Anda di halaman 1dari 26

ASPEK ETIKOLEGAL

TINDAKAN
KEPERAWATAN
GAWAT DARURAT

Disampaikan pada Seminar Keperawatan


dalam rangka Pembentukan HIPGABI Provinsi Kalimantan Timur
Samarinda, 28 Oktober 2017
RUANG GAWAT DARURAT BANYAK DISUKAI
KARENA :
1. Semakin menurunnya jumlah dokter yang
bersedia dipanggil ke rumah pasien.
2. Emergency room terbuka selama 24 jam.
3. Di emergency room tersedia fasilitas lengkap.
4. Emergency room biasanya dikelola oleh tenaga
terlatih (high skilled personnel).
5. Pihak asuransi mau menanggung semua biaya
yang dikeluarkan.
PENGERTIAN
DIANGGAP EMERGENCY :
Setiap kondisi yang menurut pendapat pasien,
keluarganya atau orang-orang yang membawa pasien
ke rumah sakit --------- bahwa pasien ---------
memerlukan penanganan segera (requires immediate
medical attention)

TRUE EMERGENCY :
Setiap kondisi klinis yang ditentukan memerlukan
penanganan segera guna mence-gah kematian atau
kecacatan (American Hospital Association)
Batasan Yuridis

• Gawat darurat adalah keadaan klinis pasien


yang membutuhkan tindakan medis segera
guna penyelamatan nyawa dan pencegahan
kecacatan lebih lanjut (UU No.44/2009 Ttg RS)

• Keadaan darurat merupakan keadaan yg


mengancam nyawa dan kecacatan klien (UU
No.38/2014 Ttg Keperawatan)
Masalah utama dalam Gawat Darurat
(Herkutanto, 2007)

• Periode waktu pengamatan/pelayanan


relatif lebih singkat
• Perubahan klinis yang mendadak
• Mobilitas petugas yang tinggi

Risiko Tinggi bagi pasien berupa kecacatan


bahkan kematian
Pelayanan Gawat Darurat

 Fase pra rumah sakit, melibatkan nakes


dan/atau non nakes dan belum ada
pengaturan yg spesifik
 Fase rumah sakit, hanya melibatkan
nakes dan sudah ada pengaturan yang
spesifik dalam UU Nomor 44/2014 ttg
RS serta peraturan pelaksanaannya
TANGGUNGJAWAB PERAWAT
TERHADAP PENDERITA GAWAT DARURAT

Perawat diwajibkan oleh hukum untuk menolong


pasien gawat darurat jika :
1. Bentuk pertolongannya masih berada dalam
konteks profesinya.
2. Pasien berada dalam jarak dekat dengan perawat.
3. Perawat tahu bahwa ada kebutuhan bantuan
gawat darurat atau kondisi pasien serius.
4. Perawat dinilai layak memberikan bantuan serta
memiliki peralatan yang mungkin diperlukan.
(Gorton, 2000)
TANGGUNGJAWAB PERAWAT
TERHADAP PENDERITA GAWAT DARURAT
1. Di luar RS : - melakukan Good Samaritan.
2. Di Puskesmas : - melakukan Stabilisasi.
- melakukan Transfer ke RS lain.
3. Di RS dengan Initial Emergency Care :
- melakukan Stabilisasi.
- melakukan Transfer ke RS lain.
4. Di RS dengan Definitive Emergency Care :
- melakukan emergency treatment
yang bersifat paripurna.
TANGGUNGJAWAB ETIK PERAWAT
TERHADAP PENDERITA GAWAT DARURAT
(Kodeki, 2000)

 Tanggung jawab utama perawat adalah kepada


mereka yang membutuhkan asuhan
keperawatan, termasuk dalam kondisi gawat
darurat
 Perawat dalam membuat keputusan tindakan
keperawatan gawat darurat didasarkan pada
informasi yang akurat dan mempertimbangkan
kemampuan serta kualifikasi seseorang bila
melakukan konsultasi, menerima delegasi dan
memberikan delegasi kepada orang lain
Apa kewenangan Perawat dalam
keadaan Gawat Darurat ?
Pasal 35 UU No.38/2014 Ttg Keperawatan

