Anda di halaman 1dari 36

MAKALAH

KEBIJAKAN HUKUM CYBERCRIME DAN PENGGUNAAN


TEKNOLOGI INFORMASI DALAM PENERAPAN ETIKA
PROFESI DI MASYARAKAT

AHMAD DENY ILHAMDI


2301040003

FAKULTAS TEKNIK
PROGRAM STUDI S1 REKAYASA PERANGKAT LUNAK
UNIVERSITAS BUMIGORA
2023
Kata Pengantar

Dalam era digital yang semakin maju ini, teknologi informasi telah menjadi bagian
yang tak terpisahkan dari kehidupan sehari-hari. Namun, seiring dengan perkembangan
tersebut, muncul pula berbagai tantangan baru, salah satunya adalah cybercrime.
Kejahatan dunia maya ini menjadi ancaman serius bagi masyarakat dan negara,
sehingga diperlukan kebijakan hukum yang tepat untuk menanganinya.

Di sisi lain, teknologi informasi juga telah merubah cara kerja banyak profesi. Dalam
menjalankan tugasnya, para profesional di bidang ini dituntut untuk selalu berpegang
pada etika profesi. Namun, penerapan etika profesi di dunia teknologi informasi
seringkali menimbulkan dilema, mengingat sifat teknologi yang selalu berubah dan
berkembang.

Melalui makalah ini, saya berusaha untuk menganalisis dan menjelaskan kebijakan
hukum cybercrime dan penggunaan teknologi informasi dalam penerapan etika profesi.
Saya berharap, melalui pembahasan ini, kita dapat memahami lebih dalam tentang
topik-topik tersebut dan menemukan solusi terbaik untuk menghadapi tantangan di era
digital ini.

29/12/2023

Ahmad Deny Ilhamdi

i
Daftar Isi

Kata Pengantar ............................................................................................................... i

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................. 1

A. Latar Belakang ................................................................................................... 1

B. Tujuan Makalah ................................................................................................. 1

BAB II CYBERCRIME ................................................................................................ 3

A. Cybercrime ......................................................................................................... 3

1. Pengertian Cybercrime ................................................................................... 3

2. Karakteristik Cyber Crime ............................................................................. 5

3. Jenis-Jenis Cyber Crime ................................................................................. 5

4. Metoda Cybercrime ........................................................................................ 8

B. Kebijakan Hukum Terhadap Cybercrime........................................................... 9

1. Peran Hukum dalam Penanganan Cybercrime ............................................... 9

2. Undang-Undang yang Mengatur Cybercrime .............................................. 10

BAB III TEKNOLOGI INFORMASI ........................................................................ 12

A. Teknologi Informasi ......................................................................................... 12

1. Peran Teknologi Informasi dalam Masyarakat ............................................. 12

2. Dampak Positif dan Negatif Teknologi Informasi........................................ 13

BAB IV ETIKA PROFESI TEKNOLOGI INFORMASI .......................................... 18

A. Etika Profesi dalam Teknologi Informasi ........................................................ 18

1. Pengertian Etika Profesi ............................................................................... 18

ii
2. Prinsip-prinsip Etika Profesi ........................................................................ 19

3. Kode Etik Profesi dalam Teknologi Informasi ............................................. 21

B. Peran Profesional dalam Teknologi Informasi ................................................. 22

BAB V PENUTUP ...................................................................................................... 25

Ringkasan Materi .................................................................................................... 25

Kesimpulan ............................................................................................................. 29

Daftar Pustaka ............................................................................................................. 30

iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam era digital saat ini, teknologi informasi telah menjadi bagian yang tak
terpisahkan dari kehidupan sehari-hari. Dari komunikasi hingga transaksi
bisnis, hampir semua aspek kehidupan kita saat ini melibatkan penggunaan
teknologi informasi. Namun, seiring dengan perkembangan tersebut, muncul
pula berbagai tantangan baru, salah satunya adalah cybercrime.

Cybercrime, atau kejahatan dunia maya, adalah bentuk tindak kejahatan yang
dilakukan dengan memanfaatkan teknologi informasi. Kejahatan ini bisa
berupa penipuan online, pencurian identitas, hingga serangan siber yang dapat
merusak infrastruktur kritis sebuah negara. Cybercrime telah menjadi ancaman
serius bagi masyarakat dan negara, sehingga diperlukan kebijakan hukum yang
tepat untuk menanganinya.

Di sisi lain, teknologi informasi juga telah merubah cara kerja banyak profesi.
Dalam menjalankan tugasnya, para profesional di bidang ini dituntut untuk
selalu berpegang pada etika profesi. Namun, penerapan etika profesi di dunia
teknologi informasi seringkali menimbulkan dilema, mengingat sifat teknologi
yang selalu berubah dan berkembang.

B. Tujuan Makalah
Melalui makalah ini, kami berusaha untuk menganalisis dan menjelaskan
kebijakan hukum cybercrime dan penggunaan teknologi informasi dalam
penerapan etika profesi. Kami berharap, melalui pembahasan ini, kita dapat
memahami lebih dalam tentang topik-topik tersebut dan menemukan solusi
terbaik untuk menghadapi tantangan di era digital ini.

1
Makalah ini juga bertujuan untuk memberikan pemahaman yang lebih baik
tentang bagaimana hukum dapat digunakan untuk melindungi masyarakat dari
cybercrime, serta bagaimana etika profesi dapat diterapkan dalam dunia
teknologi informasi. Kami berharap bahwa makalah ini dapat menjadi referensi
yang berguna bagi para peneliti, praktisi, dan siapa saja yang tertarik pada topik
ini.

2
BAB II CYBERCRIME
A. Cybercrime
1. Pengertian Cybercrime
Cybercrime, atau kejahatan siber, adalah bentuk tindak kejahatan yang
menggunakan teknologi komputer, jaringan, internet, atau perangkat digital
sebagai alat, sasaran, atau dalam penggunaannya. Istilah lain yang serupa
meliputi computer misuse, abuse, fraud, related crime, assisted crime, dan
computer crime. Ini berkembang seiring dengan pesatnya teknologi digital,
komunikasi, dan informasi, meskipun juga digunakan secara ilegal untuk
keuntungan pribadi.

