Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN

UJI AKTIVITAS ANTIMIKROBA DENGAN METODE


DIFUSI PAPER DISK

Disusun oleh :
YOSA FITRIA
201148201142

Dosen Pengampu

SISTER SIANTURI, S.SI.,M.SI

LABORATORIUM MIKROBIOLOGI DAN PARASITOLOGI

PROGRAM STUDI S1 FARMASI

STIKES DIRGAHAYU SAMARINDA

TAHUN AKADEMIK 2021


KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan YME, karena atas rahmat dan hidayah-Nya lah
sehingga Laporan Praktikum Mikrobiologi dan Parasitologi ini dapat terselsaikan dengan tepat pada
waktunya.
Kami menyadari bahwa dalam laporan ini masih terdapat banyak kekurangan serta masih jauh dari
kata sempurna. Oleh karena itu Kami mengharapkan adanya kritik dan saran demi perbaikan dan
penyempurnaan ini.
Laporan ini disesuaikan dengan berdasarkan materi-materi yang ada. Laporan ini bertujuan agar
mahasiswa mengetahui metode Total Plate Count. Serta dapat memahami nilai-nilai dasar yang
direfleksikan dalam berpikir dan bertindak.
Akhir kata, semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi kita semua dan bagi pihak yang
membutuhkan. Terima kasih.

Samarinda, 24 November 2021


DAFTAR ISI

COVER

KATA PENGANTAR .......................................................................................................

DAFTAR ISI ......................................................................................................................

ISI LAPORAN

I. TUJUAN ............................................................................................................
II. TINJAUAN PUSTAKA ....................................................................................
III. PRINSIP KERJA ..............................................................................................
IV. ALAT DAN BAHAN ........................................................................................
V. PROSEDUR KERJA ........................................................................................
VI. HASIL PENGAMATAN ..................................................................................
VII. PEMBAHASAN ................................................................................................
VIII. KESIMPULAN .................................................................................................
IX. DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................
I. TUJUAN
Untuk mengetahui ada tidaknya aktivitas antimikroba suatu senyawa tumbuhan secara difusi
paper disk.
II. PRINSIP KERJA
Terdifufisinya senyawa antimikroba kedalam media padat dimana mikroba uji telah
diinokulasikan

III. TINJAUAN PUSTAKA

Senyawa antimikroba adalah senyawa yang mampu menghambat pertumbuhan mikroba tau
membunuh mikroba. Interaksi antara mikroba dan zat antimikroba selalu menghasilkan tiga hal yaitu
penghambatan pertumbuhan mikroba, mikroba terbunuh atau mikroba resisten. Berbagai interaksi ini
muncul tergantung dari potensi senyawa antimikroba, kemampuan evolusi mikroba atau cara
pengunaan antimikroba tersebut. Potensi antimikroba merupakan salah satu factor yang penting.
Potensi antimikroba ini dapat diteliti dengan berbagai metode. Cara pengujian potensi (daya atau
kekuatan) senyawa antimikroba ada bermacam- macam, tergantung pada sifat dan bentuk sediaan
senyawa antimikroba. Namun secara umum uji potensi antimikroba dapat dilakukan dengan 2 macam
metode, yaitu metode difusi dan metode dilusi. Pada umumnya digunakan cara pengenceran, paper
disk diffusion method dan agar dillution plate method.

Prinsip kerja metode difusi adalah terdifusinya senyawa antimikroba (misalnya antibiotik) ke
dalam media padat di mana mikroba uji (misalnya bakteri patogen) telah diinokulasikan. Metode difusi
dapat dilakukan secara paper disk dan secara sumuran. Pada metode difusi secara paper disk, kertas
disk yang mengandung antibiotik diletakkan di atas permukaan media agar yang telah ditanam
mikroba uji, setelah itu hasilnya dibaca. Penghambatan pertumbuhan mikroba oleh antibiotik terlihat
sebagai zona jernih di sekitar pertumbuhan mikroba. Metode difusi secara sumuran dilakukan dengan
membuat sumuran dengan diameter tertentu pada media agar yang telah ditanami mikroba uji.
Sumuran dibuat tegak lurus terhadap permukaan media. Antibiotik diinokulasikan ke dalam sumuran
ini dan diinkubasikan, setelah itu hasilnya dibaca seperti pada difusi secara paper disk. Luasnya zona
jernih merupakan petunjuk kepekaan mikroba terhadap antibiotic. Selain itu, luasnya zona jernih juga
berkaitan dengan kecepatan berdifusi antibiotik dalam media (Lay, 1994; Jawetz dkk, 1986).

