Anda di halaman 1dari 3

RESUME ETIKA UNIT GAWAT DARURAT

Ditunjukan untuk memenuhi tugas mata kuliah etika kesehatan

Dosen Pengampu :

Rahmi Nurmadinisia, S.KM., M.KM

Di Susun oleh:

Alya Larasati (1320118003)

PROGRAM STUDI S1 KESEHATAN MASYARAKAT

STIKES RAFLESIA DEPOK

2021
Anisa Apriyanti (1320118005)

A. Contoh kasus
Bayi Debora yang berusia empat bulan itu diduga meninggal lantaran telat
mendapat perawatan pertama. Mulanya, pasien dibawa orangtuanya ke IGD Mitra
Keluarga Kalideres pada 3 September 2017 pukul 03.40 WIB. Kondisi tubuhnya
tampak membiru, napasnya tersengal- sengal , badannya panas, dan sudah tak
sadarkan diri sama sekali Ketika dibawa ke IGD. Sebelumnya, ia diketahui memiliki
penyakit jantung bawaan dengan riwayat lahir prematur. Setelah pertolongan pertama
diberikan di IGD, Debora disarankan dirawat di PICU dengan biaya mencapai Rp19,8
juta. Orang tuanya mengajukan keringanan, karena hanya membawa uang sebesar
Rp5 juta. Namun, keringanan hanya bisa diberikan Rp11 juta saja. Maka, bayi Debora
dirujuk ke RS bermitra BPJS, tapi nyawanya tak dapat tertolong.

B. Analisis kasus
Pengertian gawat darurat
UU no 44 th 2009 tentang rumah sakit pasal 1 ayat 2 “ gawat darurat adalah keadaan
klinis pasien yang membutuhkan Tindakan medis segera guna penyelematan nyawa
dan pencegahan kecacatan lebih lanjut” Pasal 1 ayat 3 permenkes no 47/2018 tentang
pelayanan gawat darurat “ gawat darurat adalah keadaan klinis yang membutuhkan
Tindakan medis segera untuk penyelamatan nyawa dan pencegahan kecacatan. Ayat 4
“ pasien gawat darurat yang selanjutnya disebut pasien adalah orang yang berada
dalam ancaman kematian dan kecacatan yang memerlukan Tindakan medis segera.

C. Pelayanan keperawatan gawat darurat


Pelayanan keperawatan darurat meliputi pelayanan yang ditujukan kepada
pasien gawat darurat yaitu pasien yang tiba-tiba berada dalam keadaan darurat atau
terancam nyawanya atau anggota badannya akan menjadi cacat atau tidak tertolong
bila penanganan yang diberikan cepat dan tepat

D. Keperawatan gawat darurat ditinjau dari aspek hukum


Pasal 82 ayat 2 pelayanan Kesehatan sebagaimana dimaksud mencakup pelayanan
kegawatdaruratan yang bertujuan untuk menyelamatkan nyawa dan mencegah
kecacatan lebih lanjut
Pasal 83 ayat 1 setiap orang yang memberikan pelayanan Kesehatan pada bencana
harus ditujukan untuk penyelamatan pasien , pencegahan lebih lanjut dan kepentingan
terbaik bagi pasien

E. Kesimpulan
Rumah sakit wajib memerlukan dan memberikan pelayanan Kesehatan secara
maksimal dan non diskriminasi terutama untuk pasien gawat darurat dan tidak mampu
dalam hal biaya. Hal itu untuk mencegah terjadinya hal yang lebih buruk dan
kecacatan pasien gawat darurat. Rumah sakit harus menjujung tinggi fungsi social
yang dimiliki agar tidak terjadi penolakan terhadap pasien gawat darurat dan
membutuhkan perawatan yang lebih lanjut seperti kasus diatas , jika ada kasus lagi
seperti diatas pertolongan pertama pada diri sang pasien harus cepat dan tepat dalam
penangannya sehingga rumah sakit tetap berjalan sesuai dengan UU dan norma yang
berlaku di Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai