Anda di halaman 1dari 9

Prosiding Seminar Nasional MIPA 2016

IDENTIFIKASI LARVA NYAMUK YANG DITANGKAP DI PERINDUKAN


DI KABUPATEN BULELENG.

Ni Luh Putu Manik Widiyanti1*, I Ketut Artawan 2, & Ni Putu Sri Ratna Dewi3

Jurusan Pendidikan Biologi Fakultas MIPA Universitas Pendidikan Ganesha, Singaraja1*, 2, 3

Email : manikwidiyanti @gmail.com

Abstrak
Nyamuk merupakan salah satu serangga yang sangat menggangu bagi manusia
maupun hewan melalui gigitannya. Selain menyebabkan rasa gatal nyamuk juga dapat
berperan sebagai vektor penyakit. Jumlah jenis nyamuk yang pernah dilaporkan ada di
Indonesia diperkirakan lebih dari 457 jenis nyamuk dan 18 marga. Jenis-jenis tersebut
didominasi oleh marga Aedes, Anopheles, dan Culex yang mencapai 287 jenis.
Keberadaan vektor di lingkungan di kabupaten Buleleng juga menentukan kesehatan
masyarakat di kabupaten ini terutama yang hubungannya dengan penyakit yang
ditularkan oleh vektor nyamuk. Tujuan dari penelitian ini adalah mengidentifikasi
larva nyamuk yang ditangkap di lingkungan kabupaten Buleleng Provinsi Bali.
Rancangan penelitian adalah penelitian deskriptif. Hasil penelitian mendapatkan larva
nyamuk yang ditangkap di perindukan dan diidentifikasi yaitu : Culex
quinquefasciatus, Aedes aegipty, Anopheles sp dan Culex visnui.

Kata-kata kunci : Identifikasi, larva nyamuk, kabupaten Buleleng


Abstract
Mosquitoes is one of insect that very disturbing for human and animals through it
bites. In addition to causing itching, mosquito can also serve as vectors of disease. The
number of mosquitos species that have been reported in Indonesia is estimated at more
than 457 species and 18 genera. These species are dominated by the genera Aedes,
Anopheles and Culex, which reached 287 species. The presence of vector in the
environment in Buleleng regency also determine the health of the community in this
regency is mainly associated with the disease is transmitted by mosquito vectors. The
purpose of this study is to identify the mosquito larvae were captured in Buleleng
regency, Bali Province. Research design was a descriptive study. The results of study
get mosquito larvae were arrested in breeding and identified are Culex
quinquefasciatus, Aedes aegipty, Anopheles sp dan Culex visnui.
Key words : identification, mosquito larvae, Buleleng regency

1. Pendahuluan Jumlah jenis nyamuk yang pernah


Nyamuk merupakan salah satu dilaporkan ada di Indonesia diperkirakan
serangga yang sangat menggangu bagi lebih dari 457 jenis nyamuk dan 18 marga.
manusia maupun hewan melalui Jenis-jenis tersebut didominasi oleh marga
gigitannya. Selain menyebabkan rasa Aedes, Anopheles, dan Culex yang
gatal nyamuk juga dapat berperan sebagai mencapai 287 jenis. (Suwito, 2008). Jenis-
vektor penyakit. Nyamuk termasuk dalam jenis nyamuk yang menjadi vektor utama,
sudfamili Culicinae, famili Culicidae biasanya adalah Aedes sp, Culex sp,
(Nematocera: Diptera) merupakan vektor Anopheles sp dan Mansonia sp.
atau penular utama dari penyakit-penyakit Larva nyamuk memakan
arbovirus. organisme kecil, tetapi ada juga yang
Di seluruh dunia terdapat lebih dari bersifat predator seperti Toxorhynchites sp
2500 spesies nyamuk meskipun sebagian yang memangsa jenis larva nyamuk
besar dari spesies-spesies nyamuk ini lainnya yang hidup di dalam air.
tidak berasosiasi dengan penyakit virus Kebanyakan nyamuk betina harus
(arbovirus) dan penyakit-penyakit lainnya. mengisap darah manusia atau hewan

