Anda di halaman 1dari 43

INSPEKSI DAN AUDIT K3

5 Oktober 2019
MANFAAT INSPEKSI DAN AUDIT K3

• Manfaat Audit K3:


1. Memperkuat program dan Standar K3 Perusahaan/Organisasi
2. Perbaikan dan perhatian terhadap kondisi substandard
3. Identifikasi terhadap kelemahan program
4. Memperkuat kemampuan manajemen
5. Meningkatkan keterlibatan manajemen
MANFAAT INSPEKSI DAN AUDIT K3

• Manfaat Inspeksi K3:


1. Sebagai sarana feedback – komunikasi dan interaksi pekerja dengan
pihak manajemen mengenai K3
2. Sebagai sarana motivasi pekerja – meningkatkan kesadaran pekerja
akan pentingnya K3
3. Sebagai sarana evaluasi standar Keselamatan Kerja, sehingga dapat
diketahui tingkat efektifitas dan efisiensi dari standar sebelumnya.
HUBUNGAN INSPEKSI DAN AUDIT K3 DALAM SMK3

• Elemen Sistem Manajemen K3


1. Komitmen dan Kepemimpinan
2. Kebijakan K3
3. Organisasi, SDM dan Tanggung Jawab dalam K3
4. Manajemen Resiko
5. Perencanaan dan Prosedur K3
6. Implementasi dan Kinerja K3
7. Audit
8. Rencana Tanggap Darurat
9. Manajemen Sistem
HUBUNGAN INSPEKSI DAN AUDIT K3 DALAM SMK3

• Siklus Manajemen K3 – Elemen 7


1. Audit yang dilakukan
2. Manajemen Review
3. Tindak Lanjut
HUBUNGAN INSPEKSI DAN AUDIT K3 DALAM SMK3

• Permenaker No. 5 Tahun 1996 Tentang SMK3 – Lampiran 1 Pedoman


Penerapan Sistem Manajemen K3.

“Dijelaskan bahwa perusahaan harus menetapkan dan memelihara


prosedur inspeksi, pengujian dan pemantauan yang berkaitan dengan
tujuan dan sasaran K3, frekuensi inspeksi, dan pengujian harus sesuai
dengan obyeknya.”
HUBUNGAN INSPEKSI DAN AUDIT K3 DALAM SMK3

• Tahapan pelaksanaan Inspeksi dan Audit dilakukan dengan konsep:


1. Plan – Perencanaan inspeksi dan Audit
2. Do – Pelaksanaan Inspeksi dan Audit
3. Check – Pelaporan / Tinjauan Inspeksi dan Audit
4. Action – Tindak Lanjut
JENIS – JENIS INSPEKSI DAN
AUDIT K3
5 Oktober 2019
JENIS INSPEKSI K3
• Jenis Inspeksi K3 umumnya meliputi:
1. Inspeksi Informal
2. Inspeksi Terencana

• Dilakukan berdasarkan adanya keluhan / complain dari tenaga Kerja di


suatu unit Kerja
• Dilakukan berdasarkan adanya permintaan atau instruksi dari
pengurus perusahaan.
Inspeksi Informal
• Sifatnya:
1. Inspeksi yang tidak terencana
2. Bersifat sederhana
3. Umumnya hanya memeriksa kondisi tidak aman
4. Fokus lebih besar pada kepentingan produksi
5. Dilakukan atas kesadaran orang – orang yang menemukan atau
melihat masalah K3 di dalam pekerjaannya.
Inspeksi Informal
• Kekurangan:
 Tidak dilakukan secara sistematik, sehingga tidak mencakup
gambaran permasalahan secara keseluruhan.
 Tindakan perbaikan dan pencegahan tidak sampai mendetail

