Disusun oleh:
ALKAWI
17101102056
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Mahakuasa karena telah memberikan kesempatan pada
penulis untuk menyelesaikan makalah ini. Atas rahmat dan hidayah-Nya lah penulis dapat
menyelesaikan makalah yang berjudul “ aktivitas antibakteri dengan metode difusi agar,
sumuran dan dilusi cair serta mekanisme kerja antibiotik dalam menghambat bakteri”
tepat waktu. Makalah ini disusun guna memenuhi tugas matakuliah. Selain itu, penulis juga
berharap agar makalah ini dapat menambah wawasan bagi pembaca.
Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik
dan saran yang membangun akan penulis terima demi kesempurnaan makalah ini.
Alkawi
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...................................................................................i
DAFTAR ISI.................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN............................................................................1
1.1 Latar Belakang..........................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah.....................................................................................1
1.3 Tujuan.......................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN...............................................................................2
2.1 Mekanisme Antibakteri............................................................................2
2.2 Mekanisme Kerja Antibiotik...................................................................5
BAB III PENUTUP.......................................................................................1
3.1 Kesimpulan............................................................................................10
3.2 Saran.......................................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................11
BAB I
PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui aktivitas antibakteri dengan metode difusi agar, metode sumuran
(agar well) dan metode dilusi cair
2. Untuk mengetahui mekanisme kerja antibiotik dalam menghambat bakteri
BAB II
PEMBAHASAN
Metode cakram disk atau cakram kertas ini memiliki kelebihan dan kekurangan.
Kelebihannya adalah mudah dilakukan, tidak memerlukan peralatan khusus dan relatif
murah. Sedangkan kelemahannya adalah ukuran zona bening yang terbentuk tergantung
oleh kondisi inkubasi, inokulum, predifusi dan preinkubasi serta ketebalan medium.
Apabila keempat faktor tersebut tidak sesuai maka hasil dari metode cakram disk
biasanya sulit untuk diintepretasikan. Selain itu, metode cakram disk ini tidak dapat
diaplikasikan pada mikroorganisme yang pertumbuhannya lambat dan mikroorganisme
yang bersifat anaerob obligat (Bonang, 1992).
2) Cara Parit (ditch)
Suatu lempeng agar yang telah diinokulasikan dengan bakteri uji dibuat
sebidang parit. Parit tersebut berisi zat antimikroba, kemdian diinkubasi pada waktu dan
suhu optimum yang sesuai untuk mikroba uji. Hasil pengamatan yang akan diperoleh
berupa ada tidaknya zona hambat yang akan terbentuk di sekitar parit (Bonang, 1992).
3) Cara Sumuran (hole/cup)
Pada lempeng agar yang telah diinokulasikan dengan bakteri uji dibuat suatu
lubang yang selanjutnya diisi dengan zat antimikroba uji. Kemdian setiap lubang itu
diisi dengan zat uji. Setelah diinkubasi pada suhu dan waktu yang sesuai dengan
mikroba uji, dilakukan pengamatan dengan melihat ada atau tidaknya zona hambatan di
sekeliling lubang (Bonang, 1992).
b. Metode Dilusi
Pada metode ini dilakukan dengan mencampurkan zat antimikroba dan media
agar, yang kemudian diinokulasikan dengan mikroba uji. Hasil pengamatan yang akan
diperoleh berupa tumbuh atau tidaknya mikroba didalam media. Aktivitas zat
antimikroba ditentukan dengan melihat konsentrasi hambat minimum (KHM) yang
merupakan konsentrasi terkecil dari zat antimikroba uji yang masih memberikan efek
penghambatan terhadap pertumbuhan mikroba uji (Pratiwi, 2008).