Mekanisme penghambatan terhadap pertumbuhan bakteri oleh senyawa antibakteri dapat berupa
perusakan dinding sel dengan cara menghambat pembentukannya atau mengubahnya setelah selesai
terbentuk, perubahan permeabilitas membran sitoplasma sehingga menyebabkan keluarnya bahan
makanan dari dalam sel, perubahan molekul protein dan asam nukleat, penghambatan kerja enzim,
dan penghambatan sintesis asam nukleat dan protein. Di bidang farmasi, bahan antibakteri dikenal
dengan nama antibiotik, yaitu suatu substansi kimia yang dihasilkan oleh mikroba dan dapat
menghambat pertumbuhan mikroba lain. Senyawa antibakteri dapat bekerja sebagai bakteristatik,
bakterisidal, dan bakterilitik (Irianto, 2006).
Zat antibiotik adalah zat yang dihasilkan oleh mikroorganisme, yang dapat menghambat
pertumbuhan mikroorganisme lain, bahkan dapat memusnahkannya. Zat desinfektan adalah suatu
senyawa kimia yang dapat menekan pertumbuhan mikroorganisme pada permukaan benda mati
seperti meja, lantai, dan pisau bedah. Faktor yang mempengaruhi aktifitas antimikroba invitro antara
lain adalah pH lingkungan, komponen-komponen medium, takaran inokulum, lamanya inkubasi dan
aktifitas metabolisme organisme (Afrianto, 2008).

Metode difusi merupakan salah satu metode yang sering digunakan untuk menguji aktivitas
antimikroba, metode difusi dapat dilakukan melalui 3 cara yaitu metode silinder, lubang, dan cakram
kertas. Metode silinder yaitu meletakkan beberapa silinder yang terbuat dari gelas atau besi tahan karat
di atas media agar yang telah diinokulasi dengan bakteri. Tiap silinder ditempatkan sedemikian rupa
hingga berdiri di atas media agar, diisi dengan larutan yang akan diuji dan diinkubasi. Setelah
diinkubasi, pertumbuhan bakteri diamati untuk melihat ada tidaknya daerah hambatan di sekeliling
silinder (Dwidjoseputro, 2005).
IV. ALAT DAN BAHAN

Alat :

• Cawan petri

• Bunsen

• Erlenmayer

• Tabung reaksi + Rak

• Pinset

• Kertas cakram

Bahan :

• Media padat NA

• Sampel tumbuhan daun sirih

• Antibiotik Amoxcillin sebagai kontrol

• Aquadest

• Larutan McFarland dengan konsentrasi


V. PROSEDUR KERJA

• Membuat infusa dari daun sirih (100 gr dama 100 ml air ) → didihkan pada suhu 90ᵒC
selama 15 menit

• Membuat medium NA + dimasukan kedalam cawan petri steril

• Supensi dari bakteri Ecoli → diukur kekeruhannya menggunakan larutan Mc Farland

• Menyiapkan larutan induk infusa daun sirih dan dilakukan pengenceran 80% ( 8 ml
sampel kedalam 2 ml aquadest) .

• Goreskan bakteri Ecoli pada media NA dalam cawan petri

• Kertas cakram yang sudah steril dicelupkan kedalam masing-masing sampel daun
sirih sesuai dengan pengenceran yang telah dilakukan

• Masukkan kertas cakram yang sudah dicelupkan tersebut ke media NA di cawan petri
sesuai dengan tanda pengenceran masing – masing ( 80%, 60% dan 40% → dilakukan
3 kali pengulangan

• kontrol positif → kertas cakram dicelupkan kedalam antibiotik

• kontrol negatif → kertas cakram dicelupkan kedalam aquadest

• semua cawan petri perlakukan diinkubasi selama 24 jam

• kemudian setelah 24 jam → diamati zona bening yang terbentuk disekitar kertas
cakram yang kemudian akan diukur menggunakan jangka sorong

• amati zona bening di sekitar kertas cakram difusi

• hitung diameter zona hambat yang terbentuk dan catat dalam tabel pengamatan.

A. Pembuatan standar McFarland

• Disiapkan 11 tabung reaksi pada rak tabung dan dilabeli sesuai dengan skala McFarland

• Setiap tabung diisi dengan menggunakan larutan 1% Bacl2 dan 1% H2SO4 sesuai standar
McFarland

B. Pembuatan kultur bakteri

• Siapka satu tabung yang berisi 10 ml media kultur cair

• Bahan isolate diambil menggunakan jarum ose. Kemudian kulturkan pada media cair dan
diinkubasi selama 24 jam

• Disentrifuge pada kecepatan 1500 rpm selama 3 menit super natan dibuang
• Endapan ditambah dengan larutan PBS ( phosphate buffer saline solution) sampai
volumenya sama dengan volume awal sebelum supernatant dibuang.

