SKENARIO 5
Informed Consent
Seorang anak laki-laki berusia 15 tahun dibawa ke unit gawat darurat RS
karena mengalamai kecelakaan saat mengendarai motor.Anak tersebut dalam
kondisi kristis tetapi belum ada anggota keluarganya yang datang.Kemudian
dokter memutuskan untuk segera melakukan tindakan.Kecelakaan yang dialami
anak tersebut cukup parah terutama tungkai kanannya sehingga harus diamputasi.
Nyawa anak tersebut akhirnya dapat diselamatkan tetapi keluarga sangat marah
karena tungkai kanannya di amputasi tanpa informed consent dari mereka. Mereka
yakin anak itu akan depresi karena ia seorang atlit sepak bola disekolahnya.
STEP 1:
a) Amputasi
Tindakan memisahkan bagian tubuh sebagian atau seluruh bagian ekstemitas
dan dilakukan dalam kondisi pilihan terakhir untuk menyelamatkan jiwa
seseorang.
b) Depresi
Kondisi dimana seseorang mengalami tekanan akibat dari kecelakaan atau
trauma yg menyebabkan sedih atau muram yg belebih.
c) Informed consent
Suatu proses yg menunjukan komunikasi antara pasien dan dokter tentang
kesepakatan tindakan yg akan atau tidak akan dilakukan setelah di berikan
penjelasan baik tersirat maupun tersurat.
d) UGD
Tempat penanganan pertama dalam tindakan medis saat keadaan gawat
darurat.
e) Tungkai Bawah
Sistem organ gerak dari bagian atas paha sampai telapak kaki yg berfungsi
sebagai penopang tubuh.
STEP 2:
1. Mengapa dokter melakukan amputasi tanpa adanya informed consent ?
2. Tujuan dan fungsi Informed consent ?
3. Apakah Informed consent dapat dibatalkan ?
4. Bentuk-bentuk dari informed consent ?
Nomor
585/Menkes/Per/IX/1989
tentang
persetujuan
tindakan medis
- Menerima: Pasien dan keluarga
- Memberi: Petugas kesehatan yg menangani kasus tersebut
7. - Diagnosis dan tata cara tindakan medis
- Tujuan tindakan medis dilakukan
- Alternatif tindakan medis dilakukan
- Risiko dan komplikasi yang mungkin terjadi
- Prognosis terhadap tindakan yang akan dilakukan
8. Berhak
STEP IV:
6.
