Abstract: Long-tailed monkeys (Macaca fascicularis) are social primate animals that interact each other. Social
interaction done by long-tailed monkeys give rise to different activities of individuals in the population. The
purpose of this research was to study long-tailed monkeys behavior in Grojogan Sewu, Tawangmangu,
Karanganyar. This research was conducted in Tuesday, November 24th 2014 in Grojogan Sewu,
Tawangmangu, Karanganyar. Observational method that used in this research is focal sampling.
Determination of sampling points was conducted by purposive sampling so that resulted 8 sampling points
(8 individuals of long-tailed monkeys was observed). Observation was done by observing each long-tailed
monkeys daily activity until 3 hours with 5 minutes intervals. Result of this research shows that the average
percentage of daily activities of the observed long-tailed monkeys are: 2.27% sleeping; 20.76% inactive;
16.78% grooming; 1.99% mating; 32.85% moving; 13.37% eating; 4.97% take caring; 5.26% playing;
0.71% secreting; 0.42% making a voice; and 0.56% agonistic.
184 Pendidikan Biologi, Pendidikan Geografi, Pendidikan Sains, PKLH – FKIP UNS
Sari et al., Studi Perilaku Monyet Ekor Panjang (Macaca fascicularis)
Monyet ekor panjang menurut Suwarno (2014) Pengamatan dilakukan di 8 titik pengamatan
merupakan primata non human yang memiliki ke- yang ditentukan secara purposive sampling yaitu di
berhasilan adaptasi yang tinggi sehingga tersebar di tempat dimana terdapat populasi monyet ekor
berbagai tipe habitat. Monyet ekor panjang merupa- panjang sehingga terdapat 8 individu monyet yang
kan jenis primata yang hidup secara berkelompok diamati. Pengamatan pada setiap individu dilakukan
sehingga tidak terlepas dari interaksi sosial dengan dengan mengamati dan mencatat setiap aktifitas
individu lain dalam kelompoknya. Interaksi sosial monyet ekor panjang selama 3 jam dengan interval
yang dilakukan monyet ekor panjang menimbulkan waktu 5 menit.
munculnya berbagai aktifitas yang berbeda antar-
individu dalam suatu populasi. Lee, et al. (2012) 3. HASIL DAN PEMBAHASAN
me-nyatakan bahwa aktifitas sosial yang terjadi pada
populasi monyet ekor panjang diantaranya social 3.1. Hasil Penelitian
afiliation, social agonism, dan non-social activities
yang termasuk diantaranya adalah bergerak, makan,
Hasil pengamatan perilaku monyet ekor panjang
dan inaktif. Lebih lanjut Hepworth & Hamilton
(Macaca fascicularis) di TWA Grojogan Sewu me-
(2001) menyatakan bahwa aktivitas yang terjadi da- nunjukkan aktifitas yang teramati diantaranya berge-
pat menunjukkan penggunaan habitat dan persebaran
rak (berpindah tempat), grooming, bermain, inaktif,
niche oleh masing-masing individu dalam populasi.
makan, agonistik (berkelahi), tidur, kawin, dan ber-
Perilaku harian monyet ekor panjang yang terbi- suara. Hasil pengamatan aktifitas monyet ekor pan-
asa hidup berkelompok dengan aktifitas-aktifitas jang disajikan pada Tabel 1.
yang spesifik mempengaruhi luas jelajah yaitu luas
pergerakan untuk mendapatkan makanan. Oleh kare- Tabel 1. Hasil Pengamatan Perilaku Monyet Ekor Panjang
na itu, aktifitas monyet ekor panjang di suatu habitat (Macaca Fascicularis) di TWA Grojogan Sewu
sangat menarik untuk dipelajari sebagai salah satu
usaha untuk melestarikan populasinya pada habitat Total aktifitas pada monyet ke- (kali)
alaminya. Aktifitas
1 2 3 4 5 6 7 8
Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari Tidur 2 2 1 1 0 9 0 1
peri-laku monyet ekor panjang (Macaca Inaktif 13 4 25 13 6 53 25 7
fascicularis) di TWA Grojogan Sewu, Grooming 23 1 26 6 16 24 15 7
Tawangmangu, Kabupaten Karanganyar. Kawin 0 1 0 0 0 5 0 8
Bergerak 32 14 41 24 24 49 37 10
Makan 6 5 12 12 15 16 25 3
2. METODE Mengasuh
8 0 0 0 5 0 22 0
anak
Penelitian ini dilaksanakan pada hari Selasa, 24 Bermain 0 7 4 4 4 15 0 3
November 2014 di kawasan TWA Grojogan Sewu Ekskresi 0 0 1 1 0 1 0 2
Bersuara 0 1 0 0 2 0 0 0
Tawangmangu Kabupaten Karanganyar. Objek pe- Agonistik 0 0 2 2 0 0 0 0
nelitian ini adalah populasi monyet ekor panjang
(Macaca fascicularis) yang terdapat di TWA Grojo- Jika diambil rata-rata aktifitas teramati pada 8 in-
gan Sewu. Alat yang digunakan pada penelitian ini dividu monyet ekor panjang yang diamati, maka ha-
yaitu kamera, arloji, alat tulis, dan tally sheet penga- sil perhitungan persentase aktifitasnya dapat disaji-
matan. kan pada Tabel 2.
Metode yang digunakan pada pengamatan peri-
laku monyet ekor panjang pada penelitian ini adalah Tabel 2. Persentase Perilaku Monyet Ekor Panjang
metode focal sampling. Metode focal sampling yaitu
metode pencatatan perilaku monyet ekor panjang de- Rata-rata total
ngan mengamati satu individu yang menjadi fokus Aktifitas Persentase (%)
aktifitas (kali)
pengamatan dalam interval waktu tertentu (Altman, Tidur 2 2.27
1974). Focal sampling dilakukan untuk mengumpul- Inaktif 18.25 20.76
kan data rinci yang menggambarkan perilaku yang Grooming 14.75 16.78
Kawin 1.75 1.990
mungkin diabaikan oleh metode yang tidak memer-
Bergerak 28.87 32.85
lukan pengamat untuk mengikuti individu dalam se- Makan 11.75 13.37
gala situasi. Metode ini lebih berguna untuk mende- Mengasuh anak 4.37 4.978
teksi perbedaan perilaku antara individu dalam ke-
Bermain 4.63 5.263
lompok sosial atau untuk menggambarkan pola inte- Ekskresi 0.62 0.711
raksi sosial yang terjadi. Bersuara 0.37 0.426
Agonistik 0.50 0.568
Seminar Nasional Konservasi dan Pemanfaatan Sumber Daya Alam 2015 185
Sari et al., Studi Perilaku Monyet Ekor Panjang (Macaca fascicularis)
60
Jumlah Total Aktifitas (kali)
50
40
30
20
10
0
Tidur Inaktif Grooming Kawin Bergerak Makan Mengasuh Bermain Ekskresi Bersuara Agonistik
anak
Aktifitas
1 2 3 4 5 6 7 8
Gambar 1. Perbandingan Jumlah Perilaku Teramati pada 8 Individu Monyet Ekor Panjang
35
30
25
Jumlah
20
15
10
5
0
Tidur Inaktif Grooming Kawin Bergerak Makan Mengasuh Bermain Ekskresi Bersuara Agonistik
anak
Aktifitas
Rata-rata Total Aktifitas (kali) Persentase
186 Pendidikan Biologi, Pendidikan Geografi, Pendidikan Sains, PKLH – FKIP UNS
Sari et al., Studi Perilaku Monyet Ekor Panjang (Macaca fascicularis)
Grooming menurut Kamilah et al. (2013) Karmilah, S.N., Deni, S., & Jarulis. (2013). Perilaku
meru-pakan salah satu perilaku sosial dalam bentuk Grooming Macaca fascicularis Raffles, 1821.
sen-tuhan yang umum dilakukan dalam kelompok di Taman Hutan Raya Rajolelo Bengkulu. Kon-
pri-mata. Perilaku ini dilakukan dengan tujuan untuk servasi Hayati, 09(2), 1-6.
merawat dan mencari kutu di semua rambutnya. Ada Lee, G.H. (2012). Comparing the Relative Benefits
dua macam cara grooming yaitu allogrooming of Grooming-contact and Full-contact Pairing
(grooming yang dilakukan secara berpasangan atau for Laboratory-housed Adult Female Macaca
dilakukan dengan individu lain), dan autogrooming fasci-cularis. Applied Animal Behaviour
(grooming yang dilakukan sendiri atau tidak ber- Science, 137: 157-165.
pasangan). Allogrooming yang dilakukan secara Sinaga, S.M., Utomo, P., Hadi, S., & Archaitra, N.A.
berpasangan diasumsikan sebagai perilaku koope- (2010). Pemanfaatan Habitat oleh Monyet Ekor
ratif bergabung yang akan menghasilkan keuntungan Panjang (Macaca fascicularis) di Kampus IPB
bagi kedua pihak. Allogrooming juga merupakan Darmaga. Bogor: Fakultas Kehutanan Institut
satu cara untuk mempererat hubungan antar indivi- Pertanian Bogor.
du. Siswantoro, H., Sutrisno, A., & Dwi, P.S. (2012).
Aktifitas makan merupakan rutinitas harian Strate-gi Optimasi Wisata Massal di Kawasan
mo-nyet ekor panjang. Aktifitas makan terdiri dari Konser-vasi Taman Wisata Alam Grojogan
akti-fitas mengambil makanan, memasukkan Sewu. Jurnal Ilmu Lingkungan, 10(2), 100-116.
makanan ke dalam mulut, menyimpan dalam Suhara. (2010). Modul Pembelajaran Ilmu Kelakuan
kantung pipi, dan mengunyah serta menelan Hewan (Animal Behaviour). Bandung: Jurusan
makanan. Pendidikan Biologi FPMIPA UPI.
Suwarno. (2014). Studi Perilaku Harian Monyet
4. KESIMPULAN Ekor Panjang (Macaca fascicularis) di Pulau
Tinjil. Prosiding Seminar Nasional XI Biologi,
Hasil penelitian menunjukkan bahwa aktifitas Sains, Lingkungan, dan Pembelajarannya.
monyet ekor panjang (Macaca fascicularis) yang Surakarta: Program Studi Pendidikan Biologi
teramati yaitu tidur, inaktif, grooming, kawin, FKIP UNS.
bergerak, makan, mengasuh anak, bermain, ekskresi, Widarteti. (2009). Perilaku Harian Lutung (Tra-
bersuara, dan agonistik (berkelahi). Rata-rata persen- chypithecus cristatus) di Penangkaran Pusat
tase aktifitas monyet ekor panjang yang teramati ya- Penyelamatan Satwa Gadog Ciawi-Bogor. Zoo
itu tidur (2.27%) , inaktif (20.76%), grooming Indonesia, 18(1), 33-40.
(16.78%), kawin (1.99%), bergerak (32.85%),
makan (13.37%), mengasuh anak (4.97%), bermain
(5.26%), ekskresi (0.71%), bersuara (0.42%), dan
agonistik (0.56%).
6. DAFTAR PUSTAKA
Altman, J. (1974). Observational Study of Behavior:
Sampling Methods. Chicago: Allice Laboratory
of Animal Behaviour University of Chicago.
Fachrul, M.F. (2007). Metode Sampling Bioekologi.
Jakarta: Bumi Aksara.
Hepworth, G., Hamilton, A.J. (2001). Social Groom-
ing in Assamese Macaque (Macaca assamen-
sis). Am. J. Primatol, 50, 77-85.
Seminar Nasional Konservasi dan Pemanfaatan Sumber Daya Alam 2015 187