Disusun Oleh :
Menyetujui,
Mengetahui,
i
Laporan ini disusun berdasarkan rangkuman dan data yang penulis peroleh
selama mengikuti PKL di Instalasi Laboratorium Klinik Utama Rumah Sakit Paru
Dr. H. A. Rotinsulu Cibadak pertanggal 26 November 2023 s.d 07 Februari 2024.
Dengan selesainya penyusunan laporan PKL ini tidak terlepas dari dukungan,
semangat, serta bimbingan dari berbagai pihak, untuk itu penulis mengucapkan
terimakasih kepada :
1. Ibu dr. Dahlia Qadarsih Selaku Kepala Klinik Utama Rumah Sakit Paru Dr. H.
A. Rotinsulu Cibadak
2. Ibu Rina, S.Si.,M.Kes Selaku Manager Tim Kerja Pendidikan dan Pelatihan
3. Ibu dr. Emmanuel, Sp.PK Selaku Dokter Penanggung Jawab Laboratorium
Patologi Klinik Utama Rumah Sakit Paru Dr. H. A. Rotinsulu Cibadak
4. Ibu Enung Nurjannah, S.S.T Selaku Pembimbing Praktek Kerja Lapangan di
Laboratorium Klinik Utama Rumah Sakit Paru Dr. H. A. Rotinsulu Cibadak
5. Seluruh staff Instalasi Laboratorium Klinik Utama Rumah Sakit Paru Dr. H.
A. Rotinsulu Cibadak
6. Bapak Dr. Ruddy Hidana Selaku Dosen Pembimbing PKL Universitas Bhakti
Tunas Husada.
7. Ibu Dr. Korry Novitriani, M.Si Selaku Ketua Program Studi DIII Analis
Kesehatan/TLM Universitas BTH Tasikmalaya:
8. Bapak Dr. Ruswanto, M.Si Selaku Rektor Universitas Bakti Tunas Husada
Tasikmalaya
9. Kedua Orang Tua Kami yang Tak Henti-Hentinya Memberi Doa, Dukungan,
Bimbingan, Motivasi Baik Secara Moral Ataupun Materil.
10. Seluruh pihak yang telah membantu dalam menyusun laporan ini
Kami menyadari bahwa laporan PKL ini masih jauh dari kesempurnaan
dengan segala kekurangannya, oleh karena itu kami mengharapkan adanya
saran dan kritik yang membangun dari semua pihak demi kesempurnaan
laporan ini. Semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi semua orang khususnya
bagi penulis.
Mahasiswa PKL
ii
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN.....................................................................................
KATA PENGANTAR.............................................................................................i
DAFTAR ISI.........................................................................................................iii
DAFTAR TABEL...................................................................................................v
DAFTAR GAMBAR.............................................................................................vi
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1
A. Anggapan Dasar....................................................................................1
B. Dasar Hukum.........................................................................................2
A. Sejarah Singkat.....................................................................................4
C. Struktur Organisasi..............................................................................7
A. Profil Singkat.........................................................................................8
B. Sumber Daya........................................................................................10
C. Kegiatan Laboratorium......................................................................11
4. Pemeriksaan Laboratorium..............................................................21
iii
BAB IV PEMBAHASAN.....................................................................................54
PERMASALAHAN DI LABORATORIUM.................................54
B. PEMBAHASAN................................................................................60
C. STUDI KASUS.................................................................................62
A. KESIMPULAN.................................................................................66
B. SARAN..............................................................................................67
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................68
LAMPIRAN..........................................................................................................69
iv
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 SDM di Klinik Utama Rumah Sakit Paru DR. H. A. Rotinsulu Cibadak
................................................................................................................................11
Tabel 4.1 Instrumen yang dipelajari di Laboratorium Klinik Utama Rumah Sakit
59Paru DR. H. A. Rotinsulu Cibadak....................................................................59
v
DAFTAR GAMBAR
vi
Gambar 4.9 Rak Pewarnaan Papanicolou............................................................57
vii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Anggapan Dasar
Laboratorium Kesehatan merupakan salah satu sarana kesehatan yang
diharapkan mampu memberikan pelayanan terbaik terhadap kebutuhan
individu dan masyarakat dalam rangka mewujudkan Indonesia Sehat 2030
yang berperan sebagai pendukung maupun penegak dari sebuah diagnosis
penyakit dalam upaya peningkatan kesehatan yang optimal. Menurut
Keputusan Menteri Kesehatan No.411/MENKES/PER/III/2010 yang
dimaksud dengan Laboratorium Klinik adalah laboratorium kesehatan yang
melaksanakan pelayanan pemeriksaan spesimen klinik untuk mendapatkan
informasi tentang kesehatan perorangan terutama untuk menunjang upaya
diagnosis penyakit, penyembuhan penyakit dan pemulihan Kesehatan.
Sebagai bagian yang integral dari pelayanan kesehatan, pelayanan
laboratorium sangat dibutuhkan dalam pelaksanaan berbagai program dan
upaya kesehatan, dan dimanfaatkan untuk keperluan penegakan diagnosis,
pemberian pengobatan dan evaluasi hasil pengobatan serta pengambilan
keputusan lainnya. Oleh karenanya, hasil pemeriksaan laboratorium harus
tepat, teliti, benar, dapat dipercaya dan memuaskan pengguna jasa. Tiga faktor
utama yang perlu diperhatikan agar sebuah Laboratorium kesehatan bermutu
tinggi harus memiliki Manajemen yang baik, sumber daya manusia yang
unggul, dan sarana alat serta reagent yang ter kalibrasi (BBKPM, 2020)
Dalam rangka memahami konsep laboratorium klinik kesehatan dan
meningkatkan kualitas belajar mengajar bagi mahasiswa semester akhir
Program Diploma III Jurusan Analis Kesehatan Universitas Bhakti Tunas
Husada. perlu dilaksanakan kegiatan aplikatif, salah satunya dengan
melakukan Praktik Kerja Lapangan (PKL). Kegiatan ini merupakan suatu
kegiatan untuk melatih sikap dan keterampilan profesional dalam bidang
laboratorium klinik kesehatan. Kegiatan ini juga dapat menjadi salah satu
wadah untuk sarana pengembangan kemampuan mahasiswa selaku calon
Diploma Ahli Teknologi Laboratorium Medik sehingga mampu mengenal dan
mengetahui proses di dalam sebuah laboratorium klinik kesehatan.
Kegiatan PKL ini memberikan kesempatan kepada mahasiswa dalam
mengalami dan mempraktekkan, serta mencoba secara nyata pengetahuan dan
keterampilan yang diperoleh pada setiap tahapan pendidikan disertai sikap
profesional di bidang laboratorium kesehatan, selain itu dengan diadakannya
PKL, diharapkan menciptakan kualitas Ahli Teknologi Laboratorium Medik
(ATLM) yang siap bekerja dan berkarya di dunia industri kesehatan sesuai
dengan keahliannya.
