Anda di halaman 1dari 12

RESUME PBL

SKENARIO 3

ISOLASI MANDIRI

Nama: Alifia Rachmanita


kelompok: VII B

Tutor: Duddy Fachrudin, M.Psi

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER

UNIVERSITAS SWADAYA GUNUNG JATI


CIREBON
2020
SKENARIO 3

Berdasarkan hasil swab Covid-19 pada 10 orang yang berkontak erat dengan pak
kepala desa wilayah kerja puskesmas X didapatkan 2 orang positif. Pasien dengan
gejala akhirnya dirujuk ke Rumah sakit untuk mendapatkan penanganan dan
pasien yang tanpa gejala (OTG) diwajibkan untuk menjalankan isolasi mandiri di
rumah. Pasien OTG menolak isolasi mandiri di rumah dan menuduh dokternya
melanggar undang-undang dan hak pasien sebagai anggota BPJS, pasien merasa
kesulitan bila harus menjaga jarak dan takut bila istri dan anaknya akan turut
dikucilkan oleh tetangganya. Dokter puskesmas menjelaskan hal ini sudah sesuai
dengan pedoman penanganan terbaru. Hal ini disebabkan karena kapasitas
ruangan dan tempat tidur pasien di rumah sakit sudah full, sehingga pasien Covid-
19 (OTG) pasti akan ditolak. Sisi yang lain dokter puskesmas khawatir isolasi
mandiri di rumah menjadi tidak efektif karena kurang pengawasan dan turut
menambah kasus positif, namun pemerintah daerah belum menyediakan fasilitas
tambahan terkait ini karena minimnya anggaran.

STEP 1

1. Swab : Cara untuk memperoleh sample pemeriksaan covid


2. OTG : Sesorang yg terinfeksi virus namun tak menimbulkan
gejala
3. Covid 19 : Penyakit akibat suatu virus yaitu corona virus
4. Kontak erat : Orang yg memiliki riwayat kontak dengan kasus probable
atau konfirmasi covid 19
5. Isolasi : Tindakan yg dilakukan untuk mncegah penyakit dari
pasien satu ke yang lainnya atau tindakan memisahkan diri dari orang lain
STEP 2

1. Mengapa perlu isolasi mandiri dirumah dan bagaimana protokolnya ?


2. Bagaimana prosedur pelayanan kesehatan pasien covid-19 ?
3. Hak apa saja yang dijamin BPJS kepada anggota, serta kewajiban apa saja
yang harus dipenuhi anggota ?
4. Bagaimana system kesehatan nasioal Indonesia mengenai kasus covid-19 ?
5. Bagaimana etika dokter tentang kasus tersebut ?
6. Mengapa pasien menuduh dokternya melanggar undang-undang dan hak
pasien sebagai anggota BPJS ?

STEP 3
1. Untuk mencegah penyebaran virus covid, tetaplah memakai masker setiap
saat, tetap berada di rumah.
2. Pasien disuruh cuci tangan terlebih dahulu dan memakai masker, jaga
jarak antar pasien, tetap memakai apd untuk tenaga medis.
3. Mendapatkan pelayanan yang sesuai, kewajibannya mendaftar kan dirinya
ke BPJS dan membayar iurannya
4. Pada awalnya system kesehatan Indonesia untuk kasus covid belum
memadai.
5. Tetap memegang teguh KODEKI, dokter harus bisa meyakinkan OTG
seberapa pentinya isolasi itu dan resiko jika tak melakukan isolasi.
6. Dari segi pelayanan kesehatannya masih kurang memadai, mungkin pasien
belum mengetahui tata cara pelayanan tentang OTG, pasien tidak
mendapakan tempat di rumah sakit.

