DI SUSUN
OLEH
KELOMPOK II
NAMA
1. FATIMA FATMONA
2. DIAN LESTARI
3. MUSTIKA RATI
4. ST . MEGFIRA
5. SRI WAHYUNI
B. Rumusan Masalah
Adapun permasalahan yang akan dibahas di dalam proses penyusunan makalah
ini adalah Konsepsi Fertilisasi dan Implantasi. Untuk memberikan kejelasan makna serta
menghindari meluasnya pembahasan, maka dalam makalah ini masalahnya dibatasi pada bagian :
1. Fertilisasi
2. Proses fertilisasi
3. Proses pembelahan
4. Implantasi dan proses terjadinya
C. Tujuan Penulisan
Pada dasarnya tujuan penulisan makalah ini terbagi menjadi dua bagian, yaitu
tujuan umum dan khusus. Tujuan umum dalam penyusunan makalah ini adalah untuk
memenuhi salah satu tugas PAI (Pendidikan Agama Islam).
Adapun tujuan khusus dari penyusunan makalah ini adalah :
A. FERTILISASI
Fertilisasi adalah suatu peristiwa penyatuan antara sel mani/sperma dengan sel telur di
tuba falopii. Pada saat kopulasi antara pria dan wanita (sanggama/coitus),dengan ejakulasi
sperma dari saluran reproduksi pria di dalam vagina wanita,akan dilepaskan cairan mani yang
berisi sel–sel sperma ke dalam saluran reproduksi wanita.
Jika sanggama terjadi dalam sekitar masa ovulasi (disebut ”masa subur” wanita), maka ada
kemungkinan sel sperma dalam saluran reproduksi wanita akan bertemu dengan sel telur wanita
yang baru dikeluarkan pada saat ovulasi.
Untuk menentukan masa subur, dipakai 3 patokan, yaitu :
a. Ovulasi terjadi 14 ± 2 hari sebelum haid yang akan datang
b. Sperma dapat hidup & membuahi dalam 2-3 hari setelah ejakulasi
c. Ovum dapat hidup 24 jam setelah ovulasi
Pertemuan / penyatuan sel sperma dengan sel telur inilah yang disebut sebagai
pembuahan atau fertilisasi. Dalam keadaan normal in vivo, pembuahan terjadi di daerah tuba
falopii umumnya di daerah ampula / infundibulum. Perkembangan teknologi kini memungkinkan
penatalaksanaan kasus infertilitas (tidak bisa mempunyai anak ) dengan cara mengambil oosit
wanita dan dibuahi dengan sperma pria di luar tubuh, kemudian setelah terbentuk embrio, embrio
tersebut dimasukkan kembali ke dalam rahim untuk pertumbuhan selanjutnya. Teknik ini disebut
sebagai pembuahan in vitro (in vitro fertilization – IVF) – dalam istilah awam” bayi tabung”.
1. PROSES FERTILISASI
Spermatozoa bergerak cepat dari vagina ke dalam rahim, masuk ke dalam tuba. Gerakan
ini mungkin dipengaruhi juga oleh peranan kontraksi miometrium dan dinding tuba yang juga
terjadi saat sanggama. Ovum yang dikeluarkan oleh ovarium, ditangkap oleh fimbrae dengan
umbai pada ujung proksimalnya dan dibawa ke dalam tuba falopii. Ovum yang dikelilingi oleh
perivitelina, diselubungi oleh bahan opak setebal 5–10 μm, yang disebut zona pelusida. Sekali
ovum sudah dikeluarkan, folikel akan mengempis dan berubah menjadi kuning, membentuk
korpus luteum. Sekarang ovum siap dibuahi apabila sperma mencapainya.Dari 60 – 100 juta
sperma yang diejakulasikan ke dalam vagina pada saat ovulasi, beberapa juta berhasil menerobos
saluran heliks di dalam mukus serviks dan mencapai rongga uterus beberapa ratus sperma dapat
melewati pintu masuk tuba falopii yang sempit dan beberapa diantaranya dapat bertahan hidup
sampai mencapai ovum di ujung fimbrae tuba fallopii.
