Anda di halaman 1dari 21

KODE ETIK BIDAN

DEFINISI
BIDAN
• bidan adalah seorang yang telah menjalani program pendidikan
bidan yang diakui oleh negara tempat ia tinggal, dan telah
berhasil menyelesaikan studi terkait serta memenuhi
persyaratan untuk terdaftar dan atau memiliki izin formal untuk
praktek bidan. Bidan merupakan salah satu profesi tertua
didunia sejak adanya peradaban umat manusia.
Bidan adalah seorang perempuan yang lulus dari pendidikan
bidan, yang terakreditasi, memenuhi kualifikasi untuk diregister,
sertifikasi dan atau secara sah mendapat lisensi untuk praktek
kebidanan. Yang diakui sebagai seorang profesional yang
bertanggungjawab, bermitra dengan perempuan dalam
memberikan dukungan, asuhan dan nasehat yang diperlukan
selama kehamilan, persalinan dan nifas, memfasilitasi kelahiran
atas tanggung jawabnya sendiri serta memberikan asuhan
kepada bayi baru lahir dan anak.
DEFINISI KODE
ETIK
Merupakan ciri profesi yang bersumber dari nilai -nilai
internal dan eksternal suatu disiplin ilmu & merupakan
komprehensif suatu profesi yang memberikan tuntutan bagi
anggota dalam melaksanakan pengabdian profesi.
KODE ETIK
BIDAN
Kode etik bidan Indonesia pertama kali disusun pada tahun
1986 dan disahkandalam Kongres Nasional Ikatan Bidan
Indonesia X tahun 1988, sedang petunjukpelaksanaanya
disahkan dalam Rapat Kerja Nasional ( Rekernas ) IBI
tahun 1991,kemudian disempurnakan dan disahkan pada
Kongres Nasional IBI ke XII tahun1998. Sebagai pedoman
sdalam berperilaku, Kode Etik Bidan
indonesiamengandung beberapa kekuatan yang
semuanya tertuang dalam mukadimah dan tujuan dan
bab. Secara umum kode etik tersebut berisi 7 bab.
Ketujuh bab dapat dibedakan atas tujuh bagian yaitu :

