Anda di halaman 1dari 18

Keperawatan Komunitas I (Satuan

Acara Penyuluhan (SAP)_Infeksi


Saluran Pernapasan Atas (ISPA))
24 Maret 2014 19:50 Diperbarui: 24 Juni 2015 00:33 7294 0 0

SATUAN ACARA PENYULUHAN


INFEKSI SALURAN PERNAPASAN ATAS (ISPA)
Disusun Oleh:
Kelompok 1
Tingkat II Ekstensi
KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
POLITEKNIK KESEHATAN TANJUNG KARANG
JURUSAN KEPERAWATAN
2011
SATUAN ACARA PENYULUHAN
Topik: Infeksi Saluran Pernapasan Atas (ISPA)
Waktu: 45 menit
Tempat: Balai Desa
n: Warga masyarakat RT 13 Desa Cengkeh Rajabasa, Bandar
Lampung

I. Latar Belakang
Infeksi Saluran Pernapasan Atas (ISPA) adalah penurunan kemampuan pertahanan alami
jalan nafas dalam menghadapi organisme asingyang terjadi secara tiba-tiba, menyerang hidung,
tenggorokan, telinga bagian tengah serta saluran napas bagian dalam sampai ke paru-paru.
Biasanya menyerang anak usia 2 bulan-5 tahun. (Whaley and Wong; 1991; 1418).
ISPA banyak diderita oleh anak- anak, baik dinegara berkembang maupun dinegaramaju dan
sudah mampu dan banyak dari mereka perlu masuk rumah sakit karena penyakitnya cukup
gawat. Penyakit-penyakit saluran pernapasan pada masa bayi dan anak-anak dapat pula memberi
kecacatan sampai pada masa dewasa. ISPA masih merupakan masalah kesehatan yang
penting dan cukup berbahaya karena menyebabkan kematian bayi dan balita yang cukup tinggi
yaitu kira-kira 1 dari 4 kematian yang terjadi.
Berdasarkan penelitian setiap anak diperkirakan mengalami 3-6 episode ISPA setiap
tahunnya. 40 % 60 % dari kunjungan di Puskesmas adalah oleh penyakit ISPA. Dari seluruh
kematian yang disebabkan oleh ISPA mencakup 20 % 30 %. Kematian yang terbesar umumnya
adalah karena pneumonia dan pada bayi berumur kurang dari 2 bulan.Penyakit ini tidak
mengenal musim, baik kemarau, pacaroba atau hujan tetap bisa menyerang warga. Di Jakarta
Pusat (Jakpus) selama 2010 tercatat 55.307 warga terkena penyakit ini.Sesuai data, sejak Januari
hingga April 2010 tercatat 55.307 warga terkena ISPA, mereka berobat di puskesmas yang ada di
deklapan kecamatan. Rinciannya Januari 16.094, Febuari 19.252, Maret 17.859 dan April 2.102.
Sedangkan tertinggi penderitanya, Kec. Cempaka Putih 14.314, Kec. Johar Baru 10.254, Kec.
Kemayoran 8.073, Kec. Senen 6.960, Kec. Tanah Abang 5.555, Kec. Sawah Besar 4.815, Kec.
Menteng 2.983 dan Kec. Gambir 2.353.
Cara penularan virus influenza ini melalui air ludah, darah, bersin, udara pernapasan yang
mengandung kuman yang terhirup oleh orang sehat kesaluran pernapasannya.Tiga hari setelah
itu, bilamana daya tahan tubuh menurun maka suhu badan naik (suhu badan dapat meningkat
dari 39,50C sampai 40,50C). Terasalah badan panas/demam dan bersin-bersin. Hidung
mengeluarkan cairan (ingus), sakit tenggorokan, batuk-batuk (mula-mula tidak berdahak tapi
kemudian berdahak), pusing, badan terasa lemah, mual, muntah, sakit perut, serta diare.
Kebetulan, ciri-ciri tersebut dirasakan pula oleh warga masyarakat RT 13 Desa Cengkeh
