Anda di halaman 1dari 52

KARYA TULIS ILMIAH STUDI LITERATUR

PENGARUH PEMBERIAN MAKANAN TAMBAHAN


TERHADAP STATUS GIZI IBU HAMIL DENGAN
KEKURANGAN ENERGI KRONIS

DISUSUN OLEH:
IKA RACHMAWATI
NIM.P17321195005

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MALANG
JURUSAN KEBIDANAN
PROGRAM STUDI SARJANA TERAPAN KEBIDANAN
KEDIRI
2020

i
STUDI LITERATUR

PENGARUH PEMBERIAN MAKANAN TAMBAHAN


TERHADAP STATUS GIZI IBU HAMIL DENGAN
KEKURANGAN ENERGI KRONIS

Skripsi ini diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan


memperoleh gelar Sarjana Terapan Kebidanan

DISUSUN OLEH:
IKA RACHMAWATI
NIM.P17321195005

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MALANG
JURUSAN KEBIDANAN
PROGRAM STUDI SARJANA TERAPAN KEBIDANAN
KEDIRI
2020

ii
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN

Saya yang bertanda tangan dibawah ini :


Nama : Ika Rachmawati
NIM : P17321195005
Judul Skripsi : Pengaruh Pemberian Makanan Tambahan Terhadap Status
Gizi Ibu Hamil Dengan Kekurangan Energy Kronis
Dengan ini menyatakan dengan sesungguhnya bahwa tulisan dalam
skripsi ini adalah benar-benar asli hasil pemikiran saya sendiri, sepanjang
pengetahuan saya belum ada karya ilmiah yang serupa yang ditulis oleh
orang lain. Apabila nanti terbukti bahwa skripsi ini tidak asli atau disusun
oleh orang lain atau hasil menjiplak karya orang lain baik sebagian atau
seluruhnya, maka saya bersedia untuk menerima sangsi sesuai peraturan
yang berlaku.

Kediri, 2020
Yang membuat pernyataan

Ika Rachmawati
NIM.17321195005

iii
LEMBAR PERSETUJUAN

Skripsi Studi Literatur dengan judul “Pengaruh Pemberian Makanan


Tambahan Terhadap Status Gizi Ibu Hamil Dengan Kekurangan Energi
Kronis ” oleh Ika Rachmawati NIM.P17321195005 telah diperiksa dan
disetujui untuk diujikan.

Kediri, 2020
Pembimbing utama

Indah Rahmaningtyas, S.Kp., M.Kes.


NIP.19641005 198903 2 001

Kediri, 2020
Pembimbing pendamping

Ratih novitasari, S.ST., MPH


NIP. 19871120 201012 2 004

iv
LEMBAR PENGESAHAN

Skripsi Studi Literatur dengan Judul Pengaruh Pemberian Makanan Tambahan


Terhadap Status Gizi Ibu Hamil Dengan Kekurangan Energi Kronis oleh Ika
Rachmawati NIM: P17321195005 ini telah dipertahankan di depan Dewan
Penguji Ujian Skripsi pada tanggal 2020

Dewan Penguji

Penguji Ketua Penguji Anggota I Penguji Anggota II

Dr.Suwoyo, S.Pd.,S.Kep.,Ns.,M.Kes Indah Rahmaningtyas, S.Kp.,M.Kes Ratih Novitasari, SST.,MPH


NIP. 19680318 199503 1 002 NIP. 19641005 198903 2 001 NIP. 19871120 201012 2 004

Mengetahui,

Ketua Program Studi Sarjana Terapan


Kebidanan Kediri

Susanti Pratamananingtyas, M. Keb


NIP. 19760115 200212 2 001

KATA PENGANTAR

v
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas berkat dan rahmat-Nya
sehingga peneliti dapat menyelesaikan penulisan Karya Tulis Ilmiah Studi
Literatur yang berjudul “ Pengaruh Pemberian Makanan Tambahan Terhadap
Status Gizi Ibu Hamil Dengan Kekurangan Energi Kronis” sebagai salah satu
syarat menyelesaikan pendidikan Sarjana Terapan Kebidanan pada Program
Studi Sarjana Terapan Kebidanan Kediri Politeknik Kesehatan Kementerian
Kesehatan Malang.
Dalam hal ini peneliti banyak mendapatkan bantuan dari berbagai pihak,
karena itu pada kesempatan kali ini peneliti mengucapkan banyak terimakasih
kepada :
1. Budi Susatia, S.Kp, M.Kes., selaku Direktur Politeknik Kesehatan
Kemenkes Malang.
2. Herawati Mansur,S.ST., M.Pd, M.Psi., selaku Ketua Jurusan Kebidanan
Politeknik Kesehatan Kemenkes Malang.
3. Susanti Pratamaningtyas, M.Keb., selaku Ketua Program Studi Kebidanan
Kediri.
4. Indah Rahmaningtyas, S.Kp., M.Kes., selaku pembimbing Utama, yang
telah memberikan bimbingan dan arahan selama peneliti menyelesaikan
penyusunan proposal skripsi.
5. Ratih Novitasari, S.ST., MPH, selaku pembimbing Pendamping, yang
telah meluangkan waktu dan dengan sabar memberikan bimbingan pada
peneliti.
6. Seluruh dosen dan seluruh staf karyawan di lingkungan Politeknik
Kesehatan Kemenkes Malang Jurusan Kebidanan.
7. Ayah, Ibu dan seluruh keluarga yang telah memberikan dukungan doa,
material dan semangat yang luar biasa.
8. Teman-teman serta pihak lain yang telah memberikan semangat dan
dukungan maupun material yang tidak dapat disebutkan satu-persatu.

Semoga Tuhan Yang Maha Esa memberikan balasan pahala atas segala
amal baik yang telah diberikan dan semoga skripsi ini berguna bagi semua
pihak yang memanfaatkan.

Kediri, 2020

Peneliti

vi
DAFTAR ISI

Halaman
HALAMAN SAMPUL DEPAN……………………………………….….…... I
HALAMAN SAMPUL DALAM……………………………………………… Ii
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN PENULISAN……………...…… iii
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING……………………….……... Iv
KATA PENGANTAR………………………………………………….……… V
DAFTAR ISI……………………………………………………….…............... Vi
DAFTAR TABEL…………………………………………………..…….……. Vii
DAFTAR GAMBAR………………………………………………….…….…. Ix
DAFTAR LAMPIRAN………………………………………........................... X
DAFTAR SIMBOL, SINGKATAN DAN ISTILAH………………………… Xi
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang………………………………………………..…......... 1
1.2. Rumusan Masalah………………………………………….……….… 5
1.3. Batasan Masalah……………………………………………………… 5
1.4. TujuanPenelitian………………………………………………............ 5
1.4.1.Tujuan Umum……………………………….…………………...... 5
1.4.2.Tujuan Khusus…………………………………………..………… 6
1.5. Manfaat Penelitian……………………….…………………..……….. 6
1.5.1. Manfaat Teoritis…………………………………………..……… 6
1.5.2. Manfaat Praktis…………………………………………………... 6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Status Gizi ……………………………………………………………... 7
2.1.1.Pengertian ………………………………………………………… 7
2.1.2.Pengukuran status gizi….………………………………………… 7
2.1.3.Factor- factor yang mempengaruhi status gizi…………………… 10
2.1.4.Kebutuhan Gizi Ibu Hamil……………………………………….. 11
2.2. Konsep KEK………………………………………………………….. 12
2.2.1.Pengertian…………………………………………….................... 12
2.2.2.Etiologi ………………………………………………………….. 12
2.2.3.Dampak KEK Pada Kehamilan …………………………………. 13
2.2.4.Pencegahan KEK ………………………………………………… 13
2.2.5.Penanganan KEK ………………………………………………… 13
2.3. PMT…………………..……………………….……………… 14
2.3.1. Pengertian……………………………………..…..………... 14
2.3.2. Jenis dan Karakter PMT…………………………………… 15
2.3.3. Informasi Nilai Gizi…………………………….……………………. 17
2.3.4.Anjuran Pemberian…………………………………………………… 17
2.4. Kerangka Konsep………………………………………. 19

BAB III METODE PENELITIAN


3.1. Diagram Alir …..…………….………………………………………….. 20
3.2. Desain Penelitian ………………………………………………..………. 21
3.3. Definisi Operasional…………………………………………………….. 21
3.4. Waktu penelitian………………………………………………………… 22
3.5. Alat Pengumpulan Data………………………………………................ 22
3.6. Metode Pengumpulan Data………………………………………........... 22
3.7. Pengolahan data ………………………………………………………… 23

vii
3.8. Analisis Data……………………………………………………………. 24
BAB IV PEMBAHASAN
4.1 Hasil Resume 10 Jurnal Penelitian…………………………………….... 25
4.2 Mengidentifikasi Pengaruh Pemberian Makanan Tambahan
Terhadap Status Gizi Ibu Hamil KEK……………………….... 32
4.3 Mengidentifikasi jenis pemberian makanan tambahan………… 35
BAB V PENUTUP
5.1 Simpulan………………………………………………………………………. 68
5.2 Saran …………………………………………………………………………. 69
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………….. 70

DAFTAR TABEL

viii
Table 2.1 Status Gizi Menurut IMT................................................... 9
Table 2.2 Kebutuhan Gizi Ibu Hamil………………………………. 11
Table 2.3 Komposisi Gizi Dalam 100 gr Produk…………………... 17
Table 3.1 Definisi operasional dari literature pengaruh PMT
terhadap status gizi ibu hamil dengan KEK……………. 21
Table 4.1 Ringkasan literature pengaruh PMT terhadap status gizi
ibu hamil dengan KEK…………………………………. 25
Table 4.2 Ringkasan literature jenis PMT………………………… 31

DAFTAR GAMBAR

ix
Gambar 2.1 Pengukuran LILA menggunakan pita ukur…………………. 10
Gambar 2.2 Kemasan PMT Biskuit………………………………………… 16
Gambar 2.3 Kerangka Konsep Pengaruh Pemberian makanan tambahan
terhadap status gizi ibu hamil dengan KEK………………… 19
Gambar 3.1 Diagram Alir Pengaruh Pemberian makanan tambahan terhadap
status gizi ibu hamil dengan KEK………………… 20

x
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Angka kematian ibu merupakan merupakan salah satu indikator yang peka

dalam menggambarkan kesejahteraan masyarakat disuatu negara (Kemenkes,

2018). Menurut World Health Organization (WHO) secara global kematian ibu di

dunia sebesar 289.000 kasus pada tahun 2013. AKI di Indonesia berdasarkan

Survei Antar Sensus (SUPAS) tahun 2015 adalah 305 per 100.000 kelahiran

hidup. Sedangkan dalam rencana pembangunan jangka panjang nasional tahun

2030, AKI ditargetkan kurang dari 70 per 100.000 kelahiran hidup.

Terdapat 2 kategori penyebab kematian ibu yaitu penyebab langsung dan

tidak langsung. Penyebab langsung kematian ibu di Indonesia adalah perdarahan

30,3%, preeklamsi 27,1%, infeksi 7,3%, partus lama atau macet 1,8% dan abortus

1,6% (Kemenkes RI,2015). Penyebab tidak langsung kematian ibu antara lain

Kekurangan Energi Kronis (KEK) dalam kehamilan sebesar 37% dan anemia

pada kehamilan 40% (Kemenkes RI, 2010).

Kekurangan Energy Kronis (KEK) adalah suatu keadaan dimana

remaja/wanita usia subur yang berusia 15-49 tahun memiliki lingkar lengan atas

kurang dari 23,5cm (Kemenkes RI, 2018). Menurut Waryana (2019) dalam jurnal

penelitiannya menyatakan bahwa kekurangan energi kronis adalah dimana wanita

mengalami kekurangan gizi yaitu kalori dan protein yang berlangsung lama atau

sudah menahun. Kurangnya asupan energi yang berasal dari zat gizi makro
(karbohidrat, lemak, protein) maupun zat gizi mikro terutama vitamin A, vitamin

D, asam folat, zat besi, kalsium, dan iodium serta zat gizi lain pada wanita usia

subur mengakibatkan terjadinya kurang energy kronik. Ditandai dengan

rendahnya cadangan energi dalam jangka waktu yang lama diukur melalui lingkar

lengan atas (Kemenkes RI,2018).

Kekurangan Energi Kronis (KEK) merupakan salah satu indikator masalah

kesehatan ibu yang harus diturunkan presentasinya sebesar 1,5% setiap tahunnya

(Kemenkes, 2017). Tahun 2018 secara nasional prevalensi KEK di Indonesia pada

Wanita Usia Subur (WUS) sebesar 14,5% sedangkan pada ibu hamil 17,3%. Hasil

riset kesehatan dasar tahun 2018 menunjukkan prevalensi KEK di provinsi Jawa

Timur menduduki urutan ke 14 dengan prosentase 30%. Kabupaten Kediri

proporsi KEK jika dilihat dari usia pada wanita tidak hamil sebesar 37,73% dan

wanita hamil 40,26%. Kejadian KEK tertinggi di kabupaten Kediri tahun 2018

ditemukan pada Puskesmas Mojo yaitu 127 orang. Posisi kedua dan ketiga yaitu

puskesmas Keling 102 orang dan Puskesmas Tiron 92 orang (Dinkes Kabupaten

Kediri, 2018). Berdasarkan hasil studi pendahuluan yang dilakukan peneliti di

puskesmas Mojo, tahun 2019 ditemukan ada 117 ibu hamil KEK dari 740 ibu

hamil yang diperiksa lingkar lengan atasnya atau sebesar 15,8%.

Ibu hamil yang mengalami KEK akan menimbulkan banyak masalah baik

pada dirinya sendiri maupun janin yang dikandungnya. Terhadap ibu dapat

meyebabkan anemia, perdarahan, berat badan ibu tidak bertambah secara normal

dan terkena penyakit infeksi. Terhadap proses persalinan dapat mengakibatkan

persalinan sulit dan lama, persalinan dengan operasi cenderung meningkat.

2
Sedangkan terhadap janin yaitu mempengaruhi proses pertumbuhan janin dan

dapat menimbulkan keguguran, bayi lahir mati, kematian neonatal, cacat bawaan,

anemia pada bayi, asfiksia intrapartum, dan lahir dengan BBLR (Irianto, 2014).

Keadaan sosial ekonomi yang menyebabkan rendahnya pendidikan, jarak

kelahiran yang dekat, banyaknya bayi yang dilahirkan, usia kehamilan pertama

terlalu muda, dan pekerjaan merupakan faktor-faktor yang mempengaruhi gizi ibu

hamil (Istiany, 2014). Irianto (2014) menjelaskan lebih banyak lagi faktor-faktor

yang mempengaruhi gizi ibu hamil yaitu aktivitas, kebiasaan, dan pandangan

wanita terhadap makanan, pendidikan, pengetahuan zat gizi dalam makanan,

status ekonomi, status kesehatan, suhu lingkungan, budaya dan usia.

Hasil survey konsumsi pangan nasional tahun 2016-2017 memperlihatkan

bahwa 1 dari 5 ibu hamil di Indonesia mengalami kekurangan gizi, dimana dari

10 ibu hamil masih terdapat 7 orang yang konsumsi kalori dan proteinnya tidak

mencukupi kebutuhannya. Upaya yang telah dilakukan oleh pemerintah dalam

penanganan KEK pada ibu hamil adalah Pemberian Makanan Tambahan (PMT).

Hal ini merupakan salah satu strategi untuk meningkatkan akses pangan bergizi

demi pemenuhan kebutuhan gizi pada ibu hamil yang sesuai dengan amanat

Peraturan Presiden Republik Indonesia no 42 tahun 2013. Isi peraturannya adalah

gerakan nasional percepatan perbaikan gizi yang sesuai dengan target SDG’S

(Kemenkes RI, 2019).

Berdasarkan hasil wawancara dengan pemegang program pemberian

makanan tambahan di puskesmas Mojo, menyatakan bahwa 4 dari 5 ibu hamil

KEK yang mendapatkan PMT saat diwawancarai mengatakan bosan untuk

3
mengonsumsinya setiap hari. PMT yang diberikan tidak habis dalam waktu yang

telah ditentukan yaitu 3 bulan. Biasanya akan habis 4 sampai 5 bulan. Dalam

petunjuk teknis pemberian makanan tambahan pada ibu hamil dengan KEK

jumlah Hari Makan Bumil (HMB) mendapat makanan tambahan pemulihan

berbasis makanan lokal atau pabrikan yakni diberikan selama 90 hari berturut-

turut. Penelitian yang dilakukan oleh Nanik (2019) menunjukkan hasil bahwa

waktu paling efektif untuk meningkatkan status gizi dengan pemberian makanan

tambahan biskuit sandwich adalah 90 hari atau 3 bulan.

Jenis produk yang diberikan pada PMT-P dipertimbangkan berdasarkan

jenis produk yang sudah dikenal oleh masyarakat luas dengan cita rasa yang baik,

cita rasa yang enak, dapat diterima dan dikonsumsi oleh masyarakat, praktis, daya

simpan relative lama, mudah dalam penyajian, serta komposisi gizi produk yang

baik untuk ibu hamil (Rahma,2016). Di Indonesia biscuit dipilih sebagai produk

yang dinilai dapat memenuhi persyaratan tersebut sehingga sesuai digunakan

sebagai makanan tambahan ( Sri,2017). Diluar negeri ada berbagai macam jenis

makanan tambahan yang difortifikasi seperti Wheat Flour di Uzbekistan (Nicolai,

2020), Margarines dan suplemen vitamin A,D,E,K di Belgia ( Isabelle, 2018),

Atole di Guatemala, Milk Powder di Chile, Fortified Skimmed Milk di UK

( Zhenyu Yang, 2011).