1. Kewajiban bidan terhadap klien dan masyarakat (6 butir )


2. Kewajiban bidan terhadap tugasnya ( 3 butir )
3. ewajiban Bidan terhadap sejawab dan tenaga kesehatan
lainnya ( 2 butir )
4. Kewajiban bidan terhadap profesinya ( 3 butir )
5. Kewajiban bidan terhadap diri sendiri ( 2 butir )
6. Kewajiban bidan terhadap pemerintah, bangsa dan
tanah air ( 2 butir )
7. Penutup ( 1 butir )
Beberapa kewajiban bidan yang diatur dalam pengabdian profesinya
adalah :
1. Kewajiban bidan terhadap klien dan masyarakat
a. Setiap bidan senantiasa menjunjung tinggi, menghayati danmengamalkan sumpah
jabatannya dalam melaksanakan tugaspengabdiannya.
b. Setiap bidan dalam menjalankan tugas proofesinya menjunjung tinggiharkat
dan martabat kemanusiaan yang yang utuh dan memelihara citra bidan
c. Setiap bidan dalam menjalankan tugasnya senantiasa berpedoman padaperan tugas
dan tanggung jawab sesuai dengan kebutuhan klien,keluarga dan masyarakat
d. Setiap bidan dalam menjalankan tugasnya mendahulukan kepentingan klien.
menghormati hak klien, dan menghormati niulai – nilai yangberlaku dimasyarakat
e. Setiap bidan dalam menjalankan tugasnya senantiasa mendahulukankepentingan
klien, keluarga dan masyarakat denganj indentitas yangsama sesuai dengan
kebutuhan berdasarkan kemampuan yang dimilikinya.
f. Setiap bidan senantiasa menciptakan suasana yang serasi dalamhubungan
pelaksanaan tugasnya, dengan mendorong partisipasimasyarakat untuk
meningkatkan derajat kesehatannya secara optimal.
2. Kewajiban Terhadap Tugasnya
a.Setiap bidan senantiasa mwemberikan pelayanan
paripurna terhadapklien, keluarga dan masyarakat sesuai
dengan kemampuan profesiyang dimilikinya berdasarkan
kebutuhan klien, keluarga dan masyarakat
b.Setiap bidan berhal memberikan pertolongan dan
mempunyaikewenangan dalam mengambil keputusan
mengadakan konsultasi danatau rujukan
c.Setiap bidan harus menjamin kerahasiaan keterangan yang
dapat danatau dipercayakan kepadanya, kecuali bila
diminta oleh pengadilanatau diperlukan sehubungan
kepentingan klien
3.Kewajiban bidan terhadap sejawat dan tenaga kesehatan
lainnya
a.Setiap bidan harus menjalin hubungan dengan teman
sejawatnya untuk
suasana kerja yang serasi
b.Setiap bidan dalam melaksanakan tugasnya harus saling
menghormati baik terhadap sejawatnya maupun tenaga
kesehatan lainnya.
4. kewajiban bidan terhadap profesinya
a. Setiap bidan harus menjaga nama baik dan menjunjung tinggi
citra
profesinya dengan menampilkan kepribadian yang tinggi dan
memberikan pelatyanan yang bermutu kepada masyarakat
b.Setiap harus senantiasa mengembangkan diri dan meningkatkan
kemampuan profesinya sesuai dengan perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi
c.Setiap bidan senantiasa berperan serta dalam kegiatan
penelitian dan kegiatan sejenisnya yang dapat meniingkatkan
mutu dan citra
profesinya
5. Kewajiban bidan terhadap diri sendiri
a.Setiap bidan harus memelihara kesehatannya agar dalam
melaksanakan
tugas profesinya dengan baik
b.Setiap bidan harus berusaha secara terus – menerus untuk
meningkatkan pengetahuan dan keterampilan sesuai
dengan
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
6. Kewajiban bidan terhadap pemerinytah nusa, bangsa dan tanah air
a. Setiap bidan dalam menjalankan tugasnya, senantiasa
melaksanakan
ketentuan – ketentuan pemerintah dalam bidang kesehatan,
khususnya
dalam palayanan KIA / KB dan kesehatan keluarga dan
masyarakat
b.Setiap bidan melalui profesinya berpartisipasi dan menyumbangkan
pemikirannya kepada pemerintahan untuk meningkatakan mutu
jangkauan pelayanan kesehatan terutama pelayanan KIA / KB dan
kesehatan keluarga.
UU RI No.23 Thn.1992 Tentang
Kesehatan
1. Bahwa kesehatan sebagai salah satu unsure kesejahteraan umum harus
diwujudkan sesuai dengan cita-cita bangsa Indonesia sebagaimana dimaksud
dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 melalui pembangunan nasional
yang berkesinambungan berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945;
2. Bahwa pembangunan kesehatan diarahkan untuk mempertinggi derajat
kesehatan, yang besar artinya bagi pembangunan dan pembinaan sumber daya
manusia Indonesia dan sebagai modal bagi pelaksanaan pembangunan manusia
Indonesia seutuhnya dan pembangunan seluruh masyarakat Indonesia;
3. Bahwa dengan memperhatikan peranan kesehatan diatas, diperlukan upaya
yang lenbih memadai bagi peningkatan derajat kesehatan dan pembinaan
penyelenggaraan upaya kesehatan secara menyeluruh dan terpadu;
4. Bahwa dalam rangka peningkatan derajat kesehatan masyarakat
sebagaimana
dimaksud butir b dan butir c, beberapa undangundang dibidang
kesehatan
dipandang sudah tidak sesuai lagi dengan kebutuhan dan tuntutan
pembangunan kesehatan;
5. Bahwa sehubungan dengan hal-hal tersebut diatas, perlu ditetapkan Undang-
undang tentang Kesehatan;
• Peraturan menteri kesehatan RI No.
161/menkes/per/1/2010 tentang registrasi tenaga
kesehatan yaitu tenaga kesehatan adalah seorang yang
mengabdikan diri dalam bidang kesegaran serta memiliki
pengetahuan dan/atau keterampilan melalui pendidikan di
bidang kesehatan yang untuk jenis tertentu memerlukan
kewenangan untuk melakukan upaya kesehatan
Peraturan yang terbaru peraturan menkes RI No. 1464
/menkes/per/x/2010 tentang izin dan pelanggaran :
a. Bidan adalah seorang perempuan yang lulus dari pendidikan bidan yang telah teregistrasi
sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan.
b. Fasilitas pelayanan kesehatan adalah tempat yang digunakan untuk menyelenggarakan
kesehatan baik promotof, prefentif, kuratif maupun rehabilitatif yang dilakukan oleh
pemerintah daerah dan/atau masyarakat.
c. Surat tanda registrasi, selanjutnya disingkat STR adalah bukti tetulis yang diberikan oleh
pemerintak kepada tenaga kesehatan yang diregistrasi setelah memiliki sertifikasi kopetensi.
d. Surat izin kerja bidan, selanjutnya disingkat SIKB adalah bukti tertulis yang diberikan kepada
bidan yang sudah memenuhi persyaratan untuk bekerja difasilitas pelayanan kesehatan.
e. Surat izin praktik bidan, selanjutnya disingkat SIPB adalah bukti tertulis yang diberikan kepada
bidan yang sudah memenuhi persyaratan untuk menjalankan praktik bidan mandiri.
f. Standar adalah pedoman yang harus dipergunakan sebagai petunjuk dalam menjalankan
profesi meliputi standar pelayanan standar pelayanan, standar profesi, dan standar
operasional profesi.
g. Praktik mandiri adalah praktik bidan swasta perorangan.
h. Organisasi profesi adalah Ikatan Bidan Indonesia (IBI).
TANGGUNG JAWAB
HUKUM
1. Aspek Hukum Pidana
a. Asas Nullum Delictum :
Peristiwa pidana tidak akan ada, jika ketentuan pidana dalam undang- undang tidak
ada terlebih dahulu. (tidak bisa berlaku surut)
b. Prinsip dalam Hukum Pidana
1. Nulla poena sine lege
tidak ada hukuman, kalau tidak ada undang-undang
2. Nulla poena crimine
tidak ada hukuman, kalau tidak ada kejahatan
3. Nullum crimen sine poena legali
tidak ada kejahatan, kalau tidak ada hukuman yang berdasarkan undang-undang
c. Tindak Pidana meliputi :
1. Pelanggaran
bersifat ringan atau kecil, misalnya : Bidan praktek tidak mempunyai SIB dan SIPB,
memberikan pelayanan tidak sesuai dengan standar.
2. Kejahatan
bersifat berat dan besar, misalnya : pembunuhan, penganiayaan, penggelapan,
pencurian, pemalsuan, dll.
d.Unsur-Unsur yang harus dipenuhi dalam Tindak Pidana
1. harus dilakukan dengan sengaja (delik dolus)
2. dilakukan tidak dengan sengaja (delik culpa), yang berupa kelalaian berat, sangat
tidak berhati-hati, kesalahan serius, sembrono (culpa lata).
Kedua unsur diatas harus dibuktikan apakah seorang dokter atau bidan melakukan
pelanggaran.
e. Alat bukti
Pasal 184 KUHAP, alat bukti yang sah adalah :
1. Keterangan saksi
2. Keterangan ahli
3. Surat
4. Petunjuk
5. Keterangan terdakwa
f. Sanksi pidana dalam Hukum Kesehatan
Sesuai dengan jenis dan tingkat pelanggarannya sesuai dengan peraturan
perundangan yang berlaku, misalnya :
1. KUHP
2. UU. No 23 th 1992 tentang Kesehatan
3. UU. No 4 th 1984 tentang Wabah Penyakit Menular
4. UU. No 1 th 1962 tentang Karantina Laut
5. UU. No 2 th 1962 tentang Karantina Darat
6. UU. No 5 th 1997 tentang Psikotropika
7. UU. No 22 th 1997 tentang Narkotika
2. Aspek Hukum Perdata (Tanggung Gugat)
a. Ganti rugi
Setiap orang berhak atas ganti rugi akibat kesalahan atau kelalaian yang dilakukan oleh
tenaga kesehatan, sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. (pasal 55 UU.
No 23 th 1992)
b. Prinsip dalam Hukum Perdata
1. harus ada gugatan
tanggung jawab dokter atau bidan baru timbul apabila seseorang mengajukan gugatan untuk
membayar ganti rugi atas dasar tindakan yang merugikan pasien.
2. Harus ada unsur wanprestasi (ingkar janji)
1. tidak melakukan apa yang disanggupi akan dilakukan
2. melakukan apa yang dijanjikan tetapi terlambat
3. melaksanakan apa yang dijanjikan, tetapi tidak sebagaimana yang dijanjikan
4. melakukan sesuatu, yang menurut perjanjian tidak boleh dilakukan
(pasal 1371 dan 1365 KUH Perdata)
b.3 Harus ada unsur kelalaian
→ pasal 1366 KUH Perdata
c. Alat bukti
1. bukti tulisan
2. buktis saksi
3. persangkaan (dugaan)
4. pengakuan
5. sumpah
3.Aspek Hukum Administrasi
Bidan praktek dengan sengaja :
1. tanpa ijin
2. tidak mematuhi standar
profesi
→ dipidana denda paling
banyak Rp 10 juta
3.dan atau dicabut ijin prakteknya
(termasuk pelanggaran)
B. Tanggung Jawab
•Profesi
Pasal 53 ayat (2) UU. No 23 th 1992, mengatakan bahwa Tenaga
Kesehatan (termasuk Bidan) dalam melakukan tugasnya
berkewajiban mematuhi standar profesi dan menghormati hak
pasien.
• Pekerjaan profesi kesehatan dilandasi oleh dua prinsip perilaku :
1. Kesungguhan untuk berbuat demi kebaikan pasien
2. Tidak ada niat untuk menyakiti, mencederai, dan merugikan
pasien
• Untuk mencegah pelanggaran etik profesi salah satu upaya
dengan melakukan medical audit. Dalam kebidanan digunakan
pendekatan Making Pregnancy Safer (MPS) dan ditiap Kab/Kota
dibentuk tim AMP (Audit Maternal Perinatal) dengan tujuan
untuk meningkatkan Mutu Pelayanan KIA.
TUGA
•S!
Analisa artikel penelitian/studi kasus pelayanan kebidanan
berdasarkan Kode etik bidan dalam pelayanan kebidanan
• Tugas individu
• Di kumpulkan pada pertemuan berikutnya.
Sekian..
.

Anda mungkin juga menyukai