Anda di halaman 1dari 35

Konsep , Falsafah Gawat Darurat &

Undang Undang Gawat Darurat


Ns wiwik wariani S.Kep, M.Kep, Sp.Kep MB
Konsep & falsafah
Keperawatan Gawat
Darurat
Gawat darurat adalah keadaan klinis pasien yang membutuhkan
tindakan medis segera untuk penyelamatan nyawa dan
pencegahan kecacatan
Konsep & falsafah
Keperawatan Gawat
Darurat  Pelayanan Gawat Darurat adalah tindakan medis yang
dibutuhkan oleh korban /Pasien gawat darurat dalam waktu
segera untuk menyelamatkan nyawa dan pencegahan kecacatan
 (Permenkes RI No 19 thn 2016,Tentangg Sistem
penanggulangan Gawat Darurat Terpadu)
Rangkaian kegiatan pelayanan praktik keperawatan
kegawatdaruratan yang di lakukan oleh perawat yg kompeten
untuk memberikan asuhan keperawatan

Keperawatan Merupakan Pelayanan Komprehensif yang diberikan kepada


pasien dengan injury akut atau sakit yang mengancam
Gawat darurat kehidupan.
Kejang , demam, sesak nafas, henti nafas, henti jantung, trauma
kepala berat, perdarahan dst
Target : Penderita Gawat Darurat

Target Penderita gawat darurat ini siapa?

Pelayanan Penderita yang oleh karena suatu penyebab ( Penyakit,


trauma, kecelakaan, tindakan) yang bila tidak segera di
gawat darurat tolongakan mengalami
fungsinya atau kematian.
cacat, kehilangan organ atau
Tujuan : pertolongan yang cepat dan tepat untuk
mencegah kematian maupun kecatatan
Prinsip
Penanganan Cepat dan Tepat
 Pertolongan segera diberikan oleh siapa saja yang
menemukan pasien tersebut
Tujuan ( awam, perawat, dokter)
 Meliputi tindakan :
A. Non medis : Cara meminta pertolongan,
transportasi, menyiapkan alat-alat.
B. Medis : Kemampuan medis berupa pengetahuan
maupun ketrampilan : BLS, ACLS , BTCLS, PALS
dst.
Melakukan Primary Survey , kemudian dilanjutkan
dengan Secondary Survey
Menggunakan tahapan ABCDE dalam primary
Ruang lingkup survey
Resusitasi pada kasus kegawatan
 Suatu tempat / unit di rs yg memiliki tim kerja
dengan kemampuan khusus & peralatan
Unit Gawat khusus, yg memberikan pelayanan pasien
darurat gawat darurat, merupakan rangkaian dari upaya
( emergency penanggulangan pasien gawat darurat yang
room) terorganisir
 Orang terdekat dengan pasien
 Paling mengetahui perkembangan pasien saat
dirawat  tanda – tanda kegawatan
 Mampu mengenal gejala dan pertolongan sebelum
Perawat Gawat dokter datang
darurat  Bertanggung jawab atas perkembangan dan
tindakan yang telah dilakukan  pencatatan
 Berfikir dan berinisiatif
Melakukan asuhan keperawatan dalam situasi
Karakteristik urgent maupun nonurgent segala individu pada
segala rentang usia
perawat gawat
Triase dan prioritasisasi
darurat
Disaster preparednes
 Care giver ( Pemberi Pelayanan)
 Administrasi Manajemen

Peran dan  Educator (Pemberi edukasi)


fungsi perawat  Consultant ( Konsultan)
gawat darurat  Advocator (Advokasi)
 Reseacher (Peneliti)
 JENIS PERAWAT:
1. perawat vokasi,

KOMPETENSI 2. perawat ners dan

PERAWAT 3. perawat spesialis

GAWAT kompetensi perawat gawat darurat dibagi atas 3 jenjang, yaitu


DARURAT (Psl 4; 1.kompetensi vokasi
UU no 38 Th 2014)
2.kompetensi ners,
3.kompetensi spesialis.
PENINGKATAN JUMLAH KUNJUNGAN
Permasalahan PENINGKATAN PASIEN PERAWATAN DI IGD •

