Ni Luh Putu Manik Widiyanti1*, I Ketut Artawan 2, & Ni Putu Sri Ratna Dewi3
Abstrak
Nyamuk merupakan salah satu serangga yang sangat menggangu bagi manusia
maupun hewan melalui gigitannya. Selain menyebabkan rasa gatal nyamuk juga dapat
berperan sebagai vektor penyakit. Jumlah jenis nyamuk yang pernah dilaporkan ada di
Indonesia diperkirakan lebih dari 457 jenis nyamuk dan 18 marga. Jenis-jenis tersebut
didominasi oleh marga Aedes, Anopheles, dan Culex yang mencapai 287 jenis.
Keberadaan vektor di lingkungan di kabupaten Buleleng juga menentukan kesehatan
masyarakat di kabupaten ini terutama yang hubungannya dengan penyakit yang
ditularkan oleh vektor nyamuk. Tujuan dari penelitian ini adalah mengidentifikasi
larva nyamuk yang ditangkap di lingkungan kabupaten Buleleng Provinsi Bali.
Rancangan penelitian adalah penelitian deskriptif. Hasil penelitian mendapatkan larva
nyamuk yang ditangkap di perindukan dan diidentifikasi yaitu : Culex
quinquefasciatus, Aedes aegipty, Anopheles sp dan Culex visnui.
seperti kuda, sapi, babi dan burung pisau bedah, tisu, gelas objek, gelas
sebelum perkembangan telurnya terjadi. penutup, pipet tetes, beker gelas,
Bila tidak mendapat cairan darah yang kertas label dan kamera digital. 2) alat
cukup, nyamuk betina ini akan mati. di lapangan yaitu alat bantu
Nyamuk jantan biasanya hidup dengan
pengambilan sampel di lapangan
memakan cairan tumbuhan (Sembel,
yakni, cedukan larva dan botol tempat
2009).
Keberadaan vektor di lingkungan menampung larva.
di kabupaten Buleleng juga menentukan Langkah kerja dari proses
kesehatan masyarakat di kabupaten ini pembuatan preparat atau sediaan
terutama yang hubungannya dengan awetan menurut Widiyanti (1999).
penyakit yang ditularkan oleh vektor Data yang terkumpul berupa
nyamuk. Sukirno dkk (1984) melaporkan foto-foto hasil pengamatan larva
bahwa ada 3 desa di kabupaten Buleleng, nyamuk yang ditangkap di lingkungan
provinsi Bali terseleksi untuk dievaluasi di kabupaten Buleleng. Setelah data
penyakit malaria yang berlokasi di pantai yang diperlukan terkumpul,
utara, yaitu Sanih, Kalibukbuk dan
selanjutnya analisis data yaitu teknik
Ringdikit. Selama 1978-1980 lebih dari
analisis secara deskriptif.
30% dari 11 kasus malaria di Bali terjadi
di kabupaten Buleleng. Desa di pinggir
pantai Sanih dan Kalibukbuk ditemukan 2 3. Hasil Dan Pembahasan
spesies nyamuk anopheles yaitu An. 3.1 Hasil.
sundaicus yang ditangkap pada malam Penelitian dilaksanakan tahun 2013
hari (nocturnal), sedangkan pada malam dengan mengoleksi larva nyamuk di
dan pagi hari ditangkap An. Subpictus lingkungan kabupaten Buleleng.
(nocturnal dan diurnal). Di desa Ringdikit
spesies nyamuk anopheles yang Tabel 1. Jenis layamuk
tertangkap pada malam hari adalah An.
aconitus yang paling banyak diikuti oleh Lokasi
An. vagus ditangkap di kandang sapi. Jenis Jenis ditemukan di
No
Penelitian ini dilakukan di Larva Perindukan Kabupaten
kabupaten Buleleng dengan menangkap Buleleng
Gorong- Jln Bukit
larva di tempat perindukan nyamuk. Larva
gorong Indah
yang ditangkap di lingkungan, kemudian Jln
dibuat preparat awetan dan diidentifikasi Kolam
Abimanyu
di laboratorium Zoologi jurusan Daerah
Pendidikan Biologi FMIPA Undiksha. Kolam
Kalibaru
Culex
1 Gorong-
fatigan Jln Kartini
2. Metode gorong
Fak.
