Disusun Oleh:
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas terselesaikannya
Makalah Etika Profesi dan Profesi (Illegal Content). Tujuan pembuatan makalah ini untuk
memenuhi salah satu mata kuliah Etika Profesi Teknologi Informasi dan Komunikasi pada
Program Diploma Tiga (D.III) AMIK BSI. Sebagai bahan penulisan diambil berdasarkan hasil
penelitian, observasi dan beberapa sumber literature yang mengandung tulisan ini.
Penulis menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ini memiliki banyak kekurangan.
Oleh karena itu dengan segala kerendahan hati penulis berharap pembaca dapat memaklumi
atas segala kekurangan makalah ini, karena penulis hanyalah manusia biasa yang tak luput dari
khilaf serta keterbatasan kemampuan penulis sehingga yakin bahwa laporan penelitian ini
masih jauh dari kesempurnaan, untuk itu kami membutuhkan kritik dan saran spenelitian yang
bersifat membangun demi kesempurnaan dimasa yang akan datang sangat penulis harapkan.
Akhir kata penulis berharap semoga laporan penelitian ini dapat bermanfaat bagi semua
pihak, khususnya bagi kami, umumnya bagi rekan-rekan maupun pembaca meskipin dalam
laporan ini masih banyak kekurangan. Maka dari itu kami mengharapkan kritik dan saran dari
para pembaca.
Terima Kasih
BAB I
PENDAHULUAN
teknologi internet. Kebutuhan akan teknologi jaringan komputer semakin meningkat. Selain
sebagai media penyedia informasi, melalui Internet pula kegiatan komunikasi komersial
menjadi begian terbesar, dan terpesat pertumbuhannya serta, menembus berbagai batas negara.
Bahkan melalui jaringan ini kegiatan pasar di dunia bisa diketahui selama 24 jam. Melalui
dunia internet atau disebut juga cyberspace, apapun dapat dilakukan. Segi positif dari dunia
maya ini tentu saja menambah trend perkembangan teknologi dunia dengan segala bentuk
Munculnya beberapa kasus cybercrime di indonesia, seperti pencuri kartu kredit, hacking
beberapa situs, transmisi data orang lain, misalnya email dan memanipulasi data dengan cara
menyiapkan perintah yang tidak dikendaki ke dalam programmer komputer. Sehingga dalam
kejahatan komputer dimungkuinkan adanya delik formil dan delik materiall. Delik formil
adalah perbuatan pernuatan seseorang yang memasuki komputer orang lain tanpa ijin,
sedangkan delik material adalah perbuatan yang menimbulkan akibat kerugian bagi orang lain.
a. Menambah wawasan dan pengetahuan penulis pada khususnya dan pembaca pada umumnya,
c. Mengetahui pengkajian terhadap perundangan yang dimiliki kaitan langsung maupun tidak
yang dapat terjadi di dunia internet. Sedangkan tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk
Untuk mencapai tujuan supaya penulissan yang dilakukan lebih terarah dan tidak keluar
dari topik pembahasan, maka penulis hanya membahas jenis cybercriem dalam lingkup Ilegal
Content di Indonesia, dan penanggulangannya serta penegakan hukum Etika Profesi Teknologi
Untuk menghasilkan karya ilmiah yang baik dalam penulisan makalah ini dan untuk
memperjelas isi, maka penulis membagi sistematika penulisan menjadi tiga bab, dimana uraian
BAB I PENDAHULUAN
Bab ini berisikan tentang latar belakang masalah, maksud dan tujuan , metode
BAB II PEMBAHASAN
cybercrime, cybercrime ilegal content, penyebab dan contoh kasus serta penegakan hukum
Bab ini berikisan tentang kesimpulan dan saran yang ditarik dari kesimpulan pokok
BAB II
LANDASAN TEORI
komputer sebagai alat kejahatan utama. Cybercrime merupakan kejahatan yang memanfaatkan
Terdapat beragam pemahaman mengenai cybercrime. Cybercrime terdiri dari dua kata yaitu
"Cyber" dan "Crime". "Cyber" merupakan singkatan dari "Cyberspace", yang berasal dari kata
"Cybernetics" dan "Space". Istilah "Cyberspace" muncul pertama kali pada tahun 19984
Sedangkan "Crime" berarti "kejahatan". Seperti halnya internet dan cyberspace, terdapat
tindakan anti sosial yang merugikan, tidak pantas, tidak dapat dibiarkan, yang dapat
menimbulkan kegoncangan dalam masyarakat.