1
2
B. Dasar Hukum
1. Peraturan Menteri Nomor 53 Tahun 2023 Tentang Penjaminan Mutu
Pendidikan Tinggi
2. Undang-Undang RI No. 12 Tahun 2012 Tentang Pendidikan Tinggi
3. Undang-Undang RI No. 13 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan
4. Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2004 Tentang Badan Nasional
Sertifikasi Profesi
5. Peraturan Pemerintah Nomor 31 Tahun 2006 Tentang Sistem Pelatihan
Kerja Nasional
6. Permenristekdikti No. 44 Tahun 2015 Tentang Standar Nasional
Pendidikan Tinggi
7. Permendikbud No. 73 Tahun 2013 Tentang Penerapan Kerangka
Kualifikasi Nasional Indonesia Bidang Pendidikan Tinggi
8. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 411/Menkes/Per/III/2010 Tentang
Laboratorium Klinik
9. Surat Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 370/Menkes/SK/III/2007
Tentang Standar Profesi Ahli Teknologi Laboratorium Kesehatan
10. Surat Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 0844/SJ/Diknakes/VII/1986,
Mengenai Pelaksanaan Praktek Kerja Lapangan Pendidikan Tenaga
Kesehatan Di Unit Pelayanan Kesehatan Kurikulum Pendidikan Diploma
III Analis Kesehatan/Teknologi Labolatorium Medik Tahun 2021
PROFIL
A. Sejarah Singkat Klinik Utama Rumah Sakit Paru Dr. H. A. Rotinsulu
Cibadak
BBKPM Bandung didirikan pada Bulan November Tahun 1952,
dengan nama BP5 (Balai Penyelidikan dan Pemberantasan Penyakit Paru-
Paru) dengan tujuan sebagai pusat pemberantasan penyakit tuberculosis (TB).
BP5 Bandung menempati gedung di Jl. Ir. H. Juanda 45 kemudian pindah ke
Jl. Pasir Kaliki 121. Gedung BBKPM yang saat ini menjadi lokasi BBKPM
Bandung mulai ditempati pada bulan Juli tahun 1955. Pada tahun 1974, BP5
berubah menjadi BP4 (Balai Pengobatan Penyakit Paru-Paru) dan mengacu
pada Keputusan Menteri Kesehatan RI No.144/Menkes/SK/IV/1978 tentang
Susunan Organisasi dan Tata Kerja Balai Pengobatan Penyakit Paru-Paru
yang di dalamnya mengatur tugas, fungsi, klasifikasi dan Susunan Organisasi
BP4, maka tugas pokok dan fungsi BP4 tidak hanya mengobati tuberkulosis
tetapi juga penyakit paru lainnya.(BBKPM, 2020).
Merujuk pada Kep.Men.PAN No.62/KEP/M.PAN/7/2003 tentang
Pedoman Organisasi Unit Pelaksana Teknis di Lingkungan Departemen dan
Lembaga Pemerintah Non Departemen, yang ditindaklanjuti dengan Peraturan
Menteri Kesehatan RI Nomor: 1352/MENKES/PER/IX/2005 tentang
Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis di Bidang Kesehatan Paru
Masyarakat, menetapkan BP4 Bandung sebagai Balai Kesehatan Paru
Masyarakat (BKPM) eselon 3b (BBKPM, 2020).
Pada tahun 2007 melalui Surat Keputusan Menteri Kesehatan Republik
Indonesia Nomor: 532/MENKES/PER/IV/2007 BKPM Bandung selanjutnya
ditetapkan menjadi Balai Besar Kesehatan Paru Masyarakat (BBKPM) eselon
2b, dengan Tugas Pokok dan Fungsi melaksanakan pelayanan kesehatan
rujukan paru spesialistik dan atau subspesialistik yang berorientasi kesehatan
masyarakat; pemberdayaan masyarakat dalam bidang kesehatan paru;
kemitraan dan pengembangan sumber daya di bidang kesehatan paru
masyarakat; pendidikan dan pelatihan teknis di bidang kesehatan paru; serta
penelitian dan pengembangan kesehatan paru. Di dalam surat keputusan
tersebut juga dinyatakan bahwa wilayah kerja BBKPM Bandungmeliputi 13
Provinsi yaitu seluruh Provinsi di Pulau Sumatera, Provinsi Jawa Barat,
Provinsi Banten dan Provinsi DKI Jakarta. Selain berlokasi di Kota Bandung,
BBKPM Bandung memiliki dua buah unit fungsional yang berada di Cianjur
dan Garut, yang melayani kesehatan paru masyarakat di kedua wilayah
tersebut, namun tetap berada dalam satu satuan kerja BBKPM Bandung
(BBKPM, 2020)
Lokasi BBKPM Bandung di Jalan Cibadak No 214 Bandung
menempati bangunan seluas 3.641 m2 yang berdiri diatas tanah seluas 3.330
m2, BKPM Garut Jl. Rumah Sakit Umum Dokter Slamet No. 13 Garut
menempati bangunan seluas 246 m2 yang berdiri diatas tanah seluas 1.704
m2, dan BKPM Cianjur Jalan Jl. Siliwangi No. 19 Cianjur adalah bangunan
seluas 662 m2 yang berdiri diatas tanah seluas 2.450 m2. (BBKPM, 2020)
4
5
5
B. Visi Misi Klinik Utama Rumah Sakit Paru Dr. H. A. Rotinsulu Cibadak
1. Visi
Menjadi rujukan kesehatan paru masyarakat yang terkemuka di tingkat
Nasional.
2. Misi
a. Menyelenggarakan pelayanan rujukan kesehatan paru yang berorientasi
kepada masyarakat
b. Mensinergikan upaya kesehatan masyarakat (UKM) dan upaya
kesehatan perorangan (UKP) secara paripurna
c. Mempercepat terwujudnya masyarakat sehat paru yang mandiri dan
berdaya
d. Meningkatkan derajat kesehatan paru masyarakat
7
Kepala Ruangan
Tenaga Fungsional
BAB III
PROFIL LABORATORIUM
A. Profil Singkat Laboratorium
Laboratorium Klinik Utama Rumah Sakit Paru Dr. H. A. Rotinsulu
Cibadak telah menggunakan alat otomatis dengan teknologi mutakhir dengan
sensitivitas dan spesifitas yang baik untuk melakukan pemeriksaan sehingga
sampel yang digunakan lebih sedikit, waktu pemeriksaan yang dibutuhkan
lebih singkat, penggunaan reagen lebih efisien dan limbah yang dihasilkan
lebih terkontrol.