• Kelebihan:
 Masalah yang ditemukan langsung dapat didokumentasikan berupa
catatan singkat
 Pelaporan sangat sederhana
INSPEKSI TERENCANA
• Terdiri dari 2 jenis:
1. Inspeksi Rutin / Umum
2. Inspeksi Khusus
INSPEKSI TERENCANA
1. Inspeksi Rutin / Umum
• Dilakukan terhadap seluruh area Kerja – Walk Through Inspection
• Bersifat Komprehensif.
• Jadwal pelaksanaan rutin dan telah ditentukan (per-bulan, per-quartal,
per-semester, per-tahun).
• Dilakukan dalam 1 tim (K3, Operasi, Maintenance, produksi, dll)
• Hasil yang ditemukan umumnya segera ditindak lanjuti, dan setiap
permasalahan yang telah diidentifikasi harus selalu tercatat dan
dibukukan.
• Laporan inspeksi harus ditandatangani oleh penanggung jawab
kegiatan inspeksi, dan harus disampaikan ke pihak manajemen
sehingga langkah perbaikan segera dilakukan
INSPEKSI TERENCANA
2. Inspeksi Khusus / Critical Part Inspection
• Direncanakan hanya untuk diarahkan kepada kondisi – kondisi
tertentu, seperti:
 Mesin – Mesin
 Alat Kerja
 Dan tempat – tempat Kerja khusus yang memiliki resiko Kerja
tinggi
JENIS – JENIS AUDIT K3
• Terdiri dari 2 jenis:
1. Audit Internal
2. Audit Eksternal
AUDIT INTERNAL
• Dilakukan oleh perusahaan sendiri tanpa menghilangkan obyektifitas.
• Pelaksanaan bersifat tidak terlalu formal.
• Bertujuan untuk menilai/ melakukan evaluasi terhadap program.
• Memberi masukan kepada manajemen dalam rangka
mengembangkan sistem manajemen K3.
• Mempersiapkan untuk pelaksanaan audit eksternal yang akan
dilaksanankan oleh konsultan pihak luar.
AUDIT INTERNAL
• Dilakukan dengan cara:
1. Menentukan tujuan, ruang lingkup dan kriteria audit.
2. Pemilihan auditor dan timnya untuk tujuan objektivitas dan kenetralan
audit.
3. Menentukan metode audit.
4. Konfirmasi jadwal audit dengan peserta audit ataupun pihak lain yang
menjadi bagian dari audit.
5. Penutupan audit dan tindak lanjutnya.
AUDIT EKSTERNAL
• Audit yang dilakukan oleh badan independen atau konsultan
• Pemeriksaan dilakukan secara formal
• Tujuan audit untuk menilai secara obyektif terhadap sistem
manajemen K3
• Penilaian oleh badan independen untuk memperoleh pengakuan baik
secara nasional maupun internasional.
• Contoh: Audit SMK3 Depnaker, Audit OHSAS 18001
AUDIT EKSTERNAL
• Dilakukan dengan cara:
1. Penentuan tujuan audit dan ruang lingkup
2. Pertemuan pendahuluan
3. Tour keliling tempat Kerja
4. Melaksanakan wawancara
5. Verifikasi terhadap informasi yang didapat
6. Pertemuan penutup
7. Evaluasi dan Laporan audit
LANGKAH – LANGKAH DALAM
MELAKSANAKAN INSPEKSI K3
19 Oktober 2019
• Langkah – langkah dalam melaksanakan Inspeksi K3:
1. Tahap Persiapan
2. Pelaksanaan Inspeksi
3. Pencatatan Hasil Pengamatan dan Observasi
4. Tindakan Korektif
5. Laporan Inspeksi
6. Review
Tahap Persiapan
• Hal – hal yang harus diperhatikan pada tahap persiapan inspeksi:
1. Rencanakan Inspeksi – Jadwal dan Obyek inspeksi
2. Bentuk Tim Inspeksi atau Personil Inspeksi
3. Peta inspeksi – Berdasarkan denah area kerja
4. Potensi bahaya yang terkait dengan mesin, peralatan, material dan
proses kerja
5. Tentukan sasaran dan pahami apa yang akan dicari
6. Checklist, bahan dan peralatan Inspeksi
7. Lihat laporan inspeksi sebelumnya – jika ada
Tahap Persiapan – cont’d
• Kualifikasi Personil Inspektor K3:
1. Mengetahui pengetahuan tentang obyek yang akan diperiksa
