada setiap sales area
penertiban ROW head.
jalur pipa. Pada awalnya memang tidak mudah dalam 5. Menyediakan sarana keselamatan seperti alat
menerapkan K3 pada lingkungan kerja GAGAS karena pelindung diri (APD).
karyawan belum berpengalaman bekerja di Industri 6. Menyediakan rambu-rambu keselamatan (safety
Migas yang rawan terhadap bahaya. Agar penerapan sign dan warning sign) di setiap tempat kerja.
K3 dapat terlaksana dengan baik dari level tertinggi 7. Menerapkan management visit yang dilakukan
Pemasangan patok batas ROW Pengosongan ROW sampai dengan level paling bawah maka diperlukan oleh top management setiap bulan.
berbagai upaya pembinaan antara lain: 8. Mengaktifkan hotline center di setiap
point of sale (POS) untuk mempermudah
pelanggan dalam mencatat serta melakukan
pemberitahuan kepada GAGAS apabila ada
keadaan bahaya.
9. Menerapkan CSMS untuk semua Mitra Kerja.
112 113
ATLAS KESELAMATAN MIGAS Vol. 2 - 2017 DIREKTORAT JENDERAL MINYAK DAN GAS BUMI DIREKTORAT JENDERAL MINYAK DAN GAS BUMI ATLAS KESELAMATAN MIGAS Vol. 2 - 2017
Bagian III Benchmarking
Sumur-sumur yang diproduksikan dari lapangan tekanan gas yang dihasilkan cukup tinggi, maka gas
produksi JOB PPEJ, selain menghasilkan minyak juga tersebut bisa dialirkan langsung ke pihak ketiga.
Pelatihan menghasilkan gas ikutan (associated gas) dengan Selain itu juga, pemanfaatan flare gas termaksud
Basic Safety kandungan gas H2S sebesar 2-3% (20.000 – 30.000 dapat mengurangi radiasi panas dari proses
ppm) dimana gas H2S ini mempunyai sifat yang pembakaran di flare stack terhadap lahan pertanian
sangat berbahaya dan beracun. Mengingat sifatnya dan perumahan yang berada di sekitar area operasi
yang berbahaya dan beracun, JOB PPEJ melakukan sehingga JOB PPEJ tidak mengeluarkan biaya
pembakaran gas tersebut melalui open flare. Hal ini tambahan untuk kompensasi kepada masyarakat
tentunya berdampak terhadap jumlah emisi yang yang terkena dampak.
dihasilkan dari pembakaran tersebut.
Gambar 3. Gambar 4.
Kendala saat ini yang masih dihadapi oleh JOB PPEJ
JOB PPEJ mempunyai komitmen untuk mendukung adalah masih adanya gas yang dibakar (flaring)
program pemerintah dalam hal pengurangan emisi dikarenakan tekanan gas yang cukup rendah, yang
gas rumah kaca dan zero flaring. Terkait dengan berasal dari Degassing Boot dan Stripper, dengan
Safety contact komitmen tersebut, JOB PPEJ bekerja sama dengan tekanan sebesar 2 Psig dan gas dari tangki dengan
pada briefing pagi pihak ketiga terhitung mulai Bulan Agustus 2011, tekanan sebesar 2.4 Oz/In2 (0,15 Psig), sehingga
mulai untuk memanfaatkan gas flare tersebut tidak dapat dialirkan ke pihak ketiga secara langsung.
Pelaporan RCA sebesar 10-15 MMSCFD, sehingga bisa mengurangi Hal ini disebabkan karena tekanannya yang lebih
jumlah emisi gas rumah kaca yang dihasilkan melalui rendah dari minimum tekanan inlet yang dibutuhkan
proses pembakaran gas di flare stack. Mengingat Gas Compressor yang dimiliki oleh pihak ketiga.
Gambar 5.
Gambar 1.
Pelatihan P3K
dan Pemadaman
Kebakaran
Gambar 4.
Gambar 6.
