Anda di halaman 1dari 8

1

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Menurut Wilkinson (2007), secara umum evaluasi diartikan sebagai proses yang
disengaja dan sistematik dimana penilaian dibuat mengenai kualitas, nilai atau kelayakan
dari sesuai dengan membandingkan pada kriteria yang diidentifikasi atau standar
sebelumnya. Keperawatan kesehatan masyarakat pada dasarnya adalah pelayanan
keperawatan profesional yang merupakan perpaduan antara konsep kesehatan masyarakat
dan konsep keperawatan yang ditujukan pada seluruh masyarakat dengan penekanan pada
kelompok berisiko tinggi. Upaya pencapaian derajat kesehatan optimal dilakukan melalui
peningkatan kesehatan (promotif) dan pencegahan penyakit (preventif) di semua tingkat
pencegahan (levels of prevention) dengan menjamin keterjangkauan pelayanan kesehatan
yang di butuhkan dan melibatkan klien sebagai mitra kerja dalam perencanaan,
pelaksanaan, dan evaluasi pelayanan keperawatan (Depkes, 2006). Keluarga yang sehat
adalah keluarga yang membantu anggota keluarga untuk mencapai tuntutan-tuntutan bagi
perawatan diri, dan sejauh mana keluarga memenuhi fungsi-fungsi keluarga dan
menyelesaikan tugas-tugas yang sesuai dengan tingkat perkembangan keluarga.
(Friedman, 2002).
Dalam proses keperawatan, evaluasi adalah suatu aktivitas yang direncanakan,
terus menerus, aktifitas yang disengaja dimana klien, keluarga dan perawat serta tenaga
kesehatan professional lainnya menentukan Wilkinson (2007):
1. Kemajuan klien terhadap outcome yang dicapai
2. Kefektifan dari rencana asuhan keperawatan
Sebagai perawat yang professional, kita harus selalu berfikir kritis dari setiap tahap
karena hal tersebut untuk keberhasilan perawatan terutama dalam tahap evaluasi. Evaluasi
adalah suatu usaha untuk mengukur dan memberi nilai secara obyektif pencapaian hasil-
hasil yang telah direncanakan sebelumnya.
Evaluasi merupakan suatu proses untuk menjelaskan secara sistematis untuk
mencapai obyektif, efisien, dan efektif, serta untuk mengetahui dampak dari suatu kegiatan

1
2

dan juga membantu pengambilan keputusan untuk perbaikan satu atau beberapa aspek
program perencanaan yang akan datang.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apakah pengertian evaluasi keperawatan keluarga ?
2. Apa saja jenis-jenis evaluasi ?
3. Bagaimanakah langkah-langkah evaluasi keperawatan keluarga ?
4. Bagaimana pendekatan dan strategi evaluasi keperawatan keluarga ?
5.

1.3 Tujuan

1. Untuk mengetahui pengertian evaluasi keperawatan keluarga


2. Untuk mengetahui jenis-jenis evaluasi
3. Untuk mengetahui langkah-langkah evaluasi keperawatan keluarga
4. Untuk mengetahui pendekatan dan strategi evaluasi keperawatan keluarga
3

BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian evaluasi keperawatan keluarga

Evaluasi adalah aktivitas yang direncanakan, berkelanjutan, dan terarah ketika


klien dan professional kesehatan menentukan kemajuan klien menuju pencapaian tujuan
atau hasil keefektifan rencana asuhan keperawatan dengan tindakan intelektual dalam
melengkapi proses keperawatan yang menandakan keberhasilan untuk diagnosa
keperawatan, rencana intervensi dan implementasinya. Tahap evalausi memungkinkan
perawat dalam memonitor apa yang terjadi selama pengkajian, analisis, perencanaan dan
implementasi intervensi (Nursalam, 2008).
Tahap penilaian atau evaluasi adalah perbandingan yang sistematik dan terencana
tentang kesehatan klien dengan tujuan yang telah ditetapkan, dilakukan dengan cara
bersinambungan dengan melibatkan klien dan tenaga kesehatan lainnya. Dalam melakukan
tindakan keperawatan, perlu dilakukan evaluasi keperawatan.
Evaluasi keperawatan keluarga merupakan tahap akhir dari rangkaian proses
keperawatan yang berguna apakah tujuan dari tindakan keperawatan yang telah dilakukan
tercapai atau perlu pendekatan lain dalam proses keperawatan keluarga . Sesuai dengan
rencana tindakan yang telah diberikan, dilakukan penilaian untuk melihat keberhasilannya.
Bila tidak atau belum berhasil, perlu disusun rencana baru yang sesuai.
Semua tindakan keperawatan mungkin tidak dapat dilaksanakan dalam satu kali
kunjungan ke keluarga. Untuk itu dapat dilaksanakan secara bertahap sesuai dengan waktu
dan kesediaan keluarga. Penilaian dalam keperawatan merupakan kegiatan dalam
melaksanakan rencana tindakan yang telah ditentukan, untuk mengetahui pemenuhan
kebutuhan klien secara optimal dan mengukur hasil dari proses keperawatan.

