Anda di halaman 1dari 13

Makalah Cybercrime Ilegal Content

ETIKA PROFESI TEKNOLOGI KOMPUTER

CYBERCRIME (ILLEGAL CONTENT)

Diajukan Untuk Memenuhi E-learning Matakuliah Etika Profesi Teknologi

Komputer Pada Program Diploma (D.III)

Disusun Oleh:

Andi Cahaya Putra 13170906

JURUSAN TEKNIK KOMPUTER AMIK BSI SALMEBA


KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas terselesaikannya

Makalah Etika Profesi dan Profesi (Illegal Content). Tujuan pembuatan makalah ini untuk

memenuhi salah satu mata kuliah Etika Profesi Teknologi Informasi dan Komunikasi pada

Program Diploma Tiga (D.III) AMIK BSI. Sebagai bahan penulisan diambil berdasarkan hasil

penelitian, observasi dan beberapa sumber literature yang mengandung tulisan ini.

Penulis menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ini memiliki banyak kekurangan.

Oleh karena itu dengan segala kerendahan hati penulis berharap pembaca dapat memaklumi

atas segala kekurangan makalah ini, karena penulis hanyalah manusia biasa yang tak luput dari

khilaf serta keterbatasan kemampuan penulis sehingga yakin bahwa laporan penelitian ini

masih jauh dari kesempurnaan, untuk itu kami membutuhkan kritik dan saran spenelitian yang

bersifat membangun demi kesempurnaan dimasa yang akan datang sangat penulis harapkan.

Akhir kata penulis berharap semoga laporan penelitian ini dapat bermanfaat bagi semua

pihak, khususnya bagi kami, umumnya bagi rekan-rekan maupun pembaca meskipin dalam

laporan ini masih banyak kekurangan. Maka dari itu kami mengharapkan kritik dan saran dari

para pembaca.

Terima Kasih
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Cybercrime merupakan bentuk-bentuk kejahatan yan gtimbul karena pemanfaatan

teknologi internet. Kebutuhan akan teknologi jaringan komputer semakin meningkat. Selain

sebagai media penyedia informasi, melalui Internet pula kegiatan komunikasi komersial

menjadi begian terbesar, dan terpesat pertumbuhannya serta, menembus berbagai batas negara.

Bahkan melalui jaringan ini kegiatan pasar di dunia bisa diketahui selama 24 jam. Melalui

dunia internet atau disebut juga cyberspace, apapun dapat dilakukan. Segi positif dari dunia

maya ini tentu saja menambah trend perkembangan teknologi dunia dengan segala bentuk

kreatif manusia. Namun dampak negatifnya pun tidak bisa dihindari.

Munculnya beberapa kasus cybercrime di indonesia, seperti pencuri kartu kredit, hacking

beberapa situs, transmisi data orang lain, misalnya email dan memanipulasi data dengan cara

menyiapkan perintah yang tidak dikendaki ke dalam programmer komputer. Sehingga dalam

kejahatan komputer dimungkuinkan adanya delik formil dan delik materiall. Delik formil

adalah perbuatan pernuatan seseorang yang memasuki komputer orang lain tanpa ijin,

sedangkan delik material adalah perbuatan yang menimbulkan akibat kerugian bagi orang lain.

Adanya cybercrime telah menjadi ancaman stabilitas, sehingga pemerintah sulit

mengimbangkan teknik kejahatan yang dilakukan dengan teknologi komputer, khusunya

jaringan internet dan internet.


1.2 Maksud dan Tujuan

Maksud dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut :

a. Menambah wawasan dan pengetahuan penulis pada khususnya dan pembaca pada umumnya,

mengenai pentingnya etika profesi teknologi dan informasi.

b. Menambah pengetahuan mengenai jenis-jenis cybercrime.

c. Mengetahui pengkajian terhadap perundangan yang dimiliki kaitan langsung maupun tidak

langsung dengan munculnya tindakan cybercrime khususnya Ilegal Content.

d. Memberikan pemahaman kepada rekan-rekan mahasiswa mengenai kompleknya kejahatan

yang dapat terjadi di dunia internet. Sedangkan tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk

memenuhi matakuliah Etika Profesi Teknologi & Komunikasi.

1.3 Ruang Lingkup

Untuk mencapai tujuan supaya penulissan yang dilakukan lebih terarah dan tidak keluar

dari topik pembahasan, maka penulis hanya membahas jenis cybercriem dalam lingkup Ilegal

Content di Indonesia, dan penanggulangannya serta penegakan hukum Etika Profesi Teknologi

& Informasi di Indonesia.

1.4 Sistematika Penulisan

Untuk menghasilkan karya ilmiah yang baik dalam penulisan makalah ini dan untuk

memperjelas isi, maka penulis membagi sistematika penulisan menjadi tiga bab, dimana uraian

singkat mengenai isi tiap bab adalah sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN
Bab ini berisikan tentang latar belakang masalah, maksud dan tujuan , metode

penelitian,ruang lingkup, dan sistem matika

BAB II PEMBAHASAN

Bab ini berisikan tentang pengertian cybercrime, karakteristik cybercrime, jenis

cybercrime, cybercrime ilegal content, penyebab dan contoh kasus serta penegakan hukum

etika profesi teknologi dan informasi di indonesia.

BAB III PENUTUP

Bab ini berikisan tentang kesimpulan dan saran yang ditarik dari kesimpulan pokok

pembahasan yang ada dalam makalah ini.

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Pengertian Cybercrime

Cybercrime adalah tindak kriminal yang dilakukan dengan menggunakan teknologi

komputer sebagai alat kejahatan utama. Cybercrime merupakan kejahatan yang memanfaatkan

perkembangan teknologi komputer khususnya internet.

Terdapat beragam pemahaman mengenai cybercrime. Cybercrime terdiri dari dua kata yaitu

"Cyber" dan "Crime". "Cyber" merupakan singkatan dari "Cyberspace", yang berasal dari kata

"Cybernetics" dan "Space". Istilah "Cyberspace" muncul pertama kali pada tahun 19984

dalam novel William Gibson yang berjudul Neuromancer

Sedangkan "Crime" berarti "kejahatan". Seperti halnya internet dan cyberspace, terdapat

berbagai pendapat mengenai kejahatan. Menurut B. Simanjuntak kejahatan merupakan "suatu

tindakan anti sosial yang merugikan, tidak pantas, tidak dapat dibiarkan, yang dapat
menimbulkan kegoncangan dalam masyarakat.

dibiarkan yang dapat menimbulkan kegoncangan dalam masyarakat.

Cybercrime, didefinisikan sebagai perbuatan melanggar hukum yang memanfaatkan teknologi

komputer yang berbasis pada kecanggihan perkembangan teknologi internet.

Segi positif dari dunia maya ini tentu saja menambah trend perkembangan teknologi dunia

dengan segala bentuk manusia. Namun dampak negatif pun tidak bisa dihindari. Tatkala

tindakan kriminal telah marak di media internet, masyarakat pun tak bisa berbuat banyak.

2.2 Karakteristik Cybercrime

Cybrcrime memiliki karakteristik unik yaitu :

a. Ruang lingkup kejahatan

Ruang lingkup kejahatan cybercrime bersifat global. Crybercrime sering kali dilakukan

secara trans nasional, melintas batas negara sehingga sulit dipastikan yuridikasi hukum negara

yang berlaku terhadap pelaku. Karakteristik internet dimana orang dapat berlalu-lalang tanpa

identitas (anonymous) memungkinkan terjadinya berbagai aktivitas kejahatan yang tak

tersentuk hukum.

b. Sifat kejahatan

Cybercrime tidak menimbulkan kekacauan yang mudahterlihat (non-violence)

c. Pelaku kejahatan

Pelaku cybercrime lebih bersifat universal, maksudnya adlah umumnya pelaku kejahatan

adalah orang-orang yang menguasai pengetahuan tentang computer, teknik pemograman dan

seluk beluk dunia cyber.


BAB III

ILLEGAL CONTENT

3.1 Illegal Content

Menuurut kejahatan dengan masukkan data atau informasi ke internet tentang sesuatu hal

yang tidak benar, tidak etis, dan dapat dianggap melanggar hukum atau menggunakan

ketertiban umum.

Sebagai contohnya, pemuatan suatu berita bohong atau fitnah yang akan menghancurkan

martabat atau harga diri pihak lain, hal-hal yang berhubungan dengan pornografi atau pemuatan

suatu informasi yang merupakan rahasia negara, agitasi dan propaganda untuk melawan

pemerintahan yang sah dan sebagainya.