PMT biskuit dibuat dengan formulasi khusus dan difortifikasi dengan

vitamin dan mineral. Pemberian makanan tambahan pada ibu hamil KEK

bertujuan agar ibu memiliki asupan gizi yang cukup selama menjalani masa

kehamilan. Salah satu komplikasi dalam kehamilan adalah hyperemesis

4
gravidarum yaitu mual dan muntah secara terus menerus yang terjadi pada minggu

ke 4 dan berakhir pada minggu ke 20 (Annisa, 2019). Dengan mengonsumsi

makanan yang mengandung karbohidrat dan protein tinggi dapat menurunkan rasa

mual dan muntah seperti roti, biskuit, kacang-kacangan ( Angga,2016).

Dari latar belakang tersebut peneliti merasa perlu melakukan penelitian

studi literature untuk mengkaji pengaruh pemberian makanan tambahan terhadap

status gizi ibu hamil dengan kekurangan energy kronis.

1.2 Rumusan Masalah

Adakah “Pengaruh Pemberian Makanan Tambahan Terhadap Status Gizi

Ibu Hamil Dengan Kekurangan Energy Kronis”?

1.3 Batasan Masalah

Banyak faktor yang menyebabkan perubahan status gizi pada ibu

hamil KEK. Berdasarkan rumusan masalah, penulis memberikan batasan

ruang lingkup dari penelitian yang akan dilakukan. Peneliti hanya membatasi

permasalahan pada pengaruh pemberian makanan tambahan terhadap status

gizi ibu hamil KEK melalui literature review.

1.4 Tujuan Penelitian

1.4.1 Tujuan Umum

Mengkaji pengaruh pemberian makanan tambahan terhadap status gizi ibu

hamil dengan kekurangan energy kronis.

5
1.4.2 Tujuan Khusus

1. Mengidentifikasi jenis PMT yang diberikan.

2. Mengidentifikasi perubahan status gizi ibu hamil KEK sebelum dan

sesudah mengonsumsi PMT.

1.4 Manfaat penelitian

1.4.1 Manfaat Teoritis

Hasil penelitian ini untuk memberikan informasi kepada petugas kesehatan

serta mahasiswa dalam mengembangkan ilmu khususnya mengenai

pengaruh pemberian makanan tambahan terhadap status gizi ibu hamil

dengan kekurangan energy kronis.

1.4.2 Manfaat Praktis

1. Institusi Pendidikan

Menambah wacana ilmu pengetahuan khususnya dalam ilmu kebidanan

terutama tentang pengaruh pemberian makanan tambahan terhadap status

gizi ibu hamil dengan kekurangan energy kronis.

2. Klinis

Menambah pengetahuan bagi tenaga kesehatan untuk memberikan

motivasi dan modifikasi dalam pemberian makanan tambahan kepada ibu

hamil KEK

6
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Status Gizi

2.1.1 Pengertian Status Gizi

Nutritional status (status gizi), adalah suatu keadaan yang

diakibatkan oleh keseimbangan antara asupan zat gizi dari makanan

dengan kebutuhan zat gizi yang diperlukan untuk metabolisme tubuh.

Status gizi sangat dipengaruhi oleh asupan gizi. Pemanfaatan zat

gizi dalam tubuh dipengaruhi oleh dua faktor, yaitu primer dan sekunder.

Faktor primer adalah keadaan yang mempengaruhi asupan gizi

dikarenakan susunan makanan yang dikonsumsi tidak tepat, sedangkan

faktor sekunder adalah zat gizi tidak mencukupi kebutuhan tubuh karena

adanya gangguan pada pemanfaatan zat gizi dalam tubuh.

2.1.2 Pengukuran Status Gizi

Cara penilaian status gizi menurut Gibson mengelompokkan

menjadi lima metode, yaitu antropometri, laboratorium, klinis, survei

konsumsi pangan dan faktor ekologi (Titus Priyo, 2017).

Salah satu cara untuk menilai postur tubuh yang ideal adalah

dengan pengukuran antropometri. Pengukuran antropometri yang paling

sering digunakan adalah rasio antara berat badan (kg) dan tinggi badan (m)

kuadrat yang disebut Indeks Masa Tubuh (IMT). Pengukuran lain dapat

7
dilakukan dengan mengukur lingkar lengan atas (LILA). Biasanya

dilakukan pada wanita usia 15-45 tahun.

Kelebihan antropometri untuk menilai status gizi antara lain:

a. Prosedur pengukuran antropometri umumnya cukup sederhana dan

aman digunakan.

b. Untuk melakukan pengukuran antropometri relative tidak

membutuhkan tenaga ahli, cukup dengan dilakukan pelatihan

sederhana.

c. Alat untuk ukur antropometri harganya cukup murah terjangkau,

mudah dibawa dan tahan lama digunakan untuk pengukuran.

d. Ukuran antropometri hasilnya tepat dan akurat.

e. Hasil ukuran antropometri dapat mendeteksi riwayat asupan gizi

yang telah lalu.

f. Hasil antropometri dapat mengidentifikasi status gizi baik, sedang,

kurang dan buruk.

g. Ukuran antropometri dapat digunakan untuk skrining

(penapisan),sehingga dapat mendeteksi siapa yang mempunyai

risiko gizi kurang atau gizi lebih

1. Pengukuran IMT

BB(Kg)
Rumus IMT sebagai berikut : IMT=
TB (m)2

Pengkategorian IMT menurut Istiany (2014), adalah :

8
Tabel 2.1 Status Gizi menurut IMT

IMT STATUS GIZI


< 17,0 Kurus sekali ( kurang BB tingkat berat )
17,0 - 18,5 Kurus ( kurang BB tingkat ringan )
18,5 - 25,0 Normal
25,0 - 27,0 Gemuk ( kelebihan BB tingkat ringan )
>27,0 Gemuk sekali ( kelebihan BB tingkat berat )
Sumber : Gizi Terapan (Istiany, 2014).

2. Lingkar Lengan Atas ( LILA)

Lingkar lengan atas (LILA) merupakan gambaran keadaan jaringan

otot dan lapisan lemak bawah kulit. LILA mencerminkan tumbuh

kembang jaringan lemak dan otot yang tidak berpengaruh oleh cairan

tubuh. Ukuran LILA digunakan untuk skrining kekurangan energi kronis

yang digunakan untuk mendeteksi ibu hamil dengan risikomelahirkan

BBLR. Pengukuran LILA ditujukan untuk mengetahui apakah ibu hamil

atau wanita usia subur (WUS) menderita kurang energi kronis (KEK).

Ambang batas LILA WUS dengan risiko KEK adalah 23.5 cm. Apabila

ukuran kurang dari 23.5 cm, artinya wanita tersebut mempunyai risiko

KEK, dan diperkirakan akan melahirkan berat bayi lahir rendah (BBLR).

Cara ukur pita LILA untuk mengukur lingkar lengan atas

dilakukan pada lengan kiri atau lengan yang tidak aktif. Pengukuran LILA

dilakukan pada pertengahan antara pangkal lengan atas dan ujung siku

dalam ukuran cm (centi meter). Kelebihannya mudah dilakukan dan

waktunya cepat, alat sederhana, murah dan mudah dibawa. Nilai normal

adalah 23,5 cm. LILA WUS dengan resiko KEK di Indonesia kurang dari

23,5 cm.

9
Gambar 2.1 Pengukuran LILA Menggunakan Pita Ukur

Sumber : Penilaian Status Gizi.(Titus, dkk, 2017).

2.1.3 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Status Gizi

Menurut Irianto (2014), faktor-faktor yang mempengaruhi status

gizi yaitu tingkat pendidikan, pengetahuan, dan keterampilan keluarga.

Makin tinggi pendidikan, pengetahuan dan keterampilan keluarga maka

makin baik tingkat ketahanan pangan keluarga. Ketahanan pangan

berkaitan dengan ketersediaan, harga, daya beli keluarga, serta

pengetahuan tentang gizi dan kesehatan.

Ada beberapa faktor-faktor yang mempengaruhi status gizi ibu

hamil menurut Kristiyanasari (2010) dalam Catur Priyo (2015), yaitu

umur, pengetahuan, Status ekonomi, dan pendidikan ibu. Semakin muda

dan semakin tua umur ibu hamil, maka akan berpengaruh terhadap

kebutuhan gizi yang banyak dikarenakan untuk perkembangan dirinya

sendiri juga untuk berbagi dengan janin yang sedang dikandungnya.

Sedangkan untuk umur yang tua perlu energi yang besar juga karena

fungsi organ yang makin melemah dan diharuskan untuk bekerja

10
maksimal maka memerlukan tambahan energi yang cukup guna

mendukung kehamilan yang sedang berlangsung.

2.1.4 Kebutuhan Gizi Ibu Hamil

Table 2.2 Kebutuhan Gizi Ibu Hamil per hari

Zat gizi Jumlah


Energy 2485 Kal
Protein 60 gr
Vitamin A 700 RE
Vitamin D 15 μ gr
Vitamin E 18 mg
Vitamin K 130 mg
Tiamin (B1) 1,2 mg
Riboflavin (B2) 1,4 mg
Niacin (B3) 9,1 mg
Sianacobalamin (B12) 1,3 mg
Asam folat 300 μ gr
Piridoksin 3,8 mg
Vitamin C 70 mg
Kalsium 900 mg
Fosfor 650 mg
Zat besi 46 mg
Seng 20 mg
Iodium 175 μ gr
Selenium 70 μ gr
sumber : Gizi Seimbang Dalam Kesehatan Reproduksi (Irianto, 2014).

2.2 Konsep KEK

2.2.1 Pengertian KEK

11
KEK adalah keadaan dimana wanita usia subur (WUS) menderita

kekurangan makanan yang berlangsung menahun (kronis) sehingga

mengakibatkan timbulnya gangguan kesehatan (Irianto, 2014).

Kekurangan energi kronik ( KEK ) adalah keadaan dimana

remaja/wanita usia subur 15-49 tahun memiliki lingkar lengan atas kurang

dari 23,5 cm ( Kementerian Kesehatan RI 2018 ).

Menurut Waryana (2019) dalam jurnal penelitianya menyatakan

bahwa kekurangan energi kronis adalah dimana remaja putri/wanita

mengalami kekurangan gizi yaitu kalori dan protein yang berlangsung

lama atau sudah menahun

2.2.2 Etiologi

Kurangnya asupan energi yang berasal dari zat gizi makro

( karbohidrat,protein, lemak ) maupun zak gizi mikro terutama vitamin A,

vitamin D,asam folat, zat besi, kalsium, dan iodium serta zat gizi mikro

lain pada wanita usia subur yaitu 15-49 tahun mengakibatkan terjadinya

kurang energi kronik, yang diawali dengan kejadian resiko KEK dan

ditandai dengan rendahnya cadangan energi dalam jangka waktu yang

lama diukur dengan lingar lengan atas ( Laporan Kinerja Direktur Jenderal

Kesehatan Masyarakat, 2017 ).

2.2.3 Dampak KEK Pada Kehamilan

12
Menurut Lubis (2003) dalam Fitriana (2016), dampak yang

ditimbulkan dari ibu dengan KEK adalah :

1. Dampak pada ibu

Gizi kurang pada ibu hamil dapat menyebabkan resiko dan komplikasi

seperti anemia, perdarahan, berat badan ibu tidak bertambah secara

normal, dan penyakit infeksi.

2. Dampak pada persalinan

Dapat mengakibatkan persalinan sulit dan lama, persalinan premature,

perdarahan post partum, serta persalinan dengan tindakan operasi

caesar cenderung meningkat.

3. Dampak pada janin

Kurang gizi pada ibu hamil dapat mempengaruhi proses pertumbuhan

janin dan dapat mengakibatkan keguguran, bayi lahir mati, kematian

neonatal, cacat bawaan dan lahir dengan BBLR.

2.2.4 Pencegahan KEK

Makan makanan yang bervariasi dan cukup mengandung kalori

serta protein termasuk makanan pokok seperti nasi, ubi, kentang setiap

hari dan makanan yang mengandung protein seperti daging, ikan, telur,

kacang-kacangan atau susu sekurang-kurangnya sehari sekali (Irianto,

2014).

2.2.5 Penanganan KEK

Meningkatkan program penyuluhan tentang gizi seimbang pada

wanita usia subur terutama bagi remaja lebih meningkatkan konsumsi

13
makanan yang mengandung sumber zat besi seperti sayuran hijau, protein

hewani (susu, daging, telur) dan penambahan suplemen zat besi.

Pada ibu hamil yang mengalami KEK dianjurkan untuk

mengonsumsi makanan dengan gizi seimbang dan mengonsumsi makanan

tambahan secara rutin yang telah disediakan oleh pemerintah.

2.3 Pemberian Makanan Tambahan

Pemberian suplementasi gizi merupakan suatu upaya yang dapat

dilakukan dalam rangka mencukupi kekurangan kebutuhan gizi dari

konsumsi makan harian yang berakibat pada timbulnya masalah kesehatan

dan gizi pada kelompok rawan gizi. Salah satu program suplementasi yang

saat ini dilaksanakan oleh pemerintah yaitu pemberian makanan tambahan

pada balita kurus 6-59 bulan maupun anak sekolah dasar /MI dengan

kategori kurus yaitu balita dan anak sekolah yang berdasarkan hasil

pengukuran berat badan menurut panjang badan atau tinggi badan lebih

kecil dari minus 2 standar deviasi (<-2 Sd), serta ibu hamil resiko Kurang

Energi Kronik (KEK) yaitu ibu hamil dengan hasil pengukuran Lingkar

Lengan Atas (LILA) kurang dari 23,5 cm (Kemenkes, 2019).

2.3.1 Pengertian

Makanan Tambahan (MT) ibu hamil adalah suplementasi gizi

berupa biskuit lapis yang dibuat dengan formulasi khusus dan difortifikasi

dengan vitamin dan mineral yang diberikan kepada ibu hamil dengan

kategori Kurang Energi Kronis (KEK) untuk mencukupi kebutuhan gizi.

14
Hari Makan Bumil (HMB) adalah jumlah hari makan ibu hamil

mendapat makanan tambahan pemulihan berbasis makanan lokal yakni

diberikan selama 90 hari berturut-turut (Kemenkes, 2012).

2.3.2 Jenis dan karakteristik produk MT ibu hamil

Makanan tambahan pemulihan diutamakan berbasis bahan

makanan atau makanan lokal. Jika bahan makanan lokal terbatas dapat

digunakan makanan pabrikan yang tersedia diwilayah setempat dengan

memperhatikan kemasan, label, dan masa kadaluarsa untuk keamanan

pangan (Kemenkes, 2012).

Kepmenkes no.899/Menkes/SK/X/2009 telah disempurnakan dan

diganti dengan Peraturan Menteri Kesehatan no 51 tahun 2016 tentang

standar produk suplementasi gizi yang telah disesuaikan dengan

perkembangan hukum, ilmu pengetahuan dan teknologi. Disesuaikan

dengan kebutuhan zat gizi pada tiap sasaran berdasarkan Angka

Kecukupan Gizi (AKG) tahun 2013 serta mengalami perbaikan tampilan

produk MT baik kemasan menyesuaikan dengan aturan

pemberian(Kemenkes, 2017).

Tiap kemasan primer (3 keping/60 gram) mengandung minimum

270 kalori, minimum 6 gram protein, minimum 12 gram lemak. Diperkaya

11 macam vitamin ( A,D,E, B1,B2,B3,B5,B6,B12,C dan folat) dan 7

macam mineral (besi, kalsium, natrium, seng, iodium, fosfor, selenium).

Berbentuk biskuit lapis (sandwich) yang pada permukaan atasnya

tercantum tulisan MT ibu hamil. Dengan tekstur biskuit renyah, isi atau

15
krim padat dan lembut. Berat rata-rata 20 gram/biscuit. Warna sesuai

dengan hasil proses pengolahan yang normal (tidak gosong). Rasa biskuit

manis, isi krim manis rasa strawberry/nenas/lemon. Mutu dan keamanan

memenuhi persyaratan. Masa kedaluwarsa produk MT yaitu 24 bulan.

Kemasan :

a. Setiap 3 biskuit lapis dikemas dalam 1 kemasan primer (berat 60

gram).

b. Setiap 7 kemasan primer dikemas dalam1 kotak kemasan sekunder

(berat 420 gram).

c. Setiap 4 kemasan sekunder dikemas dalam 1 kemasan tersier (kardus).

Gambar 2.2 Kemasan Primer Biskuit

Sumber: Dropping Biskuit PMT Untuk Ibu Hamil KEK. (Sedayu, 2017).

16
2.3.3 Informasi Nilai Gizi

Tabel 2.3 Komposisi Gizi Dalam 100 Gram Produk (Per Sajian)

Zat gizi Jumlah per sajian Jumlah per 100 gr


60 gr
Energy total 95 kkal 487,33 kkal
Energy dari lemak 35 kkal
Lemak total 4g 20,89 g
Asam linoleat 0,5 g 2,53 g
Protein 2g 10,14 g
Karbohidrat total 13 g
Serat pangan 1g 6,19 g
Gula total 5g
Sukrosa 4g 18,96 g
Natrium 55 mg 279,47 mg
Vitamin A 773,39 mcg
Vitamin D 11,2 mcg
Vitamin E 14,62 mg
Vitamin B1 0,81 mg
Vitamin B2 0,88 mg
Vitamin B3 8,35 mg
Vitamin B12 1,53 mg
Folat 411,01 mcg
Vitamin B6 0,9 mg
Vitamin B5 4,32 mg
Vitamin C 44,42 mg
Besi 11,42 mg
Kalsium 277,53 mg
Seng 10,41 mg
Iodium 82,54 mcg
Fosfor 225,69 mg
Selenium 29,04 mcg
Fluor 0,87 mg
Air 2.39%
Sumber : Petunjuk Teknis Makanan Tambahan Balita dan Ibu

Hamil 2019 (Kemenkes, 2019).

2.3.4 Anjuran Pemberian

17
Pemberian MT pada ibu hamil dilakukan untuk memenuhi

kebutuhan gizi ibu selama kehamilan dengan tetap mengonsumsi makanan

keluarga sesuai gizi seimbang.

