PENDAHULUAN
Penyakit Gagal ginjal kronik (GGK) adalah suatu proses patofisiologi dengan etiologi
yang beragam, mengakibatkan penurunan fungsi ginjal yang progresif danpada umumnya
berakhir dengan gagal ginjal. Selanjutnya gagal ginjal adalah suatukeadaan klinis yang
ditandai dengan penurunan fungsi ginjal yang ireversibel padasuatu saat yang memerlukan
terapi pengganti ginjal yang tetap berupa dialisis atau
transplantasi ginjal4.
Glomerulonefritis dalam beberapa bentuknya merupakan penyebab paling banyak
yang mengawali gagal ginjal kronik. Kemungkinan disebabkan oleh terapi glomerulonefritis
yang agresif dan disebabkan oleh perubahan praktek program penyakit ginjal tahap akhir
yang diterima pasien, diabetes melitus dan hipertensi sekarang adalah penyebab utama gagal
ginjal kronik1.
Uremia adalah suatu sindrom klinik dan laboratorik yang terjadi pada semua organ,
akibat penurunan fungsi ginjal pada penyakit ginjal kronik, penyajian dan hebatnya tanda dan
gejala uremia berbeda dari pasien yang satu dengan pasien yang lain, tergantung paling tidak
sebagian pada besarnya penurunan massa ginjal yang masih berfungsi dan kecepatan
hilangnya fungsi ginjal.
Prevalensi gagal ginjal kronis menurut united state renal data system (USRDS)
bedasarkan survei dari perhimpunan nefrologi indonesia ( PENEltahFRI) menyebutkan
bahwa indonesia merupakan negara dengan prevalensi gagal ginjal kronik yang cukup tinggi
yaitu sekitar 30,7 juta penduduk.menurut pt askes ada sekitar 14,3 juta orang indonesia gagal
ginjal tahap akhir saat ini mengjalani pengobatan yaitu dengan prevalensi 433 perjumlah
penduduk jumlah ini akan meningkat hingga melebihi 200 juta pada tahun 2025.
1
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Batas atas ginjal kiri setinggi iga ke 11 dan iga kanan setinggi iga ke 12.bats
bawah ginjal kiri setinggi vetrtebra lumbalis ke 3.setiap ginjal memiliki panjang 11-25
cm,lebar 5-7 cm,tebal 2,5 cm.berat ginjal pada pria dewasa 150-170 gram dan pada
wanita dewasa 115-155 gram dengan bentuk seperti kacang.sisi dalam nya menghadap
ke vetebrae thorakalis,sisi larnya cembung.diatas setiap ginjal terdapat kalenjar
suprarenal. 2
2
Setiap ginjal dilengkapi kapsul tpis dari jaringan fibrus yang dapat
membungkusnya dan membentuk pembungkus yang halus.didalamnya terdapat struktur
ginjal,warna nya ungu hasilkan 180l fitltttttttttua dan terdiri atas bagian korteks di
sebelah luar dan medulla dibagian dalam.bagian medulla terdiri 15-16 massa bebentuk
piramid yang disebut piramid ginjal yang mengandung tubullus colligentes dan
mempunyai apex yang disebut papila renalis yang menonjol kealam calyx
minor.pemanjangan tubulus dari pyramidal renalis kedalam cortex renalis disebut radii
medullares.lobus renalis adalah bagian parenkim yang berisi pyramid disertai cortex
disekitarnya.di dalam sinus renalis terdapat pelvis renalis yang akan terbagi menjadi 2-3
buah calices renalis majores.tiap calyx major terbagi lagi 7-14 buah calices minores1
Ginjal melaksanakan tiga proses dasar menjalankan sistem regulatorik dan eksretorik yaitu :
a.filtrasi glomerulus
3
gelatinosa asesuler yang dikenal sebagai membaran basal dan lapisan dalam kapsul
bowman,protein plasma hampir tidak dapat difitrasi dan ≤ 1 % molekul albumin
yang berhasil lolos untuk masuk kekapsul bowman. GFR dapat dipengaruhi oleh
jumlah tekanan hidrostatik osmotik koloid yang melintasi membran
glomerulus.dalam keadaan normal,sekitar 20% plasma masuk ke glomerulus
difitrasi dengan filtrasi 10 mmhg dan menghasilkan 180L filtrat glomerulus setiap
hari untuk GFR rata-rata 125 ml/menit pada pria dan 160 L filtrasi perhari dengan
GFR 115 ml/menit untuk wanita.