Dasar Hukum
-
Persetujuan
Penandatanganan
surat persetujuan
informed consent
Informasi
Diagnosis
Tata cara tindakan
medis
Tujuan tindakan medis
Alternatif tindakan
Resiko dan komplikasi
Prognosis terhadap
tindakan yang akan
dilakukan
Informed consent
-
Unsur
Hukum
Keselamatan Pasien
Psikologi
-
Pasal 45 UU No.29
Tahun 2009 tentang
Praktek Kedokteran
PERMENKES No.585
Tahun 1989 tentang
Persetujuan Tindakan
Medis
PERMENKES No.585
Tahun 1983 tentang
Persetujuan Tindakan
Medis
KODEKI pasal 7d
Dilema Etik
Implied Consent
-
INFORMED CONSENT
Bentuk
-
Fungsi
Expressed Consent
-
Tertulis
Lisan
Pihak
1. Penerima : Pasien
dan Keluarga
Kaidah Dasar
Pasien
Benefience : Berbuat
2. Pemberi : Petugas
kebaikan
kesehatan yang
Non-Malleffience : Tidak
menangani kasus
berbuat merugikan
Autonomy : Menghargai hak tersebut
pasien
Justice : Melakukan prinsip
keadilan kepada semua
pasien
1. Member perlindungan
hukum kepada dokter
terhadap suatu
kegagalan yang bersifat
negatif
2. Untuk mencegah
terjadinya penipuan dan
paksaan
STEP 5
Tujuan
1. Memberi informasi
kepada keluarga
mengenai tindakan
yang akan dilakukan
dan meminta
persetujuan
1. Apa tujuan dari Informed Consent untuk dokter dan untuk pasien?
2. Apa fungsi Informed Consent untuk dokter dan untuk pasien?
3. Apa dasar hukum tentang keselamatan pasien?
4. Undang-undang yang mengatur Informed Consent?
5. Apa perbedaan antara expressed consent dengan implied consent?
6. Dilema etik berdasarkan kaidah dasar moral?
7. Prinsip-prinsip dalam pengambilan keputusan (dilema etik)?
STEP 6
Belajar mandiri
STEP 7
1. Tujuan Informed Consent
a. Bagi pasien:
Melindungi pengguna jasa tindakan medis (pasien) secara hukum dari
segala tindakan medis yang dilakukan tanpa sepengetahuannya, maupun
tindakan pelaksana jasa tindakan medis yang sewenang-wenang,
tindakan malpraktek yang bertentangan dengan hak asasi pasien dan
standar profesi medis, serta penyalahgunaan alat canggih yang
memerlukan biaya tinggi;
b. Bagi dokter:
Memberikan perlindungan hukum terhadap pelaksana tindakan medis
dari tuntutan-tuntutan pihak pasien yang tidak wajar, serta akibat
tindakan medis yang tak terduga, misalnya terhadap risk of treatment
yang tak mungkin dihindarkan walaupun dokter telah bertindak sesuai
dengan standar profesi medik.
2. Fungsi Informed Consent
Menurut Kerbala (1993), fungsi informasi dokter kepada pasien sebelum
pasien memberikan consent-nya, dapat dibedakan atas :
a. Fungsi Informasi bagi pasien
Berfungsi sebagai perlindungan atas hak pasien untuk menentukan diri
sendiri. Dalam arti bahwa pasien berhak penuh untuk diterapkannya
suatu tindakan medis atau tidak.
b. Fungsi Informasi bagi dokter
Dilihat dari pihak dokter maka informasi dalam proses Informed
consent pun mempunyai fungsi yang tidak kecil. Azwar (1991)
mengemukan ada 5 hal pentingnya fungsi informasi bagi dokter :
1) Dapat membantu lancarnya tindakan kedokteran
Dengan penyampaian informasi kepada pasien mengenai penyakit,
terapi, keuntungan, risiko, dan lain-lain. Dari tindakan medis yang
akan dilakukan maka terjalin hubungan yang baik antara dokter
sematamata
hanya
karena
berlakunya
prinsip
keadaan
darurat,
fasilitas
pelayanan
kesehatan,
baik
c) Pasal 53 ayat 3
Pelaksanaan pelayanan kesehatan sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) harus mendahulukan pertolongan keselamatan nyawa pasien
disbanding kepentingan lainnya
d) Pasal 83 ayat 1
Setiap orang yang memberikan pelayanan kesehatan pada bencana
harus ditujukan untuk penyelamatan nyawa, pencegahan kecacatan
lebih lanjut, dan kepentingan terbaik bagi pasien
e) Pasal 85 ayat 1
Dalam keadaan
darurat,
fasilitas
pelayanan
kesehatan,
baik
Fasilitas pelayanan
prinsip
ini
sebagaimana
yang
dilakukan
beneficence
dan
nonmaleficence)
serta
autonomy
profesional.
- Justice : Prinsip justice( as a fairness maupun as a distributive
justice ) Menunjukkan adanya kewajiban yang adil kepada semua
orang. Prinsip ini juga mencerminkan adanya keseimbangan antara
hak
dan
kewajiban,
sehingga
tidaklah
adil
menempatkan
10
11
12
Menunjukkan adanya kewajiban yang adil kepada semua orang. Prinsip ini
juga mencerminkan adanya keseimbangan antara hak dan kewajiban,
sehingga tidaklah adil menempatkan tanggungjawab yang besar kepada
dokter dan perawat tanpa diimbangi oleh haknya yang seimbang. Justice
juga berarti adanya kewajiban untuk memperlakukan sama kepada setiap
orang dalam kondisi atau situasi yang sama.
13
dilakukan
segera,
yang
konsekuensinya
berpotensi
kelak?
Ketiga, apakah
bermoral
jika
langkah
inilah
ketiga
alternatif
itu
dikritisi
dengan
14
15
mencantumkan
prinsip
ini
sebagaimana
yang
dilakukan
beneficence
dan
nonmaleficence)
serta
autonomy
profesional.
- Justice : Prinsip justice( as a fairness maupun as a distributive
justice ) Menunjukkan adanya kewajiban yang adil kepada semua
orang. Prinsip ini juga mencerminkan adanya keseimbangan antara
hak
dan
kewajiban,
sehingga
tidaklah
adil
menempatkan
16
DAFTAR PUSTSKA
Tahun.
BAB
TINJAUAN
PUSTAKA
Persetujuan
Informasi
Dalam
Tindakan
Medik.http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/24762/4/C
hapter%20II.pdf. 28 Oktober 2013 (14:22)
17