Adapun data rekap hasil yang tertata setiap hari dan bulannya sehingga
memudahkan untuk evaluasi dikemudian hari ataupun cadangan untuk melihat
Riwayat pemeriksaan pasien. Laboratorium Klinik Utama Rumah Sakit Paru
Dr. H. A. Rotinsulu Cibadak menyediakan pelayanan meliputi pemeriksaan
dahak untuk mendiagnosis penyakit TB, pemeriksaan darah untuk mengetahui
berbagai penyakit seperti kelainan faal ginjal, hati, gangguan metabolick,
penyakit infeksi dan penunjang penyakit lainnya, pemeriksaan urine dan
cairan tubuh lainnya juga telah dapat dilakukan di laboratorium Klinik Utama
Rumah Sakit Paru Dr. H. A. Rotinsulu Cibadak.
Laboratorium Klinik Utama Rumah Sakit Paru Dr. H. A. Rotinsulu
Cibadak telah menjadi penentu dalam mendiagnosis penyakit paru masyarakat
seperti penyakit Tuberkulosis (TB) paru melalui pemeriksaan mikroskopis,
biakan dan tes cepat molekuler (TCM MTB/Rif), Pemeriksaan tubekulosis
ekstra paru seperti TB kelenjar getah bening dapat dilaksanakan melaui Fine
Needle Aspiration Biopsi (FNAB) yang dilakukan oleh dikter speialis patologi
anatomi. Pemeriksaan darah dan urine sebagai penunjang diagnosis telah
memanfaatkan teknologi mutakhir, Panel narkoba untuk keperluan skrinning,
untuk menunjang diagnosis Covid-19 laboratorium Klinik Utama Rumah
Sakit Paru Dr. H. A. Rotinsulu Cibadak menyediakan pemeriksaan Rapid test
antigen dan layanan swab nasopharing/ orpharing. Dengan mutu terjamin,
Laboratorium Klinik Utama Rumah Sakit Paru Dr. H. A. Rotinsulu Cibadak
tetap dapat memberikan pelayanan yang terjangkau bagi masyarakat
(BBKPM, 2020).
Jaminan mutu laboratorium Klinik Utama Rumah Sakit Paru Dr. H. A.
Rotinsulu Cibadak didukung alur kerja yang rapi dan teratur. Alur
pemeriksaan dimulai dengan pendaftaran bagian pelayanan hingga penyerahan
hasil kepada pasien.
Petugas pendaftaran melakukan pencatatan identitas pasien,
pemeriksaan laboratorium yang diminta dokter, asal poli pengirim dan status
pasien (umun atau BPJS) Setiap bagian pemeriksaan memiliki tenggang waktu
yang harus ditepati, misalnya di bagian kimia 3 jam, dan hematologi 1 jam.
Setiap petugas memastikan agar spesimen sesuai dengan permintaan
pemeriksaan dokter pada formular permintaan pemeriksaan laboratorium.
Kemudian petugas laboratorium menyerahkan hasil pemeriksaan yang telah
9
B. Sumber Daya
Personalia pelayanan Laboratorium Klinik Utama Rumah Sakit Paru
Dr. H. A. Rotinsulu Cibadak adalah sumber daya manusia yang melakukan
pekerjaan di Laboratorium Klinik Utama Rumah Sakit Paru Dr. H. A.
Rotinsulu Cibadak yang termasuk dalam bagan organisasi dengan persyaratan
:
1. Terdaftar di Kementrian Kesehatan
2. Terdaftar di organisasi profesi setempat
3. Memiliki Surat Izin Kerja (STR) atau Surat Izin Praktik (SIP)
4. Memiliki SK penempatan
Penyelnggaraan laboratorium dilaksanakan oleh tenaga Ahli Teknologi
Laboratorium Medik professional yang berwenang berdasarkan undang-
undang dan memenuhi persyaratan baik dari segi aspek hokum, strata
pendidikan, kualitas maupun kuantitas dengan jaminan kepastian adanya
peningkatan pengetahuan keterampilan dan sikap keprofesian terus menerus
dalam rangka mutu profesi dan kepuasan pasien. Kualitas dan rasio kuantitas
disesuaikan dengan beban kerja dan keluasan cakupan pelayanan serta
perkembangan dan visi misi Klinik Utama Rumah Sakit Paru Dr. H. A.
Rotinsulu Cibadak
Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
411/Menkes/Per/III/2010, Laboratorium Klinik Utama Rumah Sakit Paru Dr.
H. A. Rotinsulu Cibadak termasuk kategori Laboratorium klinik utama, terdiri
dari :
1. Penanggung jawab teknik sekurang-kurangnya 1 orang dokter spesialis
patologi klinik
2. Tenaga teknik dan administrasi sekurang-kurangnya 1 orang, ATLM 6
orang dan 2 orang diantaranya memiliki sertifikat pelatihan khusus
mikrobiologi, perawat 1 orang dan administrasi 3 orang
Pada dasarnya kegiatan laboratorium kesehatan harus dilakukan oleh
petugas yang memiliki kualifikasi pendidikan dan pengalaman yang memadai
serta memperoleh atau memiliki kewenangan untuk melaksanakan kegiatan
dibidang yang menjadi tugas dan tanggung jawabnya.
Laboratorium harus menetapkan seseorang atau sekelompok orang yang
bertanggung jawab terhadap pelaksanaan kegiatan yang berkaitan dengan
pemantapan mutu dan keamanan kerja. Laboratorium Klinik Utama Rumah
Sakit Paru Dr. H. A. Rotinsulu Cibadak saat ini memiliki 7 bidang
pemeriksaan, yaitu hematologi, kimia klinik (termasuk didalamnya elektrolit
dan analisa gas darah), mikrobiologi, urinalisa, serologi, patologi anatomi dan
biologi molekuler.
11
C. Kegiatan Laboratorium
1. Tata Letak Laboratorium
Tata letak ruangan laboratorium perlu diperhatikan agar pelayanan
pemeriksaan laboratorium dapat dilaksanakan dengan baik. Fasilitas
ruangan yang bersih dan nyaman merupakan upaya untuk memberikan
pelayanan yang terbaik bagi pasien, maka Laboratorium Klinik Utama
Rumah Sakit Paru Dr. H. A. Rotinsulu Cibadak memiliki beberapa
ruangan diantaranya sebagai berikut :
a) Ruang Pendaftaran
b) Ruang Flebotomi
12
d) Ruangan Mikromolekuler
e) Ruangan Mikrobiologi
Didalam ruangan mikrobiologi terdiri dari pemeriksaan BTA dan juga
Pembiakan.
a) Pengertian K3
Dalam Peraturan Pemerintah (PP) Republik Indonesia nomor
50 tahun 2012 mengenai penerapan SMK3, dijelaskan tentang
pengertian dari K3. Yaitu segala kegiatan untuk menjamin dan
melindungi keselamatan serta kesehatan tenaga kerja melalui upaya
pencegahan kecelakaan kerja maupun penyakit akibat kerja.
Sedangkan berdasarkan Standar Internasional OHSAS 18001,
K3 adalah segala kegiatan yang dilakukan untuk menjamin serta
melindungi keselamatan dan kesehatan tenaga kerja. Melalui berbagai
upaya pencegahan kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja.
Jadi, dapat disimpulkan bawa K3 merupakan segala bentuk
kegiatan yang dipraktikan perusahaan atau pabrik agar dapat menjamin
keselamatan tenaga kerja. Sehingga pegawai terhindar dari risiko
kecelakaan saat bekerja atau sakit yang diakibatkan aktivitas kerja.
b) Manfaat K3
Pada umumnya tujuan penerapan K3 adalah untuk memberikan
perlindungan keselamatan dan kesehatan kerja. Tujuan lainnya untuk
mencegah dan mengurangi risiko kecelakaan kerja atau penyakit yang
diakibatkan aktivitas pekerjaan.
Oleh karena itu, penerapan K3 ini akan sangat bermanfaat bagi
para petugas. Memberikan jaminan agar pegawai memperoleh rasa
aman dan nyaman dalam bekerja. Adapun manfaat manajemen K3
laboratorium yaitu :
i. Menjaga keselamatan, kesehatan, dan juga kesejahteraan individu
yang bekerja di dalam laboratorium
ii. Mencegah pihak lain baik individu maupun kelompok, terkena
risiko atau terganggu kondisi kesehatannya, akibat aktivitas di
laboratorium
iii. Mengontrol penggunaan dan penyimpanan bahan-bahan yang
beracun, korosif, mudah terbakar, mudah meledak, dan
menyebabkan iritasi
iv. Mengontrol proses pelepasan bahan berupa gas dan zat yang
berbau ke udara. Memastikan gas tersebut tidak akan berdampak
negatif pada lingkungan sekitar.
c) Bahaya yang Dapat Muncul di Laboratorium
i. Keadaaan Darurat Berskala Besar
serta Situasi Sensitif Operasional laboratorium dapat terganggu
bila terjadi suatu peristiwa berskala besar atau situasi yang sensitif.
Misalnya seperti gempa bumi, banjir, kebakaran, pandemi, dan
pemadaman listrik. Selain itu tumpahan bahan beracun atau
lepasnya bahan berbahaya juga termasuk ke dalam keadaan
darurat. Begitu juga bila peralatan, bahan, dan data dari dalam
laboratorium hilang. K3 laboratorium diberlakukan untuk
mencegah hal-hal tersebut terjadi.
ii. Bahaya Hayati
Bahaya hayati atau biologis yaitu berkaitan dengan aktivitas
pengamatan dan penelitian di dalam laboratorium klinis misalnya
laboratorium mikrobiologi. Namun bisa juga terjadi di
15
Gambar 3.17
Sandal Lab
Tabel 3.2 APD
4) Pemeriksaan Imunologi
Melayani pemeriksaan HIV, FT4, TSHs, dan MPT4 Rapid
5) Pemeriksaan Mikrobiologi
Melayani pemeriksaan diantaranya mikroskopis, kultur BTA dan
Tes Cepat Molekuler (TCM) untuk M.tubercolosis.
b. Pelayanan Laboratorium Patologi Anatomi
Meliputi pemeriksaan FNAB dan sitologi cairan pleura.
c. Melaksanakan Diklat teknis Laboratorium Kesehatan
1) Tempat Magang teknis laboratorium dari instalasi pemerintah
kabupaten/kota di Jawa Barat maupun Nasiona, Lembaga
pendidikan pemerintah maupun swasta dan Institusi Swasta.
20
Pendaftaran
Pengolahan BP*
Kimia Klinik
1. Bilirubin Total dan Bilirubin Direk
2. SGOT
3. SGPT
4. Profil Lipid
a. Kolesterol Total
b. Kolesterol HDL
c. Kolesterol LDL
d. Trigliserida
5. Asam Urat
6. Kreatinin
7. Ureum
8. Glukosa
9. Blood Gas Analyzer
10. Elektolit
Pencatatan Hasil
4. Pemeriksaan Laboratorium
a. Pre Analitik
1) Administrasi Pelayanan Laboratorium
Tahapan yang dilaksanakan pada bagian pendaftaran adalah
sebagai berikut :
a) Petugas administrasi pendaftaran laboratorium menerima kartu
berobat pasien dan formulir permintaan pemeriksaan dari
dokter poli atau dari dokter luar.
b) Petugas administrasi mendaftarkan pasien sesuai dengan
identitas pasien dan permintaan dari dokter ke dalam buku
pendaftaran laboratorium.
c) Petugas administrasi laboratorium akan memberi identitas pada
pot sputum dan memberi penjelasan kepada pasien tentang
pengumpulan dahak serta tahapan selanjutnya.
d) Selanjutnya pasien akan dipersilakan untuk masuk ke ruangan
sampling (bila terdapat pemeriksaan darah).
e) Spesimen yang telah terkumpul didistribusikan ke bagian
laboratorium.
f) Pasien mengambil hasil pemeriksaan setelah dua jam
pengambilan darah dan urin serta setelah 3 jam pengumpulan
sputum.
2) Persiapan Pasien
Adapun persiapan pasien yang harus dilakukan adalah sebagai
berikut
a) Kimia Klinik
Terdapat beberapa pemeriksaan yang diperlukan beberapa
persiapan, seperti pemeriksaan profil lipid (Kolesterol,
Trigliserida, HDL, dan LDL Kolesterol) dianjurkan puasa 10-
12 jam, pemeriksaan glukosa puasa diharuskan puasa selama
810 jam. Untuk pemeriksaan glukosa 2 jam post prandial
pasien diharuskan makan terlebih dahulu kemudian dua jam
setelah makan, pasien diambil darahnya kembali. Sedangkan
untuk pemeriksaan kimia lainnya pasien tidak diharuskan untuk
berpuasa.
b) Hematologi
Pemeriksaan hematologi tidak dilakukan persiapan khusus
c) Mikrobiologi
Untuk pemeriksaan BTA (Basil Tahan Asam), pengambilan
sampel dahak dilakukan sebanyak dua kali yaitu sampel pagi
dan sewaktu.
d) Urin Rutin
Bahan pemeriksaan urin yang ideal adalah urin midstream,
dimana pasien disarankan untuk tidak menampung urin aliran
pertama dan aliran urin selanjutnya ditampung dalam wadah
yang telah disediakan, lalu urin aliran terakhir tidak
ditampung.
22
4) Distribusi Sampel
Sampel dari pasien rawat jalan dan rawat inap dicatat pada logbook
pengambilan darah dan didistribusikan oleh petugas plebotomi ke
masing-masing bagian laboratorium sesuai dengan jenis
pemeriksaannya.
5) Pengendalian Mutu (Quality Control)
a) Pengendalian Mutu Internal
Pengendalian mutu internal merupakan suatu kegiatan yang
dilakukan untuk menentukan baik atau tidaknya teknik, alat
maupun reagen yang digunakan serta sumber daya manusianya.