STEP 4

1. Karena untuk mengurangi penularan virus corona, dan virus corona itu
mudah menyebar sehingga dapat menyebabkan gejala yang fatal. Tata cara
isolasinya yaitu selalu memakai masker dan membuang masker bekas di
tempat yang sudah disediakan lalu apabila ada gejala seperti demam flu
dan batuk sebaikya tetap di rumah, menghindari memakai alat makan
secara bersamaan dan menggunakan kamar yang terpisah dengan keluarga
lain, menghubungi pelayanan kesehatan jika kondisi memburuk.
2. Prosedur pelayanan pasien yang sudah terkonfirmasi positif covid-19
dibedakan penata laksanaan nya bedasarkan adanya gejala atau tidak pada
pasien tersebut. Untuk pasien dengan tanpa gejala (OTG) atau pasien
dengan bergejala ringan/sedang dianjurkan untuk melakukan isolasi
mandiri di rumah sementara untuk pasien dengan gejala berat diwajibkan
mendapatkan penanganan di rumah sakit. Waktu isolasi mandiri di rumah
minimal 10 hari setelah di tegakkannya diagnosis ditambah 3 hari bebas
demam dan gejala tambahan, juga dilakukan rapid test pada hari ke 1 dan
hari ke 14 dan apabila hasilnya negative, maka akan dilakukan PHBS.
3. Haknya ialah mendapatkan kartu peserta sebagai identitas peserta untuk
memperoleh pelayanan kesehatan, memperoleh manfaat dan informasi
tentang prosedur pelayanan sesuai dengan ketentuan yang berlaku, dan
mendapatkan pelayanan kesehatan di fasilitas kesehatan yang bekerja
dengan BPJS. Kewajibannya ialah membayar iuran, memberikan data diri
dan keluarga nya secara lengkap dan benar, melaporkan perubahan data
dirinya atau anggota keluarga jika terjadi sesuatu seperti perceraian
pernikahan, kematian, atau pindah alamat atau pindah fasilitas kesehatan
tingkat pertama, menjaga kartu peserta agar tidak hilang atau
dimanfaatkan oleh orang lain yang tak berhak memakainya.
4. Ada 4 pokok permasalahan dalam sistem kesehatan nasional (SKN) di
masa pandemi Covid-19 saat ini. Keempat pokok permasalahan itu antara
lain belum kuat dan sinerginya regulasi tentang SKN, ketidaksiapan SKN
dalam hadapi situasi pandemi Covid-19, ketergantungan industri dan
teknologi kesehatan pada luar negeri dan ketidaksiapan/kurangnya
kesadaran serta kepatuhan masyarakat dalam hadapi situasi pandemi.
Untuk mengatasi permasalahan-permasalahan tersebut perlu dilakukan
strategi untuk mendorong perbaikan SKN yaitu dengan memperkuat
sinergitas regulasi tentang SKN seperti mempercepat RUU, menerapkan
prinsip dasar penanganan covid yang harus diikuti dan diterjemahkan oleh
setiap kementrian atau lembaga dan instansi terkait.
5. Tentu saja dokter akan berpegang teguh dengan KODEKI, pada pasal 2 :
Seorang dokter wajib selalu melakukan pengambilan keputusan
profesional secara independen, dan mempertahankan perilaku profesional
dalam ukuran yang tertinggi. Seperti yang sudah ada di pasal 2, seorang
dokter akan perilaku professional untuk tetap menyuruh pasien tanpa
gejala agar melakukan isolasi mandiri di rumah, karena tidak mungkin
pasien tanpa gejala ini akan di tempatkan di rumah sakit yang lebih di
butuhkan oleh pasien yang bergejala berat.
6. Karena pasien tersebut merasa tidak mendapatkan keadilan dalam
memperoleh hak terhadap pelayanan kesehatan. Seperti yang sudah
dijelaskan pada UU Kesehatan No. 39 tahun 2009 Pasal 5 ayat 1-3, seperti
berikut.
1. Setiap orang mempunyai hak yang sama dalam memperoleh akses
atas sumber daya dibidang kesehatan.
2. Setiap orang mempunyai hak dalam memperoleh pelayanan
kesehatan yang aman, bermutu dan terjangkau.
3. Setiap orang berhak secara mandiri dan bertanggung jawab
menentukan sendiri pelayanan Kesehatan yang diperlukan baginya.
Mind Map :

System Kesehatan Kendala


Nasional

Hukum SKN Pelayanan


Kesehatan

Etika Dokter
UU Yang
Mengatur SKN BPJS

Hak dan Kewajiban


Masyarakat
STEP 5

1. Seperti apa system kesehatan nasional Indonesia dan kendala apa saja
yang dihadapi dalam pelaksanaanya ?
2. Udang undang apa saja yang mengatur masyarakat untuk pelayanan
kesehatan ?
3. Penerapan nilai nilai Pancasila yang melindungi hak warga negara untuk
mendapatkan pelayanan Kesehatan ?

STEP 6

Belajar Mandiri

STEP 7

1. Pelaksanaan dan kendala Sistem Kesehatan Nasional


a. Kendala
 Perbedaan logika dan mekanisme menyebabkan keadaan rawan terhadap
benturan antar subsistem. Dalam pandangan stigma bahwa apa yang secara
formal membentuk masyarakat adalah penerimaan umum terhadap aturan
main yang normatif, pola normatif ini lah yang mesti dipandang sebagai
unsur paling keras dan dari sebuah sistem sebagai sebuah struktur yang
terintegrasi .9

b. Pelaksanaan
 Sistem kesehatan Nasional merupakan suatu tantangan yang mencerminkan
upaya bangsa Indonesia untuk meningkatkan kemampuan dalam mencapai
derajat kesehatan yang optimal. Upaya kesehatan sebagaimana dimaksud di
atas dipengaruhi oleh factor social ekonomi, menyadari betapa luasnya hal
tersebut maka pemerintah dalam menyelenggarakan kesehatan yang
bersifat padu dan menyeluruh melibatkan sektor swasta demi tercapainya
derajat kesehatan yang optimal.
 Disisi lain pelaksanaan jaminan kesehatan bagi seluruh rakyat Indonesia
secara ril diamanatkan melalui pasal 34 ayat 2 UUD 1945 yaitu Negara
mengembangkan sistem jaminan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia dan
memberdayakan masyarakat lemah dan tidak mampu.
2. Undang – undang undang yang mengatur pelayanan kesehatan
a) Permenkes Nomor 4 Tahun 2018 tentang Kewajiban Rumah Sakit dan
Kewajiban Pasien
Pasal 10.
Kewajiban Rumah Sakit melaksanakan fungsi sosial sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 2 ayat (1) huruf f (menyediakan sarana dan
pelayanan bagi masyarakat tidak mampu atau miskin) dilaksanakan
melalui:
1.memberikan pelayanan kesehatan Pasien tidak mampu atau miskin;
2.pelayanan gawat darurat tanpa meminta uang muka;
3.penyediaan ambulan gratis;
4.pelayanan korban Bencana dan kejadian luar biasa;
5.bakti sosial bagi misi kemanusiaan;
6.dan/atau melakukan promosi kesehatan melalui komunikasi, informasi,
dan edukasi. 1
b) UUD 1945 No 36 tahun 2009 tentang kesehatan mewajibkan pemerintah
untuk menyelenggarakan pelayanan terhadap masyarakat fasilitas yang
baik dan juga terus meningkatkan kualitas pelayanan.2
c) UUD RI tahun 1945 perubahan keempat, pasal 34 ayat 3 mengamanatkan
bahwa negara bertanggung jawab atas pelayanan kesehatan dan fasilitas
pelayanan umum yang layak.3
d) Undang- undang No 40 tahun 2004 tentang jaminan sosial Nasional dengan
pasal 22 ayat 1 ditegaskan jaminan kesehatan bersifat pelayanan perorangan
berupa pelayanan kesehatan yang mencakup pelayanan promotif, premetif,
kuratif dan Rehabilitatif termasuk obat dan bahan medis habis di pakai yang
di perlukan.4
e) Undang- Undang Negara RI Tahun 1945, pasal 28H ayat (1) di Sebutkan
bahwa setiap orang berhak hidup sejahtera lahir dan batin, bertempat tinggal
dan mendapatkan lingkungan hidup yang baik dan sehat serta berhak
memperoleh pelayanan kesehatan.