Cybercrime mencakup aktivitas kejahatan dengan penggunaan komputer,


jaringan, dan internet sebagai alat, sasaran, atau tempat terjadinya
kejahatan. Secara luas, merujuk pada tindakan ilegal melalui jaringan
komputer/internet untuk merugikan pihak lain. Dalam arti lebih spesifik,
melibatkan serangan terhadap sistem keamanan komputer dan pengolahan
data. Para pelaku kejahatan ini umumnya memiliki pengetahuan teknologi
informasi. Munculnya kejahatan dunia maya dimulai sekitar tahun 1988
sebagai Cyber Attack, di mana worm/virus menciptakan kerusakan serius
pada sekitar 10% komputer terkoneksi internet.

Organization of European Community Development (OECD)


mendefinisikan cybercrime sebagai segala bentuk akses ilegal terhadap
transmisi data, termasuk segala kegiatan yang tidak sah di dalam sistem
komputer. Secara umum, cybercrime merujuk pada tindak kejahatan di
dunia maya yang menggunakan teknologi komputer dan jaringan internet
sebagai sasarannya. Ini berkembang seiring dengan pesatnya teknologi

3
digital, komunikasi, dan informasi. Kejahatan ini pertama kali muncul
sekitar tahun 1988 sebagai Cyber Attack, di mana para pelaku menciptakan
worm atau virus yang menyebabkan sekitar 10% komputer terkoneksi
internet mengalami kerusakan serius.

Pengertian Cybercrime Menurut Para Ahli

• Menurut Parker (Hamzah 1993:18), cybercrime adalah suatu


tindakan atau kejadian yang berkaitan dengan teknologi komputer.
Dimana seseorang mendapatkan keuntungan dengan merugikan
pihak lain.

• Menurut Wahid dan Labib (2010:40), pengertian cybercrime adalah


semua jenis pemakaian jaringan komputer untuk tujuan kriminal
dengan penyalahgunaan kemudahan teknologi digital.

• Menurut Widodo (2011:), pengertian cybercrime adalah semua


kegiatan individu atau kelompok yang memakai jaringan komputer
sebagai sarana melakukan kejahatan, atau menjadikan komputer
sebagai sasaran kejahatan.

• Menurut Prof. Dr. Barda Nawawi Arief, S.H. cybercrime adalah


kejahatan teknologi informasi, juga sebagaimana dikatakan oleh
sebagai kejahatan mayantara (Suhariyanto, 2013: 11).

4
• Menurut Dikdik M. Arief Mansur dan Elisataris Gultom (2005: 10)
pada dasarnya cybercrime meliputi semua tindak pidana yang
berkenaan dengan sistem informasi.

2. Karakteristik Cybercrime
Menurut Wahid dan Labib (2010:76), kejahatan dunia maya atau
cybercrime memiliki beberapa karakteristik, yaitu sebagai berikut:

• Perbuatan yang dilakukan secara illegal, tanpa hak atau tidak etis
tersebut terjadi dalam ruang/wilayah siber/cyber (cyberspace),
sehingga tidak dapat dipastikan yurisdiksi negara mana yang
berlaku terhadapnya.
• Perbuatan tersebut dilakukan dengan menggunakan peralatan apa
pun yang terhubung dengan internet.
• Perbuatan tersebut mengakibatkan kerugian materiil maupun
imateriil (waktu, nilai, jasa, uang, barang, harga diri, martabat,
kerahasiaan informasi) yang cenderung lebih besar dibandingkan
dengan kejahatan konvensional.
• Pelakunya adalah orang yang menguasai penggunaan internet
beserta aplikasinya.
• Perbuatan tersebut sering dilakukan secara transaksional/melintas
batas negara.

3. Jenis-Jenis Cybercrime
Ada beberapa jenis Cybercrime, diantaranya adalah:
• Pencurian Data (Data Theft)
Pencurian data atau data theft merupakan suatu tindakan ilegal dengan
mencuri data dari sistem komputer untuk kepentingan pribadi atau
dikomersilkan dengan menjual data curian kepada pihak lain. Biasanya,

5
tindakan pencurian data ini berujung pada kejahatan penipuan
secara online.
• Akses Ilegal (Unauthorized Access)
Membuka atau masuk ke akun orang lain tanpa ijin dan dengan sengaja
merupakan suatu tindakan kejahatan di dunia maya. Akun yang telah
dibobol pelaku sangat mungkin membuat pemiliknya mengalami
kerugian, misalnya:
1. Membuat pemilik akun kehilangan data penting.
2. Menggunakan akun untuk aksi kejahatan, misalnya menipu
orang lain dengan memakai nama pemilik akun.
• Hacking dan Cracking
Hacking merupakan aktivitas menerobos program komputer milik
orang lain. Si pelaku, atau yang lebih dikenal dengan
sebutan hacker biasanya memiliki keahlian membuat dan membaca
program tertentu dan terobsesi mengamati keamanannya.
Ada juga kejahatan yang dinamakan cracking, yaitu hacking untuk
tujuan jahat. Biasanya, para cracker atau sebutan bagi
pelaku cracking bisa mengetahui simpanan para nasabah di beberapa
bank atau pusat data sensitif lain untuk menguntungkan diri sendiri.
Sekilas, hacking dan cracking hampir sama saja, tetapi ada perbedaan
yang mendasar di antara keduanya. Jika hacking adalah upaya yang
lebih fokus pada prosesnya, cracking lebih fokus untuk menikmati
hasilnya.
• Carding
Carding atau penyalahgunaan kartu kredit adalah kegiatan berbelanja
menggunakan nomor dan identitas kartu kredit orang lain. Hal ini
dilakukan secara ilegal dan data kartu kredit biasanya didapat melalui
tindakan pencurian lewat internet.

6
• Defacing
Defacing adalah aktivitas mengubah halaman suatu website milik pihak
lain. Pada kasus-kasus defacing yang sering dijumpai, biasanya para
pelaku melakukannya hanya untuk iseng, pamer kemampuan bisa
membuat program, hingga berniat jahat untuk mencuri data dan dijual
ke pihak lain.
• Cybersquatting
Cybersquatting atau penyerobotan domain name yang merupakan jenis
kejahatan dunia maya yang masuk ke dalam kategori
domain hijacking (pembajakan domain). Cara yang dilakukan adalah
dengan mendaftarkan domain nama perusahaan atau nama orang lain.
Hasil kejahatan biasanya akan dijual kepada perusahaan atau pihak lain
dengan harga yang lebih mahal. Pelaku akan berusaha untuk
menguntungkan dirinya sendiri dengan merugikan pihak lain.
• Cyber Typosquatting
Cyber typosquatting merupakan kejahatan yang dilakukan dengan cara
membuat domain plesetan yang mirip dengan nama domain orang lain.
Salah satu tujuannya adalah menjatuhkan domain asli dengan
melakukan penipuan atau berita bohong kepada masyarakat.
• Menyebarkan Konten Ilegal
Konten ilegal biasanya berisi tentang informasi atau data yang tidak
etis, tidak benar, dan bisa jadi melanggar hukum. Jenisnya sendiri ada
banyak sekali, beberapa di antaranya yang sering kita jumpai adalah
berita hoax dan konten yang mengandung unsur pornografi.

• Malware

7
Malware merupakan salah satu program komputer yang mencari
kelemahan dari suatu software. Biasanya malware diciptakan untuk
membobol atau merusak suatu software atau sistem operasi.
Malware terdiri dari beberapa jenis, seperti worm, virus, trojan
horse, adware, browser hijacker, dan yang lainnya.
Meskipun tersebar juga antivirus atau anti spam, Anda tetap harus
waspada agar terhindar dari malware karena si pembuat biasanya sangat
kreatif dan terus produktif dalam membuat program yang merugikan
para korbannya.
• Cyber Terorism
Kejahatan dunia maya bisa masuk ke dalam kategori cyber terorism jika
telah mengancam pemerintah. Para pelaku cyber terorism biasanya
akan melakukan cracking ke situs pemerintah atau militer.
• Pemalsuan Data (Data Forgery)
Ini merupakan tindak kejahatan dunia maya dengan memalsukan data
pada dokumen penting yang disimpan sebagai scriptless
document di internet. Salah satu praktik pemalsuan data ini misalnya
pemalsuan dokumen pada situs e-commerce yang dibuat seolah-olah
terjadi typo atau salah ketik sehingga menguntungkan pelakunya.
• Memata-Matai (Cyber Espionage)
Ini adalah kejahatan di dunia maya yang memanfaatkan jaringan
internet untuk masuk ke sistem jaringan komputer pihak lain untuk
memata-matai.

4. Metoda Cybercrime
• Password Cracker

8
Kegiatan ini merupakan suatu tindakan pencurian atau
peretasan password orang lain dengan bantuan sebuah program yang
mampu membuka enkripsi password.
• Spoofing
Spoofing adalah tindakan memalsukan sebuah data atau identitas
seseorang dengan tujuan pelaku bisa login ke dalam sebuah jaringan
komputer atau akun pemilik layaknya user yang asli.
• Distributed Denial of Attacks (DDoS)
DDoS adalah tindakan penyerangan yang dilakukan terhadap server
atau komputer di dalam sebuah jaringan internet. Serangan ini mampu
menghabiskan resource yang ada pada server sehingga perangkat
tersebut tidak mampu menjalankan fungsinya dengan baik seperti
semula.
• Sniffing
Sniffing merupakan tindakan pencurian username dan password pihak
lain. Jika akun sudah dikuasai, pelaku bisa melakukan tindak kejahatan
berupa penipuan dengan mengatasnamakan pemilik akun yang asli.
• Destructive device
Destructive device merupakan suatu program atau software yang berisi
virus. Pelaku biasanya memiliki tujuan untuk menghancurkan atau
merusak data yang terdapat pada sebuah komputer yang dituju.
Beberapa isi program tersebut adalah worms, email bombs, nukes,
trojan horse, dsb.

B. Kebijakan Hukum Terhadap Cybercrime


1. Peran Hukum dalam Penanganan Cybercrime
Hukum memainkan peran penting dalam penanganan cybercrime. Di
Indonesia, Undang-Undang No 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan

9
Transaksi Elektronik telah lahir untuk mengatur kehidupan sosial
masyarakat virtual. Undang-undang ini menjadi dasar hukum dalam proses
penegakan hukum terhadap kejahatan elektronik. Cybercrime dapat
dimaknai secara luas dan sempit. Dalam arti sempit, cybercrime dapat
dimaknai sebagai perbuatan yang melanggar hukum dengan memanfaatkan
teknologi komputer. Sedangkan dalam arti luas, cybercrime merupakan
keseluruhan bentuk kejahatan yang ditujukan pada komputer baik dari
jaringan maupun penggunanya serta kejahatan konvensional yang
menggunakan teknologi komputer. Untuk mengatasi kejahatan cybercrime
dibutuhkan aparat penegak hukum yang memahami dan menguasai
teknologi. Kendala yang dihadapi oleh korban adalah dikarnakan
ketidaktahuan, pengetahuan komputer dan internet sehingga apabila
dirugikan tidak dapat melaporkaan segala peristiwa pidana yang dialami.
Faktor-faktor yang akan mempengaruhi penegakan hukum terhadap
cybercrimes meliputi faktor hukum, faktor penegak hukum, faktor sarana
dan fasilitas dalam penegakan hukum, dan faktor masyarakat. Dengan
demikian, hukum memainkan peran penting dalam mencegah, mendeteksi,
dan menangani cybercrime. Selain itu, hukum juga berfungsi untuk
memberikan perlindungan dan keadilan bagi korban cybercrime.

2. Undang-Undang yang Mengatur Cybercrime


Berikut adalan Undang-Undang yang mengatur Cybercrime di Indonesia.

1. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan


Transaksi Elektronik (UU ITE) mengatur penggunaan teknologi
informasi dan transaksi elektronik serta memberikan sanksi bagi pelaku
cybercrime. UU ITE juga telah mengalami perubahan oleh Undang-
Undang Nomor 19 Tahun 2016. Isi utama UU ITE mencakup ketentuan
umum, asas dan tujuan, informasi, dokumen, dan tanda tangan
elektronik, transaksi elektronik, hak kekayaan intelektual, perlindungan

10
hak pribadi, perbuatan yang dilarang, penyelesaian sengketa, peran
pemerintah dan masyarakat, penyidikan, dan ketentuan pidana.

2. Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP) adalah peraturan


yang menjadi dasar hukum pidana di Indonesia. KUHP mencakup
tindak pidana konvensional yang menggunakan bantuan sistem
elektronik dalam arti luas.

3. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1981 tentang Hukum Acara


Pidana (KUHAP) mengatur proses peradilan pidana di Indonesia,
menetapkan hak dan kewajiban bagi pihak yang terlibat dalam proses
pidana, sehingga mendukung penerapan negara hukum.

11
BAB III TEKNOLOGI INFORMASI
A. Teknologi Informasi
Teknologi Informasi merupakan bagian yang penting dalam kehidupan. Saat
ini, hampir seluruh lini perusahaan yang terkecil pun telah memanfaatkan
teknologi informasi untuk mempermudah aktivitasnya. Kemudahan yang
ditawarkan juga menjadi alasan utama untuk memanfaatkan teknologi
informasi. Tidak jarang pula teknologi yang dibuat dengan berdasarkan pada
kebutuhan instansi tertentu.

1. Peran Teknologi Informasi dalam Masyarakat


• Mempermudah Komunikasi
Teknologi informasi sangat berperan untuk mempermudah
komunikasi. Sebagai contoh, penggunaan email untuk
berkomunikasi dalam suatu perusahaan. Saat ini tentu telah
banyak dikembangkan media untuk berkomunikasi dengan
memanfaatkan teknologi informasi sehingga komunikasi dapat
dilakukan tanpa melihat batasan wilayah.
• Mempermudah Akses Informasi
Kemudahan akses informasi menjadi hal yang dirasakan dari
pemanfaatan teknologi informasi. Saat ini, untuk mendaptakan
informasi, setiap orang hanya tinggal berselancar saja. Informasi
apa saja yang dibutuhkan dapat ditemukan.
• Membangun Sistem Terkomputerisasi
Saat ini terdapat banyak sekali sistem terkomputerasi yang
mempermudah operasional dalam suatu instansi. Tidak hanya
itu saja, sebuah sistem yang sudah terkomputerisasi juga dapat
mencakup lebih banyak orang. Sebagai contoh, saat ini tentu
kamu sudah tidak asing lagi dengan marketplace.

12
Pengembangannya tentu tidak terlepas dari peran Teknologi
Informasi.
• Membangun Keamanan Cyber
Penggunaan teknologi yang terus meningkat tentu
membutuhkan keamanan agar setiap aktifitas yang dilakukan
terhindar dari hal-hal yang tidak diinginkan. Cyber
Security menjadi teknologi yang dibuat untuk melindungi
jaringan, perangkat komputer, data dan program dari akses yang
tidak diinginkan atau kerusakan. Cyber Security akan
membantu untuk mengamankan segala informasi yang ada pada
instansi.

• Pengelolaan Data
eknologi informasi membantu dalam pengumpulan,
penyimpanan, dan pengolahan data. Basis data memungkinkan
organisasi untuk mengatur dan mengelola informasi dengan
lebih efisien.

2. Dampak Positif dan Negatif Teknologi Informasi


Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) memiliki dampak yang
signifikan baik positif maupun negatif dalam kehidupan sehari-hari. Berikut
ini adalah beberapa dampaknya.

A. Dampak Positif
• Mempercepat arus informasi
Arus informasi saat ini menjadi sangat cepat, bahkan cenderung
tidak terkontrol hingga saat ini. namun demikian, hal ini
merupakan salah satu dampak positif, karena dapat memberikan

13
informasi mengenai suatu kejadian secara cepat, meskipun
terkadang tidak akurat dan tidak tepat.
• Mempermudah akses terhadap informasi terbaru
Merupakan salah satu efek domino dari bertambah cepatnya
arus informasi. Dengan adanya teknologi informasi dan
komunikasi yang berkembang sangat pesat, maka siapapun akan
bisa memperoleh informasi dengan mudah. Akses terhadap
informasi ini bisa dilakukan kapanpun, dimanapun, dan dari
siapapun itu. Hal ini akan membantu individu dalam
meningkatkan informasi dan pengetahuan yang dimilikinya,
meski terkadang realibilitas dan validitas dari informasi tersebut
dipertanyakan.
• Media sosial
Media sossial juga merupakan dampak positif lainnya dari
perkembangan teknologi informasi dan kommunikasi. Media
sosial dapat memberikan banyak sekali manfaat, salah satunya
adalah dapat mempertumakan individu dengan orang baru, dan
menambah relasi antar individu.
• Membantu individu dalam mencari informasi
Dalam mencari informasi yang baru dan masih hangat, maka
teknologi informasi dan juga komunikasi sangat memegang
peranan yang penting. Dengan adanya arus informasi yang
menjadi jauh lebih cepat, maka individu akan menjadi lebih
mudah dalam mencari informasi yang diinginkan.
• Media hiburan
Peanfaatan dari teknologi informasi dan juga komunikasi
berikutnya adalah dalam hal hiburan. Teknologi informasi dan
juga komunikasi saat ini mendukung media hiburan yang sangat

14
banyak ragamnya bagi setiap orang. Contoh saja dari media
hiburan berupa games, music, dan juga ideo, banyak orang yang
bisa hilang dan juga lepas dai stress karena hiburan yang
ditawarkan oleh perkembangan teknologi informasi dan
komunikasi ini.
• Mepermudah komunikasi dengan individu lainnya yang jauh
Komunikasi merupakan salah satu hal yang paling utama yang
harus dijalin oleh manusia, sebagai makhluk sosial. Dengan
adanya teknologi informasi dan juga komunikasi, maka saat ini
untuk dapat berkomunikasi dengan orang lain menjadi jauh
lebih mudah. Apabila pada jaman dulu kita harus menunggu
berhari-hari menggunakan pos, maka saat ini, dengan
perkembangan teknologi informasi dan komunikasi, kita bisa
mengirim pesan dalam waktu hitungan detik, dengan cepat dan
juga mudah.
• Sharing dan berbagi file
File dan juga dokumen saat ini sudah merupakan kebutuhan dari
setiap orang. Baik dari file music ataupun dokumen penting,
bisa dibagikan dengan menggunakan internet yang merupakan
produk dari teknologi informasi dan juga komunikasi. Setiap
user dapat saling membagikan file dan dokumen dengan mudah,
bahkan kita saat ini bisa menyimpan file yang kita miliki dengan
mudah di dalam cloud storage, atau media penyimpanan di
dalam internet.
• Memiliki banyak dampak positif dalam dunia Pendidikan
Dampak lainnya yang paling terasa dari perkembangan
teknologi informasi dan komunikasi adalah dalam bidang
pendidikan. Materi pelajaran dan segala hal yang berhubungan

15
dengan pendidikan akan menjadi lebih mudah untuk diakses dan
diperoleh. Sehingga hal ini pun akan membantu meningkatkan
efektivitas dan juga efisiensi dari kebutuhan pendidikan itu
sendiri bagi tiap individu di dalam kehidupan sehari-hari.

