Anda di halaman 1dari 7

TUGAS

MATERI HUKUM DALAM PELAYANAN KESEHATAN

NAMA : GINA HANIFAH


NPM : 191000230
KELAS : 20
DOSEN : Dr. Taty Sugiarti Ramlan, SH.,MHKes

1. Apa yang dimaksud dengan rumah sakit dan tujuan penyelenggaraan rumah sakit
berdasarkan UU No.44 Tahun 2009 Tentang Rumah sakit
Berdasarkan ketentuan yang terdapat didalam Undang-Undang Nomor 44 tahun
2009 tentang Rumah Sakit khususnya pada bagian BAB I Pasal 1 yang dimaksud dengan
ayat (1) yang dimaksud dengan Rumah Sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang
menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan
pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat.
Sedangkan mengenai tujuan penyelenggaraan rumah sakit hal tersebut diatur
didalam ketentuan BAB II Pasal 2 dan Pasal 3 Undang-Undang Nomor 44 tahun 2009
tentang rumah sakit dimana rumusannya adalah sebagai berikut:

BAB II
ASAS DAN TUJUAN

Pasal 2
Rumah Sakit diselenggarakan berasaskan Pancasila dan didasarkan kepada nilai
kemanusiaan, etika dan profesionalitas, manfaat, keadilan, persamaan hak dan anti
diskriminasi, pemerataan, perlindungan dan keselamatan pasien, serta mempunyai fungsi
sosial.
Pasal 3
Pengaturan penyelenggaraan Rumah Sakit bertujuan:
a. Mempermudah akses masyarakat untuk mendapatkan pelayanan kesehatan;
b. memberikan perlindungan terhadap keselamatan pasien, masyarakat,
lingkungan rumah sakit dan sumber daya manusia di rumah sakit;
c. meningkatkan mutu dan mempertahankan standar pelayanan rumah sakit; dan
d. memberikan kepastian hukum kepada pasien, masyarakat, sumber daya
manusia rumah sakit, dan Rumah Sakit.

2. Sebutkan dan jelasakan Tugas dan fungsi rumah sakit?


Mengenai tugas dan fungsi rumah sakit hal ini diatur didalam ketentuan Pasal 4
dan Pasal 5 Undang-Undang Nomor 44 tahun 2009 tentang Rumah sakit, dimana tugas
dan fungsi rumah sakit adalah sebagai berikut:

Pasal 4
Rumah Sakit mempunyai tugas memberikan pelayanan kesehatan perorangan
secara paripurna.

Pasal 5

Untuk menjalankan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4, Rumah Sakit


mempunyai fungsi:
a. penyelenggaraan pelayanan pengobatan dan pemulihan kesehatan sesuai
dengan standar pelayanan rumah sakit;
b. pemeliharaan dan peningkatan kesehatan perorangan melalui pelayanan
kesehatan yang paripurna tingkat kedua dan ketiga sesuai kebutuhan medis;
c. penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan sumber daya manusia dalam
rangka peningkatan kemampuan dalam pemberian pelayanan kesehatan; dan
d. penyelenggaraan penelitian dan pengembangan serta penapisan teknologi
bidang kesehatan dalam rangka peningkatan pelayanan kesehatan dengan
memperhatikan etika ilmu pengetahuan bidang kesehatan;
3. Jelaskan oleh saudara pengertian pelayanan Kesehatan serta asas-asas dalam
pelayanan Kesehatan?
Pelayanan kesehatan adalah Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk
meningkatkan derajat kesehatan masyarakat baik perorangan, kelompok ataupun
masyarakat secara keseluruhan. Setiap upaya yang diselenggarakan secara sendiri atau
bersama sama dalam suatu organisasi, untuk meningkatkan dan memelihara kesehatan,
mencegah penyakit, mengobati penyakit dan memulihkan kesehatan yang ditujukan
terhadap perorangan, kelompok atau masyarakat (lavey dan loomba). Salah satu
kewenagan wajib pemerintah yaitu memberikan pelayanan minimal bidang kesehatan
yaitu penyelenggaraan kesehatan dasar Jenis pelayanan dalam penyelenggaraan
kesehatan dasar adalah pelayanan kesehatan ibu dan anak, pelayanan kesehatan anak pra
sekolah, pelayanan keluarga berencana, Pelayanan imunisasi, pelayanan pengobatan atau
perawatan, pelayanan kesehatan jiwa.
Tujuan pelayanan kesehatan adalah tercapainya derajat kesehatan masyarakat
yang memuaskan harapan dan derajat kebutuhan masyarakat (Consumer saticfaction)
melalui pelayanan yang efektif oleh pemberi pelayanan yang juga akan memberikan
kepuasan dalam harapan dan kebutuhan pemberi pelayanan (Provider satisfaction) dalam
institusi pelayanan yang diselenggrakan secara efisien (Institusional satisfaction).

