Anda di halaman 1dari 10

PRAKTIKUM

KEPADATAN NYAMUK

Hari, Tanggal : Kamis, 10 Februari 2022.

Waktu : 18.00 – 06.00 WIB

Tempat : Perumahan Taman Palem Permai E5

Tujuan : Agar mahasiswa/i dapat mengetahui tingkat kepadatan nyamuk

dirumah warga serta mengetahui cara survei nyamuk.

I. Tinjauan Pustaka
A. Nyamuk yang menyebabkan Penyakit Malaria
Nyamuk merupakan vektor penting dalam penyebaran penyakit malaria.
Beberapa vektor malaria yaitu Anopheles aconitus dan Anopheles
maculatus. Anopheles aconitus aktif menggigit pada malam hari di
rumah-rumah penduduk. Tempat perindukan Anopheles aconitus
terdapat di persawahan dan saluran irigasi. Nyamuk Anopheles aconitus
merupakan vektor penyakit malaria yang banyak ditemui di Jawa
Tengah, Jawa Barat, dan Bali. Selain itu nyamuk Anopheles maculatus
juga merupakan vektor yang banyak terdapat di Jawa. Nyamuk ini
berkembang biak di daerah pegunungan dan perindukan nyamuk ini
terdapat di daerah sungai kecil, mata air yang jernih dan tempat-tempat
yang terkena sinar matahari langsung (Hiswani, 2013).

Malaria adalah penyakit menular yang disebabkan oleh parasit (protozoa)


dari genus Plasmodium yang dapat ditularkan melalui gigitan nyamuk
Anopheles betina. Istilah malaria diambil dari dua kata dalam bahasa
Italia yaitu “Mal” yang artinya buruk dan “Area” yang artinya udara.
Malaria diartikan sebagai udara busuk karena dahulu malaria banyak
ditemukan di daerah rawa-rawa yang mengeluarkan bau busuk. Penyakit
ini juga dikenal dengan sebutan lain seperti demam aroma, demam rawa,
demam tropik, demam pantai,dan demam charges (Sudirman, 2015).

B. Faktor yang Mempengaruhi terjaidnya Malaria


Banyak faktor yang mempengaruhi kejadian malaria di Masyarakat.
Faktor individu, seperti perilaku masyarakat memiliki risiko penularan
lebih tinggi seperti kebiasaan keluar rumah di malam hari tanpa
menggunakan alat pelindung diri atau repellent nyamuk. Selain itu
kebiasaan tidur tidak menggunakan kelambu serta faktor pekerjaan
memiliki efek risiko cukup besar juga terhadap kejadian malaria,
terutama di daerah endemis. Selain itu kebiasaan menggantung pakaian
di dalam rumah, tidak digunakannya obat anti nyamuk atau repellent di
rumah dan tidak dipasangnya kawat kasa pada ventilasi ikut
mempengaruhi kejadian malaria (Pijoh, 2015).
Pekerjaan sebagai nelayan atau petani yang mengharuskan keluar malam
serta kebiasaan BAB di daerah pantai, sungai, hutan atau rawa
memungkinkan masyarakat terkena gigitan Anopheles yang merupakan
vektor malaria (Ningsih, 2012).

Aspek lingkungan yang perlu diperhatikan dalam pengendalian malaria


adalah keberadaan tempat perindukan potensial nyamuk anopheles yang
berada di sekitar pemukiman warga. Keberadaan rawa-rawa di sekitar
pemukiman misalnya meningkatkan risiko penularan malaria. Berbagai
usaha pun dilakukan untuk mencegah dan mengendalikan perkembangan
malaria. Misalnya, membersihkan lumut di perairan atau memelihara
ikan pemakan jentik mulai diperkenalkan pada berbagai kelompok
masyarakat. Tidak hanya dalam aspek pencegahan, dari aspek
manajemen ketersediaan sarana dan prasarana pemeriksaan cepat malaria
dan pengobatannya, ketersediaan sumber daya manusia baik pemeriksa
maupun penyuluh lapangan, kesiapan tenaga kesehatan dengan selalu
memperbarui pengetahuannya tentang malaria, dukungan keuangan serta
adanya regulasi dari pemangku kebijakan tentunya akan ikut menentukan
keberhasilan pengendalian malaria di daerah (Raharjo, 2012).

C. Survey Nyamuk Dewasa


1. Penangkapan Nyamuk Di Malam Hari
a. Penangkapan Nyamuk Dengan Umpan Orang Di Luar Rumah
Penangkapan nyamuk dengan umpan orang di luar rumah
dilakukan oleh tiga orang penangkap atau lebih dimana masing-
masing orang melakukannya di satu rumah yang ditetapkan
koordinator. Waktu penangkapan dimulai jam 18.00-24.00 atau
hingga jam 06.00 pagi hari berikutnya sesuai kebutuhan. Setiap
jam dilakukan penangkapan selama 40 menit. Penangkap duduk di
luar di tempat yang biasanya penduduk pada sore atau malam hari
duduk-duduk dengan menggulung celana panjangnya dan setiap
ada nyamuk yang hinggap menggigit langsung dihisap dengan
aspirator (Depkes, Entomologi, 2003). Nyamuk yang tertangkap
selama 40 menit dimasukkan ke dalam wadah atau botol dan diberi
label.
b. Penangkapan Nyamuk Dengan Umpan Orang Di Dalam Rumah
Penangkapan nyamuk dengan umpan orang di dalam rumah
dilakukan oleh 3 orang penangkap nyamuk atau lebih dimana
masing- masing orang melakukannya di satu rumah yang
ditetapkan koordinator. Waktu penangkapan dimulai jam 18.00-
24.00 atau hingga jam 06.00 pagi hari berikutnya. Penangkap
duduk di dalam rumah di tempat yang biasanya penduduk pada
sore atau malam hari duduk-duduk dengan menggulung celana
panjangnya. Setiap jam dilakukan penangkapan selama 40 menit.
(Depkes, Entomologi, 2003). Setiap ada nyamuk yang hinggap
menggigit langsung dihisap dengan aspirator. Nyamuk yang
tertangkap selama 40 menit dimasukkan ke dalam wadah dan
diberi label.
c. Penangkapan Nyamuk Di Dinding Dalam Rumah
Penangkapan dilakukan selama 10 menit. Setelah ditangkap
nyamuk dimasukkan ke dalam wadah, diberi label dan diserahkan
kepada koordinator (Depkes, Entomologi, 2003).
d. Penangkapan Nyamuk Di Sekitar Kandang Pada Malam Hari
Penangkapan nyamuk disekitar kandang dilakukan 3 orang
penangkap atau lebih selama 10 menit. Nyamuk dimasukkan ke
dalam wadah, diberi label dan diserahkan kepada koordinator
(Depkes, Entomologi, 2003)

II. Alat dan Bahan


A. Alat
NO Gambar Alat Nama Alat
.
1.

Wadah
( untuk mengumpul nyamuk)

2.

Aspirator
(Untuk Menangkap nyamuk yang
sedang hinggap atau sedang mengisap
darah)
3.

Alat tulis
( Untuk menulis jumlah nyamuk yang
ditangkap )

B. Bahan

NO. Gambar Bahan Nama Bahan


1.

Nyamuk

III. Langkah Kerja


1. Menentukan wilayah yang akan disurvey
2. Menyiapkan alat dan bahan yang akan di gunakan untuk pemasangan
umpan badan
3. Melakukan penangkapan nyamuk dengan aspirator antara lain pada
feeding place dan resting place baik di dalam maupun diluar rumah.
4. Nyamuk yang tertangkap dimasukkan ke dalam wadah pengumpul,
kemudian diberi label dengan informasi tentang lokasi, jam, tanggal dan
nama collector.
5. Survey dilakukan selama 12 jam, dengan waktu optimalnya 40 menit
setiap jamnya.
6. Pencatatan hasil perhitungan kepadatan nyamuk.
7. Menyusun laporan hasil survey.
IV. Hasil dan Pembahasan
A. Hasil