Segi positif dari dunia maya ini tentu saja menambah trend perkembangan teknologi dunia
dengan segala bentuk manusia. Namun dampak negatif pun tidak bisa dihindari. Tatkala
tindakan kriminal telah marak di media internet, masyarakat pun tak bisa berbuat banyak.
Ruang lingkup kejahatan cybercrime bersifat global. Crybercrime sering kali dilakukan
secara trans nasional, melintas batas negara sehingga sulit dipastikan yuridikasi hukum negara
yang berlaku terhadap pelaku. Karakteristik internet dimana orang dapat berlalu-lalang tanpa
tersentuk hukum.
b. Sifat kejahatan
c. Pelaku kejahatan
Pelaku cybercrime lebih bersifat universal, maksudnya adlah umumnya pelaku kejahatan
adalah orang-orang yang menguasai pengetahuan tentang computer, teknik pemograman dan
ILLEGAL CONTENT
Menuurut kejahatan dengan masukkan data atau informasi ke internet tentang sesuatu hal
yang tidak benar, tidak etis, dan dapat dianggap melanggar hukum atau menggunakan
ketertiban umum.
Sebagai contohnya, pemuatan suatu berita bohong atau fitnah yang akan menghancurkan
martabat atau harga diri pihak lain, hal-hal yang berhubungan dengan pornografi atau pemuatan
suatu informasi yang merupakan rahasia negara, agitasi dan propaganda untuk melawan
kegiatan menyebarkan (mengunggah, menulis) hal yang salah atau diarang/dapat merugikan
orang lain. Yang menarik drai hukuman atau sangsi untuk beberapa kasus seseorang yang
terlibat dalan “illegal content” ini ialah hanya penyebar atau yang melakukan proses unggah
saja yang mendapat sangsi sedangkan yang mengunduh tidak dapat mendapat hukuman apa
apa selain hukuman moral dan perasaan bersalah setelah mengunduh file yang tidak baik.
Contoh kasus belakangan ini marak sekali terjadi pemalsuan gambar yang dilakukan oleh
oknum-oknum yang tidak bertanggung jawab dengan cara mengubah gambar seseorang
(biasanya artis atau public figure lainnya) dengan gambar yang tidak senonoh menggunakan
aplikasi komputer seperti Photoshop. Kemudian gambar ini dipublikasikan lewat internet dan
tambahkan sedikit berita palsu berkenaan dengan gambar tersebut. Hal ini sangat merugikan
pihak yang menjadi korban karena dapat merusak image sesorang. Dan dari banyak kasus yang
terjadi, para pelaku kejahatan ini susah dilacak sehingga proses hukum tidak dapat berjalan
dengan baik.