Asas-asas Dalam pelayanan Kesehatan


Asas Hukum adalah Norma dasar yang dijabarkan dari hukum positif dan yang
oleh ilmu hukum tidak dianggap berasal dari aturan-aturan yang lebih umum. Dalam hal
ini maka asas hukum bukanlah peraturan hukum yang konkret, melainkan merupakan
pikiran dasar yang umum sifatnya. sas hukum diterapkan tidak langsung. Pada umumnya
asas hukum akan berubah mengikuti perkembangan masyarakat dan terpengaruh pada
waktu dan tempat. Berikut beberapa ada yang dikenal dalam pelayanan kesehatan
diantaranya:
 Asas Legalitas
Menurut asas ini bahwa pelayanan medik hanya dapat terselenggara jika tenaga
kesehatan yang bersangkutan telah memenuhi persyaratan dan perizinan yang diatur
dalam perundang-undangan. Artinya didalam pelayanan kesehatan baik perorrangan
atau organisasi tentu butuh asas legalitas dimana asas legalitas yaitu izin rumah sakit,
klinik ataupun puskesmas.
 Asas Keseimbangan
Berarti bahwa pembangunan kesehatan harus dilaksanakan antara kepentingan
individu dan masyaraiiat, antara fisik dan mental, serta antara material dan sipiritual.
Selain itu, bahwa didalam setiap melakukan pelayanan kesehatan harus melihat
keseimbangan dari fakor lingkugan dan faktor social.
 Asas Tepat Waktu
Asas ini sangat diperlukan karena akibat kelalaian memberikan pertolongan tepat
pada saat yang dibutuhkan dapat menimbulkan kerugian pada pasien. Didasarkan
pada asas ini, suatu tindakan yang harus segera dilakukan dalam rangka pelayanan
medik, demi kepentingan pasien. Dapat dipahami bahwa asa ini terkait dengan
kesehatan dan penyelamatan nyawa manusia.
 Asas Itikad Baik
Asas itikad baik bersumber pada prinsip etis berbuat baik (beneficence). Menurut
prinsip ini, setiap orang berkewajiban membantu atau menolong orang lain dalam
memajukan kepentingannya, sepanjang tidak menimbulkan resiko bagi diri sendiri.
Pemberian pertolongan menurut orang yang ditolong untuk tetap bertanggung jawab
atas kesehatan dirinya sendiri dengan cara kerja sama dengan yang menolongnya.
 Asas Kejujuran
Kejujuran merupakan salah satu asas yang paling penting perannya dalam suatu
hubungan kepercayaan, karena dengan adanya sikap kejujuran hal ini akan dapat
menimbulkan kepercayaan pasien.
 Asas Kehati Hatian
Pada dasarnya, setiap orang sebelum melakukan sesuatu dalam hubungannya
dengan orang lain harus bersikap hati-hati. Asas ini erat kaitannya dengan prinsip etis
tidak merugikan (nonmaleficence) yang merupakan cara teknis dalam menyatakan
adanya kewajiban untuk tidak mencelakakan orang lain. Dokter harus berhati-hati
dalam melakukan pemberian pelayanan kesehatan, tidak boleh menjajikan hasil
namun harusnya menjanjikan upaya. Sehingga harus sersikap hati-hati, adapun resiko
medis terjadi itu adalah faktor luar.
 Asas Keterbukaan
Asas ketebukaan diperlukan karena sikap saling percaya tersebut dapat
ditumbuhkan jika terjalin komunikasi secara terbuka antara dokter dan pasien. untuk
jaman sekarang ini harus jelas mengenai keterbukaan informasi seperti apa
pelaynananya, lalu pengobatan dan biaya harus dikomunikasikan, sehingga hubungan
dokter dan pasien harus informatif.

4. Jelaskan oleh saudara pengertian pertanggungjawaban hukum dan


pertanggungjawaban etik? serta sebutkan dan jelaskan macam macam
pertanggungjawaban hukum.

Pengertian Pertanggungjawaban Hukum


Ridwan Halim mendefinisikan tanggung jawab hukum sebagai sesuatu akibat
lebih lanjut dari pelaksaan peranan, baik peranan itu merupakan hak dan kewajiban
ataupun kekuasaan. Sedangkan Purbacaraka berpendapat bahwa tanggung jawab hukum
bersumber atau lahir atas penggunaan fasilitas dalam penerapan kemampuan tiap orang
untuk menggunakan hak atau/dan melaksanakan kewajibannya. Lebih lanjut ditegaskan,
setiap pelaksanaan kewajiban dan setiap penggunaan hak baik yang dilakukan secara
tidak memadai maupun yang dilakukan secara memadai pada dasarnya tetap harus
disertai dengan pertanggung jawaban, demikian pula dengan pelaksanaan kekuasaan.
Tanggung jawab hukum terjadi karena adanya kewajiban yangtidak dipenuhi oleh
salah satu pihak yang melakukan perjanjian yang membuat pihak lain mengalami
kerugian akibat haknya tidak dipenuhi. Secara umum tanggung jawab hukum diartikan
sebagai kewajiban untuk melakukan sesuatu menurut cara tertentu yang tidak
menyimpang dari peraturan yang telah ada.

Pertanggungjawaban etik

Secara umum tanggung jawab etik adalah pemenuhan perjanjian implisit atau
eksplisit tentang apa yang harus menjadi perilaku yang sesuai dan terhormat di bidang
atau profesi. Tujuannya adalah untuk menjamin kinerja yang benar dari mereka yang
bertanggung jawab atas tindakan yang akan dilakukan dan untuk mencapai kesejahteraan
semua pihak yang terlibat dalam praktik tersebut. Dengan cara ini, tanggung jawab etik
dapat berdampak pada profesi apa pun seperti kedokteran.
Tanggungjawab hukum dokter adalah suatu “keterikatan” dokter terhadap
ketentuan-ketentuan hukum dalam menjalankan profesinya. Keterikatan tersebut meliputi
pertanggungjawabanhukum sebagai berikut:

 Pertanggung jawaban administrative


Jika dokter tidak mempunyai surat izin praktik, maka akan dikenakan sanksi
administratif, yang berupa teguran lisan atau tulisan, skorsing, dan dapat pula
pencabutan izin praktik. Dikatakan pelanggaran administrative malpractice jika
dokter melanggar hukum tata usaha negara. Contoh tindakan dokter yang
dikategorikan sebagai administrative malpractice adalah menjalankan praktik tanpa
izin, melakukan tindakan medis yang tidak sesuai dengan izin yang dimiliki,
melakukan praktik dengan menggunakan izin yang sudah tidak berlaku dan tidak
membuat rekam medis.

 Pertanggung jawaban perdata


Pengertian tanggung jawab hukum menurut hukum perdata merupakan tanggung
jawab seseorang terhadap perbuatan yang melawan hukum. Dalam sistem hukum
adanya tanggung jawab sebagai akibat dari tidak dipenuhinya kewajiban-kewajiban
menurut hukum. Pertanggungjawaban perdata itu bertujuan untuk memperoleh ganti
rugi atas kerugian yang diderita oleh pasien akibat adanya wanprestasi dari tindakan
dokter. Tindakan dokter yang dapat dikategorikan wanprestasi, antara lain, tidak
melakukan apa yang menurut kesepakatannya wajib dilakukan, melakukan apa yang
menurut kesepakatannya wajib dilakukan tetapi terlambat, melakukan apa yang
menurut kesepakatannya wajib dilakukan tetapi tidak sempurna, dan melakukan apa
yang menurut kesepakatannya tidak seharusnya dilakukan

 Pertanggung jawaban pidana


Suatu perbuatan dapat dikategorikan sebagai criminal malpractice apabila
memenuhi rumusan delik pidana, yaitu perbuatan tersebut harus merupakan perbuatan
tercela dan dilakukan sikap bathin yang salah, yaitu berupa kesengajaan, kecerobohan
atau kealpaan. Kesalahan atau kelalaian tenaga kesehatan dapat terjadi di bidang
hukum pidana, diatur antara lain dalam Pasal 263, 267, 294 Ayat (2), 299, 304, 322,
344, 347, 348, 349, 351, 359, 360, 361 dan 531 KUHP. Ada perbedaan penting antara
tindak pidana biasa dan tindak pidana medis. Pada tindak bidana biasa, yang terutama
diperhatikan adalah akibatnya, sedangkan pada tindak pidana medis adalah
penyebabnya. Walaupun berakibat fatal, tetapi jika tida ada unsur kesalahan atau
kelalaian, dokternya tidak dapat dipersalahkan.
Beberapa contoh dari criminal malpractice yang berupa kesengajaan adalah
membocorkan rahasia kedokteran, melakukan aborsi tanpa indikasi medis, tidak
melakukan kewajiban dalam memberikan pertolongan kepada seseorang yang dalam
keadaan emergency, melakukan eutanasia, menerbitkan surat keterangan dokter yang
tidak sesuai dengan kondisi yang sebenarnya, membuat visum et repertum yang tidak
benar, dan memberikan keterangan yang tidak benar di sidang pengadilan dalam
kapasitasnya hadir sebagai saksi ahli dan adanya korban jiwa.

Anda mungkin juga menyukai