36 Tahun
2014
Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Perundang-undangan Rumah Sakit
Disusun Oleh:
Dosen Pengampu :
STIKES RAFLESIA
DEPOK
2021
I. UU No. 36 Tahun 2014 Tentang Tenaga Kesehatan
II. UU. No. 36 Tahun 2019 Tentang Peraturan Pelaksanaan Peraturan Presiden No.
31 Tahun 2019 Tentang Pendayagunaan Dokter Spesialis
A. Pengertian SIP
Surat Izin Praktik yang selanjutnya disingkat SIP adalah bukti tertulis yang
diberikan Pemerintah Daerah kepada dokter dan dokter gigi yang akan
menjalankan praktik kedokteran setelah memenuhi persyaratan.
B. Tujuan Pendayaan dokter spesialis
Pengaturan pendayagunaan dokter spesialis bertujuan untuk:
1) pemenuhan kebutuhan dan meningkatkan akses masyarakat terhadap
pelayanan kesehatan spesialistik;
2) pemerataan pelayanan kesehatan spesialistik;
3) peningkatan mutu pelayanan kesehatan di daerah; dan
4) mendukung pelaksanaan pendekatan keluarga pada pelayanan kesehatan
tingkat rujukan.
C. Hak dan Kewajiban Dokter Spesialis
1. Peserta penempatan dokter spesialis mempunyai kewajiban:
1) menyelesaikan masa penempatan 12 (dua belas) bulan;
2) membuat laporan kinerja individu yang disampaikan kepada pimpinan
Rumah Sakit secara berkala; dan
3) menaati peraturan di Rumah Sakit lokasi penempatan.
2. Peserta penempatan dokter spesialis berhak mendapatkan:
1) SIP yang dikeluarkan oleh Pemerintah Daerah kabupaten/kota;
2) tunjangan;
3) jasa pelayanan; dan
4) fasilitas tempat tinggal atau rumah dinas yang diberikan oleh
Pemerintah Daerah dan hak lain sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
3. Peserta penempatan dokter spesialis hanya mendapatkan 1 (satu) SIP untuk
menjalankan praktik keprofesian di Rumah Sakit lokasi penempatan.
4. Dalam hal masih terdapat kebutuhan pelayanan kesehatan untuk jenis
spesialistik yang sama di kabupaten/kota lokasi penugasan, peserta
penempatan dokter spesialis dapat diberikan SIP kedua dan/atau SIP ketiga
untuk menjalankan praktik keprofesian di Rumah Sakit milik Pemerintah
Pusat, Pemerintah Daerah, dan/atau Rumah Sakit milik badan usaha milik
negara di wilayah kabupaten/kota tersebut.
5. SIP kedua dan/atau ketiga sebagaimana dimaksud pada ayat (2) diberikan
setelah memenuhi persyaratan yang meliputi:
a. izin direktur Rumah Sakit lokasi penempatan;
b. rekomendasi dari perhimpunan dan organisasi profesi; dan
c. izin dari dinas kesehatan.
6. SIP kedua dan/atau ketiga sebagaimana dimaksud pada ayat (3) tidak sebagai
peserta penempatan dokter spesialis.
Alfian Helmy dan keluarganya harus menelan pil pahit menyusul kepulangan putri
bungsunya, Allya Siska Nadya. Pasalnya, sang putri meninggal usai menjalani terapi
chiropractic untuk menyembuhkan keluhan nyeri di bagian lehernya.
Dalam temu media yang dihelatnya pada Jumat, (8/1/2015) di bilangan Senayan,
Alfian menuturkan, putrinya mengalami sakit luar biasa di bagian leher, bahu, lengan
dan pinggangnya hingga harus dibawa ke Unit Gawat Darurat RSPI.
"Saya lihat sendiri bagaimana dia merasakan sakit luar biasa pada leher sampai lengan
dan pinggangnya. Dia beteriak "sakit, sakit, sakit!", ujar Alfian mengawali cerita.
"Pada saat di pergi ke Pondok Indah Mal, dia melihat promo di klinik Chiropractic
First tersebut yang diklaim bisa mengatasi kelainan tulang belakang. Dari situ dia pun
mendatangi klinik tersebut untuk mengonsultasikan keluhannya," imbuhnya.
Pertama kali berkonsultasi pada 5 Agustus, Siska, kata Alfian, langsung ditangani
oleh dokter asing bernama Randall Caferty. Ia ditawarkan paket terapi sebanyak 40
kali. Namun Siska menolak karena harus berangkat ke Prancis pada 18 Agustus 2015.