Rajabasa, Bandar Lampung. Namun, warga masyarakat tidak mengetahui penyakit apa yang
dideritanya. Selain itu, warga masyarakat hanya beberapa orang yang sudah berkonsultasi ke
pelayanan kesehatan untuk mengetahui penyakit yang dideritanya, sisanya belum. Hal ini juga
berdampak pada kegiatan rutinitas dari setiap orang, yang semestinya harus bekerja namun
karena sedang sakit terpaksa harus beristirahat di rumah.
Oleh karena itu, penting sekali membekali pengetahuan bagi masyarakat untuk memahami
tentang ruang lingkup bahkan informasi lainnya mengenai ISPA. Maka dari itu, akan
diadakannya promosi kesehatan ataupun pendidikan kesehatan bagi masyarakat untuk
mengembangkan pola pikir mengenai kesehatan khususnya mengenai penyakit ISPA agar ISPA
bisa dicegah ataupun diatasi.
II. Tujuan
Tujuan Umum
Setelah dilakukan penyuluhan ini, diharapkan masyarakat dapat mengerti dan memahami tentang
ISPA.
Tujuan Khusus
Setelah mengikuti penyuluhan ini masyarakat dapat :
1. Menjelaskan pengertian ISPA dengan bahasa sederhana.
2. Menjelaskan faktor faktor penyebab ISPA.
3. Memahami dan menjelaskan tanda dan gejala dari ISPA.
4. Memahamiklasifikasi dari ISPA.
5. Menjelaskan cara pencegahan terhadap ISPA.
6. Menjelaskan dan mendemonstrasikan penatalaksanaan terhadap ISPA.
III. Kegiatan Penyuluhan
a. Materi
1. Pengertian ISPA.
2. Faktor penyebab dari ISPA.
3. Tanda dan gejala dari ISPA.
4. Klasifikasi dari ISPA.
5. Cara pencegahan terhadap ISPA.
6. Penatalaksanaan terhadap ISPA.
b. Strategi Pelaksanaan
1. Persiapan :
a. Survey karakter dan lokasi sasaran.
b. Koordinasi dengan pihak masyarakat.
c. Menyiapkan alat dan bahan.
2. Pelaksanaan :
No
Kegiatan Penyuluhan
Kegiatan Audiens
Waktu
1
Tahap Pembukaan
1.1 Moderator membuka acara dan memberi salam.
1.2 Perkenalan.
Menjawab salam dan mendengarkan.
Mendengar dan memperhatikan.
2 menit
2
Tahap Apersepsi
2.1 Menanyakan pengetahuan audiens tentang ISPA meliputi pengertian, penyebab, serta tanda
dan gejala.
Memperhatikan dan menjawab pertanyaan.
5 menit
3
Tahap Informasi
3.1 Memberikan informasi tentang topik yang akan disampaikan.
3.2 Menjelaskan tujuan penyuluhan.
Mendengar dan memperhatikan.
Mendengar dan memperhatikan.
3 menit
4
Tahap Penyuluhan
4.1 Menjelaskan :
- Definisi dari ISPA.
- Faktor-faktor penyebab dari ISPA.
- Tanda dan gejala dari ISPA.
- Klasifikasi dari ISPA.
- Cara pencegahan terhadap ISPA.
- Cara penatalaksanaan terhadap ISPA.
4.2 Memperagakan cara batuk efektif.
4.3 Memberi kesempatan kepada audiens untuk memperagakan cara batuk efektif.
4.4 Memperagakan cara inhalasi uap/penguapan sederhana (tradisional).
4.5 Memberi kesempatan kepada audiens untuk memperagakan cara inhalasi uap/penguapan
sederhana (tradisional).
4.6 Mendemonstrasikan cara pembuatan larutan jeruk nipis-kecap.
4.7 Memberikan kesempatan kepada audiens untuk melakukan redemonstrasi cara pembuatan
larutan jeruk nipis-kecap.
4.8 Memberikan reinforsement positif.
4.9 Memberikan kesempatan bertanya.
Mendengar dan memperhatikan.
Mendengar dan memperhatikan.
Mendemonstrasikan
Mendengar dan memperhatikan.
Mendemonstrasikan
Mendengar dan memperhatikan.
Mendemonstrasikan
Mendengar dan memperhatikan.
Bertanya, mendengar dan memperhatikan.
30 menit
5
Tahap Penutup
5.1 Penyaji mengajukan beberapa pertanyaan secara tertulis untuk mengevaluasi tingkat
pemahaman masyarakat tentang materi yang telah diberikan.
5.2 Penyaji menyimpulkan materi tentang ISPA.
5.3 Penyaji mengarahkan tindak lanjut.
5.4 Moderator menutup acara dan mengucapkan salam.
Menjawab pertanyaan.
Mendengar dan memperhatikan.
Mendengar dan memperhatikan.
Mendengar dan menjawab salam.
5 menit
IV. Sarana Penunjang
a. Metode
Metode yang digunakan dalam penyuluhan ini adalah :
a). Ceramah
b). Tanya jawab
c). Demonstrasi.
b. Media
Alat dan bahan peraga :
a). Laporan Pendahuluan.
b). Satuan Acara Penyuluhan.
c). Leaflet.
d). Power Point.
e). LCD.
f). Laptop.
g). Alat peraga batuk efektif : sputum pot atau jika tidak ada diganti dengan
botol/kaleng/wadah berisi pasir.
h). Alat peraga inhalasi uap/penguapan sederhana (tradisional) : baskom ukuran
sedang, minyak kayu putih (sebagai obat aromaterapi), kain/handuk kering, dan air panas.
i). Bahan pembuatan larutan jeruk nipis-kecap : air hangat dalam gelas, sendok, jeruk
nipis, dan kecap manis.
j). Lembar Quesioner (Post Test).
V. Evaluasi
1. Struktur
a. Ruang kondusif untuk kegiatan.
b. Peralatan memadai dan berfungsi.
c. Media dan materi tersedia dan memadai.
d. SDM memadai.
2. Proses
a. Ketepatan waktu pelaksanaan.
b. Peran serta aktif masyarakat.
c. Kesesuaian peran dan fungsi dari penyuluhan.
d. Faktor pendukung dan penghambat kegiatan.
3. Hasil
Terkait dengan tujuan yang ingin dicapai :
a). Tes lisan
a. Penyaji mengajukan beberapa pertanyaan secara langsung kepada audiens
tentang materi penyuluhan yang akan dijelaskan.
b. Bila audiens dapat menjawab 60% dari pertanyaan yang diajukan, maka
dikategorikan pengetahuan baik.
b). Tes tertulis
Penyuluh menyebarkan Quesioner sebanyak 7 pertanyaan, jawaban benar 4 atau dengan
nilai/score 57% penyuluhan dinyatakan berhasil.
VI. Sumber Pustaka
Corwin, Elizabeth J. 2000. Buku Saku Patofisiologi. Jakarta : EGC
Husodo, Sosro., Sugiyo, Teha. 1985. Penyakit Menular, Cara Pencegahan dan Cara
Pengobatannya. Bandung : Alumni
Ronald. 2006. Obat-obatan Ramuan Tradisional. Bandung : Yrama Widya [diakses 26 Juni
2011]
ispa.html> [diakses 6 Juni 2011]
[diakses 6 Juni
2011]
[diakses 6 Juni 2011]
<http://story-of-nurse.blogspot.com/2011/03/terapi-inhalasi-sederhana.html> [diakses
26 Juni 2011]
noni> [diakses 6 Juni 2011]
harus-waspada> [diakses 6 Juni 2011]
LAMPIRAN : MATERI
INFEKSI SALURAN PERNAPASAN ATAS (ISPA)
I. Pengertian
Infeksi Saluran Pernapasan Atas (ISPA) adalah penurunan kemampuan pertahanan alami
jalan nafas dalam menghadapi organisme asingyang terjadi secara tiba-tiba, menyerang hidung,
tenggorokan, telinga bagian tengah serta saluran napas bagian dalam sampai ke paru-paru.
Biasanya menyerang anak usia 2 bulan-5 tahun. (Whaley and Wong; 1991; 1418).
II. Penyebab
Agen infeksi adalah virus atau kuman yang merupakan penyebab dari terjadinya infeksi
saluran pernafasan. Ada beberapa jenis kuman yang merupakan penyebab utama yakni golongan
A -hemolityc streptococus, staphylococus, haemophylus influenzae, clamydia trachomatis,
mycoplasma dan pneumokokus.
Usia bayi atau neonatus, pada anak yang mendapatkan air susu ibu angka kejadian pada usia
dibawah 3 bulan rendah karena mendapatkan imunitas dari air susu ibu.
Ukuran dari lebar penampang dari saluran pernafasan turut berpengaruh didalam derajat
keparahan penyakit. Karena dengan lobang yang semakin sempit maka dengan adanya
edematosa maka akan tertutup secara keseluruhan dari jalan nafas.
Kondisi klinis secara umum turut berpengaruh dalam proses terjadinya infeksi antara lain
malnutrisi, anemia, kelelahan. Keadaan yang terjadi secara langsung mempengaruhi saluran
pernafasan yaitu alergi, asthma serta kongesti paru.
Infeksi saluran pernafasan biasanya terjadi pada saat terjadi perubahan musim, tetapi juga
biasa terjadi pada musim dingin (Whaley and Wong; 1991; 1420).
III. Tanda dan Gejala
Penyakit ini biasanya dimanifestasikan dalam bentuk adanya demam, adanya obstruksi hidung
dengan sekret yang encer sampai dengan membuntu saluran pernafasan, bayi menjadi gelisah
dan susah atau bahkan sama sekali tidak mau minum (Pincus Catzel & Ian Roberts; 1990; 451).
Tanda dan gejala yang muncul ialah:
1. Demam, pada neonatus mungkin jarang terjadi tetapi gejala demam muncul jika
anak sudah mencaapai usia 6 bulan sampai dengan 3 tahun. Seringkali demam muncul sebagai
tanda pertama terjadinya infeksi. Suhu tubuh bisa mencapai 39,50 C-40,5 0 C.
2. Meningismus, adalah tanda meningeal tanpa adanya infeksi pada meningens,
biasanya terjadi selama periodik bayi mengalami panas, gejalanya adalah nyeri kepala, kaku dan
nyeri pada punggung serta kuduk, terdapatnya tanda kernig dan brudzinski.
3. Anorexia, biasa terjadi pada semua bayi yang mengalami sakit. Bayi akan menjadi
susah minum dan bhkan tidak mau minum.
4. Vomiting, biasanya muncul dalam periode sesaat tetapi juga bisa selama bayi
tersebut mengalami sakit.
5. Diare (mild transient diare), seringkali terjadi mengiringi infeksi saluran pernafasan
akibat infeksi virus.
6. Abdominal pain, nyeri pada abdomen mungkin disebabkan karena adanya
lymphadenitis mesenteric.
7. Sumbatan pada jalan nafas/ Nasal, pada saluran nafas yang sempit akan lebih
mudahtersumbat oleh karena banyaknya sekret.
8. Batuk, merupakan tanda umum dari tejadinya infeksi saluran pernafasan, mungkin
tanda ini merupakan tanda akut dari terjadinya infeksi saluran pernafasan.
9. Suara nafas, biasa terdapat wheezing, stridor, crackless, dan tidak terdapatnya suara
pernafasan (Whaley and Wong; 1991; 1419).
IV. Klasifikasi
Program Pemberantasan ISPA (P2 ISPA) mengklasifikasi ISPA sebagai berikut:
a). Pneumonia berat: ditandai secara klinis oleh adanya tarikan dinding dada kedalam
(chest indrawing).
b). Pneumonia: ditandai secara klinis oleh adanya napas cepat.
c). Bukan pneumonia: ditandai secara klinis oleh batuk pilek, bisa disertai demam,
tanpatarikan dinding dada kedalam, tanpa napas cepat. Rinofaringitis, faringitis dan tonsilitis
tergolong bukan pneumonia.
V. Pencegahan
Pencegahan dapat dilakukan dengan :
a). Menjaga keadaan gizi agar tetap baik.
b). Immunisasi.
c). Menjaga kebersihan perorangan dan lingkungan.
d). Mencegah anak berhubungan dengan penderita ISPA.
VI. Penatalaksanaan
1. Medis
a). Suportif : meningkatkan daya tahan tubuh berupa Nutrisi yangadekuat,
pemberian multivitamin dll.
b). Antibiotik :
- Idealnya berdasarkan jenis kuman penyebab utama ditujukan pada S.
pneumonia, H. influensa dan S. aureus.
- Menurut WHO : Pneumonia rawat jalan yaitu kotrimoksasol, Amoksisillin,
Ampisillin, Penisillin Prokain, Pnemonia berat : Benzil penicillin, klorampenikol, kloksasilin,
gentamisin.
- Antibiotik baru lain : Sefalosforin, quinolon dll.
2. Keperawatan
Penatalaksanaan pada bayi dengan pilek sebaiknya dirawat pada posisi telungkup, dengan
demikian sekret dapat mengalir dengan lancar sehingga drainase sekret akan lebih mudah keluar
(Pincus Catzel & Ian Roberts; 1990; 452).
Prinsip perawatan ISPA antara lain :
a). Menigkatkan istirahat minimal 8 jam perhari.
b). Meningkatkan makanan bergizi.
c). Bila demam beri kompres dan banyak minum.
d). Bila hidung tersumbat karena pilek bersihkan lubang hidung dengan sapu tangan
yang bersih.
e). Bila badan seseorang demam gunakan pakaian yang cukup tipis tidak terlalu ketat.
f). Bila terserang pada anak tetap berikan makanan dan ASI bila anak tersebut masih
menetek.
Pengobatan antara lain :
a). Mengatasi panas (demam) dengan memberikan parasetamol atau dengan kompres,
bayi dibawah 2 bulan dengan demam harus segera dirujuk. Parasetamol diberikan 4 kali tiap 6
jam untuk waktu 2 hari. Cara pemberiannya, tablet dibagi sesuai dengan dosisnya, kemudian
digerus dan diminumkan. Memberikan kompres, dengan menggunakan kain bersih, celupkan
pada air (tidak perlu air es).
b). Mengatasi batuk
1. Tarik napas dalam dan batuk efektif.
Cara napas dalam dan batuk efektif :
(1). Ambil napas dalam (melalui hidung)
(2). Tahan sejenak 5-10 detik, lalu hembuskan pelan-pelan melalui mulut
(3). Ulangi cara (1) dan (2) sebanyak 3 X
(4). Setelah itu, batukkan dengan keras
(5). Jika ada cairan/lendir/sekret yang keluar, langsung buang ke tempat yang
sudah disediakan (Sputum Pot atau jika tidak ada boleh menggunakan botol/kaleng/wadah berisi
pasir).
(6). Berkumur-kumur.
(7). Lakukan dengan teratur (minimal 3 x sehari).
2. Ramuan tradisional yaitu jeruk nipis-kecap.
Cara pembuatan larutan jeruk nipis-kecap, yaitu :
a. Alat dan bahan yang dibutuhkan untuk pembuatan larutan jeruk nipis-kecap :
1). Beberapa buah jeruk nipis yang masih segar.
2). Setengah sendok teh kecap manis.
3). Satu buah gelas minum ukuran belimbing.
