Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

INFERTILITAS WANITA

(Dosen Pembimbing Ns. Surya Prihatini S.Kep, M.Kep)

OLEH :

KELOMPOK 6

1. MARLIN HEMRI RANGLALIN (119311730)


2. NEY THALIA LEREBULAN (119391728)
3. NURWAHDANIA (119401728)
4. MENTIRA BATLAYERI (119841724)
5. YULIA FARAKNIMELA (119541718)
6. LEA BATMOMOLIN (119261704)

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KEPERAWATAN FAMIKA MAKASSAR

2019 / 2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat
dan karunianya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini. Makalah ini merupakan
salah satu tugas Mata kuliah “ Keperawatan Maternitas II ” Makalah ini disusun sebagai
pelengkap tugas diskusi. Dengan selesainya makalah ini tidak terlepas dari bantuan teman-
teman yang telah memberikan masukan-masukan kepada kami. Untuk itu kami mengucapkan
banyak terimakasih teman-teman yang telah membantu dalam penyelesaian makalah ini.
Akhirnya kami menyadari bahwa terdapat kekurangan-kekurangan dalam penulisan makalah
ini, Maka dari itu kami mengharapkan kritik dan saran yang konstruktif dari para pembaca
demi kesempurnaan makalah ini
DAFTAR ISI

1. KATA PENGANTAR
2. DAFTAR ISI
3. BAB I
4. PENDAHULUAN
a. Latar Belakang
b. Rumusan masalah
c. Tujuan
5. BAB II
6. PEMBAHASAN
1. Defenisi infertilitas
2. Jenis Infertilitas
3. Penyebab Infertilitas
4. Infertilitas Pada Wanita
5. Gejala dan Pencegahan Infertilitas
6. Penangulangan Infertilitas
7. BAB III
8. PENUTUP
1. Kesimpulan
2. Saran
9. DAFTAR PUSTAKA
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Infertilitas merupakan suatu permasalahan yang cukup lama dalam dunia kedokteran.
Namun sampai saat ini ilmu kedokteran baru berhasil menolong ± 50% pasangan
infertililitas untuk memperoleh anak. Di masyarakat kadang infertilitas di salah
artikan sebagai
ketidakmampuan mutlak untuk memiliki anak atau ”kemandulan” pada kenyataannya
dibidang reproduksi, infertilitas diartikan sebagai kekurangmampuan pasangan untuk
menghasilkan keturunan, jadi bukanlah ketidakmampuan mutlak untuk memiliki
keturunan. Menurut catatan WHO, diketahui penyebab infertilitas pada perempuan di
antaranya, adalah: factor tuba fallopii
(saluran telur) 36%, gangguan ovulasi 33%, endometriosis 30%, dan hal lain yang
tidak diketahui sekitar 26%.Hal ini berarti sebagian besar masalah infertilitas pada
perempuan disebabkan oleh gangguan pada organ reproduksi atau karena gangguan
proses ovulasi. Di Indonesia terdapat sekitar tiga juta pasangan suami istri yang tidak
mempunyai anak dan dikatakan sebagai pasangan yang mengalami kemandulan atau
infertilitas. Sebagian besar pasangan suami istri berpikir bahwa mereka akan mudah
memperoleh anak. Sebetulnya 1 diantara 10 pasang akan mengalami hambatan untuk
mempunyai anak. Sekitar 40 % kasus infertilitas disebabkan oleh kemandulan
wanita, 30 % disebabkan oleh kemandulan pria dan 30% oleh keduanya.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan infertilitas?
2. Apa saja jenis infertilitas?
3. Apa saja penyebab infertilitas?
4. Bagaimana infertilitas pada kaum pria dan wanita?
5. Apa saja gejala dan pencegahan infertilitas?
6. Bagaimana cara penanganan infertilitas?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui dan memahami pengertian infertilitas
2. Untuk mengetahui faktor penyebab infertilitas pada wanita
3. Untuk memahami bagaimana cara pencegahan dan penanggulangan infertilitas
BAB II

