Anda di halaman 1dari 12

PERAN BIDAN SEBAGAI PRAKTISI

YANG OTONOM, TEORI


OTONOMI, AKUNTABILITAS DAN
REGULASI
DOSEN PENGAMPUH
Rosdianah, S.ST.,SKM.,M.keb
Pengertian otonomi dan Teori Otonomi
 Secara etimologi , Otonomi berasal dari bahasa Yunani autos yang artinya sendiri, dan nomos yang berarti
hukuman atau aturan, jadi pengertian otonomi adalah pengundangan sendiri (Danuredjo, 1979).
a.       Menurut Koesoemahatmadja (1979: 9),
Otonomi adalah Perundangan Sendiri, lebih lanjut mengemukakan bahwa menurut perkembangan sejarahnya
di Indonesia, otonomi selain memiliki pengertian sebagai perundangan sendiri, juga mengandung pengertian
"pemerintahan" (bestuur)
b.      Menurut Wayong (1979: 16),
Menjabarkan pengertian otonomi sebagai kebebasan untuk memelihara dan memajukan kepentingan khusus
daerah, dengan keuangan sendiri, menentukan hukuman sendiri, dan pemerintahan sendiri.
c.       Menurut Syarif Saleh (1963)
Menjelaskan bahwa otonomi ialah hak mengatur dan mmerintah sendiri, hak mana diperoleh dari pemerintah
pusat. 
d.      Menurut Ateng Syafruddin (1985: 23)
Adalah kebebasan dan kemandirian, tetapi bukan kemerdekaan. Kebebasan yang terbatas atau kemandirian itu
adalah wujud pemberian kesempatan yang harus dipertanggungjawabkan.

Jika dilihat dari pengertian di atas, maka Pengertian Otonomi kebidanan adalah
kekuasaan untuk mengatur persalinan peran dan fungsi bidan sesuai dengan
kewenangan dan kompetensi yang dimiliki seorang bidan ( suatu bentuk mandiri
dalam memberikan pelayanan).
Tujuan otonomi dalam pelayanan kebidanan

 Untuk mengkaji kebutuhan dan masalah


kesehatan.
 Untuk menyusun rencana asuhan kebidanan.

 Untuk mengetahui perkembangan kebidanan

melalui penelitian.
 Berperan sebagai anggota tim kesehatan.

 Untuk melaksanakan dokumentasi kebidanan.

 Untuk mengelola perawatan pasien sesuai dengan

lingkup tanggung jawabnya. Membangun


komunikasi yang efektif dengan pasien dan
melakukan asuhan terhadap pasien.
Bentuk-bentuk otonomi dalam pelayanan kebidanan

 Mengkaji kebutuhan dan masalah kesehatan


 Menyusun rencana asuhan kebidanan
 Melaksanakan asuhan kebidanan
 Melaksanakan dokumentasi kebidanan
 Mengelola keperawatan pasien dengan

lingkup tanggung jawab


Persyaratan dalam otonomi kebidanan

1. Administrasi, terkait sarana dan prasarana yang


melengkapi pelayanan yang memiliki standar
dan sesuai dengan fasilitas kebidanan.
2. Dapat diobservasi dan diukur
3. Realistic, kinerja layanan kesehatan yang
diperoleh dengan nyata akan diukur terhadap
criteria mutu yang ditentukan, untuk melihat
standar pelayanan kesehatan apakah tercapai
atau tidak.
4. Mudah dilakukan dan dibutuhkan.
Kegunaan otonomi dalam pelayanan kebidanan dalam
kesehatan meliputi pembangunan kesehatan,  meningkatkan
kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat dalam upaya
promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif untuk
meningkatkan sumber daya manusia yang berkualitas.

Registrasi
 Pengertian registrasi menurut keputusan menteri kesehatan

republikindonesia nomor 900/MENKES/SK/VII/2002 yaitu


proses pendaftaran,pendokumentasian dan pengakuan
terhadap seorang bidan setelah memenuhi standar
penampilan minimal yang ditetapka sehingga mampu dalam
melaksanakan profesinya.
Akuntabilitas Bidan
 Akuntabilitas bidan adalah pertanggungjawaban dan tanggung
gugat (accountability) atas semua tindakan yang dilakukannya.
 Praktik kebidanan merupakan inti dari berbagai kegiatan

bidan dalam penyelenggaraan upaya kesehatan yang harus


terus menerus ditingkatkan mutunya melalui:
 Pendidikan dan pelatihan berkelanjutan
 Penelitian dalam bidang kebidanan
 Pengenbangan ilmu dan teknologi dalam kebidanan
 Akreditasi
 Sertifikasi

 Registrasi
 Uji kompetensi
 Lisensi
Dasar dalam otonom dan aspek legal yang mendasari dan terkait
dengan pelayanan kebidanan dalam UU kesehatan Nomor 36
Tahun 2009 tentang kesehatan yag meliputi:

1. 1. Permenkes RI No. 1464/Menkes/PER/X/2010 tentang izin dan


penyelenggaraan praktik bidan
2. 2. Kepmenkes RI No. 369/Menkes/SK/III/2007
3. 3. Standar pelaanan kebidanan Tahun 2001
4. 4. PP No. 32/Tahun 1996 tentang kesehatan
5. 5. UU No. 22/1999 tentang otonomi daerah
6. 6. UU No. 13 tahun 2003 tentang ketenagakerjaan
7. 7. UU tentang aborsi, adopsi, bayi tabung dan transplantasi
8. 8. KUHAP dan KUHP 1981
9. 9. UU yang terkait dengan hak reproduksi dan keluarga berencana
10. 10.Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor: 585/
Menkes/ Per/ IX/ 1989 Tentang Persetujuan Tindakan Medik.
11. 11.UU No. 10/1992 Tentang pengembangan Kependudukan dan
Pembangunan Keluarga Sejahtera.
12. 12. UU No. 23/2003 Tentang Penghapusan Kekerasan Terhadap
Perempuan di Dalam Rumah Tangga.
Regulasi hukum bagi bidan dalam
melakukan pelayanan kebidanan
 Regulasi hukum mengenai kewenangan bidan
dalam dalam Melakukan Pengobatan Pada
Balita Di Bidan Praktik Mandiri Sebagaimana
yang telah diuraikan sebelumnya bahwa
bidan mempunyai kewenangan dalam
melakukan asuhan kebidanan pada balita
sesuai dengan Peraturan Menteri Kesehatan
(Permenkes) Nomor 28 Tahun 2017 tentang
Izin dan Penyelenggaran Praktik Bidan
Indonesia.
Pasal 25 Peraturan Menteri Kesehatan (Permenkes) Nomor 28 Tahun 2017
tentang Izin dan Penyelenggaran Praktik Bidan Indonesia menyebutkan : ayat
(1) Kewenangan berdasarkan program pemerintah sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 23 ayat (1) huruf a, meliputi:
a) Pemberian pelayanan alat kontrasepsi dalam rahim dan alat kontrasepsi
bawah kulit;
b) Asuhan antenatal terintegrasi dengan intervensi khusus penyakit tertentu;

c) Penanganan bayi dan anak balita sakit sesuai dengan pedoman yang
ditetapkan;
d) Pemberian imunisasi rutin dan tambahan sesuai program pemerintah;
e) Melakukan pembinaan peran serta masyarakat di bidang kesehatan ibu
dan anak, anak usia sekolah dan remaja, dan penyehatan lingkungan;
f) Pemantauan tumbuh kembang bayi, anak balita, anak pra sekolah dan
anak sekolah;
g) Melaksanakan deteksi dini, merujuk, dan memberikan penyuluhan
terhadap Infeksi menular Seksual (IMS) termasuk pemberian kondom, dan
penyakit lainnya;
h) Pencegahan penyalahgunaan Narkotika, Psikotropika dan Zat Adiktif
lainnya (NAPZA) melalui informasi dan edukasi; dan i. melaksanakan
pelayanan kebidanan komunitas;
Kesimpulan
 Profesi kebidanan menyangkut dengan keselamatan jiwa manusia yang
menjadi tanggung jawab dan tanggung gugat atas semua tindakan kebidanan
yang dilakukan. Praktik kebidanan meruakan sesuatu yang sangat penting
dan dituntut dalam profesi kebidanan.

 Tindakan yang dilakukan oleh profesi kebidanan ini didasari oleh kompetensi
dan pendekatan medik dan diperkuat oleh landasan hukum yang mengatur
profesi yang bersangkutan.Seorang bidan memiliki kewenangan atas hak
otonomi dan kemandirian untuk bertindak secara professional yang memiliki
ilmu pengetahuan dan keterampilan sesuai dengan standar profesi kebidanan.

 otonomi dalam pelayanan kebidanan ini adalah kekuasaan seorang bidan


dalam melakukan praktik kebidanan yang sesuai dengan peran dan fungsi
bidan berdasarkan wewenang yang dimiliki oleh bidan itu sendiri.

 Regulasi hukum bagi bidan dalam pelayanan kesehatan pada bayi dan balita
di BPM mengenai Manajemen Terpadu Balita Sakit dihubungkan dengan Pasal
20 Permenkes Nomor 28 Tahun 2017 tentang Izin dan Penyelenggaraan
Praktik.
 DAFTAR PUSTAKA
 http://29lailatulfitri.blogspot.com/2014/05/

otonomi-dalam-pelayanan-kebidanan.html
 http://www.rankingkelas.net/2016/09/otonomi-

bidan-akuntabiitas-bidan-dasar-aspek-legal.html
 https://www.researchgate.net/publication/

342509941_Regulasi_Hukum_Bagi_Bidan_Dalam_M
elakukan_Asuhan_Kebidanan_Pada_Balita_Di_Bidan_
Praktik_Mandiri_Menurut_Permenkes_Nomor_28_Ta
hun_2017_Tentang_Izin_Dan_Penyelenggaraan_Pra
ktik_Bidan

Anda mungkin juga menyukai