Anda di halaman 1dari 7

Catetan praktikum kosmet

A. Gel
No Bahan Jumlah Kosentrasi Fungsi
1. Ekstrak bunga 1% - -
lawang
2. CMC Na 2% 3-6% Gelling agent.
3. Gliserin 5% < 30 Humektan
4. Propil paraben/ 0.01% 0,01-0,6% Pengawet
nipagin
5. TEA qs 2–4% Buffering
6. Aqudest ad 20 ml -

Caker:
a.

B. Masker
No Bahan Jumlah (g) Kosentrasi Fungsi
1. Ekstrak 1 - Zat aktif
2. PVA 0,5 0,5% Pembentuk
lapisan film
3. HPMC 1,25 + Agen
Hydroxy propyl peningkat
methyl cellulos viskositas
4. Gliserin 3,75 < 30 Humektan
5. Etanol 70% 3,75 - Pelarut
6. Propil paraben 0,1 2–4% Pengawet

C. Serum
No Bahan Jumlah (g) Kosentrasi Fungsi
1. Ekstrak 5 ml - Zat aktif
2. CMC Na 0,2 3-6% Gelling agent/
pengental
3. BHT butylated 1,25 Topical Antioksidant
hydroxytoluene formulation
0,0075-0,1
4. Gliserin 3,75 < 30 Humektan
5. Aquadest 3,75 - Pelarut

D. Shampoo
No Bahan Jumlah Kosentrasi Kegunaan
(b/b)
1. Ektrak seledri 10 - Antiketombe
2. SLS Sodium 10% Detergen, penghasil busa
10
Lauryl Sulfate
3. Cocamide DEA Meningkatkan kualitas
4 foaming, Pengental,
penstabil busa
4. CMC Na Emulsi : 0.25– Pengental
1
1.0
5. Propil paraben 0,01 2–4% Pengawet
6. Asam sitrat Qs 0.1–2.0% Buffering asam
7. Mentol Topikal : Pemberi sensasi dingin
0,25
0.05–10.0
8. Propilengglikol Humectant Pelarut mencegah sifat

5 Topicals 15% pengkabutan.


Solvent or cosolvent
Topicals 5–80%

9. Akuades Ad 100 - Pelarut

Shampoo yang baik menurut Mitsui (1997) harus memenuhi persyaratan yaitu :
1. Memiliki kemampuan membersihkan yang baik.
2. Menghasilkan busa yang banyak (creamy) dan tahan lama.
3. Melindungi rambut dari gesekan selama pencucian atau keramas.
4. Membuat rambut berkilau dan lembut setelah pemakaian.
5. Aman bagi kulit kepala, rambut, dan mata.

Ketombe disebabkan oleh jamur yang disebut Malassezia restricta dan M. Globosa. Sebelumnya
Malassezia ini merupakan jamur dengan nama Pityrosporum ovale

Mekanisme kerja selederi sebagai shampoo antiketombe


Menurut Triola Fitria dan Oktadoni Saputra (2016), bahwa Seledri mengandung flavonoid,
saponin, tanin 1%, minyak atsiri 0,033%, flavo-glukosida (apiin), apigenin, fitosterol, kolin,
lipase, pthalides, asparagine, zat pahit, vitamin (A, B dan C), apiin, minyak menguap, apigenin
dan alkaloid. Salah satu minyak atsiri dari seledri berupa limonene yang termasuk kedalam
golongan terpen. Limonene merupakan penyusun volatile oil pada seledri yang memiliki sifat
panas dan asam. Sifat panas dan asam tersebut diyakini saling bersinergi menimbulkan reaksi
negatif dengan kompleks glukosa pada bagian dinding sel jamur. Panas dan asam dari limonene
merusak ikatan kompleks pada dinding sel jamur sehingga dinding sel mengalami perubahan
konformasi yang berakibat pada penurunan rigiditas dinding sel dan menyebabkan dinding sel melemas
dikarenakan banyaknya ikatan rangkap glukosa yang terputus (Arif et al., 2009). Penurunan rigiditas
dinding sel jamur menyebabkan ekstrak herba seledri yang diberikan dapat menembus dinding dan
masuk ke dalam sel jamur (Labib et al., 2015).