Pemberian MT pada ibu hamil terintergrasi dengan pelayanan

ANC. Pada kehamilan TM I diberikan 2 keping biskuit perhari hingga ibu

hamil tidak lagi berada dalam kategori KEK sesuai dengan pemeriksaan

LiLA. Sedangkan pada TM II dan III diberikan 3 keping biskuit perhari

(60 gr) hingga ibu hamil tidak lagi berada dalam kategori KEK. Sesuai

dengan pemeriksaan LiLA (Kemenkes, 2017).

Pemberian MT ini sebagai MT pemulihan pada ibu hamil KEK

dan disertai dengan konseling yang bertujuan untuk meningkatkan status

gizi ibu. Jangka waktu pemberian MT pada ibu hamil KEK dapat lebih

dari 1 bulan. Ibu hamil harus menghabiskan MT yang diterima dan

melakukan kunjungan ANC termasuk melalukan pemantauan pertambahan

berat badan sesuai standar kenaikan berat badan ibu hamil atau LILA

(Kemenkes, 2019). Apabila berat badan sudah sesuai standar kenaikan

berat badan selanjutnya mengonsumsi makanan keluarga gizi seimbang.

18
2.4 Kerangka Konsep

Status Gizi Ibu Hamil

Kurang Cukup/baik Lebih

KEK Normal Obesitas


Faktor-faktor yang
Dampak dalam Kehamilan : mempengaruhi Status Gizi
menurut Kemenkes RI (2015)
1. Ibu : perdarahan, anemia,
infeksi 1. Factor langsung : asupan
2. Persalinan : premature, makanan dan penyakit
persalinan lama, resiko 2. Factor tidak langsung :
SC meningkat social ekonomi
3. Janin : BBLR, IUFD, ( pendapatan keluarga,
cacat bawaan, abortus pendidikan ibu, factor
pola konsumsi dan factor
perilaku), factor biologis,
Pemenuhan kebutuhan nutrisi aktifitas fisik, social

PMT-P

Patuh Tidak Patuh

Status gizi Normal Status gizi tetap

Gambar 2.3 Kerangka Konsep Pengaruh PMT Terhadap Status Gizi Ibu Hamil KEK

19
Keterangan:
= yang diteliti

= yang tidak diteliti

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 DIAGRAM ALIR

Studi literature (pengumpulan data, buku dan jurnal yang berkaitan


dengan PMT, Status Gizi dan Ibu Hamil KEK.

Pengumpulan data (diperoleh dari jurnal internasional, jurnal


Indonesia dan buku).

1. Mengidentifikasi pengaruh PMT terhadap status gizi ibu hamil


KEK
2. Mengidentifikasi perubahan status gizi sebelum dan sesudah
mengonsumsi PMT

Analisis ( menelaah hasil penelitian sebelumnya yang berkaitan


dengan, PMT, Status Gizi dan Ibu Hamil KEK).

20
Diagram alir merupakan alur atau langkah-langkah dari penelitian

yang akan dibuat, dengan begitu akan lebih jelas tentang langkah-langkah

apa saja yang akan dilakukan dalam membuat penelitian ( Suhata, 2015).

Diagram alir pada penelitian ini sebagai berikut :

Gambar 3.1 Diagram Alir Studi Literatur Pengaruh PMT Terhadap Status
Gizi Ibu Hamil KEK

3.2 DESAIN PENELITIAN

Desain penelitian merupakan proses yang diperlukan dalam

perencanaan dan pelaksanaan penelitian berupa pengumpulan dan analisis

data (Nazir, 2014). Penelitian ini merupakan penelitian metode kualitatif

Kesimpulan dan saran ( menyimpulkan hasil dari penelitian dan


memberikan saran atau solusi untuk perbaikan).

yaitu dengan mendeskripsikan atau menggambarkan tentang pengaruh

PMT terhadap status gizi ibu hamil KEK.

3.3 Definisi Operasional

Adapun perumusan definisi operasional dalam penelitian ini diuraikan dalam

tabel berikut:

21
Tabel 3.1 Definisi Operasional Dari Literatur Pengaruh PMT Terhadap

Status Gizi Ibu Hamil KEK

Studi Literatur Definisi Operasional Parameter

Pengaruh PMT a. PMT merupakan makanan a. Literature yang

terhadap status gizi ibu yang diberikan kepada ibu diidentifikasi

hamil KEK hamil dengan tambahan zat melalui google

gizi makro dan mikro scholar dan

b. status gizi ibu hamil KEK PubMed.

merupakan hasil pemeriksaan b. Literatur yang

antropometri yang dipublikasikan dari

menunjukkan normal tidaknya tahun 2010-2020

keadaan ibu setelah

mengonsumsi PMT

3.4 Waktu Penelitian

Penelitian dilaksanakan pada bulan April 2020

3.5 Alat Pengumpulan Data

Penelitian ini merupakan penelitian kepustakaan, oleh karena itu teknik yang

digunakan dalam mengumpulkan data adalah bahan-bahan yang koheren

dengan objek-objek pembahasan yang relevan dengan tema. Alat yang

digunakan untuk mengumpulkan data yaitu sumber informasi dengan

melakukan pencarian literature melalui buku maupun media elektronik atau

media online seperti google scholar dan Pubmed. Kata kunci yang digunakan

dalam pencarian literature antara lain: “Pengaruh PMT Terhadap Status Gizi

22
Ibu Hamil KEK”, “Suplementary Food For Pregnancy With Chronic Energy”,

“Intervention For Pregnancy With Malnutrition”.

3.6 Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data adalah cara peneliti untuk mengumpulkan data

yang akan dilakukan dalam penelitian (Sugiyono, 2019). Peneliti

menggunakan metode pengumpulan data sebagai berikut:

3.6.1 Tahap Persiapan

a. Mengajukan surat ijin kepada ketua program studi D-IV Kebidanan

Kediri Politeknik Kesehatan Kemenkes Malang

b. Mengajukan surat ijin pengambilan data di Dinas Kesehatan Kabupaten

Kediri untuk mengetahui angka kejadian KEK di kabupaten Kediri.

c. Mengajukan surat ijin untuk mengambil data angka kejadian KEK pada

salah satu puskesmas di Kabupaten Kediri.

3.6.2 Tahap Pelaksanaan

Pemilihan jurnal sesuai kriterian inklusi dan ekslusi. Berikut kriterian

inklusi dan eksklusi:

a. Kriteria inklusi

1. Jurnal internasional dan jurnal Indonesia yang berkaitan dengan PMT,

status gizi dan KEK.

2. Jurnal yang dipublikasikan dalam 10 tahun terakhir (2010-2020).

3. Jenis penelitian kualitatif maupun kuantitatif

4. Situs jurnal yang sudah terakreditasi seperti ProQuest, PubMed,

Research Gate, SagePub dan Schoolar.

23
b. Kriteria ekslusi

1. Tidak dapat diakses secara gratis

2. Hanya abstrak saja atau tidak full teks

3. Sampelnya bukan ibu hamil

4. Literatur review

3.7 Pengolahan Data

Data yang sudah terkumpul sebelum dianalisis data, dilakukan tahap

pengolahan data, yaitu:

a. Memeriksa kembali kebenaran data literature yang telah diperoleh atau

dikumpulkan sudah sesuai dengan tema yang akan diambil.

b. Data literature kemudian diseleksi kembali sesuai dengan ketentuan.

c. Data yang sudah diseleksi, selanjutnya disusun dalam bentuk tabel untuk

mengetahui perubahan status gizi, dan pengaruh PMT.

d. Data literature kemudian dianalisis dan dibuat suatu kesimpulan.

3.8 Analisis Data

Analisis data dalam penelitian pustaka ini adalah analisis isi

(contentanalysis) yaitu penelitian yang bersifat pembahasan mendalam

terhadap isi suatu informasi tertulis atau tercetak (Wijaya, 2018). Tahapan

penelitian ini yaitu membuat matriks dan menelaah persamaan dan perbedaan

beberapa jurnal yang memiliki tema sama.