Hal ini disebabkan karena selama beberapa jam, protein plasma dan likoprotein yang
berada dalam cairan mani diluruhkan. Reaksi ini disebut reaksi kapasitasi.Setelah reaksi
kapasitasi, sperma mengalami reaksi akrosom, terjadi setelah sperma dekat dengan oosit. Sel
sperma yang telah menjalani kapasitasi akan terpengaruh oleh zat – zat dari korona radiata ovum,
sehingga isi akrosom dari daerah kepala sperma akan terlepas dan berkontak dengan lapisan
korona radiata. Pada saat ini dilepaskan hialuronidase yang dapat melarutkan korona radiata,
trypsine – like agent dan lysine zone yang dapat melarutkan dan membantu sperma melewati
zona pelusida untuk mencapai ovum. Hanya satu sperma yang memiliki kemampuan untuk
membuahi, karena sperma tersebut memiliki konsentrasi DNA yang tinggi di nukleusnya, dan
kaputnya lebih mudah menembus karena diduga dapat melepaskan hialuronidase. Sekali sebuah
spermatozoa menyentuh zona pelusida, terjadi perlekatan yang kuat dan penembusan yang
sangat cepat. Setelah itu terjadi reaksi khusus di zona pelusida (zone reaction) yang bertujuan
mencegah terjadinya penembusan lagi oleh sperma lainnya. Dengan demikian, sangat jarang
sekali terjadi penembusan zona oleh lebih dari satu sperma.
Hasil fertilisasi :
1. Kembalinya sel dalam jumlah kromosom diploid (2n).
2. Penurunan atau pewarisan sifat-sifat spesies.
3. Penentuan jenis kelamin.
4. Permulaan pembelahan segmentasi ( cleavage ).
Pada saat sperma mencapai oosit, terjadi :
a. Reaksi zona / reaksi kortikal pada selaput zona pelusida
b. Oosit menyelesaikan pembelahan miosis keduanya, menghasilkan oosit definitif yang
kemudian menjadi pronukleus wanita
c. Inti sperma membesar membentuk pronukleus pria.
d. Ekor sel sperma terlepas dan berdegenerasi.
e. Pronukleus pria dan wanita. Masing – masing haploid,bersatu dan membentuk zygot yang
memiliki jumlah DNA genap / diploid.
B. IMPLANTASI
Implantasi atau nidasi adalah masuknya atau tertanamnya hasil konsepsi ke dalam
endometrium. Sel telur yang telah dibuahi (zigot) akan membelah diri membentuk blastomer
(bola padat yang terdiri atas sel-sel anakan yang lebih kecil). Pada hari ke-3, bola tersebut terdiri
atas 16 sel blastomer (morula), pada hari ke-4 di dalam bola tersebut mulai terbentuk rongga
(blastula).
Dua struktur penting dalam blastula, adalah
1. Lapisan luar (trofoblast), yang akan menjadi plasenta.
2. Embrioblast (inner cell mass), yang akan menjadi janin.
Pada akhir minggu pertama ( hari ke 5 sampai ke 7 ) zygot mencapai cavum uteri. Pada
saat itu uterus sedang berada dalam fase sekresi lendir dibawah pengaruh progesteron dari
korpus luteum yang masih aktif. Sehingga lapisan endometrium dinding rahim menjadi kaya
pembuluh darah dan banyak muara kelenjar selaput lendir rahim yang terbuka dan aktif. Kontak
antara zigot stadium blastokista dengan dinding rahim pada keadaan tersebut akan mencetuskan
berbagai reaksi seluler, sehingga sel – sel trofoblast zigot tersebut akan menempel dan
mengadakan infiltrasi pada lapisan epitel endometrium uterus (terjadi implantasi).