Kegiatan
management visit
Direktur Utama di
SPBG Purwakarta
Safety Journey Toward World-Class Safety Performance
Diagram alir Gas dari lapangan Mudi dan Sukowati ke Pihak Ketiga
114 115
ATLAS KESELAMATAN MIGAS Vol. 2 - 2017 DIREKTORAT JENDERAL MINYAK DAN GAS BUMI DIREKTORAT JENDERAL MINYAK DAN GAS BUMI ATLAS KESELAMATAN MIGAS Vol. 2 - 2017
Bagian III Benchmarking
Pada Awal Januari 2017, JOB PPEJ mencoba untuk masih lebih rendah dari tekanan inlet gas compressor
melakukan modifikasi settingan operasi pengaliran pihak ketiga. Namun masih ada peluang untuk bisa
gas, agar bisa mengalirkan gas dengan tekanan memanfaatkan gas flare tersebut.
rendah tersebut. Adapun modifikasi yang dilakukan Gambar 3.
antara lain sebagai berikut: Saat ini bekerja sama dengan pihak ketiga, JOB
PPEJ merencanakan untuk memasang tambahan
1. Memasang jalur pipa dari Gas lapangan Mudi ke alat low pressure gas compressor yang berfungsi
arah pihak ketiga. untuk menaikkan tekanan operasi gas yang rendah
Kondisi
2. Menurunkan setting tekanan operasi dari CPA ke (0,15 – 5 Psig) menjadi lebih tinggi dari tekanan inlet
Pembakaran Gas
pihak ketiga dari 75 Psig ke 70 Psig agar Gas dari gas compressor milik pihak ketiga, sehingga semua
Suar Setelah
lapangan Mudi dapat dialirkan. gas flare diharapkan bisa dimanfaatkan dengan
Dilakukan
3. Menurunkan tekanan operasi inlet Gas maksimal.
Improvement
Compressor di pihak ketiga dari sekitar 55 Psig
ke sekitar 45 Psig. Pemasangan Low Pressure Gas Compressor oleh
pihak ketiga dalam rangka Pemanfaatan Gas
Dengan langkah-langkah diatas, pihak ketiga dari Degassing Boot, stripper dan Tangki dengan
bisa mendapatkan tambahan suplai gas suar dari kapasitas Flow rate 3 MMSCFD saat ini masih dalam
lapangan Mudi sebesar ± 1,1 MMSCFD. Akan tetapi, tahap kajian engineering dan diharapkan dapat
tidak semua gas tersebut bisa dialirkan ke pihak terpasang paling lambat akhir tahun 2017 ini.
ketiga yang rata – rata produksinya sebesar 1.5 – 2.5 Sampai dengan Bulan Juni 2017, total volume gas
MMSCFD. Hal ini dikarenakan gas yang berasal dari suar yang telah dialirkan ke pihak ketiga oleh JOB
LP Flare, LLP Flare dan pilot Flare tekanan operasinya PPEJ adalah sebesar + 24,2 BSCF.
Sebagai tambahan, dalam rangka meningkatkan JOB PPEJ telah melakukan upaya-upaya antisipasi
kesiapsiagaan apabila terjadi keadaan darurat antara lain dengan melakukan pelatihan tanggap
Gambar 2. di area operasi yang bisa berdampak sampai ke darurat secara rutin yang melibatkan masyarakat dan
masyarakat di sekitar area operasi misalnya apabila pemerintah daerah setempat di sekitar area operasi
terjadi kebocoran gas H2S yang melebihi ambang dan membentuk Organisasi Keadaan Darurat.
batas atau terjadi kondisi flaring yang abnormal,
Kondisi
Pembakaran Gas
Suar Sebelum
Dilakukan
Improvement
116 117
ATLAS KESELAMATAN MIGAS Vol. 2 - 2017 DIREKTORAT JENDERAL MINYAK DAN GAS BUMI DIREKTORAT JENDERAL MINYAK DAN GAS BUMI ATLAS KESELAMATAN MIGAS Vol. 2 - 2017
Bagian II Lesson Learned Kecelakaan Migas
12
Dengan kondisi ini, kondensat akan terbentuk pembetukan kondensat dalam pipeline dalam
PEMBAKARAN KONDENSAT BUKIT TUA ORF sepanjang pipa dan mengakibatkan akumulasi jumlah yang sangat kecil yang akan terdorong ke
PETRONAS CARIGALI KETAPANG II LTD kondensat di inlet separator di Onshore Receiving fasilitas ORF pada saat dilakukan pigging. Fasilitas
Facility (ORF) dengan volume produksi kondensat pembakaran terdiri dari liquid burner unit dan liquid
rata-rata sebesar 20-40 m3/day. Saat ini belum burner area yang tertutup oleh pelindung metal dan
ada unitstabilisasi, penyimpanan maupun pagar. Kondensat yang dibakar diubah menjadi mist
URAIAN SINGKAT KEJADIAN penyaluran kondensat di ORF. Namun Fasilitas ORF atau butiran lembut dengan atomizer yang terdapat
ini didesain dengan unit pembakaran kondensat dalam liquid burner sehingga pembakaran terjadi
Lapangan Bukit Tua saat ini memproduksi rata- digunakan pada saat mendesain fasilitas dan ini karena berdasarkan studi, terdapat kemungkinan dengan sempurna atau tidak terjadi black smoke.