Pengendalian secara internal dilakukan oleh Rumah Sakit
sendiri tanpa campur tangan pihak lain atau bahkan
pekerja/pegawai yang berbeda profesi. Ada beberapa hal yang
dilakukan QC diantaranya (Dokumen Mutu Laboratorium
BBKPM,2019) :
i. Quality Control Kimia Klinik
Quality control Kimia Klinik dilakukan setiap hari terhadap
alat yang digunakan adalah Cobas 111 Biochemistry
Analyzer. QC dilakukan baik QC Harian, Mingguan dan
juga Bulanan. Berikut prosedur quality control kimia klinik
harian :
Pastikan terlebih dahulu reagen sudah dimasukkan ke
alat, tempat Reservoir sudah terisi dan tempat
pembuangan (Waste) dalam keadaan kosong.
Disiapkan PCC1 dan PCC2 hingga mencair,
dihomogenkan dengan cara sedot semprot
log on" ditekan untuk dapat mengoprasikan alat dengan
memasukan username dan password
"Workplace" ditekan lalu dipilih "QC status"
Ditekan tanda (+) untuk menambah daftar QC
Dipilih parameter yang akan di QC dan pilih PCC1 dan
PCC2
Dimasukkan cup yang berisi PCCI dan PCC2 pada alat,
kemudian start
Data yang dihasilkan diinput ke dalam file di computer
sesuai tahun dan bulan pemeriksaan berjalan.
24
Pewarnaan BTA
Kontrol pewarnaan BTA dilakukan setiap hari Senin,
Prosedur Control Pewarnaan BTA :
Disiapkan sediaan yang menjadi control positif dan
control negative
Kemudian dilakukan pewarnaan ziehl neelsen
Diletakan sediaan diatas rak pewarnaari
Dituangkan reagen karbol fuchsin 1% sampai
menutupi seluruh bagian sediaan
Dipanaskan dengan nyala api spirtus sampai keluar
asap
Diamkan selama 10 menit lalu dibilas dengan air
mengalir
Dituangkan ragen HCL alkohol 3% selama
beberapa detik sampai warna merah hilang
Dibilas dengan air mengalir, lalu dituangkan reagen
terakhir yaitu methylen blue 0,1 % selama 10-20
detik dibilas dengan air lalu keringkan.
Mikroskopis (Pengamatan)
Dilakukan sebanyak 2 kali dalam setahun oleh semua
karyawan (gabungan antara Garut, Bandung dan
Cianjur). Setiap orang membaca 8 slide.
b) Pengendalian Mutu Eksternal
i. Quality Control Hematologi
Quality control Hematologi dilakukan 2 kali dalam setahun
yang dilakukan serentak pada waktu yang telah ditentukan
oleh pihak Labkes Jakarta ataupun Labkes Jawa Barat.
Prosedur Quality Control Hematologi (Dokumen Mutu
Laboratorium BBKPM,2019) :
Pada tanggal pemeriksaan yang telah ditentukan,
diambil bahan uji dari lemari pendingin
Diamkan selama 15 menit pada suhu ruang (18-25°C)
Sebelum dilakukan pemeriksaan, dihomogenkan bahan
uji dengan membolak balik tabung beberapa kali,
jangan dikocok agar tidak terjadi busa. Segera
lakukan pemeriksaan
Dilakukan pemeriksaan terhadap seluruh parameter
yang tertera dalam halaman pengisian hasil
menggunakan metode pemeriksaan rutin yang biasa
digunakan di laboratorium
Dilakukan pengisian hasil pemeriksaan secara daring
dengan mengakses sipamela bblkjakarta.id.
28
iii. Analitik
Media LJ yang sudah ditumbuhi koloni penuh
ditambahkan 1-2 ml aquadest steril
Media LJ digores dengan ose steril sampai terbelah dan
terendam
Tabung disimpan dengan posisi tidur dalam inkubator
selama 24 jam
Pipet 0,6 ml ekstrak masukkan kedalam tabung dengan
menggunakan pinset biakan selama 15-20 menit
Amati perubahan warna yang terjadi
iv. Pasca Analitik
Interpretasi hasil
Positif: Tebentuk warna kuning
Negatif: Tidak berwarna
d) Pemeriksaan Tes Cepat Molekuler (TCM) Untuk Tuberkulosis
menggunakan Gene-Xpert
i. Prinsip
GeneXpert MTB/Rif mendeteksi kompleks DNA bakteri
Myobacterium tuberculosis dan resistensi (kekebalan)
baktei tersebut terhadap pengobatan dengan rifampisin.
ii. Pra Analitik
Persiapan alat dan bahan :
GeneXpert
Cattridge
Pipet tetes
Buffer
Sputum.Analitik
iii. Analitik
Pastikan sampel yang diterima adalah dahak bukan air
liur, yang tidak mengandung partikel makanan atau
partikel padat lainnya dengan volume minimal 1 ml.
Dahak yang diterimamaksimalsetelah telah disimpan
selama 3 hari pada suhu ruangan atau 7 hari pada suhu
lemari es
Tulis identitas pasien yang tercantum dalam form TB
05 dari poli TB MDR kedalam form TB 04
Disiapkan katrid, pipet dan alrutan sampel reagen
didalam biosafety cabine
Dihidupkan alat sesuai dengan instruksi kerja
penggunaan alat GeneXpert
Dituang sampel reagen kedalam tabung dahak sebanyak
2 kali volume dahak. Tutup kembali
34
rifampisin baru
tidak dapat dengan
ditentukan kualitas yang
karena sinyal baik
penanda
resistensi
MTB Not Detected DNA MTB tidak Lanjutkan
terdeteksi sesuai alur
diagnosis TB
INVALID Keberadaan DNA Ulangi
MTB tidak dapat pemeriksaan
ditentukan, dengan
quality control cartridge baru,
internal pastikan
gagal alau terjadi pengolahan
kegagalan system spesimen sudah
benar
NO RESULT Keberadaan DNA Ulangi
MTB tidak dapat pemeriksaan
ditentukan karena dengan cartridg
data reaksi PCR e baru
tidak mencukupi
Tabel 3.4 Hasil Pemeriksaan TCM
2) Pemeriksaan Kimia Klinik
a) Pemeriksaan Kimia Rutin menggunakan Cobas C111
Pemeriksaan kimia klinik di Laboratorium Patologi klinik
Klinik Utama Rumah Sakit Paru Dr. H. A. Rotinsulu Cibadak
menggunakan alat semi otomatis yaitu dengan menggunakan
Cobas C111.
i. Prinsip
Pemeriksaan Kimia Klinik berdasarkan reaksi kolorimetri
atau enzimatik sehingga dapat menghitung kadar setiap
jenis pemeriksaan oleh alat secara otomatis.