• Sebagai lokasi untuk bisnis jual beli


Saat ini, muncul banyak lapangan pekerjaan baru yang
dihasilkan berkat adanya perkembangan teknologi informasi
dan juga komunikasi, yaitu online shop dan juga bisnis online.
Hal ini menggeser kedigdayaan penjualan barang melalu toko
fisik, karena dianggap lebih murah, praktis dan juga lebih efisien
dari segi pemasaran produknya.
• Membantu menyelesaikan masalah dengan mudah
Teknologi informasi dan juga komunikasi ternyata juga
memiliki dampak yang positif dalam hal penyelesaian masalah.
Dengan komunikasi yang menjadi lebih baik dan juga arus
informasi yang cepat, maka teknologi informasi dan juga
komunikasi dapat menjadi solusi bagi masalah anda.

B. Dampak Negatif
• Kejahatan Siber
TIK juga membuka peluang bagi munculnya kejahatan siber
yang merupakan kejahatan yang dilakukan dengan
menggunakan perangkat TIK seperti komputer, internet, telepon
dan lain-lain. Kejahatan siber dapat berupa pencurian data,
pembobolan ATM atau rekening bank, penipuan online,
peretasan situs web, penyebaran virus komputer, pornografi
anak, terorisme siber dan lain-lain. Kejahatan siber dapat
merugikan korban secara materi, moral dan psikologis.

16
• Ketergantungan
TIK juga dapat menimbulkan ketergantungan bagi
penggunanya. Ketergantungan ini dapat berupa kecanduan
internet, game online, media sosial dan lain-lain.
Ketergantungan ini dapat mengganggu fungsi sosial, emosional,
kognitif dan fisik pengguna. Ketergantungan ini juga dapat
menyebabkan gangguan mental seperti depresi, ansietas,
insomnia dan lain-lain.
• Isolasi Sosial
TIK juga dapat menyebabkan isolasi sosial bagi penggunanya.
Isolasi sosial ini dapat berupa kurangnya interaksi langsung
dengan orang lain di dunia nyata karena lebih banyak
menghabiskan waktu di dunia maya. Isolasi sosial ini dapat
menurunkan keterampilan sosial, empati, toleransi dan
kerjasama pengguna. Isolasi sosial ini juga dapat menyebabkan
kesepian, stres dan rendahnya harga diri pengguna.
• Degradasi Moral
TIK juga dapat menyebabkan degradasi moral bagi
penggunanya. Degradasi moral ini dapat berupa penurunan
nilai-nilai etika, norma dan agama karena terpengaruh oleh
informasi-informasi negatif yang tersebar di internet. Degradasi
moral ini juga dapat berupa peningkatan perilaku negatif seperti
kekerasan, pornografi, narkoba, perjudian dan lain-lain karena
terinspirasi oleh konten-konten negatif yang ada di internet.

17
BAB IV ETIKA PROFESI TEKNOLOGI INFORMASI
A. Etika Profesi dalam Teknologi Informasi
1. Pengertian Etika Profesi
Etika profesi merupakan pijakan utama dalam dunia kerja yang
mencerminkan cara seseorang berbicara, bertindak, dan mengambil
keputusan secara profesional. Sebagai panduan universal, etika ini melintasi
berbagai bidang pekerjaan, seraya memungkinkan penyesuaian aturan
khusus sesuai dengan karakteristik tiap profesi. Kesadaran akan etika
profesi menjadi kunci dalam membangun hubungan baik di dalam
organisasi, menjaga standar profesionalisme, dan memberikan pelayanan
terbaik kepada masyarakat dengan keahlian yang dimiliki. Prinsip-prinsip
etika ini tidak hanya membentuk perilaku individu atau kelompok dalam
lingkungan bisnis, tetapi juga menciptakan keselarasan dan kerjasama di
antara orang-orang dengan nilai-nilai yang beragam, memastikan bahwa
tindakan yang diambil selalu didasarkan pada prinsip yang tepat dan
bermartabat.

Pengertian Etika Profesi Menurut Para Ahli

Berikut adalah definisi etika profesi menurut pendapat para ahli :

1. Anang Usman, (SH., MSi.)

Definisi Etika profesi adalah sebagai sikap hidup untuk memenuhi


kebutuhan pelayanan profesional dari klien dengan keterlibatan dan
keahlian sebagai pelayanan dalam rangka kewajiban masyarakat
sebagai keseluruhan terhadap para anggota masyarakat yang
membutuhkannya dengan disertai refleksi yang seksama

2. Suhrawardi Lubis, (1994 : 6-7)

18
Etika profesi menurut Suhrawardi Lubis adalah sikap hidup berupa
keadilan untuk memberikan pelayanan professional terhadap
masyarakat dengan penuh ketertiban dan keahlian sebagai pelayanan
dalam rangka melaksanakan tugas berupa kewajiban terhadap
masyarakat.

3. H. A. Mustafa

Pengertian Etika adalah ilmu yang menyelidiki, mana yang baik dan
mana yang buruk dengan memperhatikan amal perbuatan manusia
sejauh yang dapat diketahui oleh akal pikiran.

2. Prinsip-prinsip Etika Profesi


Menurut Darmastuti (2007), terdapat tiga prinsip yang harus dipegang
dalam etika profesi, yaitu:

1. Tanggung jawab. Tanggung jawab yang dimaksud disini adalah


tanggung jawab pelaksanaan (by function) dan tanggung jawab dampak
(by profession).

2. Kebebasan. Kebebasan yang dimaksud dalam konteks ini adalah


kebebasan untuk mengembangkan profesi tersebut dalam batas-batas
aturan yang berlaku dalam sebuah profesi.

3. Keadilan. Keadilan merupakan prinsip yang diinginkan dari setiap


profesi. Adil berarti tidak memihak manapun dan siapapun. Dengan
kata lain, prinsip keadilan ini ingin membangun satu kondisi yang tidak
memihak manapun yang memungkinkan untuk ditunggangi pihak-
pihak yang berkepentingan.

Sedangkan menurut Suraida (2005), terdapat beberapa prinsip etika profesi


yang harus dijalankan oleh seorang profesional, yaitu:

19
1. Tanggung Jawab Profesional. Dalam melaksanakan tanggung
jawabnya sebagai profesional, anggota harus melaksanakan
pertimbangan profesional dan moral dalam seluruh keluarga.

