Alcaligenes Macrosporium
1.500-4.500 bacillus Penicillium
Aspergillus
4.500-7.500 Bacillus Clasdosporium
Sarcina Aspergillus
7.500-10.500 Bacillus Hormodendrum
Bacillus Aspergillus
10.500-13.500 Kurthia Hormodendrum
Micrococcus
13.500-16.500 Bacillus Penicillium
• Contoh-contoh udara diatas diambil dari daerah
perindustrian selama jangka waktu beberapa bulan.
Bagian terbanyak dari beberapa mikroflora asal-udara
adalah spora kapang; yang terutama ialah genus
Aspergillus. Di antara tipe-tipe bakteri di dapati
bakteri pembentuk spora dan bukan pembentuk spora,
basilus Gram positif, kokus Gram positif, dan basilus
Gram negatif
• Faktor-faktor lingkungan yang mempengaruhi mikroba udara
adalah suhu atmosfer, kelembaban, angin, ketinggian, dan
lain-lain. Temperatur dan kelembaban relatif adalah dua
faktor penting yang menentukan viabilitas dari
mikroorganisme dalam aerosol.
• Ada peningkatan yang progresif di tingkat kematian dengan
peningkatan suhu dari -18° C sampai 49o C. Virus dalam
aerosol menunjukkan perilaku serupa. Partikel influenza,
polio dan virus vaccinia lebih mampu bertahan hidup pada
temperatur rendah, 7-24° C. tingkat kelembaban relatif (RH)
optimum untuk kelangsungan hidup mikroorganisme adalah
antara 40 sampai 80%.
• Kelembaban relatif (RH) yang lebih tinggi maupun lebih
rendah menyebabkan kematian mikroorganisme. Gol virus
mampu bertahan hidup lebih baik pada RH 17- 25%. Namun,
virus poliomyelitis bertahan lebih baik pada RH 80 – 81%.
Kemampuan mikroba bertahan hidup lebih ditentukan oleh RH
dan suhu.
• Peningkatan suhu menyebabkan penurunan waktu
bertahan. Pengaruh angin, penting dalam penyebaran
mikroorganisme . Arus angin juga memproduksi turbulensi
udara yang menyebabkan distribusi vertikal mikroba udara.
Pola cuaca global juga mempengaruhi penyebaran vertikal.
Ketinggian membatasi distribusi mikroba di udara. Semakin
tinggi dari permukaan bumi, udara semakin kering, radiasi
ultraviolet semakin tinggi, dan suhu semakin rendah sampai
bagian puncak troposfer. mikroba yang masih mampu bertahan
pada ketinggian adalah mikroba dalam fase spora dan bentuk-
bentuk resisten lainnya.
Penyakit yg ditularkan mell udara
1. Tuberkulosis atau TBC
2. Meningitis (radang selaput otak) , i virus,
bakteri ataupun jamur yang menyebar masuk
kedalam darah dan berpindah kedalam cairan
otak, cth Mo :
a. Streptococcus pneumoniae (pneumococcus).
b. Neisseria meningitidis (meningococcus).
c. Haemophilus influenzae (haemophilus).
d. Listeria monocytogenes (listeria).
e.Bakteri lainnya yang juga dapat menyebabkan
meningitis adalahStaphylococcus aureus
dan Mycobacterium tuberculosis.
3. Avian Influenza atau flu burung adalah suatu penyakit
menular yang disebabkan oleh virus influenza H5N1.
4. Pneumonia (radang paru)
5. Sindrom pernapasan akut parah atau Severe Acute
Respiratory Syndrome (SARS)
5. UDARA RUANGAN
TUJUAN
• Umum: mencegah infeksi
nosokomial
• Khusus: mencegah terjadi
resistensi antibiotika
Pengertian Infeksi Nosokomial
Adalah infeksi yang terjadi atau didapat penderita
ketika sedang dirawat di rumah sakit, dengan
ketentuan sbb:
1. Pada saat psn msk RS tdk didptkan tanda2 klinis
dan tdk sedang dalam masa inkubasi
2. Infeksi timbul sekurang2nya 3 x 24 jam sejak
dirawat di RS,
3. Infeksi tjd pd psn dg masa perawatan lebih lama
drpd masa inkubasi penyakit tsb.
