Anda di halaman 1dari 19

PERCOBAAN VII

UJI DAYA
ANTIMIKROBA
TUJUAN PRAKTIKUM
1. Mengukur/menguji daya kerja antimikroba
dari zat/senyawa antimikroba (antiseptic,
desinfektan, antibiotik)
2. Mengukur susceptibility antibiotik secara
berkala.
Antiseptik
• Antiseptik didefinisikan sebagai semua
persenyawaan kimiawi yang digunakan untuk
mengendalikan pertumbuhan mikroba
pada tubuh organisma atau jaringan
organisma (misalnya kulit).
• Sebagai contoh adalah penggunaan alkohol
untuk mengusap bagian tubuh yang akan
disuntik.
Disinfektan
• Disinfektan adalah semua persenyawaan kimiawi
yang digunakan untuk mengendalikan
pertumbuhan mikroba pada permukaan
benda.
• Sebagai contoh dalam hal ini adalah penggunaan
alkohol untuk mengusap permukaan meja kerja
sebelum digunakan, agar meja kerja bebas bakteri.
Antimikroba
• Istilah antimikroba merujuk kesemua
senyawa kimiawi yang digunakan untuk
mengendalikan pertumbuhan mikroba.
• Jika senyawa tersebut mampu bekerja
dalam konsentrasi yang sangat rendah,
maka senyawa tersebut dikategorikan
sebagai antibiotik.
Metode Uji Daya Antimikroba
 Metode dilusi: diukur konsentrasi hambat minimum (KHM)
 Metode difusi: diukur diameter/lebar daerah hambat (DDH/LDH)
Ada dua metode difusi:
a. metode kertas cakram
b. metode sumuran
Hasil Pengamatan

metode kertas cakram


metode sumuran
Pengujian zat disinfektan
 
Cara kerja :
• Diinokulasikan E. coli dan Bacillus sp. pada NA cawan dengan streak kontinyu.
• Kertas cakram steril dicelupkan ke dalam larutan disinfektan (alkohol 70%, Lysol 5%, dan
betadin) Setelah diangkat, sisa tetes larutan yang berlebihan pada kertas cakram diulaskan
pada dinding wadah karena dikhawatirkan larutan akan meluas di permukaan agar jika
larutan terlalu banyak.
• Dikeringkan kertas cakram dalam oven suhu 37, sampai kering.
• Kertas cakram diletakkan dipermukaan agar dengan pinset. Tekan dengan pinset supaya
kertas cakram benar-benar menempel pada agar. Inkubasi selama 48 jam pada 37 0C.
• Zona hambat yang terbentuk diukur diameternya, bandingkan daya kerja
berbagai disinfektan.
Pengujian antibiotik dengan metode
Kirby-Bauer
 
• Dibuat kultur cawan bakteri yang akan diuji, dengan cara mencelupkan cotton bud steril
dalam biakan bakteri diratakan seluruh permukaan media Mueller-Hinton Agar
• Dibiarkan cawan mengering selama 5 menit, kemudian kertas cakram dicelupkan dalam
larutan antibiotik dengan konsentrasi tertentu, keringkan dalam oven suhu 37.
• Diletakkan kertas cakram pada permukaan agar
• Kertas cakram ditekan menggunakan pinset supaya menempel sempurna di permukaan agar.
• Diinkubasi pada suhu 37 0C selama 24-48 jam.
• Diukur diameter zona hambat (mm) yang terbentuk kemudian bandingkan dengan
tabel. Interpretasikan tingkat sensitivitasnya.
Tabel interpretasi pengujian antibiotik
(diameter zona hambat dalam mm)
Pengujian Zat Antimikroba Dari
Sediaan Bahan Alam
 Pembuatan dan Pengenceran Suspensi mikroba
• Jamur yang telah diremajakan masing–masing diambil menggunakan
jarum ose kemudian masukkan kedalam tabung reaksi berisi NaCl
fisiologis steril.
• Larutan divorteks sampai diperoleh kekeruhan sama dengan standar Mc.
Farland 0,5 yaitu sama dengan 109 CFU/ml atau berwarna putih keruh.
Larutan ini merupakan larutan induk Mc. Farland.
 Pembuatan Kertas Cakram
 

• Disiapkan potongan kertas dibuat dari kertas cakram berdiameter 6


mm dari kertas saring Whattman no.40, diletakkan dalam cawan
petri kemudian disterilkan dalam autoklaf pada suhu 121 selama 20
menit.
• Kertas cakram yang telah disterilkan dimasukkan ke dalam masing–
masing konsentrasi ekstrak dan kontrol negatif serta kontrol positif,
kemudian dikeringkan. Kontrol positif antifungi yakni ketokenazol
10 ppm dilarutkan dengan aquadest panas. Kontrol negatif adalah
tanpa penambahan ekstrak.
• Perlakuan dilakukan dengan kosentrasi 20, 40, 60, 80 dan 100%
 Pengukuran LDH (Lebar Daya Hambat)

Penentuan Lebar Daerah Hambat dilakukan dengan metode difusi agar yaitu
dengan zona bening yang dihasilkan sekitar kertas cakram.
• Suspensi bakteri dan jamur (1:10^6) dituang pada media cawan sebanyak 0,2 ml dan
dihomogenkan dengan menggunakan drugalsky.
• Kertas cakram yang telah diberi ekstrak bahan alam dengan berbagai kosentrasi
disiapkan dimasukkan ke dalam media.
• Media diinkubasi pada suhu 37 0C selama 24 jam untuk bakteri dan 48 jam untuk jamur.
• Dihitung diameter penghambatan / zona bening yang terbentuk dengan
menggunakan jangka sorong/penggaris.
Perhitungan (pengukuran LDH)

LDH : Luas Daerah Hambatan


DDH : Diameter Daya Hambat (cm)
Disk : Ukuran kertas cakram (cm)
Interpretasi LDH McDermott dan Hartley (1989) sebagai berikut :
• Daerah hambat 20 mm atau lebih berarti ekstrak memiliki
aktifitas sangat kuat
• Daerah hambat 10-20 mm berarti ekstrak memiliki aktifitas kuat
• Daerah hambat 5-10 mm berarti ekstrak memiliki aktifitas
sedang
• Daerah hambat 5 mm atau kurang berarti ekstrak memiliki
aktifitas lemah
LINK VIDEO
 Metode Dilusi
https://youtu.be/0HhBeb7jQF0
 Metode Difusi
a. Kertas Cakram
https://youtu.be/IrCZB4ASzvg
b. Sumuran
https://youtu.be/hBOXFNsTeJk
 Metode Kirby – Bauer
https://youtu.be/-FCg15yGsLc
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai