Anda di halaman 1dari 52

LAPORAN KEGIATAN MAGANG MANDIRI

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIS


POLTEKKES KEMENKES DENPASAR PADA RUMAH
SAKIT UMUM SURYA HUSADHA

Disusun Oleh:

Kadek Ayu Ari Adelia Putri (P07134221047)


Putu Eva Lestariani (P07134221069)
I Gusti Ayu Agung Shismita Wangsa Putri (P07134221074)
Ni Komang Trisna Dewi (P07134221077)
Ni Putu Kawitana Ayuniari (P07134221081)
Ni Putu Ledia Adantha (P07134221082)

POLITEKNIK KESEHATAN DENPASAR


KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
JURUSAN TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIS
PROGRAM STUDI SARJANA TERAPAN
2023
i
LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN MAGANG KERJA

Judul : Laporan Magang Kerja Bagian Teknologi Laboratorium Medis di


Rumah Sakit Umum Surya Husada
Disusun Oleh :
1. Kadek Ayu Ari Adelia Putri (P07134221047)
2. Putu Eva Lestariani (P07134221069)
3. I Gusti Ayu Agung Shismita Wangsa Putri (P07134221074)
4. Ni Komang Trisna Dewi (P07134221077)
5. Ni Putu Kawitana Ayuniari (P07134221081)
6. Ni Putu Ledia Adantha (P07134221082)
Program Studi : Sarjana Terapan
Jurusan : Teknologi Laboratorium Medis
Penyusun

Penyusun 1 Penyusun 2

Kadek Ayu Ari Adelia Putri Putu Eva Lestariani


(P07134221047) (P07134221069)
Penyusun 3 Penyusun 4

I Gusti Ayu Agung Shismita Ni Komang Trisna Dewi


Wangsa Putri (P07134221077)
(P07134221074)
Penyusun 5 Penyusun 6

Ni Putu Kawitana Ayuniari Ni Putu Ledia Adantha


(P07134221081) (P07134221082)

ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas asung
kertha wara nugraha-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan magang
mandiri dengan judul “Laporan Kegiatan Magang Mandiri Program Studi
Teknologi Laboratorium Medis Poltekkes Kemenkes Denpasar Pada Rumah Sakit
Umum Surya Husadha”.
Kegiatan Magang Mandiri ini merupakan salah satu program pengayaan
yang ditempuh mahasiswa/mahasiswi Jurusan Teknologi Laboratorium Medis
Poltekkes Kemenkes Denpasar program studi D-III pada semester IV dan program
studi D-IV pada semester IV/VI untuk belajar sekaligus berlatih bekerja secara
langsung pada Laboratorium Klinik maupun Laboratorium Fasyankes terkait dalam
periode waktu tertentu. Kegiatan Magang Mandiri ini juga banyak memberikan
manfaat kepada penulis baik dari segi akademik maupun untuk pengalaman yang
tidak dapat penulis temukan saat berada di bangku kuliah.
Penyusunan laporan magang mandiri ini telah dibantu oleh banyak pihak,
oleh karena itu tidak lupa penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Orang tua dan keluarga penulis yang telah banyak memberikan semangat
dan motivasi sehingga dapat menyelesaikan laporan magang ini.
2. Tim Diklat Surya Husada sebagai pembimbing yang telah bersedia
meluangkan waktu dan memberikan pelatihan serta mengarahkan
sehingga laporan magang mandiri ini dapat terselesaikan.
3. Tim Laboratorium Klinik Surya Husada Nusa Dua sebagai pembimbing
lapangan yang telah memberikan arahan selama kegiatan magang
mandiri.
4. Seluruh peserta magang mandiri Surya Husada Nusa Dua yang telah
bekerja sama dengan baik sehingga laporan magang mandiri ini dapat
terselesaikan sebagaimana mestinya.
Akhir kata, penulis berharap semoga laporan magang ini dapat bermanfaat
bagi pembaca dan dapat menjadi gambaran untuk kemajuan laporan ini.
Denpasar, 5 Juni 2023

Penulis

iii
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN .................................................................................... ii
KATA PENGANTAR ........................................................................................... iii
DAFTAR ISI .......................................................................................................... iv
BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................1
1.1. Latar Belakang...........................................................................................1
1.2. Tujuan ........................................................................................................2
1.3. Manfaat ......................................................................................................2
BAB II METODE ....................................................................................................3
2.1. Waktu dan Tempat ....................................................................................3
2.2. Metode .......................................................................................................3
BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN..................................................................5
3.1. Deskripsi Kegiatan ....................................................................................5
3.2. Jenis Pemeriksaan....................................................................................11
3.3. Dokumentasi ............................................................................................39
BAB IV PENUTUP ...............................................................................................46
A. Kesimpulan .................................................................................................46

iv
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Magang merupakan suatu kegiatan mandiri mahasiswa yang dilaksanakan
diluar lingkungan kampus untuk mendapatkan pengalaman kerja praktis yang
sesuai dengan bidang peminatannya melalui metode observasi dan partisipasi.
Selain itu, magang juga mempunyai tujuan untuk memberi bekal pengalaman dan
ketrampilan kerja praktis, penyesuaian sikap di dunia kerja dan sebagai bayangan
sebelum mahasiswa memasuki dunia kerja.

Dewasa ini masyarakat mulai memasukkan kebutuhan – kebutuhan baru


sebagai kebutuhan dasar mereka. Salah satu kebutuhan tersebut diantaranya adalah
kebutuhan akan pelayanan kesehatan, karena kesehatan merupakan salah satu
kebutuhan hidup yang sangat penting dalam menunjang aktifitas sehari – hari.
Semakin meningkatnya kondisi sosial ekonomi masyarakat, maka berpengaruh
juga dengan pola pikir masyarakat yang semakin kritis terhadap hal hal yang sangat
vital terutama dalam hal kesehatan. Masyarakat mulai menyadari bahwa kesehatan
menjadi sesuatu yang sangat penting karena manusia atau masyarakat tidak akan
hidup layak jika kebutuhan kesehatannya tidak terpenuhi.

Laboratorium Klinik adalah suatu lembaga yang bergerak di bidang jasa /


pelayanan kesehatan. Sesuai dengan Peraturan Menteri Kesehatan Republik
Indonesia Nomor 411/MENKES/PER/III/2010 tentang Laboratorium Klinik. Saat
ini Laboratorium Klinik menghadapi berbagai tantangan untuk dapat melaksanakan
fungsinya untuk memberikan pelayanan kesehatan. Laboratorium Klinik yang
mana menjadi salah satu lembaga pelayanan kesehatan masyarakat, tidak semuanya
memiliki standar pelayanan dan kualitas yang sama. Semakin banyaknya
Laboratorium Klinik di Indonesia serta semakin tingginya tuntutan masyarakat
akan fasilitas kesehatan yang berkualitas dan terjangkau, maka setiap lembaga
pelayanan kesehatan dalam hal ini Laboratorium Klinik harus berupaya survive di
tengah persaingan yang semakin ketat sekaligus memenuhi tuntutan - tuntutan
tersebut.

1
Dengan demikian, diperlukan kesiapan dari sumber daya manusia yang
bekerja di laboratorium klinik demi meningkatkan pelayanan Kesehatan terhadap
masyarakat. Kegiatan magang mandiri merupakan salah satu bentuk persiapan yang
dilakukan oleh mahasiswa terutama untuk menerapkan ilmu – ilmu yang telah
didapatkan di bangku kuliah, serta menambah wawasan dan pemahaman terkait
laboratorium klinik dan pelayanan masyarakat sehingga kedepannya diharapkan
siap ketika sudah menghadapi dunia kerja dan dapat memberikan pelayanan
maksimal terhadap masyarakat.

1.2. Tujuan
1.2.1. Tujuan Umum

Memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mempraktekkan


serta mencoba secara nyata pengetahuan dan keterampilan yang diperoleh
selama pendidikan disertai sikap profesional sesuai dengan profesinya.

1.2.2. Tujuan Khusus


a) Melatih dan mengembangkan mahasiswa dalam upaya untuk
meningkatkan:
- Pengetahuan, sikap, dan etika profesionalisme dalam
memberikan pelayanan laboratorium.
- Kemampuan komunikasi dan kerjasama dalam tim
b) Meningkatkan keterampilan mahasiswa bekerja di laboratorium
kesehatan.
c) Mengembangkan wawasan pengetahuan mahasiswa dalam
IPTEK laboratorium kesehatan.

1.3. Manfaat
Pelaksanaan kegiatan magang mandiri ini memiliki manfaat kepada peserta
agar mampu menambah pengalaman bekerja secara tim, dimulai dari menemukan
masalah hingga memecahkan masalah secara langsung. Dengan adanya kegiatan
ini juga dapat menumbuhkan sikap professional dan tanggung jawab pada
mahasiswa.

2
BAB II
METODE

2.1. Waktu dan Tempat


1. Pelaksanan orientasi umum pada 1 Juni – 3 Juni 2023 melalui web
learning Surya Akademi
2. Kegiatan magang dilakukan selama 1 bulan, mulai dari tanggal 5 Juni – 5
Juli 2023.
3. Kegiatan magang dilaksanakan pada:
Tempat : RSU Surya Husadha Nusa Dua
Alamat : Jalan Siligita, Jalan Nusa Dua No. 14, Benoa, Kuta
Selatan, Kabupaten Badung, Bali.
Waktu Kerja : Setiap hari selama 24 jam
- Shift pagi : Pukul 08.00 – 14.00 Wita
- Shift sore : Pukul 14.00 – 20.00 Wita
- Shift malam : Pukul 20.00 – 08.00 Wita

2.2. Metode
a) Praktek Kerja

Selama kegiatan magang di laboratorium kesehatan RS Surya Husada


Nusa Dua, terdapat beberapa metode praktik kerja yang perlu diikuti untuk
memastikan pengalaman yang bermanfaat dan efektif. Pertama, penting
untuk memahami dan mengikuti prosedur keselamatan laboratorium yang
ditetapkan. Ini termasuk memahami penggunaan alat pelindung diri.

Selanjutnya, kegiatan magang di laboratorium kesehatan akan melibatkan


pengambilan dan penanganan sampel. Metode praktik kerja yang benar
harus diterapkan dalam mengambil sampel darah, urin, atau cairan tubuh
lainnya untuk memastikan integritas dan akurasi hasilnya. Hal ini meliputi
penggunaan teknik steril, label yang tepat, dan penanganan yang hati-hati.

Selama kegiatan magang, mahasiswa juga akan diajarkan tentang


berbagai tes laboratorium yang dilakukan untuk mendiagnosis penyakit atau
mengawasi kondisi pasien. Metode praktik kerja yang baik melibatkan

3
pemahaman tentang teknik analisis yang benar, penggunaan alat dan reagen
dengan hati-hati, serta pemeliharaan dan kalibrasi peralatan laboratorium.

Selain itu, komunikasi yang efektif dengan anggota tim laboratorium


lainnya adalah kunci penting dalam metode praktik kerja yang sukses.
Kegiatan magang di laboratorium kesehatan akan melibatkan kolaborasi
dengan profesional yang berpengalaman, dan mahasiswa harus mampu
berkomunikasi dengan jelas dan efisien tentang tugas yang diberikan,
pertanyaan, atau masalah yang muncul selama magang.

Terakhir, metode praktik kerja yang baik melibatkan kepatuhan terhadap


peraturan etika dan kerahasiaan dalam laboratorium kesehatan. Mahasiswa
magang harus memahami pentingnya menjaga privasi dan kerahasiaan
informasi pasien serta menjaga integritas profesionalisme dalam praktik
kerja sehari-hari.

b) Observasi

Observasi adalah aktivitas yang dilakukan untuk mengamati secara


langsung suatu objek tertentu dengan tujuan memperoleh sejumlah data dan
informasi terkait objek tersebut,observasi yang dilakukan oleh mahasiswa
magang di Rumah Sakit Surya Husada Nusa Dua yaitu dengan memahami,
mempelajari,mencatat bagaimana proses kerjanya dari proses pra
analitik,analitik,pasca analitik,memahami fungsi fungsi alat yang ada di
laboratorium dan cara penggunaannya,meng observasi apa yang dilaksanakan
senior di laboratorium,melihat dan mempelajari ketika senior mengerjakan
sampel,mengamati ketika senior mengerjakan sampel yang sebelumnya
mahasiswa magang belum pernah mengerjakan dan mengdokumentasikan
kegiatan di laboratorium sebagai bahan acuan untuk belajar.

4
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Deskripsi Kegiatan


A. Pengenalan Laboratorium dan Orientasi

Pada hari pertama magang mandiri, mahasiswa dan petugas


laboratorium melakukan perkenalan diri dan juga pengenalan laboratorium.
Tujuan dari pengenalan alat-alat laboratorium ini adalah untuk mengetahui
nama alat-alat yang digunakan di dalam laboratorium klinik Surya Husada
Nusa Dua dan mengetahui fungsinya serta mengetahui cara penggunaannya.
Berikut merupakan alat – alat yang terdapat di laboratorium klinik Surya
Husada Nusa Dua:

No Instrumen Dokumentasi

1 Clintek Status

2 Roche 9180 Electrolyte


Analyzer

3 Cobas C111

4 Mikroskop Binokuler Olympus

5
5 Motor Centrifuge

6 Mikropipet dan Mikrotip

7 Roller Mixer

8 Sysmex Hematology Analyzer

9 Advia 560 Hematology Analyzer

10 Digital Centrifuge

6
11 ID Incubator

12 ID Centrifuge

13 iCHROMA II

14 I STAT Blood Gas Analyzer

15 Nano EnTek

7
16 Start Max Coagulation

17 Refrigenerator Reagen

18 Refrigenerator Sampel

Tiap – tiap alat dijelaskan fungsinya serta bagaimana cara


penggunaannya, beberapa alat yang memang sedang digunakan juga
langsung di demonstrasikan bagaimana pengunaannya dan diberikan
kesempatan langsung untuk mencoba setiap alat yang sedang digunakan.

Dalam setiap shift, kami dibagi menjadi 3 kelompok dan setiap


kelompok terdiri dari 2 orang. Setiap shift kami juga diberikan kebebasan
untuk membagi tugas setiap harinya, jadi pada setiap shift ada yang bertugas
sampling dan juga ada yang bertugas mengerjakan pemeriksaan. Untuk
yang mendapat tugas sampling, tidak hanya melakukan sampling di ruang
sampling laboratorium namun juga melakukan sampling ke ruangan –
ruangan lain apabila diperlukan, sekaligus nantinya mendistribusikan
kembali hasil pemeriksaan laboratorium ke ruangan – ruangan tersebut.

Setelah didemonstrasikan bagaimana cara pemeriksaan dan membagi


tugas, kami melaksanakan tugas sesuai pembagian dan berorientasi dengan
setiap pekerjaan maupun instrument yang kami kerjakan, sehingga dapat

8
terus belajar meningkatkan kemampuan dan pengetahuan di hari – hari
berikutnya.

B. Teknik Sampling dan KIE Pasien

Teknik sampling atau pengambilan sampel merupakan salah satu


kompetensi dasar seorang Ahli Teknologi Laboratorium Medis untuk
mendapatkan sampel yang akan dianalisis. Ada kegiatan pengambilan
sampel yang harus dikerjakan oleh professional kesehatan dan ada juga
yang bisa dilakukan oleh pasien sendiri tentunya dengan arahan dari
professional Kesehatan. Komunikasi Informasi dan Edukasi (KIE) Pasien
merupakan kegiatan komunikasi yang bertujuan untuk menyampaikan
informasi dan edukasi kepada pasien, dalam hal ini adalah penyampaikan
cara mengambilan sampel yang dapat dilakukan sendiri oleh pasien.

Berikut merupakan beberapa teknik sampling dan KIE pasien yang


dilakukan selama magang mandiri, yaitu:

1. Flebotomi
Flebotomi merupakan proses pengambilan darah dari sirkulasi
melalui tusukan atau sayatan dapat melalui vena, arteri maupun
kapiler dalam rangka untuk mendapatkan sampel. Kata Flebotomi
berasal dari Bahasa Yunani “phlebo” yang berarti “pembuluh darah”
dan “tomy” yang berarti “membuat sayatan”. Dengan teknik yang
benar sehingga komposisi analitnya tetap terjaga. Pengambilan
darah vena membutuhkan bantuan alat tourniquet untuk
membendung aliran darah sehingga vena di bawah kulit mudah
terlihat. Teknik sampling flebotomi harus dilakukan oleh
professional Kesehatan. Tube darah yang ditampung disesuaikan
dengan jenis pemeriksaanya. Untuk Hematologi Rutin
menggunakan tabung EDTA (Ungu), Untuk Blood Chemistry atau
pemeriksaan yang memerlukan serum digunakan tabung Merah,
Untuk pemeriksaan yang memerlukan plasma digunakan tabung
biru, dan untuk Analisa Gas Darah digunakan tabung hijau.

9
2. Swab Nasofaring
Selain flebotomi, teknik sampling yang harus dilakukan oleh
professional Kesehatan adalah swab nasofaring. Pengambilan
sampel dilakukan dengan memasukkan cotton swab kedalam hidung
pasien hingga menyentuh bagian naso kemudian diputar 360° selama
kurang lebih 30 detik. Sampel yang didapatkan kemudian
dimasukkan kedalam cup yang berisi reagen dan dihomogenkan
untuk kemudian dianalisis.
3. Rectal Swab
Rectal swab adalah pemeriksaan dengan melakukan usap pada area
sekitar dubur (anus) dan sekitar perianal. Untuk neonatus sampel
diambil oleh ATLM, sedangkan untuk pasien dewasa, pengambilan
sampel bisa dilakukan sendiri oleh pasien dengan menggunakan alat
dan bahan dari laboratorium. Terlebih dahulu pasien diinformasikan
terkait cara pengambilan sampel, area pengambilan, dan
pengecualian yang dapat mengganggu kemurnian sampel.
Pengambilan sampel biasanya dilakukan di toilet oleh pasien sendiri
dan sampel harus segera diserahkan kepada petugas setelah diambil.
4. Feces
Sampel feces atau tinja biasanya digunakan untuk pemeriksaan
Feces Rutin. Untuk neonatus sampel dapat diambil oleh orang tua
dengan sampel tube steril dari laboratorium dan berdasarkan arahan
dari ATLM, sedangkan untuk pasien dewasa, sama halnya dengan
pengambilan rectal swab yakni bisa dilakukan sendiri oleh pasien
dengan menggunakan alat penampung steril dari laboratorium.
Terlebih dahulu pasien akan diinformasikan terkait tata cara
pengambilan sampel, area pengambilan, dan pengecualian yang
dapat mengganggu kemurnian sampel. Pengambilan sampel
biasanya dilakukan di toilet oleh pasien sendiri dan sampel harus
segera diserahkan kepada petugas setelah diambil dan tidak melebihi
1 jam agar tidak mempengaruhi hasil pemeriksaan.
5. Sputum

10
Sampel Sputum memiliki lokasi penampungan terpisan dengan
laboratorium. Sputum biasanya digunakan untuk pemeriksaan BTA.
Terlebih dahulu pasien diinformasikan terkait tata cara
penampungan sampel dan diberi wadah penampung steril kemudian
pasien dapat melakukan pengambilan sampel sendiri di ruang
sampling sputum. Sputum kemudian dibawa ke laboratorium setelah
ditampung dan tidak melebihi 1 jam agar tidak merusak kualitas
sampel.
6. Urine
Sampel urine biasanya digunakan untuk berbagai test seperti
Urinalisis rutin, PP test, dan test Napza. Pengambilan sampel
dilakukan oleh pasien sendiri dengan alat penampung steril dari
laboratorium. Pasien akan diarahkan terkait cara pengambilan
sampel sesuai dengan sampel yang dibutuhkan. Untuk Urinalisis
Rutin dugunakan Urine Porsi tengah atau urine sewaktu.

C. Pemeriksaan Laboratorium

Terdapat berbagai jenis pemeriksaan laboratorium yang dikerjakan di


Laboratorium klinik Surya Husada Nusa Dua, antara lain: Blood Chemistry,
Blood Hematology, Coagulation (INR), Immunoserolgy, Urinalisis, Feces
Analysis (FL), Bakteri Tahan Asam (BTA), serta Quality Control. Beberapa
pemeriksaan yang belum dapat dikerjakan langsung di Laboratorium Klinik
Surya Husada Nusa Dua dirujukkan ke Laboratorium Klinik Surya Husada
Hospital, Surya Husada Ubung, atau stake holder lain yang mempuni.

4.2. Jenis Pemeriksaan


A. Blood Chemistry
1. Cobas
Pemeriksaan parameter Kimia Klinik di Rumah Sakit Surya
Husada Nusa Dua menggunakan alat intrumentasi yang bernama
Cobas c 111. Cobas c111 adalah instrumen dengan akses random
dan kontinu yang ditujukan untuk pengujian in vitro. Sistem ini

11
menyediakan data untuk parameter kimia klinik dan elektrolit dalam
serum, plasma, urin, atau darah (HbA1c). Parameter pemeriksaan
kimia klinik yang dapat diperiksakan di Rumah Sakit Surya Husada
Nusa Dua menggunakan instrumentasi Cobas c111 adalah GOT,
GPT, Bilirubin Direct, Bilirubin Total, Cholesterol Total, Creatinin,
Glukosa, Cholesterol HDL, Cholesterol LDL, Trigliserida, Asam
Urat, dan Urea-N.
a. Alat
- Cobas C111
- Mikropipet
- Cup sample
- Tabung plebotomy tube merah
- Alat plebotomy
b. Bahan
- Sample serum pasien
- Reagen parameter pemeriksaan kimia klinik
c. Prosedure
- Lakukan prosedur plebotomy kepada pasien untuk
memperoleh darah
- Setelah sampel darah berhasil diperoleh, masukkan
darah kedalam tabung tube merah
- Kemudian centrifugasi selama 10 menit
- Setelah plasma berhasil diperoleh melalui proses
centrifugasi kemudian pisahkan plasmadengan cara
memipet plasma dengan mikropipet
- Setelah dipipet, masukkan kedalam cup yang sudah
dilabeli dengan identitas pasien
- Dilanjutkan dengan pemeriksaan pada alat Cobas C111
- Pada intrumentasi cobas C111, pertama kita perlu
melakukan order pemeriksaan dengan memasukkan
nomor nota pasien

12
- Setelah itu tekan tanda >> untuk memilih pemeriksaan
parameter Kimia Klinik yang di inginkan (GOT, GPT,
Bilirubin Direct, Bilirubin Total, Cholesterol Total,
Creatinin, Glukosa, Cholesterol HDL, Cholesterol LDL,
Trigliserida, Asam Urat, dan Urea-N)
- Setelah pemeriksaan sudah dipilih kemudian tekan
confirm Dan masukkan cup yang sudah berisi sample
kedalam alat cobas c111
- Tunggu hingga pemeriksaan yang diinginkan selesai
- Jika sudah selesai Cobas C111 agan mencetak hasil
pemeriksaan.
d. Interpretasi hasil
1. GOT : 5 – 40 µ/L
2. GPT : 7-56 µ/L
3. Bilirubin Direct : 0-0,4 (mg/dl)
4. Bilirubin Total : 0,3-1,0 (mg/dl)
5. Cholesterol Total : 125-200 (mg/dl)
6. Creatinin
- Wanita : < 1,2 (mg/dl)
- Pria : < 1,4 (mg/dl)
7. Glukosa
- Fasting glukosa : < 100 (mg/dl)
- Random glukosa : 80-120 (mg/dl)
- Post prandial glukosa : < 140 (mg/dl)
8. Cholesterol HDL : > 40 (mg/dl)
9. Cholesterol LDL : <100 (mg/dl)
10. Trigliserida : < 150 (mg/dl)
11. Asam Urat
- Laki laki : 3,4 -7,0 (mg/dl)
- Perempuan : 2,4 – 6,0 (mg/dl)
- Anak anal : 2,0 – 5,5 (mg/dl)
12. Urea-N : 6-27 (mg/dl)

13
2. Electrolyte Analyzer

Electrolyte Analyzer merupakan alat yang digunakan untuk


memeriksa kadar elektrolit dalam darah meliputi Natrium (Na), Kalium
(K) dan Chlorida (CI) yang diperlukan dalam keadaan darurat terutama
pada pasien dengan dehidrasi,bahan yang digunakan merupakan serum
darah tabung tutup merah,parameter pemeriksaan blood chemistry yang
dapat diperiksakan di Rumah Sakit Surya Husada Nusa Dua
menggunakan instrumentasi electrolyte analyzer adalah
Natrium,Kalium,dan Chlorida.

a) Alat
− Electrolyte analyzer
− Tube
− Mikropipet
− Tip
− Centrifuge

b) Bahan
− Serum

c) Prosedur

1. Pindahkan sampel yang sudah dicentrifuge dari tabung ke


dalam sampel cup tulis identitas pada dinding sampel cup
2. Lakukan pemeriksaan pada alat
3. Buka pintu sampel
4. Tunggu sampai di alat muncul tulisan introduce sampel
5. Letakkan sampel dibawah probe sampai tanda “beep", lap
probe dan tutup pintu sampel
6. Hasil akan keluar sekitar 5 - 10 menit perpemeriksaan dan
hasil automatis terprint oleh alat

d) Interpretasi hasil
− Natrium : 136-145
− Kalium : 3.5-5.1

14
− Chlorida : 94-110

3. Analisis Gas Darah (AGD)

Analisis gas darah (AGD) atau arterial blood gas (ABG) test adalah
tes untuk mengukur kadar oksigen, karbon dioksida, dan tingkat asam
basa (pH) di dalam darah. Analisis gas darah umumnya dilakukan
untuk memeriksa fungsi organ paru yang menjadi tempat pertukaran
oksigen dan karbon dioksida. Tes ini juga dilakukan pada pasien yang
sedang menggunakan alat bantu napas untuk memonitor kondisi serta
mengetahui apakah pengaturan alat sudah sesuai. Pengambilan sampel
AGD dilakukan menggunakan spuit khusus yang sudah mengandung
heparin didalamnya. Namun dalam keadaan darurat dapat digunakan
spuit 3cc yang telah diisi dengan heparin cair. Pemeriksaan dilakukan
menggunakan alat I. STAT Analyzer Series 300.

a) Alat
− I STAT 1 ANALYZER SERIES 300
b) Bahan
− Darah Heparin
c) Prosedur
Check Status Analyzer
1. Tekan tombol ON/OFF pada Analyzer -> TEST MENU
2. Tekan Menu -> ADMINISTRATION MENU
3. Tekan Nomor 1 -> ANALYZER STATUS
4. Check kapasitas battrey, suhu, JAM&CLEW
5. Tekan tombol MENU untuk kembali ke TEST MENU
Run external elektronic simulator
1. Dari TEST MENU tekan Menu -> ADMINISTRATION
MENU
2. Tekan Nomor 3--> QUALITY TEST
3. Tekan Nomor 4 -> SIMULATOR
4. Masukkan atau scan OPERATOR ID
5. Masukkan atau scan SIMULATOR BARCODE

15
6. Masukkan elektronic simulator, tunggu 60 detik
7. Lihat hasil PASS atau FAIL, jika FAIL ulangi sekali lagi
8. Jika PASS alat siap digunakan
9. Tekan angka 1 untuk melepaskan electronic simulator
Persiapan pemeriksaan sampel
1. Dari TEST MENU tekan Nomor 2 --> | STAT
CARTRIDGE
2. Masukkan atau scan OPERATOR ID
3. Masukkan atau scan PATIENT ID
4. Scan barcode cartridge, Alat siap digunakan
5. Usahakan menggunakan alat dalam waktu kurang dari 15
menit
Pemeriksaan sampel
1. Ambil sampel darah vena maupun arteri dengan
menggunakan suit
2. Homogenisasi sampel selama 5 detik, Buang sampel 2 -3
tetes
3. Masukkan sampel ke dalam cartridge sesuai fill mark
4. Tutup sample well dengan snap closure
5. Masukkan cartridge ke cartridge port pada analyzer
6. Letakkkan analyzer pada permukaan datar
7. Tunggu hingga hasil pemeriksaan tertera pada display
screen
8. Lakukan prosedur cetak hasil jika dibutuhkan
9. Tekan angka 1 untuk melepaskan cartridge.

Interpretasi & cetak hasil


1. Baca hasil pemeriksaan yang tertera pada display screen
2. Tekan ARROW KEY untuk melihat bar graph
3. Cetak hasil dengan mendekatkan I analyzer dengan I printer
4. Pastikan status printer dalam kondisi ON (lampu menyala
hijau)

16
5. Tekan PRINT, secara otomatis hasil tercetak pada thermal
paper
d) Interpretasi hasil
1. Karbondioksida CO2
Nilai Normal Karbon Dioksida (CO2) : 22 - 32 mEq/L
SI: 22 - 32 mmol/L
2. Nilai normal pH serum:
Nilai normal : 7.35 - 7.45
Nilai kritis : < 7.25 - 7.55
3. Parsial Karbondioksida PaCO2
Nilai Normal : 35 - 45 mmHg
SI : 4.7 - 6.0 kPa
4. Parsial Oksigen PaO2
Nilai Normal (suhu kamar, tergantung umur): 75 - 100
mmHg
SI : 10 - 13.3 kPa
5. Saturasi Oksigen SaO2
Nilai Normal : 95 - 99 % 02
B. Blood Hematology
1. DL

Pemeriksaan darah lengkap merupakan tes darah yang dilakukan


untuk mengetahui jumlah sel darah merah, sel darah putih, dan
trombosit dalam tubuh pasien. Jumlah sel darah dapat menggambarkan
kondisi kesehatan pasien sehingga bisa membantu dokter dalam
menentukan diagnosis dan pengobatan. Di Rumah Sakit Surya Husada
Nusa Dua menggunakan Intrumentasi Advia 560 AL dan Sysmex 360 .
Advia 560 AL dapat mengukur 26 parameter dan menggunakan
pengukuran optik berbasis laser untuk memberikan perbedaan sel darah
putih di kelima bagian parameter. Selain itu Advia 560 AL
menyediakan kapasitas penyimpanan hingga 100.000 hasil. Sedangkan
jika Sysmex 360 hanya dapat mengukur 5 parameter pentingnya saja.
Sysmex 360 di Rumah Sakit Surya Husada hanya digunakan untuk

17
mengcompair dan memastikan hadil pemeriksaan dari Advia 560 AL
jika hasil terlalu rendah atau sebaliknya.

a) Alat
- Advia 560 AL
- Alat plebotomy
- Tabung tube ungu
b) Bahan
- Sample darah tube ungu
c) Prosedure
- Setelah melakukan plebotomy pada pasien untuk
mendapatkan darah, darah ditampung kedalam tube
ungu
- Setelah ditampung rotator tabung darah agar
terhomogen dengan baik
- Masukkan data pasien pada alat intrumentasi Advia 560
AL
- Kemudian masukkan darah dengan tube ungu, dan klik
start
- Setelah Advia 560 AL mengeluarkan hasil, catat 5
parameter penting (WBC, RBC, HGB, HCT, dan PLT)
- Laporkan hasil pada staf laboratorium SHND
- Setelah hadil disetujui hasil dapat dicetak
d) Interpretasi hasil
- WBC : 4.10-11.0
- RBC : 4.50 – 5.90
- HGB : 13.5 – 17.5
- HCT : 41.0 – 53.0
- PLT : 150 - 440
2. LED
Pemeriksaan LED (Laju Endapan Darah) memiliki prinsip sedimen
dari sel darah merah di plasma yang dapat mengukur dan mendeteksi
adanya inflamasi. Di Rumah Sakit Surya Husada Nusa Dua

18
pemeriksaan ini dilakukan dengan metode westergreen, penulis pun
dapat melakukan pemeriksaan ini pada saat masa magang yang
tentunya tetap diawasi oleh staff laboratorium disana.
a) Alat
− Pipet westergreen
− Rak westergreen
− Ball pipet
− tissu
− Seal
b) Bahan
− Darah EDTA
− NaCl
c) Prosedur
− Siapkan alat dan bahan yang diperlukan
− Pipet NaCl sampai tanda garis 150, letakkan pada
tabung
− Pipet darah sampai tanda garis 0 (Perbandingnaa NaCl
dan darah 1:4), letakkan pada tabung, lalu
homogenkan
− Pipet campuran NaCl dan darah dengan pipet
westergreen sampai tanda 0
− Tutup dengan bagian bawah dengan seal kemudian
letakkan pada rak wesrtergreen selama 1 jam
− Baca hasil dengan cara menghitung tinggi plasma
d) Interpretasi hasil
Wanita : 15 mm/jam
Laki – laki : 10 mm/jam
3. Golda

Cek golongan darah adalah pemeriksaan untuk mengetahui tipe


golongan darah seseorang, termasuk rhesusnya. Penentuan golongan
darah dilakukan berdasarkan jenis antigen dan antibodi spesifik yang

19
berada di dalam sel darah. Antigen merupakan molekul protein yang
terdapat di permukaan sel darah merah, sedangkan antibodi adalah
protein yang ditemukan pada plasma darah. Secara umum, ada dua
teknik yang digunakan untuk mengelompokkan golongan darah, yaitu
menggunakan sistem ABO dan rhesus. Golongan darah berdasarkan
sistem ABO terbagi menjadi empat jenis, yaitu:

- Golongan darah A, yang memiliki antigen A dan antibodi B


- Golongan darah B, yang memiliki antigen B dan antibodi A
- Golongan darah AB, yang memiliki antigen A dan B tetapi
tidak memiliki antibodi A maupun B
- Golongan darah O, yang memiliki antibodi A atau B tetapi
tidak memiliki antigen A maupun B
a) Alat
− Object Glass
− Lancet
− Pengaduk

b) Bahan
− Darah Kapiler
− Serum anti-A biasanya berwarna biru atau hijau
− Serum anti-B biasanya berwarna kuning
− Serum anti-AB biasanya berwarna merah muda/tak
berwarna
− Serum anti-D (Rhesus) biasanya tidak berwarna / bening
c) Prosedur
1. Menyiapkan reagen disuhu kamar Meneteskan 1 tetes (#50
M) anti-A, anti-B, anti-AB, dan anti-D pada objek glass
2. Memijit-mijit ujung jari manis/tengah donor dan kemudian
melakukan desinfeksi dengan alkohol 70%
3. Menusuk jari manis/tengah dengan posisi vertical,
mengggunakan blood lancet