3. Nilai dasar yang mengatur pelayanan kesehatan


a. Pancasila
1) Ketuhanan Yang Maha Esa
Sila Ketuhanan Yang Maha Esa ini nilainya meliputi dan menjiwai
keempat sila lainnya. Dalam sila Ketuhanan Yang Maha Esa terkandung
nilai bahwa negara yang didirikan adalah sebagai pengejawantahan tujuan
manusia sebagai makhluk Tuhan yang Maha Esa. Oleh kerena itu segala
hal yang berkaitan dengan pelaksanaan dan penyelenggaraan negara moral
negara, moral penyelenggara negara, politik negara, pemerintah negara,
hukum dan peraturan perundang-undangan negara kebebasan hak dan
asasi warga negara harus dijiwai nilai-nilai Ketuhanan Yang Maha Esa.
Berikut bentuk pengamalan dari Nilai Ketuhanan Yang Maha Esa dalam
pelayanan kesehatan masyarakat.
Manusia indonesia percaya dan taqwa kepada Tuhan yang Maha
Esa,sesuai dengan Agama dan kepercayaan masing-masing berdasarkan
kemanusiaan yang adil dan beradab. Hormat menghormati antara tenaga
kesehatan dan masyarakat sehingga terbina kerukunan hidup antar Agama.
Saling menghormati kebebasan menjalankan ibadah sesuai dengan
agamanya masing-masing. Tidak membeda-bedakan pelayanan yang
diberikan kepada masyarakat walaupun terdapat perbedaan agama.7
2) Kemanusiaan Yang Adil Dan Beradab
Mengakui persamaan derajat, persamaan hak dan persamaan kewajiban
azasi antara manusia sesuai harkat dan martabatnya sebagai makhluk
Tuhan yang Maha Esa. Hal ini dapat di lakukan dengan saling mencintai
antara tenaga kesehatan dengan masyarakat umum. Mengembangkan sikap
tenggang rasa antara satu dengan yang lainnya. Tidak semena-mena saat
sedang memberikan pelayanan kesehatan. Sebagai tenaga kesehatan wajib
menjunjung tinggi nilai kemanusiaan. Sebagai tenaga kesehatan harus
selalu membela kebenaran yang ada dan juga keadilan yang harus selalu
diterapkan.7
3) Persatuan Indonesia
Menempatkan kesatuan, persatuan, kepentingan dan keselamatan bangsa
dan negara diatas kepentingan pribadi atau golongan. Sebagai tenaga
kesehatan harus rela berkorban untuk kepentingan bangsa dan negara.
Mencintai tanah air dan bangsanya. Bangga sebagai tenaga kesehatan yang
bangsa,bertanah air Indonesia. Miningkatkan pelayanan kesehatan yang
lebih baik demi persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia.7

4) Kerakyatan Yang Dipimpin Oleh Hikmah Kebijaksanaan Dalam


Permusyawarakatan/Perwakilan.
Warga masyarakat mempunyai kedudukan, hak dan kewajiban yang sama
dengan mengutamakan kepentingan negara dan masyarakat. Saat
memutuskan solusi atas sebuah masalah kesehatan yang serius harus
dimusyawarahkan dengan berbagai pihak. Dengan iktikad baik dan rasa
tanggung jawab menerima dan melaksanakan hasil putusan musyawarah.
Putusan yang diambil harus dapat dipertanggung jawabkan secara moral
kepada Tuhan yang Maha Esa, menjunjung tinggi harkat martabat manusia
serta nilai-nilai kebenaran dan keadilan dengan mengutamakan persatuan
demi kepentingan bersama. Hal ini juga di perani saat dokter dan pasien
atau keluaraga meminta persetujuan tindakan medis.7
5) Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia
Mengembangkan sikap dan perbuatan yang luhur yang mencerminkan
sikap dan suasana kekeluargaan dan gotong royong. Bersikap adil dalam
memberikan pelayanan. Selalu menghormati hak-hak orang lain. Sebagai
tenaga kesehatan tidak melakukan perbuatan yang merugikan kepentingan
umum. Selalu bekerja keras untuk hasil yang terbaik. Bersama-sama
berusaha mewujudkan kemajuan kesehatan nasional untuk Indonesia yang
sehat.

Daftar Pustaka

1. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 4 Tahun


2018 Tentang Kewajiban Rumah Sakit Dan Kewajiban Pasien.
Menteri kesehatan Republik Indonesia, 2018. RI.
2. Undang-undang nomor 36 Tahun 2009 tentang kesehatan. Menteri
kesehatan Indonesia , 2009. RI.
3. UUD RI Tahun 1945 Perubahan Keempat Pasal 34 ayat 3. Negara
Republik Indonesia, 1945.
4. Undang- undang No 40 tahun 2004 tentang jaminan sosial Nasional.
Presiden Repubik Indonesia, 2004. RI
5. Undang- Undang Negara RI Tahun 1945. Pasal 28H ayat 1. Negara
Republik Indonesia , 1945.
6. Adissasmito W. Sistem Kesehatan Nasional. Jakarta:Rajagrafindo
Persada; 2014.
7. Permata S.F. Persepsi Masyarakat Pengguna Badan Penyelenggara
Badan Kesehatan Nasional (BPJS) Kesehatan Mandiri Dalam
Pelayanan RSUD Lubuk Basung Kabupaten Agam. 2015
Oktober ;2(1):12-24.
8. Christiawan R. Kajian Filosofis Yudiris Implementasi Sistem
Kesehatan Nasional Dalam Perspektif Utilitarisme. 2017;1(1):115-127.
9. Isriawaty F.S. Tanggung Jawab Negara Dalam Pemenuhan Hak Atas
Kesehatan Masyarakat Berdasarkan Undang Undang Dasar Negara
Republik Indonesia Tahun 1945. 2015;3(2):64-77.

Anda mungkin juga menyukai