18
RANTAI PENULARAN PENYAKIT INFEKSI
Agen Penyebab
Infeksi
Bakteri, Jamur, Virus,
Riketsia, Parasit
Cara Penularan:
Kontak; (langsung, tak
langsung, droplet; melalui
Udara; mel. Benda; Vektor
19
2-19
Pengelolaan lingkungan dalam upaya
pencegahan INOS :
20
PARAMETER PEMERIKSAAN UDARA
RUANGAN SEC.MIKROBIOLOGI
PARAMETER MIKROBIOLOGI
•JUMLAH KUMAN
•IDENTIFIKASI BAKTERI
•JAMUR
PARAMETER LAPANGAN
•SUHU / KELEMBABAN
•PENCAHAYAAN
•KEBISINGAN
•PARTIKEL RUANGAN (DEBU)
JENIS RUANGAN
LINGKUNGAN RUMAH SAKIT
•R. Operasi
•R. Perawatan bayi
•R. ICU
•R. Pemulihan
•R. Administrasi
•R. Perawatan dewasa
•R. Gawat darurat
•R. Sterilisasi
LINGKUNGAN NON RS
•PERKANTORAN
ACUAN LEGALITAS PX. UDARA RUANG
RUMAH SAKIT:
KEP.MEN.KES.RI
No.1204/MENKES/SK/X/2004
PERKANTORAN:
KEP.MEN.KES.RI
No.261 tahun 1998 27 Feb. 1998
PERSIAPAN
• ALAT:
1.Mikrobiologi Air Sampler (MAS/AIR IDEAL)
2.Kapas alkohol 70% (Desinfektan)
3.Spidol / label sampel
4.Termohigrometer
5.Lux meter
6.Sound level
7.Perlengkapan K3 (masker,hand shoc dll.)
GB. MAS/AIR IDEAL
PERSIAPAN
• BAHAN :
1.Media agar Plate
Nutrient Agar (NA)/Plate Count Agar (PCA)
Saboroud Dextrosa Agar (SB)
Blood Agar Plate (BAP)
BAP NA/PCA
TEKNIK PENGAMBILAN
1. Gunakan perlengkapan K3 terlebih dulu
sebelum masuk ruang pengambilan
2. Ambil MAS ( tutup penyerap hrs sdh
diseterilisasi) atau beri alkohol 70 % lalu
biarkan beberapa menit hingga kering
3. Masukkan media plate secara aseptis pada
penampang MAS dan langsung ditutup
4. Nyalakan MAS dg cara menekan panel on-start,
upayakan penyerapan menyeluruh keseluruh
bagian ruangan sampai MAS terhenti secara
outomatic
Ambil media secara aseptic dan langsung tutup
dg penutup untuk menghindari resiko
kontaminasi
Tuliskan kode sampel & jumlah volume
pengambilan pada cawan petri
Inkubasi 18 -24 jam pada suhu 35-37oC
PENGAMBILAN
BAKTERI UDARA
PD AC
INTERPRESTASI HASIL
Setelah masa inkubasi tercapai, hasil
pengambilan untuk media NA/PCA dihitung
jumlah koloni yg tumbuh pd cawan petri
1000 Cfu/m3
Udara
• Catatan :
• Pemantauan bakteri udara Ruang RS, Usap
alat makan/lantai min 6 bln sekali;
• Bahan makanan, Makanan dan minuman di RS
min 2x setahun.
INDEKS ANGKA KUMAN MENURUT FUNGSI
RUANG/UNIT
Konsentrasi Maksimum Mikro-
No Ruang / Unit organisme per m3 udara (CFU/m3)
1 Operasi 10
2 Bersalin 200
3 Pemulihan/perawatan 200-500
4 Observasi bayi 200
5 Perawatan bayi 200
6 Perawatan prematur 200
7 ICU 200
8 Jenazah/Autopsi 200-500
9 Penginderaan medis 200
10 Laboratorium 200-500
11 Radiologi 200-500
12 Sterilisasi 200
13 Dapur 200-500
14 Gawat darurat 200
15 Administrasi,pertemuan 200-500
16 Ruang
Disampaikan luka bakar
pada Pelatihan
Pengendalian Infeksi
200
Nosokomial di Balai
Laboratorium Kesehatan tgl 25
Mei 2009 34