Setelah implantasi, sel– sel trofoblas yang tertanam di dalam endometrium terus
berkembang membentuk jaringan bersama dengan sistem pembuluh darah maternal untuk
menjadi plasenta, yang kemudian berfungsi sebagai sumber nutrisi dan oksigenasi bagi jaringan
embrioblas yang akan tumbuh menjadi janin.
Di bawah ini terdapat gambar proses perkembangan dan perjalanan ovum dari ovarium sampai
kavum uteri.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Fertilisasi adalah suatu proses penyatuan antara sel mani / sperma dengan sel telur di
tuba falopii. Fertilisasi dapat terjadi pada rentang masa subur dari seorang wanita.Proses
fertilisasi dimulai dengan masuknya sperma yang diejakulasikan ke dalam vagina. Sperma
tersebut bergerak masuk ke dalam kavum uteri dan tuba sampai akhirnya bertemu dengan ovum
di ampula / infundibulum tuba. Selama perjalanan menuju ovum, sperma mengalami reaksi
kapasitasi dan reaksi akrosom.
B. Saran
Kami menyadari bahwa kami banyak kekurangan dalam merancang makalah ini, maka
dari itu kritik dan saran dari pembaca sangat kami harapkan demi perbaikan dan penyempurnaan
makalah ini.
SOAP
ASUHAN KEBIDANAN
PADA NY AYU USIA 27 TAHUN
DENGAN INFERTILITAS SPERMA
PENGKAJIAN DATA
A. DATA SUBJEKTIF
1. IDENTITAS
Nama Istri : NY ‘’ A ‘’ Nama Suami : Tn ‘’ B ‘’
Umur : 27 Tahun Umur : 31 Tahun
Agama : Islam Agama : Islam
Pendidikan :SMA Pendidikan :SMA
Suku / Bangsa : Makassar/indonesia Suku/Bangsa : Makassar/indonesia
Pekerjaan :Wirasuasta Pekerjaan : karyawan swasta
Alamat :Jl. Antang Alamat :Jl. Antang
2. KELUHAN UTAMA / ALASAN KUNJUNGAN
Pasien mangatakan datang ke BPS untuk pemeriksaan , karena belum memiliki
anak setelah menikah 2 tahun yang lalu dan ingin memiliki anak, padahal
hubungan seks dilakukan secara teratur dan tidak menggunakan kontrasepsi apa
pun.
3. STATUS PERKAWINAN
Perkawinan ke 1
Umur kawin
Istri : 24 tahun
Suami: 29 tahun
Lama kawin : 2 Tahun
4. RIWAYAT KEBIDANAN
A. Riwayat Mestruasi
Menarehe : 12 tahun
Siklus : tidak tratur
Banyaknya: 3x ganti douche/hari
Warna : merah
Keluhan : sebelum menikah ibu mengatakan haid teratur, tapi setelah menikah
hanya mendapat satu kali haid kemudian tidak mendapat haid selama 5 bulan ,
setelah itu ibu mengatakan baru mendapatkan haid kembali tetapi tidak teratur.