2.2 Jenis Evaluasi

1. Evaluasi formatif (proses)


Fokus pada evaluasi proses (formatif) adalah aktivitas dari proses keperawatan
dan hasil kualitas pelayanan asuhan keperawatan. Evaluasi proses harus

3
4

dilaksanakan segera setelah perencanaan keperawatan diimplementasikan untuk


membantu menilai efektivitas intervensi tersebut. Evaluasi proses harus terus menerus
dilaksanakan hingga tujuan yang telah ditentukan tercapai. Metode pengumpulan data
dalam evaluasi proses terdiri atas analisis rencana asuhan keperawatan, pertemuan
kelompok, wawancara, observasi klien, dan menggunakan form evaluasi. Ditulis pada
catatan perawatan. Contoh: membantu pasien duduk semifowler, pasien dapat duduk
selama 30 menit tanpa pusing.
2. Evaluasi Sumatif (hasil)
Rekapitulasi dan kesimpulan dari observasi dan analisa status kesehatan sesuai
waktu pada tujuan. Ditulis pada catatan perkembangan. Fokus evaluasi hasil (sumatif)
adalah perubahan perilaku atau status kesehatan klien pada akhir asuhan keperawatan.
Tipe evaluasi ini dilaksanakan pada akhir asuhan keperawatan secara paripurna.

2.3 Langkah-langkah evaluasi keperawatan keluarga

Langkah-langkah evaluasi keperawatan keluarga sebagai berikut :

1. Menentukan kriteria, standar dan pertanyaan evaluasi


2. Mengumpulkan data baru tentang klien
3. Menafsirkan data baru
4. Membandingkan data baru dengan standar yang berlaku
5. Merangkum hasil dan membuat kesimpulan
6. Melaksanakan tindakan yang sesuai berdasarkan kesimpulan

2.4 Pendekatan dan strategi evaluasi keperawatan keluarga

1. Strategi Pendekatan Kesehatan Keluarga Sebagai Kontek (Family as Contex)


Berikut ini merupakan relasional yang menunjang terhadap kesinambungan
pelayanan kesehatan dengan keluarga sebagai kontek, yakni :
 Individu ditempatkan pada fokus pertama sedangkan keluarga yang kedua
 Fokus pelayanan keperawatan: individu.
5

 Individu atau anggota keluarga akan dikaji dan diintervensi.


 Keluarga akan dilibatkan dalam berbagai kesempatan.
2. Strategi Pendekatan Kesehatan Keluarga Sebagai Klien (Family as Client)

Berikut ini merupakan relasional yang menunjang terhadap kesinambungan


pelayanan kesehatan dengan keluarga sebagai klien, yakni:

 Perhatian utama pada keluarga sedangkan individu kedua.


 Keluarga dilihat sebagai penjumlahan dari individu-individu anggota
keluarga.
 Perhatian dikonsentrasikan bagaimana kesehatan individu berdampak pada
keluarga secara keseluruhan.
3. Strategi Pendekatan Kesehatan Keluarga Sebagai Sistem (Family as System)
Berikut ini merupakan relasional yang menunjang terhadap kesinambungan
pelayanan kesehatan dengan keluarga sebagai sistem, yakni :
 Fokus pada keluarga sebagai klien dan keluarga adalah sistem yang
berinteraksi.
 Pendekatan pada individu sebagai anggota keluarga dan keluarga secara
bersamaan.
 Interaksi antara anggota keluarga menjadi target intervensi keperawatan
(seperti: hubungan orang tua dan anak, antara hirarki orang tua).
4. Strategi Pendekatan Kesehatan Keluarga Sebagai Komponen Sosial (Family as
Component of Society)

