2.6.1. Pencegahan Kegiatan pencegahan yang dapat dilakukan yaitu melalui deteksi dini keberadaan nyamuk dengan mengetahui jenis tempat perkembangbiakan setiap nyamuk. Tidak hanya itu, kegiatan lain yang dapat dilakukan bisa terbagi menjadi dua yaitu kegiatan berbasis masyarakat dan berbasis pribadi. Kegiatan yang berbasis masyarakat berupa partisipasi masyarakat untuk melakukan 3M plus di lingkungan mereka seperti menguras, menutup, mengubur, dan pemberdayaan individu dalam upaya pencegahan gigitan nyamuk seperti penggunaan obat nyamuk dan kelambu, selain itu PHBS untuk mengurangi tempat sarang nyamuk (PSN) kemudian menemukan dan mengobati penderita sedini mungkin, melakukan penyemprotan untuk mempertimbangkan waktu kebiasaan menggigit, jarak terbang, dan resistensi insektisida. Sedangkan kegiatan yang berbasis individu/pribadi berupa penggunaan repellant/obat anti nyamuk, pakaian yang mengurangi gigitan nyamuk meski sementara seperti baju dengan lengan dan celana panjang, pencegahan gigitan nyamuk dengan pengunaan kelambu atau kassa anti nyamuk, pengobatan profilaksis, pencegahan dan pengobatan malariae pada wanita hamil, dan informasi mengenai donor darah. (Anon., 2011) 2.6.2. Pengendalian Meninjau beberapa vaksin untuk setiap nyamuk yang cenderung belum dapat ditemukan maka pengendalian yang bisa dilakukan yaitu dengan memutus rantai penularan dengan pengendalian vektor yang tepat sasaran dan berkesinambungan. Selain itu, managemen lingkungan dan sanitasi dengan mengintervensi pada perubahan lingkungan alamiah vektor nyamuk dan kesehatan masyarakat sekitar guna mengurangi atau bahkan menghilangkan habitat perkembangbiakan vektor sehingga dapat mengurangi kepadatan populasi yang akan terlaksana dengan baik jika dilakukan oleh setiap lapisan masyarakat pengendalian biologi melalui intervensi berupa ikan pemakan jentik seperti ikan kepala timah, ikan cetul, ikan cupang, dan lain lain, dengan pengendalian kimiawi melalui insektisida yang harus digunakan secara tepat sasaran, dosis, waktu dan cakupan yang mampu mengendalikan vektor seperti penyemprotan (fogging). Melalui peraturan perundangan untuk melindungi masyarakat dan risiko penularan yang mana mulai dari pemerintah, dunia usaha, masyarakat wajib untuk memelihara dan patuh terhadap peraturan yang berlaku (Anon., 2011) 2.8. Cara Kerja Ovitrap Alat yang digunakan dalam membuat ovitrap yakni kasa/kain yang berbahan kasar, wadah tabung/bejana berwarna hitam, alat tulis, dan senter. Sedangkan bahan yang diperlukan meliputi air bersih dan benang. Cara kerja pembuatan ovitrap dimulai dengan mengecat tabung pipa/bejana yang terbuat dari kaleng atau botol plastik dengan warna hitam. Lalu, mempersiapkan kasa/kain berbahan kasar berbentuk lingkaran sesuai diameter sebagai tempat menyimpan nyamuk dengan karet disekelilingnya sebagai pengapung, dilanjutkan dengan mengisi tabung/bejana dengan air hingga memenuhi 1/3 bagian dari tabung/bejana. Kemudian, mengapungkan kasa/kain berbahan kasar beserta pengapungnya di atas air dalam ovitrap tersebut. Terakhir, letakkan ovitrap di tempat yang biasa menjadi perindukan nyamuk. Setelah lebih dari satu minggu, lakukan perhitungan dan identifikasi banyaknya jentik yang berhasil terperangkap dalam ovitrap. selanjutnya, jika ditemukan telur nyamuk maka selanjutnya telur tersebut akan ditetaskan untuk menentukan spesies nyamuk. (Ramadhani, et al., 2012)
Available at: http://repository.usu.ac.id/bitstream/handle/123456789/33719/Chapter%20II .pdf;jsessionid=1665EE1AFAE5CD3DDF0CC020792B578E?sequence=4 %20dbd [Diakses 9 september 2017]. Ramadhani, T. et al., 2012. APLIKASI (LETHAL OVITRAP) DALAM UPAYA PENGENDALIAN VEKTOR DEMAM BERDARAH DENGUE DI DAERAH ENDEMIS DBD. [Online] Available at: http://repository.litbang.kemkes.go.id/866/2/206%20LIT%20- %20APLIKASI%20(LETHAL%20OVITRAP)%20DALAM%20UPAYA% 20PENGENDALIA_ocr%20cs.pdf [Diakses 9 September 2017].