Anda di halaman 1dari 21

PROPOSAL

EFEKTIVITAS LARUTAN SINGKONG DALAM BOTOL PLASTIK BEKAS


TERHADAP JUMLAH NYAMUK TERPERANGKAP

DISUSUN OLEH :

SELLYA NURIKE PUTRI


NIM: P05160021068

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES BENGKULU
JURUSAN KESEHATAN LINGKUNGAN
PROGRAM STUDI DIII SANITASI
TAHUN 2024
BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Vektor pembawa penyakit menular yang menjadi salah satu permasalahan nasional

saat ini adalah infeksi virus dengue yang disebabkan oleh gigitan nyamuk Aedes aegypti

betina yang terinfeksi oleh virus demam berdarah dengue.(yanti,2022). Aedes aegypti

dan Aedes albopoctus kedua jenis nyamuk ini adalah veran utama terjadinya demam

dengue dan DBD dikarenakan nyamuk Aedes aegypti keberadaannya sangat dekat

dengan manusia dan dengan itu sangat mudah mendapatkan makanan dari manusia

sehingga dengan lebih cepat menyebarkan virus namun kondisi kekebalan tubuh manusia

berbeda-beda dan cenderung genetik. kemampuan nyamuk hidup dan beradaptasi dari

lingkungan perkotaan, suhu , iklim tropis, subtropis serta iklim sedang membuat nyamuk

ini menjadi faktor penyebar. (J.giroth Et Al.2019)

Nyamuk dikenal sebagai salah satu vektor pembawa penyakit yang menular bagi

manusia , nyamuk juga memiliki banyak sekali jenis yang menjadi penyebab penyakit

yang serius seperti demam berdarah(Aedes Aegypti) ,malaria (anoples) dan beberapa

penyakit lain seperti kaki gajah dan chikungunya. Namun nyamuk yang sering

ditemukan didalam rumah adalah nyamuk jenis culex tarsalis yang apa bilah tergigit oleh

nyamuk ini hanya menimbulkan efek gatal-gatal. (Saputra Et Al,2022)

Cara dalam melakukan Upaya pengendalian nyamuk umumnya yang dilakukan ada

tiga cara yaitu secara fisik, kimiawi dan biologis, secara fisik biasanya dengan

pemasangan kawat pada kasa(kawat nyamuk) pada lubang-lubang yang ada didalam

rumah seperti lubang yang terdapat pada atas pintu jedela lainya. Untuk secara kimia bisa

dilakukan dengan zat kimia(abate)atau pengasapan (foging) dengan senyawa kimia


malathion dan fenthion . sedangkan untuk pengendalian secara biologi biasanya

menggunakan hayati seperti penggunaan ikan dalam pemberantasan larva nyamuk .(Putri

Et Al, 2018)

Pengendalian nyamuk dengan senyawa kimia menjadi Solusi yang selalu digunakan

saat ini untuk melakukan pemberantasan nyamuk dengan senyawa kimia dari penyakit

yang disebabkan oleh nyamuk namun kita menemukan masalah baru yang berkaitan

dengan reproduksi seperti ganguan hormon , infertitas , ganguan syaraf dan melemahnya

sistem imunisasi tubuh dikarenakan penggunaan senyawa kimia dengan jangka Panjang

sehingga dapat berakibat manasia tercemar zat beracun.oleh karena efek jangka Panjang

senyawa kimia pada obat nyamuk yang sangat berbahaya bagi tubuh manusia kita perlu

memikirkan cara2 untuk menemukan suatu metode lain yang sangat aman untuk

melakukan pengendalian terhadap nyamuk .(Saputra Et Al,2022)

Pengendalian vektor secara kimia terus – menerus juga tidak hanya berdampak buruk

pada manusia namun juga berdampak terhadap vektor itu sendiri ,nyamuk akan menjadi

kebal karna penggunaan insektisida kimia dalam jangka yang Panjang (Sari Et Al,2023)