Menurut Pratiwi (2008), metode ini terdiri atas dua cara, yaitu:
1) Pengenceran Serial dalam tabung
Pengujian dilakukan dengan menggunakan sederetan tabung reaksi yang diisi
dengan inokculum kuman dan larutan antibakteri dalam berbagai konsentrasi. Zat yang
akan diuji aktivitas bakterinya diencerkan sesuai serial dalam media cair,kemudian
diinokulasikan dengan kuman dan diinkubasi pada waktu dan suhu yang sesuai dengan
mikroba uji. Aktivitas zat ditentukan sebagai kadar hambat minimal (KHM)
a. Beta-laktam menghambat pertumbuhan bakteri dengan cara berikatan pada enzim DD-
transpeptidase yang memperantarai dinding peptidoglikan bakteri, sehingga dengan
demikian akan melemahkan dinding sel bakteri Hal ini mengakibatkan sitolisis karena
ketidakseimbangan tekanan osmotis, serta pengaktifan hidrolase dan autolysins yang
mencerna dinding peptidoglikan yang sudah terbentuk sebelumnya. Namun Beta-
laktam (dan Penicillin) hanya efektif terhadap bakteri gram positif, sebab keberadaan
membran terluar (outer membran) yang terdapat pada bakteri gram negatif
membuatnya tak mampu menembus dinding peptidoglikan.
b. Penicillin meliputi natural Penicillin, Penicillin G dan Penicillin V, merupakan
antibiotik bakterisidal yang menghambat sintesis dinding sel dan digunakan untuk
penyakit-penyakit seperti sifilis, listeria, atau alergi bakteri gram
positif/Staphilococcus/Streptococcus. Namun karena Penicillin merupakan jenis
antibiotik pertama sehingga paling lama digunakan telah membawa dampak resistansi
bakteri terhadap antibiotik ini. Namun demikian Penicillin tetap digunakan selain
karena harganya yang murah juga produksinya yang mudah.
c. Polypeptida meliputi Bacitracin, Polymixin B dan Vancomycin. Ketiganya bersifat
bakterisidal. Bacitracin dan Vancomycin sama-sama menghambat sintesis dinding sel.
Bacitracin digunakan untuk bakteri gram positif, sedangkan Vancomycin digunakan
untuk bakteri Staphilococcus dan Streptococcus. Adapun Polymixin B digunakan
untuk bakteri gram negatif.
d. Ampicillin memiliki mekanisme yang sama dalam penghancuran dinding
peptidoglikan, hanya saja Ampicillin mampu berpenetrasi kepada bakteri gram positif
dan gram negatif. Hal ini disebabkan keberadaan gugus amino pada Ampicillin,
sehingga membuatnya mampu menembus membran terluar (outer membran) pada
bakteri gram negatif.
3.2 Saran
Meskipun penulis menginginkan kesempurnaan dalam penyusunan makalah ini
akan tetapi pada kenyataannya masih banyak kekurangan yang perlu penulis perbaiki.
Hal ini dikarenakan masih minimnya pengetahuan penulis. Oleh karena itu kritik dan
saran yang membangun dari para pembaca sangat penulis harapkan sebagai bahan
evaluasi untuk kedepannya
DAFTAR PUSTAKA
Bonang G. Mikrobiologi Untuk Profesi Kesehatan Edisi 16. Jakarta : Buku Kedokteran EGC.
1992.
Brooks GF, Butel JS, Carroll KC, Morse SA. Jawetz, Melnick, & Adelberg's . 2007. Medical
th
Microbiology. 24 Ed. USA : Mc Graw Hill : 224 – 7
Pelczar, M.J., E.S.Chan. 1988. Dasar-dasar Mikrobiologi Edisi ke-2. Jakarta : Penerbit
Universitas Indonesia.
Pratiwi, S. T. 2008. Mikrobiologi Farmasi. Jakarta: Penerbit Airlangga. Hal 22-42, 188-189.
Tjay, Tan Hoan dan Kirana Rahardja, 2007. Obat-Obat Penting Khasiat, Penggunaan dan
Efek-Efek Sampingnya, Edisi Keenam. 262: 69-271, PT. Elex Media Komputindo,
Jakarta