268 FMIPA Undiksha


ISBN 978-602-6428-00-4

seperti kuda, sapi, babi dan burung pisau bedah, tisu, gelas objek, gelas
sebelum perkembangan telurnya terjadi. penutup, pipet tetes, beker gelas,
Bila tidak mendapat cairan darah yang kertas label dan kamera digital. 2) alat
cukup, nyamuk betina ini akan mati. di lapangan yaitu alat bantu
Nyamuk jantan biasanya hidup dengan
pengambilan sampel di lapangan
memakan cairan tumbuhan (Sembel,
yakni, cedukan larva dan botol tempat
2009).
Keberadaan vektor di lingkungan menampung larva.
di kabupaten Buleleng juga menentukan Langkah kerja dari proses
kesehatan masyarakat di kabupaten ini pembuatan preparat atau sediaan
terutama yang hubungannya dengan awetan menurut Widiyanti (1999).
penyakit yang ditularkan oleh vektor Data yang terkumpul berupa
nyamuk. Sukirno dkk (1984) melaporkan foto-foto hasil pengamatan larva
bahwa ada 3 desa di kabupaten Buleleng, nyamuk yang ditangkap di lingkungan
provinsi Bali terseleksi untuk dievaluasi di kabupaten Buleleng. Setelah data
penyakit malaria yang berlokasi di pantai yang diperlukan terkumpul,
utara, yaitu Sanih, Kalibukbuk dan
selanjutnya analisis data yaitu teknik
Ringdikit. Selama 1978-1980 lebih dari
analisis secara deskriptif.
30% dari 11 kasus malaria di Bali terjadi
di kabupaten Buleleng. Desa di pinggir
pantai Sanih dan Kalibukbuk ditemukan 2 3. Hasil Dan Pembahasan
spesies nyamuk anopheles yaitu An. 3.1 Hasil.
sundaicus yang ditangkap pada malam Penelitian dilaksanakan tahun 2013
hari (nocturnal), sedangkan pada malam dengan mengoleksi larva nyamuk di
dan pagi hari ditangkap An. Subpictus lingkungan kabupaten Buleleng.
(nocturnal dan diurnal). Di desa Ringdikit
spesies nyamuk anopheles yang Tabel 1. Jenis layamuk
tertangkap pada malam hari adalah An.
aconitus yang paling banyak diikuti oleh Lokasi
An. vagus ditangkap di kandang sapi. Jenis Jenis ditemukan di
No
Penelitian ini dilakukan di Larva Perindukan Kabupaten
kabupaten Buleleng dengan menangkap Buleleng
Gorong- Jln Bukit
larva di tempat perindukan nyamuk. Larva
gorong Indah
yang ditangkap di lingkungan, kemudian Jln
dibuat preparat awetan dan diidentifikasi Kolam
Abimanyu
di laboratorium Zoologi jurusan Daerah
Pendidikan Biologi FMIPA Undiksha. Kolam
Kalibaru
Culex
1 Gorong-
fatigan Jln Kartini
2. Metode gorong
Fak.
Rancangan penelitian yang
Kolam Ekonomi
digunakan dalam penelitian ini adalah Undiksha
penelitian deskriptif. Bahan yang Gorong- Daerah
digunakan adalah larva nyamuk yang gorong Sambangan
ditangkap di lingkungan perumahan di Kelurahan
Bak air
Baktiseraga
kabupaten Buleleng, alkohol dengan
Daerah
konsentrasi bertingkat : 60%, 70%, perumahan
80%, 90%, 96%, xylol, dan canada di belakang
Aedes Bak air
balsam. 2
aegypti
kantor Bank
Instrumen penelitian yang Mandiri Jln
A. Yani
digunakan adalah: 1) kunci identifikasi
Bak air Jln Rajawali
larva nyamuk, alat laboratorium Kelurahan
seperti : mikroskop, jarum pentul, Bak air
Kaliuntu