B. RIWAYAT KEHAMILAN , PERSALINAN DAN NIFAS YANG LALU
A. Belum pernah memiliki anak
B. DATA OBJEKTIF
1. PEMERIKSAAN FISIK UMUM
A. Keadaan Umum : Baik
B. Kesadaran : conpenmentis
C. TTV :- TD :110/90 mmHg
- Suhu : 36.5 c
- Nadi : 80x/ menit
D. TB / BB : 160cm / 69 kg
2. PEMERIKSAAN KHUSUS
A. Kepala
Kulit kepala :bersih
Warna rambut : hitam
B. Muka : tidak pucat , terlihat cemas
C. Mata
Konjung tiva : merah muda
Sklera : putih
D. Hidung
Kebersihan : bersih
Polip :tidak ada
E. Telinga : tidak ada kelainan
F. Mulut
Karang gigi : tidak ada
Lidah : bersih
G. Leher
Pembengkakan kelenjer linfe: tidak ada
Besar kelenjarb tiroit : tidak
H. Perut
Bentuk : simetris
Bekas oprasi : tidak ada
I. Ekstremitas : simetris , tidak ada kelainan,refleks palella+
3. PEMERIKSAAN DALAM
- tidak ada vitur vagina
- tidak ada servik
- Bentuk rahim trofleksi
4. PEMERISAAN PENUNJANG
Tidak di lakukan
b. Masalah
Data Dasar
Data sunjektif : pasien mengatakan sangat cemas dengan keadaannya
Data objektif
-Keadaan Umum : baik
-Kesadaran : komposisi
-TTV : TD :110/90 mmHg
- Suhu : 36.5 c
- Nadi : 80x/ menit
-Inpeksi : Muka terlihat cemas
c. Kebutuhan
-dukungan spiritual ,emosional , dan sosial
-penkestentang gizi
-konseling tentang tehnik berhubungan
-cara mengatasi cemas
V. PENGEMBANGAN RENCANA
Diagnosis : Ny ‘’ A’’ Usia 27 tahun dengan interfilitas primer
Tujuan :- jarak pendek : setelah di berikan asuhan di
Harapkan pesien mengerti dan paham serta dapa
T mengulang kembali penjelasan dari petugas .
-Jangka panjang: setelah di beri asuhan
diharapkan pasien segerah hamil dan mempunyai
anak.
Intervensi.
1. Yakinkan pasien bahwa semua masala pasti dapat di selesaikan
R : agar pasien merasa lebih tenang
2. Beri dukungan pada pasien dalam menghadapi masala ini
R : Supaya pasien merasa tidak di kecilkan karna tidak memiliki anak
VI. IMPLEMENTASI
Diagnosa/masala Tanggal Jam Implamentasi
Diagnosis : 13 April 10. 00 1. penjelasan hasil pemeriksaan pada pasien
Ny ‘’ A’’ usia 27 2023 Wib agar pasien bahwa bentuk uterusnya
Tahun dengan retrofleksi sehingga sperma yang masuk sulit
interfelitas primer bertemu dengan sel telur dan tidak terjadi
kehamilan
2. penjelasan kepada pasien pentingnya
olahraga dalam memperoleh vitalitas
3. penjelasan pada pasien makanan-makanan
apa yang dapat meningkatkan kesuburannya,
makanan yang banyak menyandung protein
seperti daging . dan vitamin seperti kacang
kacangan
4. penjelasan tehnik berhubungan yang benar
yang sesuai dengan masala yang di hadapi
pasien saat ini yaitu berhubungan bokong ,
istri harus di ganjalkan bantal agar sperma
yang masuk bisa sampai ke multirahim .atau
dengan posisi Doggy Gaya ( dari arah
belakang )sehingga sperma tidakan keluar
lagi . setelah itu jangan langsung tidurt /
namun tetap berada dalam posisi sujud sekitar
20-30 meniyt.
5. menganjurka pasien datang lagi apabila
masi ada keluhan
6. melakukan kolaburasi dengan Dokter
spesialis
Masala:cemas 13 April 10.00 1. Meyakinkan pasien bahwa semua
2023 WIB masala pasti ada solusinya yang
penting kita berdoa.
2. Menganjurkan lebih mendekatkan
diri dan berdoa kepada AllAh agar
bisa hamil
3. Menganjurkan ibu lebih lapangkan
dada dalam menerima tanggapan
yang baik dengan suami ataupun
keluarga lainnya
VII. EVELUASI
Masala : Cemas
S :-Pasien mengatakan duda tidak cemas dengan keadaannya
-Muka pasien nampak lebih tenang
O : Muka pasien nampak lebih tenang
A : Masala teratasi
P : Intervensi dihentikan
BAB IV
DAFTAR PUSTAKA