24
BAB 4

PEMBAHASAN

4.1 Hasil

Berdasarkan hasil review dari 10 literatur yang memenuhi kriteria inklusi maka didapatkan

hasil sebagai berikut:

Tabel 4.1 Ringkasan dari literatur tentang Pengaruh PMT terhadap status gizi ibu hamil KEK

Instrumen Pengaruh PMT

Desain atau Metode terhadap status


No Peneliti Resume
Penelitian Pengumpulan gizi ibu hamil

Data KEK

25
1. (Rahma quasi - Formulir - P Ada Pengaruh Yang Ada Pengaruh

sari, eksperim identitas e Bermakna PMT

2017) en - Informed n Pemulihan Selama 3

dengan consent g Bulan Terhadap

Pre Post - Pita ukur e Peningkatan Status Gizi

Test LILA t Ibu Hamil Dengan KEK

Without - Timbangan a Berdasarkan

control injak h Pengukuran LILA

- Form recall u

24 jam a

- Form daftar n

perkemban

agan status

gizi ibu

KEK

- Form

pemantauan

PMT

2. (Kartini Cross - Observasi Terdapat hubungan Ada pengaruh

, 2018) sectional - Ceklis bermakna antara

kehadiran kehadiran konseling gizi

konseling dengan pertambahan

- Rekam berat badan ibu hamil

medis KEK dan antara

- Form konsumsi PMT dengan


26
27
Tabel 4.2 Ringkasan Jenis PMT, Dosis, Waktu dan Lokasi penelitian dari 10

jurnal penelitian

Dosis
No Peneliti Jenis PMT Lokasi penelitian
& waktu
1. (Rahmasari, PMT-P Biskuit - 2-3 keping/hari Sleman, Yogyakarta

2017) sandwich - 90 hari

2. (Kartini, 2018) PMT-P Biskuit - 2-3 keping/hari Ngaliyan, Semarang

sandwich - 90 hari

3. (Chandradewi, (bahan local )Biskuit - 2-3 keping/hari Labuan, Lombok

2015) tepung kedelai - 90 hari

4. (Rosa Hadiana, (bahan local )Biskuit - 2-3 keping/hari Ampenan, Mataram

2019) tepung daun katuk - 90 hari

5. (Rosyati, 2018) PMT-P Biskuit - 2-3 keping/hari Palembang

sandwich - 90 hari

6. (Ginta - (bahan - 6 keping/hari Mandala, Medan

Siahaan,2018) local)Biskuit

Tempe

- Jus buah papaya - 250 ml

dan markisa - Selama 21 hari

7. ( Nani, 2019) PMT-P Biskuit - 2-3 keping/hari Halmahera

sandwich - 90 hari

8. (Karim, 2011) - Ransum - 160 hari Kapasia dan Savar,

Bangladesh

- Ransum

9. (Susana L, 2016) (kel.perlakuan) - 36 minggu Rangpur, Dinajpur

- Fe dan asam folat Bangladesh

(kel.kontrol)

- MT siap pakai

62
4.2 Mengidentifikasi pengaruh pemberian makanan tambahan terhadap

status gizi ibu hamil KEK

Berdasarkan 10 literatur yang telah di review mengenai pengaruh

pemberian makanan tambahan terhadap status gizi ibu hamil KEK didapatkan 8

penelitian yang menunjukkan hasil ada pengaruh dan tidak ada pengaruh

(Meghan 2017 dan Susana L 2016). Hasil penelitian Meghan (2017) menjelaskan

bahwa hanya sekitar sepertiga wanita yang mengalami perubahan LILA hingga>

23,0 cm dan 52% dari LILA mereka tetap meskipun menerima ransum makanan

tambahan dan nutrisi mikro yang berlimpah. Perubahan dalam LILA juga tidak

berkorelasi baik dengan kenaikan berat badan ibu. Salah satu penyebabnya yaitu

sekitar 10% wanita hamil KEK menderita HIV. Penelitian oleh Susana L (2016)

menunjukkan tidak ada efek signifikan dari ransum LNS-PL (suplemen nutrisi

berbasis lipid yang diperkaya vitamin dan mikronutrien untuk wanita hamil dan

menyusui) pada indikator antropometrik ibu selama kehamilan dalam sampel

keseluruhan perempuan dalam kelompok pedesaan Bangladesh ini. Namun, LNS-

PL meningkatkan MUAC (LILA) ibu pada usia kehamilan 36 minggu dan

kenaikan berat badan mingguan dari pendaftaran sampai usia kehamilan 36

minggu di antara wanita berusia ≥25 tahun, meskipun efek yang terakhir hanya

diamati di antara wanita multipara. Penyebab tidak adanya pengaruh yang

signifikan setelah mengonsumsi ransum adalah kepatuhan yang lebih rendah di

antara mereka yang menerima LNS-PL dibandingkan di antara mereka yang

63
diberi IFA (zat besi dan asam folat) dan gangguan pasokan ransum selama 10

minggu (8 Agustus hingga 20 Oktober 2012).

Penyebab ibu hamil KEK tidak mengalami perubahan status gizi setelah

program pemberian makanan tambahan adalah pola makan, konsumsi makanan,

status ekonomi, status kesehatan dan factor internal yang meliputi pekerjaan dan

pengetahuan (Rahmasari Utami,2018). Menurut Kemenkes RI (2015) Factor-

faktor yang mempengaruhi status gizi ibu hamil KEK yaitu factor langsung dan

tidak langsung. Factor langsung yaitu asupan makanan dan penyakit, sedangkan

factor tidak langsung yaitu social ekonomi ( pendapatan keluarga, pendidikan ibu,

factor pola konsumsi dan factor perilaku), factor biologis, aktifitas fisik, social

Dari 8 penelitian dapat disimpulkan adanya pengaruh pemberian

makanan tambahan terhadap status gizi ibu hamil KEK. (1). Penelitian oleh

Rahmasari (2018) membuktikan adanya pengaruh yang bermakna pemberian

makanan tambahan biskuit sandwich selama 90 hari berdasarkan pengukuran

LILA, sebelum pemberian rata-rata LILA 21,67 cm, bulan pertama 22, 07 cm,

bulan kedua 22,20 cm dan bulan ketiga 22,42 cm. (2). Kartini (2018) terdapat

hubungan bermakna antara kehadiran konseling gizi dengan pertambahan berat

badan pada ibu hamil KEK dan antara konsumsi PMT biskuit sandwich dengan

pertambahan berat badan ibu. Pertambahan berat badan rata-rata adalah 9,218 kg.

(3). Chandradewi (2015) terjadi peningkatan berat badan yang signifikan pada

kelompok perlakuan yaitu 5,8 kg setelah diberikan PMT biskuit tepung kedelai

selama 90 hari dibandingkan dengan kelompok control 3,13 kg. (4) Rosa Hadiana

(2018), pemberian biskuit selama 90 hari meningkatkan berat badan rata-rata

64
sebesar 7,0 kg dan LILA sebesar 1,6 cm. Hasil uji statistic menunjukkan ada

perbedaan berat badan dan LILA yang bermakna setelah mengonsumsi PMT. (5).

Rosyati (2018) hasil penelitian pada 109 ibu hamil KEK, 103 mengalami

pertambahan ukuran LILA setelah PMT-P dan 6 ibu tidak mengalami perubahan.

Terdapat perbedaan yang bermakna sebelum dan sesudah PMT-P diberikan. (6).

Siahaan (2019) sebesar 88,4% ibu hamil rata-rata lingkar lengan atasnya

menunjukkan peningkatan yang signifikan setelah pemberian makanan tambahan

berupa cookies tempe selama 21 hari. (7). Nani Supriyatni (2019) sebanyak 20 ibu

hamil (45,5%) statusnya normal setelah intervensi pemberian makanan tambahan

biskuit selama 90 hari, sedangkan 24 ibu hamil masih dalam kondisi KEK

meskipun mengalami peningkatan lingar lengan atas. Jika dilihat dari kenaikan

berat badan sebanyak 34 orang (77,3%) dari 44 orang mengalami peningkatan.

(8). Karim (2011) pada wanita hamil yang mengalami malnutrisi berat mengalami

peningkatan berat badan.

4.3 Mengidentifikasi jenis pemberian makanan tambahan

Berdasarkan 10 literatur yang telah di review terdapat beberapa jenis makanan

tambahan.

Ada 4 jurnal dari Indonesia yaitu penelitian oleh Rahmasari (2017),

Kartini (2018), Rosyati (2018) dan Nani (2019) menggunakan makanan

tambahan biskuit sandwich yang telah disubsidi oleh pemerintah Indonesia.

Berbentuk biskuit lapis (sandwich) yang pada permukaan atasnya tercantum

tulisan MT ibu hamil. Dengan tekstur biskuit renyah, isi atau krim padat dan

65
lembut. Berat rata-rata 20 gram/biscuit. Warna sesuai dengan hasil proses

pengolahan yang normal (tidak gosong). Rasa biskuit manis, isi krim manis

rasa strawberry/nenas/lemon. Masa kedaluwarsa produk MT yaitu 24 bulan.

Tiap kemasan primer (3 keping/60 gram) mengandung minimum 270 kalori,

minimum 6 gram protein, minimum 12 gram lemak. Diperkaya 11 macam

vitamin ( A,D,E, B1,B2,B3,B5,B6,B12,C dan folat) dan 7 macam mineral

(besi, kalsium, natrium, seng, iodium, fosfor, selenium).

2 jurnal dari Indonesia yaitu Chandradewi (2015), Rosa Hadiana (2019)

dan 1 jurnal Internasional yaitu penelitian oleh dan Ginta Siahaan (2018)

menggunakan produk makanan tambahan berbahan dasar local. Chandradewi

(2015) menggunakan produk makanan tambahan berbentuk biskuit dengan

bahan dasar tepung kedelai, tepung jagung, epung terigu, gula, susu skim, telur

dan margarin. Biskuit dikonsumsi sebanyak 2-3 keping perhari selama 90 hari.