Limonene pada seledri juga diketahui dapat memengaruhi integritas membran sel jamur, hal ini
dikarenakan senyawa limonene akan berikatan dengan bagian lipofilik pada membran dan
menyebabkan perubahan struktur membran kemudian diikuti gangguan permeabilitas yang
menyebabkan pergerakan cairan intraseluler jamur tidak terkendali, sehingga menyebabkan sel jamur
mengalami kebocoran dan lisis yang pada akhirnya menyebabkan kematian pada sel jamur (Labib et al.,
2015).

Mekanisme kerja shampoo yaitu berkaitan dengan surfaktan karena merupakan factor penting dalam
pembuatan shampoo. Shampo merupakan pembersih rambut yang harus mampu membersihkan
minyak dan kotoran di rambut. Surfaktan inilah yang dapat mengikat kotoran atau lemak di rambut.
Mekanisme kerjanya yaitu dengan menurunkan tegangan permukaan antara lemak dan air, sehingga
surfaktan akan mengikat minyak dan membentuk lapisan yang akan ikut mengalir dengan air bilasan
dari proses keramas. Maka rambut menjadi bersih dari kotoran dan kandungan minyaknya berkurang

E. Pasta gigi
No Bahan Jumlah Kosentrasi Kegunaan
(b/b)
1. CaCO3 8 u/padat abrasive agent
30-50%
2. Propilenglikol 2 Humectant mencegah pengeringan
Topicals 15%
Solvent or cosolvent
Topicals 5–80%

3. Ekstrak daun 3 - Kandungan minyak atsiri


sirih (karyakol, femol)
menghambat
pertumbuhan bakteri
Streptococcus Mutans.
4. Na CMC 1 Emulsi : 0.25– Pengental atau gelling
1.0% agent
Gellint agent
3-6%
5. Na Lauril Sulfat 0,5 u/ detergent Efek busa
10%
6. Aquadest Ad 20 gram 0.1–2.0% Buffering asam

F. Sabun cair
No Bahan Quality Kosentrasi Fungsi
(garam)
1. Minyak Zaitun 6,58 > 70% Asam lemak, emoliens
2. KOH 40% 12 Kelebihan Pengakali, pengemulsi
KOH 0,14%
3. Na CMC 6,58 3-6% Gellating agent
4. Asam stearate 4,92 Penstabil busa, buffering/
adjustment pH
5. Minyak jeruk 4,1 - sitronela minyak antsiri dan
senayawa terpen sebagai
antibakteri
6. Aquadest 5 - Pelarut

Mekanisme kerja sabun:


Menurunkan tegangan permukaan air, Sabun bertindak sebagai suatu zat pengemulsi untuk
mendispersikan minyak, Sabun teradsorpsi pada butiran kotoran, Air itu membasahi bahan yang
dicuci dengan lebih efektif.

Mekanisme kerja sabun sebagai antibakteri


bekerja menghancurkan membran sel bakteri Mekanisme kerjanya diduga dengan merusak
integritas membran sitoplasma yang berperan sebagai barrier permeabilitas selektif, membawa
transport aktif, dan kemudian mengontrol komposisi internal sel. Jika terjadi kerusakan pada
fungsi integritas membran sitoplasma, makromolekul dan ion keluar sel, kemudian sel dirusak
sehingga terjadi kematian.