Rancangan penelitian yang
Kolam Ekonomi
digunakan dalam penelitian ini adalah Undiksha
penelitian deskriptif. Bahan yang Gorong- Daerah
digunakan adalah larva nyamuk yang gorong Sambangan
ditangkap di lingkungan perumahan di Kelurahan
Bak air
Baktiseraga
kabupaten Buleleng, alkohol dengan
Daerah
konsentrasi bertingkat : 60%, 70%, perumahan
80%, 90%, 96%, xylol, dan canada di belakang
Aedes Bak air
balsam. 2
aegypti
kantor Bank
Instrumen penelitian yang Mandiri Jln
A. Yani
digunakan adalah: 1) kunci identifikasi
Bak air Jln Rajawali
larva nyamuk, alat laboratorium Kelurahan
seperti : mikroskop, jarum pentul, Bak air
Kaliuntu
4. Pembahasan
Pada penelitian ini hanya
mengambil larva di gorong-gorong,
gorong
kolam, bak air dan bak kamar mandi
dengan teridentifikasi larva nyamuk yaitu
Cx fatigan, Ae. aegipty, Cx. vishnui dan
(a) Antena pada kepala (b) thorax tanpa
bercabang (tanda spina/duri (tanda
Anopheles sp.
panah) pabah) Di seluruh dunia terdapat lebih
dari 2500 spesies nyamuk meskipun
Siphon sebagian besar dari spesies-spesies
spesies
Siphon panjang dan
nyamuk ini tidak berasosiasi dengan
langsing (tanda paanh penyakit virus (arbovirus) dan penyakit-
penyakit
ganda). penyakit lainnya. Di ne negara-negara yang
sedang berkembang termasuk Indonesia,
penyakit-penyakit
penyakit yang ditularkan melalui
nyamuk masih merupakan masalah
kesehatan yang penting.
Pada abdomen terakhir : 3-44 deret combteeth
Masih adanya penyakit yang
Combteeth disebabkan oleh nyamuk sebagai vektor
ditunjukkan oleh penyakit. Hal ini salah satunya disebabkan
diseba
tanda panah karena kepadatan larva nyamuk pada
tempat-tempat
tempat perindukan yang potensial.
Tempat perindukan nyamuk merupakan
habitat penting bagi nyamuk yang
Karakteristik larva nyamuk merupakan vektor utama penyebab
Anopheles sp yang teridentidikasi penyakit bagi manusia untuk berkembang
adalah : antena pada kepala tidak biak. Tempat perindukan nyamuk
bercabang, tidak mempunyai siphon bervariasi
riasi untuk tiap jenis nyamuk. Untuk
pada abdomen terakhir tetapi famili Culicidae marga Aedes biasanya
mempunyai sepasang spirakel. terdapat pada kondisi air yang bersih di
Karakteristik yang jelas nampak yaitu dalam rumah dan di luar rumah sedangkan
cara memperoleh udara, posisi larva marga Culex berada di luar rumah.
sejajar dengan air. Setelah dibuat
dib Tempat perindukan nyamuk family
preparat, larva menghitam. Itu Anophelidae berada di luar rumah ppada
bekas genangan air yang kotor misalnya
kemungkinan larva instar 4 akhir,
pada kolam-kolam
kolam yang di lewati mobil,
karena gerakannya lambat dan akan saluran air, daerah rawa, tempat bekas
moulting menjadi pupa. Sebagai penebangan pohon sagu dan hutan
gambaran, data diambil dari penelitian mangrove (Pagaya, dkk,, 2005).
sebelumnya tahun 2013, sebagai Culex fatigan (Cx.
berikut. quinquefasciatus) diketahui sebagai
vektor untuk penyakit filariasis di
perkotaan dan perkampungan di Indonesia
(Munif, 1996). Culex quinquefasciatus
quinquefasciatus,
adalah nyamuk yang tergolong ke dalam
phylum Arthopoda,, yang merupakan
faktor penting penyebab filariasis (Kumar
Caput : dengan antena Abdomen terakhir et al, 2014), 4), St. Louis encephalitis
tidak bercabang tanpa siphon tetapi (Farajollahi et al,, 2011), West Nile virus
dengan spirakel (Styer et al, 2011) dan Avion malaria
(tanda panah) (Lalubin et al,, 2013). Culex
quinquefasciatus,, juga disebut nyamuk
rumah selatan (Southern
Southern house mosquito
mosquito)
karena nyamuk ini secara ekstensive
Samuel Pf; Hiriyan J, Gajanana A. 2000. Sucharit, S., Surathin, K. and Shrestha,
Japanese encephalitis virus S.R. 1989. Vectors of Japanese
infection in mosquitoes and its Encephalitis Virus (JEV): Species
Complexes of the Vectors. The