"Dengan enteng Randall menawarkan dilakukan terapi dua kali sehari. Kemudian dia
berkata, kalau nanti kamu kembali (ke Indonesia) paket itu bisa kamu pakai. Kenapa
saya tahu, karena ibunya ikut mendampingi Siska saat dilakukan konsultasi," imbuh
Alfian.
Setelah setuju dengan penawaran Randall, Siska kembali mendatangi klinik tersebut
pada 6 Agustus 2015. Ia juga membayar lunas paket terapi sebesar 17 juta. Dengan
kesepakatan dua kali sehari, Siska menjalani terapi pada pukul 1 siang dan 5 sore.
Namun sang ibu terkejut karena tindakan yang dilakukan Randall sangat singkat
dengan gerakan yang nampaknya membuat Siska tak nyaman."Kurang lebih terapinya
hanya 5 menit dan ada gerakan yang membuat ibunya Siska cukup syok kenapa
seperti itu," terangnya.
pada 12 Agustus 2015. Sejak itu, sudah dua kali Randall mangkir dari panggilan
polisi. Dan Belakangan diketahui bahwa Randall sudah kembali ke negara asalnya,
Amerika.
A. Analisis Kasus
Setelah ditelusuri kembali diketahui bahwa dr. Randall Cafferty ternyata tidak
memiliki surat izin untuk melakukan praktik Chiropractic saat masih bekerja di
Amerika dikarenakan adanya kaitan pelanggaran “unprofessional Conduct” dan
“Conviction of a Crime” pada tahun 2013.
Selain itu, Klinik Chiropractical First tidak memiliki izin untuk melakukan praktik
di mal pondok Indah. Dan melakukan penerimaan pekerja chiropractic tidak
melihat berdasarkan surat izin praktik.
B. Kesimpulan
Saat mencari tenaga kesehatan asing yang ingin melakukan praktik sebaiknya
mengikuti Evaluasi kompetensi, seperti penilaian kelengkapan administratif dan
penilaian kemampuan untuk melakukan praktik. Setelah itu, melakukan
kelengkapan administratif seperti penilaian keabsahan ijazah oleh menteri yang
bertanggung jawab dibidang pendidikan, surat keterangan sehat fisik dan mental,
dan surat pernyataan untuk mematuhi dan melaksanakan ketentuan etika
profesi,penilaian kemampuan untuk melakukan praktik. Sebagaimana tertera pada
UU. No. 36 Tahun 2014 Pasal 53 ayat (2)-54 Tentang Tenaga Kesehatan Warga
Negara Asing.
Pertanyaan Presentasi:
Jawaban: Dr. Asing ini mendapatkan pasal berlapis berdasarkan UU. No. 36 Tahun 2014.
1. Pada pasal 84 ayat 2 kelalaian berat yang mengakibatkan kematian, tenaga kesehatan dipidana
dengan pidana 5 tahun penjara.
2. Pada pasal 85 ayat 2 setiap tenaga kesehatan yang menjalankan praktik tanpa memiliki STR
maka pidana denda Paling Rp. 100.000.000,- (seratus juta rupiah)
3. Pada Pasal 86 ayat 2 setiap tenaga kesehatan warga negara asing yang dengan sengaja
memberikan pelayanan kesehatan tanpa memiliki SIP maka akan dipidana denda paling
banyak Rp. 100.000.000,- (seratus Juta Rupiah)
Pertanyaan: Sebelum tenaga kesehatan melakukan tindakan pelayanan, maka tenaga kesehatan perlu
mendapatkan persetujuan penerima pelayanan. Jadi, apa saja yang perlu dibahas dalam persetujuan
tersebut?
Jawaban: yang perlu dibahas dalam persetujuan dengan penerima pelayanan adalah:
file:///C:/Users/user/Downloads/Permenkes%20Nomor%2036%20Tahun%202019.pdf
https://www.bphn.go.id/data/documents/14uu036.pdf
https://news.detik.com/berita/d-3112502/menelusuri-kematian-allya-siska-pasien-
chiropractic-diduga-korban-malpraktik
https://www.suara.com/news/2016/01/08/122911/kena-kasus-dugaan-malpraktik-klinik-
chiropractic-di-pim-disegel
https://www.liputan6.com/news/read/2407587/ini-dugaan-malapraktik-klinik-chiropractic-
penyebab-allya-tewas
https://www.beritasatu.com/megapolitan/339095/tak-punya-izin-polisi-segel-klinik-
chiropractic-first
https://www.hukumonline.com/berita/baca/lt569c98219cc16/kasus-klinik-chiropractic--
dokter-randall-jadi-tersangka
https://www.fimela.com/lifestyle/read/2407772/3-fakta-randal-cafferty-dan-malapraktik-
chiropractic-first