PEMBAHASAN

A. Definisi infertilitas
Infertilitas adalah ketidak kemampuan untuk hamil setelah sekurang-kurangnya satu
tahun berhubungan seksual setidaknya empat kali seminggu tanpa kontrasepsi (sting
B 2005:5). Ada pula pengertian lain yaitu, infertilitas adalah pasangan suami istri
yang telah menikah selama satu tahun dan sudah melakukan hubungan seksual
tanpa mengunakan kontrasepsi tetapi belum memiliki anak (Sarwono, 2000). Menurut
dokter ahli reproduksi, sepasang suami istri dikatakan infertil jika tidak hamil setelah
12 bulan melakukan hubungan intim secara rutin (1-3 kali seminggu).dan bebas
kontrasepsi bila perempuan berumur kurang dari 34 tahun. Tidak hamil selama 6
bulan melakukan hubungan intim secara rutin (1-3 kali seminggu). Dan bebas
kontrasepsi bila perempuan berumur lebih dari 35 tahun serta perempuan yang bisa
hamil namun tidak sampai melahirkan sesuai masanya (37-42 minggu). Pada dasarnya
infertilitas adalah ketidakmampuan secara biologis dari seorang laki-laki atau
perempuan untuk menghasilkan keturunan.

B. Jenis Infertilitas
Jenis infertilitas ada dua yaitu infertilitas primer dan infertilitas sekunder.
1. Infertilitas primer
Dikatakan infertilitas primer apabila istri belum pernah hamil walaupun melakukan
hubungan seksual tanpa usaha kontrasepsi dan berada pada kepada kemungkinan
kehamilan selama dua belas bulan.
Penyebab infertilitas primer Infertilitas primer banyak dialami oleh pasangan suami
istri, penyebabnya dapat disebabkan oleh gaya hidup masing-masing yang kurang
sehat. Seperti tidak tercukupinya asupan makanan yang menunjang produksi hormon
reproduksi, tidak melakukan olahraga, stress berkepanjangan yang nantinya akan
mempengaruhi produksi hormon dan masalah waktu yang tepat untuk melakukan
hubungan seksual.
2. Infertilitas sekunder
Dikatakan infertilitas sekunder apabila istri pernah hamil, namun kemudian tidak
terjadi kehamilan lagi walaupun melakukan hubungan seksual tanpa usaha
kontrasepsi dan berada kepada kemungkinan kehamilan selama 12 bulan.
Penyebab infertilitas primer Masalah pada infertilitas sekunder sangat berhubungan
dengan masalah pada pasangan dengan infertilitas primer. Sebagian besar pasangan
dengan infertilitas sekunder menemukan penyebab masalah kemandulan sekunder
tersebut, darikombinasi berbagai faktor meliputi :
a. Usia
Faktor usia sangat berpengaruh pada kesuburan seorang wanita. Selama wanita
tersebut masih dalam masa reproduksi yang berarti mengalami haid yang teratur,
kemungkinan masih bisa hamil. Akan tetapi seiring dengan bertambahnya usia maka
kemampuan indung telur untuk menghasilkan sel telur akan mengalami penurunan.
Penelitian menunjukkan bahwa potensi wanita untuk hamil akan menurun setelah usia
25 tahun dan menurun drastis setelah usia diatas 38 tahun. Berdasarkan penelitian
yang dilakukan oleh National Center for Health Statistic menunjukkan bahwa wanita
subur berusia dibawah 25 tahun memiliki kemungkinan hamil 96% dalam setahun,
usia 25 – 34 tahun menurun menjadi 86% dan 78% pada usia 35– 44 tahun.
(Kasdu,2001:63 ).
b. Masalah Reproduksi
Masalah pada sistem reproduksi dapat berkembang setelah kehamilan awal bahkan,
kehamilan sebelumnya kadang-kadang menyebabkan masalah reproduksi yang benar-
benar mengarah pada infertilitas sekunder, misalnya perempuan yang melahirkan
dengan operasi caesar, dapat menyebabkan jaringan parut yang mengarah pada
penyumbatan tuba. Masalah lain yang juga berperan dalam reproduksi yaitu ovulasi
tidak teratur, gangguan pada kelenjar pituitary dan penyumbatan saluran sperma.
c. Faktor gaya hidup
Perubahan pada faktor gaya hidup juga dapat berdampak pada kemampuan setiap
pasangan untuk dapat menghamili atau hamil lagi. Wanita dengan berat badan yang
berlebihan sering mengalami gangguan ovulasi, karena kelebihan berat badan dapat
mempengaruhi estrogen dalam tubuh dan mengurangi kemampuan untuk hamil. Pria
yang berolah raga secara berlebihan juga dapat meningkatkan suhu tubuh
mereka,yang mempengaruhi perkembangan sperma dan penggunaan celana dalam
yang ketat juga mempengaruhi motilitas sperma ( Kasdu, 2001:66 ).
Penyebab Infertilitas
Penyebab infertilitas dapat dibagi menjadi tiga kelompok:
1. satu pertiga masalah terkait pada wanita,
2. satu pertiga disebabkan oleh faktor kombinasi.

Infertilitas Pada Wanita


Infertilitas pada wanita dapat disebabkan oleh
1. Masalah vagina,
Infeksi vagina seperti vaginitis, trikomonas vaginalis yang hebat akan menyebabkan
infeksi lanjut pada portio, serviks, endometrium bahkan sampai ke tuba yang dapat
menyebabkan gangguan pergerakan dan penyumbatan pada tuba sebagai organ
reproduksi vital untuk terjadinya konsepsi. Disfungsi seksual yang mencegah
penetrasi penis, atau lingkungan vagina yang sangat asam, yang secara nyata dapat
mengurangi daya hidup sperma (Stright B, 2005:60 ).
2. Masalah serviks
Gangguan pada setiap perubahan fisiologis yang secara normal terjadi selama periode
praovulatori dan ovulatori yang membuat lingkungan serviks kondusif bagi daya
hidup sperma misalnya peningkatan alkalinitas dan peningkatan sekresi
(Stright B, 2005:60).
3. Masalah uterus
Nidasi ovum yang telah dibuahi terjadi di endometrium. Kejadian ini tidak dapat
berlangsung apabila ada patologi di uterus. Patologi tersebut antara lain polip
endometrium, adenomiosis, mioma uterus atau leiomioma, bekas kuretase dan abortus
septik. Kelainan-kelainan tersebut dapat mengganggu implantasi, pertumbuhan,
nutrisi serta oksigenisasi janin ( Wiknjosastro, 2002:509 ).
4. Masalah tuba
Saluran telur mempunyai fungsi yang sangat vital dalam proses kehamilan. Apabila
terjadi masalah dalam saluran reproduksi wanita tersebut, maka dapat menghambat
pergerakan ovum ke uterus, mencegah masuknya sperma atau menghambat implantasi
ovum yang telah dibuahi. Sumbatan di tuba fallopi merupakan salah satu dari banyak
penyebab infertilitas. Sumbatan tersebut dapat terjadi akibat infeksi, pembedahan tuba
atau adhesi yang disebabkan oleh endometriosis atau inflamasi (Hall et all. 1974).
Infertilitas yang berhubungan dengan masalah tuba ini yang paling menonjol adalah
adanya peningkatan insiden penyakit radang panggul (pelvic inflammatory disease)
PID ini menyebabkan jaringan parut yang memblok kedua tuba fallopi.
5. Masalah ovarium
Wanita perlu memiliki siklus ovulasi yang teratur untuk menjadi hamil, ovumnya
harus normal dan tidak boleh ada hambatan dalam jalur lintasan sperma atau
implantasi ovum yang telah dibuahi. Dalam hal ini masalah ovarium yang dapat
mempengaruhi infertilitas yaitu kista atau tumor ovarium, penyakit ovarium
polikistik, endometriosis, atau riwayat pembedahan yang mengganggu siklus
ovarium. Dari perspektif psikologis, terdapat juga suatu korelasi antara
hyperprolaktinemia dan tingginya tingkat stress diantara pasangan yang
mempengaruhi fungsi hormone.(Handersen C & Jones K, 2006:86 ).

Gejala dan Pencegahan Infertilitas


 Gejala
Gejala-gejala yang dapat dikategorikan sebagai gejala infertilitas antara lain:
1. Gejala yang timbul tidak kunjung hamil.
2. Reaksi emosional (baik pada isteri, suami maupun keduanya) kerena tidak
memiliki anak.
3. Kemandulan sendiri tidak menyebabkan penyakit fisik, tetapi dampak psikisnya
pada suami, isteri maupun keduanya bisa sangat berat.
4. Pasangan tersebut mungkin akan menghadapi masalah
5. Pernikahan (termasuk perceraian), depresi dan kecemasan

 Pencegahan
Pencegahan Infertilitas dapat dicegah dengan beberapa penyesuaian, yaitu:
1. Kemandulan seringkali sebabkan oleh penyakit menular seksual, karena itu
dianjurkan untuk menjalani perilaku seksual yang aman guna meminimalkan
risiko kemandulan dimasa yang akan datang.
2. Imunisasi gondongan telah terbukti mampu mencegah gondongan dan
komplikasinya pada pria (orkitis). Kemandulan akibat gondongan bisa dicegah
dengan menjalani imunisasi gondongan.
3. Beberapa jenis alat kontrasepsi memiliki risiko kemandulan lebih tinggi misalnya:
IUD, IUD tidak dianjurkan untuk dipakai pada wanita yang belum pernah
memiliki anak
 Penanggulangan
Penanganan pada wanita dapat dibagi dalam 7 langkah yang digambarkan sebagai
berikut:
 Langkah I
Cara yang terbaik untuk mencari penyebab infetilitas pada wanita. Banyak faktor
penting yang berkaitan dengan infertilitas dapat ditanyakan pada pasien. Anamnesis
meliputi hal-hal berikut :
1. Lama fertilitas
2. Riwayat menstruasi, ovulasi dan dismenore
3. Riwayat koitus, frekuensi koitus, dispareunia.
4. Riwayat komplikasi pascapartum, abortus, kehamilan ektopik, kehamilan terakhir.
5. Kontrasespsi yang pernah digunakan.
6. Pemeriksaan infertilitas dan pengobatan sebelumnya.
7. Riwayat penyakit sistematik (tuberculosis, diabetes melitus, tiroid)
8. Pengobatan radiasi, sitostatika, alkoholisme)
9. Riwayat bedah perut/hipofisis/ginekologi
10. Riwayat keluar ASI
11. Pengetahuan kesuburan.

 Langkah II
(Analisis Abnormal) Dilakukan jika hasil anamnesis ditemukan riwayat atau sedang
mengalami gangguan menstruasi, atau dari pemeriksaan dengan suhu basal badan
(SBB) ditemukan anovulasi. Hiperprolaktinemia menyebabkan gangguan sekresi
GnRH yang akibatnya terjadi anovulasi. Kadar normal prolaktin adalah 525 ng/ml.
Jika ditemukan kadar prolaktin >50 ng/ml dosertai gangguan menstruasi, perlu
dipikirkan ada tumor di hipofisis. Pemeriksaan gonadotropin dapat memberi informasi
tentang penyebab tidak terjadinya menstruasi.
 Langkah III
(Uji Pasca-Koitus) Tes ini dapat emberi informasi tentang interaksi antara sperma dan
getah serviks. Jika hasilnya negatif, perlu dilakukan evaluasi kembali terhadap
sperma.
 Langkah IV
(Penilaian Ovulasi) Penilaian ovulasi dapat diukur dengan pengukuran suhu basal
badan (SBB). Sbb dikerjakan setiap hari pada saat bangun pagi hari, sebelum bangkit
dari tempat tidur, atau sebelum makan dan minum. Jika wanita memilki siklus haid
berovulasi, grafik akan memperlihatkan gambaran bifasik, sedangkan yang tidak
berovulasi gambaran grafiknya monofasik. Pada gangguan ovulasi idiopatik yang
penyebabnya tidak diketahui, induksi ovulasi dapat dicoba dengan pemberian
estrogen (umpan balik positif) atau antiestrogen (umpan balik negatif). Cara lain
untuk menilai ovulasi adalah dengan USG. Jika diameter folikel mencapai 18-25 mm,
berarti menunjukkan folikel yang matang dan tidak lama lagi akan terjadi ovulasi.

