Anda di halaman 1dari 33

ASPEK ETIK DAN LEGAL

KEPERAWATAN GAWAT DARURAT


KHUSNUL HUDA, Skep.,Ns,MH.Kes
Perawat Ahli Madya /Pembina/ IV-a

Telp : 081331969954
Wa : 0821-4538-7476
Email : khusnulhuda042@gmail.com

RSU HAJI SURABAYA


HASIL BELAJAR
Peserta mampu menerapkan aspek etik dan legal dalam
keperawatan Gawat Darurat
INDIKATOR HASIL BELAJAR
Setelah mengikuti pelatihan ini peserta
dapat menerapkan :

1 Aspek etik dalam keperawatam gawat darurat

2 Aspek legal dalam keperawatan


gawat darurat
Aspek etik dalam Keperawatan

MATERI POKOK & 1 gawat darurat

a. Etika keperawatan
SUB MATERI b. Kode etik keperawatan
c. 8 prinsip etika dalam
POKOK keperawatan
d. Permasalahan etika dalam
praktek keperawatan saat ini

Aspek legal dalam keperawatan


2
gawat darurat
a. Aspek legal Perawat dalam
pemberian layanan
keperawatan
b. Kewenangan perawat
c. Perlindungan hukum perawat
dalam melakukan tindakan
medis emergency
ETIK DALAM KEPERAWATAN
ETIKA KEPERAWATAN KODE ETIK KEPERAWATAN

Nilai –nilai dan moralitas  Pernyataan standar profesional yang


profesi keperawatan yang digunakan sebagai pedoman prilaku dan
tercantum dalam kode etik menjadi kerangka kerja untuk membuat
keputusan, yang berpedoman pada etika :
keperawatan
 1. Perawat dan klien
 2. Perawat dan praktek
 3. Perawat dan masyarakat
 4. Perawat dan teman sejawat
 5. Perawat dan profesi
8 Prinsip Etika Dalam Keperawatan

 1.Otonomi ( Autonomi )
 2.Berbuat baik ( Beneficence )
 3.Keadilan ( Justice )
 4.Tidak merugikan ( Non- Maleficence )
 5.Kejujuran ( Veracity )
 6.Menepati janji ( Fidelity )
 7.Kerahasian ( Confidentiality )
 8.Akuntabilitas ( Accountability )
Permasalahan Etika
Dalam Praktik Keperawatan Saat Ini
1. Malpraktik : pelaksanaan atau tindakan yang
salah.  Perawat profesional, seperti
halnya tenaga kesehatan
Malpraktik terbagi kedalam 3 jenis, yaitu lain mempunyai tanggung
malpraktik kriminil (pidana), malpraktik sipil jawab terhadap setiap
(perdata), malpraktik etik bahaya yang ditimbulkan
dari kesalahan tindakannya.
2. Negligence (Kelalaian): segala tindakan yang
 Tanggungan yang
dilakukan dan dapat melanggar standar dibebankan perawat dapat
sehingga mengakibatkan cidera/kerugian berasal dari kesalahan yang
orang lain dilakukan oleh perawat baik
berupa tindakan criminal
3. Liability (Liabilitas) : pertanggungan jawab kecerobohan dan kelalaian
yang dimiliki oleh seseorang terhadap setiap
tindakan atau kegagalan melakukan tindakan
Criminal Malpractice atau
Malpraktik kriminal (pidana)
 Merupakan kesalahan dalam menjalankan praktek yang berkaitan dengan
pelanggaran UU Hukum “pidana” seperti:
 melakukan tindakan medis yang tidak sesuai dengan SPO yang menyebabkan
pasien meninggal/luka karena kelalaian; ( Pasal 359,360 KUHP )
 melakukan pelanggaran kesusilaan/kesopanan; ( Pasal 281 KUHP )
 membuka rahasia kedokteran /keperawatan; ( Pasal 322 KUHP )
 Dengan sengaja tidak memberikan pertolongan pada orang yang dalam
keadaan bahaya. ( Pasal 304 KUHP )
 Pertaggungjawaban didepan hukum pada criminal malpraktik adalah bersifat
individual/personal dan oleh sebab itu tidak dapat dialihkan kepada orang lain atau
kepada instansi yang memberikan sarana pelayanan jasa tempatnya bernaung
Civil malpractice
atau Malpraktik sipil (perdata)

Seorang tenaga kesehatan akan


disebut melakukan malpraktik sipil
apabila tidak melaksanakan
kewajiban atau tidak
melaksanakan prestasinya
sebagaimana yang telah
disepakati (ingkar janji).
Malpraktik etik

 Merupakan tindakan keperawatan yang bertentangan


dengan etika keperawatan,  diatur dalam kode etik
keperawatan (standar etika, prinsip, aturan, norma yang
beraku untuk perawat)

