Kata "Cyber" umumnya diasosiasikan dengan Cyber Crime. Kata "Cyber" berasal dari
"Cybernetics", atau sibernetika dalam Bahasa Indonesia, sebuah pendekatan berbagai
disiplin untuk mengeksplor sistem-sistem regulatori dan sistem bertujuan. Cybernetics
adalah medan yang luas berkaitan dengan proses sebab akibat yang melingkar seperti
umpan balik. Norbert Wiener menamai medan ini dalam bukunya, sebagai studi
terhadap kontrol dan komunikasi antara mesin dan binatang.
Lous Couffignal, seorang pionir dalam medan ini menjabarkan sibernetika sebagai "seni
untuk memastikan keberhasilan tindakan".
Definisi lainnya menurut Lous Kauffman (2007) yang bisa dibilang paling baru, Beliau
menjelaskan bahwa sibernetika adalah sebuah studi dari dalam proses yang berinteraksi
dengan diri mereka sendiri dan memproduksi diri mereka dari diri mereka sendiri".
Kejahatan cyber sendiri memiliki arti kejahatan yang terjadi yang melibatkan komputer
dan dilakukan biasanya dengan non fisik dan melalui internet. Dalam panggung
internasional, pelaku nasional dan individu melakukan kejahatan cyber, seperti
spionase, pencurian aset dengan peretasan data pelanggan atau bank, dan kejahatan lain.
Contoh kejahatan intenrasional dengan pelaku nasional adalah ketika Korea Utara
mencuri 1 Milyar Dolar AS dari bank-bank Amerika Serikat. Walaupun tidak sempurna,
Korea Utara mendapatkan 81 juta dolar AS, atau setara dengan 1,2 trilliun rupiah.
Kejahatan siber juga merupakan risiko teknologi sebagai bagian dari risiko operasional.
Apa itu risiko operasional? Michel Crouhy, Dan Galai, & Robert Mark (2000)
mendefinisikan risiko operasional sebagai risiko yang berkaitan dengan operasional
bisnis. Risiko ini meliputi dua komponen risiko. Satu, risiko kegagalan operasional
(operational failure risk) atau risiko internal yang terdiri atas risiko yang bersumber dari
sumber daya manusia (SDM), proses, dan teknologi. Dua, risiko strategi operasional
(operational strategic risk) atau risiko eksternal yang berasal dari faktor-faktor seperti
politik, pajak, regulasi, pemerintah, masyarakat, dan kompetisi.
Analisis ini bertujuan untuk mengetahui bahwa resiko kejahatan Cyber sangat
berbahaya seiring berkembangnya teknologi dan informasi. Selain itu juga, analisis ini
dapat memberi edukasi terhadap masyarakat agar terjauh dari resiko kejahatan cyber
Jenis-jenis Cyber crime sendiri masih sangat asing bagi kebanyakan masyarakat yang
membuat masyarakat cenderung meremehkan masalah ini sehingga Cyber crime dapat
merugikan semua kalagan baik anak muda, orang dewasa maupun orang paruh baya.
Berikut dampak negatif dari cyber security:
1.Kerugian finansial
Cyber crime bisa menyebabkan kerugian finansial yang besar pada korban. Kejahatan
seperti penipuan online, peretasan, dan skimming bisa membuat korban kehilangan
uang atau aset lainnya. Hal ini bisa sangat merusak keuangan korban dan membuatnya
kesulitan untuk memulihkan kerugian tersebut.
2. Pencurian identitas
Pencurian identitas adalah jenis kejahatan cyber crime, yang bisa menyebabkan
kerugian finansial dan psikologis yang serius pada korban. Penyerang bisa
menggunakan informasi pribadi korban untuk membuka rekening bank atau melakukan
transaksi online yang merugikan korban. Selain itu, korban juga bisa kehilangan kontrol
atas identitasnya, yang bisa mempengaruhi reputasi dan kesejahteraan mereka dalam
jangka panjang.
3. Kerusakan reputasi
Cyber crime bisa menyebabkan kerusakan reputasi pada perusahaan atau individu.
Serangan DDoS, cyberbullying, atau penyebaran informasi palsu bisa mempengaruhi
persepsi publik terhadap korban dan membuatnya kehilangan kepercayaan dan reputasi
yang sudah dibangun selama bertahun-tahun.\
4. Gangguan layanan
Serangan DDoS atau malware bisa menyebabkan gangguan layanan pada sistem atau
jaringan komputer. Hal ini bisa mengganggu bisnis dan aktivitas masyarakat yang
tergantung pada teknologi digital. Misalnya, serangan DDoS pada situs web e-
commerce bisa membuat layanan pembelian online tidak tersedia sementara waktu.
5. Kerugian perekonomian
Cyber crime bisa menyebabkan kerugian perekonomian yang besar pada negara dan
masyarakat. Peningkatan kejahatan cyber crime, bisa menyebabkan hilangnya investasi
dan kerusakan infrastruktur digital, yang bisa mempengaruhi pertumbuhan ekonomi.
Selain itu, serangan cyber crime juga bisa mengganggu perdagangan dan bisnis
internasional.
Kita sebagai pengguna internet tentunya ingin menjaga data dan informasi kita agar hal
itu tidak jatuh ke tangan yang salah. Oleh karena itu, sikap preventif diperlukan dalam
rangka menjaga keamanan kita dalam menjelajahi internet. Berikut ini beberapa hal
yang dapat dilakukan untuk mencegah terjadinya cybercrime :
1. Patroli Siber
Patroli siber adalah patroli yang dilakukan di dalam kepolisian dalam pelaksanaannya
patroli siber bertujuaan untuk mengawasi segala macam bentuk pelanggaran terhadap
hukum di dalam internet terkhusus aplikasi media sosial,
patroli siber sendiri biasanya dilakukan pada aplikasi seperti instagram, whatsapp,
twitter. Patroli siber dilakukan untuk menciptakan ruang internet yang aman serta
melindungi masyarakat dari kejahatan.
2. Edukasi siber
Edukasi siber sendiri pada dasarnya adalah sebuah pengenalaan akan cybercrime dan
bahayanya. Edukasi siber lebih lagi ditujukan untuk memberikan manfaat informasi
tentang cybercrime keseluruhan baik, bahayanya, jenis-jenisnya, modusnya serta
hukuman akan kejahatan tersebut.
Salah satu jenis cyber crime yang paling umum adalah phising di mana pelaku dengan
mengirimkan sebuah tautan yang dapat mencuri berbagai data dan informasi yang
penting. Biasanya, korban akan menerima email atau jenis pesan lainnya dari orang
yang tidak dikenal tetapi terlihat familier dan dapat dipercaya yang berisi tautan
tersebut.
Untuk mengatasi cyber crime yang satu ini, Anda dapat langsung melaporkan email
serta tautan tersebut kepada berbagai pihak seperti penyedia layanan email. Selain itu,
Anda juga dapat melaporkan kepada lembaga terkait yang namanya digunakan sebagai
latar belakang phising.
Melakukan cadangan, atau back up, data merupakan hal yang harus dilakukan secara
rutin. Pastikan untuk menyimpan salinan data tersebut di tempat yang aman, seperti
drive eksternal dengan kapasitas yang memadai dan tidak terhubung dengan jaringan
atau komputer lain.
Pasalnya, jika Anda terkena serangan cyber crime seperti ransomware, maka data yang
disimpan di dalam cloud sekalipun bisa terenkripsi oleh pelaku. Maka dari itu, pastikan
tempat menyimpan salinan data tersebut aman agar ketika terjadi serangan Anda tidak
akan kehilangan data.
5. Menggunakan antivirus
Ketika Anda merasakan ada yang aneh dengan komputer yang sedang dijalankan, maka
sebaiknya Anda langsung membuka program antivirus tersebut dan mulai melakukan
pengecekan. Jika dirasa ada cyber crime yang terjadi, biasanya program antivirus
tersebut akan segera mengatasinya.
Kata sandi merupakan salah satu kunci utama untuk memasuki sebuah akun. Maka dari
itu, penggunaan kata sandi yang kuat merupakan hal yang sangat perlu dilakukan untuk
mencegah cyber crime terjadi pada akun Anda.
Sumber :
[1] Kelly, Kevin (1994). Out of control: The new biology of machines, social systems
and the economic world. Boston: Addison-Wesley. tautan:
https://archive.org/details/outofcontrolnewb00kell Diakses 23/08/2023 18:31
[2] Couffignal, Louis, "Essai d’une définition générale de la cybernétique", The First
International Congress on Cybernetics, Namur, Belgium, June 26–29, 1956, Gauthier-
Villars, Paris, 1958, pp. 46-54
[4] British Broadcasting Channel (2021), "The Lazarus Heist: How North Korea Almost
Pulled Off A Billion-dollar Hack", tautan: https://www.bbc.com/news/stories-57520169
diakses 23/08/23 18:39
https://infobanknews.com/mitigasi-risiko-kejahatan-siber/amp/
[5] https://www.liputan6.com/hot/read/5243865/cyber-crime-adalah-tindakan-
kejahatan-melalui-internet-kenali-dampaknya