Illegal Content menurut pengertian diatas dapat disederhanakan pengeriannya menjadi :

kegiatan menyebarkan (mengunggah, menulis) hal yang salah atau diarang/dapat merugikan

orang lain. Yang menarik drai hukuman atau sangsi untuk beberapa kasus seseorang yang

terlibat dalan “illegal content” ini ialah hanya penyebar atau yang melakukan proses unggah

saja yang mendapat sangsi sedangkan yang mengunduh tidak dapat mendapat hukuman apa

apa selain hukuman moral dan perasaan bersalah setelah mengunduh file yang tidak baik.

Contoh kasus belakangan ini marak sekali terjadi pemalsuan gambar yang dilakukan oleh

oknum-oknum yang tidak bertanggung jawab dengan cara mengubah gambar seseorang

(biasanya artis atau public figure lainnya) dengan gambar yang tidak senonoh menggunakan

aplikasi komputer seperti Photoshop. Kemudian gambar ini dipublikasikan lewat internet dan

tambahkan sedikit berita palsu berkenaan dengan gambar tersebut. Hal ini sangat merugikan

pihak yang menjadi korban karena dapat merusak image sesorang. Dan dari banyak kasus yang

terjadi, para pelaku kejahatan ini susah dilacak sehingga proses hukum tidak dapat berjalan

dengan baik.
Akhir-akhir ini juga sering terjadi penyebaran hal-hal yang tidak terpuji kebenran akan

faktanya yang terbesar bebas di internet, baik itu dalam bentuk foto, video, maupun berita-

berita. Dalam hal ini tentu saja mendatang kerugian bagi pihak yang menjadi korban dalam

pemberitahuan yang tidak benar tersebut, seperti kita ketahui pasti pemberitaan yang beredar

berita yang sifatnya negatif.

Biasanya peristiwa seperti ini banyak terjadi pada kalangan selebriti, baik itu dalam bentuk

foto maupun video. Seperti yang di alami baru-baru ini tersebar foto-foto- mesra di kalangan

selebriti, banyak dari mereka yang menjadi korban dan menanggapinya dengan santai karena

mereka tidak pernah merasa berfoto seperti itu. Ada juga dari mereka yang mengaku itu

memang koleksi pribadinya namun mereka bukanlah orang yang mengunggah foto-foto atau

vieo tersebut ke internet, mereka mengatakan ada tangan-tangan yang tidak bertanggung jawab

melakukan perbuatan tersebut. Ada juga yang mengaku bahwa memang ponsel atau laptop

pribadi mereka yang didalamnya ada foto-foto atau video milik pribadi hilang, lalu tak lama

kemudian foto-foto atau video tersebut muncul di internet.

3.2 Contoh Kasus Illegal Content

Wakil Bupati Bogor Tersangka Kasus Vidio Mesum

TEMPO.CO, Bogor - Kepolisian Daerah Jawa Barat menetapkan Wakil Bupati Bogor

Karyawan Faturahman sebagai tersangka dalam kasus dugaan penyebaran video mesum yang

melibatkan mantan Ketua DPR PDIP Jawa Barat Rudy Harsa Tanaya.Kasus video mencuat

sekitar tahun 2010.

"Surat panggilan KF sebagai tersangka sudah dilayangkan untuk hadir (diperiksa dipolda) hari

kamis besok (23 mei 2013)," Kepala Bidang Humas Polda Jawa Barat Komisaris Besar

Martinus Sitompul melalui pesan singkat yang di terima tempo, Rabu malam , 22 Mei 2013.
Karyawan Faturahman yang tercatat sebagai ketua DPC PDI perjuangan kabupaten bogor

tersandung kasus penyebaran vidio porno Rudy Harsa Tanaya. Martinus Mengatakan, Wabup

Bofor ini dijerat pasal 29 Undang-Undang Pornografi dan Pasar 55 KUHP tentang turut serta

atau menyuruh menyeruh seseorang melakukan kejahatan.

Pelaku dan Peristiwa dalam Kasus Illegal Content

Pelaku : pelaku yang menyebarkan informasi electronic dan/atau dokumen electronic yang

bermuatan illegal content dapat perseorangan atau badan hukum, sesuai isi pasal 1 angka 21

UU ITE bahwa “Orang adalah orang perorangan, baik negara indonesia, warga negara asing,

maupun badan hukum”. Keberadaan badan hukum diperjelas kembali dalam pasal 52 ayat (4)

UU ITE bahwa korporasi yang melakukan perbuatan sebagaimana dimaksud dalam pasal 27

sampai pasal 37 UU ITE, termasuk menyebarkan informasi elektronic dan/atau dokumen

electronic yang bermuatan illegal content dikenakan pemberatan pidana pokok ditambah dua

pertiga.