b.Reabsorbsi tubulus
c.sekresi tubulus
4
2.2 Definisi Gagal Ginjal Kronis
Penyakit ginjal kronis adalah suatu proses patofisiologis dengan etiologi yang
beragam,mengkibatkan penurunan fungsi ginjal yang progesif dan pada umunya
berakhir dengan gagal ginjal.Gagal ginjal adalah suatu keadaan klinis yang ditandai
dengan penurunan fungsi ginjal yang irreversibel ,pada suatu derajad yang
memerlukan terapi pengganti ginjal yang tetap berupa dialisis atau tranplatasi
ginjal(perhimpunan dokter spesialis penyakit dalam indonesia 2006)
Gagal ginjal kronis adalah penyakit ginjal tahap akhir merupakan gangguan
fungsi hati yang progesif dan irreversible dimana kemmpuan tubuh gagal untuk
memeprtahankan metabolisme dan keseimbangan cairan dan elektrolit menyebabkan
uremia dan retensi urea dan sampah nitrogen lainnya dalam darah) (suharyanto dan
madjid 2009)
1
Kerusakan ginjal > 3 bulan, yaitu kelainan struktur atau fungsi ginjal, dengan atau tanpa
penurunan laju filtrasi glomerulus berdasarkan:
- Kelainan patologik
- Petanda kerusakan ginjal seperti proteinuria atau kelainan pada pemeriksaan pencitraan
2
Laju filtrasi glomerulus < 60 ml/menit/1,73m² selama > 3 bulan dengan atau tanpa
kerusakan ginjal
2.3 Klasifikasi
Klasifikasi penyakit ginjal kronik didasarkan atas dua hal yaitu atas dasar
derajat (stage) penyakit dan dasar diagnosis etiologi. Klasifikasi atas dasar derajat
penyakit dibuat atas dasar LFG yang dihitung dengan mempergunakan rumus
Kockcorft-Gault sebagai berikut: LFG (ml/menit/1,73m²) = (140-umur)x berat badan /
72x kreatinin plasma (mg/dl)*)
5
*) pada perempuan dikalikan 0,85
Tabel 2.2 Klasifikasi Penyakit Ginjal Kronik atas Dasar Derajat Penyakit
Derajat Penjelasan LFG (ml/mnt/1,73m²)
1 Kerusakan ginjal dengan LFG normal atau ↑ > 90
2 Kerusakan ginjal dengan LFG↓ ringan 60-89
3 Kerusakan ginjal dengan LFG↓ sedang 30-59
4 Kerusakan ginjal dengan LFG↓ berat 15- 29
5 Gagal ginjal < 15 atau dialisis
Tabel 2.3 Klasifikasi Penyakit Ginjal Kronik atas dasar Diagnosis Etiologi
Penyakit Tipe mayor (contoh)
Penyakit ginjal Diabetes Diabetes tipe 1 dan 2
Penyakit ginjal non diabetes Penyakit glomerular(penyakit otoimun,
infeksi sistemik, obat, neoplasia)
Penyakit vascular (penyakit pembuluh
darah besar, hipertensi,mikroangiopati)
Penyakit tubulointerstitial (pielonefritis
kronik, batu, obstruksi, keracunan obat)
Penyakit kistik (ginjal polikistik)
Penyakit pada transplantasi Rejeksi kronik
Keracunanobat
( siklosporin/takrolimus)
Penyakit recurrent (glomerular)
Transplant glomerulopathy
2.4 Epidemiologi
6
prevalensi 433 perjumlah penduduk jumlah ini akan meningkat hingga melebihi 200 juta
pada tahun 2025
2.5 Etilogi
Tabel 2.4
7
2.7 Gejala klinis
a.Kelainan hemopoesis
Mual dan muntah sering merupakan keluhan utama dari sebagian pasien gagal
ginjal kronik terutama stadium erminal.patogenesis mula dan muntah masih belum
jelas diduga memiliki hbungan dengan dekompsi oleh flora usus sehingga berbentu
amonia.amonia nilah yang menyebabkan iritasi dan rangsangan usus halus.keluhan –
keluhan saluran cerna ini akan segera mereda atau hilang setelah pembatasan diet dan
antibiotika
c.Kelainan mata
d.Kelainan kulit
gatal sering menggangu pasien , patogenenesis masih belum jelas dan diduga
ada hubungan dengan hiperparatiroidime sekunder.keluhan gatal ini akan segera
menghilang setelah tindakan paratirodektomi . kulit biasanya menjadi kering dan
bersisik tidak jarang dijumpai timbunan kristal urea pada kulit permukaan dan
dinamakan urea frost.
8
e.Kelaianan selaput serosa
kelainan selaput serosa seperti pleuritis dan perikarditis sering dijumpai pada
gagal ginjal kronik terutama pada stadium terminal . kelainan selaput serosa merupakan
salah satu indikasi mutlak untuk segera dilakukan dialisis.
f.Kelainan neuropsikiatri
beberapa kelinan mental ringan seperti eosi labil , dilusi , insomnia dan depresi
sering dijumpai pada apsien gagal ginjal kronik . kelianan mental berat seperti onfusi ,
dilusi dan tidak jarang dijumpai gejala psikosis juga sering dijumpai pada pasien agal
ginjal kronik. Kelianan mental ringan dan berat ini sering di jumpai pada pasien dengan
atau tanpa hemodialisi dan tergantung dari asa kepribadian ( personnalitas )
g.Kelainan kardiovaskular
patogenesis gagal jantung progesif pada gagal ginjal kronik sangat komplek
beberapa faktor seperti anemia,hipertensi,aterioskelrosis,,kalsivifasi sistem
vaskuler , sering dijumpai pada pasien gagal ginjal kronik terutama pad astadium
terminal dapat menyebabkan kegagalan faal jantung
9
2.8 Patofisiologi
10
2.9 Komplikasi
11
Penyakit ginjal kronik mengkibatkan berbagai komplikasi yang manifestasi nya sesuai
dengan derajad penurunan fungsi ginjal yang terjadi.tabel 2.5
2.10 Diagnosis
b.Pemeriksaan laboratorium
12
Tujuan pmeriksaan yaitu memastikan dan menentukan derajad penurunan faal
(LFG),identifikasi etiologi dan menentukan perjalanan penyakit termasuk semua faktor yang
memperburuk faal ginjal.
1).pemeriksaan faal ginjal (LFG) . pemeriksaan ureum,kreatinin serum dan asam urat
serum sudah cukup mendai sebagai ujisaring untuk faal ginjal (LFG).
2).Etilogi fafal ginjal kronik , analisi urin rutin mikrobiologi urin , kimia darah
elektrolit dan imunodignosis.
2.11 Penatalaksanaan.
1. Terapi konservatif
elektrolit.
mencegah atau mengurangi toksin azotemia, tetapi untuk jangka lama dapat
13
b. Kebutuhan jumlah kalori. Kebutuhan jumlah kalori (sumber energi) untuk GGK
c. Kebutuhan cairan. Bila ureum serum > 150 mg% kebutuhan cairan harus adekuat
bersifat individual tergantung dari LFG dan penyakit ginjal dasar (underlying renal
disease).
2. Terapi simtomatik
1). Asidosis metabolic. Asidosis metabolik harus dikoreksi karena meningkatkan serum
diberikan suplemen alkali. Terapi alkali (sodium bicarbonat) harus segera diberikan
2). Anemia. Transfusi darah misalnya Paked Red Cell (PRC) merupakan salah satu
pilihan terapi alternatif, murah, dan efektif. Terapi pemberian transfusi darah harus
3). Keluhan gastrointestinal Anoreksi, cegukan, mual dan muntah, merupakan keluhan
yang sering dijumpai pada GGK. Keluhan gastrointestinal ini merupakan keluhan
utama (chief complaint) dari GGK. Keluhan gastrointestinal yang lain adalah
ulserasi mukosa mulai dari mulut sampai anus. Tindakan yang harus dilakukan yaitu
a. Kelainan kulit. Tindakan yang diberikan harus tergantung dengan jenis keluhan
kulit.
