Anda di halaman 1dari 6

KASUS LEGAL ETIK DALAM KESEHATAN JIWA DAN

PSIKOSOSIAL

Disusun Oleh :

1. Agus Wahyono (202302161)


2. Amartia Putri Lamsari (202302162)
3. Ayu Tri Widyaningrum (202302170)
4. Dedi Herdodi (202302172)
5. Defita Apriliani (202302173)
6. Dian Rusdiana (202302177)
7. Femalanti Primanda S (202302182)
8. Heri Pranoto (202302186)
9. Irfan Romadhon (202302189)
10. Poniyatun (202302207)
11. Retno Purwaningsih (202302208)

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN PROGRAM SARJANA


UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH GOMBONG
2023
A. JUDUL KASUS: Praktik pemasungan terhadap pasien Edi Priyono di Bekasi
B. RINGKASAN KASUS
Bekasi, praktik pemasungan terhadap orang yang dianggap menderita gangguan jiwa masih
saja terjadi. Edi Priyono misalnya, dipasung atas permintaan keluarganya. Edi Priyono ayah
berusia 30 tahun dulu sering menggunakan narkoba dan minum alkohol setelah mengalami
masalah keuangan dan dengan pernikahanya pada akhir tahun 2014 ayah 3 anak tersebut sering
marah marah dan berhalusinasi, kadang kondisi tidak terkontrol melakukan prilaku kekerasan
dan juga ingin membunuh seseorang. Akibatnya istri dan anaknya meninggalkanya pada bulan
Mei 2015 dan di temukan berkeliaran di jalan saat mencari istrinya. Warga akhirnya
membawanya ke tempat rehabilitasi gangguan jiwa di Bekasi dan di sana di pasung selama 2
minggu, setelah 2 minggu mulai keadaan tenang dan di lepas rantainya. Pada bulan Agustus
2015 kondisi membaik, dan di nyatakan stabil secara mental. Sekarang Edi Priyono bekerja di
pusat rehabilitasi tersebut dan ikut merawat pasien yg lain

C. ANALISA ETIK LEGAL YANG BERKAITAN

OPINI KASUS

Kasus tersebut dapat ditinjau dari aspek hukum, kode etik, asas etik dan dari segi norma
budaya

1. ASPEK HUKUM

Dari Kasus Edi Priyono di atas, jika ditinjau dari aspek hukum maka ada beberapa dasar
hukum yang berkaitan dengan kasus diatas, antara lain

a. Dasar hukum yang hukum yang melindungi tim kesehatan( termasuk perawat ) jika tetap
melakukan tindakan sesuai dengan dengan keinginan keluarga Edi Priyono

Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomer HK.02.02/MenKes/148/I/2010

pasal 12 dalam melaksanakan praktek, perawat wajib untuk :

 Menghormati hak pasien

 Melakukan rujukan

 Menyimpan Rahasia sesuai dengan peraturan perundang – undangan yang berlaku


 Memberikan informasi tentang masalah kesehatan pasien atau klien dan pelayanan
kesehatan yang dibutuhkan

 Meminta persetujuan tindakan keperawatan yang akan dilakukan

 Melakukan pencatatan Askep secara sistematis

Undang – undang No. 36 tahun 2009 Tentang : Kesehatan

Pasal 5 ayat

(3) Setiap orang berhak secara mandiri dan bertanggung jawab menentukan sendiri pelayanan
kesehata yang diperlukan bagi dirinya

Pasal 56 ayat

(1) Setiap orang berhak menerima atau menolak sebagian atau seluruh tindakan pertolongan
yang akan diberikan kepadanya setelah menerima dan meahami informasi mengenai tindakan
tersebut secara lengkap

Pasal 8

Setiap orang berhak memperoleh informasi tentang data kesehatan dirinya termasuk tindakan
dan pengobatan yang telah maupun yang akan diterimanya dari tenaga kesehatan

b. Dasar hukum yang tim dokter dan perawat jika melakukan tindakan untuk memperbaiki
kondisi Edi Priyono agar membaik

Undang – undang No. 36 tahun 2009 Tentang : Kesehatan

Pasal 56

(1) Setiap orang berhak menerima atau menolak sebagian atau seluruh tindakan pertolongan
yang akan diberikan kepadanya setelah menerima dan memahami informasi mengenai tindakan
tersebut secara lengkap.

(2) Hak menerima atau menolak sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tidak berlaku pada :

a. Penderita penyakit yang penyakitnya dapat secara cepat menular ke dalam masyarakat yang
lebih luas;

b. Keadaan seseorang tidak sadarkan diri


2. KODE ETIK KEPERAWATAN

Kode etik keperawatan Indonesia yang berkaitan dengan kasus di atas adalah tentang tanggung
jawab perawat terhadap tugas yang bunyinya “ perawat senantiasa mengutamakan
perlindungan dan keselamatan klien dalam melaksanakan tugas keperawatan serta matang
dalam mempertimbangkan kemampuan jika menerima atau mengalih tugaskan tanggungjawab
yang ada hubungannya dengan keperawatan”.

Dalam kasus yang dialami Edi Priyono, perawat dihadapakan pada 2 pilihan yang sulit. Ada 2
masalah perawat di hadapkan dengan dilema etik di sisi lain pemasungan melanggar Hak Asasi
dan hukum di sisi lain jika tidak di pasung resiko mencederai diri sendiri dan orang lain.

3. ASAS ETIK KEPERAWATAN

Dari 6 asas etik keperawatan yang ada, maka asas etik yang berkaitan dengan kasus di atas
adalah

a. Asas autonomy / asas menghormati otonomi

Perawat dituntut untuk menghormati apa yang menjadi hak pasien. Keluarga Edi Priyono
memiliki hak penuh untuk memutuskan segala sesuatu yang berkenaan dengan kesehatan
Edi Priyono secara mandiri. Peran perawat dalam hal ini adalah melaksanakan dan
menghormati keputusan yang diambil oleh keluarga Edi Priyono.

b. Asas benefience (asas manfaat)

Dengan berdasarkan asas manfaat ini, perawat dapat mempertimbangkan tindakan apa yang
akan dilakukan untuk memperbaiki kondisi Edi Priyono tanpa melakukan tindakan yang
bukan kewenangannya, jika keputusan yang diambil oleh keluarga Edi Priyono tidak
memberikan manfaat untuk proses kesembuhannya atau bahkan telah memperburuk kondisi
kesehatannya.

4. NORMA DAN BUDAYA

Tinjauan kasus berdasarkan norma dan budaya :

Dalam kasus di atas, apabila dokter, perawat, serta tim medis yag lain tetap melakukan
treatment tersebut maka ini bertentangan dengan norma sosial di masyarakat yang memiliki
pengertian:

“segala tindakan yang dilakukan oleh seseorang atau sekelompok orang merupakan tindakan
yang wajar dan dapat diterima karena sesuai dengan harapan sebagian besar warga masyarakat
ataukah merupakan tindakan yang menyimpang karena tidak sesuai dengan harapan sebagian
besar warga masyarakat”.
Lampiran

http://scienceformentalhealth.blogspot.com/2008/12/saatnya-care-pada-penderita-
gangguan.html?m=1

Anda mungkin juga menyukai