Disusun Oleh:
Penyusun 1 Penyusun 2
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas asung
kertha wara nugraha-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan magang
mandiri dengan judul “Laporan Kegiatan Magang Mandiri Program Studi
Teknologi Laboratorium Medis Poltekkes Kemenkes Denpasar Pada Rumah Sakit
Umum Surya Husadha”.
Kegiatan Magang Mandiri ini merupakan salah satu program pengayaan
yang ditempuh mahasiswa/mahasiswi Jurusan Teknologi Laboratorium Medis
Poltekkes Kemenkes Denpasar program studi D-III pada semester IV dan program
studi D-IV pada semester IV/VI untuk belajar sekaligus berlatih bekerja secara
langsung pada Laboratorium Klinik maupun Laboratorium Fasyankes terkait dalam
periode waktu tertentu. Kegiatan Magang Mandiri ini juga banyak memberikan
manfaat kepada penulis baik dari segi akademik maupun untuk pengalaman yang
tidak dapat penulis temukan saat berada di bangku kuliah.
Penyusunan laporan magang mandiri ini telah dibantu oleh banyak pihak,
oleh karena itu tidak lupa penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Orang tua dan keluarga penulis yang telah banyak memberikan semangat
dan motivasi sehingga dapat menyelesaikan laporan magang ini.
2. Tim Diklat Surya Husada sebagai pembimbing yang telah bersedia
meluangkan waktu dan memberikan pelatihan serta mengarahkan
sehingga laporan magang mandiri ini dapat terselesaikan.
3. Tim Laboratorium Klinik Surya Husada Nusa Dua sebagai pembimbing
lapangan yang telah memberikan arahan selama kegiatan magang
mandiri.
4. Seluruh peserta magang mandiri Surya Husada Nusa Dua yang telah
bekerja sama dengan baik sehingga laporan magang mandiri ini dapat
terselesaikan sebagaimana mestinya.
Akhir kata, penulis berharap semoga laporan magang ini dapat bermanfaat
bagi pembaca dan dapat menjadi gambaran untuk kemajuan laporan ini.
Denpasar, 5 Juni 2023
Penulis
iii
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN .................................................................................... ii
KATA PENGANTAR ........................................................................................... iii
DAFTAR ISI .......................................................................................................... iv
BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................1
1.1. Latar Belakang...........................................................................................1
1.2. Tujuan ........................................................................................................2
1.3. Manfaat ......................................................................................................2
BAB II METODE ....................................................................................................3
2.1. Waktu dan Tempat ....................................................................................3
2.2. Metode .......................................................................................................3
BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN..................................................................5
3.1. Deskripsi Kegiatan ....................................................................................5
3.2. Jenis Pemeriksaan....................................................................................11
3.3. Dokumentasi ............................................................................................39
BAB IV PENUTUP ...............................................................................................46
A. Kesimpulan .................................................................................................46
iv
BAB I
PENDAHULUAN
1
Dengan demikian, diperlukan kesiapan dari sumber daya manusia yang
bekerja di laboratorium klinik demi meningkatkan pelayanan Kesehatan terhadap
masyarakat. Kegiatan magang mandiri merupakan salah satu bentuk persiapan yang
dilakukan oleh mahasiswa terutama untuk menerapkan ilmu – ilmu yang telah
didapatkan di bangku kuliah, serta menambah wawasan dan pemahaman terkait
laboratorium klinik dan pelayanan masyarakat sehingga kedepannya diharapkan
siap ketika sudah menghadapi dunia kerja dan dapat memberikan pelayanan
maksimal terhadap masyarakat.
1.2. Tujuan
1.2.1. Tujuan Umum
1.3. Manfaat
Pelaksanaan kegiatan magang mandiri ini memiliki manfaat kepada peserta
agar mampu menambah pengalaman bekerja secara tim, dimulai dari menemukan
masalah hingga memecahkan masalah secara langsung. Dengan adanya kegiatan
ini juga dapat menumbuhkan sikap professional dan tanggung jawab pada
mahasiswa.
2
BAB II
METODE
2.2. Metode
a) Praktek Kerja
3
pemahaman tentang teknik analisis yang benar, penggunaan alat dan reagen
dengan hati-hati, serta pemeliharaan dan kalibrasi peralatan laboratorium.
b) Observasi
4
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN
No Instrumen Dokumentasi
1 Clintek Status
3 Cobas C111
5
5 Motor Centrifuge
7 Roller Mixer
10 Digital Centrifuge
6
11 ID Incubator
12 ID Centrifuge
13 iCHROMA II
15 Nano EnTek
7
16 Start Max Coagulation
17 Refrigenerator Reagen
18 Refrigenerator Sampel
8
terus belajar meningkatkan kemampuan dan pengetahuan di hari – hari
berikutnya.
1. Flebotomi
Flebotomi merupakan proses pengambilan darah dari sirkulasi
melalui tusukan atau sayatan dapat melalui vena, arteri maupun
kapiler dalam rangka untuk mendapatkan sampel. Kata Flebotomi
berasal dari Bahasa Yunani “phlebo” yang berarti “pembuluh darah”
dan “tomy” yang berarti “membuat sayatan”. Dengan teknik yang
benar sehingga komposisi analitnya tetap terjaga. Pengambilan
darah vena membutuhkan bantuan alat tourniquet untuk
membendung aliran darah sehingga vena di bawah kulit mudah
terlihat. Teknik sampling flebotomi harus dilakukan oleh
professional Kesehatan. Tube darah yang ditampung disesuaikan
dengan jenis pemeriksaanya. Untuk Hematologi Rutin
menggunakan tabung EDTA (Ungu), Untuk Blood Chemistry atau
pemeriksaan yang memerlukan serum digunakan tabung Merah,
Untuk pemeriksaan yang memerlukan plasma digunakan tabung
biru, dan untuk Analisa Gas Darah digunakan tabung hijau.
9
2. Swab Nasofaring
Selain flebotomi, teknik sampling yang harus dilakukan oleh
professional Kesehatan adalah swab nasofaring. Pengambilan
sampel dilakukan dengan memasukkan cotton swab kedalam hidung
pasien hingga menyentuh bagian naso kemudian diputar 360° selama
kurang lebih 30 detik. Sampel yang didapatkan kemudian
dimasukkan kedalam cup yang berisi reagen dan dihomogenkan
untuk kemudian dianalisis.
3. Rectal Swab
Rectal swab adalah pemeriksaan dengan melakukan usap pada area
sekitar dubur (anus) dan sekitar perianal. Untuk neonatus sampel
diambil oleh ATLM, sedangkan untuk pasien dewasa, pengambilan
sampel bisa dilakukan sendiri oleh pasien dengan menggunakan alat
dan bahan dari laboratorium. Terlebih dahulu pasien diinformasikan
terkait cara pengambilan sampel, area pengambilan, dan
pengecualian yang dapat mengganggu kemurnian sampel.
Pengambilan sampel biasanya dilakukan di toilet oleh pasien sendiri
dan sampel harus segera diserahkan kepada petugas setelah diambil.
4. Feces
Sampel feces atau tinja biasanya digunakan untuk pemeriksaan
Feces Rutin. Untuk neonatus sampel dapat diambil oleh orang tua
dengan sampel tube steril dari laboratorium dan berdasarkan arahan
dari ATLM, sedangkan untuk pasien dewasa, sama halnya dengan
pengambilan rectal swab yakni bisa dilakukan sendiri oleh pasien
dengan menggunakan alat penampung steril dari laboratorium.
Terlebih dahulu pasien akan diinformasikan terkait tata cara
pengambilan sampel, area pengambilan, dan pengecualian yang
dapat mengganggu kemurnian sampel. Pengambilan sampel
biasanya dilakukan di toilet oleh pasien sendiri dan sampel harus
segera diserahkan kepada petugas setelah diambil dan tidak melebihi
1 jam agar tidak mempengaruhi hasil pemeriksaan.
5. Sputum
10
Sampel Sputum memiliki lokasi penampungan terpisan dengan
laboratorium. Sputum biasanya digunakan untuk pemeriksaan BTA.
Terlebih dahulu pasien diinformasikan terkait tata cara
penampungan sampel dan diberi wadah penampung steril kemudian
pasien dapat melakukan pengambilan sampel sendiri di ruang
sampling sputum. Sputum kemudian dibawa ke laboratorium setelah
ditampung dan tidak melebihi 1 jam agar tidak merusak kualitas
sampel.
6. Urine
Sampel urine biasanya digunakan untuk berbagai test seperti
Urinalisis rutin, PP test, dan test Napza. Pengambilan sampel
dilakukan oleh pasien sendiri dengan alat penampung steril dari
laboratorium. Pasien akan diarahkan terkait cara pengambilan
sampel sesuai dengan sampel yang dibutuhkan. Untuk Urinalisis
Rutin dugunakan Urine Porsi tengah atau urine sewaktu.
C. Pemeriksaan Laboratorium
11
menyediakan data untuk parameter kimia klinik dan elektrolit dalam
serum, plasma, urin, atau darah (HbA1c). Parameter pemeriksaan
kimia klinik yang dapat diperiksakan di Rumah Sakit Surya Husada
Nusa Dua menggunakan instrumentasi Cobas c111 adalah GOT,
GPT, Bilirubin Direct, Bilirubin Total, Cholesterol Total, Creatinin,
Glukosa, Cholesterol HDL, Cholesterol LDL, Trigliserida, Asam
Urat, dan Urea-N.
a. Alat
- Cobas C111
- Mikropipet
- Cup sample
- Tabung plebotomy tube merah
- Alat plebotomy
b. Bahan
- Sample serum pasien
- Reagen parameter pemeriksaan kimia klinik
c. Prosedure
- Lakukan prosedur plebotomy kepada pasien untuk
memperoleh darah
- Setelah sampel darah berhasil diperoleh, masukkan
darah kedalam tabung tube merah
- Kemudian centrifugasi selama 10 menit
- Setelah plasma berhasil diperoleh melalui proses
centrifugasi kemudian pisahkan plasmadengan cara
memipet plasma dengan mikropipet
- Setelah dipipet, masukkan kedalam cup yang sudah
dilabeli dengan identitas pasien
- Dilanjutkan dengan pemeriksaan pada alat Cobas C111
- Pada intrumentasi cobas C111, pertama kita perlu
melakukan order pemeriksaan dengan memasukkan
nomor nota pasien
12
- Setelah itu tekan tanda >> untuk memilih pemeriksaan
parameter Kimia Klinik yang di inginkan (GOT, GPT,
Bilirubin Direct, Bilirubin Total, Cholesterol Total,
Creatinin, Glukosa, Cholesterol HDL, Cholesterol LDL,
Trigliserida, Asam Urat, dan Urea-N)
- Setelah pemeriksaan sudah dipilih kemudian tekan
confirm Dan masukkan cup yang sudah berisi sample
kedalam alat cobas c111
- Tunggu hingga pemeriksaan yang diinginkan selesai
- Jika sudah selesai Cobas C111 agan mencetak hasil
pemeriksaan.
d. Interpretasi hasil
1. GOT : 5 – 40 µ/L
2. GPT : 7-56 µ/L
3. Bilirubin Direct : 0-0,4 (mg/dl)
4. Bilirubin Total : 0,3-1,0 (mg/dl)
5. Cholesterol Total : 125-200 (mg/dl)
6. Creatinin
- Wanita : < 1,2 (mg/dl)
- Pria : < 1,4 (mg/dl)
7. Glukosa
- Fasting glukosa : < 100 (mg/dl)
- Random glukosa : 80-120 (mg/dl)
- Post prandial glukosa : < 140 (mg/dl)
8. Cholesterol HDL : > 40 (mg/dl)
9. Cholesterol LDL : <100 (mg/dl)
10. Trigliserida : < 150 (mg/dl)
11. Asam Urat
- Laki laki : 3,4 -7,0 (mg/dl)
- Perempuan : 2,4 – 6,0 (mg/dl)
- Anak anal : 2,0 – 5,5 (mg/dl)
12. Urea-N : 6-27 (mg/dl)
13
2. Electrolyte Analyzer
a) Alat
− Electrolyte analyzer
− Tube
− Mikropipet
− Tip
− Centrifuge
b) Bahan
− Serum
c) Prosedur
d) Interpretasi hasil
− Natrium : 136-145
− Kalium : 3.5-5.1
14
− Chlorida : 94-110
Analisis gas darah (AGD) atau arterial blood gas (ABG) test adalah
tes untuk mengukur kadar oksigen, karbon dioksida, dan tingkat asam
basa (pH) di dalam darah. Analisis gas darah umumnya dilakukan
untuk memeriksa fungsi organ paru yang menjadi tempat pertukaran
oksigen dan karbon dioksida. Tes ini juga dilakukan pada pasien yang
sedang menggunakan alat bantu napas untuk memonitor kondisi serta
mengetahui apakah pengaturan alat sudah sesuai. Pengambilan sampel
AGD dilakukan menggunakan spuit khusus yang sudah mengandung
heparin didalamnya. Namun dalam keadaan darurat dapat digunakan
spuit 3cc yang telah diisi dengan heparin cair. Pemeriksaan dilakukan
menggunakan alat I. STAT Analyzer Series 300.
a) Alat
− I STAT 1 ANALYZER SERIES 300
b) Bahan
− Darah Heparin
c) Prosedur
Check Status Analyzer
1. Tekan tombol ON/OFF pada Analyzer -> TEST MENU
2. Tekan Menu -> ADMINISTRATION MENU
3. Tekan Nomor 1 -> ANALYZER STATUS
4. Check kapasitas battrey, suhu, JAM&CLEW
5. Tekan tombol MENU untuk kembali ke TEST MENU
Run external elektronic simulator
1. Dari TEST MENU tekan Menu -> ADMINISTRATION
MENU
2. Tekan Nomor 3--> QUALITY TEST
3. Tekan Nomor 4 -> SIMULATOR
4. Masukkan atau scan OPERATOR ID
5. Masukkan atau scan SIMULATOR BARCODE
15
6. Masukkan elektronic simulator, tunggu 60 detik
7. Lihat hasil PASS atau FAIL, jika FAIL ulangi sekali lagi
8. Jika PASS alat siap digunakan
9. Tekan angka 1 untuk melepaskan electronic simulator
Persiapan pemeriksaan sampel
1. Dari TEST MENU tekan Nomor 2 --> | STAT
CARTRIDGE
2. Masukkan atau scan OPERATOR ID
3. Masukkan atau scan PATIENT ID
4. Scan barcode cartridge, Alat siap digunakan
5. Usahakan menggunakan alat dalam waktu kurang dari 15
menit
Pemeriksaan sampel
1. Ambil sampel darah vena maupun arteri dengan
menggunakan suit
2. Homogenisasi sampel selama 5 detik, Buang sampel 2 -3
tetes
3. Masukkan sampel ke dalam cartridge sesuai fill mark
4. Tutup sample well dengan snap closure
5. Masukkan cartridge ke cartridge port pada analyzer
6. Letakkkan analyzer pada permukaan datar
7. Tunggu hingga hasil pemeriksaan tertera pada display
screen
8. Lakukan prosedur cetak hasil jika dibutuhkan
9. Tekan angka 1 untuk melepaskan cartridge.
16
5. Tekan PRINT, secara otomatis hasil tercetak pada thermal
paper
d) Interpretasi hasil
1. Karbondioksida CO2
Nilai Normal Karbon Dioksida (CO2) : 22 - 32 mEq/L
SI: 22 - 32 mmol/L
2. Nilai normal pH serum:
Nilai normal : 7.35 - 7.45
Nilai kritis : < 7.25 - 7.55
3. Parsial Karbondioksida PaCO2
Nilai Normal : 35 - 45 mmHg
SI : 4.7 - 6.0 kPa
4. Parsial Oksigen PaO2
Nilai Normal (suhu kamar, tergantung umur): 75 - 100
mmHg
SI : 10 - 13.3 kPa
5. Saturasi Oksigen SaO2
Nilai Normal : 95 - 99 % 02
B. Blood Hematology
1. DL
17
mengcompair dan memastikan hadil pemeriksaan dari Advia 560 AL
jika hasil terlalu rendah atau sebaliknya.
a) Alat
- Advia 560 AL
- Alat plebotomy
- Tabung tube ungu
b) Bahan
- Sample darah tube ungu
c) Prosedure
- Setelah melakukan plebotomy pada pasien untuk
mendapatkan darah, darah ditampung kedalam tube
ungu
- Setelah ditampung rotator tabung darah agar
terhomogen dengan baik
- Masukkan data pasien pada alat intrumentasi Advia 560
AL
- Kemudian masukkan darah dengan tube ungu, dan klik
start
- Setelah Advia 560 AL mengeluarkan hasil, catat 5
parameter penting (WBC, RBC, HGB, HCT, dan PLT)
- Laporkan hasil pada staf laboratorium SHND
- Setelah hadil disetujui hasil dapat dicetak
d) Interpretasi hasil
- WBC : 4.10-11.0
- RBC : 4.50 – 5.90
- HGB : 13.5 – 17.5
- HCT : 41.0 – 53.0
- PLT : 150 - 440
2. LED
Pemeriksaan LED (Laju Endapan Darah) memiliki prinsip sedimen
dari sel darah merah di plasma yang dapat mengukur dan mendeteksi
adanya inflamasi. Di Rumah Sakit Surya Husada Nusa Dua
18
pemeriksaan ini dilakukan dengan metode westergreen, penulis pun
dapat melakukan pemeriksaan ini pada saat masa magang yang
tentunya tetap diawasi oleh staff laboratorium disana.
a) Alat
− Pipet westergreen
− Rak westergreen
− Ball pipet
− tissu
− Seal
b) Bahan
− Darah EDTA
− NaCl
c) Prosedur
− Siapkan alat dan bahan yang diperlukan
− Pipet NaCl sampai tanda garis 150, letakkan pada
tabung
− Pipet darah sampai tanda garis 0 (Perbandingnaa NaCl
dan darah 1:4), letakkan pada tabung, lalu
homogenkan
− Pipet campuran NaCl dan darah dengan pipet
westergreen sampai tanda 0
− Tutup dengan bagian bawah dengan seal kemudian
letakkan pada rak wesrtergreen selama 1 jam
− Baca hasil dengan cara menghitung tinggi plasma
d) Interpretasi hasil
Wanita : 15 mm/jam
Laki – laki : 10 mm/jam
3. Golda
19
berada di dalam sel darah. Antigen merupakan molekul protein yang
terdapat di permukaan sel darah merah, sedangkan antibodi adalah
protein yang ditemukan pada plasma darah. Secara umum, ada dua
teknik yang digunakan untuk mengelompokkan golongan darah, yaitu
menggunakan sistem ABO dan rhesus. Golongan darah berdasarkan
sistem ABO terbagi menjadi empat jenis, yaitu:
b) Bahan
− Darah Kapiler
− Serum anti-A biasanya berwarna biru atau hijau
− Serum anti-B biasanya berwarna kuning
− Serum anti-AB biasanya berwarna merah muda/tak
berwarna
− Serum anti-D (Rhesus) biasanya tidak berwarna / bening
c) Prosedur
1. Menyiapkan reagen disuhu kamar Meneteskan 1 tetes (#50
M) anti-A, anti-B, anti-AB, dan anti-D pada objek glass
2. Memijit-mijit ujung jari manis/tengah donor dan kemudian
melakukan desinfeksi dengan alkohol 70%
3. Menusuk jari manis/tengah dengan posisi vertical,
mengggunakan blood lancet
20
4. Mengusap darah yang pertama kali keluar dari jari donor
dengan kapas kering
5. Meneteskan 1 tetes darah yang keluar pada objek glass yang
sudah diberi antisera
6. Mengaduk dengan batang pengaduk masing-masing
campuran darah donor dengan antisera dan menggoyang-
goyangkan
7. Mengamati ada tidaknya aglutinasi secara makroskopis
d) Interpretasi hasil
− Aglutinasi: ada antigen pada sel darah merah donor.
− Tidak aglutinasi : tidak ada antigen pada sel darah merah
donor
4. Cross Match
Pemeriksaan Crossmatch parameter Blood Hematology
menggunakan metode tabung,metode gel,Crossmatch merupakan
pemeriksaan utama yang dilakukan sebelum transfusi yaitu
memeriksa kecocokan antara darah pasien dan donor schingga darah
yang diberikan benar - benar cocok dan supaya darah yang
ditranfusikan benar - benar bermanfaat bagi kesembuhan
pasien,pemeriksaan Crossmatch berfungsi mengetahui ada tidaknya
reaksi antara darah donor dan pasien shingga menjamin kecocokan
darah yang akan ditranfusikan bag pasien,mendeteksi antibodi yang
tidak diharapkan dalam serum pasien yang dapat mengurangi umur
eritrosit donor atau menghancurkan eritrosit donor,cek akhir setelah
uji kecocokan golongan darah ABO.
a) Alat
- Mikropipet - Rak tabung
- Tip - Inkubator
- Tabung reaksi - Centrifuge
- Pipet tetes - Blood Grouping
- Gunting Plate
b) Bahan
21
- Serum - Darah
- Nacl - Comb's Serum
- Saline (NaCL - Coomb's
0,9 %) Control Cell
- Bovine Albumin - ID Dispenser
22 % - ID Diluent - 2
- Gel tes
c) Prosedur
Persiapan Sampel
1. Identifikasi contoh darah pasien yang akan diperiksa dan
contoh darah adalah darah dengan EDTA dan berumur
tidak lebih dari 2 x 24 jam
2. Tetapkan Golongan Darah ABO & Rhesusnya
3. Ambilkan Darah Donor dari selang yang sudah di siler
sebanyak 2 selang
4. Ambil contoh darah dari slang kantong darah 1 ml tentukan
golongan darah ABO & Rhesusnya dan: Antara Darah
Pasien dan Darah Donor harus bergolongan darah sama
baik ABO maupun Rhesus
5. Pisahkan plasma contoh darah pasien dan darah donor
22
mikropipet, masukkan :
− MAYOR :50 ul Suspensi Sel Donor + 25 ul Serum
Pasien
− MINOR :50 ul Suspensi Sel Os + 25 ul Serum Donor
− A.C :50 ul Suspenst Sel Os + 25 ul Serum Pasien
Masukkan kartu ke Inkubator.
Inkubasi 37° C, 15 menit (tekan tombol timer 1 / 2 / 3
)Pindahkan kart ke Centrifuge Tekan tombol: Start ( Centrifuge
selama 10 menit)
Baca Reaksi secara makroskopis
Cara Kerja Direct Coombs
1. Buat Suspensi Os 0,8 - 1% (cara sama seperti diatas)
2. Ambil Liss / Coombs Card, tandai dengan identitas Pasien.
3. Masukkan 50 ul Suspensi Sel Pasien.
4. Putar di Centrifuge (tekan tombol Start )
5. Baca Reaksi
Cara Pooling untuk Inter Cross Donor (Auto
Pool)/(Maksimum pooling untuk 3 kantong darah Cara
Pooling
1. Potong selang pada kantong donor yang akan di Pooling.
2. Teteskan pada 2 tabung kosong masing-masing sel darah
merah donor yang akan di-pool dan serum/plasma donor
yang akan di-pool dengan jumlah yang sama
3. Homogenkan sel darah merah pada tabung yang berisi
pooling sel darah merah donor, buat suspensi 1% dengan
Diluent 2 dengan cara seperti di atas
4. Lakukan Cross Match seperti biasa
Inter Cross
- 50 Mikroliter l pool Suspensi Sel Donor - 25 ul pool serum
Donor
d) Interpretasi hasil
Pembacaan hasil Metode Gel Tes:
23
− Tidak hemolisis / aglutinasi > cocok / compatible, Darah
boleh diberikan pasien
− Terjadi Hemolisis/aglutinasi> tidak cocok /
incompatible,Darah tidak boleh diberikan kepada pasien
Mayor Minor AC/DCT Kesimpulan
- - - Darah keluar
+ + + Lihat keterangan
Keterangan:
24
positif, hasil positif pada crossmatch Minor dan AC berasal
dari autoantibody). Apabila derajad positif pada Minor sama
atau lebih kecil dibandingkan derajad positif pada AC /DCT.
darah boleh dikeluarkan,Apabila derajad positif pada Minor
lebih bear dibandingkan derajad positif pada AC / DCT, darah
tidak boleh dikeluarkan. Ganti darah donor, lakukan
crossmatch lagi sampai ditemukan positif pada Minor sama
atau lebih kecil dibanding AC / DCT.
5. Mayor, Minor, AC = positif
Periksa langi golongan darah Os maupun donor, baik dengan
cell grouping maupun back typing, pastikan tidak ada
kesalahan gol. Darah Lakukan DCT pada Os, apabila positif,
bandingkan derajat positif DCT dg Minor, apabila derajat
positif Minor sama atau lebih rendah dari DCT, maka positif
pada Minor dapat diabaikan, artinya positif tersebut berasal
dari autoantibody,Sedangkan positif pada Mayor, disebabkan
adanya Irregular Anti Body pada Serum Os, ganti dengan
darah donor bar sampai ditemukan hasil Mayor negatif .
C. Coagulation (INR)
25
Oleh sebab itulah INR merupakan salah satu indikator yang biasanya
digunakan untuk memantau efek obat antikoagulan oral dan dapat juga
digunakan untuk melihat apakah dosis obat antikoagulan yang digunakan
sudah optimal atau belum. Parameter INR sendiri menggambarkan
rasio/perbandingan antara PT (Prothrombin Time) pasien dengan nilai
kontrol PT yang diperoleh menggunakan referensi internasional reagen
tromboplastin WHO,Parameter pemeriksaan koagulasi yang dapat
diperiksakan di Rumah Sakit Surya Husada Nusa Dua menggunakan
instrumentasi Start Max adalah pemeriksaan prothrombin time
(PT)/activated partial thromboplastin time (aPTT),dan international
normalized ratio (INR).
a) Alat
- Stago Start Max
- Kuvet
b) Bahan
- Darah Na sitrat
- Reagen
- Kontrol
c) Prosedur
1. Tekan tombol "ON/OFF" di belakang alat
2. Tunggu sampai muncul "End of Self Check"
3. Tekan "ENTER" Muncul Menu Utama
4. Tunggu sampai suhu mencapai 370 C
5. Letakan kuvet ke kolom inkubasi isi dengan stell ball inkubasi 3
menit
6. Persiapkan Start reagen inkubasi pada tempatnya
7. Tekan 1 (Test Mode) untuk menjalankan tes pasien
8. Masukan ID pasien lalu tekan “ENTER”
9. Masukan Plasma / kontrol / kalibrator dan reagen 1 ke kuvet untuk
inkubasi, sebagai berikut:PT:50,APTT:50,APTT:Tambahkan 50
mikroliter Reagen 1 (CK prest/PPT automate /CEPHASCREEN)
10. Tekan tombol timer siapkan juga reagensia
26
11. Bila alarm alat sudah bunyi pindahkan kuvet ke kolom
tes/pengukuran, PRIME Finnipipet sekali untuk menghilangkan
gelembung dan tekan tombol pipet pada keyboard
12. Masukan start reagen : PT:Neoplastine CL,APTT : CaCI2
13. Catat waktu pembekuannya,Setelah selesai pasien tekan "ESCAPE"
14. Bila sudah berada di menu utama alat boleh di matikan dengan
menggunakan tombol on/off
d) Interpretasi hasil
- INR : 0,8 - 1.1 detik
- PT : 10,8 -14,4 detik
- APTT :26,4 - 37,6 detik
D. Immunoserolgy
1. Widal
a) Alat
− Plat widal
− Tusuk gigi
− Rotator
− mikropipet
b) Bahan
− Plasma darah
− Reagen O, AO, BO, CO,
− Reagen H, AH, BH, CH
27
c) Prosedur
− Siapkan alat dan bahan
− Teteskan 1 tetes tiap reagen pada plat widal secara berurutan
− Kemudian teteskan 1 tetes darah pada tiap reagen tersebut
− Homogenkan dengan tusuk gigi
− Rotator selama 1 menit
− Baca hasil tidak lebih dari 1 menit setelah selesai di rotator
d) Interpretasi hasil
2. HIV
Tes HIV adalah suatu prosedur medis yang dapat mendeteksi virus
HIV di dalam tubuh. Secara umum, tes HIV dilakukan dengan cara
pemeriksaan darah. Salah satu pemeriksaan HIV/AIDS yang umum
dilakukan adalah tes antibodi. Tes antibodi ini dilakukan dengan
mendeteksi antibodi HIV dalam darah yang dibentuk oleh sistem
imunitas tubuh sebagai upaya melawan virus berbahaya tersebut. Tes
HIV adalah pemeriksaan kesehatan yang penting untuk dilakukan oleh
setiap orang. Pasalnya, penularan penyakit ini dapat terjadi dengan
mudah melalui kontak cairan tubuh penderitanya. Karena itulah, dokter
biasanya akan menganjurkan pemeriksaan HIV setiap 3 atau 6 bulan
sekali untuk orang yang sudah aktif secara seksual.
a) Alat
− Serum/Plasma
− Rapid test HIV
b) Bahan
− Timer
− Yellow tip
− Mikropipet
28
c) Prosedur
1. Diamkan semua reagen dan spesimen pada suhu kamar.
2. Keluarkan test strip dari kemasannya dan letakkan pada
permukaan yang bersih dan kering.
3. Beri identitas pada test strip untuk setiap spesimen atau
kontrol.
4. Berikan paling sedikit 30 ul spesimen pada bantalan
sampel dibawah tanda pada bagian bawah dari test strip,
kemudian cambahkan satu (1) tetes sample diluent pada
tempat yang sama interpretasi hasil dalam 15 menit.
d) Interpretasi Hasil
− Positif : Terdapat garis pada control dan salah satu atau
kedua garis test
− Negative: Terdapat garis pada control saja
− Invalid: Tidak terdapat garis pada control maupun test
− Jika hail positif dilanjutkan dengan menggunakan Besure
dan Tridot
3. HbsAg
a) Alat
- Rapid Test (Intec )
b) Bahan
- Serum
c) Prosedur
1. Keluarkan reagen dari bungkusnya
2. Teteskan serum/plasma pada sumur sampel sebanyak 3
tetes
3. Tunggu 15 menit dan baca hasilnya
29
d) Interpretasi Hasil
− Garis merah hanya pada C berarti tes negatif
− Garis merah pada C dan T berarti positif
− Garis merah pada T berarti invalid
− Tidak ada garis merah di C berarti pemeriksaan invalid
4. Rapid Antigen Test
a) Alat
− Kit Rapid Test Antigen
b) Bahan
− Usapan lendir nasofaring
c) Prosedur
1. Siapkan kit Rapid Test Antigen dan berikan identitas pada
strip rapid test
2. Tuangkan reagen pada tub yang tersedia pada kit
3. Keluarkan cotton swab rapid antigen
4. Lakukan sampling swab nasofaring pada pasien
5. Setelah itu masukan cotton swab ke dalam tabung atau tub
yang sudah berisi reagen
6. Keluarkan swab sambil diperas pada sisi tabung untuk
mengekstrak cairan dari swab.
7. Pasang dengan erat tutup nozzle ke tabung atau tub.
8. Tambahkan 3 tetes ekstrak spesimen ke dalam well
spesimen pada alat strip test
9. Baca hasil tes dalam waktu 15-30 menit.
d) Interpretasi Hasil
30
− Positif : Terdapat garis berwarna pada garis tes "T" dan
garis kontrol "C".
− Negatif : Hanya terdapat satu garis berwarna pada garis
kontrol "C".
− Invalid : Terdapat satu garis berwarna pada garis tes "T"
("C" tidak ada).
E. Urinalisis
1. Urinalisis Rutin
a) Alat
− Tabung − Cover glass
− Strip PH − Mikroskop
− Clinitek urine − Mikropipet
− Objek glass − Centrifuge
b) Bahan
− Urine sewaktu
c) Prosedur
Makros
− Letakkan urine pada tabung
− Amati dibawah cahaya lampu, kejernihan dan warna
− Celupkan strip PH kedalam urine, lalu masukkan ke mesin
clinitek
− Catat hasilnya
31
Mikros
Mikros:
− eritrosit : <2/LPB.
− leukosit : <2-5/LPB.
− epitel : <15-20 sel epitel skuamosa/LPB
2. Napza Test
Penulis belajar mengenai berbagai jenis narkoba yang umum
ditemukan dan dampaknya terhadap kesehatan. Penulis juga
mempelajari cara kerja tes narkoba dan jenis-jenis test yang digunakan.
Penulis juga terlibat dalam proses pemeriksaan sampel darah pasien
untuk deteksi narkoba. Penulis belajar teknik pengambilan sampel yang
benar, penggunaan alat tes, dan interpretasi hasil yang akurat.
a) Alat
− Strip test Narkoba
− Timer
− Wadah penampung Urine
b) Bahan
− Sampel Urine
c) Prosedur
− Biarkan strip test dalam suhu kamar.
32
− Buka penutup strip test, kemudian celupkan strip test
tersebut secara
vertical ke dalam sample urine selama 10-15 detik.
− Ketika strip test dicelupkan tidak boleh melewati batas garis
yang paling
bawah Zona Sample .
− Tempatkan test strip itu pada bidang datar. Lalu baca hasil
setelah 5-10 menit.
d) Interpretasi Hasil
− Positif: Hanya terbentuk pita pink pada Control (C)
− Negatif: Terbentuk dua pita pink pada Control (C) dan pada
Test (T).
− Invalid: Tidak terbentuk pita pink pada Control (C) dan pada
Test (T). atau terbentuk pita pink pada Test (T) sedangkan
pada Control (C) tidak terbentuk pita pink.
3. PP test (Hcg)
a) Alat
− HCG urine test strip
− Wadah penampung urin
b) Bahan
− Sampel urine wanita
c) Prosedur
1. Tampung urin wanita dalam urine container.
33
2. Buka test strip dan celupkan ke dalam masing-masing
urine container, selama 10-15 detik. Pencelupan test strip
tidak boleh melebihi tanda garis pada test strip.
3. Baca hasil kurang dari 3 menit.
d) Interpretasi Hasil
− Negatif: Hanya terdapat satu tanda merah yang muncul pada
bagian control line (C) dan tidak tampak garis merah pada
bagian test line (T).
− Positif: Terdapat 2 tanda merah, satu pada bagian test line
(T) dan satu pada bagian control line (C)
F. Feces Analysis (FL)
a) Alat
1. Objek glass
2. Cover glass
3. Tusuk gigi
4. Mikroskop
b) Bahan
5. Sample Faeces
6. Eosin
c) Prosedure
34
1. Setelah kami menerima sample dari pasien dan dibilling
pada sistem SHND, sample dapat dikerjakan
2. Pertama kita amati secara makroskopis dari sample
3. Kemudian dilanjutkan pengamatan secara mikroskopis
dengan cara mewarnai sample faeces dengan eosin.
4. Ambil sedikit faeces kemudian letakkan pada objek glas,
tambahkan eosin 1 tetes
5. Tutup dengan cover glass
6. Amati secara mikroskopis
7. Catat hasil yang ditemukan dan laporkan kepada staf lab
SHND
8. Ketik hasil dan cetak
d) Interpretasi hasil
Faces yang normal tidak terdapat lendir, parazit, darah, gula,
lemak, mikoorganisme penyebab infeksi, cairan empedu, dan sel
darah putih
G. Bakteri Tahan Asam (BTA)
a) Alat
− Kaca obyek − Mikroskop
− Ose / Lidi − Bunsen dan korek
35
− Cat ZN A (Carbol − Pinset
fuchsin 1%), ZN B − Rak pengecatan
(Asam alkohol 3%), − Kertas tissue
dan ZN C (Methylen
blue 0,1%)
b) Bahan
− Spesimen dahak
c) Prosedur
1. Letakkan sediaan diatas rak dengan jarak minimal 1 jari
telunjuk.
2. Tuangkan Carbol Fuchsin menutupi seluruh permukaan
sediaan.
3. Panaskan sediaan dengan sulut api sampai keluar uap (jangan
sampai mendidih), kemudian dinginkan selama 5 menit.
4. Buang Carbol Fuchsin dari sediaan satu per satu secara
perlahan-lahan dengan cara dibilas menggunakan air mengalir
mulai dari bagian slide yang frosted (bekuan tebal).
5. Tuangkan Asam Alkohol pada sediaan, biarkan beberapa sat
lalu bilas dengan air mengalir sampai bersih (tidak tampak sisa
zat warna merah). Bila masih tampak warna merah lakukan
decolorisasi ini beberapa kali.
6. Tuangkan Methylene Blue hingga menutupi seluruh sediaan
dan biarkan selama 10-20 detik.
7. Buang Methylene Blue dari sediaan satu per satu secara
perlahan- lahan dengan cara dibilas menggunakan air mengalir.
8. Keringkan sediaan pada rak pengering.
d) Interpretasi hasil
Positif (+) Basil Tahan Asam berwarna merah baik sendiri maupun
bergerombol dengan latar belakang biru. Pelaporan hail pemeriksaan
mikroskopis mengacu kepada skala IUATLD (International Union
Against Tuberculosis and Lung Disease) sebagai berikut:
36
Pengujian Hasil Penulisan
10 – 99 BTA / 100 1+ 1+
LP
1 – 10 BTA / 1 LP 2+ 2+
>10 BTA / 1 LP 3+ 3+
1. Kalibrasi
37
Kalibrasi merupakan proses verifikasi bahwa suatu akurasi alat ukur
sesuai dengan rancangannya. Kalibrasi biasa dilakukan dengan
membandingkan suatu standar yang terhubung dengan standar nasional
maupun internasional dan bahan-bahan acuan tersertifikasi. Tujuan
kalibrasi adalah untuk mencapai ketertelusuran pengukuran. Berikut
merupakan alat – alat yang pernah dikalibrasi selama kegiatan
praktikum:
a) Cobas C111
Untuk kalibrasi, alat ini menggunakan reagen CFAS yang
diencerkan dengan aquadest. Sedangkan untuk control
menggunakan reagen PCCM yang telah diencerkan dengan
aquadest. Secara berkala juga dilakukan penggantian kuvet dan
reagen. Setiap pergantian reagen yang sudah habis maka akan
dilakukan control. Apabila lot reagen masih sama dengan lot
sebelumnya, hanya diperlukan scan barcode reagen dan
langsung control. Apabila lot reagen berbeda, maka harus
dilakukan kalibrasi.
b) Electrolyte Analyzer
Sebelum kalibrasi, ekectrolyte analyzer harus di cleaning
menggunakan reagen cleaningnya tersendiri, setelah itu alat
akan otomatis meminta conditioner, conditioner yang digunakan
juga khusus untuk electrolyte analyzer yang sudah sepaket
dengan cleanernya. Barulah setelah kedua proses tersebut alat
akan otomatis melakukan kalibrasi.
c) Hematology Analyzer
Alat hematology analyzer akan dikalibrasi setiap malam dengan
mematikannya selama kurang lebih 1 jam. Kemudian alat akan
dihidupkan kembali dan dilakukan blanking. Setelah blanking
barulah alat akan dirunning menggunakan control yang tersedia,
setelah itu dilihat nilai controlnya dan dipastikan apakah sudah
masuk atau belum. Jika sudah, alat siap digunakan lagi untuk
pemeriksaan.
38
2. Kontrol
3.3.Dokumentasi
39
2 Electrolyte Pemeriksaan
Analyzer Natrium,Kalium
menggunakan electrolyte
analyzer.
40
5 Laju Endap Pemeriksaan Laju Endap
Darah Darah diinkubasi selama 60
menit sebelum dilakukan
pembacaan hasil.
41
9 Widal Pembacaan aglutinasi pada
widal test.
42
13 Urinalisis Pengamatan urine secara
Rutin mikroskopis.
15 HCG Test
43
17 BTA Dokumentasi ruang
Pengecatan BTA dan
Pemeriksaan BTA secara
nikroskopis.
Proses Shutdown
Hematology Analyzer.
44
Proses control hematology
analyzer sysmex.
45
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berasarkan kegiatan magang yang dilakukan penulis di Laboratorium
Rumah Sakit Surya Husada cabang Nusa Dua, penulis dapat menarik
kesimpulan, dalam pelaksanaan magang yang telah dilakukan selama 30
hari pemeriksaan yang dilakukan di laboratorium sangat beragam seperti
pemeriksaan kimia, urinalisa, hematologi, imunoserologi, mikrologi, fesses,
coagulasi. Selain itu pemeriksaan-pemeriksaan yang ada di laboratorium
tidak semua dilakukan secara manual, banyak pemeriksaan yang dilakukan
dibantu oleh alat-alat canggih, seperti pemeriksaan kimia yang dikerjakan
oleh Cobas111, pemeriksaan darah lengkap dilakukan dengan alat sysmex
dan siemens. Namun ada juga pemeriksaan yang tidak menggunakan alat,
seperti pemeriksaan HIV, HBsAg, narkoba, Rapid, LED, fesses, Urine rutin,
golda, dan CT, BT. Dan tentunya kita penulis juga dapat melakukan
sampling secara langsung, seperti sampling darah vena, CT, BT, sampling
kapiler bayi. Namun perlu digaris bawahi meskipun pemeriksaan sudah
banyak yang menggunakan alat kita juga harus tetap paham bagaimana
konsep kerja pemeriksaan tersebut dan tentu tahu interpretasi hasil tiap
pemeriksaan, selain itu kita juga harus tetap menjaga hasilpemeriksaan yang
dikeluarkan akurat maka dari itu staff laboratorium juga mengajarkan kami
bagaimana cara mengkalibrasi alat-alat tersebut Dengan mengikuti kegiatan
magang ini penulis merasa sangat terbantu dalam penambahan materi baik
teori maupun praktikum, dan kami penulis juga dapat melihat secara
langsung bagaimana nanti seorang analis di dunia kerja, Dan dalam
menghadapi dunia kerja di masa depan penulis menyimpulkan
dibutuhkannya softskill dan hardskill untuk menunang menjadi
sumberdaya yang kompeten nantinya.
B. Saran
Dalam menghadapi dunia kerja di masa depan sangat dibutuhkannya
softskill dan hardskill. Softskill dibutuhkan untuk menjadi sumberdaya
yang kompeten nantinya adalah kepemimpinan, pemecahan masalah,
46
manajemen waktu, manajemen organisasi, berpikir kritis, kerjsama tim,
kemampuan analisa dan percaya diri. Sedangkan untuk hardskill yang perlu
dimiliki adalah mampu dalam melakukan pekerjaan sesuai dengan bidang
keilmuannya. Dari kegiatan magang mandiri yang dilaksanakan di Rumah
Sakit Umum Surya Husadha cabang Nusa Dua selama 1 bulan, diharapkan
untuk menambah softskill dan hardskill supaya dapat mengaplikasikan
pembelajaran dan praktikum dengan baik sesuai dengan SOP dan ilmu baru
yang didapat selama magang.
47