C. Pengamatan kekeruhan/turbiditas

• Pengamatan dilakukan dengan membandingkan antara turbiditas kultur bakteri dengan


standard McFarland 0,5-10.

• Pilihlah standar McFarland mana yang memiliki tubniditas smaa dengan turbiditas bakteri
dan lihatlah hasil nya pada table skala McFarland

• Misalnya, apa bila turbiditas bakteri sama dengan standar McFarland no.2, artinya
kepadatan bakteri tersebut 600 x 106 / ml.
VI. HASIL PENGAMATAN

Konsetrasi infusa daun sirih Diameter zona hambat


80 % -
60 % -
40 % -

VII. PEMBAHASAN

Pada awalnya antibiotika diisolasi dari mikroorganisme, tetapi sekarang beberapa


antibiotika telah didapatkan dari tanaman tinggi atau binatang. Suatu zat antibiotik
kemoterapeutik yang idealnya hendaknya memiliki sifat-sifat sebagai berikut harus mempunyai
kemampuan untuk merusak atau menghambat mikroorganisme patogen spesifik. Makin besar
jumlah dan macam mikroorganisme yang dipengaruhi makin baik. Tidak mengakibatkan
berkembangnya bentuk- bentuk resiten parasit. Sehingga memungkinkan mikroba yang
biasanya nonpatogenik atau bentuk-bentuk patogenik yang semula dikendalikan oleh flora
normal, untuk menimbulkan infeksi baru."Antibiotika” pertama kali ditemukan oleh Alexander
Fleming pada tahun 1929, yang secara kebetulan menemukan suatu zat antibakteri yang sangat
efektif yaitu penisilin. Penisilin ini pertama kali dipakai dalam ilmu kedokteran tahun 1938 oleh
Chain dan Florey. Sebagian besar dari antibiotika rumus kimianya telah diketahui dan beberapa
di antaranya dapat dibuat secara sintesis.

Prinsip kerja metode difusi adalah terdifusinya senyawa antimikroba (misalnya


antibiotik) ke dalam media padat di mana mikroba uji (misalnya bakteri patogen) telah
diinokulasikan. Metode difusi dapat dilakukan secara paper disk dan secara sumuran. Pada
metode difusi secara paper disk, kertas disk yang mengandung antibiotik diletakkan di atas
permukaan media agar yang telah ditanam mikroba uji, setelah itu hasilnya dibaca.
Penghambatan pertumbuhan mikroba oleh antibiotik terlihat sebagai zona jernih di sekitar
pertumbuhan mikroba. Metode difusi secara sumuran dilakukan dengan membuat sumuran
dengan diameter tertentu pada media agar yang telah ditanami mikroba uji. Sumuran dibuat
tegak lurus terhadap permukaan media. Antibiotik diinokulasikan ke dalam sumuran ini dan
diinkubasikan, setelah itu hasilnya dibaca seperti pada difusi secara paper disk. Luasnya zona
jernih merupakan petunjuk kepekaan mikroba terhadap antibiotic. Selain itu, luasnya zona
jernih juga berkaitan dengan kecepatan berdifusi antibiotik dalam media.
VIII. KESIMPULAN
Pada laporan ini dapat disimpulkan :
1. Metode difusi merupakan salah satu metode yang sering digunakan untuk menguji
aktivitas antimikroba, metode difusi dapat dilakukan melalui 3 cara yaitu : metode
silinder, lubang, dan cakram kertas.
2. Senyawa antimikroba adalah senyawa yang mampu menghambat pertumbuhan mikroba
tau membunuh mikroba. Interaksi antara mikroba dan zat antimikroba selalu
menghasilkan tiga hal yaitu penghambatan pertumbuhan mikroba, mikroba terbunuh
atau mikroba resisten.
3. Zat antibiotik adalah zat yang dihasilkan oleh mikroorganisme, yang dapat menghambat
pertumbuhan mikroorganisme lain, bahkan dapat memusnahkannya.
DAFTAR PUSTAKA

Afrianto, Eddy. 2008. Pengawasan Mutu Bahan/Produk Pangan. Departemen Pendidikan


Nasional. Jakarta.
Dwidjoseputro. 2005. Dasar-Dasar Mikrobiologi.Yogjakarta: Djambatan.
Irianto, K., 2006, Mikrobiologi Menguak Dunia Mikroorganisme, jilid 1, Yrama Widya,
Bandung.

Anda mungkin juga menyukai