• Dalam keadaan DARURAT untuk memberikan


pertolongan pertama, Perawat dpt melakukan
tindakan medis dan pemberian obat sesuai
dengan kompetensinya
• Pertolongan pertama bertujuan utk
menyelamatkan nyawa klien dan mencegah
kecacatan lebih lanjut
• Keadaan darurat ditetapkan oleh Perawat sesuai
dgn hasil evaluasi berdasarkan keilmuannya
• Ketentuan lbh lanjut mengenai keadaan darurat
diatur dengan PMK (s/d saat ini blm ada)
Apakah Perawat bisa dituntut
atas kerugian yg dialami
pasien akibat tindakan
penyelamatan nyawa atau
pencegahan kecacatan
seseorang dlm keadaan
darurat ?
Pasal 48 KUHP

• “Barangsiapa melakukan
perbuatan karena pengaruh daya
paksa, tidak dipidana”
• Keadaan darurat (Noodtoestand)
termasuk dalam kategori daya
paksa
Pasal 58 UU No.36/2009 Ttg Kesehatan

 Setiap org berhak menuntut ganti rugi terhadap


seseorang, tenaga kesehatan, dan/atau
penyelenggara kesehatan yg menimbulkan
kerugian akibat kesalahan atau kelalaian dalam
pelayanan kesehatan yg diterimanya
 Tuntutan ganti rugi TIDAK BERLAKU bagi tenaga
kesehatan yg melakukan tindakan penyelamatan
nyawa atau pencegahan kecacatan seseorang
dlm keadaan darurat.
APA SANKSI HUKUM BAGI FASKES/PERAWAT
YG MENOLAK MEMBERIKAN
TINDAKAN MEDIS/KEPERAWATAN
GAWAT DARURAT ?
Pasal 304 dan 306 KUHP

 Barangsiapa dengan sengaja menempatkan atau


membiarkan seorang dalam keadaan sengsara,
padahal menurut hukum yg berlaku baginya atau
karena persetujuan dia wajib memberi kehidupan,
perawatan atau pemeliharaan kepada orang itu,
diancam dengan pidana penjara paling lama 2 tahun
8 bulan atau pidana denda paling banyak
Rp.4.500,00
 Jika perbuatan tsb mengakibatkan luka-luka berat,
yg bersalah diancam dgn pidana penjara paling lama
7 tahun 6 bulan
 Jika mengakibatkan kematian, dipidana penjara
paling lama 9 tahun
Pasal 32 UU No.36/2009 Ttg Kesehatan

 Dalam keadaan DARURAT, fasilitas pelayanan


kesehatan, baik pemerintah maupun swasta,
WAJIB memberikan pelayanan kesehatan bagi
penyelamatan nyawa pasien dan pencegahan
kecacatan terlebih dahulu.
 Dalam keadaan DARURAT, fasilitas pelayanan
kesehatan, baik pemerintah maupun swasta
DI LARANG MENOLAK pasien dan/atau
meminta uang muka.
Pasal 85 UU No.36/2009 Ttg Kesehatan

 Dalam keadaan DARURAT, fasilitas pelayanan


kesehatan, baik pemerintah maupun swasta
WAJIB memberikan pelayanan kesehatan pada
bencana bagi penyelamatan nyawa pasien dan
pencegahan kecacatan.
 Fasilitas pelayanan kesehatan dalam memberikan
pelayanan kesehatan pada bencana DILARANG
MENOLAK pasien dan/atau meminta uang muka
terlebih dahulu.
Pasal 190 UU No.36/2009 Ttg Kesehatan

 Pimpinan fasilitas pelayanan kesehatan dan/atau


tenaga kesehatan yang melakukan praktik atau
pekerjaan pada fasilitas pelayanan kesehatan yang
dengan SENGAJA tidak memberikan pertolongan
pertama terhadap pasien yang dalam keadaan GAWAT
DARURAT dipidana dengan pidana penjara paling lama
2 (dua) tahun dan denda paling banyak
Rp200.000.000,00 (dua ratus juta rupiah).
 Dalam hal perbuatan tersebut mengakibatkan
terjadinya kecacatan atau kematian, pimpinan fasilitas
pelayanan kesehatan dan/atau tenaga kesehatan
tersebut dipidana dengan pidana penjara paling lama
10 (sepuluh) tahun dan denda paling banyak
Rp1.000.000.000,00 (satu miliar rupiah).
Pasal 29 ayat (1) huruf c
UU No.44/2009 Ttg Rumah Sakit

