Anda di halaman 1dari 4

SP004- 029

Sari et al., Studi Perilaku Monyet Ekor Panjang (Macaca fascicularis)

Studi Perilaku Monyet Ekor Panjang (Macaca fascicularis)


di Taman Wisata Alam Grojogan Sewu Tawangmangu Karanganyar

Behavior Study Long-tailed monkeys (Macaca fascicularis) in


the Natural Park Grojogan Sewu Tawangmangu Karanganyar

Dewi Puspita Sari, Suwarno, Alanindra Saputra, Marjono


Prodi Pendidikan Biologi FKIP Universitas Sebelas Maret Surakarta
Jl. Ir. Sutami No. 36 A, Surakarta, Indonesia
dewibioedu@gmail.com

Abstract: Long-tailed monkeys (Macaca fascicularis) are social primate animals that interact each other. Social
interaction done by long-tailed monkeys give rise to different activities of individuals in the population. The
purpose of this research was to study long-tailed monkeys behavior in Grojogan Sewu, Tawangmangu,
Karanganyar. This research was conducted in Tuesday, November 24th 2014 in Grojogan Sewu,
Tawangmangu, Karanganyar. Observational method that used in this research is focal sampling.
Determination of sampling points was conducted by purposive sampling so that resulted 8 sampling points
(8 individuals of long-tailed monkeys was observed). Observation was done by observing each long-tailed
monkeys daily activity until 3 hours with 5 minutes intervals. Result of this research shows that the average
percentage of daily activities of the observed long-tailed monkeys are: 2.27% sleeping; 20.76% inactive;
16.78% grooming; 1.99% mating; 32.85% moving; 13.37% eating; 4.97% take caring; 5.26% playing;
0.71% secreting; 0.42% making a voice; and 0.56% agonistic.

Keywords: long-tailed monkey, Macaca fascicularis, behavior, focal sampling

1. PENDAHULUAN merupakan salah satu kawasan konservasi yang di-


manfaatkan untuk kepentingan wisata alam. TWA
Setiap makhluk hidup akan melakukan interaksi Grojogan Sewu terletak pada ketinggian 950 meter
dengan lingkungannya sejak pertama kali dilahirkan. diatas permukaan laut. Berdasarkan ketinggian ter-
Untuk tetap eksis setiap makhluk hidup harus mam- sebut, TWA Grojogan Sewu masuk dalam tipe eko-
pu melakukan adaptasi, baik pada tingkatan populasi sistem hutan pegunungan rendah. Komposisi hutan
maupun komunitas pada suatu biosfer. Kajian pe- penyusun taman wisata ini 90% adalah hutan pinus
rilaku hewan pada dasarnya mempelajari bagaimana (Pinus merkusii) dan 10% adalah hutan alam dengan
hewan-hewan berperilaku di lingkungannya dan jenis tumbuhan antara lain Bendo (Artocarpus elas-
setelah para ahli melakukan interpretasi, diketahui tica), Suren (Toona surent), Puspa (Schima wa-
bahwa perilaku merupakan hasil dari suatu penyebab lichii), Bulu Karet (Ficus elastica), Beringin (Ficus
atau suatu “proximate cause” (Fachrul, 2007). benjamina), dan Kayu Manis (Cinamomum burma-
Perilaku merupakan kebiasaan-kebiasaan satwa nii).
liar dalam aktifitas hariannya seperti sifat kelompok, Salah satu fauna yang menjadi daya tarik
waktu aktif, wilayah pergerakan, cara mencari ma- wisata dari TWA Grojogan Sewu adalah monyet
kan, cara membuat sarang, hubungan sosial, tingkah ekor pan-jang (Macaca fascicularis). Monyet ekor
laku bersuara, interaksi dengan spesies lainnya, cara panjang disebut juga long-tailed macaque, crab
kawin dan melahirkan anak. Suhara (2010) menyata- eating mon-key, dan cinomoligus monkey. Macaca
kan bahwa perilaku merupakan tindakan atau aksi facicularis merupakan salah satu satwa primata yang
yang mengubah hubungan antara organisme dan ling meng-gunakan kaki depan dan belakang dalam
kungannya. Perilaku dapat terjadi sebagai akibat berbagai variasi untuk berjalan dan berlari (quandra-
suatu stimulus dari luar. pedalisme), memiliki ekor yang lebih panjang dari
Taman Wisata Alam (TWA) Grojogan Sewu panjang kepala dan badan. Monyet ekor panjang
merupakan salah satu kawasan wisata alam yang ter- juga memiliki bantalan duduk (ischial sallocity)
dapat di Kabupaten Karanganyar. Siswantoro et al. yang melekat pada tulang duduk (ischial) dan me-
(2012) menyatakan bahwa TWA Grojogan Sewu miliki kantung makanan di pipi (Sinaga, 2010).