Perangkap nyamuk menjadi salah satu usaha kita dalam melakukan Upaya

pengendalian nyamuk yang tidak akan menyebabkan efek buruk terhadap manusia dan

lingkungan. Perangkap nyamuk bisa kita buat dengan menggunakan botol plastik bekas

menimuman yangan sudah tidak digunakan lagi lalu ditberikan bahan larutan tambahan

yang sangat mudah didapatkan dan ramah lingkungan . cara kerja perangkap ini adalah

dengan menarik nyamuk untuk masuk kedalam perangkap botol dan dapat menahan

nyamuk untuk keluar dari perangkap . (Ginting,2022)

Perangkap nyamuk dengan bahan tambahan alami membuat perangkap ini menjadi

ramah lingkungan . Atrakan yang berasal dari kandungan tumbuhan yang sangat mudah
untuk ditemukan lingkungan sekitar masyarakan yang memiliki bau khas sehingga dapat

menarik nyamuk . salah satunya adalah larutan fermentasi singkong dan ragi dimana

bahan-bahan ini masih sangat mudah dijumpai saat ini .reaksi singkong dan ragi

menghasilkan karbon dioksida ini menjadikan atraktan yang mempunyai daya tarik bagi

reseptor sensoris nyamuk Aedes. (Fitriani Et Al, 2023)

B. Rumusan Masalah

Apakah terdapat pengaruh terhadap ’’efektivitas larutan singkong dalam botol plastik

bekas terhadap jumlah nyamuk terperangkap ’’

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum:

Untuk mengetahui efektivitas larutan singkong dan ragi dalam botol plastik bekas

terhadap jumlah nyamuk terperangkap.

2. Tujuan Khusus

a. Untuk mengetahui jumlah nyamuk yang terperangkap dengan atrakan

singkong dengan konsentrasi 20% dan ragi 1 gr

b. Untuk mengetahui jumlah nyamuk yang terperangkap dengan atrakan

singkong konsentrasi 40 % dan ragi 1 gr

c. Untuk mengtahui jumlah nyamuk yang tertangkap dengan atrakan singkong

dengan konsentrasi 60% dan ragi 1 gr

d. Untuk mengetahui jumlah nyamuk yang terperangkap denagn atrakan

singkong dengan konsentrasi 80 % dan ragi 1 gr

D. Manfaat Penelitian

Manfaat bagi institusi Penelitian ini kedepanya dapat dijadikan sebagai salah satu

informasi yang bisa untuk dikembangkan lagi dan dapat dijadikan sebagai sumber dalam

pengembangan karya tulis ilmiah terutama pada mahasiswa kesehatan lingkungan.


1) Manfaat bagi masyarakat

Memberikan informasi kepada masyarakat tentang perangkap nyamuk dengan

menggunakan bahan-bahan yang mudah ditemukan dan memanfaatkan sampah

botol yang sudah tidak terpakai

2) Manfaat bagi peneliti lain

Agar hasil penelitian ini dapat menjadi referensi untuk mahasiswa kesehatan

lingkungan dalam mengupayakan pengendalian nyamuk dan pada peneliti

selanjutnya harapan penulis agar dapat menggunakan metode yang lebih baik dari

penelitian sebelumnya

E. Keaslian Penelitian

No Nama Peneliti Judul Penelitian Hasil penelitian Perbedaan


dan
Penelitian
Tahun terbit

1. Desta Fitriani1 Efektivitas larutan Hasil penelitian Waktu, tempat


Khairil fermentasi gula menunjukkan bahwa penelitian, metode
Anwar1 pasir sebagai larutan fermentasi gula dan atrakan yang
Hendawati1.2 atrakan perangkap pasir efektif sebagai digunakan
023 nyamuk aedes atraktan perangkap
aegypti nyamuk Aedes aegypti.
Jumlah nyamuk Aedes
aegypti yang
terperangkap tertinggi
pada konsentrasi 40%
sebanyak 14 ekor dan
hasil analisa data
menggunakan One Way
Annova menunjukkan
terdapat perbedaan
jumlah nyamuk yang
terperangkap pada
perlakuan variasi
konsentrasi.

2. Roni Optimalisasi Hasil penelitian Waktu, tempat


Saputra1 , Pemanfaatan menunjukkan bahwa
penelitian, dan
Mega Bahan Alami kemampuan fermentasi
Gemala2 Fermentasi singkong, fermentasi air jumlah atrakan
Hengky Sebagai Atraktan tebu, fermentasi gula
Perangkap merah sebagai atraktan
Oktarizal3, Nyamuk nyamuk tidak memiliki yang digunakan.
Trisna perbedaan yang
Dewita4 signifikan dalam
Wanda menarik nyamuk
Rahmayni5. dengan jumlah nyamuk
2022 yang terperangkap
adalah 62ekor, 56ekor,
50 ekor terlihat selama
9 hari penelitian.
Sedangkan untuk untuk
fermentasi kulit pisang
dengan jumlah nyamuk
terperangkap 27ekor
pada 9 hari penelitian
dan mengalami
penurunan dari hari ke
hari. Disimpulkan
bahwa fermentasi
singkong adalah yang
paling efektif sebagai
penarik nyamuk dengan
jumlah nyamuk
terperangkap selama 9
hari penelitian 62 ekor ,
dengan rata-rata
nyamuk terperangkap
sebanyak 3 dan efektif
pada hari ke 5 dari
pengamatan.

3. Roni Pemanfaatan Hasil penelitian Waktu, tempat


Saputra*1 Fermentasi menunjukkan bahwa
penelitian, jumlah
Mega Singkong, Air kemampuan fermentasi
Gemala2 Tebu, Gula Merah singkong, fermentasi air atrakan, yang
Hengky dan Kulit Pisang tebu, fermentasi gula
digunakan.
Oktarizal1. dalam merah sebagai atraktan
2022 Optimalisasi nyamuk tidak memiliki
Perangkap perbedaan yang
Nyamuk signifikan dalam
(Trapping) menarik nyamuk
sebagai Atraktan dengan jumlah nyamuk
Perangkap yang terperangkap
adalah 62 ekor, 56 ekor,
50 ekor terlihat selama
9 hari penelitian.
Sedangkan untuk untuk
fermentasi kulit pisang
dengan jumlah nyamuk
terperangkap 27ekor
pada 9 hari penelitian
dan mengalami
penurunan dari hari ke
hari. Dari hasil tersebut
dapat disimpulkan
bahwa fermentasi
singkong adalah yang
paling efektif sebagai
penarik nyamuk dengan
jumlah nyamuk
terperangkap selama 9
hari penelitian 62 ekor ,
dengan rata-rata
nyamuk terperangkap
sebanyak 3 dan efektif
pada hari ke 5 dari
pengamatan.

4. Zainul Nyamuk Dewasa Hasil penelitian Waktu, tempat


Ambiya1  , yang menunjukkan bahwa
penelitian, jenis
Martini1, Terperangkap jenis atraktan yang
Firda Yanuar pada Jenis paling disukai nyamuk atrakan yang
Pradani2. 2020 Atraktan Berbeda adalah ragi gula merah
digunakan
di Kelurahan (73,37%) dan ragi gula
Tembalang Kota putih (26,62%).
Semarang Kepadatan nyamuk di
Kecamatan Tembalang
tergolong rendah yaitu
1,375 dengan populasi
nyamuk terbanyak
ditemukan adalah Culex
spp (55,7%) dan Aedes
spp (44,3%).
Berdasarkan lokasi
penangkapan, nyamuk
lebih banyak tertangkap
di dalam rumah (59%).

5. Fiki Uji Lapangan Hasil penelitian Waktu, tempat


Ghoniatussilm menunjukkan bahwa
Modifikasi Alat penelitian, atrakan
i, Dyah pengadaan sumber daya
Mahendrasari Perangkap manusia kesehatan di yang digunakan.
Sukendra. RSUD dr Soediran
Nyamuk Dari
2022 Mangun Sumarso
Botol Plastik Kabupaten Wonogiri
pada tahun 2016
terhadap Jumlah
dipengaruhi oleh faktor
Nyamuk internal yaitu rencana
strategis dan anggaran,
Terperangkap
sedangkan faktor
eksternal yang
mempengaruhi yaitu
kebijakan pemerintah,
pasar tenaga kerja dan
peraturan perundang-
undangan.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian Nyamuk

Nyamuk adalah hewan golongan serangga yang termasuk dalam ordo Diptera

(lalat), dan tergolong dalam famili Culicidae; genus yang berada dalam kelompok ini

mencakup Anopheles, Culex, Psorophora, Ochlerotatus, Aedes, Sabethes, Wyeomyia,

Culiseta, dan Haemagoggus untuk jumlah keseluruhan sekitar 35 negara yang

merangkum 2700 spesies.

1. Jenis -jenis Nyamuk

a. Aedes aegypti ( DBD)

Genus Aedes membawa patogen penyebab demam kuning, demam

berdarah, demam Zika, dan ensefalitis. Seperti Culex , ia menjaga tubuhnya

sejajar dengan permukaan dengan belalainya ditekuk ke bawah. Sayapnya

berwarna seragam. Aedes dapat dibedakan dari Culex dengan dada berwarna

perak dengan tanda putih dan bulu spirakular posterior. Ujung perut betina

berbentuk lancip dan terdapat cerci yang menonjol. Aedes biasanya bertelur di

air banjir, kolam hujan, atau rawa asin. Telur mampu bertahan dalam

kekeringan dalam jangka waktu lama. Larva yang pendek dan gemuk

memiliki tabung pernapasan yang berisi sepasang jumbai, dan larva tersebut

menggantung dengan kepala menghadap ke bawah pada sudut 45° dari

permukaan air. Siklus hidup mungkin hanya 10 hari atau, dalam cuaca dingin,

selama beberapa bulan. Aedes aegypti , pembawa penting virus yang

menyebabkan demam kuning, memiliki garis putih di kakinya dan bintik-

bintik di perut dan dada. Spesies domestik ini berkembang biak di hampir

semua jenis wadah, muai dari pot bunga hingga casing ban mobil bekas.
Nyamuk rawa asin timur ( A. sollicitans ), nyamuk rawa asin hitam ( A.

taeniorhynchus ), dan nyamuk rawa asin musim panas ( A. dorsalis ) adalah

nyamuk penting di kawasan rawa pesisir yang setiap hari atau sesekali

mengalami banjir air payau atau garam. air . Mereka adalah peternak yang

produktif , penerbang yang kuat, dan mengganggu hewan, termasuk manusia.

Gambar 2.1 nyamuk Aedes aegypti

b. Anopheles (Nyamuk Malaria)

Ada tiga genera nyamuk yang penting .Anopheles , satu-satunya pembawa

penyakit malaria, juga menularkan filariasis dan ensefalitis . Nyamuk

Anopheles mudah dikenali dari posisi istirahatnya, dimana belalai, kepala ,

dan badannya berada pada garis lurus satu sama lain tetapi dengan sudut

terhadap permukaan. Pewarnaan bintik pada sayap dihasilkan dari sisik

berwarna. Bertelur biasanya terjadi di air yang mengandung tumbuhan lebat.

Betina meletakkan telurnya sendirian di permukaan air. Larva Anopheles

berbaring sejajar dengan permukaan air dan bernapas melalui pelat spiral

posterior di perut, bukan melalui selang, seperti kebanyakan larva nyamuk

lainnya. Siklus hidup berkisardari 18 hari hingga beberapa minggu.


Gambar 2.2 Anopheles

c. Culex quinquefasciatus (Nyamuk Air Kotor)

Culex adalah pembawa virus ensefalitis dan, di iklim tropis dan subtropis,

filariasis. Ia menjaga tubuhnya sejajar dengan permukaan istirahat dan

belalainya ditekuk ke bawah relatif terhadap permukaan. Sayapnya, dengan

sisik di urat dan tepinya, warnanya seragam. Ujung perut betina tumpul dan

terdapat cerci (pelengkap sensorik) yang tertarik ke belakang. Bertelur dapat

terjadi di hampir semua perairan tawar, termasuk genangan air yang tercemar.