• Rumah sakit wajib memberikan pelayanan gawat


darurat kepada pasien sesuai dengan
kemampuan pelayanannya
• Apabila rumah sakit melanggar kewajiban tsb,
maka rumah sakit dikenakan sanksi admisnistratif
berupa
a. teguran;
b. teguran tertulis; atau
c. denda dan pencabutan izin Rumah Sakit.
PMK No. 69/2014 Ttg Kewajiban RS dan
Kewajiban Pasien
• Kewajiban memberikan pelayanan gawat darurat sesuai
dgn kemampuan pelayanannya di instalasi gawat darurat
meliputi :
a. Triase
b. Tindakan penyelamatan nyawa (life saving)
• Kemampuan pelayanan dilakukan sesuai standar instalasi
gawat darurat sesuai dgn jenis dan kelas rumah sakit
• Setiap pasien yang datang ke instalasi gawat darurat hrs
dilakukan triase
• Triase merupakan pemeriksaan awal/skrining scr cepat thd
semua pasien yg datang ke IGD utk mengidentifikasi status
kegawatdaruratannya dan prioritas penanganan
Pasal 59 ayat (1) UU No. 36/2014
Ttg Tenaga Kesehatan

 Tenaga Kesehatan yang menjalankan praktik


pada fasilitas pelayanan kesehatan WAJIB
memberikan pertolongan pertama kepada
penerima pelayanan kesehatan dalam
keadaan GAWAT DARURAT dan/atau pada
BENCANA untuk penyelamatan nyawa dan
pencegahan kecacatan.
Bagaimana jika tidak ada keluarga
pasien yg mendampingi
saat kondisi gawat darurat ?
Penjelasan Pasal 37 ayat (1)
UU No. 44/2009 Ttg Rumah Sakit

 Setiap tindakan kedokteran harus


memperoleh persetujuan dari pasien
kecuali pasien tidak cakap atau pada
keadaan darurat.
Penjelasan Pasal 68 ayat (1) UU
No.36/2014 Ttg Tenaga Kesehatan

 Dalam keadaan gawat darurat, untuk


menyelamatkan nyawa penerima pelayanan
kesehatan, tidak diperlukan persetujuan.
Namun, setelah penerima pelayanan
kesehatan sadar atau dalam kondisi yang
sudah memungkinkan segera diberi penjelasan
Biodata Narasumber :
Nama Lengkap Ns. Ediyar Miharja, S.Kep, M.H.
Tempat & Tanggal Lahir Long Iram, Kutai Barat 21 Mei 1975
Status Menikah, 2 anak
Alamat Jl. PM Noor Perum Griya Mukti Sejahtera Blok Y No.6 RT 07 Kel. Gunung
Lingai Samarinda

Pekerjaan Pengajar Etika dan Hukum Kesehatan di :


1. Akper Pemprov Kaltim
2. Universitas Muhammadiyah Kalimantan Timur (UMKT)
3. FKM Universitas Widya Gama Mahakam Samarinda

Pendidikan S-1 Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia Jakarta


S-2 Fakultas Hukum Universitas Brawijaya Malang
Organisasi saat ini 1. Koordinator Bidang Kelembagaan dan Hukum Dewan Kesehatan
Prov. Kaltim
2. Bidang Organisasi, Hukum dan kelembagaan AIPVIKI Regional X
Kalimantan dan Sub Regional Kalimantan Timur
3. Ketua Bidang Etik dan Hukum Himpunan Perawat Manajer Indonesia
(HPMI) Prov. Kaltim
4. Bidang Kegiatan Alumni Ikatan Lulusan UI (ILUNI) Prov. Kaltim
No. HP/email HP/WA. 08125888210,
email : edyarmiharja@yahoo.co.id

Anda mungkin juga menyukai