Berikut ini merupakan relasional yang menunjang terhadap kesinambungan


pelayanan kesehatan dengan keluarga sebagai komponen sosial, yakni:

 Keluarga dilihat sebagai sebuah institusi sosial, pendidikan, spiritual,


ekonomi, dan kesehatan.
 Kelurga adalah unit utama dan kumpulan keluarga akan membentuk sistem
yang lebih besar yaitu masyarakat.
 Keluarga berinteraksi dengan institusi lain untuk menerima, bertukar dan
saling memberi layanan.
6

5. Lima Pendekatan Promkes ( Similarly, Ewles dan Simnett (1999) ) :

1. Pendekatan medis (preventif)

Pendekatan ini dikonsepkan pada keberadaan penyakit. Hal ini digunakan untuk
mencegah penyakit dan kematian imunisasi.Kegiatan melalui kampanye media dan
edukasi.

Fokus : individu membuat keputusan untuk tetap sehat dengan mencegah penyakit.

2. Pendekatan Perilaku

Pendekatan ini bertujuan untuk mendorong masyarakat agar mengadopsi


perilaku kesehatan yang yang digunakan dalam pemeliharaan kesehatan. Pendekatan
ini membuat masyarakat bebas membuat pilihan tentang perubahan perilaku yang
berhubungan dengan kesehatan.

Kegiatan : komunikasi dan konseling.

3. Pendekatan edukasi

Pendekatan ini memfasilitasi proses belajar melalui dialog dan diskusi dengan
mengintegrasikan kehidupan dengan model pendidikan. Taktik yang digunakan ialah :
Health Education Authority (HEA), seperti meningkatkan kepedulian resiko merokok
pada ibu hamil.

4. Pendekatan perubahan social.

Pendekatan ini harus menjamin bahwa sehat lebih mudah dicapai dan
mendukung perhatian kesehatan untuk semua. Fokus tidak merubah perilaku individu
tetapi pada pengaruh positif kesehatan masyarakat.

5. Pendekatan berpusat pada klien


7

Pendekatan ini berdasar pada hubungan seimbang antara profesi kesehatan


dengan klien Profesi kesehatan memberi bimbingan, dukungan dan dorongan agar
klien dapat membuat piliha.
8

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Dari makalah ini, kami dapat menarik kesimpulan bahwasanya pada proses
keperawatan terdapat proses akhir yang disebut proses evaluasi, dimana proses ini sangat
penting dan berpengaruh pada hasil dari proses keperawatan, sehingga kita sebagai
mahasiswa keperawatan menyadari akan urutan-urutan dari tahapan evaluasi. Tahapan
evaluasi dititik beratkan pada tujuan dari evaluasi itu sendiri yaitu menjamin asuhan
keperawatan secara optimal dan meningkatkan asuhan keperawatan sehingga para
mahasiswa setelah membaca makalah ini diharapkan dapat meningkatkan dan mengetahui
dari tahapan evalusi itu sendiri. Evalusi adalah proses penilaian pencapaian tujuan serta
pengkajian ulang rencana keperawatan. Evaluasi adalah kegiatan intelektual untuk
melengkapi proses keperawatan yang menandakan seberapa jauh diagnosa keperawatan,
rencana tindakan pelaksanaannya sudah berhasil dicapai. Evaluasi merupakan tahap
terakhir dari proses keperawatan, namun tidak berhenti sampai disini. Evaluasi hanya
menunjukan masalah mana yang telah dapat dipecahkan dan mana yang perlu dikaji ulang,
direncanakan kembali, dilaksanakan dan dievalusi kembali,jadi proses keperawatan
merupakan siklus yang dinamis bekelanjutan.

3.2 Saran

Setelah membaca makalah ini, kami berharap semua perawat dapat menerapkan
konsep evaluasi keperawatan dengan sebaik-baiknya dalam melakukan proses
keperawatan,sehingga proses keperawatan yang dilakukan oleh perawat tersebut
memperoleh keberhasilan.

Anda mungkin juga menyukai