184 Pendidikan Biologi, Pendidikan Geografi, Pendidikan Sains, PKLH – FKIP UNS
Sari et al., Studi Perilaku Monyet Ekor Panjang (Macaca fascicularis)

Monyet ekor panjang menurut Suwarno (2014) Pengamatan dilakukan di 8 titik pengamatan
merupakan primata non human yang memiliki ke- yang ditentukan secara purposive sampling yaitu di
berhasilan adaptasi yang tinggi sehingga tersebar di tempat dimana terdapat populasi monyet ekor
berbagai tipe habitat. Monyet ekor panjang merupa- panjang sehingga terdapat 8 individu monyet yang
kan jenis primata yang hidup secara berkelompok diamati. Pengamatan pada setiap individu dilakukan
sehingga tidak terlepas dari interaksi sosial dengan dengan mengamati dan mencatat setiap aktifitas
individu lain dalam kelompoknya. Interaksi sosial monyet ekor panjang selama 3 jam dengan interval
yang dilakukan monyet ekor panjang menimbulkan waktu 5 menit.
munculnya berbagai aktifitas yang berbeda antar-
individu dalam suatu populasi. Lee, et al. (2012) 3. HASIL DAN PEMBAHASAN
me-nyatakan bahwa aktifitas sosial yang terjadi pada
populasi monyet ekor panjang diantaranya social 3.1. Hasil Penelitian
afiliation, social agonism, dan non-social activities
yang termasuk diantaranya adalah bergerak, makan,
Hasil pengamatan perilaku monyet ekor panjang
dan inaktif. Lebih lanjut Hepworth & Hamilton
(Macaca fascicularis) di TWA Grojogan Sewu me-
(2001) menyatakan bahwa aktivitas yang terjadi da- nunjukkan aktifitas yang teramati diantaranya berge-
pat menunjukkan penggunaan habitat dan persebaran
rak (berpindah tempat), grooming, bermain, inaktif,
niche oleh masing-masing individu dalam populasi.
makan, agonistik (berkelahi), tidur, kawin, dan ber-
Perilaku harian monyet ekor panjang yang terbi- suara. Hasil pengamatan aktifitas monyet ekor pan-
asa hidup berkelompok dengan aktifitas-aktifitas jang disajikan pada Tabel 1.
yang spesifik mempengaruhi luas jelajah yaitu luas
pergerakan untuk mendapatkan makanan. Oleh kare- Tabel 1. Hasil Pengamatan Perilaku Monyet Ekor Panjang
na itu, aktifitas monyet ekor panjang di suatu habitat (Macaca Fascicularis) di TWA Grojogan Sewu
sangat menarik untuk dipelajari sebagai salah satu
usaha untuk melestarikan populasinya pada habitat Total aktifitas pada monyet ke- (kali)
alaminya. Aktifitas
1 2 3 4 5 6 7 8
Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari Tidur 2 2 1 1 0 9 0 1
peri-laku monyet ekor panjang (Macaca Inaktif 13 4 25 13 6 53 25 7
fascicularis) di TWA Grojogan Sewu, Grooming 23 1 26 6 16 24 15 7
Tawangmangu, Kabupaten Karanganyar. Kawin 0 1 0 0 0 5 0 8
Bergerak 32 14 41 24 24 49 37 10
Makan 6 5 12 12 15 16 25 3
2. METODE Mengasuh
8 0 0 0 5 0 22 0
anak
Penelitian ini dilaksanakan pada hari Selasa, 24 Bermain 0 7 4 4 4 15 0 3
November 2014 di kawasan TWA Grojogan Sewu Ekskresi 0 0 1 1 0 1 0 2
Bersuara 0 1 0 0 2 0 0 0
Tawangmangu Kabupaten Karanganyar. Objek pe- Agonistik 0 0 2 2 0 0 0 0
nelitian ini adalah populasi monyet ekor panjang
(Macaca fascicularis) yang terdapat di TWA Grojo- Jika diambil rata-rata aktifitas teramati pada 8 in-
gan Sewu. Alat yang digunakan pada penelitian ini dividu monyet ekor panjang yang diamati, maka ha-
yaitu kamera, arloji, alat tulis, dan tally sheet penga- sil perhitungan persentase aktifitasnya dapat disaji-
matan. kan pada Tabel 2.
Metode yang digunakan pada pengamatan peri-
laku monyet ekor panjang pada penelitian ini adalah Tabel 2. Persentase Perilaku Monyet Ekor Panjang
metode focal sampling. Metode focal sampling yaitu
metode pencatatan perilaku monyet ekor panjang de- Rata-rata total
ngan mengamati satu individu yang menjadi fokus Aktifitas Persentase (%)
aktifitas (kali)
pengamatan dalam interval waktu tertentu (Altman, Tidur 2 2.27
1974). Focal sampling dilakukan untuk mengumpul- Inaktif 18.25 20.76
kan data rinci yang menggambarkan perilaku yang Grooming 14.75 16.78
Kawin 1.75 1.990
mungkin diabaikan oleh metode yang tidak memer-
Bergerak 28.87 32.85
lukan pengamat untuk mengikuti individu dalam se- Makan 11.75 13.37
gala situasi. Metode ini lebih berguna untuk mende- Mengasuh anak 4.37 4.978
teksi perbedaan perilaku antara individu dalam ke-
Bermain 4.63 5.263
lompok sosial atau untuk menggambarkan pola inte- Ekskresi 0.62 0.711
raksi sosial yang terjadi. Bersuara 0.37 0.426
Agonistik 0.50 0.568

