Dalam Undang undang Rumah Sakit Nomor 44 tahun 2009 Bab I Ketentuan
Umum Pasal 1 Ayat (1) Rumah Sakit adalah institusi pelayanan kesehatan
perorangan secara paripurnayang menyediakan pelayanan rawat Inap, Rawat Jalan
dan Rawat Darurat. Ini membuktikan bahwa rumah sakit wajib memberikan
pelayanan gawat darurat kepada pasien atau penderita dengan arti kata setiap
rumah sakit wajib memiliki sarana, pra sarana dan SDM dalam pengelolaan
pelayanan gawat darurat, ini membuktikan adanya kepastian hukum dalam
pelayanan gawat darurat di rumah sakit. Gawat darurat adalah suatu kondisi
klinik yang memerlukan pelayanan medis. Gawat Darurat medis adalah suatu
kondisi dalam pandangan penderita, keluarga, atau siapapun yang bertanggung
jawab dalam membawa penderitake rumah sakit memerlukan pelayanan medis
segera. Penderita gawat darurat memerlukan pelayanan yang cepat, tepat, bermutu
dan terjangkau.(Etika dan Hukum Kesehatan,Prof.Dr.Soekijo Notoatmojo 2010).
3.2.Prinsip Etik
1. Asas menghormati otonomi klien
Klien mempunyai kebebasan untuk mengetahui dan memutuskan apa yang
akan dilakukan terhadapnya, untuk ini perlu diberikan informasi yang cukup
2. Asas kejujuran
Tenaga kesehatan hendaknya mengatakan yang sebenarnya tentang apa yang
terjadi, apa yang akan dilakukan serta risiko yang dapat terjadi.
3. Asas tidak merugikan
Tenaga kesehatan tidak melakukan tindakan yang tidak diperlukan dan
mengutamakan tindakan yang tidak merugikan klien serta mengupayakan
risiko yang paling minimal atas tindakan yang dilakukan.
4. Asas Manfaat
Semua tindakan yang dilakukan terhadap klien harus bermanfaat bagi klien
untuk mengurangi penderitaan atau memperpanjang hidupnya
5. Asas kerahasiaan
Kerahasiaan klien harus dihormati meskipun klien telah meninggal.
6. Asas keadilan
Tenaga kesehatan harus adil, tidak membedakan kedudukan sosial ekonomi,
pendidikan, gender, agama, dan lain sebagainya. (Hariadi, 2004)
3.3.Kode Etik Perawat
1. Menghargai kebutuhan, nilai, budaya, dan kerentanan individu dalam memberikan
asuhan keperawatan
2. Menerima hak individu untuk membuat pilihan b.d. Perawatan diri mereka
3. Memberikan askep berkualitas pada semua orang
4.Menjaga kerahasiaan pasien, menggunakan jugdement profesional saat menentukan
kapan harus membagi informasi yang dimiliki tentang pasien demi kepentingan terapi
dan kesejahteraan pasien
3.4. Kerangka pemecahan dilema etik banyak diutarakan oleh para ahli dan
pada dasarnya menggunakan kerangka proses keperawatan/pemecahan masalah
secara ilmiah, antara lain :
1. Model pemecahan masalah (Megan,1989)
Ada lima langkah-langkah dalam pemecahan masalah dalam dilema etik.
a. Mengkaji situasi
b. Mendiagnosa masalah etik moral
c. Membuat tujuan dan rencana pemecahan
d. Melaksanakan rencana
e. Mengevaluasi hasil
2. Kerangka pemecahan dilema etik (Kozier & Erb, 1989)
a. Mengembangkan data dasar. Untuk melakukan ini perawat memerlukan
pengumpulan informasi sebanyak mungkin meliputi :
1. Siapa yang terlibat dalam situasi tersebut dan keterlibatannya
2. Apa tindakan yang diusulkan
3. Apa maksud dari tindakan yang diusulkan
4. Apa konsekuensi-konsekuensi yang mungkin timbul dari tindakan yang
diusulkan.
b. Mengidentifikasi konflik yang terjadi berdasarkan situasi tersebut
c. Membuat tindakan alternatif tentang rangkaian tindakan yang direncanakan dan
mempertimbangkan hasil akhir atau konsekuensi tindakan tersebut
d. Menentukan siapa yang terlibat dalam masalah tersebut.
e. Mengidentifikasi kewajiban perawat
f. Membuat keputusan
3. Model Murphy dan murphy
a. Mengidentifikasi masalah kesehatan
b. Mengidentifikasi masalah etik
c. Siapa yang terlibat dalam pengambilan keputusan
d. Mengidentifikasi peran perawat
e. Mempertimbangkan berbagai alternatif-alternatif yang mungkin dilaksanakan
f. Mempertimbangkan besar kecilnya konsekuensi untuk setiap alternatif keputusan
g. Memberi keputusan
h. Mempertimbangkan bagaimana keputusan tersebut hingga sesuai dengan falsafah
umum untuk perawatan klien
i. Analisa situasi hingga hasil aktual dari keputusan telah tampak dan menggunakan
informasi tersebut untuk membantu membuat keputusan berikutnya.
Asuhan keperawatan dilaksanakan dengan menjunjung nilai-nilai profesional,
Salah satunya adalah prinsip etika keperawatan. Tanggung jawab perawat terhadap
pelayanan telah diatur oleh undang-undang kesehatan, permenkes, dan kode etik
profesi. Dengan semakin majunya teknologi dan masyarakat yang semakin kritis
dalam menerima pelayanan, perawat harus bisa memberikan pelayanan dengan sangat
profesional.
Kasus 2
Seharusnya perawat mendampingi mahasiswa praktik ketika melakukan tindakan
invasif. Sebelum pemberian obat kita harus cek nama klien, nomor registrasi serta
dosis yang akan diberikan. Karena jika salah dalam pemberian obat dapat berakibat
fatal. Dan yang patut disalahkan adalah perawat ruangan yang memang bertanggung
jawab dalam pemberian obat tersebut. Sesuai dengan Permenkes RI
No.HK.02.02./Menkes/148/I/2013 pasal 14, perawat yang melakukan pelanggaran
mendapatkan sanksi yaitu dapat berupa teguran lisan, teguran tertulis atau bahkan
pencabutan ijin praktik perawat.
DAFTAR PUSTAKA
Tim. (2013, Desember 6). Bayi Nyaris Tewas Akibat Perawat Salah Suntik Obat. JPNN, p. 1.