Telur-telur yang mengapung di atas air berkumpul dalam massa yang

berjumlah 100 buah atau lebih. Larva Culex yang panjang dan ramping

memiliki saluran pernapasan yang berisi jumbai rambut. Mereka

menggantung kepala ke bawah pada sudut 45° dari permukaan air. Siklus

hidup, biasanya 10 hingga 14 hari, mungkin lebih lama pada cuaca dingin.

Nyamuk rumah utara ( C. pipiens ) merupakan spesies yang paling banyak

terdapat di wilayah utara, sedangkan nyamuk rumah selatan ( C.

quinquefasciatus ) banyak terdapat di wilayah selatan yaitu daerah tropis dan

subtropis.
Gambar 2.3 Culex

2. Siklus Hidup Nyamuk

Siklus hidup nyamuk bisa bergantung pada pada faktor suhu, kualitas sumber

makanan yang dibutuhkan pada tahap larva umunya dari telur sampai dewasa

membutuhkan waktu selama 8 hingga 14 hari . tahapan siklus nyamuk adalah:

a. Telur

Bentuk terlur nyamuk biasanya seperti butiran debu atau pasir yang

berwarna hitam yang dapat ditemukan berada pada pinggir permukaan air

yang jernih karna nyamuk betina akan mengelurkan telur didalam air yang

bersih. Lebih dari 300 butir telur ayang akan dikelurkan nyamuk dalam

satu kali bertelur .

b. Jentik Nyamuk

Jentik nyamuk umumnya berbentuk seperti benang hitam dengan

ukuran yang sangat kecil dan jentik nyamuk akan berganti kulit sebanyak

4 kali dengan ukuran akan semakin membesar setelah berganti kulit ke 4

kalianya nyamuk akan menjadi pupa .

c. Pupa

Pada tahap pupa merupakan tahap istirahat dikarenakan pada tahap ini

pupa tidak membutuhkan makanan , setelah tahap pupa atau kepompong

maka kemudian akan berubah menjadi nyamuk dewasa. Nyamuk dewasa


akan beristirahat sebentar untuk mengeringkan tubuhnya dan menunggu

bagian-bagian tubuhnya mengeras. Setelah itu nyamuk dapat terbang

dengan baik. Butuh beberapa hari nyamuk dapat mencari makanan dan

berkembang biak nyamuk mampu bertahan hidup sekitar 42 sampai 56

hari sedang nyamuk Jantan hanya bertahan selama 10 hari .yang

menghisap darah adalah nyamuk betina dan sedangkan nyamuk Jantan

umumnya nectar bunga .

C. pencegahan dan pengendalian nyamuk

Berbagai upaya pengendalian populasi nyamuk telah dilakukan dengan berbagai

cara baiktu dengan pemberantasan nyamuk dewasa maupun larva . upaya ini terus

dilakukan agar semua masyarakat terhindar dari penyakit-penyakit yang disebabkan

oleh vektor ini .pengendalian vektor ini bisa dilakukan dengan berbagai cara

contohnya yaitu:

a. Pengendalian secara kimia

Pengendalian vektor secara kimiawi dapat dilakukan dengan dua cara pertama

dengan menggunakan insektisida misalnya golongan organophospat atau

pyrethroid synthetic cara ini dilakukan dengan pengabutan (cold foging) yang

berguna untuk memberantas nyamuk dewasa sedangkan untuk jentik nyamuk

biasanya dengan menggunakan zat kimia (abate). Umunya cara ini biasanya

digunakan dengan menaburkan bubuk abate kedalam tempat penampungan air

seperti bak mandi , tempayang, drum dapat mencegah jentik selama 2-3 bulan

Pengendalian nyamuk secara biologi atau hayati umumnya

b. Pengendalian secara biologi


Pengendalian nyamuk secara biologi atau hayati umumnya dapat dilakukan

dengan cara menggunakan organisme dan menggunakan tanaman . pengendalian

biologi dengan menggunakan organisme biasanya menggunakan predator ,

parasik, atau patagonik diantara nya dengan menggunakan ikan timah

(Aplocheilus panchax) ikan nila (oreochronis nilocitus), ikan mujair(oreochronis

mossambicus) ikan cupang (betta splendens) mangsa nya adalah larva nyamuk.

Dan tanaman biasanya menggunakan tanaman yang baunya tidak terlalu disukai

oleh nyamuk

c. Pengendalian secara fisik

Pengendalian secara fisik adalah pengendalian yang dapat mengurangi gigitan

nyamuk atau ganguan nyamuk dengan memasang kawa kasa t( kawat nyamuk )

pada lubang angin pada jendela , pintu ,dan lainnya . (Putri & huvaid ,2019)

D. Mosquito Trapping

menjadi salah satu alat alternatif yang bisa digunakan untuk pengendalian

nyamuk secara mekanik dengan menggunakan trapping sebagai upaya dalam

nenurunkan populasi nyamuk dengan memanfaatkan atrakan bahan alami yang

disukai nyamuk kemudian sipasangkan pada botol bekas.(Fitriani Et Al ,2023)

E. Atrakan

Atrakan merupakan kadungan yang berasal dari tanaman yang berada disekitar

lingkungan sehingga mudah untuk ditemukan , tanaman yang digunakan biasanya

yang memiliki bau khas yang sangat disukai oleh nyamuk ( Fitriani Et Al, 2023)

Fermentasi singkong dan ragi Tahapan pembuatan fermentasi singkong ,pertama

haluskan atau parut singkong sebanyak 20,40,60,80 gram . dan masukan parutan

singkong ke dalam toples ,kemudian tambahkan 200 ml aquades kedalam masing-

masing toples setelah itu tambahkan ragi sebanyak 1 gram pada masing-masing
parutan singkong lalu tutup toples dan diamkan selama 2 jam selama proses

fermentasi berlangsung.(Saputra Et Al , 2022). Larutan tape singkong (Monihit

utilissima) bisa menjadi salah satu bahan alami yang bisa kita gunakan menjadi

atrakan , singkong dapat menghasilkan CO2 yang dimana atrakan nyamuk adalah

CO2 dengan alat perangkap nyamuk dari botol plastik bekas dan bahan atrakan alami

adalah alternatif yang menjadi lebih ekonomis aman dan ramah lingkungan. (Sa,adah

Et Al.2018)

F. Morfologi singkong

a. Singkong

Ubi kayu atau singkong memiliki banyak nama atara lain ketela pohon, ubi

jendral,ubi inggris ,tele puhung , kasape , bodin, telo jendral (jawa),sampue,

huwe, jendral(sunda), kasbek(ambon),dan ubi perancis(Padang).bagian tubuh

tanaman singkong terdiri atas batang,daun,bunga,dan umbi.

Batang tanaman singkong umunya memiliki warna yang berbeda saat masih

mudah akan berwarna hijau sedangkan untuk batang yang sudah tua umumnya

berwarna keputihan kelabu atau hijau kelabu. Dan batang singgong memiliki

ruas dan tinggi hingga 3m ,batang juga umunya berlubang berisi empulur

berwarna putih dan memiliki struktur yang gabus. Daun singkong juga dapat

dimanfaatkan sebagai pengurang rasa pahit pada sayuran lain. tanaman singkong

juga memiliki bunga yang berumah satu denan penyerbukan silang sehingga

jarang terjadi pembuahan. Umbi singkong memiliki kulit dalam yang lumanyan

tebal yang berwarna putih, sedangkan untuk kulit luar biasanya berwarna

kecoklatan untuk warna daging tergantung yang mengandung sianida dengan

kadar yang berbeda. (Satyalowa, 2016)

klasifikasi tanaman singkong antara lain:


Kingdom : Plantae (Tumbuh-tumbuhan)

Divisio : Spermatophyta (Tumbuhan berbiji)

Subdivisio : Angiospermae

Kelas : Dicotyledonae (Biji berkeping dua)

Ordo : Euphorbiales

Famili : Euphorbiace Genus : Manihot

Species :Manihot esculenta

G. Kerangka teori

Trapping

Singkong(manihot
utilissima pohl)

Fermentasi dengan ragi


tape

Jumlah nyamuk tertangkap


BAB III
METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah eksperimen semu dengan rancangan post test only design

yaitu rancang satu kelompok dengan hanya pengukuran pasca perlakuan tanpa

kelompok control atau tanpa pengukuran perlakuan.