FMIPA Undiksha 269


Prosiding Seminar Nasional MIPA 2016

Lanjutan Tabel 1. Siphon


Perbandingan
Kecamatan siphon lebar dan
Bak air
Banjar panjang : 1 : 3
Jln (tanda panah
Bak air
Abimanyu ganda)
Bak Kamar Hair tuft (tanda
Jln A. Yani
mandi panah)
Bak Kamar
Jln Bisma
mandi Karakteristik larva nyamuk Aedes
Bak air Jln Teratai
Bak Kamar Gedung A
aegypti yang teridentifikasi adalah :
mandi FMIPA antena pada caput tidak bercabang,
Gedung terdapat duri pada thorax, ukuran
Bak Kamar
Seminar siphon pendek gemuk, combteeth
mandi
Undiksha dengan duri samping dan jumlahnya 1
Bak air Sambangan
Gorong- Banjar Tegal
deret, terdapat hair tuft pada siphon
gorong Singaraja dengan jumlah ah sepasang, terdapat
Culex Gorong- Peguyanaga caudal hairs, terdapat anal brush dan
3
visnui gorong n gill, bentuk pecten pada siphon dengan
Gorong- duri samping.
Banyuning
gorong
Anophe
4 Kolam Baktiseraga
les sp

Berdasarkan kunci identifikasi


larva nyamuk Culex spp (Depkes RI,
1989), karakteristik larva nyamuk (a) Antena pada (b) thorax tanpa
Culex fatigan (Cx.
Cx. quinquefasciatus)
quinquefasciatus caput tidak bercabang spina/duri tanda
yang teridentifikasi
ikasi adalah : antena (tanda panah) panah)
pada caput bercabang, tidak terdapat
duri pada thorax, ukuran siphon yaitu Siphon
Siphon pendek
1 : 3 (perbandingan lebar dan dan gemuk (tanda
panjang), terdapat lebih dari 1 pasang panah ganda)
hair tuft pada siphon, pecten pada dan spina dengan
siphon tanpa duri samping, terdapat 3-
3 spina lateral (satu
4 deret combteeth pada abdominal deret) pada
abdomen terakhir
terakhir, terdapat anal gill,
gill brush dan (tanda panah)
caudal hairs.
Karakteristik larva nyamuk Culex
vishnui yang teridentifikasi adalah :
antena pada caput bercabang, tidak
terdapat duri pada thorax, ukuran
siphon panjang dan langsing, terdapat
lebih dari 1 pasang hair tuft pada
siphon, pecten pada siphon tanpa duri
(a) Antena pada (b) thorax tanpa
samping, terdapat 3
3-4 deret
caput bercabang spina/duri (tanda
(tanda panah) panah) commbteeth pada abdomen
bdomen terakhir,
terdapat anal gill, brush dan caudal
hairs

270 FMIPA Undiksha


ISBN 978
978-602-6428-00-4

4. Pembahasan
Pada penelitian ini hanya
mengambil larva di gorong-gorong,
gorong
kolam, bak air dan bak kamar mandi
dengan teridentifikasi larva nyamuk yaitu
Cx fatigan, Ae. aegipty, Cx. vishnui dan
(a) Antena pada kepala (b) thorax tanpa
bercabang (tanda spina/duri (tanda
Anopheles sp.
panah) pabah) Di seluruh dunia terdapat lebih
dari 2500 spesies nyamuk meskipun
Siphon sebagian besar dari spesies-spesies
spesies
Siphon panjang dan
nyamuk ini tidak berasosiasi dengan
langsing (tanda paanh penyakit virus (arbovirus) dan penyakit-
penyakit
ganda). penyakit lainnya. Di ne negara-negara yang
sedang berkembang termasuk Indonesia,
penyakit-penyakit
penyakit yang ditularkan melalui
nyamuk masih merupakan masalah
kesehatan yang penting.
Pada abdomen terakhir : 3-44 deret combteeth
Masih adanya penyakit yang
Combteeth disebabkan oleh nyamuk sebagai vektor
ditunjukkan oleh penyakit. Hal ini salah satunya disebabkan
diseba
tanda panah karena kepadatan larva nyamuk pada
tempat-tempat
tempat perindukan yang potensial.
Tempat perindukan nyamuk merupakan
habitat penting bagi nyamuk yang
Karakteristik larva nyamuk merupakan vektor utama penyebab
Anopheles sp yang teridentidikasi penyakit bagi manusia untuk berkembang
adalah : antena pada kepala tidak biak. Tempat perindukan nyamuk
bercabang, tidak mempunyai siphon bervariasi
riasi untuk tiap jenis nyamuk. Untuk
pada abdomen terakhir tetapi famili Culicidae marga Aedes biasanya
mempunyai sepasang spirakel. terdapat pada kondisi air yang bersih di
Karakteristik yang jelas nampak yaitu dalam rumah dan di luar rumah sedangkan
cara memperoleh udara, posisi larva marga Culex berada di luar rumah.
sejajar dengan air. Setelah dibuat
dib Tempat perindukan nyamuk family
preparat, larva menghitam. Itu Anophelidae berada di luar rumah ppada
bekas genangan air yang kotor misalnya
kemungkinan larva instar 4 akhir,
pada kolam-kolam
kolam yang di lewati mobil,
karena gerakannya lambat dan akan saluran air, daerah rawa, tempat bekas
moulting menjadi pupa. Sebagai penebangan pohon sagu dan hutan
gambaran, data diambil dari penelitian mangrove (Pagaya, dkk,, 2005).
sebelumnya tahun 2013, sebagai Culex fatigan (Cx.
berikut. quinquefasciatus) diketahui sebagai
vektor untuk penyakit filariasis di
perkotaan dan perkampungan di Indonesia
(Munif, 1996). Culex quinquefasciatus
quinquefasciatus,
adalah nyamuk yang tergolong ke dalam
phylum Arthopoda,, yang merupakan
faktor penting penyebab filariasis (Kumar
Caput : dengan antena Abdomen terakhir et al, 2014), 4), St. Louis encephalitis
tidak bercabang tanpa siphon tetapi (Farajollahi et al,, 2011), West Nile virus
dengan spirakel (Styer et al, 2011) dan Avion malaria
(tanda panah) (Lalubin et al,, 2013). Culex
quinquefasciatus,, juga disebut nyamuk
rumah selatan (Southern
Southern house mosquito
mosquito)
karena nyamuk ini secara ekstensive