Rosa Hadiana (2019) dalam penelitiannya memberikan biskuit dengan

komposisi tepung daun katuk, tepung jagung, tepung kedelai, tepung labu

kuning, margarin, gula halus dan telur ayam. Diberikan sebanyak 2-3 keping

biskuit perhari selama 90 hari. Ginta Siahaan (2018) membuat suatu produk

biskuit dengan bahan dasar tempe. Dalam penelitiannya pemberian makanan

tambahan di kombinasikan dengan pemberian jus papaya dan markisa (250 ml

jus). Selama 21 hari, ibu hamil KEK mengonsumsi 3 keping biskuit temped an

250 ml jus tersebut. Biskuit tempe mengandung 394.2 kalori, 8,3 gr protein,

25,4 gr lemak, 49,1 karbohidrat. Jus papaya markisa mengandung 176,3 kalori,

2,8 gr protein, 2 gr lemak, 38,2 gr karbohidrat, 140 mg vitamin C.

66
2 jurnal internasional lainnya berupa ransum. Penelitian oleh Karim

(2011) dan Susana (2016). Dalam kedua penelitian tersebut tidak dijelaskan

mengenai dosis pemberian, hanya menjelaskan waktu lamanya pemberian

makanan tambahan. Karim (2011) selama 160 hari dan Susana (2016) selama

36 minggu. Produk yang diberikan dalam penelitian Susana (2016) pada

kelompok control dan perlakuan berbeda. Kelompok control mendapatkan IFA

atau Fe dan asam folat, sementara kelompok perlakuan mendapat ransum.

Semetara penelitian oleh Meghan (2017) menggunakan 3 jenis

makanan tambahan. MT siap pakai berbasis lipid atay lemak (RUSF),

campuran jaung+kedelai+mikronutrien (CSB) dan suplemen mikronutrien

ganda (UNIMMAP). Setiap subjek penelitiannya diberi kesempatan untuk

memilih jenis PMT dengan mata tertutup. Ada yang mendapat

UNIMMAP+CSB, CSB+IFA dan juga RUSF.

Menurut Kemenkes, (2012) makanan tambahan pemulihan diutamakan

berbasis bahan makanan atau makanan lokal. Jika bahan makanan lokal

terbatas dapat digunakan makanan pabrikan yang tersedia diwilayah setempat

dengan memperhatikan kemasan, label, dan masa kadaluarsa untuk keamanan

pangan. Berdasarkan landasan tersebut PMT dalam 10 jurnal penelitian ini

berbeda-beda, disesuaikan dengan aspek cita rasa, kepraktisan, mudah untuk di

sajikan dan mudah untuk didapatkan bahannya serta telah dikenal oleh

masyarakat setempat.

67
BAB 5

PENUTUP

Pada bab ini akan disajikan kesimpulan dari hasil literature review

mengenai pengaruh pemberian makanan tambahan terhadap status gizi ibu

hamil KEK.

5.1 Simpulan

Setelah melakukan literature review ini dapat disimpulkan bahwa:

a. Status gizi dipengaruhi oleh factor langsung dan tidak langsung. Factor

langsung yaitu asupan makanan dan penyakit, sedangkan factor tidak

langsung yaitu social ekonomi ( pendapatan keluarga, pendidikan ibu,

68
factor pola konsumsi dan factor perilaku), factor biologis, aktifitas fisik,

social.

b. Jenis makanan tambahan yang diberikan pada ibu hamil dengan

kekurangan energy kronis disetiap Negara berbeda. Hal ini disesuaikan

dengan aspek cita rasa, kepraktisan, mudah untuk di sajikan dan mudah

untuk didapatkan bahannya serta telah dikenal oleh masyarakat setempat.

c. Hasil 10 literatur yang telah di review didapatkan hasil bahwa 8 literatur

menyatakan ada pengaruh pemberian makanan tambahan terhadap status

gizi ibu hamil dengan kekurangan energy kronis. Sedangkan 2 literatur

lainnya tidak. Sehingga dapat disimpulkan bahwa hasil literature review

menunjukkan adanya adanya ada pengaruh pemberian makanan tambahan

terhadap status gizi ibu hamil dengan kekurangan energy kronis.

5.2 Saran

a. Bagi pelayanan kesehatan

Dalam menanggulangi kekurangan energy kronis petugas kesehatan

disarankan untuk:

1) Melakukan pengkajian ulang pada ibu hamil, penyebab status gizi

kurang

2) Memberikan pendidikan kesehatan dan konseling selain kepada ibu

hamil juga kepada anggota keluarga yang mendampingi seperti

memberi informasi mengenai dampak KEK pada ibu maupun pada

janin, cara menangani masalah kebosanan dalam mengonsumsi

makanan tambahan. Sehingga anggota keluarga mempunyai peran

69
untuk memastikan dan memberikan motivasi kepada ibu untuk patuh

dalam mengkonsumsi makanan tambahan sesuai anjuran.

3) Peningkatan status gizi ibu hamil berhubungan dengan kepatuhannya

dalam mengonsumsi PMT. Petugas kesehatan diharapkan aktif untuk

mengetahui jumlah PMT Biskuit yang dikonsumsi ibu hamil dengan

cara menanyakan sisa biskuit ibu, memberikan motivasi dan inovasi

produk PMT seperti dimakan bersama es krim. Dengan begitu

diharapkan kepatuhan ibu hamil dalam mengonsumsi PMT meningkat

sehingga kejadian KEK selama kehamilan dapat diatasi.

b. Bagi masyarakat

Pengaruh mengonsumsi makanan tambahan diharapkan memberikan

dampak positif terhadap ibu hamil untuk mencegah terjadinya persalinan

premature, partus lama, infeksi, perdarahan dalam persalinan, BBLR, IUFD

dan cacat lahir. Wanita usia subur diharapkan untuk memperbaiki status

gizinya sebelum hamil.

70
DAFTAR PUSTAKA
Angga (2016).Mengatasi Mual Dan Muntah Saat Kehamilan Trimester Pertama.
Di akses dari http://gizi.fk.ub.ac.id/gizi-saat-ibu-hamil-mual-muntah/ (16-
06-2020).
Annisa Dinah Nurbaity, dkk (2019).Faktor Risiko Hiperemesis Gravidarum Pada
Ibu Hamil Di Semarang. Journal Of Nutrition College. Diakses dari
https://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jnc/article/view/25801 (11-06-
2020).
Catur Priyo Yuwono 2015. Analisis Faktor - Faktor Yang Mempengaruhi Status
Gizi Ibu Hamil Di Kecamatan Pagelaran Kabupaten Malang. UMM
Institutional repository. Diakses dari http://eprints.umm.ac.id/23323/ (21-
06-2020).
Chandradewi.(2015). Pengaruh Pemberian Makanan Tambahan Terhadap
Peningkatan Berat Badan Ibu Hamil KEK Di Wilayah Kerja Puskesmas
Labuan Lombok. Jurnal Kesehatan Prima. Diakses dari http://poltekkes-
mataram.ac.id/wp-content/uploads/2015/08/4.-AASP-Chandradewi-1391-
1402-1.pdf. (15-06-2020).
Dila, Kadek. (2012). Telaah Kritis Artikel Review Sistematika dan Meta Analisis.
Universitas Udayana, No. 1-16
Dinkes Kabupaten Kediri. (2018). Data Kesehatan Ibu dan Anak tahun 2018.
Kediri : Dinkes Kabupaten Kediri.
Fitriana Dyah.(2016).Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kejadian KEK Pada
Ibu Hamil Di Puskesmas Baturaden Kabupaten Banyumas.Repository
Universitas Muhammadiyah Purwokerto. Diakses dari
http://repository.ump.ac.id/875/1/FITRIANA%20DYAH
%20PRIMADANI%20COVER.pdf (08-01-2020)
Fitriani, S. (2011). Promosi Kesehatan (Pertama). Yogyakarta: Graha Ilmu.
Ginta Siahaan, Dini Lestrina, Effendi Nainggolan. (2018). Effect Of Supplemental
Feeding On The Nutritional Status Of Pregnant Women Treated At The
Mandala Community Health Centre Of Medan. Pakistan Journal Of
Nutritrion. Diakses Dari: https://scialert.net/fulltext/?
doi=pjn.2019.159.164. (22-06-2020).

Hana Shafiyyah Zulaidah. (2014). Pengaruh Pemberian Makanan Tambahan


Pada Ibu Hamil Terhadap Berat Lahir Bayi. Vol 11 No. 2, Oktober
2014.61. jurnal gizi klinik indonesia. diakses dari :
https://journal.ugm.ac.id/jgki/article/view/18998/12277 (27-01-2020).

Ira Irwana. (2019). Faktor Yang Berhubungan Dengan Pemanfaatan Pelayanan


Antenatal Care Di Wilayah Kerja Puskesmas Maros Baru. Diakses dari :

71
http://digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/ZWE
yYzNiMjg2ZmNlZWYyM2M4YjA1MTg4NzhkNTFiN2JjYmFjNjIzNw=
=.pdf (27-01-2020).
Irianto, K. (2014). Gizi Seimbang Dalam Kesehatan Reproduksi. Bandung:
Alfabeta.
Isabelle Moyersoen, Carl Lachat, Koenraad Cuypers. (2018). Do Current
Fortification And Supplementation Program Assure Adequate Intake Of
Fat Soluble Vitamins In Belgian Infant, Toddlers, Pregnant Women And
Lactating Women. Multidisciplinary Digital Publishing Institute (MDPI).
Diakses dari: https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/29462926/.(10-06-2020).
Istiany, A. (2014). Gizi Terapan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Karim MR, MS Flora, dkk.(2011). Birthweight Of The Babies Delivered By


Chronic Energy Deficient Mothers In National Nutrition Program (NNP)
Intervention Area .Journal Bangladesh Online. Diakses dari
https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/21710811/(20-02-2020).