ii. Pra Analitik
Persiapan alat dan bahan :
Cobas C111
Centifige Kuvet
Aliquot47
Mikropipet dan tip
Reagen
Sampel
Persiapan sampel, sampel dari flebotomi didiamkan 30
menit sampai sampel beku Selanjutnya sampel di
centnifuge dengan kecepatan 3000rpm selama 30 menit
36
iii. Analitik
Ditekkan menu [log on] untuk membuka kunci pada
layer
Dimasukkan user name dan password
Ditekan [order]
Diinput identitas pasien (Nama), lalu ditekan tanda "√"
Ditekan parameter yang akan diperiksa, lalu ditekan
tanda "√"
Dimasukkan cup sampel yang berisi serum/plasma
kedalam rak sampel dibagian atas alat
Ditekan tombol "START dan alat akan memulai proses
pemeriksaan
Ditunggu sampai alat mengeluarkan hasil
Hasil akan ditampil dilayar dan secara otomatis tercetak
pada kertas printer
Catat hasil pemeriksaan dibuku harian kimia klinik dan
formulir hasil pemeriksaan
iv. Pasca Analitik
Interpretasi Hasil
Na K Cl Satuan
Dewasa 135-145 3,5-5,0 95-105 mmol/L
Anak 135-145 3,6-5,8 98-110 mmol/L
Bayi 134-150 3,6-5,8 95-110 mmol/L
Tabel 3.6 Hasil Pemeriksaan Elektrolit
TCO2:
Metode uji TCO2 yang diukur dikalibrasi ke metode
referensi TCO2 International Federation of Clinical
Chemistry (IFCC) dengan algoritma yang didasarkan
pada persamaan Henderson-Hasselbach, yang
menggunakan pengukuran pH, PCO2, dan kekuatan ion
(Na).
ii. Pra Analitik
Persiapan alat dan bahan:
Alat i-Stat
Cartridge
Spuit khusus AGD
iii. Analitik
Menghomogenkan spesimen yang ada dalam spuit
Memasukkan data pasien dengan membarcode
Memasukan barcode catried
Mengklik 'Start' untuk memulai pemeriksaan
Mengklik Additional Information' untuk menambahkan
suhu tubuh dan FIO2 pasien, Klik Save
iv. Pasca Analitik
Nilai Normal :
PCO2 = 35-45 mmHg
PO2 = 75-100 mmHg
HCO3 = 22-28 mEq/L
TCO2 = 10-13 mEq/L
3) Pemeriksaan Hematologi
Pemeriksaan Hematologi di Laboratorium Patologi Klinik Utama
Rumah Sakit Paru Dr. H. A. Rotinsulu Cibadak menggunakan alat
semi otomatis yaitu dengan menggunakan Sysmex XS-500i
a) Pemeriksaan Hematologi Rutin menggunakan Sysmex XS-500i
i. Prinsip
Berdasarkan spesifikasi ukuran sel yang melewati filter
dengan memakai tegangan listrik. Untuk sekali pembacaan
dapat langsung memeriksa beberapa parameter seperti
hemoglobin, hematokrit, leukosit, trombosit, eritrosit,
41
iii. Analitik
Diklik Manual (F2)
Diketik Sample No
Dipilih Menu "Discrete" : CBC atau CBC+ DIFF
Dipilih Menu Capilary Mode: No
Dimasukkan identitas pasien pada kolom Patient ID
Diklik OK maka READY LED pada alat berubah
menjadi hijau menandakan alat sudah siap untuk
menghisap sampel
Dihomogenisasikan darah Sample yang akan diperiksa
dengan baik. Buka tutupnya dan letakkan di bawah
Aspiration Probe. Pastikan ujung Probe menyentuh
dasar botol darah Sample agar tidak menghisap udara
Ditekan Start Switch
Hasil dapat dilihat dengan mengklik Explorer (F7)
iv. Pasca Analitik
Limfosit 20-40 %
Monosit 2-8 %
Tabel 3.8 Hasil Pemeriksaan Hematologi
Basofil 0-1%
Eosinophil 1-3%
Neutrofil Batang 2-6%
Neutrofil Segmen 50-70%
Limfosit 20-40%
45
Monosit 2-8%
Tabel 3.9 Hasil pemeriksaan Hitung Jenis Leukosit
e) Pemeriksaan Morfologi Darah Tepi (MDT)
i. Prinsip
Darah diteteskan pada objek glass kemudian dibuat apusan
darah lalu diwarnai dengan pewarnaan giemsa lalu dilihat
morfologi dan penyebaran sel eritrosit, leukosit, dan
trombosit di bawah mikroskop.
ii. Pra Analitik
Persiapan alat dan bahan :
Mikroskop
Tabung centrifuge
Objek glass
Pipet tetes
Larutan Giemsa (1 mL. Giemsa dan 4 ml. Buffer)
methanol absolut
iii. Analitik
Dokter spesialis patologi klinik memberikan sediaan
apus yang telah diwarnai dengan giemsa menggunakan
mikroskop dengan pembesaran lensa objektif 10x atau
100x dengan menggunakan minyak imersi.
Diperiksa morfologi dan penyebaran sel eritrosit,
leukosit, dan trombosit.
Diperiksa pula keberadaan sel muda (blast) serta
kemungkinan abnormalitas sel.
Dicatat hasil pemeriksaan pada buku khusus
pemeriksaan morfologi darah tepi.
iv. Pasca Analitik
ATLM melakukan pengetikan dan print hasil
pemeriksaan sesuai dengan hasil pemeriksaan Sp.PK
yang telah ditulis di buku khusus.
Print out hasil pemeriksaan divalidasi dan
ditandatangani oleh dokter Sp.PK
Print out hasil pemeriksaan dicap stempel BBKPM oleh
ATLM
Hasil pemeriksaan morfologi darah tepi siap untuk
diserahterimakan kepada pasien atau keluarga
f) Pemeriksaan Manual Hematologi
Pemeriksaan manual hematologi dilakukan sebagai konfirmasi
terhadap hasil yang abnormal, dan menggunakan metode gold
standar sebagai berikut:
Menghitung Jumlah Leukosit menggunakan Metode Manual
i. Prinsip
Darah ditambahkan larutan Turk maka sel darah selain
leukosit akan lisis.
ii. Pra analitik
Persiapan alat dan bahan :
46
iii. Analitik
1 ml larutan gentian violet 1% ditambahkan 1 ml asam
asetat lalu dilarutkan dalam 100 ml aquadest
Disiapkan alat dan bahan yang akan digunakan
Dipipet 200 µL larutan Turk ke dalam tabung, lalu
dibuang sebanyak 10 µL
Dipipet sampel darah sebanyak 10 µL, dimasukkan ke
dalam tabung yang telah berisi larutan Turk dan
dihomogenkan
Dipasangkan cover glass pada bilik hitung Improved
Neubauer hingga membentuk cincin Newton
Dimasukkan larutan tadi sebanyak 1 tetes ke dalam
bilik hitung
Dihitung dalam 64 kotak leukosit menggunakan
mikroskop dengan perbesaran objektif 40%
iv. Pasca analitik
Nilai normal :
Dewasa: 4.000-10.000 sel/mm²
Bayi: 10.000-26,000 sel/mm²
Anak-anak: 4.500-13.500 sel/mm²
Rumus:
Luas kotak¼ mm x 4 mm = 1/16 mm²
Volume kotak = 1/10 mm x 1/16 mm² = 1/160 mm³ x
64 kotak =1/2,5 mm³
Koreksi Volume = 2,5 mm³
Jumlah Leukosit = Px KVx N
Keterangan: P = Pengenceran (20x)
KV-Koreksi volume N = Jumlah leukosit yang
ditemukan
Menghitung Jumlah Trombosit menggunakan Metode Brecker
Cronckite (Langsung)
i. Prinsip
Dengan penambahan larutan Ammonium oksalat 1% maka
darah akan encer dan sel darah selain trombosit yang lisis
ii. Pra Analitik
Persiapan alat dan bahan:
47
iii. Analitik
Campurkan larutan Ammonium oksalat ke dalam 100
mL aquadest.