Nama Didalam Diluar Jumlah

Firda Ayu 0 0 0

Diah Ayu 0 1 1

Natasya Ernico 0 0 0

Nadia Adila 0 1 1

Dinda Mutiara 1 0 1

Dennaya Okti 0 0 0

Denita Mutiara 1 0 1

Delia andini 1 0 1

Lucy Rinda 0 1 1

Hanan Naila 0 0 0

Nevy Rahmawati 1 0 1
B. Pembahasan
Hasil survey yang diperoleh dari survey nyamuk di perumahan
Taman Palem Permai Hajimena sebagai berikut :
Perhitungan :
MHD (Man Hour Density) :
Jumlah nyamuk yang ditangkap
Banyaknya penangkap × waktu penangkapan× efisiensi
7
: 40
11×40 menit ×
60
7
: 40
440 ×
60
7
:
293 ,3
: 0,023
Dari hasil survey yang diperoleh survey nyamuk di perumahan Taman
Palem Permai Hajimena yaitu 7 ekor nyamuk dengan 11 orang
penangkap selama 40 menit. Dengan menggunakan perhitungan MHD
didapatkan hasil 0,023. Bahwa tingkat kepadatan nyamuk di daerah
Perumahan Palem Permai Hajimena cukup rendah. Dan sebagai
masyarkat kita harus waspada juga dengan cara menggunakan kelambu
berisektisida agar dapat terhindar dari gigitan nyamuk Anopheles sp dan
dapat mengurangi populasi dari nyamuk Anopheles sp, juga disarankan
menggunakan obat nyamuk atau reppelant pada saat tidur dan
menggunakan pakaian lengan panjang jika melakukan aktivitas di luar
rumah pada malam hari.
V. Penutup
A. Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang didapatkan pada survey nyamuk di
perumahan Taman Palem Permai Hajimena yaitu mendapatkan 7 ekor
nyamuk selama 440 menit di dalam dan diluar rumah dengan 11 orang
penangkap, dan menggunakan perhitungan MHD didapatkan hasil 0,023.
Disimpulkan bahwa tingkat kepadatan nyamuk di perumahan Taman
Palem Permai Hajimena cukup rendah.
B. Saran
Pada isi makalah diatas penulis menghimbau kepada seluruh
kalangan masyarakat khususnya pada mahasiswa untuk dapat menjaga
kebersihan lingkungan, karena kebershihan lingkungan merupakan salah
satu cara untuk menghindari adanya penyaki yang di sebabkan oleh
beberapa Nyamuk salah satunya malaria yang di tularkan oleh nyamuk
kepada manusia, olehnya itu di sarankan kepada seluruh masyarakat untuk
mulai sekarang dapat menjaga linkungan sekitar agar dapat terhindar dari
wabah penyakit yang di sebabkan oleh nyamuk.
DAFTAR PUSTAKA

Antonius. (2003). Kasus Kejadian Luar Biasa Demam Berdarah Dengue.


Kebijakan Pemberantasan Wabah Penyakit Menular.

Depkes. (2001). Pedoman Pelaksanaan Sanitasi Lingkungan Dalam


Pengendalian Vektor. Jakarta: DirJen PP & PL Depkes RI .

Depkes. (2003). Entomologi. Jakarta: Departemen Kesehatan Republik Indonesia.

Ningsih, A. d. (2012). Aspek sosial Budaya Masyarakat Berkaitan dengan


Kejadian Malaria . Sulawesi Tengah: Media of Health Research and
Development.

Pijoh, T. (2015). Tindakan Masyarakat Tehadap Penyakit Malaria. Minahasa


Tenggara: Jurnal e-Biomedik.

Raharjo, R. d. (2012). Manajemen Lingkungan Pengendalian Vektor Dalam


Upaya Pemberatasan Penyakit Malaria . Ternate: Jurnal Kesehatan
Lingkungan Indonesia.

Sudirman, K. d. (2015). ‘Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Penyakit


Malaria. Palasa: Jurnal Kesehatan Tadulako.

Sutaryo. (2004). Dengue. Yogyakarta: Medika Fakultas Kedokteran UGM.


LAMPIRAN

Proses Penangkapan Nyamuk dengan Alat Aspirator

Anda mungkin juga menyukai