 Malpraktik merupakan batasan yang spesifik dari kelalaian


(negligence) yang ditujukan pada seseorang yang telah
terlatih atau berpendidikan yang menunjukkan kinerjanya
sesuai bidang tugas /pekerjaannya
JENIS-JENIS KELALAIAN:

 Malfeasance:
yaitu melakukan tindakan yang melanggar hukum atau tidak
tepat/layak.Misal: melakukan tindakan gawat darurat tanpa indikasi yang
memadai / tepat.
 Misfeasance:
yaitu melakukan pilihan tindakan gawat darurat yang tepat tetapi
dilaksanakan dengan tidak tepat. Misal: melakukan tindakan gawat darurat
dengan menyalahi prosedur.
 Nonfeasance:
Adalah tidak melakukan tindakan keperawatan yang merupakan
kewajibannya. Misalnya Pasien seharusnya dipasang pengaman tempat tidur
tapi tidakdilakukan.
ASPEK LEGAL DALAM KEPERAWATAN
ASPEK LEGAL PERAWAT DALAM
PEMBERIAN LAYANAN
KEPERAWATAN GADAR

 STR
 SIPP
 KOMPETENSI
 Bekerja
sesuai
dengan SPO
 RKK /SPKK
Tenaga Medis
TERBATAS

Peraturan Perundang –
undangan
LEGALKAH SEORANG PERAWAT
MELAKUKAN TINDAKAN MEDIS ......
UNDANG –UNDANG KEPERAWATAN

PERAWAT
PELAYANAN KEPERAWATAN
Pasal 1 ayat 2 .....
Pasal 1 ayat (4)
Seorang yang telah lulus
pendidikan tinggi
keperawatan,baik didalam Pelayanan yang diselenggarakan oleh
maupun diluar negeri yang diakui perawat dalam bentuk Asuhan
oleh pemerintah sesuai dengan Keperawatan
ketentuan peraturan perundang -
undangan
Emergency Nurse

 Perawat Emergency merawat pasien dalam situasi


darurat dimana mereka mengalami trauma atau
cedera.
 Perawat harus cepat mengenali masalah yang
mengancam jiwa dan dilatih untuk membantu
menyelesaikannya di tempat.
 Perawat emergency dapat bekerja di ruang gawat
darurat rumah sakit, ambulans, helikopter, pusat
perawatan yang mendesak, arena olahraga, dll.
 Sebagai Perawat emergency, akan mengobati
berbagai kondisi dari sakit tenggorokan sampai
serangan jantung untuk pasien dari segala usia dan
latar belakang
PERAWAT EMERGENCY

Perawat emergensi bekerja sebagai bagian dari


tim dengan dokter, perawat lain dan profesional
kesehatan untuk :
 memberikan perawatan
 memantau kondisi kesehatan
 merencanakan kebutuhan perawatan jangka
panjang
 mengelola obat-obatan
 menggunakan peralatan medis
 melakukan operasi medis ringan
 memberi saran kepada pasien dan keluarganya
mengenai kondisi sakitnya, perawatan dan
perawatan lanjutan setelah meninggalkan RS.
Perawat Emergency

 Perawat yang bekerja di fasilitas


pengobatan darurat (work in emergency
medicine facilities), seperti ruang gawat
darurat atau pusat trauma, dengan
profesional medis lainnya.
 Memiliki gelar dalam bidang
keperawatan (degree in nursing)
ditambah pendidikan lanjutan atau
pelatihan.
 Memiliki pengetahuan tentang berbagai
kondisi kesehatan (many health
conditions), perawatan triase,
menentukan, dan mampu melakukan
tindakan cepat (take quick action).
Emergency Nurse Job
Description

 Emergency nurses specialize in


assessing, intervening and stabilizing
a variety of trauma and illnesses with
decisive action (tindakan tegas)

 Karena berbagai kondisi medis yang


mungkin memerlukan perawatan
dan perawatan segera, mereka
harus memiliki pengetahuan tentang
masalah kesehatan umum maupun
spesifik
 Ruang emergency sering menjadi jalur
pertahanan pertama untuk
kecelakaan, reaksi alergi, dan sejumlah
perawatan medis yang mendesak.
 Perawat emergency  bekerja
dengan cepat dan tepat untuk menilai
kebutuhan masing-masing pasien,
memprioritaskan perawatan
berdasarkan sifat kritisnya, dan bekerja
untuk menstabilkan pasien, mengobati
masalah, melepaskan pasien setelah
keadaan darurat selesai atau membuat
pengaturan untuk dirawat di rumah
sakit
Job Duties

 Tanggung jawab yang paling penting


untuk perawat emergency adalah
memahami triase, yang merupakan
metode untuk memprioritaskan
trauma berdasarkan kebutuhan medis
(prioritizing injuries based on medical
need)
 Perawat emergency harus memiliki
kemampuan untuk membuat
penilaian cepat dan akurat tentang
pasien yang masuk, termasuk kondisi
kesehatan fisik dan mental.
Manajemen waktu sangat penting dalam
kondisi emergency.
Seiring dengan triase, perawat darurat
harus segera memastikan informasi berikut
dari pasien :
 Identifikasi masalah medis
 Dokumentasikan riwayat medis
 Periksa adanya alergi dan pengobatan
saat ini
 Mengukur tinggi badan, menimbang
berat badan, mengukur suhu tubuh,
memeriksa detak jantung dan
mengukur tekanan darah
Izin praktek

