Kelas : X MIPA 5
2.Melantik presiden dan wakil presiden berdasarkan hasil pemilihan umum dalam sidang paripurna
MPR;
3.Memutuskan usul DPR berdasarkan putusan Mahkamah Konstitusi untuk memberhentikan presiden
dan/atau wakil presiden dalam masa jabatannya setelah presiden dan atau wakil presiden diberi
kesempatan untuk menyampaikan penjelasan di dalam sidang paripuma MPR;
4.Melantik wakil presiden menjadi presiden apabila presiden mangkat, berhenti, diberhentikan, atau
tidak dapat melaksanakan kewajibannya dalam masa jabatannya
5.Memilih wakil presiden dari dua calon yang diajukan presiden apabila terjadi kekosongan jabatan
wakil presiden dalam masa jabatannya selambat-lambatnya dalam waktu enam puluh hari;
6.Memilih presiden dan wakil presiden apabila keduanya berhenti secara bersamaan dalam masa
jabatannya, dari dua paket calon presiden dan wakil presiden yang diusulkan oleh partai politik atau
gabungan partai politik yang paket calon presiden dan wakil presidennya meraih suara terbanyak
pertama dan kedua dalam pemilihan sebelumnya, sampai habis masa jabatannya selambat-lambatnya
dalam waktu tiga puluh hari;
Dasar Hukum : Pasal 20 ayat (1) dan (2) UUD RI 1945, Pasal 22 ayat (2) UUD RI 1945, Pasal 23 ayat (2)
UUD RI 1945, Pasal 22D ayat (3) UUD RI 1945, Pasal 22E ayat (2) UUD RI 1945, Pasal 24B ayat (3) UUD RI
1945, Pasal 24A ayat (3) UUD RI 1945, Pasal 14 ayat (2) UUD RI 1945, dan Pasal 11 ayat (2) UUD RI 1945.
-Menyetujui atau tidak menyetujui peraturan pemerintah pengganti UU (yang diajukan Presiden) untuk
ditetapkan menjadi UU
-Memperhatikan pertimbangan DPD atas RUU tentang APBN dan RUU terkait pajak, pendidikan dan
agama
-Menindaklanjuti hasil pemeriksaan atas pengelolaan dan tanggung jawab keuangan negara yang
disampaikan oleh BPK
-Memberikan persetujuan terhadap pemindahtanganan aset negara maupun terhadap perjanjian yang
berdampak luas bagi kehidupan rakyat yang terkait dengan beban keuangan negara
-Membahas dan menindaklanjuti hasil pengawasan yang disampaikan oleh DPD (terkait pelaksanaan UU
mengenai otonomi daerah, pembentukan, pemekaran dan penggabungan daerah, pengelolaan SDA dan
SDE lainnya, pelaksanaan APBN, pajak, pendidikan dan agama)
-Memberikan persetujuan kepada Presiden untuk: (1) menyatakan perang ataupun membuat
perdamaian dengan Negara lain; (2) mengangkat dan memberhentikan anggota Komisi Yudisial.
-Memberikan pertimbangan kepada Presiden dalam hal: (1) pemberian amnesti dan abolisi; (2)
mengangkat duta besar dan menerima penempatan duta besar lain
-Memberikan persetujuan kepada Komisi Yudisial terkait calon hakim agung yang akan ditetapkan
menjadi hakim agung oleh Presiden
-Berwewenang untuk ikut membahas bersama DPR dan Pemerintah terhadap penyusunan RUU
tertentu.
-Berwewenang memberikan pertimbangan terhadap RUU tentang APBN dan RUU yang berkaitan
dengan pajak, pendidikan, dan agama, serta pengawasan terhadap pelaksanaan UU tertentu
Dasar hukum :
2.Memegang kekuasaan yang tertinggi atas Angkatan Darat (AD),Angkatan Laut (AL), dan Angkatan
Udara (AU).
3.Mengajukan Rancangan Undang-Undang (RUU) kepada Dewan Perwakilan Rakyat (DPR). Presiden
melakukan pembahasan dan pemberian persetujuan atas RUU bersama DPR serta mengesahkan RUU
menjadi UU.
6.Menyatakan perang, membuat perdamaian dan perjanjian dengan negara lain dengan persetujuan
DPR.
9.Mengangkat duta dan konsultan. Dalam mengangkat duta, Presiden memperhatikan pertimbangan
DPR.
13.Memberi gelar, tanda jasa, dan tanda kehormatan lainnya yang diatur dengan UU.
14.Meresmikan anggota Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) yang dipilih oleh DPR dengan memperhatikan
pertimbangan Dewan Perwakilan Daerah (DPD).
15.Menetapkan hakim agung dari calon yang diusulkan oleh Komisi Yudisial (KY) dan disetujui DPR.
16.Menetapkan hakim konstitusi dari calon yang diusulkan Presiden, DPR, dan Mahkamah Agung.
Dasar hukum : Pasal 24 ayat 2 UUD 1945 dan Pasal 24A ayat 1-5 UUD 1945
1. mempunyai kewenangan dalam memutus permohonan kasasi terhadap putusan pengadilan tingkat
banding maupun tingkat akhir dari semua lingkungan peradilan.
Dasar Hukum:
Pasal 24A ayat (3)) UUD 1945,Pasal 24B ayat (1) UUD 1945
- Komisi Yudisial bersifat mandiri yang berwenang mengusulkan pengangkatan Hakim agung dan
mempunyai wewenang lain dalam rangka menjaga dan menegakkan kehormatan, keluhuran martabat
serta perilaku Hakim
Dasar Hukum