Disusun Oleh:
PEKANBARU
2022
BAB I
PENDAHULUAN
Begitu juga dengan bumbu dapur yang tersebar hampir diseluruh tanah Indonesia.
Bumbu merupakan bahan dasar yang digunakan dalam suatu masakan, agar masakan
yang dihasilkan memiliki rasa dan aroma yang sedap . Bumbu umumnya berasal
dari tanaman beraroma yang ditambahkan pada masakan yang bertujuan untuk
menyedapkan makanan. Bumbu memiliki sifat basah, sehingga tidak dapat bertahan
atau disimpan lama . Bumbu dapur terdiri dari jahe, kunyit, serai, bawang putih,
bawang merah, cabai dll (Rachman 2019).
Manfaat praktikum kali ini dapat membuat praktikan memahami bahwa bumbu dan
rempah-rempah dapat dijadikan antimikroba selain manfaatnya untuk bahan
tambahan pada masakan.
BAB II
TINJAUAN TEORI
Aktivitas antimikroba dapat ditentukan dengan dua cara yaitu metode difusi dan
dilusi. Pada metode difusi termasuk di dalamnya metode disk diffusion (tes Kirby &
Bauer) yaitu metode kertas cakram, dan cup-plate technique yaitu metode sumur.
Sedangkan pada metode dilusi termasuk di dalamnya metode dilusi cair dan dilusi
padat (Sitepu, Suada, dan Susrama 2012).
1. Metode difusi
Metode difusi cakram merupakan cara yang paling sering digunakan untuk
menentukan kepekaan antimikroba terhadap suatu antibiotik. Pada cara ini digunakan
suatu cakram kertas saring (paper disk) yang berfungsi sebagai tempat menampung
zat antimikroba. Kertas saring tersebut kemudian diletakkan pada lempeng agar yang
telah diinokulasi mikroba uji, kemudian diinkubasi pada waktu tertentu dan suhu
tertentu, sesuai dengan kondisi optimum dari mikroba uji. Pada umumnya, hasil yang
di dapat bisa diamati setelah inkbuasi selama 18- 24 jam dengan suhu 37oC. Hasil
pengamatan yang diperoleh berupa ada atau tidaknya daerah bening yang terbentuk di
sekeliling kertas cakram yang menunjukkan zona hambat pada pertumbuhan bakteri
(Pelczar & Chan, 1988).
b. Cara Sumuran (Hole/Cup-plate technique)
Metode ini lempeng agar yang telah diinokulasikan dengan bakteri uji dibuat
suatu lubang yang selanjutnya diisi dengan zat antimikroba uji. Setelah diinkubasi
pada suhu dan waktu yang sesuai dengan mikroba uji, dilakukan pengamatan dengan
melihat ada atau tidaknya zona hambatan di sekeliling lubang (Bonang, 1992).
2. Metode dilusi
Zat antibakteri diencerkan dalam media agar dan kemudian dituangkan kedalam
cawan petri. Setelah agar membeku, diinokluasikan bakteri kemudian diinkubasi pada
waktu dan suhu tertentu. Konsentrasi terendah dari larutan zat antibakteri yang masih
memberikan hambatan terhadap pertumbuhan bakteri ditetapkan sebagai diameter
zona hambat minimal (Pratiwi, 2008). Uji dilusi membutuhkan sejumlah kontrol,
yaitu kontrol sterilitas, kontrol pertumbuhan dan uji secara simultan strain bakteri
dengan KHM 21 yang sudah diketahui untuk menunjukan bahwa seri pengenceran
benar. Titik akhir uji dilusi biasanya tajam dan mudah didefinisikan (Smith, 2004).
2.2 Rempah-rempah dan bumbu dapur sebagai antimikroba
Rempah-rempah adalah bagian tanaman yang berasal dari bagian batang, daun,
kulit kayu, umbi, rimpang (rhizome), akar, biji, bunga atau bagian-bagian tubuh
tumbuhan lainnya. Bagian-bagian tubuh tanaman tersebut mengandung senyawa
fitokimia yang dihasilkan tanaman sebagai bagian dari proses metabolism tanaman.
Sementara bumbu dapur memiliki sifat basah, sehingga tidak dapat bertahan atau
disimpan lama (Hakim 2015).
PELAKSAAN PRAKTIKUM
4.1 Hasil
Gambar 1 Gambar 2
4.2 Pembahasan
Keberhasilan dari uji efektivitas antimikroba pada bumbu dan rempah ini
apabila pada metode kertas cakram tidak ada mikroba yang tumbuh di area kertas.
Sementara, setelah dilakukan pengamatan pada media dengan metode kertas cakram
yang telah di inkubasi selama 2x24 jam mikroba masih tampak tumbuh di sekitar
area kertas.
Begitu juga dengan metode sumur, pada metode ini yang menjadi ukuran
kekuatan daya kerja dari berbagai rempah dan bumbu dapur adalah ada tidaknya
pertumbuhan didalam lubang sumur yang telah dibuat. Sementara, setelah dilakukan
pengamatan pada media dengan metode sumur yang telah di inkubasi selama 2x24
jam mikroba masih tampak tumbuh didalam sumur dan sekitar area sumur.
5.1 Kesimpulan
5.2 Saran
Sitepu, IRMA, I Suada, dan I Susrama. 2012. “Uji Aktivitas Antimikroba Beberapa
Ekstrak Bumbu Dapur Terhadap Pertumbuhan Jamur Curvularia Lunata (Wakk.)
Boed. Dan Aspergillus Flavus Link.” E-Jurnal Agroekoteknologi Tropika
(Journal of Tropical Agroecotechnology) 1 (2): 107–14.