FMIPA Undiksha 271


Prosiding Seminar Nasional MIPA 2016

dipelajari sebagai penular penyakit- sedangkan larva Ae. aegypti tertinggi


penyakit kritis (Dumas et al, 2013). terdapat pada wadah berwarna bening
Nyamuk Culex ditemukan secara umum (31,25%), cokelat dan oranye (25%).
di kota urban yang terbawa oleh Penelitian yang dilakukan oleh
urbanisasi (Mattingly, 1962), karena Rosa (2007) mendapatkan terdapat
pertumbuhan kota yang tidak baik, beberapa jenis perindukan nyamuk yaitu
dimana bisanya berakibat pada di dalam rumah ditemukan 6 jenis tempat
perkembangan penyakit menular ( Singh, perindukan dengan total tempat
1967). Baru-baru ini 1,2 milyar penduduk perindukan 124 buah. Dari semua tempat
beresiko pada perkembangan limphatik perindukan tersebut ada 4 tempat
filariasis dan 128 juta sekarang ini perindukan yaitu bak mandi keramik,bak
terinfeksi di lebih dari 180 negara. mandi fiber, gentong plastik dan vas
Diantara yang terinfeksi, 107 juta (90%) bunga sedangkan 2 tempat perindukan
terinfeksi oleh W. Bancrofti dan 13 juta yaitu ember plastik, baskom plastik tidak
terinfeksi Brugia malayi dan Brugia ditemukan adanya larva nyamuk. Menurut
timori (Cato, 2005). Ini dikenal sebagai Pagaya dkk. (2005), pada penelitian yang
nyamuk kosmopolitan karena nyamuk dilakukan di desa Waimahu tempat
berperan sebagai vektor parasit protozoa perkembangbiakan larva nyamuk Ae.
(Riper III, et al, 1986), cacing filaria Aegeypti di dalam rumah yang potensial
(Ahid et al, 2000) dan untuk virus arbo yaitu bak mandi, pot (vas) bunga segar,
(Sucharit et al, 1989 dan Molaei et al, gantungan tanah liat, dan ember plastik,
2007). Culex quinquefasciatus sebagai sedangkan tempat perkembangbiakan
vektor utama di India penyebab filariasis larva nyamuk Ae. Aegeypti di luar rumah
(Saskar et al, 2009), 91% filariasis yaitu drum air, ruas bambu berisi air
disebabkan oleh Wuchereria bancrofti untuk pemeliharaan tanaman saledri, kulit
Cobbold ( Snow et al., 2006). Untuk kelapa, perahu nelayan gelas plastik,
kesejahteraan manusia, itu sangat penting sumur, pelepah pohon pisang, dan ember
untuk membasmi spesies ini. plastik.
Tempat perindukan (bioekologi) Sejak tahun 1979 ada laporan
larva nyamuk adalah tempat-tempat yang Japaniese enchepalitis di India ( Paul et
menampung air. Sesuai yang al, 2011). Subgroup Culex vishnui telah
dikemukakan oleh Fadilla dkk (2015), dikenal selama beberapa tahun sebagai
bahwa jenis wadah tempat penampungan vektor utama dan berperan penting dalam
air (TPA) yang banyak digunakan oleh epidemiologi Japanese Encephalitis (JE)
penduduk adalah bak mandi, ember, di india (Samuel et al. 2000). Subgroup
tempayan dan drum sebanyak 298 buah Cx. vishnui dimana spesies ini terlalu
(75,25%) dengan kepadatan larva Ae. umum penyebarannya luas dan
aegypti dan Ae. albopictus tertinggi pada perindukannya di sawah. Jumlah nyamuk
wadah drum (12,5%) dan bak mandi ini sering berhubungan dengan kultivasi
(12,5%). Wadah bukan TPA yang padi. Analisis darah menunjukkan bahwa
merupakan wadah bukan untuk nyamuk ini secara prinsip menggigit sapi,
menampung air sebanyak 98 buah meskipun gigitan pada manusia dan babi
(24,75%) dengan persentasi kepadatan juga telah dilaporkan di desa dekat
larva tertinggi pada ban bekas (100%) Madurai dan di kecamatan Cuddalore di
sedangkan wadah alamiah tidak Pusat Kesehatan Utama Nallur (Nallur
ditemukan di lokasi penelitian. Bahan Primary Health Center) (Reuben et al.
dasar yang memiliki kepadatan larva Ae. 1992). JE adalah penyakit virus yang
aegypti tertinggi ada pada wadah yang disebabkan oleh JE Virus (JEV) yang di
terbuat dari karet (100%) dan larva Ae. alam terpelihara dalam siklus zoonotik,
albopictus memiliki kepadatan tertinggi dimana dapat sebagai enzootik maupun
pada bahan kayu (100%). Pada larva Ae. epizootik. Siklus ini meliputi babi sebagai
albopictus warna wadah yang paling reservoir utama/ inang penerus, burung
sering ditemukan larva adalah warna yang hidup di air sebagai pembawa dan
coklat (58,33%) dan hitam (15,28%), nyamuk sebagai vektor. Subgroup

