Oleh:
NIM 2111026
SURABAYA
TA.2021/2022
A. KONSEP KEGAWATDARURATAN
1. Pengertian Kegawatan
Suatu keadaan yang menimpa seseorang yang dapat menyebabkan
sesuatu yang mengancam jiwanya dalam arti memerlukan pertolongan
tepat, cermat dan cepat bila tidak maka seseorang tersebut dapat mati
atau menderita cacat
Menurut PMK 47 Th 2018 : Gawat darurat adalah keadaan klinis
yang membutuhkan tindakan medis segera untuk penyelamatan
nyawa danpencegahan kecacatan
UU no 44 thn 2009 tentang rumah sakit : Gawat Darurat adalah
keadaan klinis pasien yang membutuhkan tindakan medis segera
guna penyelamatan nyawa dan pencegahan kecacatan lebih lanjut.
2. KRITERIA KEGAWATDARURATAN
Mengancam nyawa, membahayakan diri danorang lain/ lingkungan
Adanya gangguan pada jalan nafas, pernafasan dan sirkulasi
Adanya penurunan kesadaran
Adanya gangguan hemodinamik atau
Memerlukan tindakan segera
3. PRIORITAS KEGAWATDARURATAN
Prioritas Utama Penyebab Kegawatan Semua keadaan yang
mengakibatkan kegawatan yang menyangkut jalan napas, fungsi
napas, fungsi sirkulasi, fungsi otak dan kesadaran seperti pada
penyakit tertentu, obat-obatan narkotika atau reaksi anafilaktosis dan
trauma.
4. PENGERTIAN IGD
Instalasi gawat darurat Unit pelayanan rumah sakit yang
memberikan pelayanan pertama pada pasien dengan ancaman
kematian dan kecacatan secara terpadu dengan melibatkan berbagai
multidisiplin (Depkes, 2005).
Instalasi gawat darurat yang merupakan pintu utama sebuah rumah
sakit yang diharapkan mampu memberikan pelayanan darurat
dengan standar yang tinggi kepada masyarakat (Rumah Sakit
Saiful Anwar, 2012)
KEPMENKES 856 th 2009 : Berbagai nama untuk instalasi/unit
pelayanan gawat darurat di rumah sakit diseragamkan menjadi
INSTALASI GAWAT DARURAT (IGD). Rumah Sakit tidak
boleh meminta uang muka pada saat menangani kasus gawat
darurat. Pasien gawat darurat harus ditangani paling lama 5 ( lima )
menit setelah sampai di IGD.
5. PENGERTIAN KEPERAWATAN KEGAWATDARURATAN
Rangkaian kegiatan praktik keperawatan kegawatdaruratan yang
diberikan oleh perawat yang kompeten untuk memberikan asuhan
keperawatan di ruang gawat darurat.
Pasal 35 UU Kep No 38 thn 2014
(1) Dalam keadaan darurat untuk memberikan pertolongan
pertama, Perawat dapat melakukan tindakan medis dan pemberian
obat sesuai dengan kompetensinya.
(2) Pertolongan pertama sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
bertujuan untuk menyelamatkan nyawa Klien dan mencegah
kecacatan lebih lanjut.
(3) Keadaan darurat sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
merupakan keadaan yang mengancam nyawa atau kecacatan Klien.
(4) Keadaan darurat sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
ditetapkan oleh Perawat sesuai dengan hasil evaluasi berdasarkan
keilmuannya.
(5) Ketentuan lebih lanjut mengenai keadaan darurat sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) diatur dengan Peraturan Menteri.
6. KEMAMPUAN MINIMAL PETUGAS IGD (CENA,2007)
Membuka & membebaskan jalan nafas
Memberikan ventilasi pulmoner & oksigenisasi
Memberikan sirkulasi artificial dengan jalan massage jantung luar
Menghentikan perdarahan, balut bidai, transportasi, pengenalan &
penggunaan obat resusitasi, membuat & membaca rekaman EKG.
Mampu melaksanakan pencatatan & pelaporan pelayanan asuhan
keperawatan.
Mampu berkomunikasi internal dan eksternal
7. KLASIFIAKSI PELAYANAN IGD
Pelayanan IGD level 4 standart minimal RS.TIPE A
Pelayanan IGD level 3 standart minimal RS tipe B
Pelayana IGD level 2 standart minimal RS tipe C
Pelayanan IGD level 1 standart minimal RS tipe D
8. Profil perawat IGD
Tuntutan harus dapat mengkaji dengan cepat sambil merencanakan
intervensi serta berkolaborasi dengan dokter gawat darurat dalam
rentang waktu yang relatif singkat.
Tuntutan mendokumentasikan tindakan medis dan tindakan
keperawatan termasuk waktu sesuai dengan standar yang disetujui.
Menurut PMK 47 Th 2018 Pasal 11
(1)sumber daya manusia sebagaimana dimaksud dalam pasal 10
huruf a disesuaikan dengan jenis fasilitas pelayanan kesehatan
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang undangan
(2) sumber daya manusia sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
meliputi: Dokter, dokter gigi, perawat dan atau tenaga kesehatan
lain dan non kesehatan. (3) Dokter, dokter gigi, perawat dan atau,
tenaga kesehatan lain dan non kesehatan sebagaimana dimaksud
pada ayat (2) harus memiliki kompetensi kegawatdaruratan.
9. KEWENANGAN PERAWAT (pasal 30 UU no. 38 Thn.2014)
Melakukan pengkajian, diagnosis , tindakan, hasil tindakan
keperawatan
Melakukan rujukan
Memberikan tindakak pada keadaan gawat darurat sesuai
dengan kompetensi
10. LINGKUP PPGD
Melakukan primary survey : Yaitu deteksi cepat dan koreksi
segera terhadap kondisi fungsi organ vital yang terancam. Dalam
waktu kurang dari 2- 5 menit (pediatri : 7 menit) dalam mengatasi
kondisi pasien gawat penolong harus mampu menyimpulkan
kondisi kegawatannya tanpa dukungan alat bantu diagnostik.
Melakukan Secondary survey : Mencari perubahan fisik
anatomis yang dapat berkembang menjadi gawat dan mengancam
jiwa jika tidak segera diatasi. Dilakukan setelah primery survey
tuntas. Dilakukan dengan alat
Resusitasi pada kasus dengan henti napas dan henti jantung