Semua organisme hidup tersusun atas sel. Sel-sel dimodifikasi sesuai fungsi yang
mereka lakukan, beberapa diantaranya hidup selama beberapa hari saja, sementara yang
lain hidup selama bertahun-tahun. Kebanyakan reaksi kimia yang terjadi dalam sel terjadi
di protoplasma, sebagai bagian dari rangkaian peristiwa dinamis yang membuat tanaman
memiliki suatu entitas yang hidup. Setiap organel dalam protoplas memiliki fungsi utama
dan aliran metabolit (produk dari sintesis kimia) dari satu organel ke organel yang lain
memerlukan suatu regulasi. Menurut Stern (2003: 35-44), komponen sel pada tumbuhan
secara terperinci dijabarkan sebagai berikut.
1. Membran Plasma
Batas luar bagian hidup dari sel, disebut membran plasma, memiliki ketebalan kira-
kira delapan sepersejuta millimeter. Strukturnya yang halus dan semipermeabel ini
sangat penting dalam mengatur pergerakan zat ke dalam dan keluar dari sel. Membran
plasma juga terlibat dalam produksi dan perakitan selulosa untuk dinding sel.
2. Nukleus
Nukleus adalah pusat kendali dari sel. Dalam beberapa hal, nukleus berfungsi
layaknya program komputer dan operator yang mengirim kode pesan berasal dari
DNA dalam inti dengan informasi yang pada akhirnya akan digunakan di bagian lain
dari sel. DNA dalam inti menyediakan informasi asli yang diperlukan untuk
memenuhi kebutuhan sel. Infromasi yang terdapat di dalam nukleus dapat
memberikan kontribusi ke arah pertumbuhan, diferensiasi, dan segudang aktivitas sel
yang kompleks.
3. Retikulum Endoplasma
4. Ribosom
Partikel granular yang disebut ribosom, berfungsi dalam sintesis protein. Subunit
ribosom dirakit di dalam nukleolus, dikeluarkan, dan dalam hubungannya dengan
molekul RNA khusus, mereka memulai sintesis protein. Setelah berkumpul, ribosom
melekat atau melapisi permukaan luar retikulum endoplasma tetapi juga dapat berada
bebas di sitoplasma, kloroplas, atau organel lainnya. Tidak seperti organel lainnya,
ribosom tidak memiliki membran yang terikat, dan karena ini, beberapa ilmuwan
menyatakan bahwa ribosom bukanlah suatu organel.
5. Diktiosom
Diktiosom (pada sel hewan disebut badan golgi) adalah struktur yang muncul sebagai
tumpukan kantung dan berfungsi sebagai pusat pengumpulan dan pengemasan sel.
Diktiosom sering dibatasi oleh tubulus bercabang yang berasal dari retikulum
endoplasma tetapi tidak secara langsung terhubung. Diktiosom terlibat dalam
modifikasi karbohidrat yang melekat pada protein yang disintesis dan dikemas dalam
retikulum endoplasma. Enzim yang dibutuhkan untuk membungkus protein yang
diproduksi oleh retikulum endoplasma dan selanjutnya dimodifikasi dalam diktiosom.
Diktiosom bisa diibaratkan seperti kantor pos yang terdapat di dalam sel, yang
bertugas dalam mengumpulkan, membungkus sekaligus mengirim.
6. Plastida
Plastida adalah organel hijau, oranye, merah, atau tidak berwarna yang ukurannya
lebih besar. Plastida hijau, yang dikenal sebagai kloroplas, mengandung enzim yang
mengkatalisasi reaksi fotosintesis. Reaksi-reaksi ini terjadi di membran struktur yang
menyerupai tumpukan koin, yang disebut tilakoid, serta matriks di sekitarnya, yang
disebut stroma. Plastid berkembang dari propoplastid, yang sering membelah, dan
juga timbul dari pembelahan plastid dewasa.
7. Mitokondria
Mitokondria adalah organel kecil dan banyak yang dibatasi oleh dua selaput dengan
lipatan seperti platel dalam yang disebut krista; mereka berhubungan dengan respirasi
seluler. Mitokondria sering disebut sebagai pembangkit tenaga listrik dari sel,
mitokondria berperan penting dalam pelepasan energi dari molekul organik melalui
proses respirasi selular. Energi ini diperlukan untuk menjaga sel-sel individu tanaman
dapat berfungsi secara keseluruhan.
8. Vakuola
Satu atau lebih vakuola dapat menempati 90% atau lebih dari volume sel dewasa.
Vakuola dibatasi oleh membran vakuolar (tonoplast) dan mengandung cairan berair
yang disebut getah sel. Getah sel mengandung zat terlarut dan kadang-kadang pigmen
antosianin merah atau biru yang larut dalam air. Membran vakuolar, yang merupakan
batas-batas dalam dari bagian hidup dari sel, mirip dalam struktur dan fungsi
membran plasma. Selain mengumpulkan berbagai zat dan ion, vakuola rupanya juga
terlibat dalam daur ulang bahan tertentu dalam sel, membantu ketika terjadi kerusakan
pada organel-organel lain, seperti plastid dan mitokondria.
9. Sitoskeleton
Sitoskeleton terlibat dalam arsitektur sel dan gerakan internal, tersusun dari dua jenis
serat yang disebut mikrotubulus dan mikrofilamen. Mikrotubulus berperan dalam
mengontrol penambahan selulosa pada dinding sel serta terlibat dalam pembelahan
sel, gerakan organel sitoplasma, mengendalikan pergerakan vesikel yang mengandung
komponen dinding sel yang dirakit oleh diktiosom, mengatur gerakan flagella dan
silia yang dimiliki oleh beberapa sel. Sedangkan mikrofilamen bertanggung jawab
atas aliran cairan di sitoplasma.
Molekul dan ion berada dalam gerakan acak yang konstan dan cenderung
mendistribusikan diri secara merata dalam ruang yang tersedia bagi mereka. Molekul dan
ion bergerak dari daerah konsentrasi tinggi ke daerah konsentrasi rendah dengan difusi
sederhana sepanjang gradien difusi, mereka juga dapat bergerak melawan gradien difusi.
Molekul yang terdistribusi secara merata berada dalam kondisi seimbang. Kecepatan
difusi dipengaruhi oleh suhu, ukuran dan kepadatan molekul, dan faktor lainnya. Ada
beberapa cara perpindahan perpindahan molekul, diantaranya dengan difusi, osmosis,
plasmolisis, imbibisi, dan transport aktif (Stern, 2003: 156).
Osmosis adalah difusi air melalui membran permeabel yang berbeda. Hal itu
terjadi sebagai respons terhadap perbedaan konsentrasi zat terlarut. Tekanan atau
potensial osmotik adalah tekanan yang diperlukan untuk mencegah osmosis terjadi.
Tekanan yang berada di dalam sel akibat air yang masuk disebut tekanan turgor. Air
bergerak dari daerah dengan potensial air yang lebih tinggi (potensial osmotik dan
tekanan potensial) ke wilayah dengan potensial air yang lebih rendah ketika osmosis itu
terjadi. Osmosis adalah sarana utama dimana tanaman mendapatkan air dari
lingkungannya (Hopkins, 1995: 28-30). Plasmolisis adalah penyusutan atau pengkerutan
sitoplasma dari dinding sel akibat osmosis yang terjadi ketika potensial air di dalam sel
lebih besar daripada di luar sel. Imbibisi adalah daya tarik dan adhesi molekul air ke
permukaan internal suatu material, sehingga akan menyebabkan pembengkakan dan
merupakan langkah awal dalam perkecambahan biji. Transport aktif adalah pengeluaran
energi oleh sel yang menghasilkan molekul atau ion memasuki atau meninggalkan sel
dengan cara melawan gradien difusi (Stern, 2003: 157).
Molekul air bergerak sebagian melalui sitoplasma sel dan sebagian melalui
ruang-ruang antara sel. Selain itu, molekul air juga bergerak di antara serat selulosa
dalam dinding dan melalui ruang di pusat-pusat sel-sel mati. Kebanyakan air dan zat
terlarut dapat melakukan perjalanan di seluruh epidermis dan korteks melalui dinding sel
sampai mencapai endodermis. Molekul air bergerak melalui tanaman dari akar ke daun,
dan adanya ketersediaan air yang melimpah di dalam tanah dapat memasok kolom air
saat air memasuki akar melalui osmosis. Sederhanya, perbedaan antara potensial air dari
dua area (tanah dan udara di sekitar stomata) menghasilkan kekuatan untuk mengangkut
air menuju seluruh bagian tanaman (Stern, 2003: 161-162).
Daftar Pustaka
Stern, Kingsley R., Shelley J., and James E. B. (2003). Introductory Plant Biology Ninth
Edition. New York: McGraw-Hill.
TUGAS FISIOLOGI TUMBUHAN
DISUSUN OLEH
NIM : E1A017078
KELAS : C/VI
UNIVERSITAS MATARAM
2020