14
b. Kelainan neuromuscular. Beberapa terapi pilihan yang dapat dilakukan yaitu
paratiroidektomi.
yaitu pada LFG kurang dari 15 ml/menit. Terapi tersebut dapat berupa hemodialisis,
a. Hemodialisis
Tindakan terapi dialisis tidak boleh terlambat untuk mencegah gejala toksik
azotemia, dan malnutrisi. Tetapi terapi dialisis tidak boleh terlalu cepat pada pasien
GGK yang belum tahap akhir akan memperburuk faal ginjal (LFG). Indikasi
tindakan terapi dialisis, yaitu indikasi absolut dan indikasi elektif. Beberapa yang
bendungan paru dan kelebihan cairan yang tidak responsif dengan diuretik,
hipertensi refrakter, muntah persisten, dan Blood Uremic Nitrogen (BUN) > 120
mg% dan kreatinin > 10 mg%. Indikasi elektif, yaitu LFG antara 5 dan 8
(CAPD) di pusat ginjal di luar negeri dan di Indonesia. Indikasi medik CAPD, yaitu
pasien anak-anak dan orang tua (umur lebih dari 65 tahun), pasien-pasien yang telah
15
mengalami perdarahan bila dilakukan hemodialisis, kesulitan pembuatan AV
shunting, pasien dengan stroke, pasien GGT (gagal ginjal terminal) dengan residual
urin masih cukup, dan pasien nefropati diabetik disertai co-morbidity dan co-
tinggi untuk melakukan sendiri (mandiri), dan di daerah yang jauh dari pusat ginjal.
c. Transplantasi ginjal
tabel 2.6
Retensi
Endokrin
16
Pruritis
17
BAB IV
DISKUSI KASUS
teori kasus
Anamnessa - Gangguan kadiovaskular seperi sering sesak - Sesak nafas
nafas dan nyeri dada - Mual
- Gangguan pada sistem pencernaan seperti nafsu - Lemas,sulit tidur
makan menurun,mual hingga muntah - Berat badan
- Enselofati metabolik,seperti persaan lemah,tidak menurun
bisa tidur,gangguan konsentrasi,tremor,hingga
kejang
- Penurunan fungsi imun dapat mengakibatkan
berat badan menurun
Pemeriksaan - Hipertensi, - Hipertensi
fisik - piting oedem, - Pitting oedem
- peningkatan vena jugularis, tibia interior
- oedem periorbital, friction sub pericardial, (+/+)
- konjungtiva anemis, - Peningkatan
vena jugularis
+3
- Oedem
periorbital(+/
+)
- Konjungtiva
anemis(+/+)
Pemeriksaan - Gambaran laboratorium :terdapat penurun fungsi - Ureum : 272 µg/dl
Penunjang ginjal berupa peningkatan kadar natrium dan - Kreatinin : 16,23
kreatinin serum serta penurunan kadar LKG mg/dl
(laju filtrasi glomerolus) - Eltrolite clorida
- Kalium biokimia berupa penurunan kadar 11%
hemoglobin,peningkatan kadar asam urat,hiper - Alkali fosfat
atau hipoglikemia,hipoaterimia, hiper atau 236u/i
18
hipokloremia,hipofosfotermia,hipokalsemia,asid - Hb 3,7 gr
osis metabolik
Komplikasi - malnutrisi - Berat badan
- Anemia underweight
- Gagal jantung - Anemia
- Hipertensi - CHF grade IV
- Asidosis metabolik - Anemia
- Hipertensi
- Oedem paru
dextra
Penatalaksan - Optimalisasi dan petahankan keseimbangan - Bed rest
aan cairan dan garam - Diet MII
- Diet tinggi kalori dan rendah protein - IVFD RL 20gtt/i
- Kontrol hipertensi - Inj ranitidine
- Kontrol ketidakseimbangan kalori 1mg/12 jam
- Mencegah penyakit tulang - Inj ceftrixson
- Pemerian PRC 1mg/8jam
- Furosemid
25gr/8jam
- Captopril 25mg
2x1
- Sulfus kerasuss
3x200mg tab
- Transfuse PRC
19
DAFTAR PUSAKA
20