2. Mempunyai pengetahuan tentang syarat – syarat K3 serta peraturan
3. Pengetahuan tentang potensi bahaya
4. Dapat berkomunikasi secara baik
5. Mengetahui prosedur inspeksi K3
Pelaksanaan Inspeksi
• Dalam pelaksanaan inspeksi hal – hal yang harus dipertimbangkan adalah
sebagai berikut:
1. Menghubungi penanggung jawab bagain yang akan dikunjungi untuk
pelaksaan inspeksi
2. Berpedoman pada rencana inspeksi & checklist
3. Periksa setiap item dalam checklist
4. Ambil tindakan perbaikan sementara bila ada masalah K3 yang sangat
kritis.
5. Mengamati tindakan perorangan atau perilaku pekerja apakah sudah
memenuhi persyaratan K3
6. Jelaskan hasil temuan
7. Klasifikasikan bahaya dan tentukan factor penyebab.
Pencatatan Hasil Observasi
• Pencatatan hasil pengamatan diperlukan untuk meninjau semua
informasi yang dikumpulkan dan memudahkan tim inspeksi untuk
membuat klasifikasi bahaya.
 Buat catatan ringkas tentang ketidaksesuaian dan kesesuaian
peralatan.
 Tindakan dan kondisi terhadap standar
Tahap Pelaporan
• Setelah semua hasil pengamatan dicatat, selanjutnya ditindak lanjuti dengan
membuat laporan tertulis.
• Suatu alat atau sarana yang dapat digunakan sebagai bahan informasi dan
komunikasi yang efektif.
• Ada 3 jenis dan tipe laporan inspeksi K3:
1. Laporan keadaan darurat – Mencakup kategori bahaya katastropik atau
kritis.
Laporan harus segera dibuat sebelum kecelakaan Kerja terjadi atau sesaat
setelah inspeksi K3 dilaksanakan.
2. Laporan berkala – Mencakup keadaan bahaya yang tidak masuk kategori
darurat.
Laporan bias dibuat dalam 24 jam setelah inspeksi dilakukan.
3. Laporan ringkas – Mencakup kesimpulan dari semua item laporan terdahulu
Tahap Pelaporan – cont’d
• Isi laporan mencakup:
1. Nama inspector
2. Tanggal inspeksi
3. Nama Departemen dan area yang diinspeksi
Tahap Pelaporan – cont’d
• Persyaratan dalam membuat laporan inspeksi agar mudah dipahami dan
ditindak lanjuti, meliputi:
1. Setiap item temuan harus diberi nomor urut
2. Setiap item temuan harus diberi kategori bahaya
3. Menentukan siapa yang akan menindak lanjuti setiap item pada hasil
inspeksi
4. Laporan inspeksi ditujukan kepada Departemen yang diinspeksi dengan
tembusan kepada atasan.
5. Menentukan tindakan perbaikan sebagai tindak lanjut
6. Melakukan evaluasi terhadap hasil inspeksi K3 untuk menentukan tindak
lanjut yang akan dilakukan guna pengembangan berkelanjutan.
Tindakan Perbaikan
• Tindakan perbaikan untuk mencegah terjadinya kecelakaan dan
kerugian meliputi:
1. Membuat skala prioritas upaya perbaikan yang harus dikerjakan.
2. Monitoring terhadap program perbaikan dan anggaran biaya
sampai kepada implementasi perbaikan selesai.
3. Verifikasi / pembuktian bahwa tindakan perbaikan dimulai sesuai
jadwal yang telah direncanakan.
4. Pengmatan selama pengembangan tindakan korektif.
5. Melakukan uji kelayakan setelah selesai pelaksanaan sarana
perbaikan.
PROSEDUR INSPEKSI K3
26 Oktober 2019
Tugas & Tanggung Jawab
• Dalam pelaksanaan Inspeksi K3, terdapat pihak – pihak yang
mempunyai peran dan tanggung jawab terhadap inspeksi K3 yang
dilakukan:
1. Field Manager / Manajer Lapangan
2. Project Manager
3. Supervisor
4. Departemen K3
5. Inspektor
6. Departemen / Bagain yang diinspeksi
Peran & Tanggung Jawab
1. Field Manager
Orang yang bertanggung jawab penuh terhadap pelaksanaan program
K3 dan pengelolaan resiko di area Kerja perusahaan.