Seminar Nasional Konservasi dan Pemanfaatan Sumber Daya Alam 2015 185
Sari et al., Studi Perilaku Monyet Ekor Panjang (Macaca fascicularis)

60
Jumlah Total Aktifitas (kali)

50

40

30

20

10

0
Tidur Inaktif Grooming Kawin Bergerak Makan Mengasuh Bermain Ekskresi Bersuara Agonistik
anak
Aktifitas
1 2 3 4 5 6 7 8

Gambar 1. Perbandingan Jumlah Perilaku Teramati pada 8 Individu Monyet Ekor Panjang

35
30
25
Jumlah

20
15
10
5
0
Tidur Inaktif Grooming Kawin Bergerak Makan Mengasuh Bermain Ekskresi Bersuara Agonistik
anak
Aktifitas
Rata-rata Total Aktifitas (kali) Persentase

Gambar 2. Perbandingan Rata-Rata Persentase Aktifitas Monyet Ekor Panjang

cara bergerak maka monyet ekor panjang merupakan


3.2. Pembahasan salah satu satwa primata yang menggunakan kaki
depan dan belakang dalam berbagai variasi untuk
Hasil penelitian pada Tabel 1 menunjukkan bah-wa berjalan dan berlari (quandrapedalisme).
aktifitas monyet ekor panjang (Macaca fascicu- Aktifitas inaktif merupakan aktifitas monyet
laris) yang teramati yaitu tidur, inaktif, grooming, ekor panjang ketika istirahat dan secara umum
kawin, bergerak, makan, mengasuh anak, bermain, adalah ak-tifitas yang paling sering dilakukan oleh
ekskresi, bersuara, dan agonistik (berkelahi). Berda- monyet ekor panjang. Sinaga (2010) menyatakan
sarkan perhitungan rata-rata persentase aktifitas bahwa ak-tifitas ini sering dilakukan di tajuk-tajuk
yang dilakukan oleh 8 individu monyet ekor panjang pohon kare-na tajuk pohon yang rindang merupakan
yang diamati, diketahui bahwa secara umum aktifi- tempat yang disukai monyet ekor panjang. Aktifitas
tas yang mendominasi yaitu bergerak (32.85%), inaktif menurut Lee (2012) merupakan aktifitas non-
inaktif (20.76%), grooming (16.78%), dan makan sosial yang terjadi dalam suatu populasi berupa
(13.37%). aktifitas duduk, berdiri, berbaring, dan menatap
Bergerak merupakan aktifitas yang paling sekeliling. Widarteti et al. (2009) menyatakan bahwa
sering dilakukan oleh individu dalam populasi aktifitas istirahat merupakan aktifitas yang penting
monyet yang diamati. Aktifitas bergerak menurut dilakukan oleh individu setelah melakukan aktifitas
Lee (2012) merupakan kegiatan berjalan, memanjat, makan.
melompat, dan berpindah tempat. Jika dilihat dari

186 Pendidikan Biologi, Pendidikan Geografi, Pendidikan Sains, PKLH – FKIP UNS
Sari et al., Studi Perilaku Monyet Ekor Panjang (Macaca fascicularis)