b. Langkah-langkah :
1). Peras jeruk nipis dan tempatkan dalam gelas.
2). Campurkan dengan - 1 sendok kecap manis, aduk rata.
3). Diminum sekali habis, lakukan secara rutin, agar batuknya hilang.
c. Aturan pakai larutan jeruk nipis kecap adalah:
1). Bagi orang dewasa, minum 3 x 1 sdm larutan tanpa dicampur air.
2). Bagi anak-anak, minumkan larutan 3 x sdm larutan tanpa dicampur air.
3). Bila ingin minum air setelah minum larutan, minumlah air matang yang
masihhangat.
4). Bila batuk tidak berkurang, segera periksakan diri ke pusat pelayanan
kesehatanterdekat.
c. Mengatasi pilek bisa dengan cara inhalasi uap/penguapan sederhana (tradisional)
Carannya :
1. Persiapkan alat dan bahan (baskom berisi air panas, minyak kayu putih,
kain/handuk kering).
2. Campurkan minyak kayu putih dengan air panas dalam baskom dengan
perbandingan 2-3 tetes minyak kayu putih untuk 250 ml (1 gelas) air hangat.
3. Tempatkan penderita dan campuran tersebut di ruangan tertutup supaya uap tidak
tercampur dengan udara bebas (bisa ditutupi dengan kain/handuk kering).
4. Hirup uap dari campuran tersebut selama 5-10 menit atau penderita sudah
merasa lega dengan pernafasannya.
Kontra indikasi : pada balita karena bau minyak penghangat terlalu kuat serta risiko
kecelakaan terkena tumpahan air panas.
LAMPIRAN : QUESIONER (POST TEST)
Nama:
Umur:
Jenis Kelamin:
Alamat:
Petunjuk : Jawablah pertanyaan berikut dengan tanda silang (X)!!!
Soal!!!
1. Apa yang dimaksud dengan ISPA?
a. Penurunan kemampuan pertahanan alami jalan nafas terhadap organisme asing
b. Penyakit yang terjadi akibat keturunan
c. Ketidakmampuan seseorang untuk bernapas secara normal
2. Sebutkan 2 faktor faktor penyebab ISPA!
a. Bakteri dan cacing
b. Kuman dan keterbelakangn mental
c. Kuman dan imunitas ASI yang rendah
3. Sebutkan 3 tanda dan gejala dari ISPA!
a. Sakit kepala, demam, muntah
b. Pingsan, diare, gatal-gatal
c. Demam, diare, sumbatan jalan nafas
4. Sebutkan 2 Klasifikasi dari ISPA!
a. ISPA kronik dan pneumonia
b. Pneumonia berat dan Bukan Pneumonia
c. Pneumonia sedang, dan asma
5. Jelaskan cara pencegahan terhadap ISPA!
a. Nutrisi dan antibiotik, serta beri perawatan yang cukup
b. Tunggu sampai anak sakit parah
c. Tidak mencegah anak untuk bermain dengan anak lain yang sudah terkena ISPA
6. Bagaimana prinsip perawatan terhadap penyakit ISPA!
a. Banyak begadang.
b. Makan-makanan yang bergizi.
c. Bila demam tidak dikompres.
7. Apa obat/ramuan tradisional untuk mengatasi batuk?
a. Jeruk nipis-kecap.
b. Laos-kunyit
c. Daun melinjo-daun pandan.
LAMPIRAN : KUNCI JAWABAN DAN SCORE
KUNCI JAWABAN
1. A
2. C
3. C
4. B
5. A
6. B
7. A
SCORE
Jawaban Benar: 1
Jawaban Salah: 0
Tidak Menjawab: 0
Jawaban Benar
Score=X 100%
Soal
PENGANTAR
Bidang studi : Penyakit Saluran Pernapasan
Topik : ISPA ( Infeksi Saluran Pernapasan Akut )
Sub topik : ISPA pada Anak
Sasaran : Ibu ibu dan anak
Hari / tanggal : Kamis, 06 Januari 2011
Jam : 11.00 WIB
Waktu : 15 menit
tempat : di kelurahan Tahunan

III. TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM (TIU)


Setelah mengikuti kegiatan penyuluhan diharapkan ibu dapat memahami dan mengerti
tentang ISPA ( Infeksi Saluran Pernapasan Akut ) pada anak.

IV. TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS (TIK)


Setelah mengikuti kegiatan penyuluhan ibu dapat menjelaskan kembali :
1. Pengertian ISPA
2. Etiologi ISPA
3. Gejala ISPA
4. Penanganan ISPA

V. MATERI
Terlampir

VI. METODE
1. Ceramah
2. Tanya jawab

VII. MEDIA
1. Materi SAP
2. Presentasi dengan MS. Power point
VIII. KEGIATAN PEMBELAJARAN
No Waktu Kegiatan penyuluhan Kegiatan peserta
1 2 menit Pembukaan : 1. Menjawab salam
1. Memberi salam 2. Mendengarkan dan
memperhatikan
2. Menjelaskan tujuan
pembelajaran
2 7 menit Pelaksanaan : Menyimak dan
mendengarkan
Menjelaskan materi
penyuluhan secara
berurutan dan teratur
Materi :

Pengertian ISPA

Etiologi ISPA

Gejala ISPA

Penanganan ISPA

3 4 menit Evaluasi : Bertanya dan menjawab


pertanyaan
Meminta kepada ibu ibu
untuk menjelaskan
kembali atau
menyebutkan :

Pengertian ISPA

Tanda bahaya ISPA


4 2 menit Penutup : Menjawab salam
Mengucapkan terima
kasih dan mengucapkan
salam
IX. PENGESAHAN

Yogyakarta, 06 Januari 2011


Sasaran Penyuluh

Ibu ibu Pemateri ( Lathifanita Hapsari )