20
4. Mengusap darah yang pertama kali keluar dari jari donor
dengan kapas kering
5. Meneteskan 1 tetes darah yang keluar pada objek glass yang
sudah diberi antisera
6. Mengaduk dengan batang pengaduk masing-masing
campuran darah donor dengan antisera dan menggoyang-
goyangkan
7. Mengamati ada tidaknya aglutinasi secara makroskopis
d) Interpretasi hasil
− Aglutinasi: ada antigen pada sel darah merah donor.
− Tidak aglutinasi : tidak ada antigen pada sel darah merah
donor
4. Cross Match
Pemeriksaan Crossmatch parameter Blood Hematology
menggunakan metode tabung,metode gel,Crossmatch merupakan
pemeriksaan utama yang dilakukan sebelum transfusi yaitu
memeriksa kecocokan antara darah pasien dan donor schingga darah
yang diberikan benar - benar cocok dan supaya darah yang
ditranfusikan benar - benar bermanfaat bagi kesembuhan
pasien,pemeriksaan Crossmatch berfungsi mengetahui ada tidaknya
reaksi antara darah donor dan pasien shingga menjamin kecocokan
darah yang akan ditranfusikan bag pasien,mendeteksi antibodi yang
tidak diharapkan dalam serum pasien yang dapat mengurangi umur
eritrosit donor atau menghancurkan eritrosit donor,cek akhir setelah
uji kecocokan golongan darah ABO.
a) Alat
- Mikropipet - Rak tabung
- Tip - Inkubator
- Tabung reaksi - Centrifuge
- Pipet tetes - Blood Grouping
- Gunting Plate
b) Bahan

21
- Serum - Darah
- Nacl - Comb's Serum
- Saline (NaCL - Coomb's
0,9 %) Control Cell
- Bovine Albumin - ID Dispenser
22 % - ID Diluent - 2
- Gel tes
c) Prosedur
Persiapan Sampel
1. Identifikasi contoh darah pasien yang akan diperiksa dan
contoh darah adalah darah dengan EDTA dan berumur
tidak lebih dari 2 x 24 jam
2. Tetapkan Golongan Darah ABO & Rhesusnya
3. Ambilkan Darah Donor dari selang yang sudah di siler
sebanyak 2 selang
4. Ambil contoh darah dari slang kantong darah 1 ml tentukan
golongan darah ABO & Rhesusnya dan: Antara Darah
Pasien dan Darah Donor harus bergolongan darah sama
baik ABO maupun Rhesus
5. Pisahkan plasma contoh darah pasien dan darah donor

Buat Suspensi Sel Pasien & Donor 0.8 - 1%

1. Masukkan 0,5 ml Dil 2


dengan Dispenser ke
dalam tabung
2. Ambil 5 ul (mikroliter)
PRC atau 10 ul WB,
masukkan tabung
3. Campur dan homogenkan
Suspensi 0,8 - 1%
Ambil Liss / Coombs Card, tandai dengan identitas Pasien /
Donor, buka penutup alumunium. Dengan bantuan

22
mikropipet, masukkan :
− MAYOR :50 ul Suspensi Sel Donor + 25 ul Serum
Pasien
− MINOR :50 ul Suspensi Sel Os + 25 ul Serum Donor
− A.C :50 ul Suspenst Sel Os + 25 ul Serum Pasien
Masukkan kartu ke Inkubator.
Inkubasi 37° C, 15 menit (tekan tombol timer 1 / 2 / 3
)Pindahkan kart ke Centrifuge Tekan tombol: Start ( Centrifuge
selama 10 menit)
Baca Reaksi secara makroskopis
Cara Kerja Direct Coombs
1. Buat Suspensi Os 0,8 - 1% (cara sama seperti diatas)
2. Ambil Liss / Coombs Card, tandai dengan identitas Pasien.
3. Masukkan 50 ul Suspensi Sel Pasien.
4. Putar di Centrifuge (tekan tombol Start )
5. Baca Reaksi
Cara Pooling untuk Inter Cross Donor (Auto
Pool)/(Maksimum pooling untuk 3 kantong darah Cara
Pooling
1. Potong selang pada kantong donor yang akan di Pooling.
2. Teteskan pada 2 tabung kosong masing-masing sel darah
merah donor yang akan di-pool dan serum/plasma donor
yang akan di-pool dengan jumlah yang sama
3. Homogenkan sel darah merah pada tabung yang berisi
pooling sel darah merah donor, buat suspensi 1% dengan
Diluent 2 dengan cara seperti di atas
4. Lakukan Cross Match seperti biasa
Inter Cross
- 50 Mikroliter l pool Suspensi Sel Donor - 25 ul pool serum
Donor
d) Interpretasi hasil
Pembacaan hasil Metode Gel Tes:

23
− Tidak hemolisis / aglutinasi > cocok / compatible, Darah
boleh diberikan pasien
− Terjadi Hemolisis/aglutinasi> tidak cocok /
incompatible,Darah tidak boleh diberikan kepada pasien
Mayor Minor AC/DCT Kesimpulan

- - - Darah keluar

+ - - Ganti darah donor

- + - Ganti darah donor

- + + Darah keluar bila minor


lebih kecil atau sama
dengan AC/DCT
inform concent

+ + + Lihat keterangan

Keterangan:

1. Crossmatch Mayor, Minor dan AC = negatif (Darah pasien


kompatibel dengan darah donor Darah boleh dikeluarkan).
2. Crossmtacth Mayor = positif, Minor = negatif, AC = negatif
Periksa sekali lagi Golongan darah Os apakah sudah sama
dengan donor, apabila gol. Darah sudah sama:Artinya ada
Irregular Antibody pada Serum Os Ganti darah donor,
lakukan crossmatch lagi sampai didapat hasil cross negatif
pada mayor dan minor,Apabila tidak ditemukan hasil
crossmatch yang kompatibel meskipun darah donor telah
diganti maka harus dilakukan Screening dan Identifikasi
Antibody pada Serum Os, dalam hal ini sampel darah dikirim
ke UTD Pembina terdekat.
3. Crossmatch Mayor = negatif, Minor = positif, AC = Negatif
Artinya ada Irregular Anti Body pada Serum / Plasma
Donor,(Solusi: Ganti dengan darah donor yang lain, lakukan
crossmatch lagi).
4. Crossmatch Mayor = negatif, Minor = positif, AC = Positif
Lakukan Direct Coombs Test pada OS,(Apabila DCT =

24
positif, hasil positif pada crossmatch Minor dan AC berasal
dari autoantibody). Apabila derajad positif pada Minor sama
atau lebih kecil dibandingkan derajad positif pada AC /DCT.
darah boleh dikeluarkan,Apabila derajad positif pada Minor
lebih bear dibandingkan derajad positif pada AC / DCT, darah
tidak boleh dikeluarkan. Ganti darah donor, lakukan
crossmatch lagi sampai ditemukan positif pada Minor sama
atau lebih kecil dibanding AC / DCT.
5. Mayor, Minor, AC = positif
Periksa langi golongan darah Os maupun donor, baik dengan
cell grouping maupun back typing, pastikan tidak ada
kesalahan gol. Darah Lakukan DCT pada Os, apabila positif,
bandingkan derajat positif DCT dg Minor, apabila derajat
positif Minor sama atau lebih rendah dari DCT, maka positif
pada Minor dapat diabaikan, artinya positif tersebut berasal
dari autoantibody,Sedangkan positif pada Mayor, disebabkan
adanya Irregular Anti Body pada Serum Os, ganti dengan
darah donor bar sampai ditemukan hasil Mayor negatif .
C. Coagulation (INR)

Pemeriksaan INR parameter Koagulasi menggunakan alat


instrumentasi yang bernama Stago Start Max adalah alat untuk melakukan
pemeriksaan prothrombin time (PT),activated partial thromboplastin time
(aPTT),international normalized ratio (INR).Tes koagulasi atau disebut juga
coagulation test merupakan pemeriksaan medis yang dilakukan guna
mengukur tingkat koagulasi atau kemampuan darah untuk
menggumpal.Selain itu, pemeriksaan juga dilakukan untuk mengukur waktu
yang diperlukan darah agar dapat menggumpal,INR (International
Normalized Ratio)secara umum merupakan waktu yang dibutuhkan oleh
tubuh seseorang guna membuat bekuan darah. INR biasa diperiksakan pada
seseorang yang mengalami gangguan pembekuan darah atau sedang
menggunakan obat pengencer darah.