2. Project Manager
• Memastikan bahwa risiko dimonitor dan dikontrol melalui
pelaksanaan inspeksi yang teratur.
• Meninjau ulang laporan inspeksi dan menentukan tindak lanjut
sebagai tindakan perbaikan
Peran & Tanggung Jawab
3. Supervisor
Ikut serta dalam perencanaan dan pelaksanaan inspeksi dengan
melibatkan karyawan di bawah koordinasinya.

4. Departemen K3
• Membuat rencana jadual pelaksanaan inspeksi K3 bulanan, inspeksi
mingguan dan inspeksi khusus lainnya dengan memperhatikan
bahaya yang ada di tempat kerja dan hasil penilaian risiko.
• Melaksanakan inspeksi K3 bersama dengan anggota Safety
Committee yang lain ataupun secara individual/Departemen K3.
Peran & Tanggung Jawab
5. Inspektor
Inspektor bertanggung jawab atas persiapan, pelaksanaan dan
membuat laporan hasil pelaksanaan inspeksi K3.

6. Departemen / Bagian yang diinspeksi


Bertanggung jawab atas penyediaan waktu, tempat kerja dan
tersedianya personil yang diperlukan untuk menunjang pelaksanaan
inspeksi K3, begitu pula untuk penyelesaian yang efektif atas temuan
dan tindak lanjutnya.
Obyek Inspeksi
• Inspektor atau tim inspeksi harus memeriksa sekeliling area Kerja yang
menjadi sasaran area inspeksi dan observasi dengan berpedoman pada
praktik Kerja aman dan bertujuan untuk meningkatkan meningkatkan
kinerja Keselamatan Kerja.
• Adapun obyek yang menjadi sasaran inspeksi umumbya adalah:
1. Pabrik 6. Praktek Kerja
2. Bangunana 7. Housekeeping
3. Material 8. PPE / APD
4. Peralatan 9. Pengaturan Tanggap Darurat
5. Mesin
Obyek Inspeksi
1. Pabrik
Dengan cara memeriksa kondisi pabrik dan peralatan – peralatan
operasinya
2. Bangunan
Memeriksa bangunan dan kondisi tanah tempat bangunan berada.
Contoh struktur bangunan yang dapat menyebabkan keruntuhan
bangunan, loading ramps, area tertututp yang membutuhkan ventilasi.
3. Material
Pemeriksaan material yang digunakan untuk pekerjaan, dapat berupa
bahan – bahan kimia, B3, dll.

4. Peralatan
Memastikan semua peralatan yang akan digunakan untuk bekerja
dalam keadaan aman, kondisi baik dan layak digunakan
5. Mesin
Memeriksa dan menguji peralatan mesin untuk memastikan peralatan
mesin tersebut secara mekanis aman dari resiko cedera.
6. Houskeeping
Memeriksa bagaimana pekerja dapat menjaga area Kerjanya. Misal
kabel ekstensi di seluruh area kerja yang mengarah ke risiko tersengat
listrik, sampah yang disimpan di depan pintu keluar, limbah atau
bahan-bahan pada area jalan, dll.
7. Emergency Arrangements
Memeriksa area Kerja memiliki akses menuju ke
tempat aman, apabila kondisi darurat semisal
kebakaran, atau peristiwa tak terduga lainnya yang
menempatkan karyawan pada suatu resiko
Pembuatan Checklist Safety Inspection
• Lakukan Inspeksi K3 terhadap kelas ini

Anda mungkin juga menyukai