Akhir-akhir ini juga sering terjadi penyebaran hal-hal yang tidak terpuji kebenran akan
faktanya yang terbesar bebas di internet, baik itu dalam bentuk foto, video, maupun berita-
berita. Dalam hal ini tentu saja mendatang kerugian bagi pihak yang menjadi korban dalam
pemberitahuan yang tidak benar tersebut, seperti kita ketahui pasti pemberitaan yang beredar
Biasanya peristiwa seperti ini banyak terjadi pada kalangan selebriti, baik itu dalam bentuk
foto maupun video. Seperti yang di alami baru-baru ini tersebar foto-foto- mesra di kalangan
selebriti, banyak dari mereka yang menjadi korban dan menanggapinya dengan santai karena
mereka tidak pernah merasa berfoto seperti itu. Ada juga dari mereka yang mengaku itu
memang koleksi pribadinya namun mereka bukanlah orang yang mengunggah foto-foto atau
vieo tersebut ke internet, mereka mengatakan ada tangan-tangan yang tidak bertanggung jawab
melakukan perbuatan tersebut. Ada juga yang mengaku bahwa memang ponsel atau laptop
pribadi mereka yang didalamnya ada foto-foto atau video milik pribadi hilang, lalu tak lama
TEMPO.CO, Bogor - Kepolisian Daerah Jawa Barat menetapkan Wakil Bupati Bogor
Karyawan Faturahman sebagai tersangka dalam kasus dugaan penyebaran video mesum yang
melibatkan mantan Ketua DPR PDIP Jawa Barat Rudy Harsa Tanaya.Kasus video mencuat
"Surat panggilan KF sebagai tersangka sudah dilayangkan untuk hadir (diperiksa dipolda) hari
kamis besok (23 mei 2013)," Kepala Bidang Humas Polda Jawa Barat Komisaris Besar
Martinus Sitompul melalui pesan singkat yang di terima tempo, Rabu malam , 22 Mei 2013.
Karyawan Faturahman yang tercatat sebagai ketua DPC PDI perjuangan kabupaten bogor
tersandung kasus penyebaran vidio porno Rudy Harsa Tanaya. Martinus Mengatakan, Wabup
Bofor ini dijerat pasal 29 Undang-Undang Pornografi dan Pasar 55 KUHP tentang turut serta
Pelaku : pelaku yang menyebarkan informasi electronic dan/atau dokumen electronic yang
bermuatan illegal content dapat perseorangan atau badan hukum, sesuai isi pasal 1 angka 21
UU ITE bahwa “Orang adalah orang perorangan, baik negara indonesia, warga negara asing,
maupun badan hukum”. Keberadaan badan hukum diperjelas kembali dalam pasal 52 ayat (4)
UU ITE bahwa korporasi yang melakukan perbuatan sebagaimana dimaksud dalam pasal 27
electronic yang bermuatan illegal content dikenakan pemberatan pidana pokok ditambah dua
pertiga.
a. Illegal Content seperti penghinaan, pencemaran nama baik, pelanggaran kesusilaan, berita
b. Dengan sengaja dan tanpa hak, yakni dimaksudkan bahwa pelaku mengetahui dan
menghendaki secara sadar tindakannya itu dilakukan tanpa hak. Pelaku secara sadar
a. Tidak emasang gambar yang tidak dapat memancing orang lain untuk merekayasa gambar
b. Memproteksi gambar atau foto pribadi dengan sistem yang tidak dapat memungkinkan orang
c. Melakukan modernisasi hukum pidana nasional beserta hukum acaranya, yang diselaraskan
cybercrime.
f. Meningkatkan kesadaran warga negara mengenai maslah cybercrime serta pentingnya dengan
cybercrime.
g. Meningkatkan kerjasama antar negara, baik bilatera, regional maupun multirateral, dalam
upaya penanganan cybercrime, antara lai melalui perjanjian ekstradisi dan mutual assitance
treaties yang menepatkan tindak pidana di bidang telekomikasi, khusunya internet, sebagai
prioritas utama.
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diperoleh dari makalah cybercrime ilegal conten adalah sebagai
berikut:
2. Jenis cybercrime ada 11 macam yaitu Unauthorized Access to Computer System and Service,
Data Forgery, Cyber Espionage, Cyber Sabotage and Extortion, Offense against Intellectual
3. Langkah penting yang harus dilakukan setiap Negara dalam penanggulangan cybercrime
adalah melakukan modernisasi hukum pidana nasional beserta hukum acaranya, meningkatkan
pemahaman serta keahlian aparatur penegak hokum mengenai upaya pencegahan investasi dan
warga Negara mengenai masalah cybercrime serta petingnya mencegah kejahatan tersebut
http://ilham10akbari.blogspot.co.id/2013/12/ilegal-content.html
https://124b23-8-eptik.weebly.com/illegal-content.html
https://cybercrimeedu.wordpress.com/2013/05/02/contoh-kasus-illegal-content/
https://124b23-8-eptik.weebly.com/contoh-kasus--hukum-undang-undang.html