272 FMIPA Undiksha


ISBN 978-602-6428-00-4

nyamuk Cx. visnui terdiri dari Cx. Anopheles diketahui sebagai


tritaeniorhynchus Giles, Cx. vishnui vektor untuk penyakit malaria yang
Theobald dan Cx. pseudovishnui Colless disebabkan oleh protozoa Plasmodium sp
punya implikasi sebagai vektor utama JE. (Zaman, 1997; WHO, 1992). Dari jenis-
Di India, JEV sudah diisolasi dari 16 jenis nyamuk tersebut ternyata ada 20
spesies nyamuk (Philip et al, 2000). jenis nyamuk Anopheles sp. dapat
Penangkapan larva nyamuk menularkan penyakit malaria (Hizwani,
sebagai vektor penyakit di kabupaten 2004). Aryanti dkk (2006) menyatakan
Buleleng, mengindikasikan masih bahwa daerah Indonesia bagian timur
berkembangnya vektor seperti yang termasuk kota Ambon merupakan daerah
dinyatakan oleh Widiyanti (2013) bahwa penyebaran malaria terberat.
pola perindukan nyamuk dengan
mengidentifikasi larva yang ditangkap di 5. Simpulan Dan Saran
tempat perindukan nyamuk yang 5.1 Simpulan
didapatkan di kecamatan Buleleng Jenis larva nyamuk yang ditangkap di
kabupaten Buleleng secara persisten perindukan di kabupaten Buleleng adalah
ditemukan larva Anopheles sp, Aedes : Culex quinquefasciatus, Aedes aegipty,
aegypti dan larva Culex sp. Culex vishnui dan Anopheles sp dengan
Perkembangbiakan nyamuk perindukan secara berturutan adalah :
anopheles di kabupaten Buleleng sejak gorong-gorong dan kolam, bak air dan
tahun 1970-an dilaporkan oleh Sukirno bak kamar mandi; gorong-gorong dan
dkk (1984) bahwa ada 3 desa di larva nyamuk yang terakhir adalah kolam.
kabupaten Buleleng, provinsi Bali
terseleksi untuk dievaluasi penyakit 5.2 Saran
malaria yang berlokasi di pantai utara, Pengelolaan lingkungan berperan penting
yaitu Sanih, Kalibukbuk dan Ringdikit. dalam kaitannya dengan kesehatan
Selama 1978-1980 lebih dari 30% dari 11 masyarakat terutama dalam pengendalian
kasus malaria di Bali terjadi di kabupaten vektor nyamuk
Buleleng. Desa yang dievaluasi malaria
adalah Sanih yaitu desa yang berlokasi di 6. Daftar Pustaka
18 kilometer bagian timur dari kota Ahid, S.M.M., Silva Vasconcelos, P.S.D.
kabupaten Singaraja. Daerah ini terletak and Lourenc, O. 2000. Vector
di pinggir pantai dengan banyak laguna, Competence of Culex
tetapi tidak dekat dengan persawahan. quinquefasciatus Say from
Desa yang kedua adalah Kalibukbuk. Different Regions of Brazil to
Desa ini terletak sekitar 9 km bagian barat Dirofilaria immitis. Memorias do
dari kota Singaraja. Desa ini juga terletak Instituto Oswaldo Cruz, 95, 769-
di pinggir pantai, tetapi di sana ada daerah 775.
pengairan persawahan dan juga laguna.
Ringdikit merupakan desa sekitar 25 Aryanti, 2006. Uji Daya Anti Malaria
kilometer sebelah barat kota Singaraja. Artemisia spp. Terhadap
Daerah ini merupakan perbukitan dengan Plasmodium falciparum. Majalah
pengairan dan persawahan bertingkat- Farmasi Indonesia, 17 (2), 81-84,
tingkat. Desa di pinggir pantai Sanih dan 2006.
Kalibukbuk ditemukan 2 spesies nyamuk
anopheles yaitu An. sundaicus yang Cato, L. 2005. Identification of filarial
ditangkap pada malam hari (nocturnal), vector mosquito, Culex
sedangkan pada malam dan pagi hari quinquefasciatus, and infection
ditangkap An. Subpictus (nocturnal dan using PCR assays. Molecular
diurnal). Di desa Ringdikit spesies Biotechnology Programme.
nyamuk anopheles yang tertangkap pada Uppsala University School of
malam hari adalah An. aconitus yang Engineering
paling banyak diikuti oleh An. vagus
ditangkap di kandang sapi.