Mengetahui
Dosen Pembimbing

Drs. Sugianto, A. Md. Kep. M. Kes

X. EVALUASI
Essay
Pertanyaan :
1. Apa itu ISPA ?
2. Sebutkan tanda bahaya ISPA ?
XI. LAMPIRAN MATERI

ISPA pada Anak

1. Pengertian ISPA
ISPA merupakan singkatan dari infeksi saluran pernafasan akut, istilah ini diadaptasi dari
istilah dalam bahasa Inggris Acute Respiratory Infections (ARI). Istilah ISPA meliputi tiga unsur
yakni infeksi, saluran pernafasan dan akut, dengan pengertian sebagai berikut:
Infeksi adalah masuknya kuman atau mikroorganisme ke dalam tubuh manusia dan
berkembang biak sehingga menimbulkan gejala penyakit.
Saluran pernafasan adalah organ mulai dari hidung hingga alveoli beserta organ
adneksanya seperti sinus-sinus, rongga telinga tengah dan pleura. ISPA secara anatomis
mencakup saluran pernafasan bagian atas, saluran pernafasan bagian bawah (termasuk jaringan
paru-paru) dan organ adneksa saluran pernafasan. Dengan batasan ini, jaringan paru termasuk
dalam saluran pernafasan (respiratory tract)
Infeksi akut adalah infeksi yang berlangsung sampai dengan 14 hari. Batas 14 hari diambil
untuk menunjukkan proses akut meskipun untuk beberapa penyakit yang dapat digolongkan
dalam ISPA proses ini dapat berlangsung lebih dari 14 hari.
ISPA adalah radang akut saluran pernafasan atas maupun bawah yang disebabkan infeksi
jasad remik atau bakteri, virus maupun rikitsia tanpa atau disertai radang parenkim paru.
(Vietha,2009)
ISPA adalah suatu tanda dan gejala akut akibat infeksi yang terjadi pada setiap bagian saluran
pernafasan baik atas maupun bawah yang disebabkan oleh jasad remik atau bakteri, virus
maupun riketsin tanpa atau disetai radang dari parenkim. ( Whaley dan Wong, 2000 ).
2. Etiologi, Menurut Vietha ( 2009 ) :
Etiologi ISPA adalah lebih dari 200 jenis bakteri, virus dan jamur. Bakteri penyebabnya
antara lain genus streptococus, Stafilococus, hemafilus, bordetella, hokinebacterium. Virus
penyebabnya antara lain golongan mikrovirus, adnovirus, dan virus yang paling sering
menjadi penyebab ISPA di influensa yang di udara bebas akan masuk dan menempel pada
saluran pernafasan bagian atas yaitu tenggorokan dan hidung. Biasanya bakteri dan virus tersebut
menyerang anak anak di bawah usia 2 tahun yang kecepatan tubuhnya lemah atau belum
sempurna. Peralihan musim kemarau ke musim hujan juga menumbulkan resikoserangan ISPA.
Beberapa faktor lain yang diperkirakan berkontrubusi terhadap kejadian ISPA pada anak adalah
rendahnya asupan antioksidan, status gizi kurang, dan buruknya sanitasi lingkungan.

3. Gejala ISPA
Berikut ini adalah gejala ISPA pada anak-anak :
Demam
Batuk

Pilek, hidung tersumbat, atau bersin-bersin

Nyeri tenggorokan/nyeri menelan

Suara serak

Sakit kepala, badan pegal-pegal, atau nyeri sendi

Lesu, lemas

Sesak napas

Frekuensi napas cepat


Tanda-tanda bahaya pada anak golongan umur 2 bulan sampai 5 tahun adalah: tidak bisa minum,
kejang, kesadaran menurun, stridor dan gizi buruk.
Tanda bahaya pada anak golongan umur kurang dari 2 bulan adalah: kurang bisa minum
(kemampuan minumnya menurun sampai kurang dari setengah volume yang biasa diminumnya),
kejang, kesadaran menurun, mendengkur, mengi, demam dan dingin.
4. Penanganan ISPA
Berikut ini beberapa tips untuk penanganan ISPA secara umum:
1. Istirahat yang cukup
2. Berikan anak minum lebih banyak, terutama bila anak batuk dan demam

3. Berikan obat penurun panas bila demam

4. Hindari penularan ke orang lain. Cara untuk menghindari penularan: menutup mulut dan
hidung bila batuk/bersin, cuci tangan dengan sabun setelah batuk/bersin, gunakan masker
(bila anak cukup kooperatif), hindari kontak terlalu dekat dengan bayi atau manular.

5. Jangan memberikan antibiotik tanpa intruksi dokter. Antibiotik tidak diperlukan apabila
ISPA yang disebabkan infeksi virus. Penggunaan antibiotik yang tidak tepat dapat
meningkatkan kekebalan bakteri terhadap antibiotik tersebut.

6. Hindari pemberian obat batuk/pilek pada anak. Diskusikan dengan dokter anda mengenai
manfaat dan risiko obat tersebut apabila akan diberikan pada anak anda

7. Kenali tanda-tanda gawat darurat .

Anda perlu segera memeriksakan anak ke dokter apabila:


1. Sesak napas atau frekuensi napas menjadi lebih cepat
2. Napas berbunyi mengi (wheezing) atau seperti merintih (grunting)

3. Dinding dada/sela-sela iga tampa tertarik ke dalam bila anak bernapas

4. Bibir berwarna kebiru-biruan

5. Leher anak kaku

6. Kesulitan menelan
7. Muntah terus menerus

8. Anak tampak sangat lemah

Anda mungkin juga menyukai