 Langkah V
(Pemeriksaan Bakteriologi) Perlu dilakukan pemeriksaan bakteriologi dari vagina dan
porsio. Infeksi akibat Clamydia Trachomatis dan Gonokokus sering menyebabkan
sumbatan tuba.
 Langkah VI
(Analisis Fase Luteal) Kadar estradiol yang tinggi pada fase luteal dapat menghambat
implantasi. Pengobatan insufisiensi korpus luteum dengan pemberian sediaan
progesteron alamiah.
 Langkah VII
(Diagnosis Tuba Fallopi) Karena makin meningkatnya penyakit akibat hubungan
seksual, pemeriksaan tuba menjadi sangat penting. Tuba yang tersumbat, gangguan
hormon, dan anovulasi merupakan penyebab tersering infertilitas. Penanganan pada
prediposisi infertilitas bergantung pada penyebabnya, termasuk pemberian antibiotik
untuk infertilitas akibat infeksi.
BAB III
PENUTUP

Kesimpulan
Infertilitas adalah ketidakmampuan secara biologis dari seorang laki-laki atau seorang
perempuan untuk menghasilkan keturunan. Penyebab infertilitas dapat berbeda baik
laki-laki maupun perempuan. Pada wanita, infertilitas dapat disebabkan akibat
masalah pada vagina, serviks ataupun uterus.. Akan lebih baik jika pasangan dapat
mendeteksi dini gejala infertilitas sehingga dapat melakukan tindakan yang lebih
tepat. Begitu juga dengan proses pencegahan maupun penanganan sebaiknya
dikonsultasikan sehingga diagnosa maupun pengobatan dapat berjalan secara optimal

Saran

Bagi mahasiswa agar dapat lebih memahami informasi dan lebih sigap dalam
menyelenggarakan upaya promotif dan preventif mengenai infertilitas, mengingat
banyak faktor dari infertilitas yang dapat dicegah.
DAFTAR PUSTAKA

Daniel, 2008. Benarkah Infertilitas Disebabkan Gaya Hidup. Bandung : PT. Refika
Aditama. Elizabeth, 2005. Panduan kesehatan Bagi Wanita. Jakarta : PT. Prestasi
Pustaka. Herlianto, Harijati. 1971. Fertilitas (Kelahiran) dalam Pengantar Demogarfi.
jakarta: PT Lembaga Demografi UI. Manuaba, IBG., 1999. Memahami Kesehatan
Reproduksi Wanita. Arcan. Jakarta. Permadi, 2008. Mengatasi Infertilitas. Bandung:
PT Grafindo Yatim, Wildan. 1994. Reproduksi Dan Embryologi. Bandung:
Tarsitohttp://andinurfitri27.blogspot.co.id/2013/04/makala-tentang-infertilitas.html
http://ferrystoner.blogspot.com/2013/03/infertilitas.html
https://dieena.wordpress.com/2012/06/23/makalah-infertilitas
http://caramemperbesarpenisku.net/mengetahui-ciri-ciri-sperma-yang-sehat-dan-
tidak-sehat/ diakses 02 Juni 2016 http://spermayangbaik.com/ciri-ciri-sperma-yang-
baik/ diakses 02 Juni 2016 http://www.ayahbunda.co.id/bayi-gizi-kesehatan/beda-
sperma-normal-dan-abnormal diakses 02 Juni 2016

Anda mungkin juga menyukai