Grooming menurut Kamilah et al. (2013) Karmilah, S.N., Deni, S., & Jarulis. (2013). Perilaku
meru-pakan salah satu perilaku sosial dalam bentuk Grooming Macaca fascicularis Raffles, 1821.
sen-tuhan yang umum dilakukan dalam kelompok di Taman Hutan Raya Rajolelo Bengkulu. Kon-
pri-mata. Perilaku ini dilakukan dengan tujuan untuk servasi Hayati, 09(2), 1-6.
merawat dan mencari kutu di semua rambutnya. Ada Lee, G.H. (2012). Comparing the Relative Benefits
dua macam cara grooming yaitu allogrooming of Grooming-contact and Full-contact Pairing
(grooming yang dilakukan secara berpasangan atau for Laboratory-housed Adult Female Macaca
dilakukan dengan individu lain), dan autogrooming fasci-cularis. Applied Animal Behaviour
(grooming yang dilakukan sendiri atau tidak ber- Science, 137: 157-165.
pasangan). Allogrooming yang dilakukan secara Sinaga, S.M., Utomo, P., Hadi, S., & Archaitra, N.A.
berpasangan diasumsikan sebagai perilaku koope- (2010). Pemanfaatan Habitat oleh Monyet Ekor
ratif bergabung yang akan menghasilkan keuntungan Panjang (Macaca fascicularis) di Kampus IPB
bagi kedua pihak. Allogrooming juga merupakan Darmaga. Bogor: Fakultas Kehutanan Institut
satu cara untuk mempererat hubungan antar indivi- Pertanian Bogor.
du. Siswantoro, H., Sutrisno, A., & Dwi, P.S. (2012).
Aktifitas makan merupakan rutinitas harian Strate-gi Optimasi Wisata Massal di Kawasan
mo-nyet ekor panjang. Aktifitas makan terdiri dari Konser-vasi Taman Wisata Alam Grojogan
akti-fitas mengambil makanan, memasukkan Sewu. Jurnal Ilmu Lingkungan, 10(2), 100-116.
makanan ke dalam mulut, menyimpan dalam Suhara. (2010). Modul Pembelajaran Ilmu Kelakuan
kantung pipi, dan mengunyah serta menelan Hewan (Animal Behaviour). Bandung: Jurusan
makanan. Pendidikan Biologi FPMIPA UPI.
Suwarno. (2014). Studi Perilaku Harian Monyet
4. KESIMPULAN Ekor Panjang (Macaca fascicularis) di Pulau
Tinjil. Prosiding Seminar Nasional XI Biologi,
Hasil penelitian menunjukkan bahwa aktifitas Sains, Lingkungan, dan Pembelajarannya.
monyet ekor panjang (Macaca fascicularis) yang Surakarta: Program Studi Pendidikan Biologi
teramati yaitu tidur, inaktif, grooming, kawin, FKIP UNS.
bergerak, makan, mengasuh anak, bermain, ekskresi, Widarteti. (2009). Perilaku Harian Lutung (Tra-
bersuara, dan agonistik (berkelahi). Rata-rata persen- chypithecus cristatus) di Penangkaran Pusat
tase aktifitas monyet ekor panjang yang teramati ya- Penyelamatan Satwa Gadog Ciawi-Bogor. Zoo
itu tidur (2.27%) , inaktif (20.76%), grooming Indonesia, 18(1), 33-40.
(16.78%), kawin (1.99%), bergerak (32.85%),
makan (13.37%), mengasuh anak (4.97%), bermain
(5.26%), ekskresi (0.71%), bersuara (0.42%), dan
agonistik (0.56%).

5. UCAPAN TERIMA KASIH


Ucapan terimakasih disampaikan pada mahasiswa
program studi Pendidikan Biologi FKIP UNS angka-
tan 2011 dan asisten Ekologi Hewan yang telah
membantu dalam pengambilan data lapangan dan
analisis data.

6. DAFTAR PUSTAKA
Altman, J. (1974). Observational Study of Behavior:
Sampling Methods. Chicago: Allice Laboratory
of Animal Behaviour University of Chicago.
Fachrul, M.F. (2007). Metode Sampling Bioekologi.
Jakarta: Bumi Aksara.
Hepworth, G., Hamilton, A.J. (2001). Social Groom-
ing in Assamese Macaque (Macaca assamen-
sis). Am. J. Primatol, 50, 77-85.

Seminar Nasional Konservasi dan Pemanfaatan Sumber Daya Alam 2015 187

Anda mungkin juga menyukai