Syarat ph sabun
Bahan dasar detergen 6-8
Bahan dasar sabun 8-11

Evaluasi
Organoleptik : uji fisik dengan panca indra
pH : 1 g sampel + 10-20 mL akuades dicelupkan alat pH meter secara langsung. Angka yang
tertera pada skala pH meter merupakan nilai pH dari sediaan.
Stabilitas busa: 1 g sampel dimasukkan ke dalam tabung rx + ad 10 ml aquadest, kocok selama
1 menit. Hitung tinggi busa setelah pengocokkan, diamkan selama 1 jam dan hitung tinggi busa
akhir setelah didiamkan
Bobot jenis : Ditimbang piknometer kosong lalu ditimbang pinometer dan sampel dan dihitung
menggunakan rumus
Tinggi busa: 1 g sampel dimasukkan ke dalam tabung rx + akuades ad 10 ml, dikocok dengan
membolakbalikkan tabung rx, lalu segera diukur tinggi busa yang dihasilkan. Lalu, tabung
didiamkan selama 5 menit, kemudian diukur lagi tinggi busa yang dihasilkan setelah 5 menit.
Kadar alkali bebas yang dihitung sebagai kadar NaOH
Cemaran mikroba
Daya bersih:

G. Maskara
MASCARA Masakara adalah kosmetik yang diterapkan pada bulu mata untuk membuat bulu mata
lebih tebal dimasudkan untuk memperindah penampilan mata dengan cara mengoleskannya pada
bulu mata.

No Bahan Quality (gram) Fungsi


Na CMC 0,5 Suspending agent
7.
Carbon aktif 2,5 Pembentuk pigmen
8.
hitam
Propil paraben 0,003 Pengawet
9.
Etanol 2 Perlarut propil
10.
paraben
11. Aquadest ad 30 Pelarut
Persyaratan yaitu harus
- mudah dioleskan dan tidak mudah luntur
- tidak lengket sehingga tidak mengakibatkan bulu mata melekat satu sama lain
- tidak boleh segera mengeringkan sehingga menyukarkan pengolesan
- harus mudah diratakan, cepat kering dan permanen.

Jenis-jenis maskara terdapat mascara cair, mascara waterproof, mascara cream, mascara padat
atau cake.

Adapun tipe-tipe mascara yang beredar dimasyarakat yaitu

- Thickening mascara (menebalkan) berbentuk memiliki sikat yang tebal, Panjang dan
bergelombang fungsinya digunakan untuk yang memiliki bulu mata Panjang, namun tidak
tebal atau mata tipis.
- curling mascara (melentikkan) berbentuk bulu sikat yang melengkung dan tebal yang berfungsi
agar bulu mata lentik dan lengkungan tampak sempurna.
- Lengthening mascara (memanjangkan) berbentuk sikat ukuran cukup tebal dan panjang yang
berfungsi digunakan untuk yang mempunyai bulu mata pendek dan kurang bervolume.
- Moisturizing/ conditioning mascara (melembabkan) bentuknya tidak berwarna atau bening
berfungsi untuk menguatkan bulu mata.
H. Blush on
No Bahan Quality (gram) Fungsi
1 Kaolin 10 Adsorben penyerap air
2 ZnO 10 Pigmen warna putih
3 Titanium Dioksida 5 Pigmen warna putih
4 Zn Stearat 2 Pengikat
5 Pewarna coklat/ Qs Pewarna
merah
6 Talkum ad 50 Basis

I. Lipstick

No Bahan Quality (% b/b) Fungsi


1 Minyak jarak 6,58 Pelembab
2 Ekstrak buah naga 12 Zat aktif dan pewarna
merah
3 Lanolin 6,58 Pelembab
4 Setil alcohol 4,92 Pengental, pengstabil,
pengemulsi
5 Carnauba wax 4,1 Memberi struktur yang kuat
6 Propilenglikol 5 Zat tambahan dan pelarut
7 Cera alba 31,2 Zat tambahan
8 Tween 80 1 Emulgator
9 BHT 0,1 Antioksidan
10 Oleum rosae qs Pengaroma
11 Nipagin 0,1 Pengawet
12 Vaselin album 27,92 Zat tambahan