FMIPA Undiksha 273


Prosiding Seminar Nasional MIPA 2016

Chen, C.D., Low, V.L., Lau, K.W., Lee,


H.L., Nazni, W.A., Heo, C.C., Hiswani, 2004. Gambaran Penyakit dan
Azidah, A.A. & Sofian-Azirun, M. Vektor Malaria di Indonesia.
.2013. First report on adulticide Digistized by USU digital library
susceptibility status of Aedes
albopictus, Culex quinquefascaitus Kumar, D., Chawla, R., Dhamodaram, P.
and Culex vishnui from a pig farm and Balakrishnan, N. 2014.
in Tanjung Sepat, Selangor, Larvicidal Activity of Cassia
Malaysia. Journal of the American occidentals (Linn.) against the
Mosquito Control Association Larvae of Bancroftian Fila
29(3): 220-230. Coenriasis Vector Mosquito Culex
quinquefasciatus. Journal of
Daravathi, S.S., Siddaiah, M., Naik, B.R. Parasitology Research,
2015. Molecular Characterization
and Phylogenetic Analyisis of Lalubin, F., Deledevant, A., Glaizot, O.
Culex quinquefasciatus by DNA and Christe, P. 2013 Temporal
Barcoding. Scientific Research Pub. Changes in Mosquito Abundance
Inc. (Culex pipiens), Avian Malaria
Prevalence and Lineage
Depkes RI. 1989. Kunci Identifikasi Composition. J. Parasites &
Culex, Jentik dan Dewasa di Jawa. Vectors, 6, 307.
Ditjen. PPM dan PLP. Depkes, RI.
Jakarta Mattingly, P.F. 1962 Population Increases
in Culex quinquefasciatus
Dumas, E., Atyame, C.M., Milesi, P., Wiedemann. A Review of Present
Fonseca, D.M., Shaikevich, E.V., Knowledge. Bulletin of the World
Unal, S., et al. 2013. Population Health Organization, 27, 579-584.
Structure of Wolbachia and
Cytoplasmic Introgression in a Molaei, G., Andreadis, T.G., Armstrong,
Complex of Mosquito Species. P.M., Bueno Jr., R., Dennett, J.A.,
BMC Evolutionary Biology, 13, Real, S.V., et al. 2007 Host Feeding
181. Pattern of Culex quinquefasciatus
(Diptera: Culicidae) and Its Role in
Fadilla, Z., Hadi U.K., Setiyaningsih, S. Transmission of West Nile Virus in
2015. Bioekologi vektor demam Harris County, Texas. The
berdarah dengue (DBD) serta American Journal of Tropical
deteksi virus dengue pada Aedes Medicine and Hygiene, 77, 73-81.
aegypti (Linnaeus) dan Ae.
Albopictus (Skue) Diptera : Munif, A. 1996. Cendawan Patogen pada
Culicidae) di Kelurahan endemik Larva Nyamuk Culex
DBD Bantarjati, kota Bogor. quinquefasciatus Berasal dari
J.Entomol. Indonesia. 12 (1) : 31- Kubangan Air Limbah Rumah
38 Tangga untuk Menunjang
Pengendalian Hayati. Cermin
Farajollahi, A., Fonseca, D.M., Kramer, Dunia Kedokteran. 106 : 41-43
L.D. and Marm Kilpatrick, A.
(2011) “Bird Biting” Mosquitoes Murty, S.U., Satyakumar, I.D.V.R.,
and Human Disease: A Review of Sriram, K., Rao, M., Singh, T.G.,
the Role of Culex pipiens Complex Arunachalam, N., Samel, P.P. 2002.
Mosquitoes in Epidemiology. Seasonal Prevalence of Culex
Infection, Genetics and Evolution: Vishnui subgroup The Major
Journal of Molecular Epidemiology Vectors of Japanese Encephalitis
and Evolutionary Genetics in Virus In An Endemec District of
Infectious Diseases, 11, 1577-1585. Andhra Pradesh, India. J. Of The

274 FMIPA Undiksha


ISBN 978-602-6428-00-4

American Mosquito Control epidemiological implications.


Association : 18 (4) : 290-293 ICMR (Int Cent Med Res) Bull
Pagaya, J, M Nindatu, F Ririhena. 2005.
Analisa Kepadatan Larva dan Sarkar, M., Bhattacharyya, I.K.,
Survei Tempat perindukan Nyamuk Borkotoki, A., Goswami, D.,
Aedes (Diptera: Culicidae) di Rabha, B., Baruah, I., et al. 2009.
Dusun waimahu Kecamatan Insecticide Resistance and
Nusaniwe, Kota Ambon. Majalah Detoxifying Enzyme Activity in the
Kedokteran Tropis Indonesia, Principal Bancroftian filariasis
Ambon. Vector, Culex quinquefasciatus, in
Northeastern India. Medical and
Paul, R.C., Rahman, M., Gurley, E.S., Veterinary Entomology, 23, 122-
Hossain, M.J., Diorditsa, S., Hasan, 131.
A.M., et al. 2011. A Novel Low-
Cost Approach to Estimate the Sembel, D.T. 2009. Entomologi
Incidence of Japanese Encephalitis Kedokteran. Yogyakarta : Andi
in the Catchment Area of Three
Hospitals in Bangladesh. The Singh, B., Singh, P.R. and Mohanty, M.K.
American Journal of Tropical 2012. Toxicity of a Plant Based
Medicine and Hygiene, 85, 379- Mosquito Repellent/Killer.
385. Interdisciplinary Toxicology, 5,
184-191
Philip S. P, Hiriyan J, Gajanana A. 2000.
Japanese encephalitis virus Singh, D. (1967) The Culex
infection in mosquitoes and its quinquefasciatus Problem in South-
epidemiological implications. East Asia with Special Reference to
ICMR Bulletin. 30(4):37-43. Urbanization. Bulletin of the World
Health Organization, 37, 239-243.
Reuben R, Thenmozhi V, Philip Samuel
P, Gajanana A, Mani TR. 1992. Snow, L.C., Bockarie, M.J. and Michael,
Mosquito blood feeding patterns as E. 2006. Transmission Dynamics of
a factor in the epidemiology of Lymphatic Filariasis: Vector-
Japanese encephalitis in southern Specific Density Dependence in the
India. Am J Trop Med Hyg 46:654- Development of Wuchereria
663. bancrofti Infective Larvae in
Mosquitoes. Medical and
Riper III, V. C., Riper, V. S., Goff, M. Veterinary Entomology, 20, 261-
and Laird, M. 1986. The 272.
Epizootiology and Ecological
Significance of Malaria in Soerono, M . , Davidson, G. H., Muir,
Hawaiian Land Birds. Ecology D.A. 1965. The Development and
Monograph, 56, 327-344. trend of Insecticide-resistance in
Anopheles aconitus Dinitz and
Rosa, E. 2007. Studi Tempat Perindukan Anopheles sundaicus (Rodenwaldt),
Nyamuk Vektor Demam Berdarah Bull.Wld.Hlth.Org. 32: 161-168
Dengue Di Dalam dan Di Luar
Rumah di Rajabasa Bandar Soegijanto, S. 2006. Demam Berdarah
Lampung. J. Sains MIPA. 13 (1) : Dengue. Edisi 2. Surabaya :
57-60 Airlangga University Press.

Samuel Pf; Hiriyan J, Gajanana A. 2000. Sucharit, S., Surathin, K. and Shrestha,
Japanese encephalitis virus S.R. 1989. Vectors of Japanese
infection in mosquitoes and its Encephalitis Virus (JEV): Species
Complexes of the Vectors. The

FMIPA Undiksha 275


Prosiding Seminar Nasional MIPA 2016

Southeast Asian Journal of Thenmozhi, V., Mariappan, T.,


Tropical Medicine and Public Krishnamoorthy, R., G. Baskarn,
Health, 20, 611-621 G., Krishnamoorthi, R., Balaji, T.,
Tyagi, BK. 2014. A first note on
Sukirno, M., Bang, Y.H., Sudomo, M., Japanese encephalitis virus
Pemayun, I.Tj.P., Fleming, G.A. isolation from Culex
2004. Bionomic of Anopheles quinquefasciatus Say in Northern
Sundaicus and other Anophelines West Bengal. Inter J. Of
Associated with Malaria in Coastal Mosq.Research. 1 (1) : 1-4
Areas of Bali, Indonesia. World
Health Organization Mondiale de Widiyanti, N.L.P.M. 2013. Pola
La Sante.WHO/VBC/83.885 Perindukan Nyamuk yang
Ditangkap di Perindukan di
Suwito, A. 2008. Nyamuk (Diptera: kabupaten Buleleng dan
Culicidae) Taman Nasional Manfaatnya sebagai Bahan
Boganinani watrabone, Sulawesi Praktikum dalam Perkuliahan
Utara: keragaman, Status dan Zoologi Invertebrata. J.IKA. 11 (1)
Habitatnya Bidang Zoology, Pusat : 27-29
penelitian Biologi LIPI
WHO. 1992. Entomological Field
Styer, L.M., Lim, P.Y., Louie, K.L., Techniques for Malaria Control.
Albright, R.G., Kramer, L.D. and Geneva
Bernard, K.A. 2011. Mosquito
Saliva Causes Enhancement of Zaman, V. 1997. Atlas Parasitologi
West Nile Virus Infection in Mice. Kedokteran. Edisi II. Alih bahasa
Journal of Virology, 85, 1517-1527. Dr. Chairil Anwar, DAP & E, PhD
(TM), DAPK., Drs. Med. Yandi
Mursal. Jakarta : Hipokrates

276 FMIPA Undiksha

Anda mungkin juga menyukai