B. Kerangka konsep

Larutan Singkong Jumlah Nyamuk


terperangkap

C. Definisi Oprasional

No Variabel Difinisi oprasional Cara ukur Hasil ukur Skala


penelitian ukur

1 Jumlah nyamuk Jumlah nyamuk yang Alat tulis, Ekor Rasio


counter
terperangkap terperangkap dalam

fly trap yang

didiamkan selama 24

jam.

2 Larutan Bahan yang Timbangan Ekor Rasio

singkong digunakan sebagai

umpan untuk menarik

nyamuk agar masuk

perangkap fly trap.


D. Populasi dan sampel

a. Populasi

Populasi yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah semua nyamuk yang ada

di tempat tinggal warga sebanyak 10 bangunan di kota bumi darat sawah kecamatan

seginim kabupaten bengkulu selatan.

b. Sampel

Sampel pada penelitian ini adalah semua nyamuk yang masuk dalam perangkap

botolplastik bekas yang sudah diberikan umpan atrakan larutan singkong dan ragi.

E. Tempat dan Waktu Penelitian

a. Tempat penelitian

Kota bumi darat sawah kecamatan seginim kabupaten bengkulu selatan

b. Waktu penelitian

….

F. Alat dan Waktu

a. Alat

1. Botol air mineral bekas ukuran 1500 ml sebanyak 10 buah

2. Ginting/cutter

3. Timbangan

4. Toples

5. Sendok

6. Plastik hitam

7. Gelas ukur

8. Selotif

b. Bahan

1. Singkong
2. Ragi

3. Aquades atau air biasa

c. Cara membuat perangkap

1. Berikan tanda dibagian tengah botol

2. Setalah itu gunting botol pada bagian tengah yang sudah ditandai

3. Masukan bagian atas botol secara terbalik pada bagian bawah botol

4. Gunakan selotif pada botol agar lebih kuat

5. Bungkus perangkap dengan plastik berwarna hitam

d. Cara membuat atrakan

Pertama parut singkong kemudian timbang singkong sebanyak 40, 80, 120, 160 gram

kemudian masukkan ke dalam toples lalu tambahkan aquades sebanyak 200 ml lalu

tambahkan ragi sebanyak 1 gram kemudian tutup toples dan diamkan sekitar 2-3 jam

selama proses fermentasi berlangsung

G. Teknik Pengumpulan Data

1. Jenis Data

a. Data Primer

Data primer diperoleh dengan cara mengamati langsung jumlah nyamuk yang

masuk kedalam perangkap dengan umpan atrakan.

b. Data Sekunder

Data sekunder diperoleh dari berbagai literatur berupa jurnal-jurnal terdahulu

terkait penelitian ini.

H. Teknik Pengolahan Analisis dan Penyajian Data

1. Teknik Pengelolaan Data

a. Pemeriksaan (Editing)
Meneliti kembali data yang dikumpulkan untuk mengetahui apakah telah

sesuai dengan yang diharapkan atau belum, yang dilakukan ditempat

pengumpulan data atau dilapangan sehingga jika terjadi kesalahan maka usaha

pembentukan dapat segera dilakukan.

b. Tabulating

Data yang disusun dalam bentuk tabel, kemudian dianalisis yaitu proses

penyederhanaan data dalam bentuk yang lebih mudah dibacah dan di

interprestasikan.

2. Analisis Data

a. Analisis univariat

Untuk memberikan gambaran pada setiap variable yang menggunkan tabel

distribusi frekuensi dan narasi dengan rumus.

3. Teknik Penyajian Data

Hasil penelitian yang telah dianalisis akan disajikan dalam bentuk tabel dan narasi

Anda mungkin juga menyukai