rata crude oil sebesar 17,000 Bpd dan gas sebesar berakibat pada peningkatan potensi terjadinya
-/+ 27 MMSCFD. Gas dari lapangan Bukit Tua kondensasi di sepanjang pipa penyalur. Data GHV
dikirimkan melalui pipa bawah laut sepanjang 110 pada saat design adalah maksimal sebesar 1270
km menuju Onshore Receiving Facility (ORF) di btu/scf sedangkan kondisi actual saat ini sebesar
Kawasan Industri Maspion, Gresik. Setelah sumur- 1323 btu/scf dikarenakan kandungan fraksi berat
sumur Lapangan Bukit Tua berproduksi, ditemukan hydrocarbon lebih banyak. Tabel perbandingan
perubahan komposisi gas dan nilai Gross Heating komposisi gas antara fase desain dengan kondisi
Value (GHV) yang lebih besar daripada data yang aktual adalah sebagai berikut.
Komposisi gas ekpor dari FPSO (Fase Komposisi gas ekpor dari FPSO
Deskripsi
desain) (Aktual)
H2S 0.0000 0.0000
Nitrogen 0.0074 0.0071
CO2 0.0084 0.0147
Methane 0.7764 0.7370
Ethane 0.0840 0.1056
Propane 0.0681 0.0837
i-Butane 0.0192 0.0201
n-Butane 0.0206 0.0216
i-Pentane 0.0068 0.0053
n-Pentane 0.0047 0.0033
C6 0.0019 0.0012
C7 0.0005 0.0003
C8 0.0001 0.0001
C9 0.00000 0.00003
C10 0.00000 0.00002
C11 0.00000 0.00001
C12 0.00000 0.00000
H2O 0.0001 0.0000
Total 1.0000 1.0000
118 119
ATLAS KESELAMATAN MIGAS Vol. 2 - 2017 DIREKTORAT JENDERAL MINYAK DAN GAS BUMI DIREKTORAT JENDERAL MINYAK DAN GAS BUMI ATLAS KESELAMATAN MIGAS Vol. 2 - 2017
HULU | Pembakaran Kondensat Bukit Tua ORF Bagian II Lesson Learned Kecelakaan Migas
Petronas Carigali Ketapang II LTD
MITIGASI
Grafik 1.
Pembentukan
Kondensate Vs - Pemantauan opasitas pembakaran kondensat
Pressure Operasi secara berkala sesuai baku mutu Permen LH
no.13 tahun 2009.
KESIMPULAN
Perubahan komposisi gas dapat saja terjadi Sebagai pilihan terahir, maka flaring harus
antara fase desain dan fase operasi yang dapat direncanakan dengan matang dengan
menyebabkan terbentuknya produk yang mempertimbangkan berbagai aspek, khususnya
tidak diprediksi sebelumnya atau dalam hal ini safety dan lingkungan.
terbentuknya kondensat
Dari grafik, terlihat bahwa dengan turunnya delta dan penyaluran kondensat. Fasilitas tersebut Salah satu langkah yang wajib dilakukan adalah
pressure pada PCV, produksi kondensat juga meliputi tangki penyimpanan, fasilitas loading Dalam kondisi tertentu dimana pemanfaatan melakukan Management of Change (MOC) yaitu
mengalami penurunan kedalam truk tangki (termasuk pompa) dan kondensat belum optimal diperlukan langkah oerubahan kondisi operasi dari rancangan awal.
- Pembangunan fasilitas penanganan kondensat fasilitas penimbangan truk. Skematik fasilitas flaring.
Mitigasi jangka panjang untuk menangani yang akan disediakan adalah sebagai berikut:
permasalahan pembakaran kondensat di ORF
adalah dengan membangun fasilitas penampung
120 121
ATLAS KESELAMATAN MIGAS Vol. 2 - 2017 DIREKTORAT JENDERAL MINYAK DAN GAS BUMI DIREKTORAT JENDERAL MINYAK DAN GAS BUMI ATLAS KESELAMATAN MIGAS Vol. 2 - 2017
Bagian III Benchmarking
Kunci Sukses
Di bawah ini adalah beberapa kunci sukses yang • Sistem Manajemen Pengamanan (SMP) dan
diyakini telah mengantar keberhasilan mencapai ditambah dengan Perjanjian Kerja Sama Gambar 1.