Dipipet larutan Ammonium oksalat 1% sebanyak 1000
µL dan dimasukkan ke dalam tabung reaksi, lalu
dibuang sebanyak 10 µL.
Dimasukkan sampel darah sebanyak 10 µL ke dalam
larutan Ammonium oksalat 1% tadi dan dihomogenkan.
Dipasangkan cover glass pada bilik hitung Improved
Neubauer hingga membentuk cincin Newton.
Dimasukkan larutan tadi sebanyak 1 tetes ke dalam
bilik hitung.
Dihitung dalam 80 kotak eritrosit menggunakan
mikroskop dengan perbesaran objektif 40x.
iv. Pasca Analitik
Nilai normal: 150.000-400.000 sel/mm³.
Rumus:
Luas Kotak = 1/20 mm x 1/20 mm
= 1/400 mm²
Volume Kotak = 1/400 mm x 1/10 mm²
= 1/4000 mm³ x 80 kotak mm³
Koreksi volume = 50 mm³ jumlah leukosit
= PxKVxN
Keterangan : P = Pengenceran (100%)
KV = Koreksi volume
N = Jumlah trombosit yang ditemukan
Pembuatan Sediaan Apusan Darah
i. Prinsip
Darah diapus dengan teknik khusus pada kaca objek untuk
memisahkan sel-sel yang terdapat di dalamnya sehingga
mudah untuk dilakukan pemeriksaan secara mikroskopis
ii. Pra Analitik
Persiapan alat dan bahan :
Objek glass dan pipet tetes
Sampel darah
iii. Analitik
48
Interpretasi Hasil
Nilai Normal FT4 = 10,6-19,4 pmol/L
Nilai Normal TSHs = 0,27-4,7 µIU/mL
5) Pemeriksaan Sitohisteknologi
a) Pewarnaan Papanicolou Untuk Pemeriksaan Sitologi
i. Prinsip
Mewarnai preparat sitology terutama detail morfologi untuk
memeriksa inti sel, melihat apakah sel tersebut normal,
neoplasma jinak atau ganas.
c. Post Analitik
1) Penyerahan Hasil
Hasil pemeriksaan laboratorium dilakukan pencatatan pada
logbook hasil di masing-masing bagian laboratorium. Selanjutnya
akan dilakukan proses verifikasi dan validasi serta pencetakan hasil
dan tanda tangan oleh validator. Hasil pemeriksaan laboratorium
dapat diambil kurang lebih dua jam setelah dilakukan pengambilan
sampel (untuk pemeriksaan kimia, hematologi, dan urin),
sedangkan untuk pemeriksaan sputum hasil dapat diambil setelah 3
jam.Untuk ketepatan waktu selesai hasil, Laboratorium
mengevaluasinya lewat laporan WTPL (Waktu Tunggu
Pemeriksaan Lab) setiap bulannya.
2) Penanganan Limbah
a) Limbah Non Medis
i. Limbah non medis dimasukan kedalam tempat sampah
khusus non medis
ii. Petugas rekanan dan dinas kebersihan akan mengambil
semua limbah non medis pada hari tertentu sesuai dengan
jadwal pengambilan area dan mengganti plastic limbah non
medis (warna hitam) dengan yang baru
b) Limbah Medis
i. Limbah medis padat dimasukan kedalam tempat sampah
khusus limbah medis padat. Untuk jarum bekas pakai
memakai tempat khusus dan terpisah (safety box)
ii. Staff instalasi K3 atau petugas pramu laboratorium akan
mengambil semua limbah medis padat ini setiap hari
(kecuali safety box, jika sudah penuh) dan mengganti
plastic limbah medis (warna kuning) dengan yang baru lalu
menyimpannya ditempat penampungan limbah sementara
iii. Limbah medis padat ini akan diambil oleh petugas dari
pihak rekan penyedia jasa pembuangan limbah untuk
dimusnahkan/diinsenerasi
c) Limbah Medis Bekas Pakai Padat
53
2 Elektrolit
4 Hematologi
5 Urin Rutin
6 Pemeriksaan Imunologi
Tabel 4.1 Instrumen yang dipelajari di Klinik Utama Rumah Sakit Paru Dr. H.
A. Rotinsulu Cibadak
2. Pada Bagian Kimia Klinik dan Elektrolit selama mahasiswa Praktek Kerja
Lapangan yakni pada pemeriksaan kimia rutin dan elektrolit terkadang
terdapat sampel darah yang hemolisis sehingga berpengaruh terhadap hasil
pemeriksaan.
3. Pada bagian Mikrobiologi selama mahasiswa Praktek kerja Lapangan
yakni pda pemeriksaan BTA terkadang terdapat sampel dahak yang
konsentrasinya cair sehingga menyusahkan dalam melakukan kultur BTA
sehingga akan berpengaruh terhadap hasil pemeriksaan.
B. Pembahasan
Jaminan mutu Laboratorium Klinik Utama Rumah Sakit Paru Dr. H.
A. Rotinsulu Cibadak didukung alur kerja yang rapi dan teratur. Alur
pemeriksaan dimulai dengan pendaftaran bagian pelayanan hingga penyerahan
hasil kepada pasien.
Petugas pendaftaran melakukan pencatatan identitas pasien,
pemeriksaan laboratorium yang diminta dokter, asal poli pengirim dan status
pasien (umum atau BPJS). Setiap petugas memastikan agar spesimen sesuai
dengan permintaan pemeriksaan dokter pada formular permintaan
pemeriksaan labontorium Kemudian petugas laboratorium menyerahkan hasil
pemeriksaan yang telah diverifikasi, divalidasi dan didokumentasikan pada
buku bantu dan komputer (Dokumen mutu Laboratorium BBKPM Bandung,
2019).
Laboratorium Klinik Utama Rumah Sakit Paru Dr. H. A. Rotinsulu
Cibadak dalam pelayanannya telah ditunjang dengan alat otomatis. Dengan
adanya alat-alat yang memadai serta tenaga ATLM yang telah terlatih, banyak
jenis pemeriksaan yang dapat dilakukan di Laboratorius Klinik Utama Rumah
Sakit Paru Dr. H. A. Rotinsulu Cibadak. Kegunaan penggunaan alat otomatis
ini diantaranya sampel yang digunakan lebih sedikit, waktu pemeriksaan yang
dibutuhkan lebih singkat penggunaan reagen lebih efisien dan limbah yang
dihasilkan lebih terkontrol.
61
C. STUDI KASUS
1. Bidang Patologi klinik
a. Soal
Seorang pasien pria berusia 23 tahun dirawat disebuah Rumah
Sakit, setelah dilakukan pemeriksaan urin didapatkan hasil sebagai
berikut :
Hasil Pemeriksaan Kimiawi Urin
2. Bidang Mikrobiologi
a. Soal
Seorang pria berusia 45 tahun melakukan pemeriksaan
pemeriksaan BTA dengan sampel sputum, dan didapatkan hasil :
1) Sampel pagi : +2
2) Sampellsewaktu : negatip
Mengapa terdapat perbedaan hasil mikroskopis BTA, jelaskan langkah
apa yang harus dilakukan sebagai seorang analis Kesehatan?
b. Jawab
Perbedaan hasil antara dahak pagi dan sewaktu dilihat dari
kualitas sampel yang diperiksa. Jika hasil pemeriksaan sample pagi
dengan sewaktu berbeda, menurut penelitian dan pengalaman
dilaboratorium sample dahak yang pagi hasilnya lebih akurat.
Perbedaan antara sample dahak sewaktu dan pagi yang
menunjukan adanya perbedaan hasil pemeriksaan BTA , hal tersebut
dapat disebabkan oleh beberapa faktor, seperti:
1) Perbedaan kualitas dahak sewaktu dengan dahak pagi.misalnya
sempel pagi purulen( hijau kekuningan) sedanggkan sample dahak
sewaktu air liur. sample dahak yang baik dan bagus seharusnya
sample dahak yang purulen(hijau ke kuningan),yang dikataan
purulen yaitu yang banyak leukosit,pnmnya dan banyak efitelnya.
2) Faktor kesalahan ketika melakukan pengamatan mikroskopis.
3) Kesalahan ketika membuat preparat seperti berikut :
a) Lidi yang digunakan tidak steril atau tertukar dengan yang
yang lain.
b) Penulisan identias atau melabeling objek glass.
4) Kesalahan pada proses pra analitik tidak sesuai dengan arahan
petugas laboratorium.
Saat akan mengeluarkan hasil maka kita sebagai ATLM harus
melakukan pengecekan ulang mulai dari :
65
A. Kesimpulan
Praktik Kerja Lapangan merupakan bentuk implementasi dari ilmu-
ilmu atau materi yang dipelajari di kampus. Lalu diaplikasikan secara
sistematis dan sinkron antara antara program pendidikan di kampus dengan
program penguasam keahlian yang diperoleh melalui kegiatan kerja secara
langsung didunia kerja untuk mencapai tingkat keahlian tertentu. Dengan
adanya praktek kerja lapangan para mahasiswa dapat lebih memahami
mengenai materi-materi yang telah dipelajari di kampus.
Berdasarkan hasil Praktik Kerja lapangan yang telah dilakukan di
Instalasi Laboratorium Klinik Utama Rumah Sakit Paru Dr. H. A. Rotinsulu
Cibadak terhitung mulai tanggal 26 November 2023 sampai 07 Februari
2024, Penulis dapat mengaplikasikan dan memperoleh pengetahuan,
komunikasi, serta keterampilan secara praktis di lahan kerja, dengan sikap
profesional.
Adapun tujuan dari Praktik Kerja Lapangan ini telah tercapai, yaitu
sebaga berikut:
1. Meningkatkan pengetahuan tentang pengelolaan dan menganalisis
spesimen klinis.
2. Meningkatkan pengetahuan tentang pengelolaan sistem informasi/
administrasi laboratorium.
3. Meningkatkan pengetahuan tentang pengelolaan limbah di laboratorium.
4. Meningkatkan kemampuan/keterampilan pengambilan spesimen, termasuk
persiapan pasien (jika diperlukan), labeling, pengawetan fiksasi,
penyimpanan dan pengiriman spesimen.
5. Meningkatkan keterampilan melaksanakan prosedur laboratorium, metode
pengujian dan penggunaan alat dengan benar.
6. Meningkatkan keterampilan melakukan perawatan dan pemeliharaan alat,
kalibrasi dan penanganan masalah yang berkaitan dengan uji yang
dilakukan.
7. Meningkatkan keterampilan pengujian bidang kurangnya dapat melakukan
dengan benar untuk pemeriksaan Hb, eritrosit, leukosit, trombosit, hitung
jenis, LED, golongan darah, pembuatan SADT, waktu perdarahan, waktu
pembekuan, PT, APTT dan jumlah retikulosit.
8. Meningkatkan keterampilan pengujian bidang kimia klinik. Sekurang-
kurangnya dapat melakukan dengan benar untuk pemeriksaan glukosa
puasa, glukosa 2 jam PP, glukosa sewaktu, HbA1C, kolesterol total,
trigliserida, HDL cholesterol, LDL cholesterol, SGOT, SGPT, Gamma
GT, Alkali Fosfatase, protein total, albumin, globulin, bilirubin total,
bilirubin direct/indirect, LDH, CKMB, ureum, creatinin, asam urat dan
pengujian elektrolit.
9. Meningkatkan keterampilan pengujian bidang mikrobiologi. Sekurang-
kurangnya dapat melakukan dengan benar untuk pemeriksaan Gram, BTA,
GO dan pemeriksaan jamur.
67
B. Saran
1. Bagi Laboratorium
a) Diharapkan untuk dapat menambah parameter pemeriksaan yang
dilakukan guna menunjang diagnosis pemeriksaan yang lebih
terpercaya.
b) Melakukan evaluasi terhadap jumlah pekerjaan dan kinerja dari
petugas laboratorium guna mencapai kualitas pelayanan yang
maksimal.
c) Melakukan evaluasi alat dan bahan yang digunakan
d) Melakukan perluasan laboratorium khususnya pada ruangan
pembuatan media.
2. Bagi Institusi
a) Melakukan evaluasi terhadap perawatan peralatan yang digunakan
untuk praktikum sehari-hari
b) Meninjau kembali manajemen laboratorium dan pengelolaan limbah
guna meningkatkan kualitas laboratorium
c) Melakukan apel pagi minimal satu minggu sekali untuk meningkatkan
etos kerja bagi para pekerja.
68
DAFTAR PUSTAKA
Instruksi Kerja Laboratorium Klinik Utama Cibadak – Rumah Sakit Paru DR. H.
A. Rotinsulu ( BBKPM Bandung )
LAMPIRAN
Kegiatan PKL
Administrasi
TCM
73
Flebotomi
Hematologi
74
Imunoserologi
75
Urinalisa
77
Pewarnaan papanicolou
Pewarnaan giemsa
78
MPT64 Rapid
79
Membuat Media LJ
80