Peristiwa : perbuatan penyebaran informasi electronic dan/atau dokumen electronic seperti

dalam psasal 27 sampai pasal 29 harus memenuhi unsur :

a. Illegal Content seperti penghinaan, pencemaran nama baik, pelanggaran kesusilaan, berita

berbohong, perjudian, pemasaran, pengancaman, menimbulkan rasa kebencian atau

permusuhan individu, ancaman kekrasan atau mankut-nakuti secara pribadi.

b. Dengan sengaja dan tanpa hak, yakni dimaksudkan bahwa pelaku mengetahui dan

menghendaki secara sadar tindakannya itu dilakukan tanpa hak. Pelaku secara sadar

mengetahui dan menghendaki bahwa perbuatan “mendistribusikan” dan/atau

“mentransmisikan” dan/atau “membuat dapat diaksesnya informasi electronic dan/atau


dokumen electronic adalah memiliki muatan melanggar kesusilaan. Dan tindakan tersebut

dilakukannya tidak /egitimate interest.

Perbuatan pelaku berkaitan illegal content dapat dikategorikan sebagai berikut :

a. Penyebaran informasi electronic yang bermuatan illegal content

b. Membuat dapat diakses informasi electronic yang bermuatan illegal content.

c. Memfasilitasi perbuatan penyebaran informasi electronic, membuat dapat diakses informasi

electronic yang bermuatan illegal content (berkaitan dengan pasal 34 UU ITE)

Solusi pencegahan cybercrime illegal content :

a. Tidak emasang gambar yang tidak dapat memancing orang lain untuk merekayasa gambar

tersebut sesuka hatinya.

b. Memproteksi gambar atau foto pribadi dengan sistem yang tidak dapat memungkinkan orang

lain mengakses secara leluasa.

c. Melakukan modernisasi hukum pidana nasional beserta hukum acaranya, yang diselaraskan

dengan konvensi internasional yang terkait dengan kejahatan tersebut.

d. Mengkatkan sistem pengamanan jaringan komputer nasional sesuai standar internasional

e. Meningkatkan pemahaman serta keahlian aparatur penegak hukum mengenai upaya

pencegahan, investigasi dan penuntutan perkara-perkara yang berhubungan dengan

cybercrime.

f. Meningkatkan kesadaran warga negara mengenai maslah cybercrime serta pentingnya dengan

cybercrime.

g. Meningkatkan kerjasama antar negara, baik bilatera, regional maupun multirateral, dalam

upaya penanganan cybercrime, antara lai melalui perjanjian ekstradisi dan mutual assitance

treaties yang menepatkan tindak pidana di bidang telekomikasi, khusunya internet, sebagai

prioritas utama.
BAB IV

PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Kesimpulan yang dapat diperoleh dari makalah cybercrime ilegal conten adalah sebagai

berikut:

1. Cybercrime merupakan bentuk-bentuk kejahatan yang timbul karena pemamfaatan teknologi.

2. Jenis cybercrime ada 11 macam yaitu Unauthorized Access to Computer System and Service,

Data Forgery, Cyber Espionage, Cyber Sabotage and Extortion, Offense against Intellectual

Property, Infringements of Privacy dan Ilegal Contents.

3. Langkah penting yang harus dilakukan setiap Negara dalam penanggulangan cybercrime

adalah melakukan modernisasi hukum pidana nasional beserta hukum acaranya, meningkatkan

system keamanan jaringan computer secara nasional secara internasional, meningkatkan

pemahaman serta keahlian aparatur penegak hokum mengenai upaya pencegahan investasi dan

penuntutan perkara-perkara yang berhubungan dengan cybercrime, meningkatkan kesadaran

warga Negara mengenai masalah cybercrime serta petingnya mencegah kejahatan tersebut

terjadi, meningkatkan kerja sama dalam upaya penanganan cybercrime.


DAFTAR PUSTAKA

http://ilham10akbari.blogspot.co.id/2013/12/ilegal-content.html
https://124b23-8-eptik.weebly.com/illegal-content.html
https://cybercrimeedu.wordpress.com/2013/05/02/contoh-kasus-illegal-content/
https://124b23-8-eptik.weebly.com/contoh-kasus--hukum-undang-undang.html

Anda mungkin juga menyukai