PROPER Emas: dengan institusi TNI untuk pembinaan
teritorial, dan hasil auditnya berhasil masuk
1. Komitmen Manajemen, Pekerja & Mitra Kerja. kategori Emas pada tahun 2015.
Dukungan Manajemen puncak, hingga • ISRS 8 oleh DNV GL pada tahun 2015
Kegiatan Belajar Di
Manajemen Lini di lapangan yang sangat tinggi, JOBPTJM berhasil mencapai Level 5, dan
Ruang Multimedia
dalam bentuk Visi-Misi; kebijakan; Tata nilai; pada tahun 2016 berhasil mencapai Level 7.
Sekolah Cinta
KPI dengan PROPER sebagai salah satu target
Bumi
yang diukur; Piagam Komitmen; Pembiayaan; 3. Benchmark.
Fasilitas; SDM; Management Walk Throught, Untuk mempercepat proses perbaikan,
Supervisi & Coaching; Loss Control Meeting; diantaranya dapat dilakukan dengan cara
Apresiasi, dan lain sebagainya. Komitmen pada ATM (Amati Tiru Modifikasi), yaitu dengan
akhirnya bukan hanya datang dari Manajemen, mengamati keberhasilan pihak lain yang
melainkan juga mendapat sambutan dan telah terbukti sukses, meniru praktek yang
dukungan dari para pekerja dan Mitra Kerja. baik serta memodifikasi seperlunya untuk • Pojok Sulam Tenun Kreatif diaplikasikan pada kerajinan tenun songket
implementasi sesuai situasi dan kondisi spesifik Pojok Sulam merupakan salah satu program tersebut. Pada tahun 2016, JOBPTJM juga
2. Penerapan, sertifikasi serta assessment perusahaan. Dan untuk ATM ini, JOBPTJM juga pemberdayaan wanita di 6 desa binaan telah memperluas jangkauan pemasaran
management system, di antaranya: telah melakukan benchmarking ke beberapa yang berkreasi pada tenun songket dan hasil Sulam-Tenun Kreatif dan peningkatan
• Integrated Management System ISO 9001, perusahaan lain. sulam bermotif Jelutung khas Bayung Lencir kapasitas kelompok melalui pelatihan dan
ISO 14001 dan OHSAS 18001 untuk (Baylen). Pada tahun 2016, JOBPTJM telah pemanfaatan kerajinan sebagai Souvenir.
pengelolaan mutu, lingkungan hidup dan mematenkan Motif daun jelutung yang
SMK3 dengan sertifikasi dari TUV NORD.
122 123
ATLAS KESELAMATAN MIGAS Vol. 2 - 2017 DIREKTORAT JENDERAL MINYAK DAN GAS BUMI DIREKTORAT JENDERAL MINYAK DAN GAS BUMI ATLAS KESELAMATAN MIGAS Vol. 2 - 2017
KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL
DIREKTORAT JENDERAL MINYAK DAN GAS BUMI
Gambar 2.
• Program Air Bersih kebutuhan 1875 KK. ATM Air Bersih ini,
PTJM membantu masyarakat (Desa Muara selain memenuhi kebutuhan air bersih bagi
Medak, Sungai Lalan) dengan membangun masyarakat tetapi juga untuk menumbuhkan
WTP (Water Treatment Plant) dengan kelembagaan ekonomi berupa BUMDes
bahan baku air Sungai Lalan kemudian (Badan Usaha Milik Desa) “Medak Bertuah”
didistribusikan menjadi air bersih murah sebagai penggerak program ATM Air Bersih.
melalui ATM Air Bersih untuk memenuhi
Gambar 3.
PENUTUP
6. Menjaga Kinerja Keselamatan. Kinerja Puncak hingga Lini di lapangan yang sangat tinggi,
keselamatan termasuk menjadi faktor dalam bentuk Visi-Misi, kebijakan, Tata nilai, KPI
penting, karena untuk mencapai PROPER dengan PROPER sebagai salah satu target yang
Emas diwajibkan tercapainya Zero Fatality. diukur, Piagam Komitmen, dukungan sumberdaya
yang cukup, diikuti dengan dukungan Pekerja dan
Uraian Singkat Kesuksesan Mitra Kerja.