2. Kepentingan Publik. Anggota harus menerima kewajiban untuk


bertindak dalam suatu cara yang akan melayani kepentingan publik,
menghormati kepercayaan publik, dan menunjukkan komitmen pada
profesionalisme.

3. Integritas. Untuk mempertahankan dan memperluas keyakinan publik,


anggota harus melaksanakan seluruh tanggung jawab profesional
dengan perasaan integritas tinggi.

4. Objektifitas. Anggota harus mempertahankan objektivitas dan bebas


dari konflik penugasan dalam pelaksanaan tanggung jawab profesional.

5. Kompetensi dan Kehati-hatian Profesional. Agar dapat memberikan


layanan yang berkualitas, profesional harus memiliki dan
mempertahankan kompetensi dan ketekunan.

6. Kerahasiaan. Profesional harus mampu menjaga kerahasiaan atas


informasi yang diperolehnya dalam melakukan tugas, walaupun
keseluruhan proses mungkin harus dilakukan secara terbuka dan
transparansi.

7. Perilaku Profesional. Profesional harus melakukan tugas sesuai


dengan yang berlaku, yang meliputi standar teknis dan profesional yang
relevan.

8. Standar Teknis. Harus melaksanakan pekerjaan sesuai dengan standar


teknis dan standar profesional yang telah ditetapkan.

20
3. Kode Etik Profesi dalam Teknologi Informasi
Sebagai bagian dari profesionalisme mereka, para profesional IT di seluruh
dunia mengikuti kode etik yang mendefinisikan standar perilaku yang
diharapkan dari mereka. Kode etik ini membantu menjaga integritas,
kejujuran, dan keamanan dalam penggunaan teknologi informasi. Beberapa
kode etik yang relevan dalam bidang IT termasuk:

• Kode Etik ACM (Association for Computing Machinery) :


ACM, salah satu organisasi utama di bidang TI, memiliki kode
etik yang menekankan integritas, tanggung jawab profesional,
dan rasa hormat terhadap hak privasi individu. Kode etik ini
memberikan panduan mengenai perilaku dalam pengembangan
perangkat lunak, keamanan siber, dan etika dalam penelitian.
• Kode Etik IEEE (Institute of Electrical and Electronics
Engineers) : IEEE memiliki kode etik yang menggarisbawahi
pentingnya keselamatan masyarakat, integritas profesional, dan
pertimbangan sosial dalam pengembangan teknologi informasi
dan rekayasa.
• Kode Etik ISACA (Information Systems Audit and Control
Association) : ISACA menetapkan standar etika dalam bidang
audit, pengendalian, dan keamanan sistem informasi. Kode etik
ini menekankan pentingnya independensi, integritas, dan
kompetensi.
• Kode Etik (ISC) (International Information System Security
Certification Consortium) : Organisasi ini mengembangkan
kode etik untuk para profesional keamanan siber yang
menekankan pada tanggung jawab profesional, perlindungan

21
informasi, dan upaya terus-menerus untuk meningkatkan
keterampilan.

B. Peran Profesional dalam Teknologi Informasi


Profesionalisme dalam Teknologi Informasi adalah prinsip inti yang harus
dipegang teguh oleh para praktisi IT. Ini mencakup sejumlah aspek penting
yang memastikan bahwa pekerjaan mereka dijalankan dengan baik dan
bertanggung jawab. Salah satunya adalah kompetensi teknis yang mencakup
pemahaman mendalam tentang teknologi terkini, serta kemampuan untuk
mengatasi masalah dan mengejar pembaruan.

Selain itu, integritas merupakan fondasi yang tak tergantikan dalam dunia TI.
Profesional TI harus memiliki moralitas yang kuat, menjaga kerahasiaan data,
dan berkomitmen untuk melaporkan pelanggaran etika saat terjadi. Kejujuran
dan keterbukaan juga menjadi nilai penting, khususnya dalam melaporkan
masalah atau kerentanan yang mungkin muncul dalam sistem teknologi.
Profesionalisme dalam Teknologi Informasi adalah prinsip inti yang harus
dipegang teguh oleh para praktisi IT. Ini mencakup sejumlah aspek penting:
1. Kompetensi teknis: Pemahaman mendalam tentang teknologi terkini,
serta kemampuan untuk mengatasi masalah dan mengejar pembaruan.
2. Integritas: Profesional TI harus memiliki moralitas yang kuat, menjaga
kerahasiaan data, dan berkomitmen untuk melaporkan pelanggaran
etika saat terjadi
3. Kejujuran dan keterbukaan: Nilai penting, khususnya dalam
melaporkan masalah atau kerentanan yang mungkin muncul dalam
sistem teknologi
4. Komitmen terhadap kualitas: Profesional TI perlu mengejar standar
kualitas tinggi dalam pekerjaan mereka, yang melibatkan

22
pengembangan perangkat lunak yang handal dan sistem yang dapat
diandalkan
5. Kemampuan berkolaborasi dalam tim dan tanggung jawab sosial:
Memastikan teknologi digunakan untuk kebaikan masyarakat menjadi
bagian penting dari profesionalisme dalam teknologi informasi

Dan berikut adalah kompetensi yang dibutuhkan dalam Teknologi Informasi:


1. Cybersecurity
cybersecurity adalah proses perlindungan sistem, data, jaringan, dan
program dari ancaman atau serangan digital.
2. Kompetensi yang Dibutuhkan
Data science dapat didefinisikan sebagai memperoleh wawasan dan
informasi dari data menggunakan perpaduan berbagai alat, algoritme,
dan prinsip pembelajaran mesin.
3. Big data
Perusahaan memproses sejumlah besar informasi setiap hari. Sehingga,
dibutuhkan wawasan mendalam mengenai data tersebut untuk
peningkatan bisnis
4. Cloud computing
Cloud Computing adalah konsep komputasi berbasis internet yang
memungkinkan penyimpanan, akses, dan pengolahan data dengan
mudah. Perangkat komputasinya berupa server yang dapat diakses dari
berbagai lokasi selama terhubung dengan jaringan internet.
5. Internet of things dan edge computing
keterampilan IoT, memungkinkan untuk membangun sistem yang
mengintegrasikan berbagai perangkat atau peralatan ke dalam jaringan
Internat sehingga dapat mudah untuk dikendalikan
6. Web Development

23
keterampilan Web Development memungkinkan kita untuk membuat
situs web yang berkualitas dan terintegrasi dengan teknologi masa kini

24
BAB V PENUTUP
Ringkasan Materi
A. Cybercrime
1. Pengertian Cybercrime
Cybercrime merupakan kejahatan yang memanfaatkan teknologi komputer,
jaringan, dan internet sebagai alat, sasaran, atau tempat terjadinya kejahatan. Istilah
lainnya mencakup computer misuse, fraud, dan computer crime. Pelaku kejahatan
ini biasanya memiliki pengetahuan teknologi informasi.
2. Karakteristik Cybercrime
• Dilakukan secara ilegal dalam ruang siber.
• Menggunakan peralatan terhubung dengan internet.
• Mengakibatkan kerugian materiil dan imateriil yang besar.
• Dilakukan oleh individu yang menguasai teknologi internet.
• Seringkali dilakukan secara melintasi batas negara.
3. Jenis-Jenis Cybercrime
• Pencurian Data (Data Theft)
• Akses Ilegal (Unauthorized Access)
• Hacking dan Cracking
• Carding
• Defacing
• Cybersquatting
• Menyebarkan Konten Ilegal
• Malware
• Cyber Terrorism
• Pemalsuan Data (Data Forgery)
• Memata-Matai (Cyber Espionage)
4. Metoda Cybercrime
• Password Cracker

25
• Spoofing
• Distributed Denial of Attacks (DDoS)
• Sniffing
• Destructive Device
B. Kebijakan Hukum Terhadap Cybercrime
1. Peran Hukum dalam Penanganan Cybercrime
Hukum berperan dalam mencegah, mendeteksi, dan menangani cybercrime.
Undang-Undang No 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik
(UU ITE) menjadi dasar hukum untuk penegakan hukum terhadap kejahatan
elektronik.
2. Undang-Undang yang Mengatur Cybercrime di Indonesia
• UU ITE (Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan
Transaksi Elektronik)
• Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP)
• Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1981 tentang Hukum Acara Pidana (KUHAP)
C. Teknologi Informasi
Teknologi Informasi (TI) merupakan elemen krusial dalam kehidupan saat ini, telah
meresap ke berbagai sektor perusahaan, membantu memudahkan aktivitas dengan
kepraktisan yang ditawarkan. Peran TI dalam masyarakat mencakup:
1. Mempermudah Komunikasi: Berbagai media komunikasi TI seperti email
memungkinkan komunikasi tanpa batasan wilayah.
2. Mempermudah Akses Informasi: TI menyediakan akses yang mudah
terhadap informasi dengan selancar internet.
3. Membangun Sistem Terkomputerisasi: Sistem komputerisasi seperti
marketplace mempermudah operasional dan melibatkan banyak orang.
4. Membangun Keamanan Cyber: Teknologi keamanan seperti Cyber Security
melindungi informasi penting.

26
5. Pengelolaan Data: TI membantu pengumpulan, penyimpanan, dan pengolahan
data dengan efisiensi melalui basis data.
D. Dampak Positif dan Negatif Teknologi Informasi
Dampak Positif:
• Mempercepat Arus Informasi: Meskipun terkadang tidak akurat, informasi
tersebar cepat.
• Membantu Akses Informasi Terbaru: Kemudahan akses informasi
memperkaya pengetahuan individu.
• Media Sosial: Memperluas hubungan sosial dan memungkinkan pertemuan
dengan orang baru.
• Bantuan dalam Mencari Informasi: Akses cepat pada informasi yang
dibutuhkan.
• Media Hiburan: Menawarkan beragam hiburan seperti game, musik, dan
video.
• Mempermudah Komunikasi Jarak Jauh: Komunikasi cepat dengan individu
di tempat lain.
• Berbagi File: Kemudahan berbagi dokumen dan file melalui internet.
• Dampak Positif dalam Pendidikan: Meningkatkan akses dan efisiensi dalam
pendidikan.
• Platform Bisnis Online: Menciptakan lapangan pekerjaan baru melalui online
shop dan bisnis online.
• Penyelesaian Masalah dengan Cepat: Teknologi membantu menyelesaikan
masalah dengan efektif.
Dampak Negatif:
• Kejahatan Siber: Meningkatnya kejahatan seperti pencurian data, penipuan
online, dan serangan siber.
• Ketergantungan: Kecanduan pada internet, game online, dan media sosial.
• Isolasi Sosial: Ketergantungan TI mengurangi interaksi sosial langsung.

27
• Degradasi Moral: Dampak negatif konten negatif di internet pada nilai-nilai
etika dan perilaku.
E. Etika Profesi dalam Teknologi Informasi
1. Pengertian Etika Profesi
• Etika profesi adalah dasar perilaku profesional dalam dunia kerja,
mencerminkan cara bertindak, berbicara, dan mengambil keputusan.
• Melintasi bidang pekerjaan, memungkinkan penyesuaian aturan khusus
sesuai karakteristik tiap profesi.
2. Definisi Etika Profesi Menurut Para Ahli
• Anang Usman: Sikap hidup untuk memenuhi kebutuhan pelayanan
profesional dengan keterlibatan dan keahlian untuk klien.
• Suhrawardi Lubis: Sikap hidup adil memberikan pelayanan profesional
kepada masyarakat dengan keahlian dan ketertiban.
• H. A. Mustafa: Ilmu yang menyelidiki baik-buruknya perbuatan
manusia dengan akal pikiran.
3. Prinsip-prinsip Etika Profesi
• Tanggung jawab, kebebasan dalam batasan aturan, dan keadilan
merupakan prinsip utama yang harus dipegang.
4. Kode Etik Profesi dalam Teknologi Informasi
• ACM, IEEE, ISACA, dan (ISC) memiliki kode etik yang menekankan
integritas, tanggung jawab, keamanan, dan profesionalisme dalam
teknologi informasi.
F. Peran Profesional dalam Teknologi Informasi
1. Aspek Penting Profesionalisme dalam TI
• Kompetensi teknis, integritas, kejujuran, keterbukaan, komitmen
terhadap kualitas, kolaborasi tim, dan tanggung jawab sosial merupakan
inti dari profesionalisme dalam TI.
2. Kompetensi yang Dibutuhkan dalam TI

28
• Cybersecurity, data science, big data, cloud computing, IoT, edge
computing, dan web development adalah kompetensi krusial dalam TI.

Kesimpulan
Teknologi Informasi (TI) telah merubah dunia secara drastis dengan dampak besar di
kehidupan sehari-hari. Namun, perkembangan ini juga membawa tantangan baru,
khususnya Cybercrime yang meningkatkan aktivitas kejahatan daring.

Cybercrime, menggunakan teknologi komputer dan internet, merupakan ancaman


serius dengan beragam jenisnya, dari pencurian data hingga cyber terrorism.
Penanganannya kompleks karena melintasi batas negara, memerlukan perhatian
hukum dan keamanan yang lebih.

Di Indonesia, UU ITE, KUHP, dan KUHAP menjadi dasar hukum untuk menangani
kejahatan elektronik, namun perlu peningkatan sejalan dengan perkembangan
teknologi.

TI memberikan manfaat besar seperti mempermudah komunikasi dan membangun


sistem terkomputerisasi, namun juga membawa dampak negatif seperti kejahatan siber,
ketergantungan, isolasi sosial, dan degradasi moral.

Etika profesi menjadi pedoman utama dalam penerapan TI, dijaga oleh kode etik dari
lembaga seperti ACM, IEEE, ISACA, dan (ISC), menjunjung integritas dan
profesionalisme.

Profesional TI memerlukan kompetensi luas, termasuk dalam cybersecurity, data


science, dan cloud computing, untuk menghadapi perkembangan teknologi.

29
Daftar Pustaka

Agustin, P. (2022, March 10). Cybercrime: Pengertian, Jenis Dan Contoh. Retrieved
from vocasia: https://vocasia.id/blog/apa-itu-cybercrime/
Agustin, W. (2023, Sep 11). Mengenal Apa Itu Teknologi Informasi: Peran dan
Manfaat dalam Kehidupan Modern. Retrieved from mahiroffice.com:
https://www.mahiroffice.com/mengenal-apa-itu-teknologi-informasi-peran-
dan-manfaat-dalam-kehidupan-modern/
Aliya, H. (2021, Mei 31). Kupas Tuntas Cybersecurity dan Seluk-beluknya. Retrieved
from glints.com: https://glints.com/id/lowongan/cybersecurity-adalah/
an-nur.ac.id. (2023, Juni 23). Dampak Positif dan Negatif Teknologi Informasi dan
Komunikasi. Retrieved from an-nur.ac.id: https://an-nur.ac.id/blog/dampak-
positif-dan-negatif-teknologi-informasi-dan-komunikasi.html
Azmy, A. B. (2022, Feb 4). Pengertian KUHP: Sejarah UU Pidana & Sistematika Isi
Buku 1-3. Retrieved from tirto.id: https://tirto.id/pengertian-kuhp-sejarah-uu-
pidana-sistematika-isi-buku-1-3-gocU
jogloabang. (2019, 11 16). UU 19 tahun 2016 tentang Perubahan Atas UU 11 tahun
2008 tentang ITE. Retrieved from jogloabang:
https://www.jogloabang.com/pustaka/uu-19-2016-uu-11-2008-ite
Kartiko, G. (2013, Desember). Pengaturan Terhadap Yurisdiksi Cyber Crime Ditinjau
dari Hukum Internasional. Retrieved from hukumonline.com:
https://jurnal.hukumonline.com/a/5cb48f9701fb73000fce07ab/pengaturan-
terhadap-yurisdiksi-cyber-crime-ditinjau-dari-hukum-internasional/
kompasiana. (2021, Februari 3). Peran Penting Teknologi Informasi dalam Kehidupan.
Retrieved from kompasiana:
https://www.kompasiana.com/ekarahmawati2838/601a75698ede480b31362f2
2/peran-penting-teknologi-informasi-dalam-kehidupan

30
kompasiana.com. (2023, Oktober 06). Profesionalisme dalam teknologi Informasi:
Pentingnya Etika dalam Membentuk Profesi yang Bertanggung Jawab.
Retrieved from kompasiana.com:
https://www.kompasiana.com/afidz341/651c1dfa4addee47037862e2/profesio
nalisme-dalam-teknologi-informasi-pentingnya-etika-dalam-membentuk-
profesi-yang-bertanggung-jawab?page=3&page_images=1
kompasinia.com. (2023, Oktober 03). Profesionalisme dalam Teknologi Informasi:
Menelusuri Kode Etik Global. Retrieved from kompasinia.com:
https://www.kompasiana.com/muhammadcalvinkrisdianto2598/651c2abb4add
ee5650401fd2/profesionalisme-dalam-teknologi-informasi-menelusuri-kode-
etik-global
peraturan.bpk. (n.d.). Undang-undang (UU) Nomor 11 Tahun 2008. Retrieved from
peraturan.bpk.go.id: https://peraturan.bpk.go.id/Details/37589/uu-no-11-
tahun-2008
Riadi, M. (2018, Maret 23). Pengertian, Bentuk dan Tindak Pidana Cyber Crime.
Retrieved from kajianpustaka:
https://www.kajianpustaka.com/2018/03/pengertian-bentuk-dan-tindak-
pidana-cyber-crime.html
Riadi, M. (2019, Februari 28). Pengertian dan Prinsip Etika Profesi. Retrieved from
kajianpustaka.com: https://www.kajianpustaka.com/2019/02/pengertian-dan-
prinsip-etika-profesi.html
SumberPengertian.ID. (2023, Oktober 18). Pengertian Etika Profesi Menurut Para
Ahli. Retrieved from SumberPengertian.ID:
https://www.sumberpengertian.id/pengertian-etika-profesi
Sutiono S.Kom., M. M. (n.d.). Dampak Positif dan Negatif Penggunaan Teknologi
Informasi dan Komunikasi. Retrieved from dosenit.com:
https://dosenit.com/kuliah-it/teknologi-informasi/dampak-positif-dan-negatif-
penggunaan-teknologi-informasi-dan-komunikasi

31
Syafnidawaty. (2020, April 29). Apa Itu Cyber Crime? Retrieved from raharja:
https://raharja.ac.id/2020/04/29/apa-itu-cyber-crime/
Terkini, B. (2021, November 18). Belajar Memahami Kitab Undang-undang Hukum
Pidana. Retrieved from Kunparan: https://kumparan.com/berita-
terkini/belajar-memahami-kitab-undang-undang-hukum-pidana-
1wwTmsGgEQa

32

Anda mungkin juga menyukai