Evaluasi Lipstik
Color control / Pemeriksaan warna
Determination of Melting Point (Heat Test ) / Penentuan titik lebur
Softening Point
Microbial Testing
Rancidity Tes / Tes ketengikan
Rupture tes
Breaking load tes
Uji tempel (pacth tes) : uji tempel terbuka (Patch Test) pada lengan bawah bagian dalam terhadap 10
orang panelis

Kerusakan lipstik:
Laddering : Produk nampak berjenjang, tidak terlihat lembut dan homogen karena salah satu cetakan
berada pada temperatur rendah atau sebagian besar formulasi tidak cukup panas atau kecepatan
pengisian yang lambat.
Deformation : Bentuk lipstik terlihat rusak, terlihat sangat jelas pada formula yang lunak, dapat nampak
pada salah satu samping lipstik atau kedua sampingnya.
Catering : Terlihat pada waktu proses flaming dimana stik membentuk lubang (noda). karena sedikit
jumlah minyak silikon atau minyak mesin lubrikasi
Mushy failure : Inti pusat stik tidak memiliki struktur dan patah, lilin carnauba dapat menjadi alasan dari
masalah ini.
Sweating : Keluar cairan dari permukaan lipstik karena kadar minyak, tinggi ataupun rendahnya kualitas
campuran minyak dan lilin dalam komposisi. Dapat diatasi dengan variasi suhu atau range temperatur.
Bleeding : Berpisahnya cairan pewarna dari basis lilin. Ini menyebabkan distribusi pewarna menjadi tidak
rata.
Blooming : permukaan lipstik lebih tumpul dari yang diinginkan, Ini terjadi karena konsentrasi tinggi dari
cetil alkohol lebih dari 5%.
Streaking : Sebuah garis tipis atau pita yang berbeda warna atau subtansi yang nampak pada permukaan
pada saat akhir dari produk. Masalah ini terjadi karena pemisahan partikel tersuspensi.

Pembuatan lipstik
Color-grinding (Penggilingan) : mendispersikan pewarna ke dalam minyak atau dalam campuran basis
sebagai kandungan yang homogen.
Roller Mill : suspensi pigmen dalam minyak dilewatkan diantara silinder yang berputar pada kecepatan
yang berbeda, satu dari yang lainnya, jarak ruang menjadi sangat kecil untuk bergabung menjadi
agglomerat.
Colloid Mill : campuran ditekan diantara dua piringan yang berjarak dan tertutup, dimana salah satu dari
putarannya pada kecepatan tinggi.
Melting dan Mixing
Molding : Peleburan massa lipstik dimasukkan melalui dasar cetakan yang hangat yang kemudian
dilewatkan pada wadah yang dingin sebagai tempat produk.
Flaming / Pembakaran : Ini umumnya dikerjakan dengan melewatkan pada gas flame, meskipun itu juga
memungkinkan menggunakan elemen pemanas elektrik. Untuk membuat permukaan lipstick menjadi
mengkilat dan membuat permukaan menjadi rata.

Syarat Uji evaluasi

No Sediaan Homogenitas pH Daya sebar Lainnya


1. Gel Homogen 4,5 – 6,5 5-7 cm Viskositas 2000-4000 cps
2. Masker Homogen 4,5-8 5-7 cm Waktu kering 15-30 menit
3. Serum Homogen 5,7-6,1 4 - 7,5 cm.
4. Shampoo Homogen 5–9 - Tinggi busa 1,3-22 cm
5. Pasta gigi Homogen 6 – 10 5 -7 cm
tidak ada Netral 6-7
gelembung
6. Sabun cair Homogen 8 – 11 - TINGGI BUSA 13-220 mm
7. Maskara Homogen - - -
8. Blush on Homogen 4,6 - 6,5 - Uji kerapuhan bertujuan untuk mengetahui
kekerasaan sediaan akhir dari sediaan blush on.
Dapat terlihat bahwa basis sediaan tidak
mengalami kerapuhan
sehingga sesuai persyaratan sediaan compact
powder
9 Lips stick Homogen 3.8-6 - Uji titik lebur adalah 50o - 70 oC

Anda mungkin juga menyukai