124 125
ATLAS KESELAMATAN MIGAS Vol. 2 - 2017 DIREKTORAT JENDERAL MINYAK DAN GAS BUMI DIREKTORAT JENDERAL MINYAK DAN GAS BUMI ATLAS KESELAMATAN MIGAS Vol. 2 - 2017
Akhirul kalam kami berharap agar buku ini dapat Untuk itu kami menyampaikan terimakasih
memberikan manfaat bagi kita bersama dalam kepada semua pihak yang telah membantu dalam
meningkatkan Keselamatan Migas di Indonesia. penyusunan buku ini, sekaligus ucapan maaf jika
Bagaimanapun suatu kejadian pasti sangat berat ada kekurangan atau hal yang tidak berkenan.
bagi pihak yang mengalaminya, namun akan lebih Untuk kesempurnaan penulisan di masa yang akan
bermanfaat jika kejadian itu dapat diambil sebagai datang, kami akan sangat mengapresiasi jika ada
pelajaran bagi pihak lain agar kejadian serupa tidak masukan, saran dan kritik dari pembaca sekalian.
terulang kembali. Semoga bermanfaat bagi kita bersama.
126 127
ATLAS KESELAMATAN MIGAS Vol. 2 - 2017 DIREKTORAT JENDERAL MINYAK DAN GAS BUMI DIREKTORAT JENDERAL MINYAK DAN GAS BUMI ATLAS KESELAMATAN MIGAS Vol. 2 - 2017
128 129
ATLAS KESELAMATAN MIGAS Vol. 2 - 2017 DIREKTORAT JENDERAL MINYAK DAN GAS BUMI DIREKTORAT JENDERAL MINYAK DAN GAS BUMI ATLAS KESELAMATAN MIGAS Vol. 2 - 2017
130 131
ATLAS KESELAMATAN MIGAS Vol. 2 - 2017 DIREKTORAT JENDERAL MINYAK DAN GAS BUMI DIREKTORAT JENDERAL MINYAK DAN GAS BUMI ATLAS KESELAMATAN MIGAS Vol. 2 - 2017
132 133
ATLAS KESELAMATAN MIGAS Vol. 2 - 2017 DIREKTORAT JENDERAL MINYAK DAN GAS BUMI DIREKTORAT JENDERAL MINYAK DAN GAS BUMI ATLAS KESELAMATAN MIGAS Vol. 2 - 2017
134 135
ATLAS KESELAMATAN MIGAS Vol. 2 - 2017 DIREKTORAT JENDERAL MINYAK DAN GAS BUMI DIREKTORAT JENDERAL MINYAK DAN GAS BUMI ATLAS KESELAMATAN MIGAS Vol. 2 - 2017
SMS Center Keselamatan Migas
• Pelaporan awal kecelakaan migas BU/BUT
• Pelaporan kondisi tidak aman
• Pengaduan keselamatan migas
SMS CENTER
KESELAMATAN
MIGAS
SMS Center
AUTO FORWARD
Nanti ditam-
bah Ibu
Migas
0812 9000 1717
DITJEN MIGAS
LAPORKAN!
Kecelakaan dan Kondisi tidak Aman Mengenai
Keselamatan Migas di Lingkungan Anda kepada Kami
136 137
ATLAS KESELAMATAN MIGAS Vol. 2 - 2017 DIREKTORAT JENDERAL MINYAK DAN GAS BUMI DIREKTORAT JENDERAL MINYAK DAN GAS BUMI ATLAS KESELAMATAN MIGAS Vol. 2 - 2017
The Think Tank Team
138 139
ATLAS KESELAMATAN MIGAS Vol. 2 - 2017 DIREKTORAT JENDERAL MINYAK DAN GAS BUMI DIREKTORAT JENDERAL MINYAK DAN GAS BUMI ATLAS KESELAMATAN MIGAS Vol. 2 - 2017
140 141
ATLAS KESELAMATAN MIGAS Vol. 2 - 2017 DIREKTORAT JENDERAL MINYAK DAN GAS BUMI DIREKTORAT JENDERAL MINYAK DAN GAS BUMI ATLAS KESELAMATAN MIGAS Vol. 2 - 2017
142 143
ATLAS KESELAMATAN MIGAS Vol. 2 - 2017 DIREKTORAT JENDERAL MINYAK DAN GAS BUMI DIREKTORAT JENDERAL MINYAK DAN GAS BUMI ATLAS KESELAMATAN MIGAS Vol. 2 - 2017
144 145
ATLAS KESELAMATAN MIGAS Vol. 2 - 2017 DIREKTORAT JENDERAL MINYAK DAN GAS BUMI DIREKTORAT JENDERAL MINYAK DAN GAS BUMI ATLAS KESELAMATAN MIGAS Vol. 2 - 2017