& Isu di BELUM DIBUATNYA PERAN-FUNGSI-KEWENANGAN

pelayanan BELUM ADANYA LEVEL KOMPETENSI PERAWAT


GADAR
gawat darurat BELUM ADANYA PENDIDIKAN DAN SERTIFIKASI YG
SESUAI UNTUK PERAWAT GAWAT DARURAT
UU RI NO 36 TAHUN 2009 tentang Kesehatan
Bab II Pasal 32 ayat 1
Dalam keadaan darurat, fasilitas pelayanan kesehatan baik
pemerintah maupun swasta, wajib memberikan pelayanan
Dasar hukum kesehatan bagi penyelamatan nyawa pasien dan pencegahan
kecacatan terlebih dahulu
pelayanan Ayat 2:
gawat darurat Dalam keadaan darurat fasilitas pelayanan kesehatan baik
pemerintah dan swasta dilarang menolak pasien dan atau
meminta uang muka
 PASAL 1: gawat darurat adalah keadaan klinis pasien yang
membutuhkan tindakan medis segera guna penyelamatan
UU RI NO 44 nyawa dan pencegahan kecacatan lebih lanjut

tentang  Pasal 29 ayat 1 butir c:

RUMAH Setiap rumah sakit mempunyai kewajiban memberikan


pelayanan gawat darurat kepada pasien sesuai dengan
SAKIT kemampuan pelayanannya
Dalam keadaan darurat untuk penyelamatan
kepMenkes RI No 148 nyawa seseorang/pasien dan tidak ada dokter
tahun 2010 tentang izin
penyelenggaraan di tempat kejadian, perawat dapat melakukan
praktik perawat pelayanan kesehatan di luar kewenangannya
(PASAL 10)
 PERMENKES NO. 585 / 1989 (ps. 11
bahwa dalam kondisi emergency situasi yang mengancam nyawa
persetujuan tindakan medis tidak diperlukan
Informed  Dalam pasal 56 UU no 36 tahun 2009 tentang kesehatan
conset : hak pasien untuk menerima atau menolak suatu tindakan tidak
berlaku salah satunya ketika pasien dalam kondisi pingsan atau
tidak sadarkan diri.
HAK PASIEN (uu no 44 th 2009 pasal 32):
 Pasien berhak memperoleh informasi mengenai tata tertib dan
peraturan yang berlaku di RS
HAK PASIEN  Pasien berhak atas pelayanan yang manusiawi adil dan jujur
ADALAH
KEWAJIBAN  Pasien berhak memperoleh pelayanan medis yang bermutu
PETUGAS sesuai dengan standar profesi dokter / kedokteran gigi dan
KESEHATAN tanpa diskriminasi
 Pasien berhak memperoleh asuhan keperawatan sesuai
dengan standar profesi keperawatan
 Pasien berhak memilih dokter dan kelas perawata sesuai dengan keinginan
dan sesuai dengan peraturan yang berlaku di rumah sakit
 Pasien berhak dirawat oleh dokter yang secara bebas menentukan pendapat
klinis dan pendapat etisnya tanpa campur tangan dari pihak orang lain
 Pasien berhak meminta konsultasi kepada dokter lain yang terdaftar di RS
tersebut ( second opinion ) terhadap penyakit yang dideritanya,
sepengetahuan dokter yang merawat.
 Pasien berhak atas “ PRIVACY “ & kerahasiaan penyakit yang dideritanya
termasuk data - data yang merawat 9
 Pasien berhak mendapatkan informasi yang meliputi : ~ Penyakit yang
dideritanya ~ Tindakan medik apa yg hendak dilakukan ~ Alternatif terapi
lainya ~ Prognosanya ~ Perkiraan biaya pengobatan
 Pasien berhak menyetujui / memberikan izin atas tindakan yang akan
dilakukan oleh dokter sehubungan dengan penyakit yang dideritanya
 Pasien dan keluarganya berkewajiban untuk mentaati segala
peraturan dan tata tertib rumah sakit 2. Pasien berkewajiban
untuk mematuhi segala intruksi dokter dan perawat dalam
pengobatan
 Pasien berkewajiban memberikan informasi dengan jujur dan

Kewajiban selengkapnya tentang penyakit yang dideritanya kepada


dokter yang merawat
pasien  Pasien dan atau penanggungnya berkewajiban untuk melunasi
semua imbalan atas jasa pelayanan RS / dokter
 Pasien & atau penanggungnya berkewajiban memenuhi hal-
hal yang telah disepakati / perjanjian yg telah dibuatnya
 Pasien berhak menolak tindakan yang hendak dilakukan terhadap dirinya dan
mengakhiri pengobatan serta perawatan atas tanggung jawab sendiri sesudah
memperoleh informasi yang jelas tentang penyakitnya
 Pasien berhak didampingi keluarganya dalam keadaan kritis
 Pasien berhak menjalankan ibadah sesuai agama / kepercayaan yang dianutnya
selama hal itu tidak mengganggu pasien lainnya
 Pasien berhak atas keamanan dan keselamatan dirinya selama dalam RS
 Pasien berhak mengajukan usul, saran, perbaikan, atas perlakuan rumah sakit
terhadap dirinya
 Pasien berhak menerima atau menolak bimbingan moril maupun spiritual
 Pelayanan gawat darurat sangat sensitif dengan waktu
 Keberhasilan penanganan dibatasi oleh kemampuan critical
thingking dan pengambilan keputusan
 Pelayanan dilakukan dengan pendekatan tim
Keunikan  Kondisi fisik dan psikologis pasien dalam kondisi ktiris
Pelayanan  Area pelayanan sangat luas, kondisi kegawatan bisa terjadi
Kegawatdarurat dimana saja