Kartini Silitonga, Agustin Syamsianah.(2018). Hubungan Kehadiran Konseling


Gizi Dan Konsumsi PMT Program Dengan Pertambahan Berat Badab Ibu
Hamil KEK Di Puskesmas Ngaliyan Kota Semarang. Diakses dari
http://repository.unimus.ac.id/1989/8/NASKAH%20PUBLIKASI.pdf (15-
06-2020).

Kemenkes RI.(2019). Petunjuk Teknis Pemberian Makanan Tambahan. Jakarta :


Kemenkes RI
Kemenkes RI.(2010). Riset Kesehatan Dasar 2010. Jakarta : Kemenkes RI.
Kemenkes. (2013). Buku Saku Pelayanan Kesehatan Ibu di Fasilitas Kesehatan
Dasar dan Rujukan. Jakarta : Kemenkes RI.
Kemenkes RI .(2017). Petunjuk Teknis Makanan Tambahan Balita dan Ibu Hamil
2017. Jakarta: Kemenkes
Kemenkes RI.(2018). Riset Kesehatan Dasar 2018. Jakarta : Kemenkes
Kemenkes RI.(2018).Info Data dan Informasi Angka Kematian Ibu. Jakarta :
Kemenkes
Kemenkes RI. (2018). Laporan Kinerja Ditjen Kesehatan Masyarakat Tahun
2017. Jakarta : Kemenkes
Kemenkes RI .(2019). Petunjuk Teknis Makanan Tambahan Balita dan Ibu Hamil
2019. Jakarta: Kemenkes
Kemkes.(2014).Peraturan menteri kesehatan no 97 tahun 2014 tentang pelayanan
kesehatan kehamilan. Jakarta : Kemkes RI. Diakses dari :
http://kesga.kemkes.go.id/images/pedoman/PMKNo.97ttg Pelayanan
Kesehatan Kehamilan.pdf (19-03-2020).

72
Laelatul, D. (2014). Gizi Dalam Kesehatan Reproduksi. Bandung: PT Refika
Aditama.

Margareth ZH & Icesmi Sukarni K. (2013). Kehamilan ,Persalinan,Nifas


Dilengkapi Dengan Patologi.Yogyakarta: Nuha Medika

Manuaba dkk. (2007). Pengantar Kuliah Obstetri. Jakarta : EGC

Manuaba, IBG.(2012). Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan KB untuk


Pendidikan Bidan.Edisi 2. Jakarta: EGC.

Meghan Callaghan Gillespe, Andrew A, dkk.(2017).Trial Of Ready-To-Use


Supplemental Food And Corn-Soy Blend In Pregnant Malawian Women
With Moderate Malnutrition: A Randomized Controlled Clinical Trial. The
American Journal of Clinical Nutrition. Diakses dari
https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/28793991/(20-02-2020).

Mochtar, R. (2012). Sinopsis Obstetri. Jakarta: EGC

Nani Supriyatni, Andiani, Dkk.(2019). Program Overview Of The Supplementary


Food Intervention For Chronic Energy Deficiency Pregnant Women And
Thin Toddlers Of South Halmahera Regency In Indonesia. Atlantis Press.
Diakses Dari Https://Www.Atlantis-Press.Com/Proceedings/Ishr-
19/125934982. (15-06-2020).

Nanik, dkk.(2019). Pengaruh PMT biskuit sandwich terhadap ibu hamil kurang
energy konis di puskesmas bantarbolang kabupaten pemalang.Universitas
Muhammadiyah Semarang. Diakses dari : https://www.google.com/url?
sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=11&ved=2ahUKEwiwxaTopP_
mAhXHT30KHW0dBdYQFjAKegQIAxAC&url=https%3A%2F
%2Fjurnal.unimus.ac.id%2Findex.php%2Fjgizi%2Farticle%2Fdownload
%2F4760%2F4280&usg=AOvVaw0FPO_7MWuHWDV6ia33pSUr (20-
11-2019).

Neil Niven.(2002). Psikologi Kesehatan Edisi Dua. Jakarta : EGC


Nicolai Petry, Fakhriddin Nizamoy, Bradley A.(2020). Risk Factors For Anemia
And Micronutrient Deficiencies Among Women Of Reproductive Age- The
Impact Of The Wheat Flour Fortification Program In Uzbekistan. NCBI.
Diakses dari: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC7146397/.
(10-06-2020).
Nivalayanti (2018). Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kepatuhan Konsumsi
Biskuit Makanan Tambahan Pada Ibu Hamil di Kota Parepare Sulawesi
Selatan. diakses dari
http://digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/Mjk
wOTQyYjRjMGJkYjJkMWEwZDE4Zjk2ZWUzMjhjMGM4ZDc4MWQz
NQ==.pdf (19-01-2020).

73
Pratiwi. (2012). Promosi Kesehatan Melalui Pemberdayaan Masyarakat.
Surabaya: Gena Pratama Pustaka.

Prawirohardjo, S. 2010. Ilmu Kebidanan Edisi Ketiga. Jakarta: PT Bina Pustaka.

Rahma Nurina. (2016). Program Pemberian Makanan Tambahan Untuk


Peningkatan Status Gizi Ibu Hamil Dan Balita di Kecamatan Cilamaya
Kulon dan Cilamaya Wetan, Karawang. Jurnal Care. Diakses dari :
https://journal.ipb.ac.id/index.php/jurnalcare/article/view/15295/11191
(19-03-2020).
Rahmasari Utami, I Made, Irianton.(2017). Pengaruh Pemberian Makanan
Tambahan (PMT) Pemulihan Terhadap Status Gizi Pada Ibu Hamil Di
Kabupaten Sleman. Jurnal Nutrisia. Diakses dari
https://www.nutrisiajournal.com/index.php/JNUTRI/article/view/115 (15-
06-2020)

Rahma Suci Nabila. (2019).Skripsi Hubungan Kepatuhan Konsumsi Makanan


Tambahan(MT) Dengan Peningkatan Berat Badan Ibu Hamil Yang
Kekurangan Energi Kronis(KEK)di Wilayah Kerja Puskesmas Mojo
Kabupaten Kediri. Malang : Poltekkes Malang.

Romera E, dkk. (2018). Studi Kepatuhan Pasien Diabetes Melitus Rawat Jalan Di
RSUD Kabupaten Sidoarjo. Journal Of Pharmacy Sciens And Technology.

Rosyati Prastuty, Rochmah KM, Teti Herawati. (2018). Efektifitas Program


Pemberian Makanan Tambahan Pemulihan Pada Ibu Hamil Kurang
Energy Kronik Di Kota Palembang. Jurnal Ilmu Kesehatan Masyarakat.
Diaskes dari
http://jikm.unsri.ac.id/index.php/jikm/article/download/1066/pdf. (15-06-
2020).
Sedayu. (2017).Dropping Biskuit PMT Untuk Ibu Hamil KEK. Puskesmas Bantul
Diakses dari : https://puskesmas.bantulkab.go.id/sedayu2/2017/11/16
/dropping-biskuit-pmt-untuk-ibu-hamil-kek/ (19-03-2020).

Suhata. (2015). Aplikasi Mikrokontroler Sebagai Pengendalian Peralatan


Elektronik Via Line Telepone. Jakarta : PT. Alex Media Koputindo.

Susana L Matias, Malay K Mridha, dkk.(2016). Prenatal Lipid-Based Nutrient


Supplements Affect Maternal Anthropometric Indicators Only in Certain
Subgroups of Rural Bangladeshi Women. JN The Journal of Nutition.
Diakses dari https://academic.oup.com/jn/article/146/9/1775/4670579(20-
02-2020).

Susanti Niman.(2017). Promosi dan Pendidikan Kesehatan. Jakarta timur : CV


Trans Info Medika

74
Titus Priyo, Holil.M, Sugeng (2017). Buku Bahan Ajar Penilaian Status Gizi.
Diakses dari:
http://bppsdmk.kemkes.go.id/pusdiksdmk/wpcontent/uploads/2017/11/PE
NILAIAN-STATUS-GIZI-FINAL-SC.pdf (11-06-2020).
Waryana,dkk.(2019).Intervensi Media Video Berpengaruh Pada Pengetahuan
dan Sikap Remaja Putri Dalam Mencegah Kurang Energy Kronis. Aceh
nutrition jurnal. Diakses dari:
http://ejournal.poltekkesaceh.ac.id/index.php/an/article/view/154 (20-11-
2019).

Zhenyu yang, Sandra L.Huffman. 2011. Review of fortified food and beverage
products for pregnant and lactating women and their impact on
nutritional status. Maternal and child nutrition. United Kingdom Willey-
Blackwell publishing Ltd

75

Anda mungkin juga menyukai