REGISTRASI Pasal 19
(1) Perawat yang menjalankan praktek
 Pasal 18 Keperawatan wajib memiliki ijin
(1) Perawat yang menjalankan praktek (2) Izin sebagaimana dimaksud pada ayat
keperawatan wajib memiliki STR (1) diberikan dalam bentuk SIPP
(3) SIPP sebagaimana dimaksud pada ayat
(4) STR berlaku selama 5 (lima) tahun dan (2) diberikan oleh Pemerintah daerah
dapat diregistrasi ulang setiap 5 kabupaten/kota atas
(lima) tahun rekomendasi pejabat kesehatan yang
berwenang dikabupaten/kota
tempat perawat
menjalankan prakteknya
UNDANG-UNDANG TENAGA
KESEHATAN NOMER 36 TAHUN 2014
 Pasal 85
1. Setiap tenaga Kesehatan yang
dengan sengaja menjalankan Pasal 86
praktek tanpa memiliki STR 1.Setiap tenaga kesehatan yang
sebagaimana di maksud dalam menjalankan praktek tanpa
pasal 44 (1) dipidana memiliki izin sebagaimana
dengan pidana denda paling dimaksud dalam pasal 46 ayat (1)
banyak Rp.100.000.000,00 ( dipidana dengan pidana
seratus juta rupiah ) denda paling banyak Rp. 100.000.000
(seratus juta)
UNDANG-UNDANG KEPERAWATAN
NOMOR 38 TAHUN 2014

UU 38 tahun 2014 (pasal 2) ttg keperawatan UU 38 tahun 2014 (pasal 28


ayat 3) ttg keperawatan
Praktik Keperawatan berasaskan:
a. perikemanusiaan;
b. nilai ilmiah; “Praktik Keperawatan harus
c. etika dan profesionalitas;
didasarkan pada kode etik,
d. manfaat;
standar pelayanan, standar
profesi, dan standar prosedur
e. keadilan;
operasional“
f. pelindungan; dan
g. kesehatan dan keselamatan Klien.
UU 38 tahun 2014 ttg Keperawatan
(pasal 35)

1. Dalam keadaan darurat untuk 4. Keadaan darurat ditetapkan


memberikan pertolongan pertama, oleh Perawat sesuai dengan
Perawat dapat melakukan tindakan hasil evaluasi berdasarkan
medis dan pemberian obat sesuai keilmuannya.
dengan kompetensinya.
2. Pertolongan pertama bertujuan untuk
4. Ketentuan lebih lanjut mengenai
menyelamatkan nyawa Klien dan
keadaan darurat diatur dengan
mencegah kecacatan lebih lanjut.
Peraturan Menteri.
3. Keadaan darurat merupakan
keadaan yang mengancam
nyawa atau kecacatan Klien.
PERATURAN MENKES RI NOMOR 26 TAHUN 2019
TENTANG
PERATURAN PELAKSANAAN UU NO 38 TAHUN 2014
PASAL 33
(1).Dalam keadaan darurat untuk
memberikan pertolongan (3).Selain bertujuan sebagimana
pertama perawat dapat dimaksud pada ayat (2),
melakukan tindakan medis dan pemberian pertolongan pertama
pemberian obat sesuai dengan ditujukan untuk mengurangi rasa
kompetensinya berdasarkan sakit dan menstabilkan kondisi
ketentuan peraturan perundang- pasien.
undangan. (4).keadaan darurat
sebagaimana dimaksud pada
(2).Pertolongan pertama ayat (1) merupakan keadaan
sebagaimana dimaksud pada yang mengancam nyawa atau
ayat (1) bertujuan untuk kecacatan klien.
menyelamatkan nyawa klien dan
mencegah kecacatan lebih lanjut
(5).Keadaan darurat sebagaimana
dimaksud pada ayat (1)
ditetapkan oleh perawat sesuai
dengan hasil evaluasi berdasarkan
keilmuan.
(6).Keadaan darurat yang ditetapkan
oleh perawat sebagaimana
dimaksud pada ayat (4)
merupakan penilain terhadap
keadaan klien
(7).Perawat wajib merujuk klien
kepada dokter atau fasilitas
kesehatan setelah pertolongan
pertama sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) selesai dilakukan.
SIMPULAN
• Perawat dalam menjalankan tugas pelayanan
keperawatan harus selalu berpedoman pada etika
keperawatan.
• Perawat dalam melaksanakan tugas layanan
keperawatan diatur dalam peraturan perundang-
undangan

Anda mungkin juga menyukai