an  Meliputi area prehospital yang tidak terprediksi dan


melibatkan banyak pihak
 Ekpektasi sosial yang tinggi
 Pemberian informed consent
Informed consent tidak selalu bisa dilakukan dalam kondisi
kegawatan
 Pengambilan keputusan DNR

Isu etik dalam DNR ( DO NOT RESUSCITATION)

pelayanan Pengambilan keputusan untuk menghentikan tindakan


resusitasi yang didasarkan pada kondisi klinis pasien,
Kegawatdarurat prognosa tindakan dan kemampuan survival pasien.

an  Penolakan tindakan
Pastikan pasien dapat membuat sebuah
informasi,keputusan rasional.
Pasien dewasa yang kompeten secara legal dapat
menolak pengobatan.
 Pasien harus diberitahu tentang konsekuensi dari menolak
perawatan.
 Dokumentasikan semua temuan dalam penilaian.
Penolakan  Perawat harus mempunyai bukti bentuk penolakan berupa
tindakan tanda tangan pasien.
 Perawat harus mempunyai bukti bentuk penolakan berupa
tanda tangan saksi mata.
 Peran yang harus ada: leader, airway, breathing, circulation
 Jumlah dan pembagian peran tergantung kondisi dan kebijakan
rumah sakit
Tim resusutasi  Pembagian peran harus jelas dan dipahami masing-masing
anggota tim
 Komunikasi harus bersifat tertutup (sasaran dan instruksi jelas )
 Data mulai dikumpulkan ketika pasien datang
sampai di ruang Emergency
 Ketika pasien mulai mendapatkan semua intervensi sampai
pasien keluar IGD
dokumentasi (Apa yang didengar, Apa yang dilihat, Apa yang diobservasi, Apa
yang dikerjakan
, Apa yang diajarkan, Notification dokter, Communication dokter,
Respon dokter, Order dokter)
 Chief complaint
 Level of consciousness
 (AVPU/GCS), mental status
 Vital Signs

Minimal  BP, Pulse, RR, SpO2

dokumentasi  Skin perfusion


 Skin color and temperature
 Respiratory rate and effort
 Hemodinamic status
 Harus mencatat setiap kejadian terbaru selama pasien d
IGD/terjadi perubahan pada kondisi pasien
 • SOAP, SOAPIE/ SOAPIER
 • SOAPIER:

Dokumentasi  Subjective data


 Objective data
catatan  Assessment data
perkembangan  Plan
 Interventions
 Evaluation
 Reevaluation
komunikasi
Prinsip komunikasi dalam situasi krisis
 Ketakutan dan rasa bersalah yang diekspresikan oleh staf IGD,
pasien dan keluarga adalah hal wajar
 Pertahankan kejujuran dan kejelasan pesan
 Beri gambaran situasi sesungguhnya yang sedang terjadi
dengan, usahakan tidak meningkatkan kecemasan
 Berikan support verbal dan nonverbal
 Asertif
 Bertanggungjawab
 Caring
Kunci  Hangat
keberhasilan  Menghargai
komunikasi  Tulus
 Empati
 Pesan spesifik
 Prosesi ntervensi/ persiapan melepas/memindahkan pasien dari
departemen emergency
 Ke unit lain, pulang ke rumah atau dirujuk ke rs lain
Discharge  Meliputi komunikasi dengan perawat di unit yang baru, edukasi
planning kepada pasien dan keluarga, persiapan administrasi dan data
pasien ketika dirujuk
 Meningkatkan pelayanan kepada pasien secara keseluruhan
 Meminimalkan error

Tujuan  Mencegah pengulangan tindakan

discharge  Meningkatkan komunikasi

planning  Mempermudah manajemen dalam kasus yang sulit


 Mengurangi angka kekambuhan pasien ( pada pasien rawa
jalan)
Thank You

Anda mungkin juga menyukai