25
Oleh sebab itulah INR merupakan salah satu indikator yang biasanya
digunakan untuk memantau efek obat antikoagulan oral dan dapat juga
digunakan untuk melihat apakah dosis obat antikoagulan yang digunakan
sudah optimal atau belum. Parameter INR sendiri menggambarkan
rasio/perbandingan antara PT (Prothrombin Time) pasien dengan nilai
kontrol PT yang diperoleh menggunakan referensi internasional reagen
tromboplastin WHO,Parameter pemeriksaan koagulasi yang dapat
diperiksakan di Rumah Sakit Surya Husada Nusa Dua menggunakan
instrumentasi Start Max adalah pemeriksaan prothrombin time
(PT)/activated partial thromboplastin time (aPTT),dan international
normalized ratio (INR).

a) Alat
- Stago Start Max
- Kuvet
b) Bahan
- Darah Na sitrat
- Reagen
- Kontrol
c) Prosedur
1. Tekan tombol "ON/OFF" di belakang alat
2. Tunggu sampai muncul "End of Self Check"
3. Tekan "ENTER" Muncul Menu Utama
4. Tunggu sampai suhu mencapai 370 C
5. Letakan kuvet ke kolom inkubasi isi dengan stell ball inkubasi 3
menit
6. Persiapkan Start reagen inkubasi pada tempatnya
7. Tekan 1 (Test Mode) untuk menjalankan tes pasien
8. Masukan ID pasien lalu tekan “ENTER”
9. Masukan Plasma / kontrol / kalibrator dan reagen 1 ke kuvet untuk
inkubasi, sebagai berikut:PT:50,APTT:50,APTT:Tambahkan 50
mikroliter Reagen 1 (CK prest/PPT automate /CEPHASCREEN)
10. Tekan tombol timer siapkan juga reagensia

26
11. Bila alarm alat sudah bunyi pindahkan kuvet ke kolom
tes/pengukuran, PRIME Finnipipet sekali untuk menghilangkan
gelembung dan tekan tombol pipet pada keyboard
12. Masukan start reagen : PT:Neoplastine CL,APTT : CaCI2
13. Catat waktu pembekuannya,Setelah selesai pasien tekan "ESCAPE"
14. Bila sudah berada di menu utama alat boleh di matikan dengan
menggunakan tombol on/off
d) Interpretasi hasil
- INR : 0,8 - 1.1 detik
- PT : 10,8 -14,4 detik
- APTT :26,4 - 37,6 detik

D. Immunoserolgy
1. Widal

Uji Widal adalah prosedur uji serologi untuk mendeteksi bakteri


Salmonella enterica yang mengakibatkan penyakit Thipoid. Uji ini akan
memperlihatkan reaksi antibodi Salmonella terhadap antigen O-
somatik dan H-flagellar di dalam darah. Pemeriksaan ini dilkaukan
secara manual dengan plat widal dengan 8 reagen yaitu Reagen O, AO,
BO, CO, reagen H, AH, BH, CH. Penulis juga sempat melakukan
pemeriksaan ini tentunya dengan diawasi oleh staff laboratorium yang
bersangkutan.

a) Alat
− Plat widal
− Tusuk gigi
− Rotator
− mikropipet
b) Bahan
− Plasma darah
− Reagen O, AO, BO, CO,
− Reagen H, AH, BH, CH

27
c) Prosedur
− Siapkan alat dan bahan
− Teteskan 1 tetes tiap reagen pada plat widal secara berurutan
− Kemudian teteskan 1 tetes darah pada tiap reagen tersebut
− Homogenkan dengan tusuk gigi
− Rotator selama 1 menit
− Baca hasil tidak lebih dari 1 menit setelah selesai di rotator
d) Interpretasi hasil

Positif : terjadi aglutinasi

Negatif : tidak terjadi aglutinasi

2. HIV

Tes HIV adalah suatu prosedur medis yang dapat mendeteksi virus
HIV di dalam tubuh. Secara umum, tes HIV dilakukan dengan cara
pemeriksaan darah. Salah satu pemeriksaan HIV/AIDS yang umum
dilakukan adalah tes antibodi. Tes antibodi ini dilakukan dengan
mendeteksi antibodi HIV dalam darah yang dibentuk oleh sistem
imunitas tubuh sebagai upaya melawan virus berbahaya tersebut. Tes
HIV adalah pemeriksaan kesehatan yang penting untuk dilakukan oleh
setiap orang. Pasalnya, penularan penyakit ini dapat terjadi dengan
mudah melalui kontak cairan tubuh penderitanya. Karena itulah, dokter
biasanya akan menganjurkan pemeriksaan HIV setiap 3 atau 6 bulan
sekali untuk orang yang sudah aktif secara seksual.

a) Alat
− Serum/Plasma
− Rapid test HIV
b) Bahan
− Timer
− Yellow tip
− Mikropipet

28
c) Prosedur
1. Diamkan semua reagen dan spesimen pada suhu kamar.
2. Keluarkan test strip dari kemasannya dan letakkan pada
permukaan yang bersih dan kering.
3. Beri identitas pada test strip untuk setiap spesimen atau
kontrol.
4. Berikan paling sedikit 30 ul spesimen pada bantalan
sampel dibawah tanda pada bagian bawah dari test strip,
kemudian cambahkan satu (1) tetes sample diluent pada
tempat yang sama interpretasi hasil dalam 15 menit.
d) Interpretasi Hasil
− Positif : Terdapat garis pada control dan salah satu atau
kedua garis test
− Negative: Terdapat garis pada control saja
− Invalid: Tidak terdapat garis pada control maupun test
− Jika hail positif dilanjutkan dengan menggunakan Besure
dan Tridot
3. HbsAg

Hepatitis B surface antigen atau dikenal dengan tes HBsAg adalah


prosedur pemeriksaan untuk mendeteksi antigen permukaan virus
hepatitis B (HBV) di dalam darah. Pemeriksaan ini penting dilakukan
untuk deteksi dini hepatitis B yang memengaruhi fungsi organ hati.

a) Alat
- Rapid Test (Intec )
b) Bahan
- Serum
c) Prosedur
1. Keluarkan reagen dari bungkusnya
2. Teteskan serum/plasma pada sumur sampel sebanyak 3
tetes
3. Tunggu 15 menit dan baca hasilnya

29
d) Interpretasi Hasil
− Garis merah hanya pada C berarti tes negatif
− Garis merah pada C dan T berarti positif
− Garis merah pada T berarti invalid
− Tidak ada garis merah di C berarti pemeriksaan invalid
4. Rapid Antigen Test

Penulis mempelajari prinsip dasar rapid test. Dan mendapatkan


pemahaman tentang bagaimana tes ini bekerja dan kapan sebaiknya
digunakan. Dan penulis terlibat dalam pengambilan sampel pada test
rapid untuk mendeteksi penyakit atau kondisi tertentu, seperti penyakit
menular atau infeksi. Penulis juga mempelajari cara penggunaan alat
tes, dan interpretasi hasil dengan cermat.

a) Alat
− Kit Rapid Test Antigen
b) Bahan
− Usapan lendir nasofaring
c) Prosedur
1. Siapkan kit Rapid Test Antigen dan berikan identitas pada
strip rapid test
2. Tuangkan reagen pada tub yang tersedia pada kit
3. Keluarkan cotton swab rapid antigen
4. Lakukan sampling swab nasofaring pada pasien
5. Setelah itu masukan cotton swab ke dalam tabung atau tub
yang sudah berisi reagen
6. Keluarkan swab sambil diperas pada sisi tabung untuk
mengekstrak cairan dari swab.
7. Pasang dengan erat tutup nozzle ke tabung atau tub.
8. Tambahkan 3 tetes ekstrak spesimen ke dalam well
spesimen pada alat strip test
9. Baca hasil tes dalam waktu 15-30 menit.
d) Interpretasi Hasil

30
− Positif : Terdapat garis berwarna pada garis tes "T" dan
garis kontrol "C".
− Negatif : Hanya terdapat satu garis berwarna pada garis
kontrol "C".
− Invalid : Terdapat satu garis berwarna pada garis tes "T"
("C" tidak ada).
E. Urinalisis
1. Urinalisis Rutin

Pemeriksaan sedimen urine ada 2 yaitu secara mikroskopis dan


makroskopis, secara mikroskopis dilakukan dengan pengamatan
dibawah lensa mikroskop seperti eritrosit, leukosit epitel bakteri dll,
sedangkan secara makroskopis dilakukan pengamatan secara langsung
seperti warna dan tingkat kekeruhan urine. Penulis pun sempat
melakukan pemeriksaan ini, dan dapat membedakan dan menentukan
jumlah eritrosit, leukosit, epitel pada urine pasien, yang tentunya
diawasi oleh staff laboratorium yang bersangkutan.

a) Alat
− Tabung − Cover glass
− Strip PH − Mikroskop
− Clinitek urine − Mikropipet
− Objek glass − Centrifuge
b) Bahan
− Urine sewaktu
c) Prosedur
Makros
− Letakkan urine pada tabung
− Amati dibawah cahaya lampu, kejernihan dan warna
− Celupkan strip PH kedalam urine, lalu masukkan ke mesin
clinitek
− Catat hasilnya

31
Mikros

− Urine pada tabung dicentriufuge


− Setelah itu, buang urine pada tabung sehingga tersisa
endapannya
− Homogenkan endapan yang didapat, teteskan pada objek
glass lalu timpa dengan cover glass
− Amati pada mikroskop dengan lensa 40x
d) Interpretasi hasil
Makros:
− Warna: kuning
− Kekeruhan: jernih

Mikros:
− eritrosit : <2/LPB.
− leukosit : <2-5/LPB.
− epitel : <15-20 sel epitel skuamosa/LPB
2. Napza Test
Penulis belajar mengenai berbagai jenis narkoba yang umum
ditemukan dan dampaknya terhadap kesehatan. Penulis juga
mempelajari cara kerja tes narkoba dan jenis-jenis test yang digunakan.
Penulis juga terlibat dalam proses pemeriksaan sampel darah pasien
untuk deteksi narkoba. Penulis belajar teknik pengambilan sampel yang
benar, penggunaan alat tes, dan interpretasi hasil yang akurat.

a) Alat
− Strip test Narkoba
− Timer
− Wadah penampung Urine
b) Bahan
− Sampel Urine
c) Prosedur
− Biarkan strip test dalam suhu kamar.

32
− Buka penutup strip test, kemudian celupkan strip test
tersebut secara
vertical ke dalam sample urine selama 10-15 detik.
− Ketika strip test dicelupkan tidak boleh melewati batas garis
yang paling
bawah Zona Sample .
− Tempatkan test strip itu pada bidang datar. Lalu baca hasil
setelah 5-10 menit.
d) Interpretasi Hasil
− Positif: Hanya terbentuk pita pink pada Control (C)
− Negatif: Terbentuk dua pita pink pada Control (C) dan pada
Test (T).
− Invalid: Tidak terbentuk pita pink pada Control (C) dan pada
Test (T). atau terbentuk pita pink pada Test (T) sedangkan
pada Control (C) tidak terbentuk pita pink.
3. PP test (Hcg)

Penulis mendapatkan pengetahuan dasar tentang HCG, hormon


yang diproduksi selama kehamilan. Penulis belajar tentang prinsip kerja
tes HCG dan interpretasi hasilnya. Penulis juga terlibat dalam proses
pengumpulan dan penanganan sampel urin pasien yang akan diperiksa.
Penulis mempelajari teknik penggunaan alat tes HCG, prosedur
pengujian, dan penulisan hasil.

a) Alat
− HCG urine test strip
− Wadah penampung urin
b) Bahan
− Sampel urine wanita
c) Prosedur
1. Tampung urin wanita dalam urine container.

33
2. Buka test strip dan celupkan ke dalam masing-masing
urine container, selama 10-15 detik. Pencelupan test strip
tidak boleh melebihi tanda garis pada test strip.
3. Baca hasil kurang dari 3 menit.
d) Interpretasi Hasil
− Negatif: Hanya terdapat satu tanda merah yang muncul pada
bagian control line (C) dan tidak tampak garis merah pada
bagian test line (T).
− Positif: Terdapat 2 tanda merah, satu pada bagian test line
(T) dan satu pada bagian control line (C)
F. Feces Analysis (FL)

Pemeriksaan feses rutin adalah prosedur yang dilakukan untuk


mendeteksi mikroorganisme atau parasit serta mengevaluasi fungsi sistem
pencernaan. Di Rumah Sakit Surya Husada Nusa Dua, pemeriksaan feses
diawali dengan penerimaan sampel tinja pasien. Kemudian sampel tinja
akan dibawa ke laboratorium untuk diteliti secara makroskopis dan
mikroskopis. Sampel tinja akan dilihat secara makroskopis dan dinilai
konsistensi, warna, dan baunya, serta dilihat apakah mengandung lendir
atau tidak. Kemudian kami juga menilai secara mikroskopis untuk melihat
apakah ada parasit, keberadaan darah, gula, lemak, mikoorganisme
penyebab infeksi, cairan empedu, dan sel darah putih, serta untuk mengukur
tingkat keasaman pada sampel tinja.

a) Alat
1. Objek glass
2. Cover glass
3. Tusuk gigi
4. Mikroskop
b) Bahan
5. Sample Faeces
6. Eosin
c) Prosedure

34
1. Setelah kami menerima sample dari pasien dan dibilling
pada sistem SHND, sample dapat dikerjakan
2. Pertama kita amati secara makroskopis dari sample
3. Kemudian dilanjutkan pengamatan secara mikroskopis
dengan cara mewarnai sample faeces dengan eosin.
4. Ambil sedikit faeces kemudian letakkan pada objek glas,
tambahkan eosin 1 tetes
5. Tutup dengan cover glass
6. Amati secara mikroskopis
7. Catat hasil yang ditemukan dan laporkan kepada staf lab
SHND
8. Ketik hasil dan cetak
d) Interpretasi hasil
Faces yang normal tidak terdapat lendir, parazit, darah, gula,
lemak, mikoorganisme penyebab infeksi, cairan empedu, dan sel
darah putih
G. Bakteri Tahan Asam (BTA)

Bakteri tahan asam (BTA) adalah nama lain dari Mycobacterium


Tuberculosis yaitu suatu kuman berbentuk batang yang tahan terhadap
pencucian alkohol asam pada saat dilakukan pewarnaan. Pemeriksaan BTA
adalah prosedur untuk mendeteksi bakteri penyebab penyakit tuberkulosis
(TB). Untuk pemeriksaan BTA menggunakan metode mikroskopis.
Sebelumnya akan dilakukan kultur dan pewarnaan preparate pada ruangan
terkhusus. Pembacaan preparate BTA dilakukan sebanyak 2 kali untuk
setiap preparate sebagai cross check. Apabila ditemukan hasil yang tidak
wajar, dapat dilakukan konsultasi kepada Spesialis Laboratorium Klinik,
barulah hasil tersebut akan diputuskan untuk dikeluarkan atau dilakukan
pemeriksaan ulang.

a) Alat
− Kaca obyek − Mikroskop
− Ose / Lidi − Bunsen dan korek

35
− Cat ZN A (Carbol − Pinset
fuchsin 1%), ZN B − Rak pengecatan
(Asam alkohol 3%), − Kertas tissue
dan ZN C (Methylen
blue 0,1%)
b) Bahan
− Spesimen dahak
c) Prosedur
1. Letakkan sediaan diatas rak dengan jarak minimal 1 jari
telunjuk.
2. Tuangkan Carbol Fuchsin menutupi seluruh permukaan
sediaan.
3. Panaskan sediaan dengan sulut api sampai keluar uap (jangan
sampai mendidih), kemudian dinginkan selama 5 menit.
4. Buang Carbol Fuchsin dari sediaan satu per satu secara
perlahan-lahan dengan cara dibilas menggunakan air mengalir
mulai dari bagian slide yang frosted (bekuan tebal).
5. Tuangkan Asam Alkohol pada sediaan, biarkan beberapa sat
lalu bilas dengan air mengalir sampai bersih (tidak tampak sisa
zat warna merah). Bila masih tampak warna merah lakukan
decolorisasi ini beberapa kali.
6. Tuangkan Methylene Blue hingga menutupi seluruh sediaan
dan biarkan selama 10-20 detik.
7. Buang Methylene Blue dari sediaan satu per satu secara
perlahan- lahan dengan cara dibilas menggunakan air mengalir.
8. Keringkan sediaan pada rak pengering.
d) Interpretasi hasil
Positif (+) Basil Tahan Asam berwarna merah baik sendiri maupun
bergerombol dengan latar belakang biru. Pelaporan hail pemeriksaan
mikroskopis mengacu kepada skala IUATLD (International Union
Against Tuberculosis and Lung Disease) sebagai berikut:

36
Pengujian Hasil Penulisan

0 – BTA / 100 LP Negatif Neg

1 – 9 BTA / 100 LP Scanty Tulis jumlah BTA

10 – 99 BTA / 100 1+ 1+
LP
1 – 10 BTA / 1 LP 2+ 2+

>10 BTA / 1 LP 3+ 3+

H. Quality Control (Kalibrasi dan Control Alat)

QC (quality control) atau kontrol kualitas pada laboratorium klinik


adalah proses statistika yang digunakan untuk memonitor dan mengevaluasi
proses analitik suatu pemeriksaan. Kegiatan QC dilakukan secara rutin baik
secara internal maupun eksternal. Quality Control Internal
adalah pengendalian mutu yang berhubungan dengan pembuatan protokol
internal dan pemeriksaan sistem. Dalam hal ini, kendali mutu meliputi
pengecekan peralatan secara rutin, menganalisis data karyawan, hingga
menjalankan standar dan kontrol protokol dengan teratur. Sedangkan
Quality Control Eksternal merupakan pengendalian mutu yang berkaitan
dengan produk atau data yang akan dikirim ke perusahaan luar yang tidak
memiliki afiliasi dengan perusahaan yang dimiliki.

Pada kegiatan magang, QC Internal dilakukan rutin oleh petugas


laboratorium yang bertugas Shift malam dengan kalibrasi dan control
terhadap seluruh alat – alat laboratorium. Untuk control juga selalu
dilakukan secara berkala, sewaktu – waktu apabila diperlukan. QC
Eksternal juga dilakukan secara rutin, apabila setelah melakukan QC
Internal masih ditemukan kendala, maka dihubungi pihak penyedia
instrument untuk melakukan perbaikan yang termasuk kedalam QC
Eksternal. Laporan QC dibuat dan dilaporkan setiap bulan oleh petugas
laboratorium. Berikut merupakan QC internal yang dilaksanakan selama
kegiatan magang, yaitu:

1. Kalibrasi

37
Kalibrasi merupakan proses verifikasi bahwa suatu akurasi alat ukur
sesuai dengan rancangannya. Kalibrasi biasa dilakukan dengan
membandingkan suatu standar yang terhubung dengan standar nasional
maupun internasional dan bahan-bahan acuan tersertifikasi. Tujuan
kalibrasi adalah untuk mencapai ketertelusuran pengukuran. Berikut
merupakan alat – alat yang pernah dikalibrasi selama kegiatan
praktikum:

a) Cobas C111
Untuk kalibrasi, alat ini menggunakan reagen CFAS yang
diencerkan dengan aquadest. Sedangkan untuk control
menggunakan reagen PCCM yang telah diencerkan dengan
aquadest. Secara berkala juga dilakukan penggantian kuvet dan
reagen. Setiap pergantian reagen yang sudah habis maka akan
dilakukan control. Apabila lot reagen masih sama dengan lot
sebelumnya, hanya diperlukan scan barcode reagen dan
langsung control. Apabila lot reagen berbeda, maka harus
dilakukan kalibrasi.
b) Electrolyte Analyzer
Sebelum kalibrasi, ekectrolyte analyzer harus di cleaning
menggunakan reagen cleaningnya tersendiri, setelah itu alat
akan otomatis meminta conditioner, conditioner yang digunakan
juga khusus untuk electrolyte analyzer yang sudah sepaket
dengan cleanernya. Barulah setelah kedua proses tersebut alat
akan otomatis melakukan kalibrasi.
c) Hematology Analyzer
Alat hematology analyzer akan dikalibrasi setiap malam dengan
mematikannya selama kurang lebih 1 jam. Kemudian alat akan
dihidupkan kembali dan dilakukan blanking. Setelah blanking
barulah alat akan dirunning menggunakan control yang tersedia,
setelah itu dilihat nilai controlnya dan dipastikan apakah sudah
masuk atau belum. Jika sudah, alat siap digunakan lagi untuk
pemeriksaan.

38
2. Kontrol

Quality control atau QC adalah proses yang dilakukan


untuk memeriksa, mengukur, menguji, dan memastikan alat yang
digunakan sudah sesuai dengan standar yang ditetapkan oleh pihak
penyedia alat. Setiap alat memiliki reagen control tersendiri. Setiap
reagen control memiliki nomor lot dan setiap lot memiliki interpretasi
hasil tersendiri. Lot merupakan penomoran untuk identifikasi beberapa
item yang sama pada suatu paket. Di sini lot merupakan penomoran pada
suatu paket atau suatu batch produksi. Proses control pada tiap alat
pastinya berbeda – beda. Namun pada dasarnya, control dijadikan
sebagai indikasi apakah alat dapat berfungsi dengan baik atau tidak.

3.3.Dokumentasi

No Pemeriksaan Keterangan Dokumentasi

1 Cobas C111 Pemerkiksaan parameter


kimia klinik GOT, GPT,
Bilirubin Direct, Bilirubin
Total, Cholesterol Total,
Creatinin, Glukosa,
Cholesterol HDL,
Cholesterol LDL,
Trigliserida, Asam Urat,
dan Urea-N menggunakan
cobas c111.

39
2 Electrolyte Pemeriksaan
Analyzer Natrium,Kalium
menggunakan electrolyte
analyzer.

3 Blood Gas Pemeriksaan AGD


Analyzer menggunakan I STAT
Analyzer 300.

4 Hematologi Pemeriksaan Hematologi


Rutin Rutin menggunakan Advia
560 AL.

40
5 Laju Endap Pemeriksaan Laju Endap
Darah Darah diinkubasi selama 60
menit sebelum dilakukan
pembacaan hasil.

6 Cross Match Pemeriksaan Crossmatch


metode tabung,dan gel tes.

7 Golongan Pembacaan aglutinasi pada


Darah golongan darah test.

8 Koagulasi Pemeriksaan INR dengan


(INR) menggunakan alat Stago
Start Max

41
9 Widal Pembacaan aglutinasi pada
widal test.

10 HIV Test Pembacaan Hiv test.

11 HBsAg Pembacaan HBsAg test.

12 Rapid Pembacaan rapid test


Antigen menggunakan metode ITC

42
13 Urinalisis Pengamatan urine secara
Rutin mikroskopis.

14 Napza Test Pembacaan napza test

15 HCG Test

16 Feces Rutin Pemeriksaan Feces rutin


secara mikroskopis

43
17 BTA Dokumentasi ruang
Pengecatan BTA dan
Pemeriksaan BTA secara
nikroskopis.

18 Quality Kalibrasi Electrolyte


Control Analyzer.

Proses Shutdown
Hematology Analyzer.

Kalibrasi Cobas C111.

44
Proses control hematology
analyzer sysmex.

Penggantian cuvet pada


Cobas C111.

Kalibrasi pada electrolyte


analyzer.

Control alat koagulasi


sebelum digunakan.

45
BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan
Berasarkan kegiatan magang yang dilakukan penulis di Laboratorium
Rumah Sakit Surya Husada cabang Nusa Dua, penulis dapat menarik
kesimpulan, dalam pelaksanaan magang yang telah dilakukan selama 30
hari pemeriksaan yang dilakukan di laboratorium sangat beragam seperti
pemeriksaan kimia, urinalisa, hematologi, imunoserologi, mikrologi, fesses,
coagulasi. Selain itu pemeriksaan-pemeriksaan yang ada di laboratorium
tidak semua dilakukan secara manual, banyak pemeriksaan yang dilakukan
dibantu oleh alat-alat canggih, seperti pemeriksaan kimia yang dikerjakan
oleh Cobas111, pemeriksaan darah lengkap dilakukan dengan alat sysmex
dan siemens. Namun ada juga pemeriksaan yang tidak menggunakan alat,
seperti pemeriksaan HIV, HBsAg, narkoba, Rapid, LED, fesses, Urine rutin,
golda, dan CT, BT. Dan tentunya kita penulis juga dapat melakukan
sampling secara langsung, seperti sampling darah vena, CT, BT, sampling
kapiler bayi. Namun perlu digaris bawahi meskipun pemeriksaan sudah
banyak yang menggunakan alat kita juga harus tetap paham bagaimana
konsep kerja pemeriksaan tersebut dan tentu tahu interpretasi hasil tiap
pemeriksaan, selain itu kita juga harus tetap menjaga hasilpemeriksaan yang
dikeluarkan akurat maka dari itu staff laboratorium juga mengajarkan kami
bagaimana cara mengkalibrasi alat-alat tersebut Dengan mengikuti kegiatan
magang ini penulis merasa sangat terbantu dalam penambahan materi baik
teori maupun praktikum, dan kami penulis juga dapat melihat secara
langsung bagaimana nanti seorang analis di dunia kerja, Dan dalam
menghadapi dunia kerja di masa depan penulis menyimpulkan
dibutuhkannya softskill dan hardskill untuk menunang menjadi
sumberdaya yang kompeten nantinya.

B. Saran
Dalam menghadapi dunia kerja di masa depan sangat dibutuhkannya
softskill dan hardskill. Softskill dibutuhkan untuk menjadi sumberdaya
yang kompeten nantinya adalah kepemimpinan, pemecahan masalah,

46
manajemen waktu, manajemen organisasi, berpikir kritis, kerjsama tim,
kemampuan analisa dan percaya diri. Sedangkan untuk hardskill yang perlu
dimiliki adalah mampu dalam melakukan pekerjaan sesuai dengan bidang
keilmuannya. Dari kegiatan magang mandiri yang dilaksanakan di Rumah
Sakit Umum Surya Husadha cabang Nusa Dua selama 1 bulan, diharapkan
untuk menambah softskill dan hardskill supaya dapat mengaplikasikan
pembelajaran dan praktikum dengan baik sesuai dengan SOP dan ilmu baru
yang didapat selama magang.

47

Anda mungkin juga menyukai